Chi Yong yang sedang menyelinap di gibang kepergok oleh Park Kyu dan Ae Hyang. Ae Hyang yang panik kemudian berlari memanggil para penjaga. Namun tidak dengan Park Kyu, dia dengan tenang menatap curiga dengan apa yang dipegang oleh pria itu. Selain itu ternyata benar dugaan Park Kyu tentang Chi Yong mengenai identitasnya yang menyamar sebagai seorang inspektur kerajaan.
Park Kyu: “Aku kira kau seorang inspektur kerajaan, tapi ternyata kau tak lebih dari seorang pencuri!”
Mendengar kata-kata Park Kyu, tanpa basa-basi sang orrabun langsung mencabut pedangnya dan menyerang Park Kyu. Pertarungan sengit pun tak terelakkan. Namun karena takut menarik perhatian orang-orang yang ada di sana, Chi Yong mencoba kabur. Sayangnya, Park Kyu tidak semudah itu melepaskan Chi Yong dan terus memburunya. Secara tidak sengaja. Chi Yong menjatuhkan sebuah papan logo (seperti stempel tanda gitu deh). Melihat benda yang dijatuhkan oleh pria tersebut, Park Kyu berupaya untuk mencegah Chi Yong merebutnya kembali. Mereka pun kembali bertarung (Chi Yong pakai pedang, Park Kyu pakai pedang kecil yang dia bawa di lengan bajunya). Park Kyu akhirnya berhasil melukai Chi Yong.
Sementara itu, Yi Bang beserta anak buahnya telah datang di gibang (dipanggil Ae Hyang). Chi Yong pun bergegas kabur meninggalkan Park Kyu. Kemudian Park Kyu mengambil benda curian Chi Yong yang terjatuh tadi dan sambil menenangkan diri dan menemui Yi Bang.
Park Kyu: “Anda rajin sekali, Yi Bang. Anda bahkan mendatangi gibang di sore hari ini.”
Ae Hyang langsung menghampiri Yi Bang saat tahu mereka sudah datang dan melaporkan tentang pencurian yang terjadi.
Ae Hyang: “Tuan, seorang pencuri baru saja memasuki tempat kami.”
Mendengar keluhan sang gisaeng, Yi Bang lalu memerintahkan anak buahnya untuk mencari si pencuri. Ae Hyang juga melaporkan kalau tidak hanya pencuri yang berbuat seperti itu, tetapi juga seorang pelaut juga kabur tanpa membayar kepada si gisaeng (makanya jangan gampang percaya mbak). Seperti biasa, Yi Bang juga mencurigai Park Kyu yang juga sedang berada di gibang.
Yi Bang: “Menjauhlah, aku sedang dalam tugas resmi. Seorang yandari adalah pelanggar hukum dan apakah hukum nasional memungkinkan seorang pendosa bisa mengunjungi rumah gisaeng?”
Park Kyu: “Tidak ada hukum yang seperti itu yang memperbolehkan seorang pendosa untuk pergi ke gibang, tetapi tidak ada hukum yang juga melawannya.”
Perdebatan mereka akhirnya berhenti setelah anak buah Yi Bang melaporkan kalau mereka tidak menemukan apa pun di gibang tersebut. Mendengar hal itu, Park Kyu pun beranjak pergi tapi Yi Bang menghentikannya. Pria itu tetap curiga dengan keberadaan Park Kyu dan kembali menginterogasinya.
Yi Bang: “Berhenti. Apa yang membuat sarjana sepertimu mampir ke ruangan?”
Park Kyu: “Ada begitu banyak ruangan di gibang. Apakah ada masalah dimana ruangan tempat saya minum?”
Lalu Park Kyu pun meninggalkan Yi Bang dan juga Ae Hyang yang kecewa dengan sikap Park Kyu yang telah berjanji padanya untuk menangkap buronan. Mendengar perkataan si gisaeng, membuat Yi Bang tambah mencurigai Park Kyu (awalnya aku benci sama niy ahjusshi, tapi seiring cerita jadi suka, hehehe).
