[Sinopsis K-Drama] It’s Okay Daddy’s Girl Episode 17 (END)

=Episode 17=
Semua Akan Baik-Baik Saja

Persidangan dilanjutkan dengan menghadirkan saksi Shin Byung Chun. Byung Chun terlihat tenang namun ketenangannya terusik saat Tuan Park (Ayah Jong Seok) mengajukan pertanyaan yang membuatnya terpojok.
“Lima tahun yang lalu anda bekerja di Bar dan menyerang seorang pelanggan VIP sehingga pelanggan tersebut harus mendapat 15 luka jahitan, benarkah?” tanya Tuan Park
“mengapa pertanyaan ini ditanyakan sekarang?” tanya Byung Chun
“untuk mengkonfirmasi kesaksian sebelum ditanyakan, jawab ya atau tidak” ucap Tuan Park dan sekarang berdiri di hadapan Byung Chun
“aku memukulnya untuk membela diri karena dia menyerang salah satu pekerja di Bar” jawab Byung Chun tegas
“lalu mengapa anda ditahan selama seminggu?” tanya Tuan Park lagi
“pengacara seperti anda yang membuatku menjadi seperti itu” jawab Byung Chun dan menatap Tuan Park dengan kesal

Tuan Park kembali bertanya dengan pertanyaan lain “saksi, apa anda memiliki bukti jika Park Jong Seok menyerang Choi Duk Gi?”
Byung Chun terdiam sesaat dan mulai resah. Dia yakin jika Tuan Park pasti mengajukan pertanyaan itu “aku merekamnya tapi semuanya telah dihapus”
“aku tanya apakah ada bukti?” tanya Tuan Park dengan suara lantang namun Byung Chun tetap terdiam. Jong Seok tersenyum senang sementara Eun Khi Hwan terdiam dan memandangi Jong Seok yang duduk tepat disampingnya. Semua yang berada di ruang persidangan terlihat cemas tak terkecuali dengan Ibu Jin Goo yang berada di rumah.

“Ibu, apa kamu mengkhawatirkan Ayah?” tanya Se Yun
“kalau sampai terungkap nama anggota dewan yang terlibat akan membahayakan posisi rumah sakit kita, apakah lebih baik aku hentikan”
“tadinya aku tak pernah memperdulikan Ayah tapi setelah melihatnya membuat keputusan seperti ini dan harus menanggung beban besar, aku sekarang tahu jika Ayah adalah orang hebat dan terhormat. Selama ini Ayah selalu menyandang status sebagai pemilik RS, sekarang Ayah ingin hidup sebagai seorang Ayah bagi diriku, bagi Jae Hee Unnie, bagi kakak ipar dan bagi Jin Goo Oppa. Kita harus memulai kehidupan baru lagi dan ibu harus mendukung Ayah” ucap Se Yun berusaha menenangkan Ibunya. Se Yun sudah berubah menjadi lebih dewasa, baginya semua masalah yang terjadi belakangan ini seperti sebuah cambukan baginya dan sebuah pembelajaran yang sangat berharga.

Kembali ke persidangan
Giliran Ayah Jin Goo yang menjadi saksi dan Tuan Lee mulai mengajukan pertanyaan
“saksi mengatakan jika pengacara Park pernah melakukan tabrak lari sebelumnya, benarkah?”
Tuan Park dengan cepat berdiri dan melakukan interupsi “pertanyaan ini tak ada hubungannya dengan kasus ini”
“silahkan jawab pertanyaannya saksi” ucap Hakim tanpa memperdulikan Tuan Park

“aku memiliki seorang putri dari istri pertamaku,karena mantan istriku menolak menceraikanku akhirnya kami hidup terpisah dan menikah dengan istriku sekarang hingga memiliki seorang putra dan seorang putri (Ae Ryung menggenggam erat tangan Jae Hee berusaha menguatkannya sementara di rumah, Ibu Jin Goo tanpa sengaja menemukan sebuah amplop saat membuka album foto dan menangis ketika melihat foto Jae Hee). Istriku tidak menyukai puteri dari mantan istriku karena putriku telah menjadi dokter RS Manin agar bersamaku. Istriku lalu datang ke Pengacara Park dan mengancam bila nama putriku tidak dihapus dari daftar keluarga maka kantor Pengacara Park tidak akan dipakai lagi. Pengacara Park menyewa orang bayaran untuk melakukan kecelakaan palsu dan dibawa ke UGD RS Manin, jika tak segera dioperasi maka keadaannya akan menjadi fatal. Putriku yang memiliki lisensi dokter yang hanya berlaku di Amerika waktu itu ada dilokasi UGD,ia lalu melakukan operasi darurat. Sesuai janji dokter, harus segera menolong siapa saja. Aku juga berpendapat sama (Jae Hee menangis dan ingatannya kembali melayang ke masa disaat Jae Hee memutuskan untuk berhenti menjadi dokter). Tentu saja keadaan ini rekayasa Pengacara Park dan lalu melaporkan malpraktek di luar hukum yang dilakukan oleh putriku. Hal ini menyebabkan putriku kehilangan hak kerja sebagai dokter”
“apa yang dilakukan pengacara Park setelah itu?” tambah Tuan Lee
“hal ini baru kuketahui akhir-akhir ini, ia menjamin tak akan menyebar rumor tentang putriku asalkan aku bisa membuatkan dokumen untuknya” jawab Ayah Jin Goo
“dokumen apa itu?” tanya Jaksa
Tuan Park kembali melakukan interupsi dan sekali lagi Hakim tak memperdulikannya
“dokumen atas nama pejabat Yang Chang Soo yaitu catatan medis dari korban pelecehan seksual oleh anggota DPR Yang dan kasus tabrak lari. Karena kasus tersebut dikhawatirkan karir politiknya akan hancur dan dia juga meminta pemalsuan dokumen atas nama adik pejabat Yang”
“bagaimana anda meresponnya?”
“Tentu saja aku tolak, jika aku melakukannya dan diketahui oleh institusi kesehatan lain bukan saja kami akan dicap merah Departemen Kesehatan, tapi juga hilangnya kepercayaan masyarakat kepada RS manin”
“lalu apa reaksi pengacara Park?”
“dia mengatakan jika permintaannya hanya sekali ini saja dan aku tidak boleh membocorkan rahasia ini. Apabila aku tak mengikuti kemauannya ia mengatakan akan bunuh diri di halaman RS Manin. Ia memintaku menolongnya”
“saksi, anda adalah dokter terhormat di Korea dan sebagai ahli bedah otak, apa pendapatmu penyebab kematian Choi Duk Gi” tanya Tuan Lee

“ia mengalami geger otak tapi di laporan medis tertulis jika dia mengalami luka dalam di daerah abdomen (perut) yang muncul beberapa hari kemudian dan semakin lama semakin jelas terlihat di permukaan. Para ahli menyatakan luka dalam seperti itu disebabkan oleh tongkat golf atau tongkat baseball, dimana serangan di tempat itu dapat menyebabkan kematian (Eun Khi Hwan mengingat kejadian di malam dimana dirinya datang menyelamatkan Chae Ryung dan hal yang sama pun terjadi pada Jong Seok ketika mengingat pertemuannya dengan Duk Gi). Luka ini tidak mungkin dapat terjadi akibat pukulan tangan kosong biasa. Aku menjamin atas pengalamanku di dunia kedokteran selama 45 tahun dan reputasi rumah sakitku” jelas Ayah Jin Goo.
Tuan Lee kembali bertanya “saksi, anda pernah mendengar jika anak Pengacara Park memiliki masalah mental, benarkah?”
“ya” jawab Ayah Jin Goo (Pengacara Park semakin gusar) “Pengacara Park memohon kepadaku untuk melakukan perawatan mental anaknya dan pada hari yang sama Choi Duk Gi ditemukan meninggal dan Eun Khi Hwan pingsan”

Semua saksi sudah memberi kesaksian dan tiba saatnya Hakim mengambil keputusan dalam sidang perkara kali ini.
“Pengumuman hasil perkara menyatakan : Tertuduh Eun Khi Hwan dinyatakan tidak bersalah. Berdasarkan fakta bahwa kejadian tersebut merupakan tindakan pembelaan diri yang diperkenankan (semua yang mendengar menjadi senang namun kembali sedih ketika mendengar ucapan selanjutnya dari Hakim) sedangkan perkara untuk tuduhan pembunuhan Choi Duk Gi terhadap Park Jong Seok tidak dapat diterima karena bukti belum cukup kuat. Perkara tabrak lari Park Jong Seok telah melanggar system perundangan yang berlaku dan dinyatakan : bersalah. Maka menurut kesalahan yang bersangkutan terdakwa Park Jong Seok akan dikenakan hukuman 1 tahun penjara dan jika dalam waktu tidak terbatas ditemukan bukti baru yang dapat membebaskan atau menghukum terdakwa maka bukti tersebut dapat diajukan kembali untuk perkara ini dan akan disidangkan ulang”

Jong Seok tidak menerima keputusan hakim dan mulai marah. Hakim memerintahkan dua orang anggota polisi untuk segera membawa Jong Seok pergi
“kalian pikir aku yang melakukan semuanya? Kalian harus tahu jika SIM palsu itu atas suruhan Ayahku bukan aku yang melakukannya. Mengapa Ayahku tidak dihukum? Mengapa pejabat terkait tidak dihukum? Aku melakukannya atas suruhan Ayahku. Chae Ryung aku tidak bersalah, bukan aku yang melakukan ini,… Ini tidak adil!” teriak Jong Seok pada hakim, Ayahnya dan terakhir pada Chae Ryung. Chae Ryung memalingkan muka dan tidak menyangka jika seorang Jong Seok yang dianggapnya teman tega melakukan semuanya pada dirinya dan keluarganya.

Sidang selesai namun tidak bagi Tuan Lee. Tuan Lee mengatakan kepada Tuan Park jika dia akan memastikan dirinya dan Tuan Park akan bertemu lagi dalam sidang yang sama.

Eun Khi Hwan tersenyum tipis begitupun dengan keluarganya dan besannya tapi lain halnya dengan Hyuk Gi. Hyuk Gi menangis karena kebenaran atas kasus kematian saudaranya belum terungkap dan pembunuh sebenarnya hanya dihukum 1 tahun penjara.

Eun Khi Hwan memanggil Hyuk Gi dan menatapnya dengan tatapan sedih. Dengan langkah tergopoh-gopoh, Eun Khi Hwan berusaha berjalan ke arah Hyuk Gi tanpa memperdulikan kondisi tubuhnya yang belum stabil hingga akhirnya terjatuh. Eun Khi Hwan kembali berdiri dibantu yang lainnya dan sekarang dihadapannya sudah berdiri Hyuk Gi yang menatapnya dengan tatapan sedih.
Eun Khi Hwan menggenggam erat tangan Hyuk Gi dan menatap Hyuk Gi dengan tatapan seorang Ayah pada anaknya sama seperti yang pernah dilakukannya pada Duk Gi sewaktu di kantor polisi (asli, nangis liat adegan ini T_T, DewiRf)

Di tempat lain, seorang gadis terlihat marah dan emosi ketika mendengar suara Sun Do ditelepon yang mengatakan jika Jong Seok dinyatakan tidak bersalah untuk kasus pembunuhan Choi Duk Gi. Sun Ae kesal, jika saja seminar yang diikutinya sekarang tidak penting untuk kelangsungan kuliahnya dia pasti akan datang ke persidangan untuk membela Hyuk Gi (suaminya, hehehehe) dan Wook Gi (adik iparnya).

Wook Gi sedang membantu Hyuk Gi bersiap-siap. Hyuk Gi akan melakukan test dan ingin menjadi seorang jaksa atau pengacara terkenal. Hyuk Gi terlihat sedih dan menatap dongsaengnya.
Hyuk Gi juga ingin agar Wook Gi kembali melanjutkan kuliahnya dan menjadi seorang insinyur tekhnik mesin sesuai impiannya. Wook Gi tersenyum dan mengatakan jika dia akan melakukannya sesuai impian Duk Gi.

Hyuk Gi merentangkan tangannya dan tersenyum pada Wook Gi. Wook Gi maju perlahan dan memeluk Hyungnya. Semua masalah yang terjadi pada mereka akhirnya selesai meskipun teka teki dan bukti untuk memberatkan Jong Seok belum ditemukan.
“semua akan baik-baik saja dan masa depan sudah menanti kita. Kamu akan berhasil karena kamu adalah orang yang rajin belajar” ucap Hyuk Gi
“Aja! Aja!” ucap Wook Gi dalam pelukan Hyuk Gi (senyuman Donghae Oppa manis banget… hehehehe)

Dikediaman keluarga Eun
Man Soo dan yang lainnya terlihat sedih sekaligus senang. Sedih karena memikirkan Hyuk Gi dan Wook Gi yang saat ini mungkin sedang bersedih memikirkan Jong Seok yang sudah membunuh saudara mereka dan terbebas dari jerat hukum dan karena keluarga Eun tak bisa mendapatkan rumah mereka kembali akibat ulah Jong Seok. Senang??? Karena Eun Khi Hwan terbukti tak bersalah.
Jin Go tiba-tiba muncul dengan beberapa kantong plastik yang berisi makanan. Jin Goo menyuruh Ibu mertuanya, Sook Hee untuk makan terlebih dahulu.

Ho Ryung dengan tangan masih dibebat mengatakan kepada Chae Ryung jika Chae Ryung harus terus bekerja demi membiayai kehidupan mereka dan pengobatan Ayah mereka selanjutnya dan Ho Ryung berjanji untuk menggantikan posisi Chae Ryung jika tangannya sudah sembuh.
Sook Hee tiba-tiba menangis dan membuat Man Soo kembali berbicara dengan mengatakan jika Sook Hee tidak perlu menangis karena dirinya, Chae Ryung dan Ho Ryung akan berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan uang. Jin Goo ikut menambahkan jika dirinya juga akan membantu.
Semuanya ikut tertawa mendengar ucapan Man Soo dan Jin Goo tak terkecuali Sook Hee. Kehidupan dan lembaran baru akan dimulai, kesalahan dimasa lalu akan menjadi pembelajaran yang sangat berharga untuknya.

Chae Ryung menyuapi Sook Hee, hal yang sama pun dilakukan Jin Goo pada istrinya, Ae Ryung. Semua akan baik-baik saja, mungkin kalimat itu yang berlaku untuk keluarga Eun, Hyuk Gi dan Wook Gi serta keluarga Jung^^.

Sementara itu di rumah sakit Manin tepatnya di sebuah kamar, seorang gadis tengah menunggui dan menjaga Eun Khi Hwan yang tertidur. Ayah Jin Goo masuk dan mengatakan kepadanya untuk segera pulang namun gadis tersebut menolak dan mengatakan akan pulang ketika iparnya sudah datang.
“Ayah, terima kasih. Masih seperti yang dulu, aku menyayangimu” ucap Jae Hee
Ayah Jin Goo tersenyum dan melangkah memeluk Jae Hee “maafkan Ayah”. Seseorang pun ikut tersenyum melihat kebersamaan mereka, dia adalah Eun Khi Hwan.

Keesokan harinya

Baru saja Chae Ryung berjalan masuk ke dalam coffeshop, seniornya langsung menariknya keluar. Senior Chae Ryung langsung memberondong Chae Ryung dengan pertanyaan “aku nyaris mati penasaran, kalau aku meneleponmu aku takut sikapku berlebihan”. Chae Ryung berusaha tersenyum dan mengatakan jika Ayahnya terbukti tak bersalah tetapi pembunuh sebenarnya tidak dihukum, yang menjadi hal penting sekarang adalah rasa ketakutan yang tiba-tiba melanda Chae Ryung.

Belum lagi rasa takutnya hilang, Chae Ryung kembali dikejutkan dengan sebuah tawaran dari Bosnya yang menawarkannya untuk mengembangkan karir ke China. Di mata Bos Chae Ryung, Chae Ryung tipikal gadis yang rajin dan sangat memenuhi syarat, tapi keputusan akhir ada pada diri Chae Ryung mau menerimanya atau tidak.

Chae Ryung terlihat berpikir keras, pikirannya kalut. Ayahnya masih sakit dan tidak mungkin baginya untuk meninggalkannya. Bos Chae Ryung dapat melihatnya dan mengatakan jika akan memberi waktu selama 1 minggu bagi Chae Ryung untuk memikirkannya.

Ho Ryung melihat seorang gadis tengah menempelkan pengumuman untuk mencari seorang pekerja paruh waktu di depan sebuah toserba. Dengan cekatan Ho Ryung menarik pengumuman tersebut dan mengatakan jika dia akan mendaftar dan bekerja di toserba tersebut. Sang gadis hanya tersenyum.

Ho Ryung terlihat lesu saat membaca kertas berisi soal untuk tes bekerja di toserba.
“aku tak dapat menjelaskan bagaimana cara mengatasi masalah, aku kesini membawa semangat dan harapan agar bisa bekerja dengan baik. Aku mencari pekerjaan ini dengan satu tangan, jadi aku mencarimu. Dalam otakku dipenuhi rasa percaya diri dan yakin menuju masa depan dengan ke dua kakiku” ucap Ho Ryung mantap

Gadis terlihat mengangguk dan mengatakan “diterima” namun Ho Ryung menganggapnya lelucon dan meminta gadis untuk memanggil segera pemilik toko.
“aku pemilik toko ini, toko ini hasil tabungan orang tuaku dan aku jadi aku termasuk pemilik toko ini juga dan tugas memilih karyawan adalah tugasku”
“kalau begitu, apa aku bisa bekerja disini?” tanya Ho Ryung
“aku… tak bisa bekerja sendiri disini di malam hari jadi kami memerlukan orang yang bisa bekerja di malam hari,… karena itu kamu harus berikan yang terbaik dan anggap toko ini adalah tokomu dan bekerja keraslah”
“terima kasih, aku akan bekerja keras”
“aku Keum Joo Hye” ucap Joo Hye memperkenalkan diri. (Joo Hye adalah gadis yang sudah menolong Ho Ryung ketika Ho Ryung jatuh dari motor).
“aku Eun Ho Ryung” jawab Ho Ryung dan menyambut uluran tangan Joo Hye
Joo Hye tiba-tiba bertanya pada Ho Ryung bagaimana pendapat Ho Ryung jika sesama rekan kerja menjalin hubungan. Ho Ryung hanya tertawa dan terus tertawa hingga membuat Joo Hye kesal dan meninggalkannya.

Ibu Yong Mi mengajak Yong Mi, Byung Chun, asisten Yong Mi dan mantan pacar Jong Seok, Yuri minum bersama. Kekesalan mereka masih terlihat jelas karena kasus pembunuhan Choi Duk Gi tidak terungkap, terutama Byung Chun.
Yuri mengatakan jika semuanya belum berakhir, Ibu Yong Mi juga berpikiran yang sama…. Hyuk Gi dan Wook Gi akan terus berjuang hingga akhir dan tentu saja Eun Khi Hwan akan memberi mereka dukungan hingga akhir. Yang perlu mereka sekarang lakukan adalah tetap mendukung Hyuk Gi dan Wook Gi. Byung Chun bahkan berjanji pada dirinya sendiri dan pada sahabatnya, Duk Gi jika dia akan mengungkap kebenaran sebenarnya.

Di bar terlihat Hyuk Gi tengah berdiri sendirian dan memandangi perlengkapan manggung yang biasa digunakannya bersama teman-temannya. Chae Ryung tiba-tiba datang
“oh kamu ada disini, kemana semua orang?” tanya Chae Ryung
“boss memberikan kita libur” jawab Hyuk Gi
“oh ya, Yong Mi menyuruhku datang kemari” ucap Chae Ryung.
Hyuk Gi mempersilahkan Chae Ryung duduk dan mulai berbicara sebuah kalimat yang membuat Chae Ryung dan dirinya tiba-tiba merasakan sebuah tembok penghalang besar di depan mereka yang seolah-olah akan memisahkan mereka “besok, aku akan mengikuti program belajar”
“oh… kalau begitu ini hari terakhirmu. Aku juga dapat pekerjaan”
“dimana?” tanya Hyuk Gi
“aku diangkat di coffeshop menjadi karyawan istimewa”
“oh benarkah, kapan mulai kerja?” tanya Hyuk Gi dan membuat Chae Ryung seketika berdiri
“minggu depan, apa menurutmu aku bisa melakukannya dengan baik?”
“tentu saja, aku percaya kamu pasti bisa” jawab Hyuk Gi dengan anggukan

“bagaimana kamu mengetahuinya? Kamu hanya menghiburku kan?” ucap Chae Ryung dan terdiam “tapi aku akan bekerja di China selama 2 tahun dan kita tidak bisa bertemu” tambah Chae Ryung dan Hyuk Gi seketika tersontak kaget “aku pergi dulu, belajarlah dengan baik dan harus lulus dengan nilai yang baik, aku mendoakanmu” ucap Chae Ryung dan menjulurkan tangan untuk bersalaman dan Hyuk Gi menyambutnya.”seandainya Jong Seok dihukum dengan setimpal apakah menurutmu keadaan kita akan sama seperti ini. Duk Gi menjadi seperti itu, kita sudah melakukan yang terbaik kan?kuharap kita tidak bertemu dalam keadaan seperti ini, aku berharap kita bisa bertemu dalam keadaan yang jauh lebih baik” ucap Chae Ryung dan melepaskan tangannya dari genggaman Hyuk Gi “aku akan pergi, aku tidak akan mengganggu konsentrasimu. Jadi selama aku berada di China aku tidak akan menghubungimu, jika ada yang ingin kamu ingin sampaikan katakan saja sekarang. Jika kamu tak bisa mengatakannya secara langsung sampaikan lewat sebuah lagu, aku ingin mendengarnya untuk terakhir kali,aku pergi sekarang, jaga dirimu baik-baik Choi Hyuk Gi,si pembunuh kecoa” ucap Chae Ryung dan menatap Hyuk Gi dengan tatapan sedih.

Hyuk Gi membiarkan Chae Ryung pergi. Chae Ryung pun sama sekali tak berbalik. Sebuah suara menghentikan langkah Chae Ryung, suara merdu Hyuk Gi yang mengungkapkan perasaan sebenarnya kepada Chae Ryung

“aku hanya bisa katakan, dari pertama aku sudah jatuh cinta padamu, hingga sekarang aku masih mencintaimu”

Chae Ryung kembali berjalan dan benar-benar pergi. Kenangan yang pernah mereka lalui bersama kembali terngiang di kepala mereka masing-masing. Kenangan indah itu apakah bisa kembali lagi???

Hyuk Gi : “ada yang ingin dikatakan tapi disembunyikan menunggu sampai kita bisa tersenyum bersama”
Chae Ryung : “setelah 2 tahun harus bertemu lagi, semoga kita bisa memulai dari awal lagi”.

