[Sinopsis K-Drama] Time Slip Dr. Jin Episode 9

“ahjusi tunjukkan pesonamu eh semangatmu :P”

~Sinopsis Time Slip Dr. Jin Episode 9~

Setelah berhasil bersembunyi dari kejaran pembunuh, Jin Hyuk dan Young Rae menggobrol berdua di tengah hutan yang dirasa mereka sudah aman. Jin Hyuk menceritakan yang sebenarnya pada Young Rae kalau ia bukan dari jaman itu. Walaupun Jin Hyuk mengatakan itu sulit dipercaya sebaliknya Young Rae mempercayai kata-kata Jin Hyuk. “Kemampuan pengobatan yang misterius, pakaian dan benda yang belum pernah saya lihat, saya langsung tahu, ada yang tidak beres.” Young Rae juga bertanya apakah orang bernama Mi Na yang Jin Hyuk bilang padanya mirip dengannya adalah kekasih Jin Hyuk di dunia lain. Jin Hyuk mengiyakan kalau Mi Na kekasihnya. Walau ia sempat sedih mendengar jawaban Jin Hyuk, Young Rae kembali menanyakan apakah itu alasan Jin Hyuk ingin kembali. Jin Hyuk mengiyakan lagi. “Apa Anda tahu caranya untuk kembali?”tanya Young Rae lagi, Jin Hyuk mengatakan kalau ia tak tahu caranya. Young Rae lalu bertanya kenapa Jin Hyuk ingin pergi?.
“Aku hanya berpikir, tak seharusnya aku di sini lebih lama lagi. Aku tak ingin mengganggumu atau orang lain.”jelas Jin Hyuk.

“Jangan bicara omong kosong. Apa Anda lupa, sudah berapa banyak nyawa yang Anda selamatkan, Tabib Jin?”, tetap saja Jin Hyuk masih bimbang, ia tak tahu alasan kenapa ia harus di sana.
Young Rae mengatakan pasti ada alasan hingga Jin Hyuk ada di sana, siapa tahu Jin Hyuk ke sana untuk menyelamatkan orang-orang yang memang harus diselamatkan. Young Rae menambahkan dari luka yang di dapatkannya Young Rae jadi memahami perasaan orang-orang yang kesakitan bagaimana ketakutan dan sedih mereka rasakan seperti yang Young Rae rasakan dan kepedulian dari tabib yang merawat mereka, bagi orang-orang itu, Jin Hyuk lebih hebat dari Raja dan para penguasa.
“Dunia ini membutuhkan Anda, Tabib Jin. Jadi, saya mohon… jangan pergi.”pinta Young Rae.

Sementara itu Ha Eung aka Pangeran Heung Seon menemui ibu Suri di istana. Setelah berbasa-basi mengucapkan salam, ibu Suri bertanya untuk apa Ha Eung ingin bertemu dengannya. Ha Eung mengatakan kalau ia hanya ingin menemani ibu Suri agar tak kesepian di istana yang luas itu.
“Semua istana kan memang seperti ini. Menikah dengan seorang Raja, tentu saja ini sudah takdir yang harus kutanggung. Sekarang aku hanya bisa membaca kitab tua atau mengundang para penghibur, untuk menonton pertunjukan mereka.” Itulah keseharian ibu Suri sekarang ini.
“Anda adalah tetua tertinggi negara ini, Yang Mulia. Melihat Yang Mulia hanya dapat menghabiskan waktu seperti itu, hambamu yang hina ini, tak dapat menahan kesedihan.”
“Pangeran Heung Seon.”panggil ibu Suri. Ibu Suri mengatakan kalau ia tak punya kekuasaan lagi, jika Ha Eung ingin sesuatu, kenapa ia tak menemui Penasehat Kerajaan.
“Yang Mulia, mohon jangan bicara seperti itu.” Ibu Suri menyuruh Ha Eung mencicipi makanan manis dihadapannya. Ha Eung hanya menghela nafas terdiam.
“Tapi…kudengar dari pejabat Lee, ada seorang tabib yang hebat.”ujar ibu Suri, dan bertanya kenapa Ha Eung tak mengajaknya. Ha Eung bertanya apa ibu Suri merasa tak enak badan. Ibu Suri mengatakan ia semakin menua, kesehatannya juga mulai memburuk dan obat-obatan yang diberikan Tabib Kerajaan pun tidak membantu. Jika Jin Hyuk tabib yang hebat ibu Suri akan mengizinkan memeriksanya. Ha Eung pun bersedia membawa Jin Hyuk ke istana.

Di kediaman menteri Kim, ia mendapat laporan dari anaknya kalau Pangeran Heung Seon (Ha Eung) mengunjungi ibu Suri. Menteri Kim bertanya apa yang mereka bicarakan di kediaman ibu Suri. Dae Gun mengatakan walau mereka tak mendengar percakapannya, ia tahu Ha Eung bilang akan mengunjungi ibu Suri lagi. “Apa mungkin, mereka membicarakan penerus tahta Raja?”tanyanya.
Menteri Kim mengatakan kalau itu tak mungkin, karena Ibu Suri itu wanita yang tak mudah percaya pada orang lain, apalagi dengan orang yang lama tak berjumpa dengannya walau itu menyakut kesehatan Raja dan penerus tahta.
“Namun, kita tahu siapa itu Ibu Suri?”sahut Beok Yi. “Seperti pohon tua yang meranggas, Baginda Raja semakin melemah. Satu hari nanti, tiba-tiba jika Baginda meninggal, lalu…”
“Ibu Suri akan bersikeras bahwa beliaulah tetua tertinggi di keluarga kerajaan, dan mencoba memutuskan siapa penerus tahta kerajaan.”kata menteri Kim. Dae Gun memotong kalau semua itu gara-gara Pangeran Heung Seon yang ingin memanfaatkan ilmu pengobatan Tabib Jin. Ia juga menambahkan kalau mereka harus menghabisi Pangeran Heung Seon maupun Tabib Jin.
Tapi menteri Kim tak setuju ia mengingatkan anaknya agar tak bertindak gegabah tanpa seizinnya.

Begitu keluar dari ruangan ayahnya Dae Gun bertemu tabib Yoo. Tabib Yoo memberitahukan kalau Hae Eung bertemu dengan ibu Suri dan itu sudah jelas ia akan mengajak Jin Hyuk, apa mereka akan diam saja. Dae Gun mengatakan ia bisa apa, semua keputusan ada di tangan ayahnya.
“Itulah, jika Anda ingin menghunuskan pedang, lakukan dengan benar! Sekarang bagaimana?”seru tabib Yoo. Dae Gun tak terima disalahkan, “aku menuruti nasehat Tabib Yoo, namun hampir terkena amarah Ayah karenanya.” Tabib Yoo mengatakan tetap saja mereka tak boleh tinggal diam.

