[Sinopsis J-Drama] Itazura na Kiss ~ Love in Tokyo Episode 5

Kotoko, Jinko dan Satomi telah diterima di Universitas Tonan. Dan Naoki pun memutuskan untuk tidak mengikuti ujian seleksi masuk Universitas Tokyo (Todai), Kotoko merasa bersalah akan hal tersebut. Kotoko merasa bahwa keputusan Naoki tersebut dikarenakan olehnya, ia pun berniat untuk pergi dari rumah keluarga Irie. Namun niatan Kotoko tersebut berhasil ‘dicegah’ oleh Naoki. Naoki menjelaskan pada Kotoko bahwa ia bukanlah penyebab Naoki tidak mengikuti ujian seleksi masuk Todai. Naoki bilang bukanlah ide yang buruk untuk masuk ke Universitas Tonan tanpa ujian seleksi.

Bulan Maret adalah bulan di mana kita harus mengucapkan ‘selamat tinggal’ kepada semuanya. Meskipun hubungan antara Irie-kun dan aku tidak mengalami kemajuan… 

Hari terakhirku, tiga tahun di SMA Tonan… Benar, hari kelulusan kami semakin dekat.

-8 Hari Menuju Upacara Hari Kelulusan-

Ekspresi wajah para murid kelas F terlihat lemas dan sedih saat wali kelas mereka menjelaskan tentang hari kelulusan yang semakin dekat. Sementara di kelas A, Watanabe menanyakan keputusan Naoki yang memilih untuk berkuliah di Universitas Tonan. Naoki meminta Watanabe untuk tidak mengkhawatirkannya, karena jika nanti ia berubah pikiran dan ingin masuk ke Universita Tokyo, maka ia akan mencobanya tahun depan. Naoki juga mengucapkan selamat pada Watanabe karena telah berhasil lolos ke Universitas pilihannya (Universitas Waseda).

Dan siswi-siswi kelas A masih tidak mempercayai bahwa Naoki akan berkuliah di Universitas Tonan. Dan rumor yang berkembang di sekolah, hal itu disebabkan oleh salah satu siswi kelas F (dibaca : Aihara Kotoko XD).

Di tangga sekolah Jinko dan Satomi menyarankan Kotoko untuk membuat kenangan yang spesial dengan Naoki karena ini adalah akhir masa SMA mereka. Satomi menyarankan setidaknya hal itu adalah sebuah ciuman (jangan ditiru ya… >_<), Kotoko kaget saat mendengar saran teman-temannya tersebut. “Untuk kenangan di hari upacara kelulusan, kau harus mendapatkan ciuman pertamamu.” jelas Jinko dengan bersemangat. Satomi lalu menjelaskan sebuah legenda sekolah mereka, pasangan yang berciuman dihari kelulusan, maka mereka akan bersama selamanya.

Kamu hanya memilikinya sekali dalam hidupmu, ciuman pertamamu. 

Pada saat ini, ‘ciuman pertamaku’ hanyalah sebuah mimpi. 

Aku tidak pernah tahu apa yang akan terjadi kemudian.

­

 #05

Who is Going to Get the First Kiss?

Kotoko, Jinko dan Satomi pun sudah memulai merancang acara penghormatam untuk guru mereka. Wali kelas mereka pun memberitahu bahwa kemungkinan akan ada satu orang siswa yang tidak akan datang mengikuti upacara kelulusan. Mereka bertiga pun terkejut saat mendengarnya.

“Kalian belum dengar tentang Ikezawa Kinnosuke?” tanya wali kelas.

“Kin-chan?… apakah dia yang bapak maksud… ia tidak masuk hari ini, ya?” Kotoko bertanya dengan heran.

“Tolong jangan bilang padaku bahwa ia tidak lulus.” seru Satomi.

“Itu mungkin saja. Itu mungkin saja terjadi padanya.” jawab Jinko (Jinko tega… hahahahaha).

“Tidak, tidak, tidak… ia lulus. Ia berhasil lulus… Tetapi…” Wali kelas mereka segera meluruskan.

Kotoko menghampiri Kin-chan yang sedang duduk seorang diri di kafe, Kin-chan terkejut saat melihat Kotoko. Kotoko mengajak Kin-chan untuk mengikuti upacara kelulusan, Kin-chan pun menyadari bahwa Kotoko sudah mengetahui apa yang terjadi padanya, hahwa ia tidak diterima di Universitas Tonan. Kotoko lalu berusaha memberi semangat pada Kin-chan.