Di sebuah rumah terlihat Chi Yong yang kesakitan sedang mengobati lukanya (wuih, lukanya lumayan tuh), sedangkan Park Kyu tengah menyelidiki papan yang hampir dicuri oleh Chi Yong dengan melapisi papan tersebut dengan tinta dan kemudian mempresnya ke sebuah kertas untuk mengetahui gambar lambang dari papan tersebut yang ternyata… (kita liat nanti, hohoho).
Sementara itu di Hanyang tepatnya di tempat perdagangan milik Seo Rin, terlihat seorang pedagang Cina sedang marah-marah kepada pegawainya dan meminta kembali uangnya.
Pedagang Ching: “Kembalikan uang kami! Berani sekali kau menipu kami? Aku tidak akan memaafkanmu!”
Seo Rin lalu menghampiri salah satu pegawainya untuk menanyakan apa yang terjadi.
Seo Rin: “Ini sudah larut malam, ada apa?
Pegawai: “Pedagang dari Ching mengaku kalau perusahaan kita telah menjual barang-barang yang salah kepada mereka dan meminta untuk menarik kembali dan uang kompensasi.”
Pedagang Cina tersebut juga komplain dengan perusahaan Seo Rin yang dinilainya telah menjual barang berkualitas rendah kepada mereka. Seo Rin lalu mengecek barang-barang tersebut dan menyatakan kalau itu semua bukan barang milik mereka.
Seo Rin: “Ini bukan produk kami.”
Pedagang Ching: “Jadi sekarang kau mengatakan kalau ini bukan barang-barangmu???”
Kemudian Seo Rin menunjukkan sebuah papan lambang kepada mereka (sama dengan apa yang diselidiki Park Kyu) dan menjelaskan lambang tersebut.
Seo Rin: “Kau tahu apa ini? Apakah kau sebelumnya pernah melihatnya?”
Pedagang Ching: “A…apa itu?”
Seo Rin: “Ini lambang dari perusahaan dagang Seo Rin. Jika ini kali pertama kau melihatnya, maka kau telah ditipu oleh pedagang penipu yang telah berbohong dan mengklaim kalau barang-barang ini berasal dari perusahaan dagang Seo Rin.”
Setelah menjelaskan panjang lebar kepada para pedagang Ching, Seo Rin menyuruh pegawainya untuk mengganti kerugian dari barang-barang mereka. Namun salah satu pegawainya memprotes hal tersebut karena dia takut perusahaan Seo Rin akan mengalami kerugian. Namun rupanya Seo Rin mempunyai maksud tertentu dan menyikapi kecemasan pegawainya itu dengan tenang (licik, kekekeke).
Pegawai: “Daehang sunim (nyonya)! Bukan hanya itu semua bukan produk kita, tetapi juga mereka bukan pedagang yang bertransaksi dengan kita. Lalu bagaimana bisa…”
Seo Rin: “Sekali mereka membeli produk kita, mereka tidak akan bisa berbisnis dengan pedagang lainnya.”
Para pedagang Ching tentunya tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Seo Rin (makanya bawa kamus, wkwkwkwk). Lalu Seo Rin sekali lagi menunjukkan papan lambang dari perusahaan dagang miliknya kepada mereka.
Seo Rin: “Pastikan untuk mengingat lambang ini! Ini membuktikan jika produk berasal dari Seo Rin Sagdan (perusahaan dagang).”
Yup, sekarang akhirnya bisa diketahui kalau tanda tersebut merupakan lambang dari Seo Rin Sangdan dan lambang yang sama dengan lambang yang diselidiki oleh Park Kyu.
Chi Yong-orrabun tengah menunggang kuda menuju sebuah tempat dimana sang kaki tangan tetua menyambutnya. Namun tiba-tiba Chi Yong teringat dengan perkataan Seo Rin yang menyuruhnya untuk tidak mempercayai pria tersebut.
Seo Rin: “Kau tidak boleh mempercayainya! Pada akhirnya pria itu akan menguasai Jeju.”