Jin Hyuk teringat kata-kata Young Rae, kalau mereka membutuhkannya dan meminta Jin Hyuk jangan pergi. Jin Hyuk terhenyak melihat robekan kertas gambar rancangan penisilin yang dibuatnya dan perlengkapan pembuatan penisilin yang sudah ada kembali (yang lama kebakaran rusak). Tetiba tabib Heo datang dan bertanya dari mana saja Jin Hyuk, karena ia mencari-carinya. Jin Hyuk malah bertanya kapan tabib Heo membuatnya. Tabib Heo menjawab kalau ia tak pintar atau tak punya keahlian, pasti ia sudah berhenti menjadi tabib dari dulu. Jin Hyuk membantu mengangkat perlengkapan penyulingan.

Di rumahnya, Young Rae terduduk lesu mengingat pengakuan Jin Hyuk kalau ia dari dunia lain dan jawaban Jin Hyuk, kalau Mi Na adalah kekasihnya.

Keesokan paginya Young Rae datang ke hutan, ia memandangi batu yang tertulis namanya yang dibuat oleh Kyung Tak. Kyung Tak tiba, dan langsung menanyakan apa yang dilakukan Young Rae sepagi itu, padahal kan Young Rae belum pulih benar. “Kenapa eskpresi wajahmu seperti itu?”tanya Kyung Tak begitu melihat wajah sendu Young Rae.
“Tuan,saya mohon jangan maafkan saya.”ucap Young Rae seraya berurai air mata. Kyung Tak bertanya apa maksud Young Rae. Dengan berat hati Young Rae mengatakan kalau ia tak bisa melaksanakan pernikahannya. Kyung Tak menahan tawa, ia kira Young Rae akan membicarakan masalah lain, padahal mah Kyung Tak takut ntu hehehehe#tepok2 Hero ups Kyung Tak XD. Kyung Tak mengatakan itu hal biasa bagi seorang wanita yang mendekati hari pernikahannya, berbagai pikiran semakin menghantuinya. Young Rae menggeleng dan mengatakan bukan seperti itu dengan menahan tangis.
“Saya menyadari, betapa Anda sangat menyayangi saya…Sejak dulu, keluarga kita pun sudah menyetujuinya…Itulah sebabnya saya pun menyetujui rencana ini.” Tapi jauh dalam hati Young Rae tak bisa melakukannya.

“Cukup!”seru Kyung Tak ingin mendengarnya lagi, lalu melangkah pergi namun baru beberapa langkah Kyung Tak kembali dan bertanya apa alasan Young Rae.
“Apa karena keluargaku telah menghancurka keluargamu dan Partai Selatan, kau tak bisa memaafkan keluargaku?”tanyanya. Young Rae menjawab kalau itu bukan alasannya, Kyung Tak kembali bertanya apa karena Young Rae tak ingin menikah dengan keturunan selir. Itu juga bukan, akhirnya Kyung Tak bertanya apa itu karena Jin Hyuk. “Bukan.”jawab Young Rae. ”Hati saya…tidak membenarkannya. Di dalam hati saya…tidak ada ruang untuk Anda. Jadi, saya tak yakin akan merasakan bahagia. Adalah dosa besar…jika menikah dengan perasaan seperti ini. Saya mohon, buang saja diri saya.”
“Akan lebih baik…Akan lebih baik jika kau bilang, kau membenciku karena aku anak selir. Jadi, aku bisa balas membencimu.”balas Kyung Tak, sedih banget ni OST ~_~
Young Rae langsung terduduk begitu mengatakan ia sudah berdosa dan pantas mati.
“Kau yang sudah membunuhku lebih dulu. Dengan lidah itu, dengan kata-kata itu.”ujar Kyung Tak, lalu siap menghunuskan pedangnya namun bukan ke arah Young Rae tapi ke batu yang tertulis nama Young Rae. Kyung Tak melangkah pergi dengan gontai #cup2 jangan nangis Kyung Tak-ah :LOL.

Menghilangkan rasa stress ditolak Young Rae, Kyung Tak pergi ke gibang. Di sana ia memecahkan cawan dengan tangannya hingga berdarah. Jyah beraninya Young Rae nolak my Hero hahaha.
Choon Hong datang, melihat tangan Kyung Tak berdarah ia menyuruh gisaeng lainnya pergi dan ia sendiri membantu Kyung Tak. Choon Hong membalut tangan Kyung Tak seraya mendengar curahan hati Kyung Tak. “Hati wanita…Kau bilang hanya sesama wanita yang dapat memahaminya. Jawab aku. Apa yang diinginkan hati seorang wanita?”tanya Kyung Tak. Apakah itu uang atau kekuasaan.
“Apa terjadi sesuatu dengan pertunangan Anda?”tebak Choon Hong. Bukan menjawab Kyung Tak malah menyuruh Choon Hong menjawab pertanyaannya saja. Choon Hong pun menjawab kalau yang dapat membuat wanita bertahan hanyalah cintanya, karena saat laki-laki kehilangan harta kekayaan mereka akan melarikan diri dan saat kehilangan kekuasaan mereka juga akan melarikan diri.

“Apa benar seperti itu?”tanya Kyung Tak, tertawa menahan tangis. “Meski aku telah memperhatikannya selama 20 tahun, kau bilang itu…Masih tak cukup?”. Kyung Tak juga bertanya jika ia tidur dengan Choon Hong apa itu akan membuat Choon Hong mencintainya. Choon Hong mengatakan walau ia menyerahkan dirinya, Kyung Tak tak akan mampu memiliki hatinya.
“Betapa keras dan dinginnya hati seorang wanita.”kata Kyung Tak frustasi.
“Mereka berdua…tidak ditakdirkan menjadi kekasih. Dari awal memang seperti itu.”jawab Choon Hong menenangkan. “Ramalan yang hebat. Lain kali, aku akan memberimu uang.” Kyung Tak melangkah pergi.

Untuk menghilangkan rasa kesedihannya, Kyung Tak berlatih pedang secara membabi buta.

Di rumahnya, tentu saja nyonya Hong tak terima dengan keputusan putrinya, ia menyuruh Young Rae pergi. Young Hwi sebagai kakak mencoba menenangkan ibunya. Dan juga meminta Young Rae mengatakan bahwa pembatalan pernikahan itu bohong. Tapi Young Rae tetap pada pendirian, ia mengatakan kalau ia tak akan melaksanakan pernikahannya. Young Rae memohon pada ibunya agar ibunya juga memahami perasaannya. Tapi nyonya Hong bersikeras tak mau menerima alasan Young Rae, ia bersikeras mengusir Young Rae dari rumah dan tak akan menganggapnya sebagai anak. Nyonya Hong hampir pingsan, tak ingin terjadi hal yang lebih buruk lagi Young Hwi memberi isyarat pada Young Rae yang berurai airmata agar pergi dahulu.

