Sinopsis Marry Him If You Dare Episode 1
Pemandangan kota Seoul dari atas, menampakkan banyaknya gedung2 pencakar langit. Salah satunya adalah Call Center tempat Na Mi Rae bekerja sebagai Customer Service. Ada banyak sekali pegawai di sana yang masing2 sedang disibukkan oleh panggilan telepon pelanggan mereka. Mi Rae sedang bicara dengan customernya di telepon sambil melihat siaran tv di monitornya. Temannya mengeluh karena customer langganan yang sukanya minta aneh2 menelepon lagi, mereka menyebutnya “Oppa Jin Seong yang menyukai red sunset”. Temannya itu tidak mau melayani dan minta supaya Mi Rae saja yang menjawab telepon. Akhirnya Mi Rae bicara kepada si red sunset itu, tapi orang itu selalu minta Mi Rae menyanyi. Masih sambil nonton siaran tv di monitor, Mi Rae menuruti keinginan pelanggannya. Ia pun menyanyikan lagu Red Sunset yang memang sangat disukai penelpon langganan itu. Bahkan orang ini minta Mi Rae menyanyikannya berulang2.
Atasan Mi Rae menepuk punggungnya, Mi Rae segera menutup layar monitornya. Tapi atasan Mi Rae tidak keberatan, dia malah minta supaya Mi Rae terus menyanyi menuruti kemauan pelanggan tersebut. Karena jika Mi Rae menutup telepon itu, makan pelanggan tersebut akan terus2an komplain. Masih sambil terus bernyanyi, Mi Rae meneruskan nonton dan memilih2 stasiun tv yang ingin ditontonnya. Akhirnya Mi Rae memilih stasiun tv YBS yang sedang menyiarkan prakiraan cuaca.
Di stasiun YBS, Kim Shin lah yang sedang menjadi pembaca beritanya. Melalui speaker yang tersambung di earphone, Program Director acara mengingatkan Kim Shin untuk memberikan yang terbaik karena ini merupakan siaran terakhir Kim Shin sebagai pembaca berita di acara tersebut. Namun Kim Shin hanya diam saja tanpa respon. Dua orang staf yang sedang berdiri di belakang PD terus memperhatikan Kim Shin. Salah seorang dari mereka adalah kakak Mi Rae (detektif sahabat Yoochun di I Miss You), dia kesal karena bahkan Kim Shin tidak menjawab kata2 Direktur. Tapi pria berkacamata di sampingnya (yang jadi sahabat Lee Jun Ki di Two Weeks, yang tewas dibunuh itu lho) memahami kenapa Kim Shin bersikap seperti tadi.” ‘Aku marah’. Itulah maksudnya. Dia dipecat sebagai pembawa berita, dan dipaksa meninggalkan program ini”. Tapi kakak Mi Rae (sementara sebut saja begitu ya, karena aku belum tahu siapa namanya di sini 😛) terus saja berceloteh hingga mereka sedikit berdebat. Sangat kelihatan kalau dia tidak suka dengan Kim Shin meskipun dia sendiri mengakui kalau Kim Shin adalah pembaca berita papan atas.
Kembali ke siaran berita, wanita pembaca berita di samping Kim Shin membacakan teks berjalan di depannya dan pada akhirnya dia menanyakan kalau hari ini adalah hari terakhir Kim Shin. Semua menanti jawaban Kim Shin termasuk Mi Rae yang sedang menonton dari monitor komputer tempatnya bekerja. “Ini bukan hari terakhir saya. Tidak semua pembawa berita sama. Ada orang yang hanya ingin membawakan variety show, membawakan radio show… dan ingin menikahi keluarga kaya. Kita semua berbeda. Saya hanya ingin menjadi seorang jurnalis yang benar, yang berarti saya hanya ingin menjadi pembawa berita” jawab Kim Shin dengan wajah lurusnya.
Program Director kesal mendengarnya karena ini diluar apa yang seharusnya. Dia minta supaya dimatikan siarannya, tapi tidak bisa karena ini acara live. Staf kacamata tadi mengatakan kalau Kim Shin keren saat bilang ingin menjadi pembawa berita.
Kim Shin pun melanjutkan pernyataannya “Saya pasti akan kembali ke tempat ini. Lalu pernyataan akhir saya yang sebenarnya, Tidak, Selamanya saya akan hidup sebagai Penyiar berita yang jujur kecuali saya menderita Alzheimer. Tunggu saya. Saya akan kembali”
Mi Rae sangat terkesan melihat Kim Shin, sampai dia disadarkan oleh teriakan si red sunset yang memintanya bernyanyi lagi.
Mi Rae masuk ke altar gereja didampingi kakaknya dan Kim Shin sudah menunggunya.. ya, mereka sedang melangsungkan pernikahan. Beberapa foto pun diambil. Lalu seorang wanita yang memakai sarung tangan hitam sedang memandangi foto pernikahan tersebut.
“Maafkan aku, sayang. Tapi kecuali ini, tak ada cara lain” katanya yang ternyata ada di dalam lift lalu merobek foto yang memisahkan gambar Mi Rae dan Kim Shin. Di belakang foto itu tertulis 10-06-2014, pasti itu adalah hari pernikahan Mi Rae dan Kim Shin. Lift pun berjalan seiring berjalan mundurnya jarum jam. Tapi jam di sana bukan menunjukkan angka jam pada umumnya, melainkan tahun. Jarum jam mundur ke belakang dari tahun ke tahun hingga akhirnya berhenti di tahun 2013. Dari ekspresinya yang terlihat tenang saat time travel, mungkinkan ini bukan kali pertama dirinya menggunakan mesin waktu?? Hmm, lets see ^^. Wanita dengan tas dan pakaian serba hitam itu keluar dari pintu lift dan ternyata dia ada di lorong jalanan dalam gua. Wanita itu terus berjalan hingga keluar dari mulut gua.
Dalam perjalanan menuju tempat kerjanya Mi Rae melihat ada sekelompok orang dengan peralatan syuting. Dia merasa tertarik, segera mendatanginya dan tanya program apa ini. Seorang kru wanita menjawab kalau ini adalah program Magazine Morning. Ternyata pria kacamata yang tadi bicara dengan kakak Mi Rae ada di sana juga. Jadi bisa dipastikan kalau mereka adalah kru dari YBS dan kemungkinan besar timnya Kim Shin juga. Kru kacamata itu menanyakan kemana PD-nya dan menjadi marah begitu diberitahu kru wanita tadi kalau PD-nya sedang piknik. Pria kacamata itu kesal karena di saat mereka sedang syuting mobil2 terus saja lewat sehingga dia tidak bisa mendengar apa yang sedang dikatakan pembawa acara. Mi Rae mengajukan sendiri untuk membantu menghentikan mobil, mereka sangat berterima kasih. Dia segera berdiri di tengah jalan dan menyuruh orang2 yang sedang menonton untuk minggir. Merasa senang karena dirinya ikut andil dalam syuting, Mi Rae membayangkan kalau dirinya adalah penulis sementara orang2 dari stasiun tv itu adalah krunya, hehehee.