Chae Ryung melangkahkan kakinya menuju rumah sakit tempat Ayahnya dirawat. Di samping Ayahnya yang sedang tertidur, Chae Ryung merebahkan kepalanya dan terus berkata “tidak apa-apa, tidak apa-apa putri Ayah (It’s Okay, It’s Okay Daddy’s Girl)

=4 tahun kemudian=

Di sebuah rumah makan para pengunjung terlihat berjubel. Si pemilik rumah makan pun telihat kewalahan melayani banyaknya pesanan. Man Soo, Sook Hee dan Eun Khi Hwan memutuskan membuka rumah makan dengan pegawai yaitu diri mereka sendiri dan tambahan beberapa orang.
Sepasang pria dan wanita masuk ke dalam rumah makan dan membuat Sook hee terlihat senang dan segera menyambutnya. Jin Goo bergegas ke dapur membantu Ayah mertuanya sedangkan Ae Ryung menyapa Ibunya.
Ae Ryung terlihat heran karena Ayahnya terlihat sangat berbeda hari ini, senyum terus terkembang di wajah Ayahnya begitupun dengan Ibunya. Sook Hee mengatakan siapa yang tak akan senang jika putri yang selalu dinanti-nanti akhirnya pulang hari ini dan hari ini bertepatan dengan hari ulang tahunnya dan hutang-hutang mereka di Bank akhirnya bisa dilunasi. Man Soo ikut bergabung dengan Sook Hee dan Ae Ryung. Mereka tertawa gembira.

Di tempat lain, anak lelaki keluarga Eun Khi Hwan, Eun Ho Ryung tengah serius memperhatikan seorang anak kecil yang tengah menjelaskan sebuah Negara dan tata letaknya menggunakan bahasa inggris. Ya, Ho Ryung sekarang menjadi guru les privat bahasa asing dan akhirnya menemukan belahan jiwanya yaitu Joo Hye.

Sebuah pesawat mendarat dengan sempurna. Di dalam bandara, Eun Khi Hwan tengah serius membaca newspaper dan tak menyadari kehadiran seseorang yang sudah lama dirindukannya.
“Ayah, kamu keterlaluan sekali…. Anakmu tidak pulang selama 4 tahun dan Ayah malah sibuk membaca Koran” keluh Chae Ryung
“bukannya aku sudah melihatmu kemarin melalui internet phone” ucap Eun Khi Hwan
“itu tidak sama dengan melihatku secara langsung, ada berita apa di Koran sehingga kamu mengacuhkanku?” tanya Chae Ryung dan membaca tulisan yang tertera di halaman depan Koran


Ilmuwan Choi Wook Gi, penemu system video terbaru, penerima penghargaan termuda di industri ini

“itu Wook Gi” ucap Chae Ryung senang
“Hyuk Gi dan Wook Gi katanya mereka akan memberiku kejutan di ulang tahunku yang ke 60” ucap Eun Khi Hwan dan membuat Chae Ryung berpikir “ayo kita pergi” ajak Eun Khi Hwan pada putrinya.

Seorang pemuda tampan tengah berlari tergesa-gesa menuju kantor kejaksaan. Seorang pemuda tiba-tiba memanggilnya
“Jaksa Hyuk Gi” panggil Hakim Sun Do “kamu mau mendengar apa yang ingin kuceritakan?”
“Hakim tidak boleh memberitahukan materi rahasia kepada Jaksa” ucap Hyuk Gi
“Pengacara park membangun kembali firma hukumnya, lisensi pengacaranya telah dikembalikan”
“benarkah?”
“rumornya, pejabat yang sudah memblokir lisensinya tapi sekarang sudah aktif kembali”
“aku punya sesuatu yang ingin kukatakan juga. Ayah mengirim barang-barang ibu”
“tas itu juga?” tanya Sun Do
“ya”
“baguslah, Jaksa ayo daftarkan tuntutanmu dan aku akan mengurus semua ini” ucap Sun Do

Suara seorang yeoja mengagetkan keduanya. Sun Ae datang dan memeluk lengan Sun Do dan Hyuk Gi dan mengatakan jika dirinya akhirnya lulus ujian setelah 3 kali mencoba dan akhirnya bisa mendampingi suaminya, Hyuk Gi (hehehehe).
Hyuk Gi berpamitan dan mengatakan jika sudah saatnya dirinya bekerja, Sun Do pun mengikuti Hyuk Gi dan meninggalkan Sun Ae yang terus berteriak memanggil “Suamiku, Kakak”

Sementara itu Saudara Hyuk Gi, Wook Gi sedang menerima wawancara atas keberhasilan penelitiannya. Wook Gi merasa terganggu karena photographer terus saja memotretnya. Hal yang sama pun terjadi pada seorang gadis berkacamata yang berdiri tepat disamping Wook Gi ketika seorang wanita yang bertugas mewawancarai Wook Gi memberikan kartu nama untuk yang ke dua kalinya dan dengan terang-terangan mengajak Wook Gi berkencan.
“chagia, wawancaranya sudah selesai kan?” tanya Yong Mi dan merangkul Wook Gi
Wook Gi mengiyakan “pacarku mengatakan sudah selesai, kalau begitu wawancaranya disudahi saja, kau boleh pergi” tambah Yong Mi ketus

“awas kalau kamu senyum dengan wanita lain lagi, akan kubawakan madu dan kulumuri di seluruh tubuhmu, kalau perlu akan kubawakan sarang dan lebahnya” ucap Yong Mi kesal
“lepaskan” keluh Wook Gi dan menarik diri dari Yong Mi
“jangan bergerak dan kamu tak boleh pergi” ancam Yong Mi dan mengacungkan tangannya berbentuk seperti pistol

“sampai kapan kamu mau bercanda seperti ini?” tanya Wook Gi
“sampai kamu menyukaiku”
“kamu itu paling pintar mengikat seseorang”
“menurutmu kita berdua cocok? Kamu periset terbaik di dunia dan aku pendamping terbaik di dunia. Bisa diam tidak? Kamu itu cute. Ayo pergi”
“ada wawancara lagi?” tanya Wook Gi
“ya, ayo” ajak Yong Mi (akhirnya mereka berdua berpacaran^^)

Pengacara Park, Ayah Jong Seok tengah sibuk mengatur karangan bunga atas dibuka kembalinya kantor firma hukumnya. Jong Seok tiba-tiba masuk dan meminta Ayahnya untuk mencarikannya pekerjaan. Pengacar Park berjanji akan mencarikan Jong Seok pekerjaan asal Jong Seok tak minum lagi dan bermain kartu. Seseorang tiba-tiba masuk dan membawa surat penangkapan untuk Jong Seok, kasus kematian atas Choi Duk Gi kembali dibuka.

Jae Hee terlihat menunggu seseorang dan sesekali melirik jam tangannya. Orang yang ditunggu akhirnya tiba, mereka adalah Ae Ryung, Se Yun dan Jin Goo. Ae Ryung sengaja mengajak Ae Ryung dan Se Yun untuk menemaninya berbelanja. Kerja kerasnya sebagai dokter di rumah sakit Manin membuat Ayah dan Ibunya memberinya uang lebih dan untuk merayakannya Jae Hee ingin mentraktir Se Yun dan Ae Ryung. Jin Goo yang sedari tadi ikut mengatakan jika dia juga ingin dibelikan sesuatu oleh Jae Hee namun Jae Hee dan yang lainnya hanya tertawa dan berjalan meninggalkan Jin Goo.

Jin Goo tersenyum dan mengambil jalan lain. Beberapa menit kemudian, Jin Goo sudah berada di stand yang menjual perhiasan dan memanggil Ae Ryung. Jin Goo menyematkan sebuah cincin di jari manis Ae Ryung sebagai hadiah ulang tahun pernikahan mereka yang ke 4. Jin Goo mengatakan jika dia hanya bisa memberi Ae Ryung cincin dan berjanji akan memberikan hal yang lebih baik di ulang tahun pernikahan mereka tahun depan. Jae Hee dan Se Yun tertawa melihatnya dan meledek Jin Goo. Mereka berdua meminta Jin Goo membayar perhiasan yang mereka berdua sukai.

Jae Hee, Se Yun, Jin Goo dan Ae Ryung kemudian melanjutkan perjalanan mereka menuju sebuah restoran. Tuan dan Nyonya Jung sudah berada di tempat tersebut tak terkecuali dokter Kang yang sudah terlebih dahulu mengambil makanan.

Ulang tahun pernikahan Ae Ryung dan Jin Goo yang ke empat digelar secara sederhana. Ayah dan Ibu Jin Goo memberikan sebuah amplop berupa hadiah yaitu perayaan pernikahan Jin Goo dan Ae Ryung yang sebenarnya (Ayah dan Ibu Jin Goo pernah berjanji akan menggelar penikahan kembali jika Ayah Ae Ryung sudah sembuh dan sekaranglah waktu yang tepat. Jin Goo dan Ae Ryung tersenyum senang. Senyuman mereka semakin terkembang ketika dua sahabat Jin Goo, Marco dan Ricardo juga datang.

Chae Ryung berada di coffee shop tempatnya bekerja dulu. Bos Chae Ryung mengatakan jika dia senang melihat Chae Ryung yang sekarang yang sudah berhasil.
Bora tiba-tiba muncul dan membuat Chae Ryung terkejut. Perut Bora sudah membesar, Bora akhirnya menemukan pria yang dicarinya selama ini yang jauh lebih baik dari Jong Seok, yang jauh lebih menyayangi dan memperhatikannya.

Di kantor kejaksaan
Jong Seok dan Ayahnya tengah memandangi sebuah papan nama yang tertera tulisan “Jaksa Choi Hyuk Gi”. Beberapa detik kemudian, Hyuk Gi masuk dengan membawa barang bukti berupa tas coklat yang pernah diberikan Jong Seok pada Duk Gi, saudaranya, Hp Byung Chun yang berhasil diperbaiki oleh Wook Gi yang didalamnya terdapat foto dan video tindakan kejahatan Jong Seok dan struk pembelian tas. Jong Seok tetap tak perduli dengan apa yang dikatakan Hyuk Gi dan mulai marah tapi lain halnya dengan Ayahnya yang meminta maaf atas kesalahan yang sudah diperbuat Jong Seok dan mengatakan jika dia akan mengganti rugi 3x lipat.

Tuan Park bahkan berlutut dihadapan Hyuk Gi dan menarik Jong Seok untuk berlutut namun Jong Seok tetap tak bergeming. Hyuk Gi hanya membiarkan mereka berdua dan lebih memilih melihat foto Duk Gi yang membuatnya sedih hingga mereka berdua memutuskan pergi.

Alunan lagu Just Like Now terdengar (ah, lebay)….. Chae Ryung terlihat berjalan di tengah kota dan merapatkan tangannya untuk mengurangi rasa dingin. Dari arah berlawanan terlihat Hyuk Gi yang juga berjalan dan akhirnya berpapasan dengan Chae Ryung.

Senyum malu diperlihatkan mereka berdua.
“kamu semakin tampan sejak terakhir kali kita bertemu” ucap Chae Ryung dan Hyuk Gi hanya tertawa “sudah 4 tahun kita tidak bertemu dan kamu tidak memberiku salam?” tambah Chae Ryung.

Hyuk Gi terdiam dan menatap Chae Ryung. Sesaat kemudian, Hyuk Gi menarik Chae Ryung ke dalam pelukannya “kupikir aku bisa jadi gila karena sangat kangen kepadamu” ucap Hyuk Gi
“aku juga”

Hari ulang tahun ke 60 Eun Khi Hwan
Jin Goo, Ho Ryung dan Man Soo tengah sibuk mengatur makanan di meja sementara Ae Ryung dan Chae Ryung tengah membantu Eun Khi Hwan mengenakan hanbok.
“oh, Ayahku sangat tampan” puji Ae Ryung
“ini bukan seperti hari ulang tahun Ayah ke 60 tetapi seperti pengantin baru” tambah Chae Ryung

Di luar kamar terdengar suara Hyuk Gi, Wook Gi, Sun Do, Yun Do, Dong Bo dan Yong Mi yang baru saja datang. Suasana semakin meriah dan dimana-mana terdengar canda tawa.

Di dalam kamar, kedua putri Eun Khi Hwan memberi penghormatan untuk Ayahnya
“Ayah, selamat ulang tahun ke 60” ucap Ae Ryung “aku sangat bersyukur kamu menjadi Ayahku”
“Ayah, tak ada lagi yang kuharapkan selain Ayah hidup sampai 100 tahun” tambah Chae Ryung

Ae Ryung dan Chae Ryung mendekat ke arah Eun Khi Hwan dan mencium pipi Eun Khi Hwan dengan rasa sayang.

Semua baik-baik saja….
It’s Okay Daddy’s Girl^^


=THE END=

NB : Alhamdulillah akhirnya project Sinopsis It’s Okay Daddy’s Girl selesai…. Sinopsis yang awalnya kubuat bersama Ooppie kemudian melangkah sendiri dan pada akhirnya mendapat bantuan dari Ami.
Kamsahamnida buat Bu Pim, Bu Scheduler, Asri, Kak Saa, Teh Na, Teh Ai, Aida Unnie dan author lainnya….
Kamsahamnida buat para reader yang masih setia menunggu sinopsis ini. Ooppie titip salam dan minta doa dari semuanya agar Ooppie bisa melewati sakit yang saat ini dideritanya (Hwaiting dongsaeng, kalau saja jarak kita dekat… Unnie pasti akan menengok Ooppie).
Kamsahamnida buat Super Junior yang selalu mendukung dengan suara indah mereka ketika dewi tiba-tiba merasa down dan malas untuk ngelanjutin membuat sinopsis ini akibat ulah para copasper dan tugas kampus yang menumpuk (special for Yesung Oppa dan Bu Pim (gumawo Bu Pim untuk nasihatnya)….lebay, abaikan^^)

Sedih rasanya karena tak bisa melihat keluarga Eun, Jung dan Choi lagi. Membuat Sinopsis Drama It’s Okay Daddy’s Girl membuat dewi belajar banyak tentang pentingnya arti keluarga dan pentingnya arti persahabatan.
Sampai jumpa di Sinopsis Poseidon bareng dewi dan Un Aida dan Sinopsis-sinopsis lainnya^^

Written & Image by : DewiRf@Pelangidrama.net

[Sinopsis K-Drama] It’s Okay Daddy’s Girl Episode 16

=EPISODE 16=
Jin Gu, Se Yun, dan ibu mereka menyiapkan makanan bersama. Se Yun menawarkan diri untuk membeli bahan yang belum ada.
“Mau pergi ke mana?”tanya Pil Seok.
Se Yun berhenti di kaki tangga, “Aku akan pergi untuk membeli bahan makanan.”
“Kau akan membelinya sendiri?”
“Aku belajar setelah melarikan diri dari rumah.”
“Tapi kenapa kau pergi ke atas?”tanya Pil Seok yang senang melihat perubahan Se Yun.
“Aku ingin bertanya pada Unni apakah kita perlu mengirim kimchi juga.”
“Ibu berterima kasih karena kau sudah menjaga adik ipar.”kata Ae Ryung pada Chae Ryung lewat telepon. “Dan juga berterima kasih pada keluarga Hyuk Ki.”katanya. Tiba-tiba ekspresi Ar Ryung berubah, “Apa?Ibu di kantor polisi?Apa yang kau katakan?Apa itu benar?Baiklah, aku akan ke sana dengan kakak iparmu.”

“Kenapa?Apa sesuatu terjadi?”tanya Se Yun.

HP Ae Ryung berbunyi, “Tunggu sebentar.”katanya pada Se Yun. “Ya, Ayah?”sapa Ae Ryung. “Aku di rumah, sungguh. Kenapa kau seperti ini?”tanya Ae Ryung bingung. “Kami berada dalam bahaya?Siapa bilang begitu?”
“Ayah, bilang ‘aaa’”kata Jin Gu sambil mengulurkan makanan. “Cepat, tanganku sudah pegal.”
“Anak ini…..Berhenti mendekat!”kata Pil Seok tapi akhirnya memakan makanan yang disuapkan oleh Jin Gu.
“Bagaimana rasanya?Rasanya seperti madu bukan?”tanya ibu Jin Gu.
“Ya.”kata Pil Seok.
“Bagaimana tidak terasa lezat?Anakmu yang manis ini yang menyuapkannya untukmu.”kata ibu Jin Gu.
“Gawat!Besan mendapat telepon teror!”kata Se Yun.
“Apa yang kau katakan?”tanya Jin Gu.
“Aku mendengar Unni mendapat kabar lewat telepon.”
“Hei, aku akan menelepon Mr. Lee. Kau bawa istrimu ke tempat ayah mertuamu!”kata Pil Seok.
“Aku akan meneleponmu di jalan.”kata Jin Gu sebelum pergi meninggalkan dapur.
“Bagaimana mungkin ada orang yang tega mengusik orang sakit.”gerutu ibu Jin Gu.
“Apa kau yakin ini bukan pekerjaan orang yang kau percaya?Mr. Park?”tanya Se Yun.
“Benarkah?Apakah dia akan melakukan sejauh ini?”kata ibu Jin Gu pada dirinya sendiri.

“Ayah, seperti apa suaranya?Apa dia terdengar tua atau seumuran denganku?Mengerti, tidak ada yang terjadi padaku dan Unni. Aku tidak ada di tempat yang berbahaya, aku bersama Hyuk Ki dan Wook Ki di sini.”
Wook Ki meminta HP Chae Ryung dan Chae Ryung memberikannya. “Halo, ya, Ayah, ini Wook Ki. Ya, kami bersama, tidak ada yang terjadi. Kami akan menjaga Chae Ryung jadi jangan khawatir.”Wook Ki mengembalikan HP Chae Ryung kepada pemiliknya, “Ayah meminta kami mengantarmu sampai rumah.”kata Wook Ki.
“Ini terlalu aneh. Apa kau pikir ini ulah Jong Seok?”tanya Chae Ryung.

Jong Seok bangkit dari kursi kerja ayahnya saat Mr. Park masuk ke ruang kerjanya. “Hanya menakuti mereka sedikit. Ayah bilang akan menangani keluarga Chae Ryung.”kata Jong Seok.

