[Sinopsis K-Drama] Time Slip Dr. Jin Episode 11

~Time Slip Dr. Jin Episode 11~

Young Rae menatap besi panas dengan ketakutan, dia pun pingsan. Begitu juga dengan Jin Hyuk yang berkali-kali berteriak untuk menghentikan. Dan Kyung Tak memilih untuk pergi.
Dae Gun mendekati Jin Hyuk. “Karena itulah kau mengaku saja, Lee Ha Eung adalah orang dibalik ini semua!”

Begitu Kyung Tak keluar, ibu dan pelayan Young Rae mencegatnya, cemas keadaan putrinya. Sayang Kyung Tak dengan dingin hati mengatakan tidak ada hubungan dengan Young Rae sama sekali.

Tabib Yoo menemui Mentri Kim, menyampaikan bahwa keduanya sungguh keras kepala. Tidak ada yang mau mengaku. Tentu saja tidak mengaku, La wong merasa tidak bersalah. Mentri Kim tertawa marah. Bukan berita demikian yang ingin dia dengar. Tabib Yoo pun menyakinkan akan membuat keduanya buka mulut.
“Apa aku juga akan mendengar nama Pangeran Heung Seong?”
“Aku akan membereskannya,” balas Tabib Yoo kemudian pergi.

Pada saat itulah Kyung Tak masuk, melaporkan bahwa dia berhasil menangkap anak buah Mo Myoung Gae, ada raut yang disembunyikan Kyung Tak. “Apa yang terjadi dengan pimpinan mereka? Apa kau sudah tahu identitasnya?”

Kyung Tak berbohong, dia membalas belum tahu. Mentri Kim tak puas. Kyung Tak pun lalu memberanikan diri menanyakan kasus Ibu Suri.
“Kasus itu bukan tanggung jawabmu!”
“Saya merasa bukti-bukti dalam kasus ini masih belum jelas,” ujar Kyung Tak tak surut. Dan menyuruh untuk tidak memberikan belas kasihan walau itu bekas wanita yang dicintainya.

Melihat Young Rae yang menderita banyak luka, Jin Hyuk diliputi rasa bersalah dan penyesalan. Memintanya untuk meminta kain dan membersihkan lukanya. Young Rae malah meminta Jin Hyuk untuk tidak mencemaskannya.
“Dibandingkan dengan apa yang harus Anda alami, masalah kecil seperti ini bukanlah apa-apa.
Anda tersasar ke tempat asing seperti ini, dan harus mengalami penyiksaan yang tak semestinya.”

Merekapun diarak ke masing-masing penjara.

Tabib Yoo kembali dengan membawa saksi mata, tabib Ik Joo. Disertai berbagai ancaman, Ik Joo akhirnya buka mulut, mengatakan bahwa Jin Hyuk dan Young Rae bertemu secara rahasia dengan Pangeran Heung Seon.

Semuanya pun tertawa kegirangan.

Di kediaman Ha Eung, Kyung Tak menyeretnya dengan paksa. Ha Eung meronta-ronta, dan sebelum pergi dia hanya meminta satu hal kepada Myeong Bok agar tetap belajar apapun itu.

Ha Eung terus meronta tak terima, berusaha membujuk Kyung Tak bahwa semuanya tidak benar. Tidak adil bagi Jin Hyuk dan Young Rae. “Bukankah tugas seorang anggota keamanan untuk mencari tahhu apa yang tak diketahuinya? Nyawa tak berdosa dihabisi dengan tak adil.”
Kyung Tak acuh tak acuh.

“Kaulah satu-satunya yang dapat mencari kebenaran atas ketidakadilan ini, adalah kau!” teriak Ha Eung sembari diseret pergi.

Di sebuah kamar yang tertutup, Pal Yi memberikan kabar penting kepada Young Hwi bahwa ada seorang dayang yang mencurigakan dan kemudian hilang begitu saja. Mendadak anak buahnya datang tergopoh-gopoh berseru kalau Ha Eung telah ditangkap.

Semuanya terbelalak kaget. Sudah pasti Penasehat Kerajaan ikut terlibat dalam masalah ini! Ini kesempatan untuk menyingkirkan kerabat kerajaan yang menjadi duri baginya.

Young Hwi mencari akal agar dapat mengulur waktu agar pelaksanaan hukuman adiknya bisa ditunda. Dia harus menemukan dayang tersebut.

Ha Eung tak gentar, dia tetap menolak tuduhan yang dilemparkan Mentri Kim dan kroni-kroninya. “Apa yang begitu kau takutkan sampai-sampai kau memberiku tuduhan palsu seperti itu?”. Dae Gun ngotot bahwa Ha Eung bersalah, dan buktinya ada arsenik dalam jajanan yang diberikan Ha Eung pada ibu Suri, juga saksi mata.

Mentri Kim tak ambil peduli akan sikap Ha Eung, semua sudah kehendak Titah Paduka. Ha Eung tercengang, sejak kapan keputusan Mentri Kim menjadi Titah Paduka?
“Siapa yang sekarang menjadi penguasa di Joseon ini? Pikirkan baik-baik.” Mentri Kim tersenyum pongah.

Besok setelah matahari terbit ketiganya akan dihukum gantung.

Dilema, itu yang dirasakan Kyung Tak. Ia teringat kata2 Ha Eung kalau ialah satu2nya yang dapat mencari kebenaran atas ketidakadilan yang menimpa Ha Eung. Kyung Tak juga teringat pesan Young Hwi untuk menjaga Young Rae. Kegalauannya buyar manakala sebuah pedang siap menghunus lehernya. Dan ternyata yang mengarahkan pedang itu Young Hwi. Kyung Tak bertanya apa Young Hwi datang untuk membunuhnya atau menyerahkan diri. Young Hwi berkata kalau ia datang untuk menyelamatkan Young Rae. “Sebagai pimpinan penjahat, kau sungguh sangat menyayangi adikmu. Aku tersentuh.”ucap Kyung Tak tanpa ekspresi. Young Hwi bertanya apa Kyung Tak akan membiarkan Young Rae mati dengan tak adil karena keluarganya berusaha membunuh adiknya. Kyung Tak balik bertanya kenapa Young Hwi berusaha membunuh ayahnya. Walau bagaimanapun Mentri Kim adalah ayah Kyung Tak.