Mi Rae terus tersenyum sambil kipas2 di tengah jalan, tanpa dia sadari syuting sudah selesai. Kru kacamata aneh dan sedikit ge-er melihat tingkah Mi Rae yang senyum2 geje ke arahnya. Kru wanita segera mengucapkan terima kasih, membuat Mi Rae tersadar kembali dari lamunan. Kru wanita sangat berterima kasih karena berkat Mi Rae beritanya akan keluar besok pagi di Berita Pagi YBS Kim Shin. Mi Rae menduga kalau kru wanita itu adalah penulis, dia sangat iri karena dirinya juga ingin menjadi penulis. Kru wanita yang memang seorang penulis itu menyemangati Mi Rae kalau dia juga bisa jadi penulis. Tapi ketika Mi Rae mengatakan soal umurnya yang masih 22, kru wanita itu sedikit ragu tidak percaya. Dia malah mengalihkan pembicaraan menanyakan apa pekerjaannya.. (karena namanya belum disebut2, jadi sementara untuk cowok kacamata tadi sebut aja Kru Kacamata dan wanita penulis tadi sebut aja Kru Penulis.. okeeehh 😀)
Mi Rae kembali menjalani rutinitas pekerjaannya dan kembali melayani permintaan aneh pelanggan Red Sunset-nya. Mi Rae terus bernyanyi, tapi si Red Sunset itu malah menyindir2 pekerjaan Mi Rae bahkan membawa2 orang tuanya. Setelah memarahi Mi Rae, si Red Sunset masiiihh saja minta lanjut nyanyi ckckck.
Mi Rae sudah tidak tahan lagi, dia menangis di dalam toilet sambil meyakinkan dirinya sendiri kalau dia baik2 saja. Selesai menangis, dia keluar dari dalam toilet dan kakaknya meneleponnya. Oppanya itu menanyakan apakah dia sudah memperbaiki mobilnya. Mi Rae menjawab kalau ada pusat perbaikan mobil di dekat tempatnya bekerja dan dia akan mengambilnya setelah pekerjaanya selesai. Mi Rae masih terus ingin bicara dengan oppanya, tapi di kantor oppanya melihat kru yang sebelumnya syuting dengan bantuan Mi Rae masuk dan dia langsung mematikan teleponnya.
Pulang kerja, Mi Rae ke tempat parkir karena sebelumnya pusat perbaikan mobil bilang kalau mobilnya sudah ada di tempat parkir itu. Saat pintu garasi tempat parkir terbuka, seorang wanita berpakaian hitam2 sudah ada di tempat duduk kemudi. Lalu dia kaget saat wanita itu menyalakan mesin dan mengeluarkan mobil dari tempat parkir. Wanita itu sengaja mengarahkan mobil ke tubuh Mi Rae, membuat gadis itu ketakutan. Wanita itu keluar dari mobil dan mendekati Mi Rae. “Kau sudah berubah setidaknya terlihat dari seragammu. Kau ingin memamerkan pekerjaanmu? Hanya pekerja kontrak saja” katanya meremehkan.
“Mungkinkah kau seorang penulis?”
“Kau berbicara omong kosong”
“Kau di sini karena keterlambatan dalam perbaikan, kan? Maafkan aku, pelanggan. Seperti yang ku katakan sebelumnya, perusahaanku…”
“Datang ke sini untuk… Kau berbicara tentang pria penguntit yang gila itu? Aku ingat. Tapi aku tidak tinggal di Shin Gil Dong. Aku tinggal di Hwa Go Dong. Rumahmu”
Mi Rae ketakutan. “Permisi, pelanggan?”
Wanita itu mulai kesal. “Berhenti memanggilku pelanggan. Aku, adalah dirimu. Aku datang dari masa depan. Aku adalah dirimu di masa depan. Na Mi Rae (menunjuk ke arah Mi Rae).. Na Mi Rae (menunjuk dirinya sendiri)”. Tidak paham, Mi Rae menganggap wanita itu sudah gila. Tapi untuk cepatnya, Mi Rae pun berpura2 paham saja ehehehee
“Saya paham, pelanggan. Saya akan memperbaikinya sendiri”
“Aku tahu ini gila. Tetapi hal yang harus kau perbaiki bukanlah mobil. Ini tentang hidupmu. Kau tidak bisa naik mobil hari ini, jadi.. Naik bis denganku dan…”
“Aku paham pelanggan, Tapi bukankah aneh cara memarkir mobilnya? Aku akan memarkir dengan benar dan pergi bersama denganmu” kata Mi Rae sambil pelan2 bergerak masuk mobil kemudian menyalakan mesinnya akan pergi.
“Jika kau berani melarikan diri… Tidak, kau tidak bisa pergi. Ada masalah besar jika kau pergi sekarang” seru wanita itu menahan kepergian Mi Rae, dia memegangi kaca mobil yang masih terbuka
“Pergilah ke rumah sakit, Bu” sahut Mi Rae.
“Jangan mengambil jalur ketiga. Jangan mengambil jalur ketiga ketika kau mengemudi. Kau tidak boleh mengemudi di jalur ketiga! Hey! Hey!” teriak wanita itu. Mi Rae semakin mempercepat jalan mobilnya karena wanita itu terus berlari mengejarnya.
“Tidak boleh. Seharusnya mereka tak boleh bertemu sekarang” gumam wanita itu.
Kim Shin sudah berpakaian rapi dan akan keluar dari apartemennya. Di dalam lift dia menerima telepon dari kakak Mi Rae, sepertinya ada masalah dengan audionya. Kim Shin protes kenapa tidak besok pagi saja karena dia baru tidur 3 jam.
“Hei bandel, itukah yang harus kau katakan?” kata kakak Mi Rae
“Bandel? Bagaimana bisa kau bilang begitu? Meskipun kau dan aku seumuran, kita tidak berteman. Kau ******” Kim Shin mengumpat, apalagi ketika kakak Mi Rae mematikan teleponnya. Kim Shin semakin marah dan akan membanting handphone nya. Ahjumma di dalam lift ketakutan dibuatnya.
“Apakah kau seorang penyiar?” kata ahjuma itu dan dia segera berlari ketakutan saat pintu lift terbuka. Tapi Kim Shin segera menghalanginya.
“Tunggu. Seorang penyiar hanyalah manusia. Dalam hidup, ada saatnya berbicara dengan baik dan berbicara buruk. Ketika kau sangat marah, tidak akan berhasil jika dengan seperti itu. Karena aku juga manusia” kata Kim Shin sok bijaksana sambil menggenggam tangan ahjumma.
Tapi ahjumma itu sudah sangat ketakutan dan melepaskan tangan Kim Shin “Ah… ya… Pasti itu…” dia pun langsung lari.
Kim Shin akan mengeluarkan umpatannya lagi, tapi dia menahan diri dan menarik napas dalam2. “Gunakan bahasa formal yang baik” katanya meyakinkan diri sendiri.
Di dalam mobil, Mi Rae masih saja kepikiran kata2 wanita yang tadi ditemuinya di parkiran. Dia teringat kata2 supaya jangan mengambil jalur ketiga. Mi Rae sangat gelisah, dia selalu melirik ke alat navigasi di mobilnya untuk melihat berapa banyak lagi jarak yang masih harus ditempuhnya untuk keluar dari tol. Saking gelisahnya, sampai muncul jin kecil yang mengumumkan jarak yang masih harus dia tempuh hihihiii..
Ternyata Kim Shin juga memang ada di jalan tol tersebut, dia mengemudi sambil meyakinkan dirinya untuk menggunakan kata2 manis dan melihat siaran berita dari pembaca berita saingannya. Pembaca berita itu melakukan kesalahan dalam penyampaiannya, membuat Kim Shin kesal kenapa dirinya dibandingkan dengan pria macam itu.
Mi Rae masih galau apakah akan mengikuti kata2 wanita tadi atau tidak. Bahkan jin kecilnya juga menyuruhnya untuk segera membuat keputusan karena posisi mobil Mi Rae memang di jalur ketiga. Akhirnya Mi Rae menuruti kata2 wanita itu, menurutnya toh hanya merubah satu jalur saja.
Dan entah apakah karena Mi Rae belok ganti jalur secara tiba2 atau bukan, terjadi kecelakaan pada mobil yang melaju di belakangnya. Mi Rae kaget dan segera berhenti, dia menengok ke belakang dan benar saja, memang terjadi kecelakaan. Mi Rae mengeluarkan kepalanya ke atas kap mobil untuk melihat kecelakaan itu. Tapi dia tidak bisa lama2 karena mobil lain sudah mengklaksonnya.