“Kau bilang kau sudah melakukan apa?”tanya Mr. Park.
“Aku menelepon ayah Chae Ryung agar ia tidak macam-macam kalau ingin anak-anaknya selamat.”
Mr. Park langsung naik pitam, “Apa kau tidak waras?Bagaimana kalau kau mendapat balasan?Kenapa kau menggunakan telepon kantor!”
“Kau berfikir aku tidak memikirkan hal itu?Aku menggunakan cara agar semua dituduhkan pada Shin Byung Chun, apa masalahnya?”
“Kau bilang Shin Byung Chun akan datang kemari.”
“Anak itu, apa kau pikir dia akan menelepon dulu sebelum datang kemari?”kata Mr. Park. Mr. Park selesai mengemasi berkas-berkas dan mengajak Jong Seok pergi.
“Kemana?”
“Kita perlu memberikan kompensasi untuk tabrak lari yang kau lakukan.”
“Aku lelah.”kata Jong Seok.
“Apa?”
“Jika aku pergi, aku tahu ini akan menjadi tambah buruk. Jika dia melihatku, dia tidak akan menginginkan kompensasi.”
“Lalu kenapa kau menabrak mobilnya?Kau anak gila!”kata Mr. Park lalu memukuli Jong Seok dengan kopernya tapi Jong Seok dengan sigap menghindar.
“Aku sudah minta maaf.”kilah Jong Seok.
Hyuk Ki dan Sun Do masuk ke ruang dimana Shin Byung Chun, Chae Ryung, dan Wook Ki berada. “Apa yang dikatakan investigator Lee?”tanya Chae Ryung begitu Hyuk Ki selesai menelepon.
“Dia bilang untuk tidak mengizinkan Byung Chun sendirian.”
“Investigator itu benar-benar akan menyelidiki hal ini bukan?Dia tidak akan bekerja sama dengan Mr. Park, kan?”kata Byung Chun cemas.
“Dia mengatakan dia menerima pesan yang kau kirim dan dia juga akan menyelidiki tentang tabrak lari juga.”kata Hyuk Ki.
“Kita perlu mencatat ini agar diselidiki bersama.”kata Sun Do.
“Apa yang kau maksud dengan mencatat ini bersama?”tanya Chae Ryung.
“Itu berarti untuk mengikat semua masalah sehingga menjadi satu kasus.”jelas Sun Do.
“Jadi kasus ayah akan dijadikan satu dengan yang lain?”
“Kejahatan ini dilakukan oleh satu orang jadi kasusnya akan dijadikan satu.”kata Sun Do.
Byung Chun menyatakan kekhawatirannya pada status Mr. Park. Hyuk Ki menyarankan agar mereka bicara dengan pengacara dan investigator dulu dan mengingatkan Byung Chun kalau ia kini juga berada dalam bahaya.
“Tapi,”potong Wook Ki. “Benarkah Jong Seok melakukan itu pada saudaraku?”
Wook Ki berjalan menuju pintu, “Kemana kau akan pergi?”tanya Hyuk KI.
“Mencari Park Jong Seok.”kata Wook Ki penuh amarah.
Chae Ryung pindah ke samping Wook Ki, “Aku akan pergi denganmu.”
“Kalian berdua tetap di tempat!”kata Hyuk Ki.
“Kita perlu memprosesnya secara hukum.”jelas Sun Do. “Kau tidak bisa menyelesaikannya secara pribadi. Jadi tetaplah di tempat, kau juga, Chae Ryung.”
“Bagaimana mungkin aku tetap tinggal diam?Dia adalah temanku yang melakukan perbuatan jahat. Kau memintaku untuk bersabar?”
“Aku akan pergi untuk melihat wajahnya di kantor polisi dan bertanya bagaimana bisa dia disebut manusia—“kata Wook Ki.
“Aku bilang tetap di sini!”teriak Hyuk Ki.
“Bagaimana bisa aku tetap tinggal diam?”teriak Wook Ki. “Aku tahu siapa pelaku sebenarnya!Orang yang membunuh Duk Ki Hyung adalah dia!”
“Aku beritahu padamu, Duk Ki tidak ingin takdirmu berubah hanya karena dia. Apakah kau benar-benar ingin masuk penjara karena sampah itu?”tanya Hyuk Ki. “Apa kau ingin berubah serendah dia juga?”
Ho Ryung turun dari mobil Hee Jae. Hee Jae ikut turun dan memberikan uang di dalam amplop, “Aku bukan memberikannya, aku meminjamkan uang ini padamu.”kata Hee Jae.
Ho Ryung menolak uang itu tapi Hee Jae membujuknya untuk menerima amplop tersebut. Ho Ryung masih ragu-ragu saat mobil Jin Gu berhenti di belakang mobil Hee Jae. Ae Ryung berlari keluar dari mobil, “Nuna!”panggil Ho Ryung.
“Halo!”sapa Ae Ryung tapi langsung berlari tanpa menunggu jawaban.
“Apa yang terjadi dengan kakakku?”tanya Ho Ryung pada Jin Gu.
“Ayah mertua mendapat teror.”
“Siapa yang melakukan hal seperti itu?Pelaku sebenarnya?”tanya Ho Ryung.
“Kami mengira itu adalah anak Mr. Park.”
“Jong Seok adalah pelakunya?Yang sudah membuat kami jadi seperti ini?”tanya Ho Ryung.
Jin Gu mengiyakan.
“Aku mulai gila!”kata Ho Ryung. “Eun Chae Ryung benar-benar…….!”
“Ini bukan saatnya menyalahkan seseorang.”
“Apa ada yang bisa aku bantu?”tanya Hee Jae.
“Aku sebenarnya ingin meminta tolong padamu.”kata Jin Gu.
“Apa?Katakan saja!”
“Aku akan pergi mengatar adik ipar (Ho Ryung) ke tempat ibu mertua. Bisakah kau menemani kakak iparmu?”kata Jin Gu.
“Kakak ipar?”tanya Ho Ryung bingung.
“Oh, dia adalah adikku.”kata Jin Gu. Ho Ryung menoleh ke Jae Hee. “Mr. Kang akan ada di sini secepatnya, kita akan mengatar ayah ke rumah sakit kita.”lanjut Jin Gu. “Jadi bisakah kau menelepon Mr. Kang dan memberitahunya tentang keadaan ayah mertua?”
“Benarkah aku bisa melakukannya?”tanya Hee Jae.
“Kau adalah seorang dokter, kau bisa melihat kondisi ayah mertua lebih baik dari kakak iparmu. Ayah mertua pasti syok karena telepon itu.”
“Baiklah, cepat pergi. Jangan khawatirkan tentang keadaan ayah mertuamu.”
“Terima kasih.”kata Jin Gu. Jin Gu mengajak Ho Ryung bergegas masuk mobil.
“Dimana ibu?”tanya Ho Ryung.
“Aku tidak yakin, sekarang telepon paman!”
“Ya.”kata Ho Ryung.
“Aku tidak mau pergi ke rumah sakit ayah mertuamu, kenapa kau tidak mau mendengarkanku?”tanya Eun Ki Hwan pada Ae Ryung yang sedang membereskan pakaiannya.
“Ayah, jika kau mendengarkan apa yang kami katakan, kami melakukan hal yang benar.”kata Ae Ryung. Kau tidak bisa tinggal sendiri di sini. Kau perlu tinggal di rumah sakit ayah mertua jadi kami tahu kau aman. Dengan begitu kami akan bisa mengurus hal lain.”katanya.
“Hal lain apa?”tanya Eun Ki Hwan.
“Kami pergi menangkap pelakunya. Kami perlu membuktikan kau tidak bersalah.”
“Apakah kau tahu siapa itu?”Chae Ryung hanya bisa diam, “Dia adalah teman Chae Ryung, Jong Seok, benar bukan?”
“Bagaimana ayah tahu itu?”tanya Ae Ryung.
“Aku tahu suara Jong Seok. Kau pikir aku tidak tahu teman anakku?”
“Ayah, kita perlu mengeraskan hati, mengerti?”
Pintu diketuk dan Hee Jae masuk, Ae Ryung akan memperkenalkan Hee Jae sebagai adik iparnya tapi malah Hee Jae memotong, “Dr. Kang mengirimku, aku dari rumah sakit Manin.”
“Aku minta maaf karenaku kau harus datang kemari.”kata Eun Ki Hwan.
“Apa kau merasa sakit kepalamu tambah parah atau mungkin jantungmu?”tanya Hee Jae.
“Siapa kau?”tanya Sun Ae.
“Aku ayah Jong Seok.”jawab Mr. Park.
“Jika kau ke sini untuk mengajak berdamai, kami tidak menerima kompensasi.”kata Sun Ae.
“Kau tidak terlihat seperti supir dan kau tidak terlihat sakit. Jadi pasti kau orangnya.”kata Mr. Park sambil menatap Dong Bo.
“Berapa banyak yang menurutmu cukup?”tantang Dong Bo seakan mau berdamai.
“Aku dengar kau bekerja part time di restauran kaki babi dan bekerja di pom bensin. Bagaimana kalau senilai dengan gajimu setahun?”tawar Mr. Park.
“Sun Ae?”kata Dong Bo lalu menggeliat kesakitan. “Aku tidak bisa bicara karena rasanya sakit sekali. Tolong beritahu dia aku tidak mau menerima kompensasi.”
Mr. Park dengan percaya diri menawarkan agar mereka mau berdamai saja agar mereka dan Jong Seok bisa berteman. Dong Bo mengatakan tidak mau berteman dengan seorang pembunuh. Mr. Park berkata, “Membunuh?Siapa yang kau bilang sudah mati?Kau di sini masih bernafas dan masih hidup.”
“Maksudku bukan aku.”kata Dong Bo.
Sun Ae menengahi, “Bicara pada pengacara kami. Kau harus pergi sekarang.”
“Apakah kau tidak tahu siapa aku?”tanya Mr. Park yang sudah tidak mau berpura-pura baik. “Menyuruhku untuk bicara dengan pengacaramu….”gerutu Mr. Park sambil merogoh kantong untuk mencari kartu namanya.
Akan tetapi sebelum Mr. Park menemukan kartu namanya, Sun Ae berkata dengan nada tidak tertarik, “Aku tahu siapa kau. Mo Park Law Firm yang kejam dan korup.”
“Darimana kau mendengar hal semacam itu?”
“Dia kuliah di Hanguk Law School.”sela Dong Bo.
“Benarkah?Kalau begitu akan lebih bagus.”Mr. Park lalu mengajari Sun Ae untuk mencari orang yang bisa melindunginya.
“Oh, ayahku bilang kebalikan dari itu. Seseorang yang belajar di bidang hukum perlu hidup bersih.”kata Sun Ae dengan percaya diri.
“Hahaha, itu karena ayahmu tidak mengerti hukum.”
Dong Bo menirukan tawa Mr. Park. “Jika kepala polisi tidak tahu hukum, siapa yang tahu hukum?”
“Apa yang kau katakan?”
“Ayahnya adalah kepala polisi korea.”
Mr. Park syok mendengar hal itu. Ia menatap Sun Ae yang tersenyum penuh kemenangan. “Miss, kemari dan bicara denganku.”ajak Mr. Park tapi HP Mr. Park berdering hingga ia mengurungkan niat untuk bicara empat mata dengan Sun Ae.
“Wae?”tanya Mr. Park pada Jong Seok yang meneleponnya.
“Ayah, kemari dan selamatkan aku!Aku akan ditangkap!”
“Jong Seok, apa yang terjadi?”
“Ayah, kompensasi atau apapun, lakukanlah dan cepatlah kemari sekarang!”teriak Jong Seok di telepon. Investigator Lee dan seorang polisi sudah siap membawa Jong Seok ke kantor polisi. “Bagaimana cara aku memberitahu mereka aku tidak mau pergi, mereka membawa surat penangkapan. Cepatlah datang!”
“Beritahu ayahmu untuk datang ke kantor polisi, kau perlu menjalani penyelidikan.”kata investigator Lee.
Jong Seok mengancam tapi investigator Lee tetap menyeretnya pergi disaksikan pegawai Mo Park.
Byung Chun memberikan kesaksiannya di depan pengacara Lee, Sun Do, Hyuk KI, dan Wook Ki. Sedangkan Chae Ryung berhadapan dengan bekas pacar Jong Seok di tempat Yang Mi. Yang Mi membujuknya wanita itu untuk membantu mereka karena sejak tadi yang dilakukannya hanya menatap Chae Ryung.
“NUNA!Kau perlu mengatakan sesuatu, kenapa kau seperti ini?”tegur supir Yang Mi.
Yuri bertanya, “Eun Chae Ryung, kau tahu kenapa aku menatapmu seperti ini?”
“Aku tidak tahu.”
“Cobalah berfikir lebih keras!”perintah Yang Mi.
Yuri mengingatkan Chae Ryung kalau mereka pernah bertemu. Chae Ryung akhirnya ingat kalau Yurilah yang mencegah seorang pelayan memukulnya saat ia tidak mau menjadi hostess. Yang Mi mencerca Chae Ryung karena melupakan wajah penolongnya. Setelah berbincang sebentar akhirnya Yuri bersedia datang ke pengadilan untuk memberi kesaksian asal tidak bersamaan dengan jam kerjanya.
Ajumma bicara dengan Byung Chun, “Sampai kasus ini selesai, gunakan kantorku. Aku akan mengeluarkan sofa dan memasukkan tempat tidur di sana.”
“Bagaimana bisa aku menggunakan ruanganmu?”tanya Byung Chun.
“Kau hanya tinggal menggunakannya, apa maksudmu bertanya bagaimana menggunakannya?Kalau kau tinggal di motel, bagaimana kalau kau berada dalam situasi yang berbahaya?”
“Bos, lalu bagaimana denganmu?”
“Aku bisa mengerjakan pekerjaanku dimanapun, itu tidak masalah. Dan ambil ini juga.”kata Ajumma sambil memberikan seamplop uang.
Byung Chun menolak uang itu tapi Ajumma membujuknya agar ia menerimanya. “Bos, kau tidak perlu melakukan ini.”
“Aku hanya ingin membantu sebisa mungkin.”
“Terima kasih.”
“Byung Chun, kau benar-benar melakukan hal besar untuk mereka.”Byung Chun terharu dengan perkataan ajumma.
Jae Hee menjelaskan keadaan Eun Ki Hwan pada Jin Gu di telepon dan mengatakan Dr. Kang sedang menangani operasi jadi belum bisa datang.
Pil Seok datang dan Hee Jae memutuskan telepon, “Apa itu Jin Gu?”tanya Pil Seok.
“Ya.”
“Beritahu dia aku di sini menggantikan Dr. Kang.”kata Pil Seok. “Lalu masuklah!”
“Besan, kami sudah menyiapkan kamar, jadi datanglah ke rumah sakit sakit kami!”
“Aku baik-baik saja di sini, aku berterimakasih karena kau sudah memikirkanku.”kata Eun Ki Hwan.
“Kau tidak perlu memikirkannya, kami sudah menemukan pelaku sebenarnya dan bicara pada pengacara kami. Penyelidikan akan dimulai secepatnya.”kata Pil Seok.
“Apakah itu benar?”tanya Eun Ki Hwan.
“Ya, jadi kau perlu cepat pulih. Jadi ayo pergi!Kau perlu membuktikan ketidakbersalahanmu, dan kau perlu menang di pengadilan.”
“Aku mengerti, aku akan pergi.”
“Kau melakukan hal yang benar.”kata Pil Seok.
Hee Jae masuk dan Pil Seok mengenalkannya sebagai anaknya. Hee Jae terharu karena hal itu. Pil Seok juga memuji Hee Jae dan mengatakan akan memberikan rumah sakit padanya di depan Eun Ki Hwan, Hee Jae sampai menangis saking terharunya.
Ibu Jin Gu berbicara dengan Jin Gu di telepon, ia mengatakan sudah mengurus semua masalah keuangan keluarga Ae Ryung, Jin Gu berjanji akan membayarnya kembali setelah ia bekerja, tentu saja ibu Jin Gu sangat bahagia mendengarnya. Setelah selesai menelepon, Se Yun memeluknya, “Kenapa kau melakukan hal seperti ini?”tanya ibu Jin Gu.
“Ibu memperlakukan besan kita dengan baik, maka aku memelukmu.” Ibu Jin Gu berdiri dan menatap Se Yun. “Kenapa?”tanya Se Yun.
“Apa kau baik-baik saja?”
“Aku tidak baik-baik saja, tapi aku bisa mengatasinya.”
“Apakah kau akan tetap memanggilku ibu?”tanya ibu Jin Gu.
“Kakak iparku masih muda, jadi mendengarku memanggilnya ibu akan membuat orang memandang aneh padanya. Jadi aku pikir ibu seharusnya tetap menjadi ibuku.”
“Kau tumbuh dengan baik dan sangat pintar.”
Se Yun tersenyum, “Cepat kirim uang ke kakak. Banyak uang, banyak!”katanya ceria.
“Baiklah.”ibu Jin Gu memeluk Se Yun.
Jin Gu dan Ho Ryung menjemput ibu dan paman Ae Ryung di kantor polisi. Ho Rung menatap ibunya, ibu Ho Ryung berkata, “Ho Ryung, jika kau tidak ingin melihat ibu, ibu tidak akan pulang ke rumah.”
“Maaf karena kau harus melihat kami seperti ini.”kata paman Ho Ryung pada Jin Gu.
“Ibu, ayo pergi!Kita sudah menemukan pelaku sebenarnya. Jadi kita akan benar-benar sibuk.”kata Jin Gu. Ibu Ho Ryung menanyakan siapa tersangkanya, setelah tahu tersangkanya adalah Jong Seok, ibu dan paman Ho Ryung terlihat sangat terpukul dan marah.
Yang Mi menawari Chae Ryung makan tapi Chae Ryung tidak makan. Yang Mi membujuknya agar mau makan. Yang Mi juga menasehati Chae Ryung untuk terus bersemangat. Akhirnya Chae Ryung mengambil menu yang diberikan Yang Mi.
Tapi sebelum memilih makanan, Yun Do masuk ke ruang kerja Yang Mi membawa makanan.
“Dimana semua laki-laki?”tanya Yang Mi.
“Wook Ki hyung sedang bicara dengan Byung Chun hyung, Hyuk Ki hyung pergi dengan Sun Do hyung.”
“Apakah mereka pergi minum?”tanya Yang Mi.
“Hyuk Ki hyung tidak bisa minum.”kata Yun Do.
Hyuk Ki dan Sun Do makan bersama. “Paling tidak kau harus makan sedikit.”kata Sun Do sambil memberikan mangkuk berisi makanan.
“Ya.”
Sun Do mengambilkan makanan lagi dan meletakkan di meja yang masih kosong. Hyuk Ki menatapnya heran. “Apakah Wook Ki datang?”tanya Hyuk Ki.
“Tidak.”
“Sun Ae?”
Sun Do menggelengkan kepala.
“Byung Chun?”
“Aku ingin membelikan Duk Ki makan dan menuangkan segelas bir untuknya.”jawab Sun Do. Hyuk Ki terlihat sedih, “Aku tidak bermaksud membuatmu menangis, “Aku hanya berfikir, kenapa aku tidak melihat Duk Ki yang sebenarnya, aku sangat menyesal.”
Sun Do meminum bir dalam gelasnya. Hyuk Ki menatap makanan dan gelas yang diberikan Sun Do pada meja yang ksoong dengan sedih.
Di rumah Wook Ki mencoba memperbaiki HP yang menyimpan bukti kejahatan Jong Seok. Byung Chun menghampirinya, “Kau seharusnya berhenti, aku sudah mencoba memperbaikinya tapi gagal.”katanya, “Kau seperti kata Duk Ki: jika kau mulai melakukan sesuatu, kau akan bekerja keras sampai hal itu selesai.”Wook Ki hanya diam merenung, “Dia akan berkata, jika aku menyemangati saudaraku, dia akan pergi ke sekolah terbaik. Dia bilang kau hebat di matematika dan sejarah. Kau akan selalu mendapat juara jika ikut kompetisi. Dia bilang kau suka belajar tapi harus meninggalkan semuanya untuk bekerja. Dia bilang ingin mendukungmu mengumpulkan uang untuk sekolah ke luar negeri.”Byung Chun mengatakan semua tentang Duk Ki yang sangat menyayangi saudaranya.
“Setelah pengadilan selesai, bisakah aku membawa HP ini?Aku akan membelikanmu yang baru dan yang ini untukku.”kata Wook Ki sambil menangis.
“Itu sudah tidak bisa digunakan, kenapa kau ingin menyimpannya?”tanya Byung Chun.
“Walaupun perlu seumur hidup untuk memperbaikinya, aku akan mencobanya. Aku akan memperbaikinya dan melihat momen terakhir kehidupan kakakku.”
Mr. Park mengunjungi anaknya di penjara, “Ayah, apa yang kau lakukan di sini?”
“Aku di sini sebagai pengacaramu, jadi diamlah!”
“Apakah ibu belum pulang dari Jepang?Anaknya di situasi seperti ini tapi dia tidak datang.”
“Jika ibumu juga datang kemari. Siapa yang akan mengurus kerugian kita?”kata Mr. Park. “Ayo bicara di ruang konsultasi!”
Di ruang konsultasi Jong Seok langsung marah-marah karena ayahnya tidak juga mengeluarkannya dari penjara. Mr. Park balas memarahi Jong Seok karena dia tidak memiliki SIM dan menabrak orang. Jong Seok tidak terima disalahkan dan mereka berdebat. Jong Seok mengatakan seharusnya ayahnya mengambil jalan damai dan memberi mereka kompensasi. Mr. Park mengatakan hal itu mustahil. Jong Seok marah karena mengira ayahnya tidak mau membuang uang deminya. “Apakah kau tidak tahu ayah Shun Sun Ae adalah kepala polisi?”
“Apakah itu benar?”
“Jika kita tidak menanganinya dengan benar, kita akan berakhir dengan lebih banyak masalah. Jadi jangan banyak bicara dan dengarkan apa yang aku katakan!”
Selama ini mereka berlindung di bawah naungan Mr. Yang. Tapi Mr. Park mengatakan kalau sampai Mr. Yang tahu mereka bermasalah dengan anak kepala polisi Mr. Yang tidak akan membantu mereka lagi.
“Aku….jika aku tidak lulus tes kali ini, itu semua adalah salahmu.”ancam Jong Seok.
“Lalu kenapa kau menyetir tanpa SIM lalu menabrak orang, kemudian melarikan diri padahal banyak kamera lalu lintas?Jadi itu juga salahku?Anak ini benar-benar…..”Mr. Park yang kesal hendak memukul Jong Seok dengan berkas yang ia bawa.
“Jika kau memukulku lagi, aku akan memanggil polisi.”ancam Jong Seok dengan santai.
Chae Ryung bertemu dengan Bora untuk meminta tolong agar ia mau memberi kesaksian di pengadilan. Bora tidak bisa memutuskan segera ia takut dengan keluarga Jong Seok. Tapi sbeelum pergi dia meminta Chae Ryung mengiriminya tanggal dilaksanakan pengadilan.
Jong Seok meminta ayahnya mempercepat tanggal pengadilan agar ia cepat keluar dari penjara, “Aku tidak bisa di sini semenit ataupun sedetik lebih lama, aku tidak peduli berapa banyak uang yang harus diberikan untuk kompensasi, jadi temukan jalan keluarnya. Kalau tidak kau akan membaca di koran kalau anak Mo Park ditemukan mati di penjara.”kata Jong Seok.
“Apakah kau benar-benar pergi ke sekolah hukum?Apakah kau benar-benar belajar untuk ujian?”tanya Mr. Park.
“Ke arah mana pembicaraanmu sekarang?”
“Apakah kau pikir masalahmu hanya tabrak lari?Choi bersaudara mulai menuntutmu.Kau juga akan dituntut untuk kematian Choi Duk Ki.”
“Apa?”
“Apa kau tidak tahu tentang dituntut untuk lebih dari satu kasus?”
Jong Seok yang arogan langsung kebingungan, “Ayah, bagaimana?Apa yang harus aku lakukan?Selamatkan aku!Tolong selamatkan aku. Ya?”tanyanya memelas.
Mr. Park berkata, “Sebelum pengadilan diadakan, ingat ini: aku tidak melakukan apapun, aku tidak tahu apapun, mengerti?”
“Mengerti. Aku tidak melakukan apapun, aku tidak tahu apapun. Aku tidak melakukan apapun, aku tidak tahu apapun. Aku tidak melakukan apapun, aku tidak tahu apapun.”
“Kakak ipar, maafkan aku.”kata paman Chae Ryung. Ia minta maaf karena tidak bisa mengembalikan uang. Eun Ki Hwan memaafkannya tapi paman Chae Ryung tetap merasa bersalah. Eun Ki Hwan hanya meminta paman Chae Ryung untuk mengingat apa saja yang dikatakan Mr. Park dulu. Giliran ibu Chae Ryung yang minta maaf pada Eun Ki Hwan.
Chae Ryung datang, ia hanya dia saja.”Chae Ryung, ayolah!”kata Ae Ryung.
“Sekarang keluarga kita semua ada di sini.”kata Chae Ryung.
Ibu Chae Ryung memeluk Chae Ryung, Jin Gu memeluk Ae Ryung, dan paman Chae Ryung mendatangi Ho Ryung dan memeluknya. Eun Ki Hwan terharu melihat keluarganya.
Hyuk Ki, Wook Ki, Byung Chun, dan Sun Do berkumpul membahas bukti-bukti.
Pengacara Lee meminta kesaksian Eun Ki Hwan di rumah sakit.
Yang Mi memperlakukan Yuri dengan baik karena ia sudah mau membantu, sedangkan Yun Do dan supir Yang Mi mempelajari foto-foto Jong Seok yang sedang mengikuti Chae Ryung.
Pengacara Lee juga menjenguk Dong Bo dan Sun Ae memberikan berkas-berkas bukti masalah tabrak lari yang dilakukan Jong Seok.
Di tempat lain Mr. Park sibuk menyiapkan pembelaan-pembelaan untuk Jong Seok.
Jong Seok di dalam penjara terlihat cemas.
Jin Gu dan Ae Ryung membujuk Bora untuk mau memberikan kesaksiannya, akhirnya Bora setuju juga.