“Masuk ke Universitas bukanlah jalan yang tepat untuk semua orang. Ne…, sepertinya aku sudah pernah memberitahumu, ayahku dan ayah Irie-kun adalah sahabat baik. Tapi ayah Irie-kun adalah lulusan Todai, ia memulai bisnisnya dan membuat perusahaannya menjadi besar hanya dalam waktu satu generasi. Sementara ayahku bahkan tidak sampai sekolah menengah atas, ia menjadi juru masak magang tepat setelah lulus dari sekolah menengah pertama. Kau sudah mengetahui itu kan?” sambil tersenyum Kotoko menjelaskan pada Kin-chan.

“Tapi mereka berdua tetap bersahabat baik. Mereka saling menghargai dan menghormati pekerjaan masing-masing.” lanjut Kotoko.

“Jika mereka tidak seperti itu, ia (Tuan Irie) tidak akan mengajakmu dan ayahmu untuk tinggal di rumahnya.” jawab Kin-chan.

“Benar…yang aku coba katakan adalah… kau dan aku tidak begitu baik dalam hal belajar. Tapi kita harus menemukan sesuatu hal yang dapat kita kuasai dengan baik.” jelas Kotoko.

“Sesuatu hal yang aku kuasai dengan baik?” Kin-chan pun mulai merenungkan kata-kata Kotoko tadi.

“Benar, sesuatu yang besar yang hanya dapat dilakukan olehmu.” lanjut Kotoko.

Dan tiba-tiba Kin-chan bertanya apakah Kotoko akan mencintainya jika ia telah menemukan sesuatu yang besar?… Namun dengan halus Kotoko menjawab bahwa itu adalah sesuatu yang berbeda. Kin-chan pun mengingat kata-kata Naoki dulu, ‘Kau tak pernah tahu apa yang akan terjadi. Kau membenci seseorang hari ini, tapi besok mungkin saja kau menyukai seseorang tersebut.’

“Aku tidak membencimu Kin-chan. Hanya saja aku tidak dapat menganggapmu lebih dari seorang teman.” jelas Kotoko. 

Kin-chan berkata bahwa ia tidak keberatan untuk situasi seperti itu  sekarang. Ia pun bertekad untuk menemukan hal yang ia kuasai, menghasilkan uang dari hal tersebut dan menjadi besar. Kin-chan pun memutuskan akan datang ke upacara kelulusan dengan rasa bangga karena kelas di sekolah bukanlah satu-satunya hal yang menentukan nilai dari seorang pria. Ia pun bertekad untuk menjadi lebih besar daripada Naoki.

“Ayo kita miliki upacara kelulusan yang luar biasa.” seru Kotoko.

“Ayo membuat kenangan yang hebat.” seru Kin-chan.

Kin-chan pun masuk sekolah kembali, ia berdua berjalan dengan Kotoko menuju kelas. Dan tiba-tiba Kin-chan merangkul Kotoko, dan kejadian tersebut dilihat oleh Naoki yang berada di salah satu lantai atas sekolah. 

(yakin seyakinnya klo Naoki cembokur berat liat Kin-chan ngerangkul Kotoko)

-Hari Kelulusan-

Di ruang tamu keluarga Irie, Ny. Irie sibuk memfoto Kotoko XD. Ia menyuruh Kotoko untuk melakukan berbagai macam pose (hahahhahahhaaha….) sambil diperhatikan oleh Ayah Kotoko dan Tuan Irie, sementara Yuki terlihat tidak perduli dengan apa yang sedang Ibunya lakukan dengan Kotoko. Saat Ny. Irie akan mengajak Kotoko mengambil gambar di luar, tidak lama kemudian Naoki pun turun dari lantai atas menuju ruang tamu. “Ne..ne..ne… karena hari ini adalah hari kelulusan, mari kita mengambil beberapa foto kenangan kau dan onii-chan (Naoki).” jelas Ny. Irie dengan semangat.

Melihat ekspresi Naoki yang datar Kotoko pun berpikir bahwa Naoki tidak ingin berfoto dengannya, “Sepertinya Irie-kun tidak menginginkannya.” jawab Kotoko pada Ny. Irie. Namun tiba-tiba Naoki membalas “Tidakkah kamu mau berfoto?”. Ny. Irie dan Kotoko pun langsung bersemangat menghampiri Naoki untuk berfoto di  luar (kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa >U< ).

