[Review J-Drama Special] Kyou No Hi Wa Sayounara ~ Today I Say Goodbye ~

Review Kyou No Hi Wa Sayounara
Minna, long time no see. Semoga readers semua selalu sehat. Setelah hiatus (lagi), akhirnya aku comeback dengan drama ichiban saya, ehm ojiisan kurus yang makin tua malah makin imut. Yap, Ohno Satoshi. Bulan Agustus kemarin itu bener-bener bulan yang amat ditunggu. Selain harus nyelesein studi saya yang ampir lumutan, ada drama spesial dari kakang Satoshi-kun yang amat ditunggu. Yeah, akhirnya Satoshi akting lagi. Bagi Ohno biased dan Arashist pasti sudah tahu soal drama ini. Drama apa sih? Ini dia reviewnya.

Detail
Title: Kyou No Hi Wa Sayounara
Title (English): Today I Say Goodbye
Format: Tanpatsu
Genre: Human Drama
Viewership Rating: 23,4%
Broadcast Network: NTV
Broadcast Date: 24 Agustus 2013
Scriptwriter: Hashibe Atsuko, Miyuki Kazuya (Novel)
Chief Producer: Kamikura Katsu
Producers: Kawano Hidehiro, Okura Hiroko
Director: Sugawara Shintaro
Music: Matsumoto Junichi

Cast:

Ohno Satoshi as Fujioka Kouta, Tanaka Rio as Young Kouta, Miura Tomokazu as Fujioka Kenjirou (Otouchan), Kishimoto Kayoko as Fujioka Yasuko (Okaachan), Mimura as Fujioka Koharu (Oneechan), Ikeda Hana as Young Koharu, Fukada Kyoko as Ohkubo Yuriko, Kimura Fumino as Tanabe Etsuko, Yamada Ryosuke as Harada, Shimada Kyusaku as Murayama Hiroki, Mitsuishi Ken as Machida Tetsuo, Agata Moria as Kokyuu-san.

Ordinary scenes. Very plain ordinary town. Ordinary days just passing by forever half-finished me. It’s not that i’m bored everyday. I really wonder where i’m headed.

Drama ini menceritakan kehidupan Kouta yang tergolong biasa saja. Tinggal bersama keluarga yang hangat. Otouchan yang selalu mengatakan ‘Daijoubu’ jika ada masalah apapun, Okaachan yang selalu memasak makanan yang lezat, Oneechan yang selalu jadi teman adu mulut, Ecchan sebagai pacar yang baik dan cantik, dan Bon. Hari-hari Kouta dihabiskan dengan bekerja sebagai chef di restoran, mengajak Bon jalan-jalan, dan makan bersama keluarganya. Ia bahkan berencana untuk menikahi Ecchan (Etsuko). Namun, tiba-tiba sesuatu mengubah hidupnya.

When i was kid, i thought about what happen if Otouchan, Okaachan and Oneechan died. There are things that make me sleepless. You never think about dying before your parents would.

Suatu malam, dalam perjalanan pulang setelah mengantar Ecchan, Kouta pingsan dengan banyak darah mengucur dari hidungnya. Setelah menjalani pemeriksaan di rumah sakit, Kouta divonis menderita malignant lymphoma oleh Murayama-sensei. Malignant lympoma adalah kanker di dalam darah, dimana di dalam sel darah putih ada bagian yang menjadi kanker. Harapan Kouta untuk sembuh adalah 80%. Tapi Kouta masih tetap tak percaya dirinya mengidap kanker.

My yesterday ended as always. Today will end as always. Tomorrow will come as always.

Menghadapi kenyataan itu, Kouta diharuskan untuk menjalani perawatan beberapa bulan di rumah sakit. Okaachan dan Oneechan menghibur Kouta yang pasti bisa sembuh dengan perawatan terbaik yang disediakan pihak rumah sakit. Bahkan Ecchan pun menyemangati Kouta. Kouta pun dikenalkan dengan Ohkubo oleh Murayama-sensei, konselor rumah sakit dimana Kouta dan keluarganya bisa berkonsultasi soal kanker yang diidap Kouta.