Senior Chae Ryung menanyakan kepada atasnya kenapa Chae Ryung terus saja melamun dan menatap HPnya tapi tidak ada yang tahu sebabnya.
Hyuk Ki menjenguk Eun Ki Hwan di rumah sakit. “Terima kasih sudah datang.”kata ibu Chae Ryung.
“Sebentar lagi pengadilan akan dilaksanakan, aku cemas jadi aku datang untuk menjenguknya.”
“Aku bahagia kau datang. Dia khawatir bagaimana kalian sekarang.”
“Terima kasih.”kata Hyuk Ki untuk minuman yang diberikan ibu Ae Ryung.
“Aku yang harusnya berterima kasih. Kau membayar untuk hutang yang begitu besar. Walaupun aku punya mulut, aku sampai tidak tahu harus bicara apa.”
“Itu bukan apa-apa.”
“Baiklah, kita harus menang. Kita harus mengembalikan semua ke tempat semula dan memulai sesuatu yang baru.”
“Ya.”jawab Hyuk Ki. Eun Ki Hwan menghela nafas.
“Ini adalah hal yang baik, kenapa kau menghela nafas?”tanya ibu Chae Ryung.
“Setelah pengadilan selesai, apakah Choi Duk Ki akan kembali hidup?”tanya Eun Ki Hwan tanpa ada yang mampu menjawab.
“Seonbae!Aku hanya akan memintamu kali ini saja. Besok kalau kau besok bisa menggantikan shiftku, aku akan melakukan apapun untukmu.”pinta Chae Ryung.
“Apa kau berusaha pergi ke resort ski dengan pacarmu?Kau perlu memberi tahuku alasanmu baru aku akan memutuskan.”
“Apakah aku harus memberitahumu alasanku?”
“Ya, aku harus mendengarnya.”
“Besok adalah hari diadakan pengadilan untuk kasus ayahku.”\
“Kasus macam apa itu?”
Chae Ryung memberitahukan kasus yang menimpa ayahnya dan memohon agar Seonbaenya itu mau menggantikannya besok. Akhirnya Seonbae setuju bahkan dia mau menggantikan Chae Ryung untuk hari ini juga dan memberikan semangat pada Chae Ryung.
Atasan Chae Ryung memutuskan untuk mengirim Chae Ryung ke China karena melihat semangat Chae Ryung.
Chae Ryung berdoa untuk kelangsungan hidup keluarganya.
Pil Seok memeriksa Eun Ki Hwan, “Besan, kondisimu baik hari ini.”kata Pil Seok.
“Ini berkat kau. Terima kasih.”kata Eun Ki Hwan.
“Besan, aku tidak tahu apa yang terjadi di pengadilan nanti, jadi aku sudah menyiapkan ambulan jika sesuatu terjadi. Jadi jangan khawatir.”
“Kau tidak perlu menyiapkan semua itu.”
Pil Seok menyatakan kekagumannya karena Eun Ki Hwan memiliki anak-anak yang hebat dalam menjalani hidup. Eun Ki Hwan tentu hanya bisa tersenyum dipuji seperti itu.
Jong Seok dan Mr. Park masuk ke ruang sidang. Mereka berhenti sejenak dan mengamati siapa saja yang datang lalu duduk di tempat mereka dan sidangpun dimulai. Jaksa mulai menanyai Eun Ki Hwan. Mr. Park berdiri, “Bukankah kau sudah mendengar kalau kasus dinyatakan sebagai pembunuhan tidak sengaja?”
“Aku mendengar ada pembunuh yang lain, maka aku di sini. Aku ingin menguak hal yang sebenarnya.”kata Eun Ki Hwan.
Saksi pertama yang dipanggil adalah Bora. Mr. Park menunjukkan foto Bora bersama Jong Seok di hari kejadian. “Bukankah kau bersamanya sampai rumah?”tanya Mr. Park.
“Benar.”
Gantian pengacara Lee yang bertanya, “Bukankah Park Jong Seok yang meminta kalian pergi ke klub?”
“Benar.”jawab Bora lebih bersemangat daripada saat menjawab pertanyaan Mr. Park.
==FLASHBACK==
Jong Seok mengantar Bora pulang dan mengambil foto saat Bora dipapah masuk ibunya yang menjadi alibinya.
==FLASHBACK END==
“Apakah setelah Jong Seok mengantarmu, dia kembali ke klub?”tanya pengacara Lee.
“Aku tidak tahu,”jawab Bora. “Tapi, saat Chae Ryung bilang akan pulang ke rumah. Jong Seok menghilang untuk beberapa saat, aku sangat ingat hal itu.”kata Bora. “Jong Seok juga mengenal Choi Duk Ki. Aku melihat mereka bicara sebelum Chae Ryung pergi.”
Giliran Sun Do yang menjadi saksi. Jaksa penuntut bertanya, “Dimana kau melihat Eun Ki Hwan mendorong Choi Duk Ki?”
Sun Do berkata Eun Ki Hwan tidak bisa disebut mendorong Duk Ki, apalagi dengan tubuh lemahnya. Duk Ki jatuh sendiri dan memukulkan kepalanya ke tembok. Mr. Park maju dan menunjukkan surat hasil otopsi. “Apa kau tidak melihat laporan otopsi ini sebelumnya?”tanya Mr. Park.
“Laporan ini tidak mengatakan penyebabnya adalah Eun Ki Hwan. Apakah kau tidak tahu itu?”balas Sun Do.
MR. Park tertawa mengejek, “Dia tidak tahu hukum dengan benar dan dia menanyakan pertanyaan pengacara.”
Sun Do mengatakan kalau dia lulus dari sekolah hukum dan sudah memalui 3 tahap ujian. Mr. Park jelas kaget mengetahui hal tersebut.
“Kau mengatakan, mendengar kejadian dari Park Jong Seok hari berikutnya?”tanya pengacara Lee.
“Ya.”jawab Yuri. Yuri menceritakan semua yang pernah dikatakan Park Jong Seok.
Mr. Park berdiri, “Kau ingin keluar dari kehidupan sebagai hostess dengan menggunakan Park Jong Seok tapi gagal. Jadi kau berbohong untuk balas dendam?”
“Pengacara Park, Kau harusnya ingat, dulu kau berteriak pada Park Jong Seok untuk melakukan apapun agar mendapat gelarnya. Kau ingin aku menghubungi sekolahnya dan menanyakan tetang hal itu?”tantang Yuri.
“Kau pernah melihat Park Jong Seok mengikuti Eun Chae Ryung?”tanya pengacara Park pada supir Yang Mi.
Supir Yang Mi membeberkan semua yang dia tahu.
“Kenapa kau membuntuti Eun Chae Ryung?”
Jong Seok menjawab semua pertanyaan jaksa penuntut dengan memutar balikkan fakta. Ia mengatakan membuntuti Chae Ryung dan menelepon Eun Ki Hwan karena ia menyukai Eun Chae Ryung dan ingin agar Eun Chae Ryung dan keluarganya baik-baik saja. Jong Seok mengatakan ia tidak mengenal Choi Duk Ki.
“Apakah kau mempunyai bukti lain bahwa Jong Seok membunuh Duk Ki?”
“Di hari sebelum Duk Ki meninggal, dia mengatakan tertabrak mobil, jadi dia merasa sakit kepala. Duk Ki membawa pulang tas dengan bekas terlindas mobil dan uang lecek. Jadi aku bertanya padanya apakah dia berlari ke depan mobil untuk mendapat uang dan ia membalas jika ia benar tertabrak mobil, ia tidak akan dipukul dengan stick golf untuk mendapat uang. Tapi Park Jong Seok mencoba menabrakku dan berkata jika aku tidak bisa membayar untuk biaya reparasi.”
“Itu bukan bukti, itu hanya percakapan di antara kalian berdua.”kata Mr. Park. “Tas yang dibawa Duk Ki pulang, bagaimana kau bisa membuktikan kalau itu diberikan oleh Park Jong Seok?”
Hyuk Ki terdiam sedih karena tidak bisa menjawab.
Giliran Byung Chun yang menjadi saksi, “Apakah benar kau melihat Duk Ki terluka?”
“Ya. Park Jong Seok memukul Duk Ki dengan stick golfnya dan dia bilang biaya ganti ruginya adalah tas itu dan meletakkan tas itu di kepala Duk Ki. Jong Seok juga membuat Duk Ki memunguti uang di tanah. Belum cukup sampai situ, Park Jong Seok juga menabrak Duk Ki dengan mobilnya, aku melihat hal itu dengan kedua mataku.”
==BERSAMBUNG==
Written and Pictures by Mimio@pelangidrama.net

[Sinopsis K-Drama] It’s Okay Daddy’s Girl Episode 15

=EPISODE 15=
Hyuk Gi masih tak percaya dengan apa yang terjadi dengannya. Jong Seok sudah dengan sengaja menabraknya dan sekarang mengancamnya agar tak mendekati Chae Ryung.
Seorang pria berkacamata mendekati Hyuk Gi sepeninggal Jong Seok. Pria tersebut mengatakan jika Jong Seok menganggunya atau mengancamnya, Hyuk Gi boleh menghubunginya sebagai saksi dan menyerahkan sebuah kartu nama yang tertera nama Hyun Dai Law Office.
Belum puas dengan menabrak Hyuk Gi, kali ini Jong Seok melakukan kesalahan besar karena tanpa sengaja menabrak mobil yang dikendarai Sun Ae dan Dong Bo dari belakang. Tabrakan tersebut mengakibatkan luka terkilir dan keseleo pada leher Dong Bo. Sun Ae yang tak terima segera turun dari mobil dan meminta penjelasan dari Jong Seok namun sikap Jong Seok yang acuh tak acuh membuat Sun Ae kesal. Pertemuan mereka sudah terjadi dua kali dan sama-sama terjadi pada kondisi yang kurang menyenangkan.
Sun Ae meminta Jong Seok menyerahkan simnya dan menyelesaikan urusan tabrakan ini di kantor polisi, tapi dasar Jong Seok yang sombong dan tak mau berurusan dengan hal-hal yang tidak penting memilih untuk segera pergi dari tempat tersebut dan sekali lagi melakukan kesalahan dengan menyerempet Dong Bo hingga Dong Bo terluka parah dan harus dilarikan ke rumah sakit.
“apa kamu tidak apa-apa?” tanya Sun Ae khawatir
“semula aku hanya ingin menakut-nakutinya saja dengan berdiri di depan mobilnya tapi ternyata dia menabrakku, aduh” keluh Dong Bo dan memegang bagian tubuhnya yang sakit
“kita harus mendapatkan barang bukti” ucap Sun Ae dan Dong Bo menunjuk sebuah kamera cctv tepat di atas kepala Sun Ae.
Hyuk Gi baru saja keluar dari kantor polisi, disaat bersamaan Jin Goo menelepon dan meminta Hyuk Gi untuk segera datang ke club. Rupanya pengacara yang akan membantu menyelesaikan urusan kematian Duk Gi yang tidak wajar sudah menunggu Hyuk Gi. Hyuk Gi tersenyum saat melihat pengacara tersebut yang tak lain adalah pria berkacamata yang ditemuinya beberapa saat yang lalu.
Sun Ae berbicara dengan salah satu polisi yang datang ke tkp sesaat terjadi insiden tabrak lari. Sun Ae terlihat optimis jika Jong Seok bisa ditangkap dan dimasukkan ke penjara dengan barang bukti berupa rekaman cctv. Sesaat sebelum Dong Bo dimasukkan ke dalam mobil ambulance, Dong Bo mengatakan sesuatu
“aku ingin mengatakan jika pria yang menabrak kami tadi adalah anak pengacara terkenal”
“terus kenapa? di mata hukum semuanya sama. Tapi darimana kamu tahu dia?” tanya Sun Ae
“bukankah dia adalah pria yang selalu mengikuti Chae Ryung?” ucap Dong Bo
“apa?” ucap Sun Ae terkejut
Tuan Lee mengeluarkan catatannya dan meminta yang lainnya untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukannya dengan jelas. Chae Ryung, Hyuk Gi, Wook Gi dan Yun Do terlihat tegang.
Dimulai dari Chae Ryung
“hubungan apa yang kamu miliki dengan Park Jong Seok?”
Chae Ryung terdiam sesaat dan tatapannya bergantian memandang ketiga sahabatnya
Sementara di tempat lain terlihat Shin Byung Chun dengan salah satu temannya yang bekerja di club milik Ibu Yong Mi sedang berada di sebuah ruang makan. Shin Byung Chun makan begitu lahap dan membuat temannya tertawa dan mengatakan jika Shin Byung Chun seperti orang yang tak makan berhari-hari.
“bukankah pengacara itu memberikanmu banyak uang?”
“dia hanya memberikan uang untukku pergi ke Philipina” jawab Byung Chun dengan mulut penuh makanan
“jadi dia hanya memberimu 10.000, bagaimana dengan catatan kriminal?”
“aku sudah memeriksanya dan catatan tersebut masih ada”
“lalu kenapa kamu tidak melakukan apa-apa? pergi dan katakan semuanya pada saudara Choi Duk Gi, kenapa? apa kamu takut mereka akan menyerangmu lagi?”
Byung Chun meletakkan sumpit dan mulai serius “pertama aku harus memiliki handphone, maka…. pesan dan semua foto hilang dan mereka sangat diperlukan untuk memberikan kesaksian, data yang tersimpan di komputer aku tidak sempat menyelamatkannya sesaat setelah Duk Gi meninggal”
“ah, aku akan memberikanmu ponselku. Rekam semua percakapanmu dengan pengacara itu ketika kalian kembali bertemu”
Pengacara Park, Ayah Jong Seok sedang menerima telepon dan sesekali tertawa. Ayah Jong Seok menjelaskan kepada lawan bicaranya jika Ayah Jin Goo memutuskan menggantinya sebagai pengacara pribadi karena dirinya tak menghadiri pernikahan ke empat Jin Goo (benar-benar nich orang, Ayah dan Anak sama saja, padahal kenyatannya tidak).
Jong Seok masuk dan berdiri sambil mendengarkan percakapannya Ayahnya dengan lawan bicara yang tiba-tiba merubah arah pembicaraan ketika Jong Seok datang. Ingatan Jong Seok melayang ke beberapa waktu yang lalu saat melihat Ayahnya memohon-mohon kepada Ayah Jin Goo untuk memaafkannya atas kesalahan yang sudah diperbuatnya.
“Ekspresi macam apa itu?” tanya Ayah Jong Seok ketika mengakhiri percakapan dengan temannya di telepon
“Ayah apakah ada sesuatu yang salah antara Ayah dan Presiden Jung?”
“apa yang kamu bicarakan?” tanya Ayah Jong Seok tak mengerti
“sampai sekarang aku tidak bisa mengingat siapa dia sebenarnya”
“kamu tidak perlu mengkhawatirkannya, apa yang kamu lakukan disini?”
“aku mengalami kecelakaan kecil saat mengemudi tadi”
“pergi ke perusahaan asuransi, kenapa datang kesini?” ucap Ayah Jong Seok dan Jong Seok hanya terdiam
Kembali ke Chae Ryung
Tuan Lee meminta Chae Ryung untuk mengatakan semua yang diketahuinya
“dia adalah temanku. dia adalah sahabat dari sahabat SMAku. hanya itu saja”
“apa tidak ada yang lain?” tanya Tuan Lee
“beberapa waktu yang lalu, dia mengatakan jika dia menyukaiku” tambah Chae Ryung
“dia juga adalah orang yang menabrakku beberapa saat yang lalu” tambah Hyuk Gi
“metode yang dia gunakan untuk menabrakmu dan menabrak Duk Gi sepertinya sama” ucap Tuan Lee mulai mengambil kesimpulan
“jadi Jong Seok menggunakan mobil untuk menabrak Duk Gi?” tanya Chae Ryung
“Hyung mengatakan jika pada hari itu dia mengalami sakit kepala dan mencoba menghindari mobil yang berusaha menabraknya. Hyung marah pada dia dan mengatakan apa yang akan dilakukannya jika dia lebih memilih menabrakkan dirinya ke mobil? Hyung juga mengatakan dia lebih memilih untuk menerima pukulan dengan tongkat golf dan akan mendapat uang untuk itu” jelas Wook Gi
Tuan Lee terlihat mengangguk
“beberapa waktu yang lalu, Jong Seok mengatakan apakah aku ingin memukulnya? bahkan jika aku memukulnya dia mengatakan aku tidak akan mendapatkan apa-apa” tambah Hyuk Gi
“hari itu Hyung juga membawa tas yang berisi banyak uang dan ada bekas mobil yang melindasnya” ucap Wook Gi
“apa tas itu masih ada?” tanya Tuan Lee
“aku berpikir Ibu yang membawanya”
“apa kamu masih ingat model tas tersebut?”
“tas kulit dengan warna coklat muda”
“Jong Seok pernah mengatakan jika dia ingin membelikanku tas tangan dan itu hari yang sama ketika kami pergi ke club, aku akan membawanya” ucap Chae Ryung
Ayah Jong Seok terkejut ketika Jong Seok mengatakan jika dirinya belum memiliki sim Korea Selatan dan yang lebih parahnya orang yang ditabrak Jong Seok adalah teman Choi Duk Gi. Emosi Ayah Jong Seok meluap-luap. Anak satu-satunya yang dimiliki yang seharusnya bisa menjadi kebanggaannya hanya tahu membuat masalah dan masalah.
Ayah Jong Seok memutuskan uintuk menghubungi temannya dan meminta Jong Seok untuk mencari Chae Ryung untuk memecahkan kasus dengan orang yang ditabrak Jong Seok, tidak perduli bagaimana caranya agar Chae Ryung mau mendengarkan Jong Seok, bahkan jika perlu memberikan uang atau hadiah kepada Chae Ryung.
Wook Gi mengatakan alasannya untuk bekerja di klub adalah untuk bisa menemukan Shin Byung Chun, satu-satunya saksi kunci atas kematian Duk Gi. Tuan Lee berkata jika Shin Byung Chun sudah kembali ke Korea namun tidak ada nomor kontak yang bisa dihubungi dan keberadaan Byung Chun sampai saat ini masih belum diketahui. Chae Ryung tiba-tiba menambahkan sebuah perkataan yang membuat semuanya terkejut
“aku pikir Jong Seok dan Duk Gi memiliki hubungan. Bora mengatakan jika Duk Gi dan Jong Seok memiliki hubungan. hari dimana kami pergi ke club, Duk Gi dan Jong Seok sudah berhubungan”
“kenapa kamu baru mengatakannya sekarang?” ucap Hyuk Gi
“pada hari kita berada di arena ice skating, aku baru mengingat ucapan Bora ketika berada di coffee shop”
“kita membutuhkan bantuan dari temanmu” ucap Tuan Lee
“aku yakin dia akan membantu, apalagi dia baru saja putus dengan Jong Seok. dan juga dia pernah menjalin hubungan dengan gadis malam dan merupakan teman Yong Mi”
“aku berharap kita bisa menemukan pembunuh Hyung dan yang membuat Ayah Chae Ryung menderita” harap Wook Gi
Ae Ryung dan Jin Goo menyambut kedatangan dr Kang. Disaat bersamaan Ibu Yong Mi masuk sambil membawa nampan dengan 4 gelas cangkir diatasnya.
Ibu Yong Mi terlihat senang ketika melihat cincin berlian di jari manis Ae Ryung dan mengatakan Jin Goo telah berbuat banyak untuk menyenangkan hati Ae Ryung. Jin Goo merasa malu begitupun dengan Ae Ryung. Jin Goo menjawab jika bukan dirinyalah yang membelikannya tetapi Ayahnya. Hal tersebut membuat Ibu Yong Mi memuji kekuatan cinta Ae Ryung dan Jin Goo yang mampu meluluhkan hati Ayah Jin Goo dan membuat semua orang menjadi iri dengan kebersamaan mereka. Dokter Kang juga menambahkan jika tidak ada masalah dalam pernikahan Jin Goo dan Ae Ryung seperti yang diprediksi semua orang.

Pertemuan antara pengacara Lee dan Chae Ryung cs diakhiri. Pengacara Lee berpesan agar jangan membocorkan pertemuan hari ini kepada Jong Seok atau akibatnya bisa fatal. Sun Ae tiba-tiba masuk dan langsung memarahai Chae Ryung. Chae Ryung hanya terdiam dan tak mengerti kesalahan apa yang sudah diperbuatnya hingga membuat Sun Ae marah.

Sun Do menghentikan ocehan Sun Ae dan memiringkan kepalanya agara melihat pengacara Lee.
“ah Hakim Lee kenapa anda disini?” Tanya Sun Ae terkejut
“aku bukan sebagai hakim tapi sebagai pengacara sekarang” jawab pengacara Lee
“oh begitu, kalau begitu tangani kasusku juga”
“memangnya apa yang terjadi?” Tanya Sun Do terkejut dan khawatir sesuatu yang buruk terjadi pada adik kesayangannya
“karena Eun Chae Ryung, Jong Seok menabrak mobilku. Leher dan bahuku terasa sakit tetapi Dong Bo harus menerima perawatan di rumah sakit selama 18 minggu. Yang menjadi masalah, Park Jong Seok melarikan diri setelah kami menghubungi polisi dan jelas-jelas dia adalah tersangka. Ahjussi tangkap orang itu dan masukkan dia dalam penjara. Aku tidak akan berkompromi sekarang, aku akan menuntutnya. Aku punya bukti yang kuat dan rekaman cctv” ucap Sun Ae penuh semangat
Sun Do memeluk adiknya dengan rasa sayang karena adiknya melakukan sesuatu yang benar sedangkan Wook Gi dan Hyuk Gi mengelus kepala Sun Ae.

Semua berkumpul di lantai 1 klub milik IBu Yong Mi dan serentak berdiri ketika pengacara Lee muncul bersama Chae Ryung cs. Yong Mi, Yun Do dan asisten Yong Mi menjelaskan tugas mereka masing-masing kepada pengacara Lee. Mulai dari Yong Mi yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan bukti dari mantan kekasih Jong Seok, Yun Do bertugas mengawasi setiap orang yang keluar masuk club sementara asisten Yong Mi memantau Jong Seok dan semua tindak tanduknya. Pengacara Lee mengucapkan terima kasih begitupun dengan Hyuk Gi. Sun Do memberikan semangat kepada yang lainnya sementara Chae Ryung dan Ae Ryung saling bertatapan. Mereka berdua yakin semua masalah yang menimpa keluarga mereka akan selesai berkat dukungan dari orang-orang yang mereka cintai.

Eun Khi Hwan pun tak mau menyerah dan tetap semangat menjalani terapi penyembuhan. Sekarang semuanya sedang berjuang dan semangat yang terus mengalir akhirnya sampai kepada Sook Hee dan Man Soo yang sedang berusaha menangkap orang yang membawa lari uang mereka.

Di sebuah gedung terlihat sekumpulan polisi yang sedang berusaha membuka gudang tersebut, sementara di tempat lain di dalam gudang terlihat sekumpulan pria dan wanita yang terlihat sedang menunggu, diantara mereka terdapat Sook Hee dan Man Soo.

Man Soo terlihat ketakutan dan semakin takut ketika mengetahui jika banyak polisi di luar gedung. Sook Hee memarahi Man Soo dan menyuruhnya tetap tenang karena hari ini dan cara yang mereka lakukan sekarang adalah satu-satunya yang bisa mereka lakukan.
Polisi berhasil membuka pintu gedung dan menggerebek semua orang termasuk Man Soo dan Sook Hee. Sook Hee memohon sambil menggedor pintu berwarna putih yang kemungkinan besar dibalik pintu tersebut terdapat orang yang sudah mengambil uangnya.
“apa yang kamu lakukan, ayo cepat pergi”
“aku mohon, aku harus menangkapnya jika tidak aku tidak pernah bisa kembali ke rumah, tolong bantu aku untuk menangkapnya” pinta Sook Hee dengan tangisan
“Ahjumma, kamu hanya akan membuat operasi kami gagal” keluh petugas polisi dan memanggil rekannya untuk membawa Sook Hee segera menjauh

Beberapa orang pria dan wanita keluar dari pintu yang sempat digedor Sook Hee. Tangisan Sook Hee semakin nyaring, Man Soo yang melihatnya berusaha menarik Sook Hee untuk menjauh namun Sook Hee tetap keras kepala.
“kembalikan uangku, kembalikan uangku” rintih Sook Hee sambil menarik baju pria dan wanita yang berjalan melaluinya
“apa-apaan ini, lepaskan tanganmu” keluh salah satu wanita
“kembalikan uangku, aku mohon, kembalikan uangku” rintih Sook Hee sekali lagi
Man Soo yang merasa kasihan dengan Sook Hee mulai berteriak dan menahan salah satu pria hingga dirinya terjatuh. Usaha mereka untuk menangkap penipu yang sudah mencuri uang mereka gagal sementara teman Man Soo melarikan diri meninggalkan Man Soo dan Sook Hee.

Chae Ryung sedang membereskan cangkir minuman di ruang tempat pertemuan dirinya dan Pengacara Lee. Hyuk Gi masuk
“aku melupakan tasku dan datang kesini untuk mengambilnya, apa kamu perlu bantuan” ucap Hyuk Gi
“tidak apa-apa, apa kamu kecewa terhadapku?” Tanya Chae Ryung dan berdiri menatap Hyuk Gi “aku mempunyai perasaan semua yang terjadi adalah karenaku. Aku masih tidak percaya jika Jong Seok melakukan semua ini, dia adalah teman baikku dan aku tak pernah menyangka jika dia adalah dalang dibalik semua ini. Apakah ia benar-benar buruk?”