Kim Shin keluar dari mobil dan mendekati mobil merah yang dia tabrak. Seorang wanita muda terluka dan berdarah di kepalanya. Kim Shin kaget, dan dari reaksinya sepertinya dia kenal dengan wanita muda tersebut.
Tiba di rumah, Mi Rae sedang bicara dengan oppanya di telepon. Dia cerita kalau ada kecelakaan dan dia akan tertabrak mobil. Tapi oppanya lebih mengkhawatirkan mobilnya ketimbang dirinya, membuat Mi Rae kesal. “Ok, baiklah. Tapi aku akan naik mobilmu tiap hari dan…aku akan menabrak sesuatu dan menghancurkan mobilmu.. dan aku harap kau mengalami gangguan pencernaan” kata Mi Rae marah2. Dia berpikir kalau begini terus sebaiknya dia cepat menikah.
Saat masuk ke dalam rumah, Mi Rae disambut wanita berpakaian hitam2 yang tadi ada di parkiran. Dia segera lari keluar dan dikejar oleh wanita itu. Mi Rae menahan pintunya supaya wanita itu tidak keluar dan segera menelepon polisi. “Hei, aku adalah dirimu. Kenapa kau melaporkan ini ke polisi? Hey! Aku tahu kau terkejut tapi aku tak punya waktu begitu. Kau terlibat satu kecelakaan mobil seperti yang ku katakan, kan? Kau pasti mendengarkan aku karena kau terlihat baik-baik saja sekarang” kata wanita itu mendorong2 pintu ingin keluar. Tapi Mi Rae masih terus menahan pintunya. “Aku tak ingat wajahmu sama sekali nyonya”
“Ketika kau berada di kelas 6 SD, kau berada di kelas 4” kata wanita itu mencoba meyakinkan Mi Rae. “Bukan, aku di kelas 1” jawab Mi Rae.
“Kau ingin aku memberitahu nama orang tua kita? Atau menceritakan sebuah kisah tentang mereka?” kata wanita itu masih terus mencoba meyakinkan Mi Rae setelah yang tadi gagal.
“Ajumma. Kenapa kau melakukan ini padaku?”
“Sudah kubilang aku adalah dirimu! Aku ke sini untuk membantumu!”
“Aku gila. Kau dengar itu? Mereka akan ke sini dalam satu menit” kata Mi Rae saat mendengar suara sirine mobil polisi.
“Kau ingat ketika ayah kita meneleponmu…saat kau masih kecil, kan? Karena aku bermain di luar dan menjadi kecokelatan, dia memanggilku “Tanny” dan Oppa sangat pintar di sekolah jadi dia dipanggil “Brainy”..” kata wanita itu.
“Tunggu, itu usernameku. Kau pasti sudah mencari di internet”
“Kakakmu belum tahu kan? Sesuatu yang Ayah berikan hanya padamu. Kakakmu marah karena ayah hanya memfavoritkanmu, Jadi ayah dan kau berjanji untuk merahasiakannya karena jika dia tahu, Dia akan lebih marah mengetahui kau yang hanya mempunyai itu”. Mendengar itu, Mi Rae segera mengambil organizer nya yang berisi foto2 masa kecilnya (dan beneran foto2 masa kecil YEH :D). Mi Rae segera menarik uang kertas yang telah terpotong, yang dia selipkan di sana.
“Aku memiliki sisanya” kata wanita itu menyodorkan potongan uang kertas. Mi Rae segera mengambilnya dan mencocokkannya. Ternyata di sana tertulis tulisan tangan ayahnya “Tanny”ku, kapan wajahmu akan menjadi lebih cerah?” yang jika uang kertas itu disambung, bacaan itu baru bisa terbaca full. Mi Rae kaget bukan main karena potongan uang kertas itu cocok.
“Kau mempercayaiku sekarang?”. Karena Mi Rae sudah percaya kalau wanita itu adalah dirinya dari masa depan, mari kita mulai menyebut wanita itu sebagai Madam Na ^^
Mereka sedang berada di meja makan. Madam Na sudah duduk di seberang Mi Rae
“Aku…Aku merasa bahwa kupikir ini bisa saja terjadi.. Tetapi kepalaku.. Bagaimana kau bisa datang ke sini?”
“Sebuah mesin waktu”
“Dari tahun berapa kau datang?”
“2043”
“2038, berarti kau… Lima puluh tujuh?”
“Kenapa? Karena aku terlihat muda?”
“Ya”
“Aku terlihat tua di sana. Tapi, aku tak punya uang untuk melakukan operasi plastik agar wajahku seperti ini”. Mi Rae tidak percaya, karena semua yang Madan Na kenakan adalah barang2 bermerek. Tapi Madam Na menjawab kalau dia bisa membeli ini di pasar. Mi Rae penasaran apakah perang dengan Utara sudah berakhir? Jadi mereka menyingkirkan wamil bagi laki2? Madam Na menjelaskan semua pertanyaan Mi Rae hingga akhirnya dia menyarankan supaya Mi Rae cepat menikah.
“Aku, akan mempertemukanmu dengan suami yang baik. Itulah sebabnya aku datang” kata Madam Na.
“Kenapa? Apa suamimu orang jahat?”
“Bagaimana kau bisa membicarakannya seolah ini urusan orang lain? Ini tentang dirimu. Ini adalah masalahmu…”
“Tapi, Ahjumma… Tiba-tiba saja, suatu hari… Seseorang mengendarai mesin waktu datang ke sini… Jika itu kau, kau akan percaya?”
“Baiklah. Kalau begitu.. Aku akan membuatmu percaya” kata Madam Na, dia lalu mengambil buku harian dari dalam tas hitam yang dibawanya. Mi Rae sampai tersedak kaget melihatnya. “Buku harian, Ini milikku!” dia mencoba merebut diary itu.
“Aku membelinya ketika aku masih seusiamu” kata Madam Na. Mi Rae segera mengambil buku harian dari dalam tasnya. Dan dia kaget karena buku harian yang dia pegang dan yang Madam Na pegang benar2 sama. “ Kau.. Ingin pergi berlibur kan? Kau ingin pergi beberapa hari dan istirahat, kan?” tanya Madam Na.
“Itu benar… Benar-benar sama” kata Mi Rae melotot melihat kedua buku diary tersebut.
“Aku akan mengirimkannya padamu. Tiket liburan. Akan ada liburan kerja sebentar lagi kan? Seharusnya kau akan menang juara pertama. Hadiahnya berupa 2 tiket untuk sebuah resort di Pulau Jeju. Dan kau mendapat tiket liburan.
Ternyata Mi Rae ikut kontes menyanyi. Di balik panggung Mi Rae tampak tidak yakin akan perkataan Madam Na soal tiket liburan itu. Tapi kemudian pembawa acara mengatakan hadiah akan berupa perjalanan ke Pulau Jeju selama 4 hari 5 malam, dan bahkan mendapatkan 2 tiket. Setelah mendengar itu, Mi Rae yakin dan menjadi sangat bersemangat. Dia segera melepas jaketnya, memperlihatkan gaun merah berkilauan saran dari Madam Na. Dia juga menuruti judul lagu yang disarankan Madam Na. “Lagunya “I am Okay”.. Kau harus memiliki banyak energi. Tapi kau harus menyanyi dulu” pesan Madam Na.
