Kim Tak Goo bersiap untuk rapat direksi. Hadirin rapat memperhatikan kelakuan Tak Goo yang salah tingkah membolak balik tumpukan dokumen sampai ada yang jatuh. Gu Ma Jun langsung menyela kalau Tak Goo sama sekali tak siap dengan presentasi hari ini. Ia kemudian memulai presentasinya lengkap dengan tumpukan kertas kerja di setiap meja hadirin. Ma Jun menyampaikan gagasannya untuk rencana Geo Sung 10 tahun ke depan. Tak Goo memperhatikan betapa canggihnya Majun presentasi sementara dia tahunya cuman membuat roti.
Selesai, Ma Jun lalu menantang Tak Goo untuk menyampaikan presentasinya. Tak Goo memulai, “Seperti diketahui aku kurang memenuhi syarat untuk menempati posisi ini. Aku sudah bersiap untuk presentasi tapi bukan dengan kertas. Aku memakai roti.” Tak Goo memberi isyarat pada anak buahnya, segera keluarlah trolit berisi roti-roti bagi setiap hadirin rapat. “Bukannya ini dari pabrik kita? Untuk apa kita makan roti yang sudah kita ketahui selama 30 tahun lebih?” salah satu direksi penasaran. “Bukan.” Tak Goo menjelaskan “Ini roti buatanku. Aku membuatnya sendiri sejak tadi pagi. Tidak banyak yang kulakukan, aku tidak mengerti tentang ‘odari’ profit juga”
“Aku juga tdak tahu bedanya manekin dengan marketing. Satu hal yang bisa kulakukan sebagai pengganti presiden adalah membuat roti. Dan untuk itulah sebabnya aku duduk di sini.” Wajah-wajah dewan direksi menjadi berubah respek pada Kim Tak Goo termasuk Ja Kyung. Ma Jun hanya terdiam. “Dalam roti presdir menemukan kepercayaan dirinya selama 30 tahun lebih. Itulah pemikiranku. Jangan kalian berpikir dengan menempatkanku yang hanya tahu membuat roti pada posisi ini Presdir hanya untuk melestarikan visinya. Mungkinkah?” Senyap di ruangan “Bagaimanapun Presdir adalah orang yang sangat mengerti roti” kata salah seorang direksi memecah keheningan yang disetujui oleh yang lain.
Majun, “Lalu sampai kapan kau hanya akan membuat roti yang ayah buat? Waktu berlalu,s elera berubah, dan kita selalu menjual produk yang sama dengan yang selama ini kita jual? Apa kau pikir pola biasa dapat menjalankan bisnis?”
Tak Goo merasa tidak yakin akan keberhasilan pabrik di Cheongsan setelah mengetahui rencana itu ternyata dari pengacara Park. “Aku menyarankan tanggalkan saja posisi presdir pengganti itu.” “Jadi kau mengujiku?” Tak Goo mendesak. “Posisis itu bukanlah jabatan yang dapat dirterima dengan mudah. kau sudah memberukan kesan yang baik di pertemuan tadi, aku harap kau berhasil di Cheongsan. Permisi.”
Di kantornya Tak Goo minum dengan hausnya, ditanya oleh Yoo Kyung “Apakah kau akan ke pabrik di Cheongsan? Apapun yang akan kau lakukan kau akan melakukannya dengan baik.” Tak Goo menyambut riang, “Terimakasih, Apapun upaya yang kulakukan sukses atau gagal tergantung Surga memberikannya. Namun aku harus melakukan yang terbaik. Alangkah senangnya kalau kau bisa ke Cheongsan denganku.” Yoo Kyung gelagapan. “Ah, aku melantur lagi, maafkan.” Ia kemudian memberikan instruksi lewat telepon. “Aku melakukannya dengan baik, kan” Dia tersenyum lebar pada Yoo Kyung.
Kim Mi Sun mencari Tak Goo di kantornya, dia melihat kesana kemari “Di sinikah Tak Gooku bekerja?” Dia berhenti sebentar mersa terharu. Ingatan kembali ke saat belasan tahun yang lalu saat Tak Goo ditinggalkannya di rumah ayahnya. Flashback selesai, Kim Mi Sun menuju lift.