If 80% of the patients get better, it means 20% will die. 20% of the patient will die, it means 1 out of 5 patiens will die.

Kouta pun mulai menjalani kemoterapi. Selain itu, Murayama-sensei juga memeriksa keluarga Kouta untuk menjadi donor sumsum tulang belakang bagi Kouta. Di hari pertama Kouta merasa yakin dia akan sembuh dan kemoterapi pun tidak akan sesulit yang dibayangkan. Ecchan pun selalu menemani Kouta setiap hari. Tapi beberapa hari kemudian efek samping kemoterapi mulai terasa. Kouta berpikir semua itu sebagai tanda sel-sel kanker di dalam dirinya sedang dimusnahkan. Kondisi Kouta pun semakin payah. Demam, nyeri sendi, tidak nafsu makan dan muntah-muntah.

I’ve never imagined the treatment will be this painful. He’ll get better, right?

Okaachan semakin khawatir dengan kondisi Kouta selama kemoterapi yang menolak makanan yang disediakan rumah sakit. Okaachan pun membuatkan cawan mushi, makanan favorit Kouta yang bisa Kouta makan kapanpun dan dalam kondisi apapun. Benar saja, Kouta bisa memakannya, bahkan hampir menangis saat memakan cawan mushi tersebut.

Cancer is ruining things that are important to me.

Selama dalam masa perawatan itu Kouta bertemu dengan Harada, salah satu penderita kanker darah yang kehilangan sebelah kakinya karena efek pengobatan. Harada mulai mengajak Kouta berkeliling rumah sakit, memperkenalkannya pada Kokyuu-san –seorang kakek yang juga pasien rumah sakit yang selalu berlatih pernapasan dalam di atap rumah sakit-, menjenguk Kana-chan dan Tsubasa-chan –dua gadis cilik yang juga menderita kanker-, bermain kartu dengan Ohkubo, dan mengajak ke tempat favorit Harada yaitu kamar mayat (?).

Kabar baik datang. Murayama-sensei mengatakan kalau Oneechan bisa menjadi donor untuk Kouta. Kemoterapi pun dihentikan sementara. Kouta diizinkan untuk pulang sementara ke rumahnya sebelum operasi dilaksanakan. Di rumah, keluarga Kouta dan juga Ecchan merayakan kabar gembira ini.

My cancer is really dead, right?

Setelah kembali ke rumah rakit, Kouta tidak langsung melakukan operasi. Ia menjalani cek untuk memastikan efek dari kemoterapi yang sudah diberikan. Tapi tidak ada hasil apa-apa. Kondisi Kouta menurun dengan harapan hidup hanya 40%. Semenjak itu, Ecchan pun tak pernah datang menjenguk lagi. Kouta menolak cawan mushi yang dibawa ibunya. Bahkan menolak untuk berbicara dengan keluarganya. Otouchan sempat mengajukan untuk berpindah rumah sakit, tapi Murayama-sensei meminta Otouchan untuk berpikir kembali. Tidak ada yang bisa dilakukan selain kemoterapi dan donor. Hanya saja sebelum donor dilakukan, ada kemoterapi lain yang mesti diterima Kouta dan itu lebih menyakitkan efek sampingnya ketimbang kemoterapi pertama.

All he had was the suffering with no positive result. He is just getting worse.

 

Sudah 6 bulan sejak Kouta menjalani kemoterapi. Kouta berpikir bahwa sel-sel kanker di tubuhnya mulai menghilang. Tapi, tiba-tiba Kouta collapse. Kemoterapi selama 6 bulan tidak menimbulkan efek apa-apa. Murayama-sensei pun mempercepat operasi transplantasi tanpa menunggu lama lagi, melihat kondisi Kouta yang sudah sangat kritis.

Apakah operasi Kouta akan sukses dan benar-benar menyembuhkan Kouta ketika harapan hidup Kouta kembali menurun menjadi 20%? Apakah ia sanggup menerima semua kenyataan ini? Apakah Kouta akan benar-benar sembuh? Apakah Kouta bisa kembali menjalani aktivitasnya seperti biasa, bekerja sebagai chef dan kembali bersama Ecchan?