Dan Mi Rae pun bernyanyi dalam bahasa Korea. Tapi kok dari nadanya setau aku itu lagu jadul tahun 70’an yang judulnya I Will Survive, penyanyi aslinya itu Gloria Gaynor kemudian di’remake sama band Cake di tahun 90’an deh (kalo lagu barat tahun 90’an ke belakang aku lumayan banyak tau lho hehehee *abaikan) –Ps. Bener kok mbak niken, memang lagu i will survive, Kireina-
Mi Rae menyanyikan lagu sambil joget2 dengan sangat energik, semua penonton bersorak semangat sehingga suasana menjadi hidup. Bahkan pembawa acara juga takjub melihat respon penonton yang sangat luar biasa. Di belakang panggung, seorang wanita muda yang juga peserta juga mengenakan gaun merah tertawa tidak percaya melihat penampilan Mi Rae. Oh no, mungkinkah Madam Na mencuri start atau mencuri ide. Karena kan dia tahu kejadian yang terjadi di masanya Mi Rae, jadi mungkin dulu semestinya cewe itu yang bawain lagu I’m Okay dan memenangi tiket ke Jeju.
Akhirnya Madam Na dan Mi Rae berada di dalam pesawat menuju Jeju. Madam Na menanyakan apakah sekarang Mi Rae percaya padanya. Mi Rae menjawab tentu saja dia percaya, tapi apakah tidak ada lagi seperti liburan pelayaran atau mobil? Madam Na kesal karena dia datang ke sini bukan untuk memberi mobil pada Mi Rae. “Hidupmu, bukan.. Aku di sini untuk mengubah hidupku juga”kata Madam Na.
“Apakah hidupku buruk?” tanya Mi Rae.
Madam Na malah kembali tanya apakah Mi Rae senang. Tentu saja Mi Rae senang apalagi dia mendapatkan tiket ini. Mi Rae tidak begitu memperhatikan perkataan Madam Na, dia sibuk mengambil minuman yang dibawakan pramugari. Madam Na mengatakan kalau ini awal untuk mengubah hidupnya. Madam Na sibuk dengan pemikirannya sendiri dan menyebut nama Park Se Jo.
“Kita tidak pergi ke sana untuk bersenang-senang, kita akan bekerja. Hidupmu berantakan. Kau harus menghindari bajingan itu” kata Madam Na serius.
“Bajingan itu?”
“Orang itu…yang hampir menabrak mobilmu. Bukan hanya orang lewat begitu saja. Kau dan orang itu.. Telah diikat oleh nasib buruk”
“Kenapa? Bagaimana?” tanya Mi Rae penasaran.
“Orang yang kau cintai.. Meninggal. Karena dia” kata Madam Na serius, membuat Mi Rae bergidik takut.
Kim Shin masuk ke salah satu ruang rawat di rumah sakit. Dia menjenguk Yoo Kyung, orang yang mobilnya dia tabrak tempo hari di jalan tol. Jadi, seharusnya mobil Kim Shin bertabrakan dengan Mi Rae. Tapi karena Mi Rae sudah diberitahu dan mengikuti kata2 Madam Na untuk pindah jalur, jadi Yoo Kyung lah orang yang tertimpa kecelakaan itu. Kim Shin menanyakan apakah Yoo Kyung baik2 saja? Yoo Kyung hanya tersenyum mengangguk.
Mi Rae membuka pintu balkon tempatnya menginap. Dia sangat senang melihat pemandangan indah dari balkon tersebut. “Bagaimana kau baik-baik saja ketika seseorang yang kau cintai akan mati?”tanya Madam Na heran melihat Mi Rae masih sangat bergembira setelah diberitahu kenyataan pahit yang akan menimpanya di masa depan. “Orang yang aku cintai? Aku, tak ada orang yang ku cintai. Aku tak punya kekasih. Oppa? Aku tidak mencintainya” kata Mi Rae enteng.
“Kau… Kau pikir kata-kataku ini lelucon?”
“Ini bukan lelucon.. Ini hanya sedikit… berlebihan” Mi Rae tampak tidak perduli, dia membuka kopernya dan melihat2 bikini yang dia bawa.
“Dengan keadaan begini… Kau ingin memakai bikini?” kata Madam Na menarik baju yang menutupi bahu sebelah kanan Mi Rae, bahu itu terdapat bekas luka yang terlihat sedikit mengerikan.
“Apa yang salah dengan ini? Siapapun bisa punya bekas luka seperti ini” jawab Mi Rae.
Madam Na sudah hilang kesabaran menghadapi sifat keras kepala Mi Rae. Dia menyodorkan beberapa buku tebal ke meja.
“Aku bilang aku akan membuatmu bertemu seorang suami yang baik, kan? Tapi kemudian, apakah pria kaya, pria tampan ingin menemuimu? Pertama, kau membutuhkan pekerjaan yang luar biasa”kata Madam Na. Mi Rae kaget karena ini buku pelajaran yang sangat sulit. Tapi Madam Na berkata kalau dia hapal semua jawaban dalam buku itu. Mi Rae malah menyebutkan hapalannya untuk nomor undian. “Ajumma, tak bisakah kembali sekali lagi? Dengan satu kemenangan, kita akan akan memperoleh jackpot!” tanya Mi Rae semangat.
“Tidak. Ini adalah sesuatu yang datang sekali dalam seumur hidup. Dan mempertaruhkan hidup di atas semua itu. Sekarang, aku melanggar aturan dan…”
Lalu Madam Na meminta Mi Rae belajar soal bahasa, tapi Mi Rae sudah merasa tidak mampu karena terlalu sulit. “Aku akan keluar jadi pikirkan pekerjaan lain jika menjadi PNS benar-benar tidak bisa kau raih. Kau tak harus belajar jika kau menyukai pekerjaanmu di Call Center. Tapi kau tahu itu tidak benar, jadi pikirkanlah baik-baik. Apa yang kau inginkan, dan apa yang kau kuasai. Oh benar! Nanti, Kau mungkin bertemu seorang pria keren jadi pakailah sesuatu yang bagus ketika kau keluar”
Mi Rae senyum2 sendiri. “Kenapa? Ada seseorang yang menyiapkan acara?”
“Sekarang kau harus menemukannya. Yang aku tahu dia akan tergila-gila oleh seorang wanita, Aku tak tahu sama sekali kenapa atau bagaimana dia bisa tergila-gila”
“Aku suka pria tampan, tinggi…”
“Hanya satu.. Aku tahu tentang “air”.. Dia menjadi terpukau karena “air”..” kata Madam Na.
“Biarpun dia lebih muda dari aku.. Bagaimana pekerjaannya?”
“Jangan libatkan dirimu dengan kesibukan orang lain. Urusi saja dirimu dulu” kata Madam Na lalu pergi. Mi Rae tidak terlalu peduli dengan apa yang dikatakan Madam Na. Dia tetep keukeuh ingin mengenakan bikini yang dia bawa, saking senangnya dia menari2 di balkon. Sementara di bawah, seorang pria tampan mengenakan setelan jas rapi jalan melintas.
Semua orang di sana menikmati liburannya, mereka berenang di kolam yang tersedia. Mi Rae pun ikut menikmati liburannya, dia bermain sendiri di perosotan yang ada di pinggir kolam.