Kim Mi Sun merasa pusing, meletakkan kepalanya di dinding depan lift. Kim Tak Goo keluar dari lift. Kim Mi Sun terjatuh dan ditolong oleh asistennya. Tak Goo tertarik dengan pemandangan itu, mendekat dan bertanya, “Kau sakit Nyonya? (please Tak Goo itu ibumuuuu.. :)) Kim Mi Sun bilang tidak apa-apa dan Tak Goo berkata lagi “Ada ruang duduk di mana kau bisa berstirahat di situ.” Tak Goo bicara dengan punggung Kim Mi Sun dijawab lagi dengan jawaban tidak apa-apa.
Tak Goo masih khawatir dengan ibu-ibu itu ketika ada yang memanggil namanya. Dia Dr. yoo memmuji roti buatan Kim Tak Goo yang berhasil menyentuh mereka semua. Lalu dia berjalan keluar. Kim Mi Sun memperhatikan dari jauh dan memanggil lirih nama anaknya, lalu pingsan. (duh mbak asisten … panggil dong Tak Goonya, kasihan nyonyamu itu lho ah)
Presdir dilapori pengacara Park, tentang tugas yang harus diembannya dan sebulan waktu yang diberikan. Presdir hanya merem lalu membuka matanya sebentar kemudian merem lagi. (kelihatannya sudah sadar nih ya Presdir)
Yoo Kyung dipanggi Ny. Seo ke rumahnya. “Anda memanggilku Nyonya?” Ny. Seo menoleh dan dia melihat gelang itu, dan terlihat seperti ketakutan. “Berlutut!” “Kenapa?” “Kau tak bisa?” Tadinya Yoo Kyung mamu membantah lagi tapi akhirnya dia menurut. “Aku berlutut.” “Bagaimana rasanya?” tanya Ny. Seo. Kemudian dia menghujani Yoo Kyung dengan umpatan, cacian, dan hinaan. Setelah puas dia meninggalkan Yoo Kyung yang perasaannya campur aduk dan masih berlutut.
Tak Goo sudah sampai di pabrik Cheongsan malam harinya. Keluar dari mobil, pikirannya melayang ke 14 tahun yang lalu ketika di amencuri roti dan pertama kali bertemu dengan ayahnya.
Tak Goo masuk ke dalam pabrik meski dilaran oleh asistennya “manager pabrik belum datang Tuan.” Tak
Goo masuk ke dalam pabrik dan menyelusuri lorong-lorong pabrik yang gelap. “Tuan sebaiknya kta menunggu manager pabrik di luar saja.” Tak Goo tidak mempedulikan dan terus memberikan komentar situasi pabrik yang mengkhawatirkan.
Manager pabrik yang menyalakan lampu, “Hey apa yang kalian lakukan di sini?” Asisten Tak Goo memberikan kartu nama dan memperkenalkan diri, “Kami dari kantor pusat.”
Yoo Kyung mendatangi Ma Jun di kantornya. Dia menoleh, “Ini jadi kantorku sekarang.” Yoo Kyung mendekat, “Aku habis menemui ibumu. Aku mendapat restunya untyk pernikahan kita. ” “Ibu menyatakannya kepadamu? Dia menyetujuinya?” Shin Yoo Kyung mengangguk, kemudian Ma Jun menariknya ke dalam pekukannya. “Maukah kau katakan padaku? Gelang yang kau berikan padaku. Ada cerita apa di baliknya?” Yoo Kyung bertanya dalam pelukan Ma Jun. “Tak ada cerita. Jangan tanya apa-apa lagi tentang gelang itu.” katanya kaku. “Mulai sekarang berfikirlah kau akan menjadi istriku. Menjadi wanitaku.