Tak ingin berkelahi dengan Kyung Tak, Young Hwi hanya memohon agar Kyung Tak mau menyelamatkan Young Rae. Kyung Tak kembali bertanya apa Young Rae tahu identitasnya, Young Hwi hanya terdiam.
“Kau telah menipu teman dan keluargamu. Bahkan orang macam aku pun tak berani berbuat seperti itu.” Kyung Tak menyayangkan dengan keberanian sebesar itu ia hanya menjadi pimpinan perampok. Sebelum mati Kyung Tak ingin tahu satu hal, apa yang membuat Young Hwi membuang alat tulis dan berganti menggenggam pedang?.

“Aku berusaha mengubah…dunia penuh borok yang diciptakan oleh keluargamu.”jawab Young Hwi dingin. Kyung Tak berkata kalau itu dunia yang berusaha ia jaga, Young Hwi menimpali oleh sebab itu ia tak berusaha mengajak Kyung Tak lagi. Kyung Tak mengatakan kalau ideologi Young Hwi sudah salah, maka jalan yang ia tempuh juga salah. Young Hwi menyuruh Kyung Tak diam, “orang-orang yang menjadi tuli akan penderitaan orang lain, dan kau yang setia kepada mereka, apa bedanya aku denganmu?”elak Young Hwi.
“Jadi, menurutmu tak apa-apa mengkhianatiku yang sudah begitu mempercayaimu?”.
Young Hwi balik bertanya apa menjebak adiknya juga benar. “Kau tak tahu apa-apa tentangku, sama halnya aku yang tak tahu apa-apa tentangmu. Jadi selama ini kita teman semacam itu?”tanya Kyung Tak lemah.

Young Hwi pun menarik pedangnya dan menyerahkan diri. Permintaan terakhirnya sebagai teman ia ingin Kyung Tak menyelamatkan Young Rae. Kyung Tak menyuruh Young Hwi segera meninggalkannya jika ingin menyelamatkan adiknya dan berpesan agar tak muncul lagi dihadapannya. “Ingatlah, jika kau berani muncul di hadapanku lagi, maka pedangku yang akan menyayatmu tanpa ampun.”ujarnya.

Kyung Tak pun menyuruh anak buah kepercayaannya melakukan penyelidikan ulang dengan diam2. Malam itu juga mereka harus menemukan siapa saja yang berhubungan dengan makanan Ibu Suri.

Di dalam penjara, Ha Eung meminta maaf pada Jin Hyuk. Ha Eung merasa bersalah, gara2 dirinya Jin Hyuk harus mengalami itu semua. Jin Hyuk berkata kalau itu bukan salah Ha Eung tapi salah orang-orang yang ingin mencelakai dan membunuh orang yang tak berdosa. Ha Eung bertanya apakah semuanya akan berakhir seperti itu?. “Usahaku untuk mengubah Joseon dengan kekuatanku sendiri…Apa itu hanya harapan palsu?”.
Jin Hyuk menjawab bukan, karena takdir Ha Eung bukan seperti yang terjadi saat ini. Ha Eung mengatakan perkataan Jin Hyuk sungguh aneh, seakan-akan ia sudah mengetahui takdirnya. Ha Eung merasa kasian pada Young Rae yang ikut dimasukkan ke penjara, jika saja ia hidup seperti wanita Joseon pada umumnya semua itu tak akan terjadi padanya.

Ny. Hong datang mengunjungi putrinya bersama Bu Nim. Young Rae bertanya bagaimana bisa ibu datang ke sana. Bu Nim menjawab kalau ibunya terus memohon kepada sipir penjara agar diperbolehkan masuk. Ny. Hong nampak frustasi dengan musibah yang dialami putri semata wayangnya. Young Rae mengkhawatirkan keadaan ibunya, namun ibunya berkata kalau dirinya sangat sehat. Young Rae senang mendengarnya, ia sangat bersyukur.
Ny. Hong mengatakan itu semua berkat jajanan yang dibuatnya. Young Rae terhenyak ibunya tahu kalau jajanan itu dibuatnya. Tentu saja Ny. Hong tahu walau bagaimana 20 tahun ia telah membesarkan Young Rae jadi sudah tahu pasti masakan putri kesayangannya. Young Rae terharu mendengar kata2 ibunya.
“Jika kutahu ini akan terjadi, aku pasti akan mengizinkanmu hidup sebagaimana yang kau inginkan.”kata Ny. Hong.
“Ibu pasti masih kesal dengan putrimu ini.”
“Anak mana yang tidak membuat kesal orang tuanya? Tetap saja, tak ada anak yang tak bisa dimaafkan.”jawab Ny. Hong menenangkan Young Rae, Young Rae tak kuasa menahan tangisnya.

Anak buah Kyung Tak yang disuruh menyelidiki kasus keracunan Ibu Suri tiba datang melapor pada Kyung Tak yang telah menunggu dengan gelisah. Anak buahnya melaporkan kalau dayang istana yang bertugas mengurus hidangan untuk Ibu Suri menghilang berikut piring tempat jajanan juga tak dapat ditemukan. Kyung Tak pun segera menyuruh anak buahnya itu mencari dayang yang hilang tersebut, bagaimanapun caranya ia harus menemukan dayang itu. Anak buahnya bergegas pergi.

Keesokannya, Ha Eung, Jin Hyuk dan Young Rae disiapkan menerima hukumannya.