Hyuk Gi menghela nafas
“apakah kata-kataku terdengar lucu?” tambah Chae Ryung
“ini bukan salahmu dan sampai saat ini belum ada bukti yang konkret”
“aku takut Ayah akan terpengaruh jika dia mengetahuinya” ucap Chae Ryung
Hyuk Gi menatap Chae Ryung sesaat dan hendak berlalu pergi
“jangan pergi sekarang, aku akan menjadi bingung. Katakanlah sesuatu sebelum kamu pergi, aku sangat bingung, aku membutuhkan bantuanmu sekarang”
“kasus ini tidak dapat dipecahkan dengan mudah, bahkan orang sekarat sekalipun tak bisa memecahkannya. Tawar menawar lebih dari apapun atau siapapun yang penting kita tetap tidak bisa menemukan jawabannya. Karena Se Yun kakakmu tidak bisa pulang, daripada memikirkan Park Jong Seok mengapa tak pergi melihat kakakmu. Jika kamu tidak bisa bertahan dan focus tidak ada lagi yang bisa membantumu” pesan Hyuk Gi dan benar-benar pergi. Chae Ryung hanya terdiam dan kali ini tidak berusaha mencegah kepergian Hyuk Gi. Kata-kata Hyuk Gi sepertinya membuat Chae Ryung tersadar.

Wook Gi membawa beberapa perlengkapan untuk membersihkan kamar mandi. Dengan santainya, Wook Gi memberikan semua perlengkapan tersebut kepada Se Yun dan menyuruh Se Yun untuk membersihkan kamar mandi seolah-olah pengunjung tak dapat membedakan apa itu kamar mandi atau kamar tidur dalam waktu setengah jam. Se Yun mengeluh namun Wook Gi tetap menyuruh Se Yun bekerja agar Se Yun bisa makan dan mendapatkan uang untuk biaya kuliahnya.

Dari kejauhan terlihat Ae Ryung memperhatikan apa yang sedang dikerjakan Se Yun dan tepat dibalik punggung Ae Ryung terlihat Chae Ryung tengah memperhatikan kakaknya. Rasa iba muncul dari Ae Ryung untuk Se Yun dan sebaliknya rasa iba muncul dari Chae Ryung untuk Ae Ryung.

Hyuk Gi masuk ke dalam basecamp dengan perasaan kesal. Sun Do yang melihatnya menegur Hyuk Gi dan mengatakan Hyuk Gi pasti sedang memikirkan Chae Ryung.

“semakin besar cinta semakin besar rasa kecemburuan. Kamu marah karena kamu tidak tahu siapa yang ada dipikiran Chae Ryung. Itulah cinta, sebuah bukti jika cinta berjalan dengan sangat indah”

Se Yun terus saja mendumel dan mengejek Wook Gi saat menyikat kloset. Se Yun tanpa sengaja menjatuhkan wadah yang berisi air hingga membasahi seluruh tubuhnya dan membuatnya terjatuh. Ae Ryung dengan cepat dan cekatan berusaha membantu Se Yun namun Se Yun malah menolak bantuan Ae Ryung dan mendorongnya.
“kenapa kamu disini? Apa hanya untuk melihatku menderita atau untuk memeriksa apa aku akan kembali ke rumah?” ucap Se Yun emosi
“adik ipar” ucap Ae Ryung berusaha menenangkan
“kamu tahu aku bukan adik iparmu jadi jangan memanggilku lagi dengan sebutan itu. Kamu juga menderita kan atau kamu sudah tahu siapa sebenarnya Ayahku? Apa ini lebih menguntungkan bagimu untuk mendapatkan uang keluarga kami, jika tidak mengapa kamu sangat perduli. Perkawinan seperti ini adalah hal pertama yang kamu lihat kan?” teriak Se Yun

Seseorang tiba-tiba datang dan memukul wajah Se Yun
“apa kamu gila” teriak Se Yun
“Chae Ryung apa yang kamu lakukan?” ucap Ae Ryung sedih dan berusaha menahan Chae Ryung
“kenapa? Apa kamu merasa dirugikan? Jika iya, kembalilah ke nenek dan Ibumu dan mengeluhlah” teriak Chae Ryung, kali ini tindakan Se Yun benar-benar kelewatan terhadap kakaknya
“apa kamu sudah selesai bicara?” teriak Se Yun
“aku tidak sepertimu, jika kamu adalah putri yang selama ini kamu anggap kakak, kakakku adalah ibumu dan aku adalah tantemu sebaiknya sopanlah berbicara”
“siapa ibu dan tanteku? Bahkan jika aku mati aku tidak akan mengakui jika kalian adalah ibu dan tanteku”
“jika kamu tidak mengakuinya kamu tidak akan pernah bisa pulang ke rumah dan selamanya kamu akan hidup seperti ini. Ini adalah nasehatku sebagai orang yang lebih tua darimu”
“aku tidak akan membiarkanmu, aku tidak akan membiarkan kamu dan kakakmu menjadi dekat dengan keluargaku walaupun setengah langkah” teriak Se Yun

Chae Ryung semakin kesal dan sekali lagi ingin memukul Se Yun namun sebuah tangan lembut tiba-tiba menahannya. Wook Gi menatap Se Yun yang sedih dan dipenuhi tetesan air mata dan segera menariknya untuk menyingkir.
“Chae Ryung apa yang ingin kamu lakukan sekarang?” Tanya Ae Ryung sedih
“dia adalah anakmu Unnie, dia akan hidup denganmu. Aku hanya mengajarinya” ucap Chae Ryung mulai menangis
“mengajarkan apa?”
“mengajarkan cara bertahan hidup tanpa seorang Ayah disampingmu, tanpa ada seorang Ayah yang selalu melindungimu”
Ae Ryung menarik tangan Chae Ryung dan menggenggamnya dengan erat. Keduanya menjadi sedih jika menyadari kenyataan sebenarnya jika Ayah mereka sedang sakit
“Unnie pulanglah dulu, aku harus bekerja”
“baiklah” ucap Ae Ryung dan menghapus air mata di wajah Chae Ryung

Wook Gi membawa Se Yun ke ruang loker. Wook Gi mengambil salah satu baju dan menyuruh Se Yun untuk mengganti bajunya yang basah. Masih banyak pekerjaan lain yang harus dilakukan Se Yun. Se Yun kembali mengoceh dengan mengatakan apa Wook Gi itu dirasuki hantu pekerja karena yang dia tahu hanya bekerja dan bekerja saja namun Wook Gi pergi dan bersikap seolah tak mendengarnya.

Sementara di tempat lain terlihat Ho Ryung sedang bersama 2 orang gadis di sebuah rumah. Gadis tersebut adalah Anna dan Jae Hee, mereka kembali merencanakan sesuatu. Tetapi rencana mereka sedikit terganggu ketika mendengar Ho Ryung berbicara dengan Ae Ryung di telepon. Dari cara Ho Ryung berbicara dengan Ae Ryung di telepon seolah-olah tak terjadi masalah apapun pada Ae Ryung.

“Unnie apa kamu yakin sudah mengatakannya kepada Ae Ryung, mengapa Jin Goo bisa mengunjungi mertuanya lagi” ucap Anna ketika mereka berada di ruang kerja Jae Hee berdua
“Anna bantu aku sekali lagi” pinta Jae Hee
“Unnie apa kita perlu melakukannya lagi, aku piker Jin Goo bukan orang yang jahat” ucap Anna
“ini bukan karena Jin Goo tapi karena Ibunya”
“Ho Ryung juga sangat baik begitupun dengan Chae Ryung dan Ae Ryung, apa kesalahan Ibu Jin Goo akan kita bebankan pada mereka? Kita tidak bisa membiarkan keluarga Ae Ryung menanggung semuanya”
“Anna, aku sudah sampai di tahap sejauh ini, tidak ada jalan untuk kembali. Tangan yang seharusnya melakukan operasi harus digunakan untuk menuangkan minuman keras, aku menjadi seperti ini karena…..” ucapan Jae Hee dipotong Anna
“aku tahu tapi semua dendam yang kamu bebankan pada orang lain justru akan membuatmu semakin menderita, ini terakhir kalinya kita melakukannya”
“tinggal disini, aku akan mengatakan beberapa kata pada Ho Ryung” ucap Jae Hee dan keluar dari ruangan kerjanya

Jae Hee menghampiri Ho Ryung dan mengatakan jika Ho Ryung akan bekerja sebagai housekeeping untuk menjaga rumah Jae Hee selama Jae Hee tidak berada di rumah. Jae Hee akan membayar 2 juta sebagai imbalan atas kerja Ho Ryung. Ho Ryung terlihat berpikir dan Jae Hee yang melihatnya hanya tersenyum dan mengatakan jika Ho Ryung boleh memikirkan tawaran dari Jae Hee sebelum mengambil keputusan.

Ae Ryung mengunjungi Ayahnya di rumah perawatan. Ae Ryung mengatakan jika Jin Goo sedang menemui Ayahnya untuk memperkenalkan pengacara Lee. Ae Ryung berusaha mengatakan secara pelan agar Ayahnya tidak merasa cemas jika beberapa waktu yang akan datang akan dilakukan pemeriksaan dan akan terdapat banyak argument dan mungkin pelaku sebenarnya atas Duk Gi bisa ditangkap.
Handpohe Ae Ryung berbunyi, sebuah sms masuk

“Eun Ae Ryung bisa bertemu sebentar, aku menunggumu di coffeshop yang tak jauh dari tempat Ayahmu dirawat”

Ae Ryung bergegas pergi ke tempat yang dimaksud si pengirim sms. Seorang wanita sudah menunggunya dan tersenyum kepada Ae Ryung ketika Ae Ryung tiba.
Wajah Ae Ryung terlihat tegang sedangkan wajah Anna terlihat tenang, tepat dibelakang Anna duduk Jae Hee yang sedang meneguk secangkir kopi.

Di tempat lain terlihat Wook Gi dan Se Yun sedang memindahkan beberapa bahan bangunan
“kenapa berhenti?” ucap Wook Gi dengan sebuah sekop ditangannya
“kenapa aku harus melakukan hal semacam ini?” keluh Se Yun dan melepaskan penutup wajahnya
“kalau begitu pergi cari pekerjaan yang lain yang bisa menghasilkan uang”
“dasar, kamu membayarku berapa, 100.000 atau 1.000.000?” teriak Se Yun
“apa kamu masih belum mengerti kenapa aku melakukan hal seperti ini?” ucap Wook Gi dan menghentikan pekerjannya
“bukankah kamu mengatakan jika tubuhku lelah maka aku tak akan pernah memikirkan hal-hal lain, bahwa aku adalah putri dari saudaraku dan tidak akan terus menangis?”
“kamu memang pantas dikasihani. Situasi yang kamu alami sekarang sangat sulit untuk kamu terima tapi aku juga pantas untuk dikasihani dan tidak bisa dibandingkan denganmu” ucap Wook Gi dan membuat Se Yun terdiam sesaat
“apa karena Hyungmu meninggal?”

“Hyung meninggal pada umur 26 tahun dan tak pernah sekalipun mendengar kata pujian dari ke dua orang tuaku. CINTA? Tidak ada hal tersebut dalam pikiran kami tapi ada sebuah hal yang bisa mengalahkan semuanya, aku dan saudara-saudaraku sedari kami kecil kami sudah melakukan pekerjaan sambilan, menghasilkan uang dan pergi ke sekolah. Jika Ayah mabuk dia akan meneriaki kami, jadi kami tidak ingin tinggal di rumah. Tidak perduli sesakit apapun, seberapa kesepian ataupun sesulit apapun, ketika kami sedang bekerja kami melupakan segalanya. Kita tidak bisa memilih siapa orang tua kita, jika kita bisa memilih kamu bisa memilih untuk meninggalkan keluargamu dan tinggal dengan kami, bagaimana? Kami sangat beruntung jika kami pulang dan tidak mendapat pukulan, apa kamu ingin menjalani kehidupan seperti itu? Kamu harus dikasihani tapi kamu memiliki masa kecil yang bahagia, tentu saja ada beberapa hal yang tidak disukai, namun banyak hal yang harus kamu syukuri. Dimasa depan kamu akan mengerti….” Jawab Wook Gi.
Se Yun hanya bisa terdiam dan meneteskan air mata.

Kembali ke Ae Ryung dan Anna
“jika kamu memiliki sesuatu untuk dikatakan, silahkan katakan” ucap Ae Ryung membuka pembicaraan
“tidak ada banyak hal yang bisa aku katakakan, aku pikir sulit bagimu untuk menjaga Jin Goo, bagaimana jika Jin Goo untukku saja?”
“kamu mengatakan ini hanya karena kamu tahu perkawinan kami sedang dalam masalah?”
“dibandingkan dengan ini, kamu masih menyukai Jin Goo kan? Apa kamu ingin memaksa Jin Goo untuk tinggal bersamamu?”
“Anna-si pemikiranmu mungkin salah, jika kamu ingin dengan tulus memperlakukan Jin Goo kamu pasti akan terganggu dengan kehadiranku, tapi aku tidak akan pernah goyah. Aku tidak tahu bagaimana kamu bisa mengenal Jin Goo dan seperti apa hubungan diantara kalian. Alasanku berada disini, tidak perduli apa yang dikatakan orang lain bagiku permintaan maaf yang diucapkannya dan ucapan terima kasih yang diucapkannya akan membuatku tetap bertahan. Tidak perduli apa yang terjadi di masa lalu, aku akan selalu berada disampingnya karena bagiku Jin Goo sudah menjadi dirinya sendiri, aku percaya padanya” ucap Ae Ryung dengan mata berkaca-kaca

Jae Hee yang berada tepat dibalik punggung Anna dan mendengar apa yang dikatakan Ae Ryung terdiam sementara Anna tersenyum tipis. Tanpa disadari Anna, Ae Ryung dan Jae Hee, Jin Goo telah berada dibelakang mereka sedaritadi dan tersenyum ketika Ae Ryung menyadari kehadirannya.

“Jae Hee mengapa kamu tidak menghentikan semua ini untuk Ayah. Ayah tidak tahu sama sekali jika lisensimu sudah dicabut. Ini semua karena Ibu dan pengacara Park sudah bekerjasama mengaturnya. Ae Ryung sudah mengetahui semuanya. Apa kamu bodoh? Aku benar-benar tidak tahu bagaimana bisa kamu menjadi dokter” ucap Jin Goo pada Jae Hee
“apa yang kamu katakan?” Tanya Jae Hee tidak mengerti
“kamu tidak bisa menganggap Ae Ryung adalah musuhmu. Ae Ryung sangat menderita ketika menikah denganku begitupun dengan Ayahnya dan kedua saudara ipar yang harus bekerja keras, semua karena pengacara Park. Oleh karena itu jangan membuat Ae Ryung susah lagi” jelas Jin Goo
Jae Hee berbalik menatap Ae Ryung yang juga menatapnya. Jin Goo mengucapkan terima kasih kepada Anna dan juga permintaan maaf atas luka di kepala Anna akibat lemparan asbak Ibunya. Jin Goo kemudian mengajak Ae Ryung pergi.

Sepeninggal Jin Goo dan Ae Ryung, Anna mendekati Jae Hee dan berusaha menguatkannya
“Unnie sekarang sudah merasa baik kan? Ini adalah hal yang baik, kamu sudah mengalami kesulitan yang berat sebelumnya” ucap Anna dan memeluk Jae Hee. Jae Hee menangis dipelukan Anna ketika menyadari semua hal yang sudah diperbuatnya.

Sementara Jin Goo mulai mengeluarkan jurus mautnya untuk sang istri tercinta, Ae Ryung

“aku akan menjadi seperti batu bodoh, tidak perduli apapun yang terjadi aku akan tetap berada disampingmu dan tak akan meninggalkanmu”

Ae Ryung tersenyum. Senyuman Ae Ryung sekarang adalah senyuman bahagia, masa-masa berat yang sudah dilaluinya bersama dengan Jin Goo akan segera berakhir. Kekuatan cinta Ae Ryung mampu merubah sifat playboy Jin Goo, kekerasan hati Ayah Jin Goo dan mungkin juga akan mengubah kebekuan hati Se Yun dan Ibu Jin Goo^^ (kita lihat nanti)…..

Jae Hee terkejut ketika melihat Ho Ryung masih berada di rumahnya dan tertidur di sofa. Jae Hee masuk ke dalam kamar dan keluar dengan membawa selimut. Jae Hee memakaikan selimut tersebut kepada Ho Ryung, sekarang Ho Ryung adalah adik Jae Hee dan bukan objek untuk pembalasan dendamnya.

Seorang gadis dari kejauhan tengah memperhatikan performance Hyuk Gi, Yun Do, Sun Do. Seseorang tiba-tiba mendekatinya dan menawarkan segelas teh untuknya. Se Yun menerimanya
“siapa yang akan tahu, kamu dan aku akan menjadi seperti ini, benar?” ucap Chae Ryung dan Se Yun tersenyum “Hyuk Gi adalah pekerja keras”
“jadi saudara Wook Gi oppa adalah penyanyi?”
“Wook Gi oppa? Tanya Chae Ryung
“meskipun aku tidak mau mengakuinya, aku tidak pernah baik dengan saudaraku. Dalam rangka untuk mencari pengganti untuk menjadi saudaraku, aku akan mencari saudara yang bisa memanjakanku kan? Dia sangat bekerja keras, bagaimana dia bisa tersenyum begitu bahagia?” ucap Se Yun sambil memandangi Wook Gi yang sibuk melayani tamu
“apakah hatimu sakit?”
“ya hatiku sakit”
“jangan berbicara seperti itu pada tantemu” ucap Chae Ryung dan membelai rambut Se Yun
“jangan mengatakan itu, kepalaku bisa sakit”
“Se Yun-ah, hidupku benar-benar terpuruk ketika hidupku berbalik 180 derajat, Ayah sakit dan ada saat-saat dimana aku berpikir aku akan menjadi gila. Tapi apa kamu tahu bagaimana aku bisa bangkit? Aku beruntung semuanya masih hidup dan tidak meninggalkanku”
“aku mendengar saudara Wook Gi oppa meninggal?”
“itu sebabnya karena Wook Gi dan Hyuk Gi, aku harus menggunakan hidupku untuk membayar mereka, aku masih harus banyak belajar” ucap Chae Ryung dan tersenyum pada Se Yun.

Di kediaman Jin Goo
Jin Goo berusaha menasehati Ibunya agar menerima Jae Hee dan tidak memperlakukannya semena-mena, disaat bersamaan Ae Ryung berteriak dan mengatakan jika Se Yun sudah kembali. Ibu Jin Goo terlihat senang dan memeluk Se Yun begitupun dengan Ayah Jin Goo.
“bagaimana kamu bisa membuat keputusan untuk kembali kemari?” Tanya Ibu Jin Goo
“ini semua karena Chae Ryung. Dia juga mengatakan kalau aku harus memanggilnya bibi”
“yang terpenting kamu sudah pulang, jika kamu ingin memanggilku kakak ipar tidak apa-apa dan jika kamu ingin memanggilku Ibu tidak apa-apa, asal kamu senang” ucap Ae ryung
Se Yun terdiam dan berkata “aku memerlukan waktu untuk memikirkan semuanya”
Ibu Jin Goo mendekati Ae Ryung dan menggenggam tangan Ae Ryung
“gumawo, gumawo sudah menjadi menantuku. Aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana pada orang tua yang sudah membesarkanmu dengan begitu baik”.

Di kantor Ayah Jong Seok.
Salah satu polisi yang berada di lokasi kejadian tempat kecelakaan yang menimpa Sun Ae dan Dong Bo datang ke kantor Ayah Jong Seok dan meminta Jong Seok untuk ke kantor polisi menjalani pemeriksaan. Ayah Jong Seok tidak tinggal diam dan menunjukkan sim Jong Seok. Hal tersebut membuat polisi mengeluh dan bingung apa yang harus dilakukannya selanjutnya.

Polisi lain yang menangani kasus kematian Duk Gi mendengar keluh kesahnya dan penasaran dengan nama yang disebut polisi tersebut adalah Park. Sebuah sms masuk

“orang yang lain yang sudah membunuh Duk Gi, aku akan memberikan kesaksian. Shin Byung Chun”

Polisi yang menangani kasus Duk Gi terlihat tegang sementara polisi yang menangani kasus kecelakaan Sun Ae dan Dong Bo mengatakan jika tadi dirinya mendengar Tuan Park mengatakan nama Shin Byung Chun sewaktu berada di kantornya.
Hyuk Gi dan Wook Gi berjalan menuju club. Dari kejauhan terlihat Chae Ryung yang juga sedang berjalan ke arahnya. Chae Ryung tak melihat Hyuk Gi dan Wook Gi tapi Wook Gi melihatnya dan menyuruh Hyuk Gi untuk menyapa Chae Ryung namun sebuah suara memanggil Hyuk Gi dan Wook Gi dan memperkenalkan diri
“aku Shin Byung Chun”

Sementara Chae Ryung juga mendapat telepon jika Ibu dan pamannya sedang berada di kantor polisi. Chae Ryung terkejut begitupun dengan Eun Khi Hwan ketika menerima telepon dari seseorang yang tak dikenalnya yang mengancamnya
“kamu tidak perlu tahu siapa aku, kamu hanya harus tahu jika kamu tidak mengaku bersalah, maka putrimu akan dalam bahaya”.

=BERSAMBUNG=

Written & Image by : DewiRf@Pelangidrama.net
Shared by : Pelangidrama.net

DON’T REPOST TO OTHER SITE

[Sinopsis K-Drama] It’s Okay Daddy’s Girl Episode 14

=EPISODE 14=

 

Jong Seok terjebak. “Apa kau?Siapa kau sampai menyelidikiku?Apa kau gila?Kau penguntit?”tanya Chae Ryung kesal.
“Chae Ryung-a!”kata Jong Seok memelas.
“Jawab aku!”bentak Chae Ryung, Chae Ryung menunjukkan foto Jong Seok yang sedang memata-matainya, “Apa ini?”
“Ini semua salah paham.”
“Ini semua salah paham?Apa sebuah kesalahpahaman kau mengikutiku kemanapun?Atau sebuah kesalahpahaman kalau kau adalah temanku?”
 
Wook Ki dan Yang Mi balapan disaksikan Se Yun yang manyun.
“Apa kau cemburu?Kau ingin mendorong unni itu?”tanya adik Sun Hee.
“Berapa kali kita bertemu sampai kau berbicara informal denganku?”tanya Se Yun untuk mengalihkan pembicaraan.
“Lalu bagaimana denganmu?Berapa kali kita bertemu dan saat aku mengatakan akan bertemu dengan adik iparku (Wook Ki), kau mengikutiku kemari?”
“Tidak seperti itu.”
“Lalu kau ke sini untuk bertemu siapa?Suamiku?”
“Hsss…..jangan dipikirkan.”
 