^

^

(pasti mau nunjukin kalo dia ga kalah dari Kin-chan *bisa ngerangkul Kotoko juga XD*)

Seperti hari-hari sebelumnya, hari ini pun Kotoko berjalan bersama menuju ke sekolah dengan Naoki (walau masih tetap dengan jarak pemisah minimal dua meter -_-). Dengan perlahan Kotoko pun berusaha berjalan sejajar dengan Naoki (Kotoko mencoba berjalan tepat di samping Naoki XD) dan berusaha membuka pembicaraan dengan Naoki.

“Karena ini hari terakhir sekolah, bolehkah kita berjalan bersama?” tanya Kotoko pada Naoki, namun Naoki tidak menjawab pertanyaan Kotoko tersebut. Kotoko pun kembali berusaha membuka perbincangan antara dirinya dan Naoki, “Waktu… berlalu dengan cepat ya?…” namun Naoki masih tetap tidak menggubris kata-kata Kotoko.

“Masa SMA kita berakhir hari ini. Tapi, dari tiga tahun masa SMA ku, tahun ini adalah yang paling menyenangkan.” jelas Kotoko.

“Dari total delapan belas tahun terakhir ini, aku merasa paling menderita ditahun ini” balas Naoki.

Ditempat parkir sepeda, Kin-chan menceritakan rencananya untuk mencium Kotoko pada Gintarou dan Douzou. Kin-chan menjelaskan soal legenda sekolah mereka tentang pasangan yang berciuman di hari kelulusan (iya cerita yang sama yang diceritakan oleh Satomi dan Jinko pada Kotoko XD).

Di aula sekolah satu persatu murid kelas 3 SMA Tonan mendapatkan ijazah kelulusannya. Para murid pun menyanyikan lagu mars sekolah mereka. Kotoko, Jinko dan Satomi tidak dapat menahan airmatanya saat mereka menyanyikan lagu tersebut, begitu juga dengan Kin-chan.

Di luar gedung sekolah setelah acara kelulusan selesai Ny. Irie segera menyapa Kotoko yang saat itu sedang bersama Jinko dan Satomi. Ketika mereka sedang berbincang, tiba-tiba Jinko terkejut saat melihat sepasang murid berciuman. Satomi dan Kotoko pun ikut terkejut, sementara Ny. Irie justru memfoto pasangan tersebut sambil berkata “Memang seperti itulah seharusnya upacara kelulusan” (inget ya teman-teman jangan ditiru 😀). Tidak lama kemudian Kotoko kembali terkejut saat melihat seorang siswa yang memberikan kancing kedua blazernya kepada seorang siswi. Dikarenakan seragam blazer mereka hanya memiliki dua buah kancing, makanya sangat membahagiakan jika dapat menerima kancing siswa lain (orang yang disukai). Ny. Irie pun memberi semangat pada Kotoko untuk berani meminta kancing kedua milik Naoki. Saran Ny. Irie pun didukung oleh Jinko dan Satomi.

Dari kejauhan mereka melihat Naoki yang telah dikerubungi oleh para siswi yang berusaha meminta kancing keduanya ataupun berfoto dengannya. “Aku baru tahu Irie-kun punya penggemar sebanyak itu.” seru Kotoko. Kotoko pun menghampiri Naoki (efek karena dijorokin sama Satomi sih ini sebenernya… hahahahahahah), Kotoko pun memberanikan diri untuk meminta kancing kedua milik Naoki.

 

“Uhm… Irie-kun, boleh kuminta kancing keduamu?” tanya Kotoko sambil cengengesan.

“Tidak.” jawab Naoki dengan cepat, singkat dan berlalu meninggalkan Kotoko beserta kerumunan para siswi.

Anak-anak kelas F pun mulai berdatangan ke ruangan acara penghormatan untuk wali kelas mereka. Mereka semua terlihat bersemangat saat melihat ruangan dan makanan yang telah disiapkan oleh Kin-chan, mereka pun segera menyantap makanan-makanan tersebut. Kotoko langsung menikmati yakisoba, saking semangatnya sampai menyisakan serpihan rumput laut di bibirnya. Kin-chan pun membantu membersihkan bibir Kotoko. Dan lalu Kokoto melihat Naoki yang sedang berdiri di pintu masuk, “Irie-kun.” seru Kotoko kaget. 

(pic kiri atas n kanan bawah itu ekspresi cem-bu-ru kan ya???…. XD)

Ternyata kelas A telah memesan ruangan di sebelah ruangan yang digunakan oleh kelas F. Satomi dan Jinko terkejut saat melihat makanan yang disiapkan untuk murid-murid kelas A. Makanan yang disediakan untuk kelas A terlihat begitu berkelas. Di saat seperti ini pun ternyata tetap ada perbedaan antara kelas A dan kelas F. Namun anak-anak kelas F tetap bersemangat menyantap makanan mereka. 