Begitupula anak buah suruhan Kyung Tak datang melaporkan telah menemukan dayang istana yang hilang. Kyung Tak pun bergegas ikut menemui dayang itu karena ia ingin mengatakannya langsung pada Kyung Tak.
Dayang yang hilang bersiap bunuh diri dengan pisaunya, Kyung Tak menenangkannya karena ia yang mengirim orang untuk mencarinya. “Lalu, apa Anda Mayor Kim Kyung Tak dari keluarga Penasehat Kerajaan?”tanya si dayang. Kyung Tak mengiyakan. Dayang itu pun memohon agar diselamatkan. Kyung Tak pun menyuruh dayang itu mengatakan yang sebenarnya. Si dayang mengatakan kalau ia hanya melaksanakan apa yang diperintakan Penasehat Kerajaan padanya. Tentu saja itu membuat Kyung Tak terkejut sekaligus tak percaya.

Dengan gemetar dayang itu menjelaskan kalau Penasehat Kerajaan menjanjikan kekayaan jika
ia menambahkan arsenik di piring Ibu Suri. Kyung Tak pun menanyakan apakah dayang itu masih memiliki piringnya, si dayang pun menyerahkan piring bukti tempat jajanan yang mengandung arsenik. Dan sayang sekali untuk menyelamatkan Young Rae dan ayahnya Kyung Tak membunuh dayang itu. Kyaaaa tidakkk my hero jadi jahat gitu hahaha, tenang masih ada pangeran es balok yang tak kalah sadis :P.

Hukuman gantung siap menanti Ha Eung, Jin Hyuk dan Young Rae. Ketiganya siap digantung di tengah kota. Pal Yi, Choon Hong dan tabib Heo yang melihatnya nampak gelisah. Jin Hyuk teringat sejarah yang seharusnya terjadi. “Tak mungkin…Masih satu tahun lagi sampai masanya Pangeran Agung Heung Seon mengambil alih kekuasaan. Namun jika beliau meninggal di sini…Tidak, beliau tak boleh meninggal begitu saja.” Tetiba Young Rae menanyakan dunia lain yang pernah Jin Hyuk ceritakan, yang ada dirinya yang lain hidup dengan kehidupan yang benar-benar berbeda. Jika memang seperti itu Young Rae ingin bertemu Jin Hyuk kembali namun sebagai orang lain bukan sebagai dirinya yang sekarang, tapi apakah mereka bisa saling mengingat?.
“Dunia yang lain?”tanya Ha Eung ikut nimbrung. “Kedengarannya sangat indah.” Ha Eung menambahkan jika memang ada dunia lain, ia ingin terlahir sebagai Raja di tempat itu. Sehingga, semua rakyat dapat hidup makmur, dan ia dapat membangun Joseon yang baru. Ha Eung pun menyebut Jin Hyuk sebagai peramal dan bertanya apakah ia bisa mewujudkannya. Jin Hyuk menjawab tidak dan berkata, “seharusnya tidak seperti ini. Pasti ada yang benar-benar salah.”

Dae Gun menyerukan kalau Ha Eung, Jin Hyuk dan Young Rae dihukum karena telah melecehkan pengadilan kerajaan dan berkhianat pada negara. Ia pun menyuruh para penjaga mulai menggantung mereka.
Dengan sisa kekuatan yang dimiliki Ha Eung berseru sebagai kerabat kerajaan ia ingin menyampaikan pesan terakhir untuk Mentri Kim. Mentri Kim mempersilahkan.
“Kau pikir, bagaimana kau akan tercatat dalam sejarah nanti? Seorang hamba yang setia, atau hamba yang tak setia?”tanya Ha Eung. Ha Eung menambahkan kalau Mentri Kim lebih mementingkan klan Kim Ahn-Dong daripada rakyat dan negaranya. Jika ia yang menulis sejarahnya ia akan menuliskan kalau Mentri Kim tokoh utama dibalik kehancuran negerinya, warga yang paling berkhianat di zaman itu. Dae Gun tentu tak terima, sementara Mentri Kim hanya tersenyum. “Dengarkan baik-baik, Tuan…! Keturunan dan anak cucumu akan menanggung malu selama beberapa generasi!”. Mentri Kim hanya tertawa mendengar dan mengatakan kalau Ha Eung tak terlalu pintar.
“Sejarah merupakan kata-kata dari siapa yang berkuasa, bukan dari pecundang sepertimu. Penguasa seperti akulah yang akan menulisnya.”ucapnya. Mentri Kim juga berkata kalau ia juga akan mencatat sejarah Ha Eung sebagai seorang keluarga kerajaan yang bertingkah seperti anjing. Dae Gun pun segera melaksanakan hukuman. Teman2 Ha Eung nampak khawatir dan cemas melihat Ha Eung, Jin Hyuk dan Young Rae makin terlilit lehernya.
Tetiba datang utusan dari kerajaan membawa titah Raja untuk menghentikan hukumannya. Karena mereka tak terbukti bersalah. Teman2 Ha Eung terharu senang.

Penasehat Kerajaan dan para pejabat istana lainnya berikut kroni2nya segera melakukan rapat segera. Pejabat Lee pun mengatakan kalau Ha Eung dkk bukan pelakunya, Beok Yi bertanya apa maksudnya. Dae Gun menambahkan sudah jelas merekalah yang menghadiahkan jajanan itu untuk Ibu Suri. Pejabat Lee mengeluarkan piring sebagai bukti dan berkata,”penyebabnya bukan jajanannya, tapi ini.” Piring itu yang digunakan untuk menyajikan jajanan untuk Ibu Suri. Pejabat Lee pun memberi isyarat tabib Yoo untuk menjelaskan. Tabib Yoo mengatakan kalau racun arsenik telah di temukan di piring itu. “Jadi, bukan jajanannya yang beracun, tapi racunnya ada di piring, lalu menempel di jajanan.”ujar Pejabat Lee. Dae Gun berpendapat bisa saja itu semua Ha Eung dkk yang melakukannya, didukung Beok Yi. Tak ingin Ha Eung dituduh terus, Pejabat Lee mengatakan kalau pelaku yang menaruh racun di piring adalah dayang yang membawa piringnya ke meja ditambah dayang tersebut telah mengakui kejahatannya sendiri.