Ha Eung memberitahu Jin Hyuk kalau Ibu Suri ingin bertemu dengannya. Ha Eung mengatakan mungkin itu hasil dari Jin Hyuk merawat kemenakannya. Jin Hyuk berusaha menolak, Ha Eung menanyakan alasannya, ia mengira Jin Hyuk tak tahu sopan santun ala istana. Ha Eung mencontohkan 2 hal yang perlu Jin Hyuk tahu sebagai jawaban saat Ibu Suri bertanya. Karena kondisi Ibu Suri kurang sehat, Jin Hyuk perlu memeriksanya secara menyeluruh jadi ia harus ikut Ha Eung ke istana.
Jin Hyuk bertanya apa hanya itu alasannya dan tak ada alasan lain. Ha Eung balik bertanya apa Jin Hyuk sudah tahu niatnya, kalau sudah tahu Ha Eung tak perlu bicara lagi. Tapi Jin Hyuk tak mau terlibat dengan masalah itu, dan itu semua urusan Ha Eung sendiri.
“Apa maksudmu? Sekarang, ini juga urusanmu. Apa kau tahu siapa yang memerintah orang-orang itu untuk membunuh kita? Dia adalah Kim Dae Gyun dan klan An Dong Kim-nya!”papar Ha Eung. “Kau sudah memilih jalan takdirmu. Karena kita sudah sejauh ini, kita memerlukan kekuatan. Kekuatan yang mampu melawan kekuatan klan Ahn Dong Kim!”. Dan yang bisa menguasai mereka hanyalah Ibu Suri, dukungannya sangat berarti.

Jin Hyuk berusaha menyanggah, namun Ha Eung kembali membeberkan kekejaman klan Ahn Dong Kim mulai dari pembakaran desa To Mak, hingga Gae Yang yang memilih mati dengan menggigit lidahnya sendiri. Ha Eung meminta Jin Hyuk membantunya.
“Maafkan saya. Sebagai seorang tabib, saya…hanya ingin mengurusi pekerjaan saya.”jawab Jin Hyuk, pembicaraan keduanya terganggu dengan adanya panggilan tabib Heo yang menyuruh Jin Hyuk keluar.

Tabib Heo dan Ik Joo manyun memperhatikan Young Rae yang tiba di Hwal In Seo dengan perbekalannya. Begitula Jin Hyuk agak terkejut begitu keluar melihat Young Rae.
“Mohon maaf…Keluarga Anda bertambah satu orang lagi.”ucap Young Rae. Jin Hyuk segera mengantar Young Rae ke tempat yang mirip bekas penyimpanan barang.
“Jika saya membersihkan tempat ini dan membuang barang tak terpakai, pasti tempat ini akan cukup untuk tidur satu orang.”kata Young Rae membesarkan hati. Tapi Jin Hyuk malah menyuruh Young Rae kembali, meminta maaf dan melangsungkan pernikahan seperti rencana. Tapi Young Rae menolak.
“Saya tak ingin menjadi gadis Joseon biasa…Saya ingin menjadi seorang tabib. Saya ingin hidup menolong orang sakit dan menghibur mereka.”kata Young Rae penuh tekad, dan meminta Jin Hyuk membantu mewujudkannya. Jin Hyuk berusaha menolak tapi Young Rae bersikeras.
“Jika balai pengobatan ini tak mengizinkan saya tinggal, saya akan mencari tempat lain.” Young Rae beranjak pergi, “Agassi!”panggil Jin Hyuk. Young Rae mengatakan kalau itu adalah takdir yang ia pilih.

Kyung Tak menemui ayahnya, menteri Kim bertanya apa maksud kedatangan Kyung Tak.
Kyung Tak meminta maaf, ia memohon pada ayahnya untuk membatalkan pernikahannya.
Menteri Kim tentu saja terkejut mendengarnya. Kyung Tak berkata kalau ia telah memutuskan untuk tak melanjutkan rencana pernikahannya. Menteri Kim bertanya apa alasan Kyung Tak, Kyung Tak berkata jika ayahnya berbesan dengan keluarga dari Partai Selatan yang telah hancur dapat merusak nama baik ayahnya. Jadi daripada merusak nama baik keluarga besarnya lebih baik dihentikan dari awal saja. Menteri Kim bertanya apakah Kyung Tak sudah memberitahu Young Rae.
Kyung Tak menjawab iya, “kau terlalu terburu-buru. Kau lanjutkan atau tidak, ini masalah besar dalam hidup yang seharusnya tak kau putuskan tanpa pertimbangan.”ujar menteri Kim.
Kyung Tak meminta maaf, ia beralasan banyak masalah yang harus ia selesaikan terutama masalah Mo Myoung Gae. Sebagai komandan bagian keamanan ia ingin berkosentrasi pada pekerjaannya.

Kyung Tak dan anak buahnya berpatroli, anak buah Kyung Tak menangkap seseorang yang dicurigai sebagai anggota Mo Myoung Gae. Jin Hyuk yang kebetulan lewat menyapa Kyung Tak dan membritahukan kalau Young Rae tinggal di Hwal Il Seo. Kyung Tak bertanya kenapa Jin Hyuk memberitahunya. “Karena kurasa kau akan mengkhawatirkannya.”jawab Jin Hyuk.
“Seperti kurang kerjaan saja.”ujar Kyung Tak cuek lalu menyerukan pada anak buahnya agar menangkap semua orang yang melanggar hukum, sekecil apapun kesalahannya. Kyung Tak makin menjadi-jadi, ia menjadi orang tak berbelas kasihan di depan Jin Hyuk.

Young Rae mencoba memperhatikan stetoskop jaman Joseon yang selesai dibuat, ini lucu bentuknya hehe. “Jadi ini namanya stetoskop?”tanya Young Rae pada tabib Heo. Tabib Heo mengiyakan dan mengatakan kalau untuk membuatnya ia harus berkali-kali membujuk pedagang yang bepergian ke Cina, hingga berhasil membeli benda yang disebut “karet” dan membuat stetoskop. Tabib Heo berniat menjelaskan cara penggunaannya tapi ia sendiri bingung, beruntunglah Jin Hyuk datang.
Tabib Heo bertanya apakah yang dilakukannya sudah benar meletakkan bulatan stetoskop yang dipakai untuk mendengarkan detak jantung di telinga. Jin Hyuk pun mengajarkan pemakaian stetoskop yang benar. Tabib Heo sebagai pasien merasa geli, tetiba terdengar seruan pasien yang datang, tabib Heo dkk pun keluar untuk membagikan obat.

“Apa kau ingin mendengarnya sendiri?”tanya Jin Hyuk, Young Rae mengangguk. Jin Hyuk pun memasangkan stetoskop di telinga Young Rae. Young Rae pun dapat mendengarkan suara detak jantung Jin Hyuk. “Apa alat ini juga dari masa depan?”tanya Young Rae. Jin Hyuk mengiyakan, Young Rae kembali bertanya seperti apa bentuk stetoskop di masa depan, Jin Hyuk hanya tersenyum.
“Pasti lebih luar biasa dari ini. Dan di masa depan, pasti tak ada orang yang menderita. Semua orang pasti dapat diselamatkan.”kata Young Rae antusias. Jin Hyuk teringat saat menangani operasi Mi Na.
“Bahkan di masa depan, ilmu pengobatan tetap tak mampu menyelamatkan semua orang.”kata Jin Hyuk akhirnya. Young Rae pun bertanya orang seperti apa Mi Na, namun ia segera meralatnya dan jadi salting, seharusnya ia menanyakan pertanyaan seperti itu.