He’ll be cured right?

It’ll be about 20% for Kouta to be able to survive.

80% became 40%. 40 became 20. Next time it may become 10% or something. I really wonder if there is any chance of getting better. All i’m doing is causing trouble. That’s just a burden for me. Just more stress on me. Enough. Let’s stop. I’m kind of scared.



If someone tells me i can have anything i want, i’ll say life. I have nothing i want other than life.

I don’t want to die. But i still thought about it somewhere in my heart like what would happen after death. What do i need to do to die the proper way? What should i do?


I was planning to really take care of Okaachan and Oneechan when i get older. But i got cancer and i wasn’t in the condition to take care of anyone. For the rest of the time that’s left, i want to spend normally, as normally as possible. Stay home. Eat Okaachan’s cooking. Have some stupid argument with Oneechan. I want Otouchan to tell me ‘daijoubu’. Those are ever since i was a kid, the things that made me feel good. Always supported me until the end.

Review
*mencoba menenangkan diri sejenak setelah kembali rerun drama ini*
Drama ini diadaptasi dari sebuah novel karangan Miyuki Kazuya dengan judul Oozora e no Tabidachi ~ Gan to Tatakai Nagara mo Yume Miteita Mirai yang diterbitkan 1 Februari 2009 oleh Bungeisha Publishing, yang ditayangkan sebagai bagian dari rangkaian acara 24Hour TV yang diselenggarakan NTV pada 24-25 Agustus 2013. Karena Arashi kembali menjadi main personality dalam event tersebut, dipilihlah Ohno Satoshi sebagai lead male dalam drama tersebut.
Dari segi cerita mungkin sudah bisa ditebak keseluruhan jalan cerita drama ini dan bagaimana endingnya. Menurut saya, alurnya terkesan lambat dan agak membosankan di awal-awal. Pergolakan mulai terasa ketika pertengahan drama sampai endingnya dan suksses bikin saya banjir air mata.
Death doesn’t mean it’s the end, does it?
End of life will come to everyone. Everyone’s life will end someday.
Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian dan dengan cara yang berbeda-beda. Kouta yang pada awalnya tidak percaya dengan kanker yang diidapnya dan juga sangat takut ketika kematian makin mendekat padanya. Tapi kemudian ia menyadarinya dan dengan harapan hidup yang makin menipis Kouta membuat keputusan akhir yang membuat keluarganya tercengang. Beruntungnya Kouta memiliki keluarga yang amat peduli dan menyayanginya.
Saya sendiri jadi membayangkan bagaimana jika saya ataupun keluarga dekat mengalami hal tersebut. Meski saya tahu itu qodarullah, tapi tetap saja pasti akan terbesit di hati pertanyaan ‘kenapa mesti saya/keluarga saya’, ‘Di antara milyaran orang du bumi ini mengapa harus saya?’. Menurut saya bertanya seperti itu masih manusiawi. Namun, meratapi nasib dengan terus mengulang pertanyaan-pertanyaan yang hanya Allah yang tahu pasti jawabannya rasanya sangat tidak pantas.