Sakit terkejutnya takut ketahuan, Dae Gun segera bertanya apakah Pejabat Lee sudah menemukan dayang itu dan ada lagi yang dikatakannya. Pejabat Lee memperhatikan ekspresi Mentri Kim dan berkata kalau si dayang memilih bunuh diri saat penjaga tidak memperhatikannya.
Dae Gun dan Beok Yi tentu saja senang mendengarnya walau tak diperlihatkan secara nyata.
“Kita hampir saja membunuh orang yang tak bersalah. Meski Baginda Raja telah bertitah agar kita langsung membebaskan mereka”seru Pejabat Lee. Mentri Kim berpura-pura ikut curiga tak mungkin seorang dayang istana melakukan kejahatan besar seperti itu sendirian. Pasti ada orang lain di belakang semua itu. Beok Yi dan Dae Gun ternganga dengan pernyataan Mentri Kim. Mentri Kim bertanya apa Pejabat Lee belum menemukan siapa dalangnya, Pejabat Lee hanya menatapnya sinis.

Young Rae dipapah Jin Hyuk keluar dari Pochang. Bu Nim segera dan ibunya segera menghampiri mereka.
Ny. Hong bersyukur puterinya selamat. Young Rae mengatakan mereka bisa keluar dengan mudah karena Jin Hyuk sudah menyelamatan nyawa Ibu Suri. Dan Jin Hyuk juga yang mengajarkan cara membuat jajanan yang diberikan pada ibunya. Ny. Hong tersenyum, dan menyuruh Jin Hyuk kapan2 mampir ke rumah mereka.
“Kapan-kapan mampirlah. Akan kuhidangkan makanan untukmu. Kau pasti mengalami banyak siksaan.”ujar Ny. Hong dengan nada bersahabat pada Jin Hyuk. Jin Hyuk mengucapkan terimakasih atas tawarannya. Bu Nim segera mengajak Ny. Hong pulang membawa Young Rae. Keduanya pun memapah Young Rae.

Sementara Jin Hyuk dijemput tabib Heo, tabib Heo segera menanyakan keadaan Jin Hyuk. Jin Hyuk menjawab kalau ia baik2 saja. Tabib Heo nampak marah dengan Ik Joo yang menyebabkan Jin Huk seperti itu.
Tabib Heo pun mengatakan kalau ia mencemaskan Pangeran Heung Seon yang diasingkan ke pulau Guhjae.
“Orang-orang Ahn Dong Kim itu! Mereka ingin menghabisi semua kerabat kerajaan!”ucap tabib Heo sengit.
“Pengasingan Pangeran Heung Seon. Sejarah ini akan bermuara ke mana? Ke mana?”batin Jin Hyuk.

Ha Eung dibawa menuju ke pengasingan, istri dan anaknya mengejar memanggil-manggilnya.
“Ayah!”panggil Myeong Bok.
“Lihatlah baik-baik keadaan ayahmu ini!”pesan Ha Eung, Myeong Bok terus memanggil ayahnya.
“Jangan sampai kau lupa apa yang terjadi jika kau tak punya kekuasaan! Kau harus terus mengingatnya!”seru Ha Eung. Ha Eung teringat saat ia mengajari Myeong Bok.

Flashback,
Ha Eung bertanya pada anaknya, di dunia ini apa yang paling tinggi. Myeong Bok dengan mantap menjawab langit.
Ha Eung kembali bertanya kalau di Joseon apa yang paling tinggi. Dengan pasti Myeong Bok menjawab rakyat.
“Lalu, bagaimana kau harus memperlakukan rakyat negara ini?”tanya Ha Eung.
“Mereka harus diperlakukan seperti langit.”
Flashback End,

Dalam hati Ha Eung berharap Myeong Bok selalu ingat ajarannya.

Jin Hyuk dan Young Rae dijamu Pejabat Lee di gibang ditemani Choon Hong. Jin Hyuk menanyakan keadaan Ibu Suri. Pejabat Lee mengatakan karena faktor usia, tubuh Ibu Suri masih lemah jadi beliau masih istirahat di tempat tidur, tapi Jin Hyuk tak perlu khawatir. Tak lama lagi, Ibu Suri akan pulih. Jin Hyuk mengiyakan.
“Beruntung sekali, akhirnya kalian terbukti tak bersalah. Jika nanti kesehatan Ibu Suri sudah kembali, beliau tak akan lupa membalas jasa kalian.” ujar Pejabat Lee. Jin Hyuk pun bertanya bagaimana mereka terbukti bersalah. Pejabat Lee menjawab kalau seseorang menemukan keberadaan dayang istana dan menyerahkan barang buktinya.
“Siapa yang menemukannya?”tanya Jin Hyuk. Pejabat Lee nampak berpikir menjawabnya, Choon Hong mengatakan yang menemukannya Kyung Tak. Jin Hyuk tak mengerti maksud Choon Hong. “Kudengar dia sendiri yang membawa barang buktinya.”terang Choong Hong. Pejabat Lee berkata hidup Kyung Tak bisa dalam bahaya jika Penasehat Kerajaan mengetahuinya.
“Sepertinya dia ingin menyelamatnya hidup agassi. Perasaannya kepada agassi begitu besar sehingga ia rela mempertaruhkan hidupnya.”kata Choon Hong. Young Rae nampak merasa tak enak.