Sambil mengingat peringatan dari Seo Rin, Chi Yong datang untuk menemui tetua desa (sudah tua bukannya tobat kek kakek…). Mereka lalu terlibat sebuah percakapan.
Tetua: “Bukankah sudah kubilang kalau kau datang ke sini dengan menyamar sebagai inspektur kerajaan? Akhirnya aku bisa bertemu denganmu.”
Chi Yong: “Sejak saya mengganggu para polisi, tolong jaga hal tersebut dengan baik sehingga sangdan kami tidak perlu telibat dengan urusan ini secara langsung. Saya takut Anda akan mengkhianati kami.”
Tetua: “Urusan Tamra ada di bawah kendaliku. Katakan pada gadis itu untuk secepatnya menyelesaikan pekerjaan yang dia janjikan.”
Mendengar Seo Rin dipanggil secara sembarangan, Chi Yong langsung menegur sang tetua untuk memanggilnya Nyonya Daehaengsu. Namun tetua menolak karena baginya panggilan itu hanya berlaku jika berada di Hanyang dan Seo Rin juga belum pernah menduduki Tamra. Chi Yong hanya diam dengan perkataan sang tetua tentang Seo Rin dan kemudian dia pun pamit untuk undur diri.
Chi Yong: “Saya percaya pada Anda dan sekarang saya pamit undur diri.”
Kepergian Chi Yong hanya disambut dengan tatapan kemarahan sang tetua.
Esoknya, Park Kyu yang sedang berdiri di pantai dihampiri oleh sang tetua yang juga melewati tempat itu.
Tetua: “Ketika aku masih muda, aku juga tinggal di pulau utama selama beberapa tahun tetapi tidak ada tempat seperti Tamra. Orang dari pulau utama berpikir kalau Tamra adalah sebuah tempat yang sulit untuk ditinggali dan tempat untuk para pengasingan. Itu karena mereka tidak tahu banyak tentang Tamra.” (nyindir si Park Kyu niy)
Kemudian sang tetua menunjuk ke arah para penyelam wanita yang sedang mencari tiram di laut Tamra.
Tetua: “Lihat di sana. Tiram-tiram yang diambil dari laut oleh para penyelam merupakan barang-barang berkualitas tinggi yang tidak bisa kau temukan di Chosun. Bagaimana dengan kuda-kuda dari Tamra? Aku dengar bahwa sangat sulit untuk membeli sebuah kuda meski kau menukarnya dengan 8 karung beras.”
Park Kyu yang mendengar penjelasan dari tetua merasa takjub dengannya karena ternyata orang tua itu tahu banyak mengenai pulau Tamra.
Park Kyu: “Anda cukup tahu banyak tentang Tamra.”
Lalu tetua kembali melanjutkan pembicaraannya mengenai pulau tersebut yang mana dia bilang kalau Tamra merupakan harga berharga dari Chosun (pastinya, situ kan mau nguasain). Setelah itu tetua pun pergi meninggalkan Park Kyu.
Di kantor polisi, Yi Bang dan pimpinannya sedang membahas penyelidikan tentang tewasnya salah satu tahanan di penjara yang sangat misterius.
Pimpinan Yi Bang: “Jadi bagaimana? Apakah kau sudah menemukan identifikasi dari orang yang tewas di penjara?”
Yi Bang: “Untuk menemukan jejaknya, saya telah memeriksa gibang dimana dia tinggal. Saya tiba di sana setelah seseorang telah terlebih dahulu mengambil petunjuk.”
Pimpinan Yi Bang: “Lalu, bukankah itu artinya mereka masih tinggal di sana?”
Yi Bang: “Saya telah mengatakan kalau sebuah kapal telah berangkat sebelum fajar esok hari dan para pencuri jinsangpoom (barang-barang pajak) menggunakan kapal tersebut.”
Pimpinan Yi Bang: “Apa???”
Yi Bang: “Inspektur kerajaan telah memerintahkan untuk melakukan penyerangan ke kapal.”