Di luar terjadi kekacauan, para warga marah mereka mengobrak-abrik Hwal Il Seo. Jin Hyuk yang mendengar segera keluar dan menanyakan apa yang terjadi. Salah seorang warga mengatakan kalau ayahnya meninggal gara2 obat yang di dapat dari Hwal Il Seo. Tentu saja Jin Hyuk terkejut, warga lain menambahkan anaknya juga meninggal gara2 obat yang didapatnya dari Hwal Il Seo juga.
Tentu saja Jin Hyuk tak percaya tapi warga yang kalap tetap saja tak terima dan menganggap obat penisilin itu obat palsu yang tak lain racun. Tetiba Kyung Tak dkk datang. Warga yang marah tadi pun melapor kalau Hwal In Seo menjual obat palsu dan menyebabkan orang2 meninggal tak wajar.
Tapi Jin Hyuk memastikan itu tidak benar dan pasti ada kesalahpahaman. Tentu saja Kyung Tak tak percaya kata2 Jin Hyuk, ia pun segera memerintahkan pada anak buahnya untuk menangkap semua tabib. Jin Hyuk dan semua tabib Hwal In Seo ditangkap.

Young Rae menghentikan langkah Kyung Tak, “Tuan…Ini jebakan. Para tabib itu tidak berbuat salah.”
“Entah mereka berbuat salah atau tidak, akan terungkap saat penyelidikan.”
“Meski saya tak tahu apa-apa, namun Anda juga tahu bahwa kemampuan Tabib Jin itu bukan tipu daya.”
“Aku tak peduli dengan kemampuan pengobatannya. Tugasku hanyalah untuk mencari tahu apakah dia bersalah atau tidak.”jawab Kyung Tak cuek. Young Rae menebak hal itu karena dirinya yang melihat Kyung tak menjadi tak berbelas kasihan.
“Nona, mengingat hubungan kita di masa lalu, tolong kabulkan permintaanku…”pinta Kyung Tak, Kyung Tak meminta agar Young Rae tak mengatakan hal yang dapat membuatnya malu. Sudah pasti ini perbuatan tabib Yoo, Dae Gun beserta antek2nya ~_~.

Jin Hyuk dan tabib Hwal Il Seo dibawa ke pengadilan, Dae Gun dkk siap menyidang mereka.
“Ini sungguh tak adil, Tuan. Bahkan Anda, Tabib Kerajaan, juga tahu bahwa kami bekerja siang malam demi orang-orang sakit itu.”ujar tabib Heo membela diri. Tetap saja tabib Yoo tak menggubrisnya ia malah menyalahkan tabib Heo yang bersikeras mengikuti Jin Hyuk padahal ia sudah mengingatkan. Jin Hyuk menyela kalau tak ada yang salah dengan obat mereka buat. Beok Yi berkata kalau mereka tak dapat membantah lagi karena sudah ada bukti orang yang menggunakan obatnya mati. Kyung Tak segera menyuruh pengawalnya membiarkan masuk para warga yang menjadi korban. Mereka pun meminta pertanggungjawaban para tabib Hwal Il Seo, tak terima keluarga mereka meninggal. “Ini pertama kalinya saya melihat orang-orang itu. Mana mungkin saya berbohong…”sela tabib Heo melihat para keluarga korban. Tabib Heo menanyakan pada Jin Hyuk apa ia ingat mereka, Jin Hyuk menjawab kalau ia juga tak mengenal mereka.

Kesempatan tersebut digunakan tabib Yoo untuk menginterogasi Ik Joo, ia menanyakan apakah Ik Joo pernah memberikan obat pada mereka. Ik Joo ketakutan, Dae Gun pun segera mengancam kalau ada yang berbohong semua tak akan selamat. Dengan gemetar Ik Joo mengatakan kalau ia ingat mereka pernah mendapat obat dari Hwal Il Seo. Jin Hyuk terperangah, tabib Heo memekik memperingatkan Ik Joo. Ik Joo menambahkan mungkin bukan obat mereka penyebabnya tapi ada penyebab lain. Tabib Yoo memanas-manasi agar Dae Gun segera memutuskannya. Dae Gun pun segera berseru kalau mereka masing2 akan menerima 10 pukulan karena telah membuat racun sebagai obat hingga menyebabkan kematian. Dan juga memusnahkan obat yang telah mereka buat. Tabib Yoo membisikkan agar Dae Gun menutup Hwal Il Seo begitu ia kembali duduk. Dae Gun pun segera berseru memerintahkan penutupan Hwal Il Seo.

Sekeluarnya tabib Yoo, terlihat para warga yang menjadi korban tadi mendapat imbalan.

Dimulai dari tabib Heo yang menerima hukuman, ia berteriak kesakitan setiap menerima pukulan kayu di pantatnya. Tabib Heo pun pingsan dipukulan ke 10. Giliran Jin Hyuk mendapat hukuman. Terlihat Young Rae tiba di tempat itu namun pengawal melarangnya masuk. Jin Hyuk berusaha membela diri, ia mengatakan kalau itu jebakan. “Terserah. Jika kau ingin mengatakannya,katakan saja pada kayu itu.”jawab Kyung Tak cuek, ia pun segera menyuruh pengawal memberikan hukuman pada Jin Hyuk. Kayu2 bergantian mendarat di pantat Jin Hyuk, Young Rae yang melihatnya ngilu.

Young Hwi menemui Ha Eung di gibang. Ha Eung bertanya pada Young Hwi bagaimana Young Hwi bisa tahu kalau ia sedang minum2 di sana. Young Hwi bukannya menjawab ia malah mengatakan kalau mendapatkan bantuan Ibu Suri tidak memuaskannya. Ha Eung menyuruh Young Hwi agar tak asal biara, bagaimana ia bisa melawan klan Penasehat Kerajaan hanya dengan bantuan preman pasar dan Mo Myoung Gae. Tanpa dukungan dari Ibu Suri, mereka bagaikan membangun rumah di atas pasir.
“Jika memang tak ada kemungkinan sama sekali, aku hanya perlu menebas habis mereka.”kata Young Hwi santai. Ha Eung tertawa mendengarnya, ia berkata Young Hwi seperti kastanye yang dikuliti, tapi masih bisa berbicara kasar. Lalu Ha Eung bertanya bagaimana Young Hwi tahu kalau malam itu ia sedang diincar para pembunuh. “Semua rumah para penguasa, bahkan sampai kamar-kamar mereka…kau sangat mengetahuinya seakan telapak tanganmu sendiri.”kata Ha Eung, ia menebak pasti Young Hwi punya mata2 yang lihai. Young Hwi menanyakan apakah Ha Eung ingin tahu?.
Ha Eung balik bertanya, apakah Young Hwi akan memberitahunya. Dan ternyata alasan Young Hwi menemuinya memang untuk itu.