Dan benar saja, Dae Gun dan Mentri Kim mengetahuinya. Dae Gun menendang Kyung Tak hingga tersungkur. Kyung Tak membela diri, ia tak puas dengan beberapa fakta kasus itu, sehingga ia ingin menyelidikinya lagi.
Dae Gun kembali menendang Kyung Tak. Nani kore, ni orang nendang2 my hero ampe 2x tak bbq juga ni #terispirasi Yozheng ~esmosi.
“Hanya untuk menyelamatkan wanita itu,kau telah menikam keluargamu dari belakang.”maki Dae Gun.
“Saya memang pantas mati. Mohon ampuni saya, Tuan Besar.”pinta Kyung Tak, Dae Gun akan kembali menendang Kyung Tak namun dihentikan ayahnya. Mentri Kim mengambil pistol Kyung Tak dan berkata, “kekuatan yang telah dibangun keluarga kita selama 60 tahun…hampir saja hancur karena orang sepertimu.”
Kyung Tak beralasan ia hanya berusaha menyelamatkan keluarga. Mentri Kim bertanya apa itu bentuk kesetiannya pada keluarganya. “Mana mungkin saya berani membohongi Anda…”

Jika memang benar begitu, Mentri Kim menyuruh Kyung Tak bunuh diri dengan pistolnya. Mentri Kim memberikan pistol yang diambilnya tadi. Dengan tanpa takut dan mematuhi perintah ayahnya, Kyung Tak mengambil pistol dan menondongkannya ke kepalanya sendiri. Sebelum menarik pelatuknya Kyung Tak menyampaikan pesan terakhirnya, “Tuan Besar…Hamba yang bodoh ini mengucapkan salam terakhir untuk Anda. Semoga Anda sehat selalu dan panjang umur.” Setelah berkata seperti itu, Kyung Tak segera menarik pelatuknya, Dae Gun terhenyak tak percaya. Dan sayang sekali pistol itu tak mengeluarkan peluru karena ternyata pelurunya sudah diambil Mentri Kim. “Aku telah mengetahui kesetiaanmu. Tapi, kau harus tetap mendapat hukuman atas masalah ini.”kata Mentri Kim. Kyung Tak pun dilepas jabatannya di Pochang dan dikirim ke pinggiran kota. Dae Gun mengejar ayahnya, sementara Kyung Tak masih syok atas apa yang dilakukannya.

Dae Gun masih tak rela Kyung Tak hanya menerima hukuman seperti itu seharusnya ayahnya juga mengusir Kyung Tak. “Dia memiliki hati yang jujur. Setidaknya keluarga ini perlu memiliki seorang yang seperti dia.”elak ayahnya. Bagaimanapun juga Kyung Tak hanya anak selir, Dae Gun bertanya apa ayahnya melindunginya karena Kyung Tak anak kandungnya. “Dasar bodoh.”maki Tuan Kim. “Ada istilah, teh beras panas yang tak beruap justru jauh lebih panas. Jika orang semacam itu sedang marah, dia akan jauh lebih menakutkan. Suatu hari nanti, dia pasti dapat kita manfaatkan.” Ya ampun, kasian kali Kyung Tak, ayah yang dibelanya mati2an hanya menganggapnya begitu 😦

Young Rae melihat Kyung Tak yang menaiki kuda dengan lesu. Young Rae yang sudah mendengar dari Choon Hong kalau ia yang menyelamatkannya berusaha memanggil. Namun tak sepatah kata pun terucap.

Di gibang, masih ada Jin Hyuk dan Choon Hong. Jin Hyuk bertanya apa yang akan terjadi pada P. Heung Seon. Choon Hong mengatakan sudah pasti orang2 tak akan berhenti begitu saja, sebelum Ibu Suri pulih mereka pasti melakukan segala cara untuk melenyapkan P. Heung Seon. “Tapi…”,ucap Jin Hyuk, belum sempat menjelaskan Choon Hong segera memotongnya.
“Tentu saja, sudah seharusnya tak seperti ini. Beliau bukanlah seseorang yang seharusnya meninggal begitu saja. Kau lebih tahu soal itu daripada orang lain, Tabib Jin.” Jin Hyuk bertanya apa maksud Choon Hong, namun Choon Hong hanya diam saja. Jin Hyuk pun mendesaknya. “Waktu itu, kau juga bilang, aku akan terluka jika aku terus berdekatan dengan agassi. Bukan hanya itu, kau juga bilang bahwa dia bukanlah orang yang selama ini kukenal.”
“Lalu, kenapa Anda tak mendengarkan nasihat saya?”tanya Choon Hong. Karena apa yang Choon Hong katakan terbukti sekarang. “Kau tahu sesuatu. Benar, kan?”selidik Jin Hyuk.
“Apa yang Anda bicarakan ini? Bahwa Anda datang dari masa depan yang jauh?”tanya Choon Hong, Jin Hyuk terhenyak mendengarnya, ia menyadari Choon Hong tahu sesuatu.

Seperti biasa, Mentri Kim berkumpul bersama kroni2nya. “Saya tak pernah mengira Anda begitu perhitungan.”puji tabib Yoo. Saat Mentri Kim menanyakan siapa dalangnya, hati tabib Yoo serasa penuh sesak. Mungkin jantunyanya mau copot, kok sampai Mentri Kim tanya begitu padahal Mentri Kim tahu yang ngasih ide itu tabib Yoo.
“Dalam permainan catur Korea saja, kau harus mengalah untuk hal kecil demi mendapat kemenangan besar. Kau harus memisahkan mana bidak yang penting dan bidak yang tak penting.”ujar Mentri Kim. Maksudnya membuang urusan yang sepele, maka akan menang besar. Beok Yi membenarkan, dan memuji strategi mengasingkan Lee Ha Eung.
“Benar sekali. Biar dia menghabiskan sisa hidupnya di sana, hingga membusuk.”tambah Dae Gun. Tapi Mentri Kim memiliki pemikiran lain, ia tak akan membiarkan Ha Eung tetap hidup. Sebelum Ibu Suri pulih, mereka harus membereskannya. Dan itulah alasan kali ini, Mentri Kim memanggil kroni2nya. Tabib Yoo mempersilahkan Mentri Kim mengungkapkan rencananya. “Kirimkan racun untuknya. Aku akan menggunakan kekuasaanku di mahkamah dan tiga Mentri untuk mendorong Baginda Raja agar menurunkan titahnya.” Sebelum Pangeran Heung Seon sampai di pulau, petugas eksekusi kerajaan harus sudah menyusulnya. Tabib Yoo menerima perintah Mentri Kim. “Bayi macan yang bahkan belum mengasah cakarnya, tak bisa dibiarkan hidup.”kata Mentri Kim.