Yi Bang juga mengatakan kepada pimpinannya kalau mereka semua harus waspada dengan Park Kyu yang dicurigai olehnya terkait dengan apa yang mereka selidiki.
Yi Bang: “Kelihatanya ada seseorang yang harus kita amati.”
Pimpinan Yi Bang: “Dan siapa itu?”
Yi Bang: “Seorang yandari bernama Park Kyu.”
Pimpinan Yi Bang: “Park Kyu?”
Tidak lama kemudian Yi Bang beserta anak buahnya mendatangi rumah keluarga Jang. Rupanya dia datang untuk menahan Park Kyu. Tentu saja hal tersebut ditolak mentah-mentah olehnya.
Park Kyu: “Ada apa ini?”
Yi Bang: “Ku pikir kau lebih tahu daripada aku tentang alasannya. Kau ditahan.”
Park Kyu: “Ditahan?!”
Ibu Beo Jin yang bingung dengan apa yang terjadi lalu meminta penjelasan dari Yi Bang mengenai alasan penahanan Park Kyu.
Jang Myeo: “Maaf tuan, apa maksud Anda dengan hal itu?
Yi Bang pun menjelaskan bahwa Park Kyu telah mengganggu moral sosial dari Jeju dengan telah mendatangi gibang dan membuat keributan di tempat tersebut padahal dia masih dalam status pengasingan (wkwkwk, kasian Park Kyu). Beo Jin dan ibunya terkejut mendengarnya. Mereka tidak menyangka Park Kyu bisa berbuat seperti itu dan mereka pun memarahi Park Kyu (sudah jatuh ketiban tangga lagi, aw)
Beo Jin: “Gibang?”
Jang Myeo: “Gibang? Jadi, maksud Anda orang ini telah sering mengunjungi gibang? Bagaimana bisa kau tidak melakukan sebagai mana yang aku minta? Apa yang telah kau lakukan? Alasanmu tidak bekerja dan keluyuran setiap hari adalah untuk bersenang-senang dengan gisaeng?”
Ibu Beo Jin terus saja mengomel tanpa memberi kesempatan Park Kyu untuk membela diri. Sementara itu Yi Bang akhirnya memutuskan untuk menghukum Park Kyu dengan menjadi tahanan rumah.
Yi Bang: “Pendosa! Mulai sekarang kau tidak diperbolehkan untuk pergi dari rumah ini barang selangkah pun. Bila kau meninggalkan rumah tanpa izin dari kantor pemerintah, kalian semua akan dihukum seperti dirinya. Mengerti?!”
Setelah selesai memberikan vonis pada Park Kyu, Yi Bang beserta anak buahnya lalu pergi. Mendengar keputusan sang Yi Bang tentu saja Beo Jin dan ibunya menjadi kesal terhadap Park Kyu dan yang bersangkutan tidak bisa berbuat apa-apa.
Di tempat persembunyian, Phi Lip kembali mengingatkan Yan untuk tidak datang terlambat ke pelabuhan saat fajar. William yang bingung kemudian bertanya kepada Yan. Rupanya dia tidak tahu dengan rencana Yan yang berniat pergi dari Tamra.
William: “Sampai saat fajar? Kenapa ke pelabuhan?”
Yan: “Kita akan pergi besok.”
William: “Besok? Pergi besok?”
Yan: “Kita akan pergi pagi-pagi sekali, lebih baik kau memberesi barang-barangmu dan pergi tidur lebih cepat.”
Namun William hanya mengambil topeng di atas meja. Mengetahui apa yang dipikirkan oleh William, Yan langsung menghampirinya dan melarang William pergi (pastinya dia mau ketemu Beo Jin).
Yan: “Apa yang kau lakukan, William?”
William: “Kita harus pergi dengan Beo Jin!”
Yan: “Tidak, tidak bisa!”
William: “Aku yang akan bertanggung jawab. Beo Jin bilang dia akan pergi denganku juga.”
Yan mulai kesal dengan tingkah laku William yang terus saja memikirkan Beo Jin. Dia lalu menarik kerah baju William dan menasehatinya untuk tidak bertindak macam-macam.