“Lalu siapa?”kebetulan Yeon Do dengan tampang polosnya lewat, “Yun Do?”tebak adik Sun Do itu.
Yeon Do berbalik, “Aku?”
“Bukan.”
Yeon Do balas berkata, “Aku pikir bukan.”
Sun Hee mencubit pipi Yun Do karena jawaban polosnya, membuat Yeon Do kesal dan berkata, “Kenapa kau mencubit pipi orang lain?”
“Kadang-kadang, kau benar-benar cute.” (*ckckck, kalau menurutku Abang Min Hyuk emang cute terus deh). “Karena aku sering melihatmu, aku mulai mempunyai perasaan untukmu.”
“Jaga saja Hyuk Ki-Hyung!”kata Yeon Do.
“Benar!”adik Sun Do baru menyadari. “Dimana suamiku?Apa dia bermain dengan Chae Ryung lagi?”
Se Yun jadi tertarik, “Apa dia pacar Chae Ryung?”
“Tentu saja tidak!”seru adik Sun Do kesal (Se Yun nanya juga aneh, jelas-jelas Sun Hee bilang Hyuk Ki itu suaminya).
Yeon Do Nampak terkejut, “Kau mengenal Chae Ryung?”
“Kamu datang kesini buka karena Wook Ki tapi Chae Ryung?”tebak Sun Hee. Se Yun tidak menjawab.
 
Chae Ryung dikawal 4 namja menginvestigasi Jong Seok, “Bicara!Kau bilau ingin bicara denganku berdua.”
“Mereka semua ada di sini, apa ini disebut hanya kita berdua?”
“Kau tahu bagaimana sikapku, berhenti menghindar dan beritahu aku!Kenapa kau mengikutiku?Jika kau punya sesuatu untuk dikatakan denganku, jika kau punya urusan denganku, kau bisa langsung datang padaku, kenapa kau mengikutiku?Itu membuatku tidak nyaman!”
“Kau tetap tidak tahu alasannya?”
“Tidak tahu apa?Apa yang tidak aku tahu?”
“Chae Ryung….Aku…..jika aku tidak melihatmu sekali dalam sehari, aku tidak bisa konsentrasi. Jika aku memintamu untuk bertemu, kau tidak dalam situasi dimana kau bisa menghabiskan waktu denganku. Jika aku memintamu untuk melihatku setiap hari, kau akan berfikir itu melelahkan dan menghindariku. Itu jelas. Itulah kenapa……”
“Apa kau gila?”potong Chae Ryung.
“Aku piker aku akan gila. Bisakah kau berkencan denganku?”tanya Jong Seok membuat semua orang terkejut.
“Bukankah aku sudah mengatakan dengan jelas padamu?Kau bukan tipeku. Aku memintamu jalan menginjak batas dan jangan melebihi batas.”
“Aku tidak bisa mengontrol hatiku, itulah kenapa aku membuntutimu!Jika itu mudah……”
“Pergi!”potong Chae Ryung lagi. “Jangan muncul di sekitarku!Kita bukan teman lagi. Aku harap kita tidak bertemu lagi, mengerti?”
Chae Ryung melangkah pergi, “Aku tidak suka kau menderita. Aku ingin membantumu hidup nyaman.”
Chae Ryung menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Jong Seok, “Pada tingkat itu kau menawarkan?”
“Ya.”Hyuk Ki nampak terpukul karena mengira Chae Ryung akan menerima Jong Seok.
Tapi ternyata…….”Kau gila!Kau benar-benar gila!”kata Chae Ryung sebelum pergi.
Jong Seok belum menyerah, “Chae Ryung, aku mencintaimu!”tapi Chae Ryung tetap melangkah pergi walaupun Jong Seok berulang kali memanggil namanya, “Chae Ryung-a!Chae Ryung-a!”Chae Ryung bahkan menutup telinganya agar tidak mendengar.
Yang Mi, Sun Hee, Yeon Do, dan Wook Ki tetap bermain sedangkan Chae Ryung duduk merenung.
Se Yun menghampiri Chae Ryung yang sedang bersedih sambil diam-diam memasukkan cincin berlian milik Ae Ryung ke dalam tas Chae Ryung. “Apa kau tau?”tanya Se Yun.
“Apa?”
“Kalau mungkin kakakmu selesai mengemasi barang-barangnya.”
“Apa yang kau katakan?”
“Akan sulit baginya untuk tetap tinggal di rumah kami.”
“Kenapa?”
“Rumah kami, rumah sakit kami telah terbalik karena keluargamu.”
“Kau datang kemari untuk mengatakan itu padaku?”
“Aku ingin melihat bagaimana kau hidup dan melihat jika ada informasi lain yang bisa aku dapat untuk pihakku.”
“Ini bukan karena kau menyukai Wook Ki?Wook Ki tidak memperhatikanmu jadi kau melemparkan(kekesalan)  padaku, benar bukan?”
“Aku tidak peduli jika dia tidak tertarik sekarang. Aku punya uang, apa yang bisa jadi masalahku?Tidak seperti kakakmu yang menikah dengan kakakku tanpa sesuatu yang menarik. Jika dia melihat uangku, dia akan berakhir denganku.”
Se Yun pergi dan Chae Ryung hanya bisa diam di tempat dengan kesal.
Jong Seok di dalam mobil menunggu Chae Ryung sambil bicara sendiri, “Cepat keluar, Chae Ryung. Keluar temui aku!Mulai sekarang aku akan tulus. Jadi keluar dan jangan tinggal di sisi Choi Hyuk Ki. Jika kau tidak ingin Choi Hyuk Ki terluka, datanglah padaku sekarang!”(*ini orang stres satu ngancem tapi gak ngomong sama orangnya malah ngomong sendiri, ckckck)
Hyuk Ki menghampiri Chae Ryung. “Ayo pergi!”ajak Hyuk Ki.
“aku harap ini semua hanya mimpi.”kata Chae Ryung. “Apa yang terjadi di sekitarku, aku harap hanya mimpi, sejak aku pulang dari Amerika.”

Jong Seok yang masih menunggu mulai tidak sabar, “Ini bukan salahku, semuanya adalah karenamu, dan itu akan karenamu di masa depan.”gumamnya sebelum pergi.

Jin Gu dalam perjalanan dengan Anna dan ia hendak menelepon Ae Ryung. Anna mengambil HP Jin Gu agar ia tidak bisa menerima panggilan, “Dilarang!Aku dalam kondisi seperti ini dan Anda tidak peduli?Apakah ini sedikit tidak adil?”kata Anna.
“Bagaimana kalau kau mengambil kunci mobilku dan mengembalikan HPku?”
“Aku pikir kau tidak dapat bicara dengan istri yang kau cintai atau ibumu yang kejam akan memasukkan volcano yang mendidih padamu, bukan mencuri kunci mobilmu. Karena perempuan akan jadi tidak rasional jika tidak bisa menghubungi orang tertentu, dan karena laki-laki benar-benar takut akan hal itu.”
“Anna, Anna, kau seharusnya memikat saya. Tetapi jika kau bersikap seperti ini, perasaan yang aku miliki untukmu……”
“Upaya menggodamu sudah berakhir dengan kegagalan. Aku perlu mengambil semacam bukti agar Hee Jae-unni tidak kecewa.”Anna memasukkan HP Jin Gu ke dalam tas. Jin Gu sendiri tidak berdaya melakukan apapun. “Aku pasien. Tidakkah seharusnya kau memberi aku makan bubur sebelum pergi, bukankah itu aturan dasar?”Jin Gu komat-kamit karena kesal.

“Kenapa anak ini tidak mengangkat teleponnya?”kata ibu Jin Gu dengan kesal. “Apa dia (Anna) mengadu padanya (Jin Gu), kalau aku memukulnya?”

“Ah!Kakiku sakit!Kakiku sakit sekali!”seru Se Yun yang baru pulang.
“Darimana saja kau sampai baru pulang sekarang?”
“Aku pergi ke skating rink.”
“Bahkan bukan ski resort tapi skating rink, kenapa kau pergi ke skating rink?”
“Aku pergi memberi saudara kakak ipar, sebuah hadiah kejutan.”
“Apa maksudnya?”
“Anda akan tau nanti. Tapi semua teman saudara kakak ipar baik-baik saja.”
“Kakakmu, dia menjemput Ae Ryung dan pergi menemui ayah mertuanya, benar begitu?Itu kenapa dia tidak mengangkat teleponnya.”
Bagaimana aku bisa tau?”

“Aku pulang sayang!”seru Jin Gu begitu muncul di tempat Se Yun dan ibunya sedang berbincang.
“Apa kalian tidak bersama?”tanya ibu Jin Gu. “Dimana partnermu?”
“Dia tidak di rumah?”Jin Gu malah balas bertanya.
“Dia tidak ada, itulah kenapa aku bertanya!”
“Kemana dia pergi?”tanya Jin Gu.

Giliran Pil Seok yang pulang. Semua langsung berdiri menyambut, “Di mana menantuku?”
Tidak ada yang bisa menjawab.

“Dia tidak mengangkat telepon. Dia pergi ke satu tempat yang jaraknya 20 menit dari sini tapi sekarang sudah 5 jam!Apa yang kalian lakukan?”sembur Pil Seok begitu mereka sudah di ruang kerjanya tanpa Se Yun.
“Aku sudah meneleponnya.”kata ibu Jin Gu.
“Apa gunanya meneleponnya kalau dia tidak menjawab?”bentak Pil Seok.
“Jika aku punya nomor untuk menghubungi besan, lalu aku akan lebih mudah menemukannya.”kata ibu Jin Gu. Ibu Jin Gu berbalik ke Jin Gu, “Apa yang bisa aku lakukan kalau kau tidak menajwab teleponmu?”
Jin Gu jadi serba salah, “Itu…….Aku kehilangan HPku.”
“Berhenti hanya berdiri di sini, pergi cari dia!”bentak Pil Seok.
“Aku kehilangan HPku, jadi aku tidak tahu cara menghubungi besan.”
“Kau tidak tahu tempat ayah mertuamu dirawat?Atau bahkan rumah baru yang mereka tempati?”
Jin Gu kali ini tidak bisa menjawab karena dia memang tidak tahu. “Mereka pindah lagi?”tanya ibu Jin Gu.
“Apa yang harus kita lakukan?”tanya Pil Seok.

“Kenapa mereka pindah lagi?”tanya ibu Jin Gu. “Apa karena penagih hutang mencari mereka?”
“Ibu, beri aku HPmu.”kata Jin Gu.
“Aku sudah memberi tahumu, aku tidak punya nomer besan. A……Mak Comblang pasti tau nomor ibu mertuamu.”
“Ibu mertua tidak ada di rumah. Apa gunanya mendapat nomernya?Akan lebih baik mengirim pesan pada Ae Ryung.”kata Jin Gu, lalu dia berujar pada dirinya sendiri, “Dimana kontaknya?Aku sudah mulai gila!”
“Kau tidak kehilangan HPmu, tapi gadis itu mengambilnya darimu, benar bukan?”tebak ibu Jin Gu. Jin Gu tidak bisa menjawab, “Aku benar bukan?”Ibu Jin Gu membeberkan dugaannya yang 100% benar.
Tapi Jin Gu tetap saja menyangkal, “Siapa ‘gadis itu’?Apa yang Anda katakan?”
“Kau pikir aku mudah ditipu?kau pikir aku tidak tahu bagaimana kau?Apa kau tahu dia adalah teman Hee Jae?”
“Ash……Aku tidak tahu!”

Se Yun keluar dari kamarnya dan menawarkan diri untuk membantu.

“Kau pikir bisa konsentrasi belajar?”goda Sun Do pada Hyuk Ki yang membawakannya minuman. “Kau menyaksikan seorang laki-laki menyatakan cintanya pada Chae Ryung. Jadi pasti hatimu sedang mendidih, benar bukan?”
“Berhenti bicara ngawur.”

“Ya, bisakah kau tunggu sebentar?”kata Wook Ki pada orang yang meneleponnya. “Aku akan memberikan teleponnya pada kakakku.”
Wook Ki menyerahkan HPnya pada Hyuk Ki, “Siapa ini?”
“Kakak ipar Chae Ryung.”
“Ya?”

“Aku mengantarkan pesanan makanan. Tidak banyak pilihan kerja part time di malam hari. Lokasinya dekat tempat ayah jadi bukan pilihan yang buruk.”Ho Ryung bercakap dengan Ae Ryung lewat telepon, “Apa?Bagaimana jika kau berada di tempat ayah?Hei!Kau sudah menikah, bagaimana bisa kau melakukan hal itu?Kau pikir ayah akan memperbolehkan hal itu?Kami tau bagaimana perasaanmu, tapi jangan cemas dan tetaplah tinggal di sana!”Ho Ryung memutuskan sambungan telepon lalu berangkat mengantar makanan dengan skuter.

Ternyata Ho Ryung tidak begitu bisa mengendalikan skuter yang ia kendarai dan es dijalan akhirnya membuat Ho Ryung jatuh.

“Ya, kakak!”kata Chae Ryung yang sedang mengupaskan jeruk untuk Eun Ki Hwan. “Ayah baik-baik saja. Kau ingin bicara dengan Ayah?Tunggu sebentar!”
Chae Ryung membantu Eun Ki Hwan memegang telepon, “Ini ayah.”kata Eun Ki Hwan. “Apa kau baik-baik saja?Apa ayah dan ibu mertuamu juga baik-baik saja?Jangan khawatir. Ayah akan baik-baik saja. Jadi berhenti khawatir. Jaga ayah dan ibu mertuamu dan perlakukan menantu Jung dengan baik.”

“Mengerti?”tanya Eun Ki Hwan lewat telepon.
Ae Ryung yang duduk di kafe berkata, “Baiklah. Aku akan pergi kesana besok. Istirahatlah dengan baik.”
“Kau tidak perlu datang. Jadilah anak yang baik pada mertuamu, hanya itu yang aku minta. Aku percaya kau akan melakukannya dengan baik.”kata Eun Ki Hwan. Ae Ryung mendengarkannya sambil menahan tangis.

Chae Ryung keluar dari kamar rawat ayahnya agar bisa bicara dengan kakaknya lebih leluasa, “Unni, apa ada yang salah?”tanyanya, “Tidak, aku bertemu adik iparmu dan dia mengatakan sesuatu yang aneh. Dia berkata kau tidak akan bertahan. Apakah benar tidak ada yang salah?Beritahu aku kebenarannya!”

“Tidak ada yang salah. Jangan katakan pada ayah kalau adik iparku berkata seperti itu, oke?” Chae Ryung setuju. “Oke, baiklah. Kau pasti sangat menderita, adikku.”kata Ae Ryung. Begitu sambungan terputus Ae Ryung menatap foto keluarganya lalu ada sebuah pesan dari Pil Seok, “Menantuku, apakah ada yang membuatmu jengkel sampai kau tidak mau menjawab biarpun itu panggilanku?Aku mengkhawatirkanmu jadi telepon aku.”Ae Ryung hanya bisa menangis. Pelayan datang dan mengatakan kafe akan tutup jadi Ae Ryung pergi.

“Apakah ada yang terjadi dengan kakakmu?”tanya Eun Ki Hwan begitu Chae Ryung masuk kamar.
“Apa yang terjadi?Tidak ada yang terjadi padanya.”
“Lalu kenapa kau keluar untuk bicara dengannya?”
“Aku sedang membuat lelucon tentangmu, Ayah. Ayah perlu kerja keras untuk pemulihannya tapi ayah tidak punya kemauan. Jadi kita perlu menjalani kehidupan yang baik sehingga Ayah bisa mengambilnya sebagai contoh. Aku pikir akan membiarkan ayah pergi berlibur. Apa aku salah?Aku benar.”
“Aku mengerti, aku akan berusaha sebaik mungkin mulai besok.”
“Janji?”Eun Ki Hwan dan Chae Ryung membuat janji dengan jari kelingking lalu berpamitan pulang.

Wook Ki dan Sun Do pergi agar Se Yun dan Jin Gu bisa berbicara secara pribadi dengan Hyuk Ki.
“Apa yang terjadi?”tanya Hyuk Ki.
Se Yun yang menjawab, “Kakak iparku menghilang dan dia tidak mau mengangkat telepon dari keluarga kami. Kakak terus menggangguku jadi aku disini.”
“Apa yang dikatakan Chae Ryung?”tanya Hyuk Ki pada Jin Gu.
“Aku tidak meneleponnya. Jika aku bertanya padanya dimana kakaknya, lalu ayah mertua tau, beliau akan khawatir.”
“Walaupun jika dia tau dimana kakaknya, dia bukan tipe orang yang akan memberitahu kami.”kata Se Yun.
“Apakah ada yang terjadi diantara kalian berdua?”tanya Hyuk Ki pada Jin Gu lagi.
Tapi Se Yun yang menjawab, “Penagih hutang dan polisi datang ke rumah sakit kami karena ayah mertua kakak.”
Jin Gu angkat bicara juga, “Aku pikir bukan karena itu aku tidak bisa menghubunginya.”
“Kakak, dia hanya khawatir hal lain akan terkuak.”kata Se Yun.
Jin Gu yang kesal adiknya selalu menyela, lalu berkata, “Bisakah kau menunggu di luar?Kenapa kau mengikutiku kesini?”
Se Yun membela dirinya lalu meminta Hyuk Ki menelepon Ae Ryung. Jin Gu ikut memohon agar Hyuk Ki mau menelepon Ae Ryung. Hyuk Ki setuju.

Ae Ryung keluar dari kafe. ia tidak tahu harus kemana dan harus bagaimana. Panggilan dari Huk Ki masuk mengatakan ingin bertemu dengannya. Tentu saja Ae Ryung yang tidak memiliki tujuan setuju saja tanpa curiga.

Jin Gu sangat senang karena bisa bertemu dengan istrinya. Ia berjanji akan mentraktir mereka. Sebelum pergi Jin Gu menyuruh Se Yun pulang. Se Yun cengar-cengir senang. “Wook Ki, kau pergi mengantarku pulang!”kata Se Yun. Aku datang dengan kakakku dan aku tidak membawa dompet.”
Wook Ki, Sun Do, dan Hyuk Ki hanya bisa mengulum senyum.

“Jika seorang perempuan memintamu mengantar pulang, kau paling tidak perlu memanggil taksi.”kata Se Yun yang kecewa karena diajak naik bus.
“Aku tidak pernah naik taksi sebelumnya.”aku Wook Ki.
“Kenapa?”
“Semua orang seusiaku melakukan itu, bukankah kita sama?”
“Aku hanya naik taksi,”kata Se Yun. Wook Ki hanya diam saja. Se Yun memintanya untuk mengajak bicara tapi Wook Ki tidak tahu harus bicara apa.

Jin Gu bertemu dengan Ae Ryung. Ae Ryung yang tahu dia dibohongi hanya bisa membuang muka. “Sayang, seharusnya kau menatapku. Ayo pulang!Ayo beritahu ibu kita hanya sedikit berselisih.”Jin Gu terus merayu agar Ae Ryung mau pulang.
Ae Ryung memotong perkataan Jin Gu, “Kenapa kau tidak balas meneleponku?”
“Apakah sekarang kau marah karena aku tidak meneleponmu?Aku kehilangan HPku. Aku selalu menekan speed dial nomer 1 untuk meneleponmu jadi aku tidak pernah hafal nomermu.”
“Kau bisa menelepon rumah untuk mendapatkan nomorku.”
Ckckck, Jin Gu ini sudah tau kalau ketahuan bohong masih aja cari alasan lain. “Chang Hoon dan Marco membuatku sangat sibuk. Jadi aku…..”
Ae Ryung kembali memotong perkataan Jin Gu, “Apa kau mengenal Anna?”
“Siapa…..itu?Apa yang kau katakan sekarang?”
“Nomor berapa aku?Aku perempuan keberapa yang kau nikahi?”

Wook Ki terpana melihat rumah mewah yang ditinggali keluarga Se Yun. Se Yun meminta Wook Ki menunggu selama ia masuk ke rumah sebentar. Wook Ki menunggu sambil mengagumi rumah itu. Se Yun masuk ternyata untuk meminjam mobil, tapi karena tidak ada yang menjawab, ia mencari ke ruang kerja ayahnya dan mendengar ayah dan ibunya sedang berbincang. Se Yun tidak sengaja mendengar ibunya keceplosan kalau sebenarnya Se Yun adalah anak Jin Gu. Se Yun sangat sedih mendengar hal itu. Ia berlari keluar rumah, mengajak Wook Ki lari bersamanya.

Jin Gu berusaha menyangkal perkataan Ae Ryung. Tapi begitu Ae Ryung mengatakan bahwa Se Yun bukanlah adiknya melainkan anaknya, Jin Gu tidak dapat berkutik.

Se Yun di dalam bus menangis karena sangat terpukul mengetahui kenyataan bahwa ia adalah anak Jin Gu. Wook Ki yang tidak tahu apa-apa berusaha mencari tahu.
“Aku….bisakah aku tinggal di ruang berlatih?”
“Aku perlu tau kenapa…….”
“Aku…..aku anak kakakku. Ini keterlaluan. Sanngat memalukan. Bagaimana aku hidup sekarang?Aku anak orang macam itu. Ini keterlaluan.”
Wook Ki tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Jin Gu menceritakan masa lalunya yang kelam. Bagaimana kelakuannya di masa lalu. Ia awalnya juga tidak tahu kalau Se Yun adalah anaknya. Jin Gu juga mengatakan bahwa Hee Jae datang ke rumah suatu hari dan mengatakan bahwa ia adalah putri Pil Seok yang tidak terdaftar. Jin Gu memberi tahu semua keburukan keluarganya.
Ae Ryung tersentuh karena Jin Gu mengatakan ia berubah setelah bertemu dengan Ae Ryung. “Karena aku menyembunyikannya darimu, dan kau mengetahuinya dengan cara seperti ini, aku minta maaf, aku sangat minta maaf. Setiap kali kau mengatakan tentang rahasia keluarga dengan jujur, aku ingin mengatakan tentangku juga, tapi aku tahu kau akan meninggalkanku. Aku sangat takut jadi aku tidak bisa memberi tahumu. Maaf, benar-benar maaf.”kata Jin Gu penuh penyesalan.

Sun Do dan Hyuk Ki bingung melihat Se Yun, Begitu Se Yun masuk ke kamar, Sun Do dan Hyuk Ki memojokkannya,  “Kau pergi untuk mengantarnya pulang, kenapa kau membawanya kembali?’tanya Hyuk Ki.
“Wook Ki, apa kau bosan?Karena kakakmu belajar untuk tesnya, apakah kau bosan?”tanya Sun Do.
“Dia melarikan diri dari rumah. Ia bilang dia adalah anak kakaknya.”jawab Wook Ki.
“Melarikan diri?”ulang Sun Do bingung.

Chae Ryung yang sedang mencari sesuatu di dalam tasnya malah menemukan cincin berlian yang diam-diam dimasukkan Se Yun ke dalam tasnya. 

Ho Ryung pulang dengan menahan tangannya yang sakit akibat jatuh. Chae Ryung menyuruhnya pergi ke rumah sakit tapi Ho Ryung menolak karena masalah keuangan.

Jin Gu pulang bersama Ae Ryung. “Ini semua terjadi karena kau!Karena kau!”teriak ibu Jin Gu begitu keduanya memasuki rumah.
“Bisakah kau diam?”tegur Pil Seok.
“Bagaimana bisa aku diam?Karena dia semua ini terjadi dan Se Yun melarikan diri.”
“Kenapa Se Yun melarikan diri?”tanya Jin Gu.
“apa kau ingin aku mengatakannya sekarang?”tantang ibu Jin Gu.
“Apakah dia……mengetahui kalau aku ayahnya?”tanya Jin Gu.
Pil Seok dan ibu Jin Gu kaget karena Jin Gu mengatakan hal tersebut di depan Ae Ryung. Ae Ryung hanya diam saja.