Kembali ke gibang, Jin Hyuk bertanya bagaimana Choon Hong tahu semua itu dan siapa sebenarnya dia?. “Anda belum tahu juga? Seiring waktu, nanti Anda juga mengetahuinya.”jawab Choon Hong. Tapi Jin memaksa minta penjelasan. “Itulah sebabnya saya meminta Anda untuk mendengarkan saya. Sayalah satu-satunya orang yang dapat memahami Anda.”seru Choon Hong, Choon Hong bangkit hendak pergi namun Jin Hyuk menahannya.
Ia bertanya apa Choon Hong tahu bagaimana ia bisa kembali.
“Jika Anda mengembalikan segalanya kembali ke asalnya…”. Jin Hyuk tak mengeri maksud Choon Hong. “Anda datang ke tempat yang tak semestinya Anda datangi. Dan kesalahan terbesar yang Anda lakukan di sini adalah menyelamatkan Penasehat Kerajaan, Kim Byung Hee.”jelas Choon Hong. Jin Hyuk teringat keegoisan Mentri Kim dan saat2 ia menyelamatkannya.
“Siapa itu Penasehat Kerajaan Kim Byung Hee? Dia telah memimpin Klan Anh Dong Kim selama 60 tahun. Mereka akan melakukan segala cara untuk menjaga kekuasaannya.”ungkap Choon Hong. Jika Jin Hyuk tak menyelamatkannya, tentu saja P. Heung Seon tak akan mengalami kejadian ini.
“Jadi maksudmu…”tanya Jin Hyuk. Choon Hong bertanya apa Jin Hyuk juga belum paham. Jika Jin Hyuk tak menyelamatkan Mentri Kim masa depan Pangeran Heung Seon dapat berubah. Yang berarti sejarah juga akan berubah. Segalanya berubah sejak kedatangan Jin Hyuk, jadi Jin Hyuk harus mengembalikannya seperti sedia kala. Bukan hanya sejarah yang harus Jin Hyuk kembalikan seperti semula tapi juga hati Young Rae.
Mungkin maksudnya jika Jin Hyuk tak menyelamatkan Mentri Kim, sejarah akan berjalan sesuai semestinya P. Heung Seon menjadi Raja namun karena Mentri Kim diselamatkan jadi sejarah sedikit berubah.

Jin Hyuk tiba di balai pengobatan dengan gontai dan tak bersemangat. Dilihatnya Young Rae sedang mengecek obat. Jin Hyuk bertanya apa yang dilakukan Young Rae. Young Rae beralasan melakukan itu karena ia tak bisa tidur. Jin Hyuk bertanya apa itu karena Kyung Tak. Young Rae bukannya menjawab ia malah mengalihkan pembicaraan ke obat yang diceknya. Jin Hyuk teringat kata2 Choon Hong yang menyuruh mengembalikan hati Young Rae. Jin Hyuk memanggil Young Rae, dan memintanya untuk kembali. Young Rae yang tak mengerti dan bertanya kembali kemana? Jin Hyuk mengingatkan betapa besar kepedulian Kyung Tak pada Young Rae, Young Rae ingin menjelaskan namun dipotong Jin Hyuk. Jin Hyuk berkata kalau mengobati orang lain bukanlah pekerjaan yang bisa dilakukan sembarang orang. Dan bukan tugas yang mudah terutama bagi wanita di masa itu.

“Saat aku membaca buku sejarah, tak ada catatan seorang wanita yang memiliki kemampuan pengobatan yang hebat.”cerocos Jin Hyuk. Young Rae mempercayai kata2 Jin Hyuk karena ia datang dari masa depan, tapi tetap saja itu alasan yang tepat untuk melarangnya. Jin Hyuk bersikeras agar Young Rae mendengarkan kata2nya.
Young Rae bertanya apa Jin Hyuk terganggu dengan keberadaannya?. Jin Hyuk mengiyakan.
“Bukankah aku pernah bilang, jika kau terlihat mirip dengannya? Setiap kali aku melihatmu, aku selalu memikirkannya. Aku merindukannya. Tapi kau bukan dirinya.”

Young Rae tiba di halaman rumahnya, ia terduduk di luar mengingat kata2 Jin Hyuk yang mengatakan dirinya bukan Mi Na. Sementara Jin Hyuk juga galau mengingat pertanyaan Young Rae apa ia terganggu dengan keberadaannya. Bu Nim segera menghampiri Young Rae begitu melihatnya. Bu Nim segera memberitahukan kalau ibunya bersiap berkemas untuk menemui Young Hwi. Bu Nim pun menjelaskan kalau Young Hwi pergi meninggalkan Hanyang dan memberikan surat peninggalan Young Hwi pada Young Rae. Young Rae segera membaca surat kakaknya yang berisi kalau ia ke kuil tempat pamannya untuk fokus belajar dan berpesan agar ibunya memaafkan Young Rae. Bu Nim pun menceritakan keadaan saat Young Hwi pergi meninggalkan rumah. Young Hwi pergi dalam keadaan lengan terluka parah. Young Rae bertanya seberapa parah, Bu Nim menjawab tak tahu tapi ia melihat Young Hwi membungkuk memberi hormat seakan tak akan kembali lagi. Young Rae bertanya apa Bu Nim menceritakan semua itu pada ibunya, Bu Nim menjawab tentu saja tidak.

Young Rae bergegas menemui ibunya dan bertanya apa ia akan mencari kakaknya.
“Di kehidupanku sebelumnya, pasti aku melakukan dosa besar. Satu anak sudah kembali, ganti yang lain yang membuatku bersedih.”keluh ibunya. Young Rae pun memutuskan ia dan Bu Nim saja yang pergi. Ny. Hong melarang karena jalan ke sana tak mudah. Oleh sebab itu, Young Rae beranggapan sebaiknya ia saja yang pergi.
“Kakak akan senang melihatku sudah bebas. Tak usah cemas, aku akan menemuinya dan membawanya kembali.”ucap Young Rae. Young Rae bertanya di mana kuilnya berada. Ny. Hong mengatakan letak kuilnya di daerah Jinjoo.