Dan ternyata ‘perseteruan’ tidak hanya terjadi diantara murid kelas F dan kelas A, namun juga terjadi pada wali kelas F dan wali kelas A. Saat menyampaikan pidatonya, kedua wali kelas tersebut saling ‘menyindir’ satu sama lain. Perseteruan antar murid pun dimulai saat seorang siswi kelas A menyebut kelas F sebagai murid kelas bawah. Kin-chan pun dengan marah menghampiri ruangan kelas A. 

“Bagi murid kelas F, satu-satunya cara untuk melawan kita (kelas A) memang hanya dengan kekerasan.” seru Naoki sambil menatap sinis ke arah Kin-chan.

Mendengar kata-kata Naoki tersebut Kin-chan pun meninggalkan ruangan disusul oleh Kotoko. Kin-chan meminta salah satu pegawai tempat tersebut untuk memberikannya ruangan yang lain, namun tidak ada ruangan lain yang tersisa. Kotoko pun berusaha untuk menenangkan Kin-chan dan mengajak Kin-chan untuk kembali ke ruangan mereka. Kotoko meminta Kin-chan untuk menikmati malam terakhir ini. “Kita telah berjanji, bahwa kita akan menemukan hal yang kita kuasai dengan baik. Maka itu kita tidak perlu menghiraukan apa yang kelas A katakan tentang kita kan?” tanya Kotoko. Mendengar perkataan Kotoko, emosi Kin-chan pun mulai mereda. 

Dan saat melihat wajah Kotoko, Kin-chan kembali melihat serpihan rumput laut di wajah Kotoko. Kin-chan pun kembali membantu Kotoko untuk membersihkannya. dan kejadian itu dilihat oleh Gintarou dan Douzou dari balik kaca. Dan tiba-tiba Gintarou dan Douzou memanggil nama Naoki saat mereka kaget melihat Naoki. Melihat Naoki ada di lorong yang sama dengannya, Kotoko pun segera pamit untuk kembali ke dalam ruangan.

“Ada apa Tuan Jenius?” tanya Kin-chan dengan sinis.

“Kau kemari untuk mencari tahu apa yang Kotoko dan aku lakukan, ya?” lanjut Kin-chan. Naoki tidak menjawab ‘sindiran’ Kin-chan tersebut, ia pun memilih berlalu melewati Kin-chan.

“Apa kau cemburu?… hei kenapa kau diam saja? Tunggu sebentar.” Kin-chan pun meraih bahu Naoki dan membuat Naoki berbalik menghadapnya.

“Sementara kau menghabiskan waktumu dengan berkuliah, aku akan menjadi orang sukses dan melakukan sesuatu yang tidak dapat kau lakukan. Aku telah berjanji pada Kotoko.” lanjut Kin-chan.

“Kata-kata tersebut terdengar hebat jika dikatakan oleh seseorang yang telah masuk ke Universitas. Tapi mendengarnya dari seseorang yang tidak diterima di universitas… kata-kata tersebut jadi terdengar pahit.” balas Naoki.

“Bukan hanya hal itu yang aku janjikan pada Kotoko. Malam ini, Kotoko dan aku akan berciu… berciuman.” jelas Kin-chan.

“Seharusnya kau bermimpi di saat kau sedang tidur.” Naoki kembali membalas kata-kata Kin-chan.

“Aku tidak mengetahuinya. Kotoko adalah satu-satunya orang yang memintaku untuk memiliki hari kelulusan yang luar biasa. Di akhir masa SMA, akhirnya ia menyadari siapa orang yang paling peduli padanya. Terlambat untuk cemburu…Tuan Jenius.” balas Kin-chan.

Saat kembali ke ruangan, Kotoko berusaha untuk mengembalikan semangat teman-temannya. Ia mengajak anak kelas A dan kelas F untuk bersama-sama bersenang di malam terakhir masa SMA mereka. Ide Kotoko tersebut pun didukung oleh Watanabe, bahkan Watanabe menyarankan agar makanan mereka digabungkan. Mereka juga menyingkirkan pemisah ruangan dan berkumpul bersama. Kotoko langsung bersemangat mengambil sebuah piring besar yang berisi makanan milik kelas A, bersama Jinko dan Satomi mereka menyicipinya. Namun tiba-tiba tiga orang siswi kelas A berkomentar dan menyalahkan Kotoko karena telah membuat Naoki tidak masuk ke Todai dan juga telah menghancurkan masa depan Naoki. Kotoko hanya dapat terdiam dan tertunduk mendengar kata-kata para siswi kelas A tersebut. 