Ae Ryung mendapat pemberitahuan kalau Se Yun berapa di tempat Hyuk Ki.

Sun Do menghampiri Hyuk Ki, “Aku pikir solusinya tidak akan datang besok.”kata Sun Do.
“Aku rasa solusinya ada di sini.”kata Wook Ki yang nampaknya punya rencana.

“Dia tahu segalanya tapi tetap kembali ke rumah ini denganmu?”tanya ibu Jin Gu.
“Dia tidak pulang untukku. Dia belum membayar kembali apa yang sudah dilakukan ayah padanya. Jadi ia kembali untuk membalasnya.”kata Jin Gu.
“Tapi darimana dia mendengar semua ini?”tanya ibu Jin Gu.
“Ibu.”
“Apa maksudmu aku?Berhenti menyalahkan orang yang tidak bersalah!”
“Ini semua salah Anda. Aku bilang jangan melakukan semua itu pada Hee Jae.”
“Apa yang kau bicarakan?Apa yang pernah aku lakukan?”
“Anda dan pengacara Park mengatur agar dia kehilangan izinnya. Kau pikir aku tidak tahu?”
“Tunggu, apa maksud ini semua?”potong Pil Seok. “Itu semua bukan kesalahan Hee Jae tapi kesalahanmu?”
“Bukan….bukan….”kata ibu Jin Gu salah tingkah. “Kenapa aku melakukan itu?”
“Jika ibu tidak ingin masalah ini tambah besar, katakan semuanya pada ayah. Jadi semua ini bisa berakhir, keributan di rumah dan situasi rumit ini.”
“Beritahu aku, beritahu aku kebenarannya sekarang!”seru Pil Seok.
“Aku tidak mengatur rencana itu, pengacara Park mengatakan itu cara terbaik, jadi dia (Hee Jae) akan berada dalam masalah, izinnya akan dicabut, dan dia akhirnya akan kembali ke Amerika.”Aku ibu Jin Gu.
“Pengacara Park!Orang itu…aku akan……”
ketukan di pintu memotong perkataan Pil Seok.

“Adik ipar berada di tempat Hyuk Ki dan saudaranya.”kata Ae Ryung.
“Siapa mereka?”tanya ibu Jin Gu.
“Mereka saudara korban kasus ayah mertua.”jawab Jin Gu.
“Tidak!Se Yun tidak bisa tinggal di sana. Bawa dia kembali!Bagaimana kalau mereka melakukan sesuatu padanya karena ayahmu?Bagaimana jika sesuatu terjadi padanya?”
“Adik ipar bilang akan menghilang jika mereka memberitahu seseorang di rumahnya.”jawab Ae Ryung. “Jadi Hyuk Ki bilang untuk menemuinya besok.”
“Tunggu dulu, apa kau yakin tidak menyuruh mereka mengatakan itu?”tanya ibu Jin Gu masih saja mencurigai Ae Ryung.
“Ibu, bisakah Anda berhenti?Mereka mencoba sekuat tenaga untuk membuktikan Ayah mertua tidak bersalah.”kata Jin Gu.

Chae Ryung mengepel sambil berbincang dengan Hyuk Ki. Hyuk Ki memberitahunya kalau Se Yun ada di tempat Hyuk Ki sekarang. “Apa yang dilakukannya di rumah orang asing?”tanya Chae Ryung. Sambungan telepon terputus sebelum Hyuk Ki menjawab. Chae Ryung heran tapi tidak enak mau menanyakannya pada Ae Ryung karena masih terlalu pagi.

Ae Ryung mengantarkan koran dan buah-buahan ke ruang kerja Pil Seok.
“Nak.”
“Ya?”
“Aku minta maaf karena menyembunyikan ini semua darimu. Itu karena aku ingin kau menjadi menantuku. Aku ingin kau tinggal di sini sebagai istri Jin Gu. Aku minta maaf. Anak yang tidak bisa aku kendalikan, aku memberikan beban itu padamu. Tapi selain padamu, ia tidak pernah memberikan hatinya,kau harus tau itu.”

Ae Ryung kemudian merenung sambil menatap Jin Gu yang tidur dengan posisi anehnya.
 

Hyuk Ki memberitahu Chae Ryung tentang Se Yun. Chae Ryung menyesal sudah memaksa kakaknya menikah dengan Jin Gu. Hyuk Ki mengatakan agar Chae Ryung mendukung kakaknya untuk melanjutkan pernikahan.

“Adik iparku…..ah….bukan……anak kakak iparku, sekarang apa yang dia lakukan?”tanya Chae Ryung.

“Kau memintaku bekerja?”tanya Se Yun pada Wook Ki.
“Ibumu, ayahmu, nenekmu, kakekmu……kau memutuskan untuk tidak meminta bantuan mereka sekarang. Jadi kau perlu bekerja untuk makan.”

Sun Do ikut bergabung dengan Wook Ki, “Jika kau memutuskan untuk hidup di sini, kau perlu mengurus kehidupanmu.”
“Pekerjaan macam apa ini?”tanya Se Yun.
“Semua yang aku lakukan.”kata Wook Ki.

Manager cafe dan entah siapa itu. menghampiri Chae Ryung yang baru kembali dari mengantar Hyuk Ki keluar. “Sudah aku bilang peraturan pertama dalam kerja partime…..”
“Dia bukan mantan pacarku!”kata Chae Ryung.
“Jadi kalian sedang berkencan?”
“Bukan begitu juga!Aku sedang tidak baik sekarang, jadi jangan mengajakku bercanda.”
“Apa kau datang kesini untuk bermain?”tanya perempuan yang bersama manager kafe. “Bagaimana bisa kau bersikap seperti itu pada atasanmu?”
Chae Ryung melihat nametag perempuan itu. TARALA!Namanya Park Da Bin ~ Manager (nah, jadi si bapak-bapak itu posisinya di kafe sebagai apa ya?Tetap panggil manager saja ya?hehehe).
Manager berkata, “Mulai sekarang kau yang akan melatihnya.”dan manager itu memperkenalkan Park Da Bin pada Chae Ryung.
Manager kafe memberitahu Chae Ryung bahwa biarpun Da Bin masih muda ia bisa menjadi manager karena sejak sekolah Da Bin sudah bekerja di kafe shop tersebut (Sudah selama 8 tahun). Manager kafe juga mengingatkan Chae Ryung untuk bersikap hormat pada Da Bin.
Da Bin mengajak Chae Ryung ke dapur untuk mulai berlatih membuat kopi. Chae Ryung mengikutinya dengan patuh.

“Chae Ryung-a!”panggil Jong Seok yang baru datang. Manager kafe menoleh begitu juga Chae Ryung dan Da Bin, tapi kemudian Chae Ryung dan Da Bin tetap pergi ke dapur sedangkan manager kafe memperhatikan Jong Seok dari atas sampai bawah, begitu Jong Seok menyadarinya, ia balas menatap menager kafe dari atas sampai bawah lalu mendengus meremehkan sebelum melewatinya untuk mencari tempat duduk. Manager kafe mengikuti Jong Seok masih penasaran dengan sosok Jong Seok rupanya. Jong Seok sendiri sengaja memilih tempat yang bisa melihat Chae Ryung di dapur. “Pergi ambilkan aku kopi.”kata Jong Seok dengan arogan.
Manager kafe memperingatkan Jong Seok agar tidak datang untuk menatap karyawan.
Jong Seok yang kesal malah menantang manager kafe, “Siapa kau yang mengganggu pelanggan?Apa tempat ini milikmu?”
“Tempat ini juga bukan milikmu.”
“Kau bersikap seperti ini, kau memintaku untuk menunjukkan apa yang bisa aku lakukan.”
“Lakukan apa maumu dan berhenti mengganggu Eun Chae Ryung di tempat kerjanya. Goodbye!”

“Apa kau tahu yang terjadi pada Hee Jae karena ibu Jin Gu dan pengacara Park?”tanya Pil Seok pada Kang.
“Well, dia (Hee Jae) tidak mempunyai izin yang seharusnya, ia hanya mempunyai setifikat pada saat itu. Biarpun dia mengatakan itu.”jawab Kang.
“Aku tidak mempercayainya dan aku tidak mendengarkan apa yang ia katakan.”

Pengacara Park datang, “Lama tidak bertemu, direktur. Aku sangat sibuk sampai tidak bisa mengucapkan selamat tahun baru padamu. Juga tidak bisa hadir di pernikahan Jin Gu. Aku sangat menyesal jadi aku datang kemari untuk memperbaikinya.”

Pengacara Park bersiap untuk duduk, tapi, “Kau tidak perlu duduk.”kata Pil Seok.
“Ye?”
“Rumah sakit ini mengganti pengacara dan firm-nya. Jadi tidak ada gunanya kau datang kesini.”
“Direktur, waktu itu aku sibuk di Jepang. Tidak ada perasaan pribadi di balik itu.”
Bagaimanapun Pengacara Park berusaha mencari alasan, Pil Seok tetap mengusirnya. Akhirnya ia pergi dengan dongkol.

“Panggil penyacara Lee Joo Won dan minta dia untuk mengurus kasus Choi bersaudara. Tidak masalah berapa banyak uang yang keluar untuk kasus ini. Beritahu dia untuk menemukan semua detail dan apa yang sebenarnya terjadi.”kata Pil Seok.
“Ya, aku mengerti.”jawab Kang. “Tapi, direktur. jika Anda terlibat langsung dalam…….”
“Itu akan menjadi kartu terakhirku.”lanjut Pil Seok.

Se Yun bekerja tidak sunggung-sungguh. Wook Ki menegurnya tapi malah membuat Se Yun meledak.
“Bukankah kau melarikan diri?Kau perlu uang untuk makan.”kata Wook Ki.
“Tidak bisa dipercaya!”gumam Se Yun. “Kenapa kau bicara tidak formal denganku?”

Belum juga Wook Ki menjawab, Yang Mi dan ajumma masuk, “Siapa ini?”tanya ajumma.
“Dia saudara ipar Chae Ryung.”jawab Yang Mi.
“Dia adalah asistenku untuk bersih-bersih.”jawab Wook Ki.
“Asisten?Siapa bilang kau bisa punya asisten?”tanya ajumma.
“Aku akan memberinya bayaran dari gajiku, jadi biarkan saja.”kata Wook Ki.
“Aigoo, dia terlihat tidak bisa bekerja.”kata Ajumma.
“Jadi aku bermaksud memberinya 5000 won sehari.”bisik Wook Ki.
“5000 won?5000 won apa?Beri dia 3000 won saja!”ujar Yang Mi.
“Apa 3000 won termasuk uang?Apa kau bercanda sekarang?”tantang Se Yun.
Ajumma mendengus, “Lihat dia!Kau tidak tahu bagaimana dunia sebenarnya. Ikuti aku.”Se Yun tetap diam di tempat, “Cepat!Apa kau tidak mau mendengarkanku?”

“Dia dalam masalah besar, apa yang akan kita lakukan?”tanya Yang Mi tanpa sedikitpun prihatin.

[Sinopsis K-Drama] It’s Okay Daddy’s Girl Episode 13

=Episode 13=

Eun Khi Hwan menatap ke sekeliling namun yang ada hanya sekumpulan para lansia yang menghabiskan waktu mereka di rumah perawatan sama seperti dirinya. Terlihat wajah ceria di beberapa wajah lansia namun ada juga yang berwajah sedih sama seperti dirinya saat ini yang mungkin merindukan keluarganya. Eun Khi Hwan menatap langit yang bermandikan cahaya bulan, pikirannya jauh melayang dan memikirkan apa yang sedang dilakukan anak dan istrinya sekarang?

Chae Ryung berjalan lesu saat memasuki club. Wook Gi yang saat itu sedang membersihkan merasa sedikit heran dan bertanya ada apa gerangan dengan Chae Ryung.
“aku baru saja mengantar Ayah ke rumah perawatan” jawab Chae Ryung sedih

Wook Gi pun menjadi sedih mendengarnya dan segera memberitahukannya kepada Hyuk Gi dan yang lainnya yang baru saja selesai mengenakan setelan jas di ruangan Ibu Yong Mi.
“bagaimana ini, apa yang harus kita lakukan?” Tanya Yun Do ikut sedih

Hyuk Gi mendatangi Chae Ryung di dapur dan bertanya kenapa Chae Ryung tak memberitahu kepada yang lainnya jika Ayahnya dipindahkan ke rumah perawatan. Chae Ryung yang masih sibuk dengan tumpukan-tumpukan piring di hadapannya hanya menjawab jika panggilan dari rumah perawatan datang dengan cepat.
“hari ini menjadi hari yang memberatkan untukmu, pulanglah beristirahat, Wook Gi dan aku bisa melakukannya”
“lebih baik begini, aku lebih menyukai bekerja sehingga bisa melupakan jika Ayah sekarang berada di tempat lain” ucap Chae Ryung dan berlalu pergi dengan membawa setumpuk piring.

Di rumah, Ho Ryung merasakan hal yang sama dengan Chae Ryung. Kesedihan karena ditinggalkan sang Ayah yang lebih memilih berada di rumah perawatn menjadi pukulan terberat untuknya. Apalagi Ayah sering mengirimkan surat selama Ho Ryung menjalani wamil.

“jika kamu mencintaiku, bahkan jika matahari harus tertutupi oleh awan, laut menjadi kering dan aku kehilangan semua yang aku miliki, itu tidak masalah. Haruskah aku mengambil bintang-bintang di langit dan membawanya untukmu. Jika untukmu, aku akan melakukan apapun tidak perduli bahaya apapun yang akan kulalui…. Bahkan jika harus mengakhiri hidup di dunia ini selamanya aku akan selalu menjagamu…. Meskipun aku terpisah denganmu, itulah perasaanku”

Di rumah sakit, salah satu suster membawakan makanan untuk Eun Khi Hwan. Eun Khi Hwan hanya memandangi makanan tersebut dan hal tersebut membuat suster menasehatinya.
“di rumah sakit ini ada banyak orang seperti anda, cobalah makan dan jangan memikirkan apapun, apa anda ingin melihat anak-anak anda menangis sedih? Ayo cobalah untuk makan”
Eun Khi Hwan mengangguk dan suster yang melihatnya tersenyum. Sepeninggal suster, Eun Khi Hwan mencoba menyuap sesendok demi sesuap sup dan sesuap demi sesuap nasi. Walaupun dengan menggunakan tangan kiri dan tangan yang gemetaran, Eun Khi Hwan tak putus asa.

Ho Ryung memasukkan beberapa perabot rumah ke dalam kardus, terdengar nyanyian yang menggema di seluruh rumah dari mulut Ho Ryung. Disaat bersamaan Chae Ryung datang dan bertanya kenapa Ho Ryung menyanyi?
“kita akan selalu bersama-sama dengan Ayah, tak perduli kapan, dimana dan dalam situasi apa, jangan lupakan itu” ucap Ho Ryung. Lagu yang dinyanyikan Ho Ryung adalah lagu kesukaan Ayahnya dan lagu itupun yang membuat Chae Ryung membatalkan rencananya untuk menjadi wanita penghibur.

Chae Ryung tersenyum dan memutuskan ke kamar Ayahnya yang sudah dibereskan. Walaupun Ayah sudah tidak tidur di kamar, kenangan akan sosok Ayahnya masih terekam dengan jelas di ingatan Chae Ryung. Setidaknya aroma tubuh Ayahnya masih bisa tercium dari tempat tidur yang pernah ditempati Ayahnya.
“aku kembali Ayah. Putri ayah hari ini bekerja dengan keras. Seperti halnya Ayah, aku akan bekerja keras dan bertanggung jawab, mulai dari hari ini dan seterusnya, janji” gumam Cha Ryung

Hyuk gi berkali-kali mencoba memejamkan mata tetap saja tidak bisa tertutup. Kegelisahan Hyuk Gi ternyata dirasakan Wook Gi yang tidur di ranjang atas.
“Hyung kenapa kamu tidak tidur?” Tanya Wook Gi dari atas tempat tidur
“perasaanku sedang tidak baik, bagaimana denganmu?” Tanya Hyuk Gi balik
“aku juga Hyung”

Pagi-pagi buta, Chae Ryung sudah bangun. Langkahnya tergerak menuju kamar Ho Ryung. Sebuah amplop dan sebuah pesan yang bertuliskan “Oppa, semoga sukses hari ini. Aku akan melihat Ayah sebelum bekerja hari ini. Aku hanya mendapatkan uang sedikit jadi aku hanya bisa memberimu ini, mianhae” diselipkan Chae Ryung disamping bantal Ho Ryung.

Chae Ryung kembali melangkahkan kakinya di jalanan yang masih sepi. Seorang gadis terlihat membawa beberapa kardus dan Chae Ryung dengan sigap membantu membawakannya ke dalam toko. Gadis tersebut bertanya kepada Chae Ryung jika Chae Ryung pasti banyak melakukan pekerjaan paruh waktu? Chae Ryung sedikit terkejut dan bertanya bagaimana bisa gadis tersebut mengetahuinya. Jawaban singkat tapi bermakna membuat Chae Ryung tersadar “banyak orang yang bekerja tetapi tidak memperdulikan apa aku membawa barang yang berat atau tidak”.

Seorang ahjussi terlihat membawa gerobak dengan bertumpuk-tumpuk kardus di atasnya. Chae Ryung kembali membantu dengan mendorong gerobak tersebut. Ahjussi terlihat senang dan mendoakan semoga di tahun baru nanti, Chae Ryung mendapat keberuntungan

(Bantuan sekecil apapun yang kita berikan untuk orang lain dapat memberikan sebuah senyuman yang jauh lebih berharga dari sebuah imbalan berupa uang).

Dengan berjalan mengendap-ngendap, Chae Ryung melangkahkan kakinya menuju ruang perawatan Ayahnya. Chae Ryung tersenyum saat melihat Ayahnya tertidur pulas namun disamping kanan dan kirinya terdapat dua sosok manusia yang juga sedang tertidur pulas. Mereka adalah Hyuk Gi dan Wook Gi, hati dan pikiran mereka yang tidak tenang membuat mereka memutuskan untuk menemani Eun Khi Hwan dan menjaganya.

Eun Khi Hwan, Chae Ryung, Hyuk Gi dan Wook Gi sarapan bersama. Eun Khi Hwan mengatakan kepada Choi bersaudara jika mereka tidak perlu datang di pagi buta untuk menjaganya namun Hyuk Gi mengatakan jika mereka memang ingin melihat Eun Khi Hwan.

Pandangan Eun Khi Hwan teralihkan pada Chae Ryung yang sedaritadi tersenyum sambil memperhatikan Hyuk Gi. Alasan Chae Ryung tersenyum sedaritadi karena rambut Hyuk Gi yang terlihat lucu karena baru bangun tidur. Hyuk Gi buru-buru merapikannya dibantu Wook Gi yang ikut tersenyum begitupun dengan Eun Khi Hwan.
Wook Gi tiba-tiba berkata jika dia masih ingin tinggal lebih lama untuk menemani Eun Khi Hwan dan meminta kepada Chae Ryung dan Hyuk Gi untuk pulang terlebih dahulu. Wook Gi memberi kode sebuah kedipan mata kepada Eun Khi Hwan dan Chae Ryung yang melihatnya hanya bisa tersenyum malu dengan muka memerah sedangkan Hyuk Gi yang tak mengerti apa-apa atau pura-pura tidak mengerti masih saja berusaha menata rambutnya.

Di dalam bus, Chae Ryung tertidur. Hyuk Gi yang melihatnya menyandarkan kepala Chae Ryung di bahunya. Chae Ryung terbangun sesaat dan menatap Hyuk Gi dengan polos dan kembali tertidur di bahu Hyuk Gi. Hyuk Gi tersenyum malu dan melayangkan pandangannya ke luar jendela Bus. (asli nich adegan romantic banget).

Di kediaman keluarga Jung
Ae Ryung sedang mengelap sepatu dan merapikannya. Ditangannya terdapat sebuah Koran yang memang dipersiapkannya untuk Ayah mertuanya. Ayah Jin Goo keluar dari kamar, Ae Ryung dengan cepat berdiri dan memberikan Koran kepada Ayah mertuanya.
“aku akan memakai sepatu itu hari ini”
“alasnya tidak terlalu baik Ayah, aku akan memperbaikinya terlebih dahulu” ucap Ae Ryung
“Ayahmu, rumah sakit kami memiliki pusat rehabilitasi, jadi kita bawa dia kesana”
“kemarin Ayah sudah dipindahkan ke rumah perawatan Ayah dan lokasinya berdekatan dengan tempat kerja Chae Ryung”
Ayah Jin Goo mengatakan kalau dia akan mengirim direktur Kang untuk membawa Eun Khi Hwan ke rumah sakit manin namun Ae Ryung menolak karena Ayah mertuanya sudah dibuat repot beberapa waktu belakangan ini dan Ayahnya tak ingin membuat susah untuk ke dua kalinya apalagi semenjak Ayahnya mengetahui jika biaya rumah sakit selama dia dirawat digratiskan.
“aku minta maaf Ayah, aku minta maaf karena selalu mengatakan maaf kepada Ayah, aku sangat menyesal Ayah” ucap Ae Ryung dengan mata berkaca-kaca. Ayah Jin Goo hanya terdiam dan memutuskan kembali ke kamarnya. Ae Ryung memang bersalah namun sebuah kesalahan dan aib yang belum diketahui Ae Ryung semakin membuatnya merasa bersalah pada menantu kesayangannya tersebut.

Sikap Ae Ryung yang begitu baik dan selalu memperhatikannya membuat Ayah Jin Goo mengatakan kepada Ae Ryung jika dirinya akan mendapatkan rumah dan membayar semua hutang keluarga Ae Ryung.
“Ayah, aku sudah mendapatkan semua yang tak pernah kuinginkan sebelumnya. Jika aku mendapatkan hal yang lebih aku merasa aku tidak bisa tinggal di rumah ini lagi. Aku bersyukur karena Ayah sudah memikirkanku dan keluargaku, terima kasih Ayah, terima kasih”

Walaupun Ayah Jin Goo baik kepada Ae Ryung, namun ada dua orang di rumah tersebut yang sangat tidak menyukai Ae Ryung. Pertama Se Yun yang sejak pertama kali Ae Ryung tinggal di rumah mereka, sangat membenci Ae Ryung dan kedua Ibu mertua Ae Ryung yang tidak menyukai Ae Ryung semenjak mengetahui kenyataan jika keluarga Ae Ryung selama ini telah membohongi mereka.

Jae Hee dan Anna terlihat senang karena habis melakukan latihan Yoga. Anna mengatakan jika Jae Hee pasti bisa melakukan gerakan yang tadi sempat diajarkan oleh tentor. Sebuah sms masuk di Hp Anna. Anna dan Jae Hee tersenyum bersama ketika mengetahui jika sms tersebut dikirim oleh Jin Goo yang mengatakan jika hari ini adalah hari yang tepat untuk Anna dan Jin Goo beraksi.

Ae Ryung memutuskan melepas cincin berlian yang diberikan Ayah mertuanya. Hal tersebut dilihat Se Yun yang sengaja mengintip ke dalam kamar Ae Ryung. Disaat bersamaan, Jin Goo keluar dari kamar tepat di depan kamar Ae Ryung, beruntung Se Yun cepat menutup pintu sebelum Jin Goo melihatnya memata-matai kakak iparnya.