Tetiba Choon Hong masuk, Ha Eung menyuruh Choon Hong datang nanti karena mereka sedang membicarakan hal penting. Tapi Choon Hong malah ikut duduk, Ha Eung pun menyadari kalau Choon Hong berada di pihak mereka. “Apa mungkin…? Mata-mata Mo Myoung Gae itu…” Choon menyapa Ha Eung dan memperkenalkan diri.
Sekeluarnya dari ruangan, Young Hwi melihat Pal Yi dan anak buahnya masuk ke sebuah ruangan.

Ha Eung bertanya kenapa Choon Hong membantu Mo Myoung Gae yang artinya membuat hidupnya sendiri dalam bahaya. Choon Hong balik bertanya apakah Ha Eung sudah lupa sesuatu.

Flashback,
Di sebuah gibang seorang gadis kecil kecil ditegur pelatih gayageum karena ia sendiri yang tak mau berlatih. Pelatih pun menghukum gadis itu dengan memukuli kakinya dengan batang bambu kecil. Ha Eung yang sedikit mabuk melihatnya.

Ha Eung memasuki sebuah ruangan, ia pun segera menyambar makanan yang tersedia. Ia terkejut begitu melihat gadis kecil yang dipukuli tadi duduk sendirian di pojok ruangan. Ha Eung bertanya apa gadis itu dipukul karena ia tak mau bermain gayageum sembari makan hidangan yang tersaji di ruangan itu.
“Apa gunanya bermain gayageum? Aku tak mau menjadi gisaeng.”jawab gadis itu dan meminta Ha Eung membawanya pergi dari tempat itu.

Ha Eung menimpali apa ia kira akan mudah bertahan di luar, bagi anak perempuan dunia luar itu jauh lebih menakutkan daripada harimau.
Lalu gadis tadi bertanya apa yang harus ia lakukan. “Dalam keadaan seperti ini…Jika aku itu kau, aku akan menahan diriku dan menjadi gisaeng terbaik di Joseon. Maka seisi dunia ini akan berada dalam genggaman tanganmu dan bisa kau atur sesuka hati.”terang Ha Eung. Yang berarti ia bisa mengusai dunia, jadi gadis kecil itu harus menjadi gisaeng yang terbaik di tempat itu. (Mungkin maksudnya kalau gadis itu bisa jadi gisaeng terbaik, ia bisa dengan mudah mendapatkan informasi penting dari pejabat2 yang ingin dihiburnya).

Ha Eung memberikan kue pada gadis tadi, gadis itu dengan senang hati menerima dan memakannya. Ha Eung bertanya siapa namanya, ia pun menjawab namanya Choon Hong.
“Namamu itu berarti ‘bunga musim semi berwarna merah’. Nama yang bagus.”puji Ha Eung.
Flashback End.

Kembali ke Ha Eung dan Choon Hong, Choon Hong berkata kalau sejak saat itu ia mengasah kemampuannya dan bukankah ia sudah berhasil menjadi gisaeng terbaik.
“Kau sangat mengingatnya.”kata Ha Eung. Choon Hong mengatakan kalau sejak saat itu ia telah
membuat persiapan. Ia akan menjadi wanita yang menggerakkan Joseon, untuk itu ia harus menemukan pria yang akan menjadi orang terhebat di Joseon.
“Saya akan membantu Anda, Tuan. Jadilah orang terhebat di Joseon.” Ha Eung malah bertanya bagaimana ia bisa melakukannya. Choon Hong menyuruh Ha Eung menjadikan Ibu Suri sekutunya secepat mungkin dan juga Jin Hyuk. Tetiba masuk gisaeng memberitahukan pada Choon Hong kalau Hwal Il Seo ditutup paksa. Ha Eung yang ikut mendengarnya syok.

Jin Hyuk segera pergi menemui menteri Kim begitu melihat ruangan obat Hwal Il Seo berantakan. Bahkan ia tak menghiraukan himbauan Young Rae agar ia beristirahat. Menteri Kim menanyakan alasan Jin Hyuk datang walaupun masih sakit. Jin Hyuk memohon izin agar diperbolehkan membuka kembali balai pengobatan dan membuat obat. “Apa kau masih ingat yang kukatakan padamu waktu itu?
Kau memang sudah menyelamatkan hidupku, tapi bukan berarti kau dapat bertingkah dan melawan kehendakku.”kata menteri Kim. Jin Hyuk berusaha membujuk namun menteri Kim bersikeras pada pendiriannya.
“Meski kau berusaha keras untuk menyelamatkan hidup orang-orang rendahan itu, tak akan ada yang mampu kau ubah.” Menteri Kim juga bertanya bagaimana Jin Hyuk yang sepintar itu tak mengerti, dan mempersilahkan Jin Hyuk pergi. Menteri Kim juga menitip salam untuk Ha Eung. Ih, mau pejabat atau rakyat jelata mah kalau jadi tabib/dokter tak pandang bulu weks.

Jin Hyuk keluar ruangan menteri Kim dengan tangan kosong, ia bertemu Kyung Tak. Kyung Tak mengingatkan Jin Hyuk agar tak menganggu ayahnya lagi.

Jin Hyuk pulang tertatih gegara efek hukuman patat dipukul dengan kayu. Ha Eung yang sudah menunggu sedari awal di depan Hwal Il Seo segera menghampirinya. Ha Eung mengatakan tak ada gunanya Jin Hyuk pergi menemui menteri Kim, mereka kan sudah tahu orang macam apa menteri Kim.
Ha Eung pun mengajak Jin Hyuk menemui Ibu Suri besok pagi. Jin Hyuk berusaha menolak, karena ia tak sepandapat dengan alasan Ha Eung. Ha Eung mengingatkan Jin Hyuk, apakah ia tak ingin menyelamatkan Hwal Il Seo?. Satu2nya cara untuk menyelamatkan itu adalah Ibu Suri.

Ha Eung dan Jin Hyuk menuju istana, Ha Eung menyuruh Jin Hyuk membulatkan tekadnya.
“Untuk menyelamatkan balai pengobatan, yang dapat kita lakukan hanyalah membuat Ibu Suri senang. Ini bukan untukku. Anggap saja ini untukmu dan balai pengobatan.”terang Ha Eung. Namun keduanya ditahan penjaga istana. Karena hari itu ada larangan bagi kerabat keluarga kerajaan memasuki istana. Ha Eung bersikeras masuk, ia akan menemui Ibu Suri secara langsung. Namun penjaga yang bertugas malah mendorongnya hingga terjatuh. “Jika Anda terus bersikap seperti ini, Anda akan dihukum!”kata penjaga memperingatkan. Jin Hyuk berusaha membantu Ha Eung, Ha Eung menebak kalau itu pasti ulah menteri Kim. Jin Hyuk tak mengerti, Ha Eung mengatakan kalau Kim Byung Hee sudah mulai bergerak.

Young Rae hendak pulang ke rumah menemui ibunya, namun ia segera berbalik begitu melihat kakaknya di luar. Young Hwi mencoba memanggil Young Rae, namun Young Rae terus melangkah pergi.