Di balai pengobatan, Tabib Heo memarahi dan memaki Ik Joo yang berhasil di tangkapnya karena berkeliaran di sekitar Hwal Il Seo. “Semua ini kau pelakunya! Kau yang menyebabkan kebakaran, dan membocorkan keberadaan Gae Yang di sini! Beraninya kau perlihatkan mukamu di sini?!”maki tabib Heo. Ik Joo meminta maaf, ia mengakui kesalahannya. Ia berbuat seperti itu karena sudah dibutakan oleh uang, karena ibunya sedang sakit dan anak2nya masih kecil. “Apa gunanya mengatakan itu semua? Airnya sudah terlanjur tumpah.”ujar tabib Heo kesal, gara2 Ik Joo P. Heung Seon diasingkan. “Apa yang akan kau lakukan, ha?”. Oleh sebab itu Ik Joo datang untuk memberitahukan kalau P. Heung Seon akan dihukum mati dengan racun. Jin Hyuk dan tabib Heo terperangah dibuatnya. Ik Joo menjelaskan belum lama mereka mengambil racun yang disiapkan oleh Rumah Sakit Kerajaan dan petugas eksekusi kerajaan baru saja berangkat. Jin Hyuk kembali teringat kata2 Choon Hong. Jin Hyuk bergegas mencari kuda.

Petugas pembawa racun dalam perjalanan menyusul rombongan P. Heung Seon. Sementara P. Heung Seon sudah sampai di sebuah desa.

Jin Hyuk dan Pal Yi berusaha menyusul dengan kuda sementara Beok Yi anak buah Pal Yi berlari wkwkw.

“Apa menurutmu mereka dapat menyelamatkan Tuan Lee?”tanya Choon Hong pada gisaeng temannya. Temannya berkata mereka serahkan saja pada takdir.
“Tidak.”jawab Choon Hong yakin. “Kadang, ada hal lain yang jauh lebih kuat daripada takdir. Yaitu kemauan manusia.”

Di kediamannya Mentri Kim dan kroni2nya, merayakan keberhasilan mereka mengirimkan racun pada P. Heung Seon. Tabib Yoo menanyakan pada Mentri Kim apa yang akan dilakukannya pada Jin Hyuk. Ia menyarankan Jin Hyuk juga dilenyapkan. “Apa susahnya melenyapkan seorang tabib? Yang disayangkan itu kemampuannya yang hilang percuma.”ujar Mentri Kim, yang membuat tabib Yoo manyun hahaha.
“Makanya itu, dia sungguh membuatku kesal. Jika dia menggunakan kemampuannya untuk klan kita, sudah pasti dia bisa menjadi tabib kerajaan!”sahut Dae Gun. Tabib Yoo terlihat kesal dengan pernyataan Dae Gun, ia pun mengatakan kalau Jin Hyuk tidak layak menjadi tabib kerajaan dengan ilmu sihirnya.
“Meski Tabib Kerajaan mengatakan itu ilmu sihir, bukankah dia sendiri yang menyelamatkan Ibu Suri dengan ilmu itu?”sindir Mentri Kim, tabib Yoo mencoba menyanggah namun Mentri Kim tetap mengakui kehebatan ilmu pengobatan Jin Hyuk. Tapi itu jugalah yang membuatnya semakin berbahaya.

Ha Eung miris melihat keadaan rakyat di tempat yang mereka singgahi, Ia pun bertanya pada salah satu rakyat yang melewatinya. “Hei, di mana ini? Kenapa begitu banyak kematian di kota ini?”tanyanya.
“Ini Jinjoo.” Ha Eung tak percaya mendengarnya Jinjoo yang dikenal sebagai daerah yang subur sekarang ada banyak orang miskin dan kelaparan. Ternyata itu disebabkan pemerintahan yang korup, membebankan pajak yang tinggi pada rakyat.

Sementara itu utusan pembawa racun juga sudah sampai di tempat yang disinggahi Ha Eung.

Pal Yi yang kelelahan beberapa hari berkuda mengajak Jin Hyuk beristirahat. Tapi Jin Hyuk bersikeras melanjutkan perjalanan karena mereka sudah tak punya waktu lagi. Tetiba datang Beok Yi memberitahukan kalau petugas yang mengawal P. Heung Seon melewati jalan mereka saat ini, berarti mereka sebentar lagi mengejar P. Heung Seon. Jin Hyuk pun bergegas mengajak keduanya pergi namun tetiba mereka di kepung sekawanan perampok.

Mereka pun digiring ke markas perampok. Jin Hyuk pun memohon pada pimpinan perampok agar dibiarkan pergi karena mereka harus bergegas menyelamatkan seseorang. Pimpinan perampok memeriksa isi tas Jin Hyuk, yang ditemukan hanya peralatan pembedahan ia pun berang tak menemukan barang yang berharga. Untuk saat ini memang mereka tak membawa apa2 namun lain kali mereka akan memberikan benda berharga, pimpinan perampok tentu saja tak percaya kata2 Jin Hyuk. Pal Yi berusaha menakut-nakuti mereka dengan jabatan yang telah diterima namun sayang sekali pemimpin perampok itu membenci pegawai pemerintahan hahaha. Salah satu anak buah perampok mengusulkan mereka dijual saja ke pelaut Cina. Tetiba saat mereka akan dikurung pimpinan perampok berteriak kesakitan begitu rebahan. Ternyata telinganya telah kemasukan serangga, Jin Hyuk berkata kalau serangganya harus dibunuh. Tentu saja anak buah perampok tak percaya kata2 Jin Hyuk, Pal Yi pun memberitahukan kalau Jin Hyuk tabib paling hebat di Joseon yang pernah menyelamatkan Penasehat Kerajaan dan juga Yang Mulia Ibu Suri. Pemimpin perampok sudah tak tahan lagi, kepalanya serasa mau pecah. Jin Hyuk pun meminta minyak untuk mematikan serangga yang masuk ke telinga pimpinan kepala perampok. Jika telinga diberi minyak maka serangganya akan mati lemas. Jin Hyuk pun berusaha mengeluarkan serangganya dibantu Pal Yi yang menahan tubuh pimpinan perampok agar tak memberontak. Itu cara meganginya sampai tarik sana-sini hahaha.