Jin Goo berpakaian rapi dan Se Yun mengatakan jika Jin Goo pasti akan bertemu dengan seorang wanita dan buru-buru pergi. Berselang beberapa menit kemudian, Ae Ryung keluar dari kamar sesaat sebelum Jin Goo masuk ke dalam kamar Ae Ryung. Jin Goo mengatakan jika dia akan ke suatu tempat dan Ae Ryung hanya mengangguk. Anggukan Ae Ryung jelas membuat Jin Goo bingung.
“biar aku yang melakukannya” ucap Jin Goo berusaha mencegah Ae Ryung membereskan kamarnya
“biar aku saja”
“tapi kenapa kamu tidak bertanya kemana aku akan pergi?” Tanya Jin Goo
“kemana kamu akan pergi?” Tanya Ae Ryung
“Marco dan Ricardo mengajakku dan mengatakn kalau mereka akan bekerja, jadi aku berencana untuk bergabung dengan mereka” jawab Jin Goo dengan terbata-bata
“itu baik, aku juga ingin melihat Jin Goo bekerja”
“benarkah? Kamu ingin melihatku bekerja?”
“tentu saja, mengapa orang pintar hanya menghabiskan hari-harinya dengan sia-sia… kalau kamu sudah yakin kamu pasti bisa melakukannya, cobalah”
“Sayang, jadi pendapatmu aku bisa melakukannya?” Tanya Jin Goo dan Ae Ryung mengangguk sambil tersenyum
“baiklah, aku akan mencoba dan berpikir dengan baik tentang apa yang harus aku lakukan, kita adalah Pasangan Young Go, Ae Ryung dan Jin Go. Semakin lama kita bersama-sama, kita akan menjadi sahabat yang baik selamanya, mengerti?” ucap Jin Goo dan menggenggam tangan Ae Ryung “dimana kamu menaruh cincin pemberian Ayah?”
“itu, aku tidak nyaman memakainya ketika bekerja makanya aku menyimpannya untuk sementara waktu”
“jangan hanya bekerja, pakai cincinmu dan membaca sesuatu yang kamu sukai” pesan Jin Goo

Ae Ryung mengantar Jin Goo hingga ke depan pintu rumah. Jin Goo berpesan pada istri yang sangat disayanginya jika Ae Ryung harus menjenguk Ayahnya. Ae Ryung mengangguk dan terlihat senang namun semuanya berubah ketika Ibu Jin Goo keluar dari kamar setelah kepergian Jin Goo dan mengatakan kepada Ae Ryung jika Ae Ryung mulai hari ini akan pergi bekerja ke Museum Manin karena sudah terlalu banyak biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan Ayah Ae Ryung selama di rumah sakit Manin. Ocehan dan sindiran membuat Ae Ryung berusaha tegar, hanya permintaan maaf yang bisa diucapkan Ae Ryung.

Di tempat lain terlihat Marco sedang bersama dengan Jae Hee. Jae Hee menunggu dengan sabar saat Marco menelepon Jin Goo untuk meminta nomor telepon Ae Ryung, alasannya Marco ingin mengirimi Ae Ryung hadiah sebuah lukisan karena sudah menikah dengan Jin Goo padahal semua bohong. Sebenarnya Jae Heelah yang menginginkan nomor tersebut. Jae Hee memiliki rencana jahat untuk menghancurkan pernikahan Jin Goo.

Ho Ryung sedang mengangkat perabot rumah tangga ke apartemen baru mereka. Keputusan Ho Ryung dan Chae Ryung untuk pindah ke apartemen baru adalah agar bisa lebih dekat dengan Ayah mereka. Belum sempat barang dibawa masuk Ho Ryung, seseorang tiba-tiba berteriak “mari kita lakukan bersama-sama”. Terlihat Sun Do, Yun Do, Dong Bo, Hyuk Gi dan Wook Gi berjalan ke arah Ho Ryung.
“aku datang walaupun aku sudah mengetahui kamu tidak menyukaiku karena Chae Ryung….” Ucap Hyuk Gi namun ucapannya dipotong Ho Ryung
“aku tahu, aku tidak bisa melihat mana yang baik dan mana yang buruk, aku tidak berpikir jika kondisimu kurang lebih sama dengan kami. Aku mendengar kamu membayar hutang-hutang kami di rentenir, seharusnya aku mengucapkan terima kasih kepadamu. Maafkan aku” ucap Ho Ryung dan mengulurkan tangan untuk berjabat
“Ho Ryung imnida”
“Hyuk Gi imnida” jawab Hyuk Gi dan membalas uluran tangan Ho Ryung. Keduanya tersenyum.

Sementara itu di tempat kerjanya, Chae Ryung tidak dapat tenang. Chae Ryung takut jika Ho Ryung akan memarahi Hyuk Gi dan yang lainnya karena datang membantunya namun semua terjadi sebaliknya. Ho Ryung mengatakan jika dirinya sangat senang karena mendapatkan bala bantuan dan menyuruh Chae Ryung untuk bekerja dengan baik.

Tindakan Chae Ryung yang sering keluar masuk kafe untuk menelepon membuatnya mendapat teguran dari seniornya. Chae Ryung hanya terdiam mendengar celotehan seniornya dan dari balik punggung seniornya, Boss Chae Ryung member kode jika Chae Ryung harus sabar dan menarik nafas panjang.
“maafkan aku, aku tidak akan mengulanginya Sunbaenim” ucap Chae Ryung
“kamu benar-benar bermuka tebal, keberadaanmu membuatku tidak tenang dan menjadi stress” ucap senior Chae Ryung dan berlalu pergi. Boss Chae Ryung member kode oke dan membuat Chae Ryung tersenyum.

Baru saja Chae Ryung mendapat shock terapi dengan omelan sang senior, kali ini kehadiran Jung Seok dan Bo Ra membuat emosi Chae Ryung memuncak. Bo Ra yang memang tidak tahu jika Chae Ryung bekerja di coffeeshop sebagai karyawan terlihat terkejut namun lain halnya dengan Jung Seok. Jung Seok yang sebenarnya sudah mengetahui semuanya pura-pura bertanya apa yang sedang dilakukan Chae Ryung disini.
Jika tujuan mereka hanya untuk meminum kopi tidak masalah bagi Chae Ryung, namun kelakuan mereka membuat Chae Ryung kesal. Kopi yang sudah disediakan yang memang seharusnya diambil oleh pembeli sendiri tak kunjung diambilnya. Jung Seok bahkan melarang Bo Ra dengan tujuan agar Chae Ryung yang mengantarkan minuman tersebut ke meja mereka.

“apa pembeli membuatmu sulit?” Tanya Boss Chae Ryung yang tiba-tiba muncul “peraturan pertama: bekerja paruh waktu adalah bahkan jika mantan pacar atau teman muncul tiba-tiba jangan goyah…. Peraturan kedua: ingat bahwa mantan pacar atau teman mereka tidak membayarmu… peraturan ketiga: jangan pernah melupakan hal yang paling penting untukmu, yang paling penting bagiku apa yang akan aku lakukan dengan uang aku peroleh disini, tinggalkan semua masa lalu dan angkat wajahmu”
“kamsahamnida sonsaengnim”
“aku bukan Boss atau master, aku hanya manager perekrutan karyawan”
“baiklah sonsaengnim” ucap Chae Ryung dan membuat Bossnya tertawa dan membiarkan jika Chae Ryung ingin memanggilnya dengan sebutan apa saja yang menurutny baik.

Chae Ryung dengan langkah tegap membanwa nampan yang diatasnya terdapat 2 gelas cangkir kopi.
“silahkan nikmati kopinya” ucap Chae Ryung
“Chae Ryung, apa kamu tidak bisa duduk sebentar?”
“tidak bisa, silahkan bersenang-senang”
“mengapa kamu tidak menjawab kenapa kamu bisa ada disini?” Tanya Jong Seok
“lalu bagaimana dengan kalian? Kenapa kalian bisa ada disini?” Tanya Chae Ryung balik
“Jong Seok mengatakan jika ada desainer terbaru di mall, makanya kami ingin mengunjunginya, tapi sebelumnya kami mampir dulu disini untuk minum kopi”
“baiklah, minumlah dengan baik dan silahkan pergi jika sudah selesai”

“Eun Chae Ryung” panggil Jong Seok kesal dan Chae Ryung yang saat itu akan pergi berbalik “duduk disini dan letakkan celemek itu, aku tidak bisa hanya tinggal diam melihatmu seperti ini”
Chae Ryung terdiam sesaat begitupun dengan Bo Ra. Bo Ra lebih memilih menyeruput kopinya.
“silahkan bersenang-senang pelanggan” ucap Chae Ryung tegas dan pergi. Masih banyak pelanggan lain yang harus dilayaninya.

Jong Seok yang kesal karena Chae Ryung tidak mengindahkannya memilih pergi tanpa sempat meminum kopinya. Bo Ra dengan cepat mengikuti Jong Seok. Bo Ra menahan tangan Jong Seok dan meminta penjelasan apa yang sebenarnya yang diinginkan Jong Seok dengan mendekatinya, apa Jong Seok hanya menjadikannya alat untuk mendekati Chae Ryung dan mempermainkan perasaannya yang sangat mencintainya. Dan jawaban yang keluar dari mulut Jong Seok sungguh mengagetkan Bo Ra. Selama ini Jong Seok memang hanya menjadikannya pelarian agar bisa melupakan Chae Ryung, namun seberapa besar Jong Seok mencoba, dirinya tidak bisa melupakan Chae Ryung dan permintaan maaf serta putus akhirnya keluar dari mulut Jong Seok yang membuat Bo Ra sedih.

Chae Ryung terkejut saat melihat Bo Ra di belakang cafe. Bo Ra memberitahukan semua yang dikatakan Jong Seok tadi kepada Chae Ryung namun Chae Ryung hanya menganggap Jong Seok sudah gila.
“bukan Jong Seok yang gila tetapi aku…aku terus berpikir semua karena kesalahanku mengajakmu ke klub sehingga Ayahmu menderita seperti sekarang, tetapi kenyatannya alasan Jong Seok mengajakku ke club adalah untuk menemuimu. Jadi sekarang aku tidak mempunyai salah lagi padamu, karena jika aku juga tidak ada, Jong Seok akan tetap membawamu ke club, karena dia ingin pergi jadi dia membuat reservasi dengan seseorang. Jong Seok bahkan tahu jika Choi Duk Gi mati” ucap Bo Ra dan pergi. Chae Ryung hanya terdiam dengan dua kantong plastik di tangan kanan dan kirinya, pikirannya mulai kacau.

Di depan club

Terlihat seorang pria yang berjalan mondar mandir. Pria tersebut sepertinya sedang menunggu seseorang. Hyuk Gi dan Wook Gi berjalan ke arahnya dan seketika ingatan masa lalu bersama sahabatnya kembali muncul diingatannya.

=flashback=

Shin Byung Chul terlihat senang menghabiskan waktu bersama Duk Gi di taman. Mereka bahkan berencana untuk makan kimchi. Duk Gi memperlihatkan handphone yang baru saja dibelinya kepada Byung Chul dimana di dalamnya terdapat banyak foto saudara-saudara Duk Gi yaitu Hyuk Gi dan Wook Gi.
“kamu mungkin satu-satunya orang yang tidak memiliki foto gadis di handphonemu tetapi menyimpan foto saudara-saudaramu” ucap Byung Chul
“apa gunanya seorang gadis, aku lebih menyayangi Hyung dan Dongsaengku melebihi apapun di dunia ini. Aku harus mendapatkan banyak uang sehingga kami bisa mempunyai sebuah rumah yang dapat kami tinggali setelah menikah” jawab Duk Gi senang
=flashback end=

Byung Chul segera bersembunyi sebelum Wook Gi dan Hyuk Gi melihatnya, apalagi dua teman mereka tiba-tiba muncul (Sun Do dan Yun Do). Belum saatnya bagi Byung Chul muncul tiba-tiba di depan Hyuk Gi dan Wook Gi, rasa bersalah masih menyelimutinya karena menutupi kebenaran tentang kematian saudara mereka.

Di kediaman Jong Seok
Ayah Jong Seok baru saja pulang. Setelah melihat kondisi tempat tinggal anaknya membuat Ayah Jong Seok terlihat lega. Namun semuanya berubah ketika Ayah Jong Seok menanyakan kondisi keluarga Chae Ryung. Jong Seok mengatakan jika kakak Chae Ryung, Ae Ryung menikah dengan anak pemilki rumah sakit Manin.
“apa!!! Kenapa kamu baru mengatakannya sekarang?”
“memangnya kenapa?”
“yang harus kamu lakukan sekarang, tidak perduli bagaimanapun caranya rebut kembali hati Chae Ryung”
“apa ada yang salah?”
“jika ada yang salah, kita semua bisa mati” tegas Ayah Jong Seok.

Sementara itu di rumah sakit Manin, Ayah Jin Goo, dokter Kang dan pengacara sedang membicarakan perkembangan kasus Eun Khi Hwan. Sebuah berkas berupa catatan telepon Pengacara Park (Ayah Jong Seok) membuat Ayah Jin Goo dan dokter Park terkejut. Dicatatan telepon tersebut terlihat jika Ayah Jong Seok pernah berhubungan dengan rentenir yang meminjamkan uang untuk keluarga Chae Ryung.

Di club, salah satu pegawai Ibu Yong Mi sedang menerima telepon dari seseorang dan dia adalah Byung Chun. Percakapan tersebut tanpa sengaja didengar Ibu Yong Mi dan meminta nomor telepon Byung Chun, sayang Byung Chun menelepon dari telepon umum. Ibu Yong Mi berpesan “jika Byung Chun menelepon lagi, suruh dia menemuiku, aku ingin memberikannya tunjangan”.

Perhatian Ibu Yong Mi teralihkan pada Yong Mi dan Wook Gi. Yong Mi membantu merapikan dasi kupu-kupu Wook Gi dan sesekali mengerjainya. Niatnya untuk menjadikan Wook Gi menantu sepertinya tidak menemukan hambatan besar.

Ho Ryung mengunjungi Ayahnya di rumah perawatan. Ho Ryung mengatakan jika dirinya sudah pindah ke apartemen yang dekat dengan rumah perawatan tempat Ayahnya dirawat. Ho Ryung mengatakan jika dirinya dibantu oleh Hyuk Gi dan teman-temannya.

“Ayah, mulai besok aku akan mencari pekerjaan, jadi aku tidak bisa sering-sering kesini. Ayah jika kamu mencintaiku, bahkan jika matahari harus tertutupi oleh awan, laut menjadi kering dan aku kehilangan semua yang aku miliki, itu tidak masalah asal Ayah selalu ada bersama kami, mengerti???” ucap Ho Ryung mengutip puisi Ayahnya.

Di club tepatnya dapur, Chae Ryung yang baru saja selesai mencuci piring terkejut saat Yong Mi dan asistennya datang dan menunjukkan beberapa foto yang diambil asisten Yong Mi. foto tersebut adalah foto Jong Seok yang membuntuti Chae Ryung beberapa hari yang lalu saat Chae Ryung diantar pulang oleh asisten Yong Mi, kemarin dan beberapa saat yang lalu.

Yong Mi mengatakan jika Jong Seok bukan orang yang baik, dia pernah mengencani pekerja malam di club Yong Mi dan mengkhianatinya. Raut wajah Chae Ryung menunjukkan rasa tidak percaya karena bagaimanapun Jong Seok adalah temannya. Yong Mi melihat rasa tidak percaya itu dari wajah Chae Ryung dan mengatakan kepada Chae Ryung untuk membuktikannya sendiri.

Jin Goo menjalankan rencananya bersama Anna dan Anna akan menjalankan rencana yang sudah disusunnya bersama dengan Jae Hee.
Jin Goo bertanya sekali lagi apa Anna masih mengingat apa yang sudah diberitahu Jin Goo kepadanya, Anna terlihat sedikit kesal dan kembali mengulang apa yang dikatakan Jin Goo kepadanya. Langkah Anna tergerak menuju perusahaan Ibu Jin Goo dan tanpa disadari Jin Goo, Anna menelepon Jae Hee dan mengatakan waktunya misi dijalankan.

“ada apa?” Tanya Ibu Jin Goo saat melihat Anna
“annyeonghaseyo, aku datang kesini menemuimu untuk membicarakan masalah Jung Jin Goo” ucap Anna dengan senyum licik dan membuat Ibu Jin Goo menghela nafas karena sekali lagi Jin Goo membuat masalah dengan wanita.

Jae Hee menemui Ae Ryung yang saat itu sedang melihat-lihat lukisan dan mengeceknya.
“bagaimana mungkin tidak ada satu potongan pun yang berubah, aku ingin tahu apa mereka membeli bangunan ini untuk menempatinya atau untuk meningkatkan harga tanah. Semuanya baik-baik kan? Direktur, istri, anak dan cucunya?” ucap Jae Hee membuka pembicaraan
“apa yang kamu maksud dengan cucu?” Tanya Ae Ryung tidak mengerti
“Se Yun adalah putri Jin Goo, apa kamu tidak tahu?” Tanya Jae Hee balik
“putri Jin Goo?” ucap Ae Ryung dengan nada bicara bergetar
“kamu pasti pegawai baru makanya tidak mengetahuinya. Jin Goo sudah bercerai sebanyak 2x. mungkin aku mengatakan sesuatu yang tak berguna. Jangan mengatakan kepada Presiden, jika kamu melakukannya maka kamu akan dipecat. Para pekerja disini sering diganti, jika mereka mengatakan sesuatu tentang Jin Goo. Aku berpikir Jin Goo akhir-akhir ini sering keluar dengan seorang instruktur tari. Kurasa aku terlalu banyak berbicara, harap dimengerti karena semua orang sudah mengetahuinya. Selamat bekerja” ucap Jae Hee dan berjalan dengan mantap setelah menghancurkan hati Ae Ryung.

Ae Ryung shock, tangannya yang memegang pena dan map tidak sanggup ditahannya. Ingatannya akan kata-kata Se Yun, Ibu mertuanya dan Jin Goo yang dulu tidak dimengertinya hari ini akhirnya Ae Ryung menemukan jawabannya.

Kembali ke Anna dan Ibu Jin Goo
Anna menyeruput secangkir teh yang sudah disiapkan. Tatapan penuh kebencian dan marah diarahkan Ibu Jin Goo kepada Anna yang terlihat tenang.
“berapa lama kamu bersamanya?” Tanya Ibu Jin Goo
“setengah tahun”
“maka kamu sudah mendapatkan apa yang kamu inginkan dari Jin Goo. Apa yang kamu inginkan sekarang?”
“apa yang sudah saya dapatkan sebagai kekasih Jin Goo tidak bisa disamakan, aku ingin sesuatu dari direktur yang bisa membuatku menutup mulut terhadap Ae Ryung. 300.000.000 untuk kehidupan baruku”
“kamu sama sekali tidak beruntung”
“kenapa?”
“lakukan apapun yang kamu inginkan, jika kamu ingin memberitahu menantuku, silahkan”
“lalu bagaiman jika aku menyebarkan jika direktur rumah sakit Manin memiliki seorang putri bernama Seo Jae Hee?” ucap Anna saat Ibu Jin Goo tidak menghiraukannya.
Kekesalan Ibu Jin Goo semakin menjadi-jadi. Dia tidak memperdulikan jika Ae Ryung tahu atau tidak, satu yang membuatnya kesal yaitu ketika nama yang sudah dihapusnya dari ingatannya kembali diungkit.

Jin Goo semakin gelisah menunggu Anna. Jin Goo segera turun dari mobil ketika melihat Anna dipapah keluar ke tempat parkir oleh asisten Ibunya. Rupanya kemurkaan Ibu Jin Goo membuatnya melemparkan kotak tissue yang terbuat dari kayu ke kepala Anna.

Jin Goo terlihat ketakutan saat dokter menjahit luka robek di kepala Anna. Jin Goo menggenggam tangan Anna untuk membantu mengurangi rasa sakit yang diderita Anna sekarang. Hp Jin Goo tiba-tiba berbunyi, yang menelepon adalah Ae Ryung. Jin Goo melepaskan tangan Anna dan menjauh untuk mengangkat telepon istrinya.
“ya chagia, ada apa?”
“Jin Goo-si kamu dimana?”
“sayang apa yang salah dengan suaramu? Apa ada yang salah? Apa Ayah Mertua sakit? Apa Ibu mengatakan sesuatu lagi? Apa yang salah?”
“aku memiliki sesuatu untuk dikatakan tapi….dimana kamu sekarang?”
“aku bersama dengan Marco dan Ricardo melakukan sesuatu….”
Tiba-tiba seorang suster memanggil Jin Goo dan menyuruhnya untuk segera menemani Anna kembali, Ae Ryung yang mendengarnya semakin sedih.
“sayang, disini sangat berisik, aku akan meneleponmu nanti” ucap Jin Goo dan menutup telepon.

Di tempat lain, Dong Bo terlihat sedang memilihkan sepatu untuk bermain iceskating untuk Wook Gi dan Yun Do. Dong Bo mengatakan jika ada seseorang yang sudah menunggu Wook Gi di depan dan hal tersebut membuat Yong Mi cemberut.

Asisten Yong Mi membisikkan sesuatu kepada Jin Goo. Wajah Jin Goo terlihat tegang dan ikut bergabung bersama dengan Dong Bo, Sun Do dan Ae Ryung dipinggir lapangan iceskating.

Sun Do bertanya mengapa Se Yun bisa ada disini dan Dong Bo menjawab jika dia sudah ada di depan toko ddukbogi sedaritadi dan sepertinya meminta ikut bergabung. Dong Bo balik bertanya kepada Chae Ryung apa Chae Ryung mengenal Se Yun dan Chae Ryung menjawab jika Se Yun adalah adik ipar kakaknya. Tanpa mereka berdua sadari, Jong Seok sudah ada memata-matai mereka.

Di lapangan Iceskating, Yong Mi dan Wook Gi adu cepat bermain iceskating. Se Yun yang melihatnya terlihat cemburu dan Sun Ae semakin menggodanya. Sambil beradu iceskating, Wook Gi mengatakan jika sudah saatnya mereka berhenti karena Wook Gi sudah merasa lelah namun apa yang diucapakan Yong Mi membuat Wook Gi semakin lelah.
“kita harus bermain, karena tujuan kita adalah menangkap penguntit itu”

Jong Seok berjalan di sepanjang lorong gedung iceskating. Seseorang tiba-tiba mencegatnya
“Park Jong Seok-si” panggil Hyuk Gi namun Jong Seok tidak menggubrisnya dan kembali berjalan. Dong Bo, Sun Do dan asisten Yong Mi kembali mencegat Jong Seok namun sekali Jong Seok tidak memperdulikannya dan mengambil jalan sebaliknya.

Seseorang kembali menghentikan Jong Seok
“apa yang kamu lakukan disini? Apa kamu gila? Apa kamu seorang penguntit?” Tanya Chae Ryung

=BERSAMBUNG=

Written & Images : DewiRf@ Pelamgidrama.net
DON’T REPOST TO OTHER SITE