Pejabat Lee keluar menemui Ha Eung, Ha Eung bertanya apa ada kabar dari Ibu Suri. Pejabat Lee mengatakan Ibu Suri tak bisa berbuat apa-apa karena ada larangan bagi kerabat keluarga kerajaan masuk ke istana. Itu memang tujuan Penasehat Kerajaan, Ha Eung bertanya apa Ibu Suri tak bisa mengeluarkan perintah lain, Pejabat Lee menjawab tak akan semudah itu karena banyak orang2 di dalam istana yang menjadi antek Penasehat Kerajaan. Tetiba terlihat rombongan penghibur yang di pesan dayang istana untuk menghibur Ibu Suri. Penjaga mempersilahkan mereka masuk.
“Gerbang istana terbuka bahkan bagi para penghibur, tapi tidak bagi kerabat keluarga kerajaan.”keluh Ha Eung, namun ia segera menyadari ada celah lain seseorang bisa masuk istana.
“Jadi, larangannya hanya bagi kerabat keluarga kerajaan?”pikir Ha Eung, Pejabat Lee bertanya ada memangnya dengan itu. Ha Eung mengatakan jika para penghibur dapat masuk, maka
tak masalah untuk tabib masuk ke istana. Jin Hyuk pun masuk ke dalam istana sendirian.

Para penghibur tadi memperlihatkan aktrasinya di depan Ibu Suri, nampak beliau sangat menikmatinya. Selesai memperlihatkan aksinya kepala penghibur menghampiri Ibu Suri, Ibu Suri memuji pertunjukan mereka. Beliau juga mempersilahkan para penghibur menikmati hidangan yang telah disediakan. Penghibur tadi mengucapkan terimakasih. Tetiba datang Pejabat Lee memperkenalkan tabib yang pernah diceritakannya yang tak lain adalah Jin Hyuk. Jin Hyuk memberi hormat pada Ibu Suri. Jin Hyuk mengingat catatan sejarah Ibu Suri di masa depan.
Ibu Suri Shin Jeong dari klan Jo. Dia adalah pemimpin klan Jo dari Poonyang. Bersama dengan Pangeran Heung Seon, dialah yang meruntuhkan kekuasaan klan Kim dari Andong, dan salah satu orang penting dalam sejarah Joseon.

Pejabat Lee dan Jin Hyuk menghadap secara Ibu Suri. Pejabat Lee melaporkan pada Ibu Suri penemuan obat baru dan ilmu pengobatan yang dimiliki Jin Hyuk. “Jika Yang Mulia menjadikannya orang dekat Anda, pasti akan sangat menguntungkan.” Ibu Suri tak langsung saja percaya, beliau bertanya kenapa bisa ada orang yang meninggal karena obat tersebut. Tetiba dayang memberitahukan kalau Tabib Kerajaan datang menghadap. Ibu Suri mempersilahkannya masuk.
Tabib Yoo menyapa Ibu Suri, Ibu Suri mengatakan kalau ia memanggil semuanya karena ia ingin tahu mana yang benar karena info dari Tabib Kerajaan dan Pejabat Lee saling berlawanan.
“Jika ini mengenai orang-orang yang meninggal karena obat yang dibuat di balai pengobatan, maka hal ini sudah diselidiki oleh pihak keamanan.”jawab tabib Yoo. Ia juga mengatakan kalau pihak keamanan sudah melarang pembuatan obat dan juga melarang balai pengobatan beroperasi. Ibu Suri menanyakan apakah semua itu benar. Jin Hyuk menjawab kalau sudah ada pasien yang terbukti sembuh dengan obatnya. “Jika memang obat itu berbahaya, dari awal saya tak akan memberikannya.”tambah Jin Hyuk.

Pejabat Lee menambahkan berkat obat itu juga istrinya sembuh.
“Meski lukanya sudah bernanah, ada beberapa kasus di mana penyakit itu dapat sembuh dengan sendirinya.”celetuk tabib Yoo dan juga mengatakan kalau itu keberutungan dari langit bukan karena ilmu pengobatannya. Tentu saja Ibu Suri tidak bodoh, beliau menyudutkan tabib Yoo dengan berkata bukankah tabib Yoo sudah melihat benjolan istri pejabat Lee dan mengatakan kalau penyakitnya tak bisa diobati dan tabib Jin lah yang membuangnya hingga bersih.
“Namun, ilmu pengobatannya itu tanpa dasar. Hamba takut jika ilmu hitam itu akan merusak nama baik keluarga kerajaan.”elak tabib Yoo. Ibu Suri paham dengan maksud tabib Yoo, dan alasannya juga masuk akal jadi mereka tak perlu membahas masalah itu lagi. Lalu Ibu Suri mempersilahkan semuanya pergi.

Di luar tabib Yoo menyindir Pejabat Lee yang mudah dimanfaatkan oleh Pangeran Heung Seon hingga menganggu suasana hati Ibu Suri gara2 membawa Jin Hyuk ke istana. Pejabat Lee hanya bisa menahan kesal, tetiba datang 2 orang dayang memberitahukan ada masalah. Ternyata kepala penghibur gegulingan menahan rasa sakit. Penghibur itu mengatakan kalau perutnya sakit sekali seperti disobek-sobek. Tapi tabib Yoo malah menyuruhnya diam, dan mengatakan mungkin saja itu sakit perut biasa lalu menyuruhnya membawa orang itu keluar istana. Penghibur itu memohon agar diselamatkan dan berusaha menarik jubah kebesaran tabib Yoo, namun ditepisnya. Tabib Yoo segera menyuruh membawa penghibur itu keluar. Tapi Jin Hyuk menahannya, ia segera memeriksa perut penghibur dan menekannya, penghibur nampak menahan sakit.
Otot perutnya sangat tegang seperti papan kayu. Ini kram otot! ( Ketegangan pada otot perut yang membatasi gerakannya saat terjadi peradangan akut di perut.)”. Jin Hyuk lalu bertanya sejak kapan dia merasakan sakit. Pengibur mengatakan sejak beberapa hari lalu dan ia merasakan sakit di ulu hati.

Tetiba datang Ibu Suri menanyakan apa yang terjadi. Tabib Yoo mengatakan kalau itu bukan apa-apa dan hanya sakit perut biasa. Sebaliknya Ibu Suri bertanya kenapa sekarang sakit perut padahal sebelumnya baik2 saja. Jin Hyuk yang terus memeriksa bunyi perut penghibur, menyuruh penghibur memiringkan badannya. Terdengar suara yang berbeda, tabib Yoo bertanya suara apa yang dimaksud.
“Di perutnya terdapat luka yang menyebabkan udara keluar. Saat kau berganti posisi, suaranya dapat berubah.”jelas Jin Hyuk, lalu ia bertanya apa sebelumnya penghibur pernah merasakan sakit atau nyeri di perut bagian atas?. Penghibur membenarkan ia merasa seakan perutnya disobek-sobek.
Tabib Yoo beralasan terkadang orang yang sering muntah atau diare menunjukkan gejala semacam itu. Ibu Suri bertanya pada Jin Hyuk apakah yang dikatakan tabib Yoo benar. Jin Hyuk menjawab kalau keadaannya tak bisa dianggap remeh karena sepertinya itu kebocoran lambung.