Yan: “Dengar baik-baik, William. Aku kehilangan semuanya. Aku harus kembali ke VOC secepatnya. Aku mempunyai tanggung jawab untuk mengembalikan dirimu ke kampung halamanmu. Jangan hancurkan hal ini untukku.”
Sayangnya William sudah terlanjur jatuh cinta kepada Beo Jin dan dia tidak mau meninggalkan gadis tersebut. Perkataannya pun disambut kemarahan dari Yan dan dia kembali membujuk William.
William: “Yan, jantungku…berdetak. Setiap saat aku memikirkan tentang Beo Jin… Aku tidak akan pergi..tanpa dirinya!”
Yan: “Sadarlah pada dirimu! Pikirkan tentang kenapa kau datang ke sini pertama kali! Nagasaki-lah yang ada di mata kita! Di sana terdapat harta karun yang selalu kau inginkan!”
William lalu melepaskan tangan Yan dari kerah bajunya dan mengambil pot kesayangnya. Tanpa diduga, pot tersebut dibanting oleh William. Yan yang melihatnya pun terkejut dengan sikap William. Kali ini dengan marah William kembali menjelaskan kepada Yan apa yang dia lakukan.
William: “Sudah kukatakan padamu sebelumnya… Itu… berarti ‘bukan apa-apa’ untukku.”
Dan William pun pergi meninggalkan Yan. Di luar dia berlari menuju rumah Beo Jin dengan memakai topeng.
Sedang Beo Jin sendiri tampak gelisah dan tanpa disadarinya Park Kyu memperhatikan gadis itu dari jendela kamarnya. Park Kyu lalu teringat dengan kesepakatannya dengan Yan dimana dia memberikannya uang untuk digunakan Yan pergi dari Tamra.
Dua penjaga yang diperintahkan Yi Bang untuk menjaga rumah Beo Jin heran dengan tingkah laku Beo Jin yang terlihat mencemaskan sesuatu (kayaknya siy nunggu si William).
Penjaga A: “Beo Jin, apa yang kau lakukan?”
Penjaga B: “Apa kau sedang menunggu seseorang?”
Beo Jin: “Tidak… Tidak ada…”
William yang hampir sampai di rumah Beo Jin, mendadak bersembunyi ketika melihat ada dua penjaga sedang berjaga di depan rumah Beo Jin. Agar bisa bertemu dengan Beo Jin, William lalu bersiul sebagai tanda kalau dia datang. Beo Jin mendengar suara siulan tersebut dan langsung menyadari kehadiran William. Dia pun bergegas menuju ke arah siulan itu dan bertemu dengan William.
Beo Jin: “William, kau akan dalam masalah besar jika datang ke sini sekarang.”
Namun William tidak mengidahkan perkataan Beo Jin, baginya sudah cukup asalkan Beo Jin baik-baik saja. Beo Jin pun senang mendengar William mencemaskan dirinya.
William: “Terima kasih Tuhan. Beo Jin, kau baik-baik saja kan?”
Beo Jin: “Apa kau tahu tentang aku? Seorang penyelam membuat semacam kesalahan, aku merasa sangat malu…”
William: “Aku sangat mencemaskan tentang dirimu sampai tidak bisa tidur.”
Beo Jin: “Aku juga merasa senang bisa bertemu denganmu lagi William.”
Sesampainya di rumah, Beo Jin langsung disambut oleh Park Kyu yang terlihat menunggu dirinya di luar kamar.
Sayangnya Park Kyu memergoki Beo Jin yang akan pergi. Hal itu tentu saja membuatnya terkejut. Dengan dingin Park Kyu bertanya padanya apakah Beo Jin akan pergi bersama orang asing (William maksudnya). Beo Jin mencoba mengelak ketika Park Kyu menghampirinya.