Naoki yang kembali pun langsung berkata pada semuanya bahwa itu bukanlah kesalahan Kotoko. “Itu bukan salahnya, bukan karena dia aku tidak masuk ke Todai”. Kotoko terkejut karena tidak menyangka Naoki akan ‘membelanya’ di depan para murid kelas A dan kelas F, bahkan di depan para wali kelas. Satomi dan Jinko pun juga sama terkejutnya, Satomi tidak menyangka kalau ternyata Naoki sebaik itu. Bahkan Jinko merasa terkesan dengan kata-kata yang diucapkan oleh Naoki barusan. (Tapi denger dulu kata-kata lanjutan dari Naoki -_-)

 

“Kenapa aku harus melepaskan kesempatan masuk Todai untuk orang sepayah dia (Kotoko yang dimaksud T_T)?” lanjut Naoki.

“Payah dia bilang?….” seru Kotoko dengan suara terbata-bata dan tidak lama kemudian pun ia terjatuh ke lantai. “Benar sekali, orang sepintar Irie tidak mungkin dibodohi oleh siswi perempuan seperti dia.” kata wali kelas A.

“Siswi seperti dia?…” emosi Kotoko pun mulai meningkat.

“Benar juga… mana mungkin Irie-kun menyukai gadis menyedihkan seperti dia. Bisa-bisanya aku membuang waktu ku dengan mempercayai gosip macam itu.” komentar salah seorang siswi kelas A.

“Gadis menyedihkan?” tanya Kotoko tidak percaya.

“Tunggu sebentar! Aku sudah mendengar semuanya, payah? bodoh? menyedihkan?… Kalian kasar sekali. Memang benar, memang benar aku banyak dibantu oleh Irie-kun. Mungkin aku juga pernah sedikit menyusahkannya.” lanjut Kotoko yang mulai tidak dapat menahan amarahnya.

“Sedikit?” tanya Naoki dengan sinis.

“Ba…nyak…maksudku” Kotoko pun langsung meralat kata-katanya dan langsung diiyakan oleh Jinko dan Satomi (hahahhahahahahah…).

“Tapi cara kalian mengatakannya…” seru Kotoko pada orang-orang yang telah berkata negatif tentang dirinya.

“Kau, dasar laki-laki berdarah dingin!” Kotoko meneriakan kalimat tersebut pada Naoki.

“Tapi kau menyukai laki-laki berdarah dingin ini kan, iya kan?” balas Naoki. Kata-kata Naoki tersebut membuat Kotoko membeku karena malu dan juga membuat seluruh ruangan riuh menggoda Kotoko (ciiiiiiieeeeeh…. XD).

Watanabe pun berusaha menenangkan keadaan dan bilang bahwa ini semua dikarenakan ‘kekuatan cinta’ Kotoko. Ia pun juga bilang bahwa Naoki dan Kotoko ditakdirkan untuk bersama, namun kata-kata Watanabe langsung ditolak oleh Naoki. Watanabe pun mengingatkan Naoki tentang jimat pemberian Kotoko pada saat Naoki ujian seleksi nasional. Watanabe menceritakan kejadian-kejadian buruk yang menimpa Naoki pada hari tersebut. Dan Watanabe bilang bahwa itu dikarenakan kekuatan cinta Kotoko, tapi teman-temannya justru menganggap itu adalah sebuah ‘kutukan’. Mereka pun mulai membahas kejadian-kejadian yang terjadi pada Kotoko setelah ia memberikan surat cinta pada Naoki, tentang rumahnya yang hancur, surat cintanya yang ditolak . Dan ketika seorang siswi bertanya apakah Kotoko memberikan coklat pada Naoki dihari valentine? Naoki pun menjawab bahwa iya mendapatkan coklat yang sangat aneh. Naoki bahkan memberitahukan pada semuanya bahwa pada tahun baru Kotoko menghadiahinya sebuah alat pemijat kelapa. 

Lalu suasana pun kembali riuh saat Watanabe berkata bahwa mereka seperti sedang melakukan kontes membuka rahasia dihari kelulusan dan Watanabe bertanya rahasia siapa lagi yang akan dibuka?…suasana pun jadi benar-benar menjadi semakin riuh.