Tabib Yoo tak mengerti kata2 Jin Hyuk. Jin Hyuk menjelaskan kalau penyakit itu disebabkan lubang di dinding lambung, sehingga isi lambung keluar. Ibu suri bertanya apa Jin Hyuk bisa mengetahuinya hanya dengan menyentuh perut penghibur. Jin Hyuk mengiyakan dan mengatakan jika itu dibiarkan penghibur bisa meninggal. Ibu Suri dan pejabat Lee terhenyak mendengarnya.
“Yang Mulia Ibu Suri, tak perlu dengar omongannya lagi. Ini hanyalah gangguan pencernaan biasa, jika kita menusukkan jarum ke jarinya…”sela tabib Yoo, namun segera dipotong kepala dayang kalau mereka sudah mencobanya namun tak berhasil. Lalu Ibu Suri bertanya pada Jin Hyuk apakah ia tahu cara mengobatinya. Jin Hyuk mengiyakan tapi ia harus membedah perutnya dan menutup kebocorannya. Hal itu tentu saja membuat Ibu Suri terkejut.

Di Hwal Il Seo para tabib dan Young Rae sibuk bebenah. Tetiba datang utusan dari istana bertanya siapa yang bernama siapa Heo Kang dan menyuruhnya mengemasi alat2 pembedahan. Utusan itu juga menambahkan kalau ia harus ikut ke istana termasuk Young Rae.

Tabib Heo dan Young Rae segera dibawa ke istana, di luar gerbang Ha Eung menunggu dan menanyakan apakah mereka sudah mempersiapkan semuanya. Tabib Heo mengatakan sudah dan masih nervous tak percaya kenapa harus pergi ke istana Ibu Suri.
“Agassi, nasib balai pengobatan tergantung keberhasilan pembedahan ini. Kalian harus berhasil.”kata Ha Eung, Young Rae mengangguk.

Jin Hyuk mulai mengobati pasien dibantu tabib Heo dan Young Rae, sebelum dibius Jin Hyuk mencoba mengosongkan perut pasien dengan menyelang isinya dari hidung (?).
“Beraninya kau..membedah perut orang di dalam istana…!”seru tabib Yoo pada Jin Hyuk. Dan memohon pada Ibu Suri agar menarik perintahnya sebelum terlambat karena jika pasien meninggal akan menjadi aib besar bagi istana. Ibu Suri malah menyindir sepertinya tabib Yoo ingin pasien mati, tabib Yoo beralasan kalau ia hanya khawatir karena ilmu ilmu pengobatan Jin Hyuk terlalu kasar.
“Berkat pengobatannya yang kasar itu, kudengar nyawa Penasehat Kerajaan dapat tertolong. Ah, bukankah waktu itu kau juga ada di sana?”. Walau tersudut tabib Yoo tak menyerah, walau bagaimana pun sebagai Tabib Kerajaan ia tak punya pilihan lain selain mempertanyakan ilmu pengobatan Jin Hyuk jika pasien meninggal. Ibu Suri balik menekan tabib Yoo, bukankah pembedahan itu juga akan berpengaruh buruk untuknya. “Kita tunggu saja dulu, apa benar itu ilmu pengobatan atau sebuah ilmu sihir.”kata Ibu Suri.

Selesai isi perut dikeluarkan, Jin Hyuk akan memberikan obat bius namun pasien masih ragu dengan kemampuan Jin Hyuk. Pasien tak percaya dengan membedah perutnya akan menyelamatkannya, bukankah mengiris perut artinya kematian.
Jin Hyuk mencoba meyakinkan pasien dengan ibarat apa yang dilakukannya sama dengan keyakinan pasien mampu berjalan di atas tali. “Jika kau terjatuh dari tali itu, kau bisa terluka parah dan meninggal. Orang yang tak takut jika jatuh dari tali ternyata takut pada pembedahan kecil seperti ini. Aku mungkin tak memiliki kemampuan berjalan di atas tali, tapi aku punya keahlian dalam pembedahan. Tak perlu khawatir. Aku akan menyelamatkanmu.”kata Jin Hyuk menenangkan. Jin Hyuk bertekad dalam hati. Dan nyawa banyak orang yang bergantung pada balai pengobatan juga akan bergantung pada nyawamu. Aku harus menyelamatkanmu. Ibu Suri berpesan pada Jin Hyuk bahwa ia harus menyelamatkannya dengan segala cara jika tidak ia tak akan bisa menghindar tuduhan
menggunakan ilmu sihir untuk membunuh orang.

Pembedahan dimulai, di luar gerbang istana Ha Eung nampak gelisah mondar-mandir. Tabib Heo yang membantu Jin Hyuk membedah nampak gemetar ketakutan hahaha. Jin Hyuk berhasil membedahnya dan menemukan kebocoran lambung, ngilu lihatnya :D. Lalu Jin Hyuk menjahit lambung yang bocor tersebut dengan mengaitkan dinding perut dengan jaringan yang lebih besar untuk menutup lubangnya. Selesai menutup yang bocor Jin Hyuk menjahit perut bekas pembedahan tadi. Young Rae menyeka keringat Jin Hyuk yang mengalir. Pembedahan pun selesai, tabib Heo nampak lega. Ibu Suri segera menyuruh dayang memanggil Pangeran Heung Seon yang berada di luar istana. Tabib Yoo berusaha mengingatkan pelarangan kerabat kerajaan masuk istana tapi Ibu Suri tak mengubrisnya, karena ia menginzinkan Pangeran Heung Seon untuk urusan yang lain.

Pangeran Heung Seon masuk menemui Ibu Suri dan menyapanya. Di sana juga masih ada tabib Yoo, Jin Hyuk, tabib Heo dan Young Rae. Ibu Suri mempercayai kata2 Pangeran Heung Seon yang mengatakan Jin Hyuk tabib yang hebat.
“Hamba merasa tersanjung.”ucap P. Heung Seon. Ibu Suri mengatakan penghibur itu satu2nya yang memberinya hiburan di istana yang membuatnya sesak. “Jika bukan karena ilmu pengobatanmu, aku akan sangat menyesalinya.”kata Ibu Suri pada Jin Hyuk, Jin Hyuk hanya terdiam namun tabib Heo segera menyenggol Jin Hyuk agar menjawab perkataan Ibu Suri. Mungkin teringat ajaran Ha Eung Jin Hyuk menjawab seperti apa yang diucapkan P. Heung Seon tadi.
“Hamba merasa tersanjung, Yang Mulia.”jawab Jin Hyuk. Lalu Ibu Suri menanyakan pada Young Rae darimana ia belajar ilmu pengobatan.
“Hamba hanya mengikuti apa yang dilakukan Tabib Jin, belum pantas mendapat sanjungan Yang Mulia.”ucap Young Rae.