Semua usaha Park Kyu menahan Beo Jin sia-sia karena gBeo Jin terus berusaha memohon agar Park Kyu melepaskannya dan tanpa sadar membuatnya menangis. Dengan wajah sedih dan tidak rela, akhirnya Park Kyu pun membiarkan Beo Jin pergi. Beo Jin berlari meninggalkannya sendiri (bertiga sama penjaga yang lagi tidur).
Hingga yang terakhir adalah Park Kyu, yang dengan terus terang menyatakan ketidaksukaannya jika Beo Jin pergi dengan orang asing. Di saat yang sama, Park Kyu akhirnya nekat menerobos menjagaan para pengawal dan berlari untuk mengejar Beo Jin (pengawalnya dudul, wkwkwk).
Mendengar ucapan pemilik kapal, Yan mengajak William yang sedang menunggu Beo Jin untuk bersiap.
Sementara itu di dermaga tempat kapal yang ditumpangi oleh Yan dan William tiba-tiba kedatangan para polisi. Phi Lip langsung berteriak memberi peringatan kepada yang lainnya dan bergegas menuju Yan dan William.
Sayang, pada akhirnya William dan Yan tertangkap. Melihat ada orang asing di depan mata mereka timbul pula banyak pertanyaan.
Sementara itu Beo Jin yang merasa bersalah karena menyangka William telah ditangkap mendatangi tempat persembunyian William yang sekarang telah kosong dan menangis sambil menggenggam kalung pemberian William.
Yan pun akhirnya dibawa pergi oleh ibu Kkeut Bon meninggalkan William sendiri. Secara tidak diduga Beo Sul yang melihat William menjawab apa yang dipertanyakan oleh para penduduk dan membuat mereka tercengang (ini bocah pinter, beda sama kakaknya yg oon, wkwkwkwk).
Terpaksa deh Park Kyu buka suara dan bilang kalau alasan dia kabur adalah karna mengikuti Beo Jin dan (pura-pura) mengakui antara dirinya dan Beo Jin memang ada hubungan yang spesial.
William akhirnya dibawa menuju kediaman sang tetua. Park Kyu dan Beo Jin datang terlambat dan Beo Jin yang khawatir dengan William bergegas ke rumah tetua namun dilarang oleh Park Kyu.
Di kediaman tetua, William mulai menjelaskan siapa dirinya dengan bahasa hangul yang sangat lancar untuk ukuran orang asing. William berkata bahwa dirinya juga merupakan seorang manusia seperti para penduduk lainnya dan menerangkan bagaimana asalnya dia bisa terdampar di Tamra. Melihat William bisa bahasa mereka, para penduduk pun menjadi takjub.
Sayangnya Yi Bang mendatangi sel mereka dan berkata kalau mereka akan dihukum mati jika terbukti menyelundupkan barang pajak kecuali memberitahu tentang adanya orang lain yang ikut serta dalam kegiatan yang mereka lakukan (mancing info tentang orang asing). Apes, Phi Lip tidak sengaja keceplosan ngomong ada orang lain selain mereka yang ikut gara-gara ketakutan dengan ancaman Yi Bang.
Scene pun berganti dengan adegan dimana Park Kyu diceritakan berhasil menggagalkan usaha pembunuhan Raja yang dilakukan oleh seorang utusan yang menyamar sebagai pemusik istana. Rupanya itu semua sia-sia karena kedua penjaga tersebut hanya menganggapnya cerita itu karangan Bong Man aja (lagian ceritanya lebay, kakakak).
Mereka pun mengolok-ngoloknya meski Bong Man bersumpah kalau itu semua kenyataan.
Bong Man langsung menghampiri tuannya itu. Dia mencemaskan Park Kyu yang habis kena hukuman pukul pantat, namun Park Kyu menyuruh Bong Man agar tidak khawatir padanya. Sikap pembantunya yang terlalu over membuat Park Kyu kesal, apa lagi karena ada Beo Jin di sampingnya (malu tapi jaim, kekeke). Beo Jin yang masih terdiam pun meninggalkan Park Kyu setelah melihat pandangan Park Kyu yang mengisyaratkannya agar pergi. Setelah gadis itu berlalu, Park Kyu memberi sebuah tugas kepada Bong Man untuk menyelidiki kasus penangkapan pencuri pajak.