Akhirnya serangganya pun mati lemas dan berhasil dikeluarkan. Pal Yi segera memberi isyarat pada Jin Hyuk untuk melarikan diri saat para perampok bahagia pimpinan mereka selamat. Begitu ketiganya sampai di depan pintu, pimpinan perampok memanggil mereka. “Tunggu dulu! Kalian mau ke mana? Katanya kalian sedang terburu-buru.”tanyanya. Jin Hyuk mengiyakan.
“Gunung ini lebih terjal daripada kelihatannya. Daripada gagal gara-gara tersasar, lebih baik ikuti orang ini.”usul pimpinan perampok. Ternyata anak buah perampok yang menangkapnya tadi tahu segala jalan. Jin Hyuk pun mengucapkan terima kasih, dan ketiga melanjutkan perjalanan dipandu salah satu anak buah perampok. Tapi kasian juga ni Beok Yi dan anak buah perampok masa disuruh lari sementara Pal Yi dan Jin Hyuk naik kuda wkwk.

Utusan pembawa racun tiba di tempat penginapan P. Heung Seon dan mencarinya. P. Heung Seon keluar rumah melihat cuaca pagi. “Kenapa langit begitu muram, seakan menyambut kedatangan mendung?”gumannya lalu kembali masuk ke rumah. Pal Yi yang telah tiba mencoba mengendap-endap melumpuhkan penjaga dibantu Beok Yi. Jin Hyuk dan keduanya pun masuk ke dalam rumah menemui P. Heung Seon. P. Heung Seon bertanya bagaimana Jin Hyuk bisa sampai sana. “Aku tak punya waktu untuk menjelaskannya. Tuan, Anda harus segera pergi dari sini.”ajak Jin Hyuk, P. Heung Seon tak mengerti maksudnya. Jin Hyuk pun memberitahu kalau racun sudah disiapkan untuk P. Heung Seon. P. Heung Seon terperangah namun ia tahu kalau itu semua ulah Penasehat Kerajaan. Jin Hyuk membujuk P. Heung Seon agar segera pergi karena pembawa racun sudah sampai di desa.
Tapi P. Heung Seon malah mengambil jubah kebesarannya, Jin Hyuk bertanya apa yang dilakukannya. “Bukankah kau bilang pembawa racun akan segera tiba. Saat menerima Titah Paduka, kau harus menyucikan pakaian yang kau kenakan.”jawab P. Heung Seon legowo. Jin Hyuk berusaha membujuk namun P. Heung Seon bersikukuh benar atau salah sudah tugasnya sebagai hamba Raja jadi ia harus menerima titahnya.
“Jangan Tuan…Tak seharusnya Anda meninggal dengan cara ini. Percayalah padaku.”pinta Jin Hyuk dan segera meminta P. Heung Seon pergi. Tapi P. Heung Seon tak mau ia telah siap mati dengan penuh kehormatan. Jin Hyuk bersikukuh membujuk P. Heung Seon.
“Tuan, Anda pernah berkata ingin mengubah Joseon. Jika Anda ingin mewujudkan impian itu, pertama-tama Anda harus bertahan hidup. Anda harus hidup untuk dapat membuat perubahan.”bujuk Jin Hyuk. P. Heung Seon hanya menanggapi kalau itu hanya impian kosong dan sudah saatnya ia bangun dari mimpi itu.

“Siapa yang mengizinkan Anda meninggal? Tak akan kubiarkan, tak akan kubiarkan!”seru Jin Hyuk penuh tekad.
P. Heung Seon tak mengerti dengan sikap Jin Hyuk bertanya sebenarnya ia kenapa.
“Saya mohon, saya mohon tolonglah saya. Saya hanya ingin mengembalikan segalanya…ke tempat yang semestinya.”mohon Jin Hyuk.
“Mengembalikan ke tempat yang semestinya?”tanya P. Heung Seon, apa yang sebenarnya ingin dikembalikan Jin Hyuk?. Jin Hyuk segala baik dirinya dan juga kedudukan P. Heung Seon. Terlebih lagi Jin Hyuk tak ingin kehilangan teman seperti P. Heung Seon. Karena orang yang pertama ia temui adalah P. Heung Seon yang sekaligus teman satu2nya. Terdengar suara pembawa racun telah tiba.
“Terima kasih, Tabib Jin. Di saat perjalanan terakhirku, aku mendapat kehormatan dengan diantar oleh sahabatku…Aku tak menyesalinya.”ucap P. Heung Seon terharu.

P. Heung Seon keluar dengan pakaian kebesarannya dan bersiap menerima titah Raja. Di dalam kamar Jin Hyuk galau dengan apa yang terjadi. “Akhirnya…benarkah ini tak bisa dihentikan?”.
P. Heung Seon memberikan penghormatan terakhir kali untuk Raja sebelum meminum racun. P. Heung Seon pun bersiap meminum racunnya di kamar Jin Hyuk menahan tangisnya.

=Bersambung=

Ah episode yang membuat senyum2 gaje gegara scene Jin Hyuk ngeluarin serangga dari telinga pimpinan perampok hahahaha, maaf telat soalnya hati author sudah dicairkan oleh P. Es balok bukan P. Heung Seon bwahaha. Ahjusi gomenasai kami menduakan ahjusi dengan koko es balok :LOL.

Thanks to IDWS & MINDS

Written & Images by : Kireina Acie Ringo [Fb / blog] & Ari [Twitter | Blog ]
Posted only on pelangidrama.net
Don’t Repost Other Site/FP!!!!

Please be patient!!! don’t ask next episode! OK!