Madam Na mendatangi resepsionis dan menyodorkan foto seorang pria tampan (foto Yong Hwa hehee). Dia menanyakan apakah resepsionis itu melihat orang di foto ini, namanya Park Se Joo (foto ini sama dengan wajah pria yang mengenakan setelan jas rapi yang tadi melintas di bawah balkon Mi Rae). Wajah bangsawan dan sangat sopan. Tapi resepsionis tidak begitu yakin, dia tidak hapal semua pelanggan. Kemudian Madam Na menyodorkan foto seorang wanita. “Lalu bagaimana dengan orang ini? Dia Seo Yoo Kyung, seorang reporter”
Dan nama itu disebut oleh salah satu perawat di rumah sakit. Ya, Seo Yoo Kyung itu orang yang tertabrak mobil Kim Shin. Orang yang waktu itu Kim Shin jenguk. Yoo Kyung sedang melihat siaran tv dimana Kim Shin menjadi pembawa acaranya. Perawat bilang kalau Yoo Kyung pasti sedih karena tidak bisa siaran. Tapi Yoo Kyung menjawab kalau dia sedih karena tidak bisa berlibur, karena dia berencana istirahat total di Pulau Jeju setelah bertahun2 kerja keras. Maka dari itu dia membenci penyiar Kim Shin. (tapi ngomongnya sambil senyum2 gitu siih.. hmmm)
Kim Shin sedang mengadakan talk show dengan seseorang yang tampaknya seperti anggota Parlemen. Tapi sepertinya orang itu sedang memiliki masalah hukum karena Kim Shin menyebut soal penyelidikan oleh jaksa. Krunya yang tidak lain kakak Mi Rae heran sejak kapan programnya jadi seperti ini. Dan lagi2 dia bicara dengan kru kacamata itu yang menyatakan ketidaktahuannya karena dia hanya meminta Kim Shin mengisi ketidakhadiran Seo Yoo Kyung. Kakak Mi Rae menanyakan rating, ternyata ratingnya turun drastis. Orang yang sedang diwawancarai Kim Shin terus saja menjawab tidak ingat atas semua pertanyaan Kim Shin yang mencecarnya. Akhirnya Kim Shin mengalihkan pembicaraan ke kasus lain. Dia menunjukkan foto yang terpampang di monitor dan menanyakan siapakah orang yang ada di foto. Anggota Parlemen itu menjawab tidak tahu. Tapi Kim Shin segera bicara tegas. “Di mataku, aku yakin dia adalah Perwakilan Jang. Apa dia kembaranmu?”
Perwakilan Jang kaget, tidak bisa berkata2.. Sementara rating penonton mulai naik, kakak Mi Rae meminta Kim Shin untuk meneruskannya. “Bahkan itu menunjukkan apa yang kau tonton Perwakilan Jang. Apa alasanmu menonton ini?” Kim Shin memperlihatkan gambar Perwakilan Jang yang sedang melihat video mesum. “Itu… adalah sms dari Gene app”
“Kau berinvestasi dalam pornografi Gene? Bagaimana kau mendaftar? Jika mereka hanya mengirimkannya padamu, tidakkah seharusnya kau member premium mereka?”
“Aku tidak yakin”
“Oke. Terima kasih” jawab Kim Shin datar. Kakak Mi Rae protes, karena seharusnya Kim Shin langsung menembaknya. Tapi kemudian Kim Shin kembali membacakan berita “Baru saja, Terjadi kebijakan yang telah berlalu, Dan itu adalah kenaikan gaji bagi anggota Majelis Nasional. Ini uang yang berasal dari pajak kita. Jadi aku berencana belajar metode Perwakilan Jang ketika membayar pajak. Lebih dari 7%? Aku tak yakin. Aku tak ingat. Kami tak pernah melewati kebijakan seperti itu”
Kru kacamata sangat suka dan setuju dengan perkataan Kim Shin di penutup tadi. Kakak Mi Rae pun terlihat bangga dengan kepintaran Kim Shin.
Madam Na masih saja sibuk mencari sosok Park Se Joo, dia pun teringat pada acara talk show dimana Park Se Joo sedang diwawancarai bersama dengan kekasihnya yang tidak lain adalah Seo Yoo Kyung. Saat pembawa acara tanya dimana Se Joo bertemu dengan Yoo Kyung, Se Joo menjawab di pulau Jeju sekitar hari kemerdekaan pada hari minggu. Se Joo jatuh cinta pada pandangan pertama, karena air. Madam Na berpikir keras sambil memandangi botol air putih, apa yang Yoo Kyung lakukan dengan air. Saat itu Yoo Kyung yang menggoda Se Joo. Madam Na berharap Seo Yoo Kyung tidak ada di sana. Dia kembali melanjutkan pencariannya, tanpa dia sadari orang yang dicarinya sedang duduk di sebuah cafe yang baru saja dilewatinya. Se Joo melihat ponselnya dan pergi meninggalkan cafe. Ternyata dia sedang ditunggu oleh seorang wanita. Mereka duduk di pinggir kolam renang di mana Mi Rae sedang asik main perosotan. Wanita itu minta supaya mereka memulai dari awal. Se Joo bingung, karena mereka hanya teman sekelas bahkan mereka tidak dekat. Tapi wanita itu malah minta dibelikan tiket pesawat karena tidak punya uang. Se Joo menyuruhkan untuk menjual tasnya. Wanita itu marah2, karena Se Joo adalah pewaris kaya kenapa tidak bisa membeli tiket untuk gadis yang mengikutinya ke sini *jiaaahh, ada sih cewek model beginii*
Se Joo beralasan kalau itu bukan uang yang dia hasilkan, itu uang neneknya dan secara teknis itu uang pemegang saham. Lagipula jika pun itu uangnya, dia tidak akan memberikannya ke gadis itu apalagi gadis itu mengganggu waktu istirahatnya.
Sementara naas bagi Mi Rae, baju yang dia pakai sebagai luaran bikininya tiba2 lepas saat dia meluncur dari perosotan dan nyebur ke air. Mi Rae panik karena sekarang dia hanya memakai bikininya sehingga bekas luka di bahunya terlihat jelas. Ditambah lagi pengait bikininya lepas, Mi Rae panik. Wanita yang sedang bersama Se Joo pun ikut mengomentari dan meledek bekas luka di bahu Mi Rae. Se Joo melihat Mi Rae, dia pun beranjak dari tempat duduknya dan dihalangi oleh wanita itu. “Jika kau memiliki waktu untuk mengutuk orang lain, urus dirimu sendiri. Aku menemukanmu lebih buruk daripada bekas luka itu” kata Se Joo… waahh, keren nih Se Joo 😀
Mi Rae masih berusaha keras mengaitkan pengait bikininya yang lepas, herannya ngga ada satu orang pun di kolam renang yang coba nolong, padahal ada beberapa cewek ckckck.. Madam Na melihat ini, dia pun segera menghampiri Mi Rae. Sementara Se Joo meminta seorang pelayan wanita supaya menolong Mi Rae.
Madam Na berjalan ke tengah kolam dan segera mengaitkannya. Mi Rae senang karena Madam Na datang menyelamatkannya. Tapi kemudian Madam Na malah menamparnya keras. Se Joo melihat kejadian itu. Mi Rae sedih, Madam Na memintanya untuk mengikutinya. Masih dengan memegangi pipi, Mi Rae mengikuti Madam Na. Tamparan Madam Na jauh lebih membuatnya malu dan menyakitinya. Dari jauh Se Joo telihat prihatin melihat apa yang terjadi pada Mi Rae.
“Kenapa kau menampar wajahku?” protes Mi Rae.
“Pernahkah kau berpikir untuk masa depanmu?”
“Masa Depan? Masa depan apa? Penggabungan Korea Utara-Selatan di masa depan?”
“Kau bilang akan berpikir tentang dirimu menjadi bagian Tingkat 7 Pegawai Negeri Sipil”
“Oh Tuhan, seperti seorang ibu saja. Aku bilang aku baik-baik saja seperti ini”
“Kau benar-benar bahagia?” tanya Madam Na tidak yakin, karena dia tahu betul apa yang dirasakan Mi Rae.. kan dia sendiri adalah Mi Rae jugaa *jiaahahaha
“Ya. Aku tak punya kesulitan sebelum kau datang”
“Kau puas menyanyikan “Red Sunset” berkali-kali dalam sehari?”
“Dia pelanggan, apa yang harus aku lakukan? Dan itu tergantung sikap yang kau miliki!”
“Mendengar orang mengutuk orang tuamu, menangis sendiri di toilet, itu juga karena kau sangat bahagia?”. Mi Rae mulai sedih. “Karena sesekali aku perlu menghilangkan stres, jadi tak apa”
“Kau senang bahwa semua yang teman-temanmu lakukan sangat baik dan kau satu-satunya yang lelah?”
“Aku tak peduli” katanya menahan air mata.