To Otouchan and Okaachan
Normally I would live long and would take care of you both but I can’t even do that. I’m sorry.
Live together happily like back when you two were dating please enjoy the future together.
I really caused so many troubles but I really appreciate what you have done.
Dad, you must look after Mom’s health.
Mom, you must look after Dad’s health.
Dad, be nice to Mom. Mom, be nice to Dad.
To Nee-chan.
You have been so good to me but I couldn’t repay you at all. I’m sorry.
Thanks to you I was able to live a little longer and let me have some fun.
That was more than enough for my lifetime.
Thank you for everything.
You’re the best sister.
To Bon.
Please protect everyone. Take it easy with your mischief.
Please take care of each other and live happily together.
Thank you again for everything. Please take care of your health.
See you.
Saya suka dengan tokoh Otouchan yang tegar dan selalu mengatakan ‘daijoubu’ padahal semua tahu keadaan yang sebenarnya tidak baik. Otouchan memang sosok yang dibutuhkan ketika yang lain resah dan khawatir bahkan goyah. Otouchan yang selalu menguatkan Kouta juga Okaachan dan Oneechan. Otouchan yang dibalik ketegarannya itu menyimpan tangis tak terbendung saat melihat putra kesayangannya kembali collapse. Otouchan yang mendukung keputusan akhir Kouta tapi kemudian menangis keras dan memohon agar dokter tidak menuruti permintaan Kouta.
Saya juga suka dengan karakter Okaachan. Okaachan yang mencurahkan semua kemampuan dan cintanya lewat memasak. Berharap dengan makanan yang dibuatnya, dia bisa menjaga keutuhan keluarganya. Okaachan yang selalu khawatir dan memastikan bahwa Kouta akan sembuh. Okaachan yang sangat sedih ketika cawanmushi buatannya ditolak oleh Kouta. Okaachan yang selalu menangisi mengapa harus Kouta yang merasakan semua penderitaan itu.
Karakter Oneechan digambarkan sebagai kakak yang periang dan selalu adu mulut dengan Kouta. Oneechan yang tidak percaya dengan kemampuan memasak Kouta. Oneechan yang selalu mengolok-olok Kouta. Oneechan yang rela membatalkan rencana pernikahannya demi menjadi donor bagi Kouta.
Semua karakter di dalam drama ini diperankan dengan sangat baik dari para aktor dan aktrisnya. Terutama pemeran keluarga Fujioka. Tentu saja yang bikin saya super duper senang yaaa karena bisa liat Ohno akting lagi dan jadi chef. Meski adegan dia jd chef cuma sekilas, tak apalah. Saking totalnya, Ohno sampai diet untuk menurunkan berat badannya dan dia benar-benar terlihat macam orang sakit. Dia juga tidak nolak untuk dibotak. Dibotak beneran???! Enggak kok. Jimusho melarang dia botak beneran. Tapi adegan shaving rambutnya itu kaya beneran. Keren deh make-up artisnya soalnya bisa merubah Ohno jadi Ikkyu-san.heheheh.
Favorite scene dalam drama ini yaitu pas Otouchan berbaring di samping Kouta dan Kouta dengan lirih mengatakan maaf karena kondisi badannya yang semakin memburuk. Kemudian pas scene Kouta meminta untuk tidur di antara Otouchan dan Okaachan, disitu Okaachan terus membelai rambut Kouta. (Jadi inget waktu aku kecil kalau sakit).
Nampaknya random banget ya reviewnya. So tunggu apa lagi, bagi biasnya Ohno wajib mengoleksi drama satu ini. Siap-siap tisu sebelum menonton. Gomen ne kalau reviewnya berantakan begini. Jya nee~~~~!

Death doesn’t mean it’s the end, does it?
Written and Image by Ima [Facebook]
Posted only on PelangiDrama
DO NOT REPOST TO OTHER SITE OR FANPAGE FB!!!!!

7 pemikiran pada “[Review J-Drama Special] Kyou No Hi Wa Sayounara ~ Today I Say Goodbye ~

  1. @ghiza: iya memang seperti itu selalu. Tapi dari ketiga judul yang dimainin sama anak2 arashi, aku lebih suka cerita yang nino, yg taun kemaren yah.. *gomen ohchan* kalo yg kyou no hi ini aku nunggu aktingnya ohchan si.. dan wajah melas serta badan kurusnya itu sukses bikin saya mewek.. aku udah lupa muvi 50?50 soalnya nontonnya ga tamat, heee..

    @kak saa: iya, dia cakep,. tp ko menyeramkan ya, apalagi pas scene dia ngelus2 peti mayat..heee

    _ima_

    Suka

  2. emang cerita taun kmaren, yg nino agak beda dikit. lebih ke bagaimana mensyukuri keadaan sendiri. ah, saya seneng banged yg pas nino pergi liburan sendiri. trus dia menghitung sudah berapa kali merepotkan orang lain & pas dipinggir laut orang2 mikirnya si nino mau bunuh diri hehehehe 😛
    (ada yg dah bikin review atau sinopnya blom yaa)

    Suka

Tinggalkan komentar