Kotoko pun mulai bertingkah aneh, ia tertawa dengan ekspresi wajah kosong, tertawa sambil terbatuk-batuk “Menyenangkan ya? Menyenangkan sekali rasanya mengungkap rahasia orang lain.” seru Kotoko yang tidak percaya dan sembari tertawa dan tawanya terdengar seperti hantu (hahahhahahaha).

“Kalau kau berani membahasnya sejauh ini, kau harus siap dengan resikonya.” tantang Kotoko pada Naoki.

“Apa maksudmu?” tanya Naoki.

“Kau pikir kau tidak memiliki rahasia?” Kotoko balik bertanya.

“Aku belum pernah melakukan sesuatu yang memalukan seumur hidupku.” jawab Naoki dengan percaya diri. Kotoko pun tertawa mendengar jawaban Naoki tersebut.

“Bahkan seorang jenius memiliki kelemahan, tidakkah kau tahu itu?” balas Kotoko dengan ekspresi menggoda.

“Tidak mungkin…” seru Naoki tidak percaya saat ia melihat Kotoko dengan perlahan mengeluarkan sesuatu (iya…. Kotoko mau nunjukin foto masa kecil Naoki XD) dari kantong bajunya. Dengan gaya ekspresi yang ‘menggoda’ Kotoko mengeluar masukkan foto tersebut sambil menatap ‘nakal’ pada Naoki.

“Ta~da….” Kotoko pun mengeluarkan foto tersebut dan menunjukkannya tepat di depan Naoki. Semua yang berada di ruangan pun riuh dan terkejut saat mengetahui bahwa anak kecil yang berpakaian perempuan di foto tersebut adalah Naoki. Sementara Naoki terlihat panik saat Kotoko mengeluarkan foto tersebut.

“Bagaimana kau mendapatkannya?” tanya Naoki dengan marah.

“Ibumu memberikanku foto yang lainnya, aku menyimpannya baik-baik di tempat kartu keretaku. Foto masa kecil dari orang yang ku cintai. Tapi itu membuatku kecewa karena difoto tersebut terlihat seperti anak perempuan.” jawab Kotoko dengan ekpresi puas ‘mengejek’ diikuti oleh tawa seluruh ruangan.

“Sekarang kau tahukan bagaimana rasanya ditertawakan…. ini … ini…” lanjut Kotoko sambil mengibas-ibaskan foto tersebut dihadapan Naoki.

“Ikut denganku!” dengan marah, Naoki pun langsung meraih lengan Kotoko dan menarik Kotoko keluar dari ruangan tersebut.

Tidak lama kemudian Kin-chan kembali ke ruangan dan naik ke atas panggung, ia akan menyanyikan sebuah lagu dengan diiringi oleh Gintaro dan Douzou. Kin-chan bilang bahwa lagu ini ia buat untuk gadis yang dia cintai, judul dari lagu tersebut adalah ‘Sukiyane (Aku mencintaimu) Kotoko’. Namun Kin-chan tidak melihat ada Kotoko di ruangan tersebut (kan udah dibawa pergi sm Irie-kun ).

 

“Kau mau apa?” tanya Kotoko saat Naoki membawanya keluar.

“Kau telah membuat kegaduhan.” jawab Naoki.

“Aku tidak takut padamu! Irie-kun juga telah mengolok-olok perasaanku padamu.” balas Kotoko.

“Aku berhenti. Aku… akan berhenti menyukaimu.” lanjut Kotoko.

“Ooou…jadi kau akan melupakanku?” tanya Naoki pada Kotoko.

“Benar. Sekarang aku tahu orang macam apa Irie-kun itu. Aku akan melupakanmu dan menemukan seseorang yang lebih tampan di kampus.” jawab Kotoko dengan emosi.

“Coba saja lupakan aku.” tantang Naoki. Dan tiba-tiba Naoki pun langsung mendaratkan ciumannya dibibir Kotoko. (beeee****P sensored XD)

“Kau pantas mendapatkannya.” seru Naoki dengan dingin dan sinis.

Ciuman? Ciuman pertamaku, untuk pertama kalinya dalam hidupku.

Sesuatu yang hanya terjadi sekali… ciuman yang istimewa itu. 

Aku… dan Irie-kun… berciuman?

Written and images by: a_r_a_i @PelangiDrama

Posted only on pelangidrama.net

DO NOT REPOST TO OTHER SITE!

Next Episode

 ^

^

(cuma Kotoko yang bisa bikin Naoki ketawa happy ky’ gini…. >_<)