Tapi tetap saja Ibu Suri memuji Young Rae, beliau juga mengatakan pasti ada alasan lain yang membuat orang2 meningal karena jika ilmu pengobatan Jin Hyuk begitu hebat, sudah pasti obatnya juga sama hebatnya. “Namun, masalah itu sudah diselidiki pihak keamanan”sela tabib Yoo. “Memangnya kau ini kepala keamanan? Kenapa kau selalu membawa-bawa pihak keamanan setiap kali bicara?”potong Ibu Suri, mati kutu deh tabib Yoo, tabib Heo senyum2 lagi :XD. Kemudian Ibu Suri mengatakan kalau ia menarik kembali perintah penutupan balai pengobatan dan menyuruh Jin Hyuk menggunakan segala kemampuannya untuk menyelamatkan orang-orang. Jin Hyuk, dkk lega mendengarnya dan mengucapkan terimakasih diwakili tabib Heo.
“Untuk membalas kebaikan Yang Mulia ini, hamba ingin menyampaikan sesuatu.”ujar P. Heung Seon. P. Heung Seon menyarankan di ulang tahun Ibu Suri mendatang mereka mengadakan perjamuan dan P. Heung Seon sendiri yang akan mempersiapkannya.

Di Hwal Il Seo, tabib Heo menceritakan pujian Ibu Suri dan pembatalan penutupan Hwal Il Seo pada para tabib. Dan tentu saja ditambah-tambahi dengan karangannya sendiri hahaha.
Tentu saja mereka tak percaya, apaagi Ik Joo. Ik Joo mengatakan tabib Heo tak perlu berbohong lagi. “Aigoo, orang ini. Aku mengatakan yang sebenarnya!”kata tabib Heo, lalu mengatakan kalau mereka tak perlu khawatir lagi karena sudah ada perintah dari Ibu Suri. Jin Hyuk mengucapkan terimakasih pada Ha Eung yang duduk tak jauh dari mereka. Berkatnya mereka bisa membuka kembali Hwal Il Seo, “Kau ini bicara apa? Yang melakukan pembedahan itu kan kau.”elak Ha Eung.
Tabib Heo mendatangi keduanya dan mengatakan kalau Ibu Suri sepertinya sangat puas.
Ha Eung mengiyakan dan menambahkan kalau perjamuan mereka berhasil kepercayaan Ibu Suri akan semakin dalam.

Ha Eung segera pamit karena masih banyak urusan yang harus ia selesaikan. Jin Hyuk ingin menahannya namun diurungkannya. “Ha, orang ini, kenapa kau tak jadi bicara?”tanya Ha Eung.
“Mulai sekarang, segalanya akan berjalan lancar sesuai rencana Anda. Seperti… sekarang ini, hati Anda yang sangat mempedulikan nasib orang-orang di Joseon, tolong jangan lupakan hal ini.”kata Jin Hyuk. Ha Eung nampak berpikir dengan kata2 Jin Hyuk.

Menteri Kim dan antek2nya berkumpul, ia geram mendengar P. Heung Seon akan mengadakan perjamuan untuk Ibu Suri. “Tak hanya semua pegawai istana yang diundangnya, tapi juga semua cendekia dan pejabat daerah, agar perjamuan itu tampak hebat.”terang tabib Yoo. Bahkan semua kerabat kerajaan turut hadir. Menteri Kim mengatakan tujuan utamanya pasti untuk menunjukkan kedigdayaan keluarga kerajaan dan Ibu Suri.
“Terlebih lagi, perintah untuk menutup balai pengobatannya sudah dibatalkan. Ayah dan keluarga kita pasti menjadi bahan tertawaan.”sela Dae Gun. Dan sudah pasti setelah itu P. Heung Seon akan bebas keluar masuk istana tanpa undangan Ibu Suri. Tak kalah Beok Yi mengeluarkan pendapatnya, untuk mengadakan perjamuan akbar biaya dan persiapannya tak bisa dianggap remeh. Tapi, ‘keluarga kerajaan’ hanyalah nama, dengan uang apa mereka bisa membuat perjamuan besar. Dae Gun membenarkan dan meminta ayahnya memerintahkan Menteri Keuangan agar menggunakan berbagai alasan untuk membatasi akses keuangan mereka. Semua itu pupus, saat tabib Yoo mengatakan kalau P. Heung Seon akan bertanggung jawab untuk semua pengeluarannya. Tentu saja Dae Gun tak percaya mendengarnya jangankan untuk perjamuan untuk makan sendiri saja susah.

Bukan Ha Eung kalau tak punya seribu satu cara, ternyata ia bekerja sama dengan Pal Yi memberikan pinjaman para penjudi yang berkunjung ke gibang. Ilmu Ha Eung di salaryman dan giant kepake kayaknya hahaha. Choon Hong mengingatkan Pal Yi walaupun ia melakukan sesukanya tapi ia harus ingat memberikan jatah pemilik rumah dan pemilik tanah, karena sisanya masih cukup banyak. Pal Yi mengerti, Ha Eung ingin melihat catatan yang dibuat Pal Yi namun tetiba Young Hwi masuk dan menanyakan apa sebenarnya tujuan Ha Eung.
“Tak jelas awal mulanya, kau ini bicara apa?”tanya Ha Eung balik.
“Kudengar Pangeran Heung Seon sendiri yang akan bertanggung jawab atas perjamuan di ulang tahun Ibu Suri.” Ha Eung menyuruh Young Hwi duduk namun bukannya duduk Young Hwi malah mengatakan dengan uang itu mereka memberi makan ratusan bahkan ribuan orang yang kelaparan. Di saat seperti itu, kenapa Ha Eung malah mencari muka di depan Ibu Suri.
“Hati-hati dengan ucapanmu!”seru Ha Eung tak terima.
“Joseon yang Anda impikan…hanya seperti ini? Jawablah!”teriak Young Hwi tak kalah sengit.

Di Hwal Il Seo, Jin Hyuk sibuk membuat penisilin kembali ditemani Young Rae. Young Rae mengatakan mereka tak sia2 berjaga sepanjang malam dengan hasil yang mereka peroleh karena hasilnya lebih banyak dari sebelumnya. “Tapi, kenapa kau tak juga pulang?”tanya Jin Hyuk. Young Rae menjawab kalau ia akan pulang setelah ibunya mengampuninya. Jin Hyuk meminta maaf, Young Rae mengatakan kalau ia yang sudah memutuskan dan itu tak ada hubungannya dengan Jin Hyuk.
Tetiba datang Bo Nim, pelayan keluarga Hong mengatakan kalau nyonya Hong jatuh sakit. Otomatis Young Rae terkejut mendengarnya.

Kembali ke gibang, “Joseon yang kuimpikan…kau bilang hanya seperti ini?”hardik Ha Eung. “Meski kau punya uang, jika tanpa kekuatan, sama seperti membangun rumah di atas pasir. Dan juga, kekuatan tanpa uang itu seperti harimau ompong. Aku akan memiliki dua hal itu.” Young Hwi bertanya setelah Ha Eung mendapatkan semua itu apa yang akan ia lakukan.
“Myeong Bok, anakku Myeong Bok, aku akan menjadikannya Raja!”seru Ha Eung, yang membuat orang2 yang di sana terhenyak termasuk Young Hwi.

Thanks to IDWS & MINDS

Written & Capture image by Ari @ PelangiDrama

Posted only on PelangiDrama

DO NOT REPOST TO OTHER SITE/FP !!!