Oh keliru! Ny. Seo tidak memberikan begitu saja restu itu pada anaknya. Dia menangis, mengamuk menghancurkan botol-botol minuman di bar di rumahnya. Presdir di dalam kamar sibuk menyimak. (aneh kok orang bangun dari pingsannya nggak ketahuan yah. Kalo di sini mungkin kita sudah pengajian deh buat mengucap syukur pada Tuhan)
Di Pabrik Cheongsan Tak Goo diajak ke dalam kantor oleh manajer pabrik di sana. “Ketika ada berita dari pusat, kupikir orang yang datang jauh lebih tua. Aku agak kaget melihat betapa mudanay dirimu.” Tak Goo tersenyum, “Pria tadi?” “Ah, Shin Shin Ho?” “Dia bekerja di sini?” “Dia bekerja di sini sebagai penjaga keamanan sejak 5-6 tahun yang lalu. Dia tak punya keluarga, tak punya tujuan, kami tak bisa mendiamkannya lalu kami angkat dia sebagai satpam.” Mendengar penjelasan manager pabrik Tak Goo termenung. “Kau mengenal dia?” Tak Goo mengelak, “Ah bukan seperti itu.” Sementara Shin Shin Ho merenung di tempat gelap, mungkin juga menguping diam-diam.
“Mengapa kau datang dari pusat secara mendadak jam segini?” tanya manager pabrik. “Kudengar situasi di Cheongsan tidak begitu bagus. Mengetahui itu, aku ingin menemuimu dan mungkin aku dapat menemukan solusinya.” Tak Goo menjelaskan. “Mungkin aku tak seharusnya mengungkapkan hal ini. Tapi pabrik ini sudah tak ada harapan lagi. Karena ada isu pabrik mau tutup banyak karyawan sudah mengundurkan diri. Kalau kau datang ke sini untuk memulihkan keadaan pabrik ini percuma, tak ada harapan” Manager pabrik menjelaskan dengan apatis.
Tak Goo tidak putus asa. “kita lakukan apa yang dapat kita lakukan.Aku harus dapat membuat produk baru di sini dalam sebulan. Selagi aku ada di sini aku akan melihat-lihat.” Lalu dia berkeliling memeriksa terigu, dan membauinya.
Shin Shin Ho memperhatikan dari jauh, Tak Goo mengetahuinya, dan kemudian datang menyapanya. “Ahjussi. Kau ayahnya Shin Yoo Kyung kan? bagaimana hidupmu selama ini? Bagaimana dengan Yoo Kyung? Apa kau mendengar berita tantangnya?” Kelihatannya Ahjussi berang dengan pertanyaan Tak Goo, “Tutup mulutmu, ya.”
“Ahjussi, kau tak berubah sedikitpu?! Bagaimana kamu masih dapat berpikir seperti itu tentang satu-satunya anakmu?” heran Tak Goo. Shin semakin berang mendengarnya, “Diam!! Lebih baik tutup mulutmu, dan kembalilah ke Seoul. Kau membuat langkah keliru. Kau juga bisa mati di sini! Mengerti?!” Manager Cheongsan menguping dan menelepon.
Di sebuah rumah sakit, Dr Yoon bicara dengan Kim Mi Sun dan Bibi Gong,”Sekarang kita tinggal menunggu donor mata. Dalam 2 atau 3 bulan kau akan mendapat corneal transplant. Tapi sekarang kau harus memulihkan dulu kondisimu.” Bibi Gong khawatir, “Ya Tuhan sudah beberapa hari ini dia masih saja belum membaik? Kalau kau ingin bertemud engan anakmu, kau harus bertemud engan anakmu. Bukannya malah kembali pulang seperti ini dan berbaring saja.”
Tak Goo mencari Yoo Kyungd i sekertariat, tapi ybs sudah pergi. Tak Goo kemudian menitipkan pesan pada rekah Shin Yoo Kyung lalu pergi. Tapi Ma Jun mengetahuinya. “Urusan apa yang harus kau katakan pada Yoo Kyung?” “Sesuatu yang tak bisa kukatakan kepadamu” Tak Goo lalu pergi. “Yoo Kyung dan aku segera menikah,” kata Ma Jun menghentikan langkah Tak Goo. “Kenapa kau kelihatan begitu terkejut? Kau takkan mengajaknya menikah bukan? SHin Yoo Kyung akan menjadi isteriku, jadi jangan berahasia di depanku. Kau dah Yoo Kyung secara hirarki akan menjadi keluarga. Jangan mempersulit diri.” Tak Goo menjawab Ma Jun “Kau akan membuatnya bahagia bukan? Dia anak yang penuh penderitaan. Biarkan dia bersandar padamu.” kemudian berlalu.
Tak Goo lalu ke Pal Bong Bakery dan bertemud engan semuanya, minus Jin Gu. Dia meminta semuanya mengevalusi roti Cheongsan. Kesimpulannya semua sepakat rotinya tidak enak dan tidakheran pabrik mau tutup.