“Kau bahagia saat kau membuat kartu bisnismu sendiri, yang mana perusahaanmu sendiri tak pernah lakukan?”
“Memangnya kenapa? Tak apa-apa kan jika aku tak masalah dengan itu?”
“Aku pikir kau akan terus bahagia bahkan setelah kau jadi pengangguran dan hidup dari Oppamu dalam beberapa tahun. Menerima semua jenis pelanggaran dan berguling-guling di kamarmu lalu menjadi warga negara tua yang kesepian? Aku yakin kau akan sangat senang bila kau ditemukan sebagai mayat yang penuh belatung dalam beberapa bulan, kan?” kata Madam Na (sadis)
“Apa yang kau ingin aku lakukan? Semua teman-temanku sukses dan aku satu-satunya pengemis. Tak ada yang bisa ku lakukan. Aku baik-baik saja. Aku benar-benar bahagia. Setidaknya aku harus berpura-pura hidup seperti itu. Aku sudah mencoba yang aku mampu untuk sampai ke titik ini. Karena aku ingin hidup, bertahan!” jawab Mi Rae sambil nangis.
“Tidak. Kau hanya melarikan diri. Hidup? Untuk bertahan? Jika demikian maka setidaknya kau harus mencoba. Kau hanya lari. Bahkan sebelumnya, Aku mengingatkanmu untuk memikirkan ini selama beberapa jam, tapi kau hanya bermain”
Mi Rae terduduk lemas, dia menyadari kalau semua perkataan Madam Na ada benarnya “Tapi Ahjumma. Sejujurnya aku tak memiliki keyakinan apapun. Orang lain akan maju, tapi aku tak memiliki kepercayaan diri untuk mengikuti mereka. Hal baru, hal yang berbeda. Aku tak berani, aku takut lebih dulu”
“Kalau begitu…kita menyerah saja. Aku juga…kupikir karena kau masih muda, apapun yang kau lakukan kau bisa memulai dengan yang baru. Jadi aku datang. Tapi sekarang aku lihat kau jauh lebih tua dari aku nak. Kau tak memiliki keyakinan. Tak ada kesempatan dan semua yang ingin kau lakukan adalah lari. Jika kau akan menjadi seperti itu sepanjang hidupmu dan menjadi beban bagi kakakmu, kenapa repot-repot hidup? Kau hanya perlu diam, pergi dan mati” kata Madam Na meninggalkan Mi Rae yang masih menangis sendiri. Madam Na pergi ke toilet, dia merasa menyesal. “Kau benar-benar gila. Mengatakan padanya untuk pergi dan mati.. Lagi…” (wah wah waahh, ada apa nih dengan kata “lagi”?? apa ini artinya Madam Na udah beberapa kali time travel untuk mengubah takdir tapi hasilnya masih juga sama?? EXCITED! )
Mi Rae berjalan ke tepi pantai, mengingat semua perkataan Madam Na dan Oppanya yang menyuruhnya segera menikah. Dia melepas sendalnya dan terus berjalan ke tengah laut.
Sementara Se Joo yang sedang berada di dalam cottagenya melihat Mi Rae sedang jalan ke tengah lautan. Dia segera menelepon resepsionis dan mengatakan kalau ada orang yang menuju laut sekarang. Tapi Mi Rae berhenti, hingga Se Joo bilang ke resepsionis itu kalau orang tadi tidak terlihat berencana mati. Jadi Se Joo akan menghubunginya lagi. Mi Rae berhenti karena melihat beberapa ikan badut alias ikan Nemo yang berenang di sekitarnya. Se Joo mengambil kameranya dan memvideokan Mi Rae dari jauh. Karena dengan kamera itu lah yang memungkinkan Se Joo dapat melihat jelas Mi Rae. Mi Rae mencoba menangkap ikan Nemo yang semakin banyak berenang di dekatnya. Dia pun mulai menyadari sesuatu, akhirnya Mi Rae tersenyum dan ingin berenang. Dia melepas baju luarannya, dan saat itu Se Joo melihat bekas luka di bahu Mi Rae. Se Joo segera meletakkan kameranya. Dia merasa malu sendiri, hehehee. Sedangkan Mi Rae berenang ke dalam laut dan bermain2 dengan ikan Nemo.
“Aku jatuh cinta pada pandangan pertama” kata Park Se Joo dalam hati membayangkan wajah Mi Rae.
Mi Rae sudah terbaring di tempat tidur. Madam Na sudah duduk di samping tempat tidurnya. Begitu Mi Rae bangun, dia segera menanyakan apa yang Mi Rae lakukan kemarin. Apakah dia berencana bunuh diri?
“Karena aku bilang mati, jadi kau begitu saja… Kau tahu betapa mengerikannya tindakan itu? Seperti memalu paku ke dalam hati seseorang…” kata Madam Na menangis.
“Ahjumma, Aku melihat ikan Nemo (maaf ya, sebenernya di sub disebut goldfish yang artinya kan ikan emas, tapi sebenernya itu ikan yang ada di film Finding Nemo. Jadi biarkan aku nyebutnya Ikan Nemo aja ya, apalagi ikan mas kan ngga hidup di air laut :D) Ikan-ikan kecil bergerak lincah agar hidup, Tiba-tiba aku sangat kasihan terhadap diriku sendiri. Jadi, Aku bermain dengan mereka. Aku pikir aku bisa melakukan apapun. Aku akan melakukannya dengan baik. Tapi Ahjumma, Jangan menyerah padaku! Mengapa kau menangis?” kata Mi Rae, dia mengelap air mata di pipi Madam Na.
Park Se Joo datang menemui neneknya yang merupakan pemilik stasiun tv YBS. Maksud kedatangan Se Joo meminta persetujuan dari neneknya untuk bekerja di YBS sebagai VJ. Neneknya heran kenapa Se Joo tidak meminta sebagai PD tapi malah sebagai VJ yang dianggapnya pekerjaan yang seperti badut. Neneknya merasa sulit mengendalikan Se Joo, sama sulitnya dengan mengendalikan pendistribusian dept store. Se Joo beranggapan kalau bibinya telah melakukan semuanya dengan baik. Tapi bagi Nenek, itu karena menantunya yang sudah memakan suaminya (maksud Nenek, menantu nya alias bibi Se Joo yang menyebabkan paman Se Joo anak nenek meninggal). Se Joo tidak suka mendengar neneknya bicara seperti itu, dia minta neneknya jangan mendengarkan kata2 peramal. “Lalu salah siapa kedua orang tuaku meninggal pada saat yang sama? Apakah itu salahku? Atau nenek?” tanya Se Joo. Nenek minta Se Joo pergi menemui Jaksa Park di ruangan sebelah. Se Joo sudah akan pergi tapi dia teringat sesuatu.
“Oh benar! Aku dengar nama panggilanmu.. “Miranda”.. “ kata Se Joo
“Apa itu? Karena namaku Lee Mi Ran, mereka…”
“Kau tidak menonton film? Karakter utama dari The Devil Wears Prada”
“Prada? Ssh, aku tak terlalu hebat. Siapa aktrisnya?”
“Meryl Streep”
“Oh! Itu bagus. Aku harus segera menontonnya” kata nenek. Tadinya Se Joo ingin mencegah, tapi Nenek langsung menelepon sekretarisnya untuk dibawakan dvd itu.
“Ya, kau harus menontonnya. Kau harus mengenali dirimu sendiri. Aku pergi”
Saat Se Joo pergi meninggalkan ruangan President yang adalah neneknya sendiri, Kim Shin datang ingin menemui President. Penjaga menanyakan ID Kim Shin, tapi Kim Shin bilang kalau dia sudah buat janji. Penjaga tetap meminta ID nya, Kim Shin pun langsung menyebutnya.
“Kau takkan melakukan pemeriksaan tubuh? Aku menyembunyikan bom” kata Kim Shin.