Author’s Note:
wahh mantap aru wangsitnya keren dapat dr mana ni, ari belum dapat2 wkwkwkwkw, iya ni tamra laku juga kwkwkwkw fighting 10 episode lagi bwahahahahaha
SukaSuka
Wohohohoho,, akhirnya setelah turun naik gunung, wangsitnya keluar juga, wkwkwkwkwk,, xD
Sip, mari kita lanjutkan! Gomapta Ari-sshi,, ^0^ *big hug
SukaSuka
kyaa… dah keluar ya. hebat banget nih aru.. sori-sori (suju mode on) kemarin belum sempat krim lagi. Tapi tadi dah kirim sebagian lagi kok..
SukaSuka
Kekekek, iya onni, akhirnya tuntas juga nulisnya setelah hiatus sekian lama (jgn ditiru, hehehe). Sip, gomapta! *sambil nari Run Devil Run SNSD menuju gunung untuk nyari wangsit berikutnya, wkwkwkwk,, ^0^
SukaSuka
tri
jadi penasaran nanti beo jin sm park kyu atau william ya?haha
makasih ya utk kakak2 yg udh nulis sinopsisnya.
SukaSuka
Jngan pernah bosan ya buat sinopnya 😀
Smangat..
Dtunggu loh
SukaSuka
baru sekali baca sinop 1 jadi ketagihan buat baca,,,
terusin yaa
fighting
SukaSuka
@all,,
Gomawo reader, pokoknya ditunggu aja ya. Pasti dilanjutin kok,, semangat! xD
SukaSuka
haddeeh..penasaran, aku berharap beo jin sama park kyu, bukan sama william….., moga bener dah firasatku, biar g kecewa berat pas liat endingnya ntr….
SukaSuka
tanggung.
tancap gas langsung aja 16 episode.
ta' tunggu ya………………..
good job!!!
like it, like you, and like tamra…
SukaSuka
tmn2 dripada pnasaran, mending sewa z kasetx,
q udah nonton abis smua critax.
seruu bgtttt !!!!
dan ending sesuai ma yg dihrapkan.
beo jin jd istrix park kyu.
jd pngen nonton tu film truss
SukaSuka
episode 5 n 8 nya gk ad ya?
SukaSuka
Episode 10 na tlg cpet d' bwat donk.W jdi pnsran nie,wkwkwkwk.
SukaSuka
Selain filmnya yg lucu…pokoknya mawut seperti sawut,tp komentar(sisipan nylenehan si transkator disinopsisnya) lebih menghibut dan kocak …. makacaih buanget..yach…hlg nich stress..
SukaSuka
aduh aq familiar bgt ama yg jadi ibu nya byeo jin, perna maen dmana gitu, duh ga enak jadinya pikiran q, yg taw ,ksih taw ya? Hehe
SukaSuka
@ Luqi, tuh ibu satu emang sering main kok, wajar aja kalau familiar… dia jadi mamanya yoon hee di skk, trus yang jadi direktur apa gitu di baby faced beauty…
SukaSuka
w suka bgt tuwh bag akhr'a wakwakwak… utamanya buwat tkg COPAS kyk blog PATRARUSH
niy org sumpah tolol bgt, udh COPAS abs smwa dr bnyk blog bukannya beri link doang
udeh ditegur sm pr pmilik blog tp si patra Alif yamamoto dongdong sok jepang japang ttp aja nyolong sinopsis org
buwat smwa yg pny blog, ati2 aja d ma blog patrarush niy
dy jg biqin page FB Korean Celebrity Info, tp isinya COPAS smwa dr blog org
org kyk gini niy pantes bgt diteriaki YOU DIE!!!!!
SukaSuka
aq baru baca sinopsisnya.. *telat*
Tapi Thanks a lot..
Bagian lucunya dapet banget, jadi senyum2 sndiri..
Nice work… 😀
Keep it up!
SukaSuka