“Akan ku lakukan” jawab penjaga datar dan memeriksa tubuh Kim Shin dengan alat detektor.
Di dalam, President berbasa basi soal penjagaan ketat penjaga yang sebenarnya sedikit mengganggunya. Tapi Kim Shin menjawab to the point kalau President bisa menyuruh mereka berhenti kalau mau.
“Tapi karena aku President… Jika aku melonggarkan segalanya, orang lain mulai melihatku sebagai orang yang mudah. Dengan tanpa rasa hormat. Jadi, aku mendengar permintaanmu. Kau masih ingin menjadi penyiar”
“Ya”
“Sampai akhir?”
“Ya”
“Yah, memang benar bahwa…peran sebuah perusahaan yang bagus adalah fokus pada keterampilan terbaik karyawan. Terakhir kali, berita singkat tentang pembunuhan Bin Laden”
“Kami dipanggil langsung untuk jadi staf terkait di Gedung Putih”
“Itu pasti yang dibedakan dari orang lain. Tapi rating penonton berada di titik terendah?”
“Stasiun penyiaran lain hanya menerjemahkan CNN. Hanya berulang kali memperlihatkan adegan pembunuhan”
“Disitulah hal lucunya. Secara pribadi kau melihat yang mati. Saat ini siapa yang mengevaluasi berita bersama-sama? Jika orang menonton, itu karena berita. Jika tidak, hanya buang-buang aliran listrik. Kau tahu berita pukul 5 yang kau jalani berada di tempat kedua, kan? dan bla bla bla”
Bahkan President memberikan perumpamaan yang misalnya pun penonton ingin melihat ABSnya Kim Shin, dia mesti menurutinya tidak boleh menolak. Kim Shin tersinggung, kenapa dia harus memperlihatkan ABSnya segala. Dan mereka pun berdebat mengemukakan apa yang masing2 anggap benar.
Hmm, dari sini kita bisa lihat perbedaan visi dan misi antara President dan Kim Shin dalam menanggapi arti sebuah berita. Kim Shin masih berpegang teguh dengan sikap idealisnya, sementara President hanya mementingkan apa yang penonton inginkan. Ujung2nya pembicaraan ini menyiratkan kalau President ingin menggantikan Kim Shin dengan penyiar yang lebih muda. Kim Shin membela diri dengan mengatakan kalau penggantinya itu banyak melakukan kesalahan, bahkan dia cadel. Tapi President tidak terlalu peduli. “Aku dengar rumor tentangmu dan…kau sungguh tak punya akal sehat. Tidakkah kau tahu keadaan? Haruskah aku benar-benar memberitahumu kenapa kau bukan penyiar utama? Haruskah aku katakan?”
Mi Rae masuk ke kantornya tanpa memakai seragam. Temannya heran, apalagi dia datang saat hampir jam makan siang. Tapi sebenarnya temannya itu minta tolong supaya Mi Rae kembali mengangkat telepon dari si Red Sunset. Mi Rae mulai menyanyi tapi liriknya memaki si Red Sunset. Mi Rae sudah tidak tahan, dia berteriak membuat atasannya datang menghampiri dan marah2. Mi Rae segera menyerahkan surat pengunduran diri. Atasannya menanyakan apa yang akan Mi Rae lakukan jika berhenti, Mi Rae menunjukan buku Broadcasting Writer.
Dan sepertinya Madam Na menelepon atasan Mi Rae karena dia tahu kalau Mi Rae mengundurkan diri. Tapi kemudian Madam Na kaget saat diberitahu kalau Mi Rae ingin menjadi Broadcasting Writer alias Penulis Penyiaran.
Kim Shin keluar dari ruangan President. Se Joo yang melihatnya segera menyapanya. Kim Shin yang tidak kenal siapa Se Joo bertanya, Se Joo menjawab kalau dia adalah VJ baru yang akan bergabung dengan kelompok 3 di acara Morning Show Kim Shin. Se Joo bahkan membungkukan badannya untuk minta bimbingan dari Kim Shin. Kim Shin bingung untuk apa ada VJ di timnya. Salah satu penjaga sudah maju ingin menjelaskan, tapi Kim Shin mengira penjaga itu ingin mengusir Se Joo. Dia menahan penjaga itu dan bilang kalau Se Joo karyawan baru, jadi dia belum tahu banyak soal tempat ini. Se Joo pun meminta maaf pada penjaga, membuat penjaga tidak enak hati. Sebenarnya para penjaga di sana sudah ingin mengatakan siapa Se Joo sebenarnya, tapi Se Joo memberi isyarat mereka supaya diam. Akhirnya Se Joo ikut dengan Kim Shin, keluar dari lift pun penjaga lift memberi hormat pada Se Joo yang tidak dilihat Kim Shin. Namun Se Joo kembali mengisyaratkan mereka supaya bersikap biasa2 saja. Kim Shin menjelaskan mengenai tim2nya.
“Ini kantor kami. Seperti yang kau lihat…banyak orang yang bekerja untukku. Dan itulah sebabnya aku berencana untuk bekerja lebih keras. Tim pertama bertugas pada hari Senin dan Kamis. Tim kedua bertugas pada hari Selasa dan Jumat, dan… Tim yang menyedihkan ini bertugas di hari Rabu dan Sabtu. Kau akan bekerja sama dengan tim ketiga”
Kim Shin menyuruh kru kacamata yang ternyata anggota tim ketiga untuk pergi, karena dia sedang bercanda dengan karyawan lain. Dia juga merebut telepon kru penulis yang waktu itu menyemangati Mi Rae untuk jadi penulis, karena dia sedang menelepon keluarganya. Kim Shin juga menutup telepon yang sedang dipakai kakak Mi Rae. Oke, jadi semua orang yang sudah pernah berhubungan dengan Mi Rae ada di tim ketiganya Kim Shin ^^
Kru penulis itu menanyakan siapa Se Joo.
“Namaku Park Se Joo. Manajer tim Na Yeon Ju…” kata Se Joo mencari sosok Manajer tim yang ternyata kakak Mi Rae.
“Oh, Park Se Joo! Aku Na Yeon Ju. Demo rekamanmu sangat baik jadi aku memanggilmu seorang VJ. Tapi, bagaimana kau datang dengan Kim Shin…” tanya nya (jadii, mulai sekarang udah tau ya nama kakaknya Mi Rae itu Na Yeon Ju hehehee)
Kim Shin menanyakan kalau nanti akan ada meeting jam 9, dia minta dimajukan jam 7. Yeon Ju (kakak Mi Rae) tanya kenapa. Kim Shin hanya menjawab enteng karena dia harus tidur jam 9 😛
Mi Rae pergi ke perusahaan broadcasting. Dia mengatakan kalau dirinya terus melamar, tapi tidak pernah ada jawaban. Lalu Mi Rae menerima sms dari Madam Na. “Kau benar-benar mempersiapkan diri menjadi penulis penyiaran? Kau bilang kau mengambil ujian tingkat 7 PNS!!!”
Orang yang sedang bicara dengan Mi Rae mengatakan kalau umurnya hampir mencapai tingkat utama. Tapi Mi Rae merasa tidak harus diperlakukan seperti yang utama.
“Bukan itu maksudku, tetapi semua orang hanya menghindari itu.. Masalahnya adalah…”
“Apa kelasnya terlalu mahal? Atau wawancaranya sulit?” tanya Mi Rae.
“Masamu sudah berakhir” katanya. Intinya sih karena faktor U, Usia alias Umur..
Mi Rae pergi ke cafe, dia meletakkan seluruh bukunya di meja.
“Ujiannya Oktober, dan waktu kuliah 6 bulan. Dan mengikuti ujian setiap tingkat yang aku ikuti? Baiklah. Aku akan melewati semuanya. Tolong biarkan aku melewatinya. Aku bisa melakukannya” kata Mi Rae sambil membuka2 bukunya.
Di dalam meeting, Manager Yeon Ju tanya apa alasan Kim Shin mengadakan meeting kru.
“20%. Aku tahu rating penonton tidak besar tapi, oleh karena itu, bukankah itu menunjukkan seberapa bagus yang bisa kita lakukan? Maksudku kita harus mencapai 20%”
Anggota tim yang lain tertawa, mereka merasa mustahil karena acaranya bukan di jam yang bagus. Lagipula acara jam 6 pagi. “Miranda bilang 15%, tetapi, harga diriku tidak membiarkanku. Aku akan memberi perhatian khusus kepada timmu” kata Kim Shin. Manager Yeon Ju menanyakan apa yang akan dilakukan Kim Shin. Kim Shin menyampaikan idenya yaitu tema ‘Bagaimana kita mencapai demokratisasi ekonomi?’. Anggota timnya tertawa, kru kacamata malah meledeknya mengatakan bagaimana jika digantikan dengan ‘Bagaimana kita akan mencapai perdamaian dunia?’. Kru penulis juga menyampaikan pendapatnya, jam 6 pagi merupakan jam mereka membangunkan anak, memberi makan dan membantu suami bersiap2. Kim Shin tahu itu sulit, tapi paling tidak mereka bisa mencobanya untuk sekedar iseng. Manager Yeon Ju menanyakan pendapat Se Joo, bagaimana dirinya jika pada saat mulai bekerja di hari Sabtu, pertama yang kau ingin dengar adalah pembicaraan tentang demokratisasi ekonomi di pagi hari? Kim Shin juga ingin mendengar pendapat Se Joo, apalagi dia belum pegawai tetap jadi ini berkaitan langsung dengan hidupnya.
“Pada akhirnya, bukannya ini tentang bagaimana kau membuat produk? Ya. Ini kan penyiaran komersial. Jadi kita harus membuat penjualan” jawab Se Joo.
“Penjualan? Apa kita penjaga toko? Hei, anak muda. Kau orang yang baru saja datang ke stasiun penyiaran. Dan saat kau mulai, kau memikirkan penyiaran perdagangan?” tanya Kim Shin.
“Lalu, apakah penyiaran adalah seni? Kau harus memiliki keuntungan” jawab Se Joo. Yah, setali tiga uang lah dia sama neneknya.
“Inilah yang disebut “anak-anak zaman sekarang” dan tak apa, tetapi kau akan hidup dengan baik nantinya. Secara pragmatis, menuntut, huh?” kata Kim Shin.
Suasana meeting menjadi hening. Manager Yeon sepertinya orang yang cukup memahami karakter Kim Shin. “Hey! Dia tak cocok denganku, bagaimana kalau mengirimnya ke tempat lain? Buat dia menjual sesuatu seperti kafetaria atau warung” kata Kim Shin teriak, dia mengambil jasnya kemudian pergi.
Sudah jam 3 pagi, Mi Rae masih berada di cafe yang sudah mau tutup. Setelah ditegur pelayannya, dia segera merapikan barang2nya. Sedangkan Kim Shin juga tidak bisa tidur di apartemennya. Dia berlatih berbicara untuk melemaskan pelafalannya dalam bicara.
Saat perjalanan pulang, Mi Rae bicara di telepon dengan Madam Na di dalam mobil.
“Kenapa, kenapa, kenapa? Kenapa aku jelas jelas tak bisa menjadi penulis TV? Kau bilang pikirkan tentang apa yang baik buatku, dan apa yang aku inginkan. Jadi, itu, selama aku berada di resort, aku kembali dan terus memikirkan itu, pastinya bukan seorang pekerja PNS” kata Mi Rae
“Mi Rae, tapi stasiun penyiaran adalah…” Madam Na mencoba menjelaskan.
“PNS tingkat 7 atau bahkan kementerian kelas 1 sama saja seperti call center. Aku sungguh ingin menjadi penulis TV”
“Tetapi kau tidak boleh! Orang itu di sana”
“Orang itu? Orang itu siapa?
“Kubilang padamu, orang yang hampir menusukmu. Orang yang membunuh pria yang kau cintai, bekerja di pusat penyiaran”
“ Itu bukanlah kebohongan?”
“ Aku serius” ternyata Madam Na sudah berada di depan kantor YBS.
“Di mana tempat penyiarannya?”
“YBS”
“Aku bisa menghindarinya. Aku bahkan tak bisa masuk YBS karena kakakku bekerja di sana”
“Oke, Tapi ada sesuatu yang selalu kakakmu bilang, bidang penyiaran sangatlah sempit. Orang-orangnya saling mengenal. Jika kau bekerja di sana, kau tak tahu kapan kau akan bertemu dengannya”. Di saat Madam Na terus bicara.. mobil yang dikendarai Mi Rae menabrak mobil yang melaju di depannya. Mi Rae segera melepas handsfreenya dan keluar dari mobil, sementara Madam Na terus memanggil2 namanya.
Mi Rae melihat kondisi mobilnya dan begitu orang yang ditabrak keluar juga, dia segera minta maaf. Dan ternyataaa.. orang itu adalah Kim Shin sodara sodaraahh..!!
“Sudah terjadi dua kali bulan ini. Ini ************ yang sama. Bagaimana kau bisa muncul dari sana?” Kim Shin kembali mengeluarkan kata2 umpatannya.
Mi Rae melihat stiker YBS yang ada di mobil Kim Shin. “Kebetulan, kau seorang penyiar YBS?”
“Ya, kau benar. Aku penyiar Kim Shin, jadi apa? Apa seorang penyiar harus menahannya jika ada mobil tiba-tiba muncul entah dari mana. Haruskah aku menyapa: “Kepada pemirsa, terima kasih sudah menonton”?..” jawab Kim Shin kesal.
Sementara Madam Na masih terus bicara di telepon. “Mi Rae? Orang itu juga… Nasib sial tetaplah nasib” katanya tanpa mengetahui kalau takdir yang selama ini dia coba cegah, akhirnya tetap terjadi juga. Mi Rae bertemu dengan Kim Shin.
“Apa kau sungguh orang YBS…” tanya Mi Rae meyakinkan kembali.
“Benar, aku orang YBS. Jadi apa yang kau ingin aku lakukan?” katanya membentak.
Madam Na masih bicara di telepon. “Mi Rae.. Mi Rae? Nasib sial tetaplah nasib. Kau akan bertemu siapapun… kau sudah ditakdirkan untuk bertemu. Itulah sebabnya takdir, nasib dan ikatan…menakutkan”
+++Bersambung+++
Waaahh, episode pertama udah sangat bikin penasaran.. Apakah Madam Na sudah berkali2 time travel? yang berarti sudah berkali2 juga mencoba merubah takdir namun hasilnya tetap sama??
Satu keputusan kecil merubah semuanya.. Saat Mi Rae akhirnya memutuskan pindah dari jalur 3, akhirnya Yoo Kyung lah orang yang tertabrak mobil Kim Shin. Sehingga takdir mempertemukan Kim Shin dengan Yoo Kyung dan sebaliknya, membuat Se Joo jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Mi Rae. Karena semestinya, Kim Shin lah yang akan berjodoh dengan Mi Rae dan Yoo Kyung dengan Se Joo. Tapi semaksimal apapun Madam Na mencoba menghalangi pertemuan Kim Shin – Mi Rae, toh takdir tetap mempertemukan mereka juga. Soo, apakah hasil akhirnya akan tetap sama? atau berubah? atau keadaan menjadi berliku dan hasilnya pun akan tetap sama? Penasaraaannn??? jangan lupa ikutin terus sinopsisnya hanya di Pelangi Drama yah ^^
Images by Kireina Acie Ringo
DON’T REPOST TO OTHER SITE/Fanpage FB!!