Di kantor Geosung mereka melaporkan temuannya pada Tak Goo. Semua hasil laporannya memprihatinkan. Semua itu menyebabkan kantor pusat mengeluarkan anggaran lebih. “berarti seseorang menggunakan uang pabrik, bukan cuma beberapa Won tapi milyaran Won” kata Tak Goo. “Bukannya itu terlalu besar untuk penggelapan oleh manager pabrik?” Tuan Yang tidak yakin. “itu yang harus kita cari tahu.” Tak Goo lalu meminta ketiganya terus memonitor pabrik sementara dia akan memikirkan formula untuk produk barunya.
Shin Yoo Kyung makan bersama di keluarga Ma Jun. Ma Jun meminta pernihkahan dilaksanakan segera dan tidak ingin ada penundaan lagi. Ja Kyung, kakaknya heran mengapa Ma Jun terburu-buru sementara ayahnya masih terbaring sakit.
Keluar rumah Yoo Kyung marah karena situasinya makin sulit dan aneh baginya. Menurutnya, ibun Ma Jun sudah merestui mereka dan sebaiknya mereka tarik nafas dulu lagipula presiden sedang sakit. Mengapa harus mendesak sepert ini?
Tak Goo masuk kamar ayahnya dan menemukan kakak tertuanya Ja Kyung sedang di sana. “Kakak, bagaimana keadaan Ayah? Ada kemajuan hari ini?” Pertanyaan Tak Goo dijawa Ja Kyung, “Masih sama.” (eeealaah… belum pada tahu ya)
Di Rumah Sakit, Bibi Gong sangan mencemaskan keadaan Kim Ki Sun, meminta Dr. Yoon segera mencari Kim Tak Goo. Dr. Yoon lalu berangkat. Dia berpapasan dengan Jin Gu (o ow.. aku mencium bahaya nih)
Di Cheongsan, manager pabrik mempertemukan Shin Shin Ho pada Manager Han, “Ini orangnya, Tuan.” Melihat Manager Han, Shin terbelalak, “Apa yang membawamu ke sini?” Manager Han menjawab tenang, “Orang bilang dunia ini kecil. Mungkin ini maksudnya.” Shin semakin bingung, “Maksudmu?”
Manager Han keluar ketika Tak Goo datang. Shin mengikutinya, Tak Goo mencium adanya bahaya. Dia mencoba melarang Shin. “Mau ke mana?” tanya Tak Goo. Shin menjawab mau mencari anaknya. Tak Goo melanjutkan, “Kau tak pernah bersikap seperti seorang ayah pada anakmu. Apa kau akan menjerumuskannya ke dalam bahaya?”
Lift tertutup dan membuka lagi. Dr. Yoon bertanya, “Kum Tak Goo?” Diiyakan oleh Tak Goo. “Yang pernah tinggal di Cheongsan?” Dr Yoon bertanya lagi.
Wah, bentar lg end eung…
SukaSuka
sedih bnget … tapi harus berpisah dengan tag gu .. tag gu ku khan kngen kmu ,,,,
SukaSuka
saya udah nonton sampai akhir di dvd, tapi yang pas episode 29 sama 30 ga ada subtitlenya lah sedih banget ga ngerti apa yang mereka omongin hahaha
SukaSuka
Nilai positif yg bisa diambil dari film ini : Jadilah diri sendiri, semangat, dan tulus…
SukaSuka
yg ke 27 dan selanjutnya tolong diposting donk…..
dah gak sabar nihhh..
hehehehe
makasi ya…
SukaSuka
huaaa…
ada yg pernh donlot dorama ini g?
webnya apa?
🙂
mohon bantuannya…
atur nuhun….
SukaSuka
ada yg tau klo donlot dorama korea webnya apa?
hehehhe
mohon bantuannya…
SukaSuka
@ Hasan.. kalo dorama biasanya istilah buat drama dari Jepang, kalo korea K-Drama..
kalo mo DL BLD, mampir aja ke http://blogapni.blogspot.com/2011/01/download-drama-bread-love-and-dreams.html
SukaSuka
Ping balik: Sinopsis King of Baking Lengkap Episode 1 - Terakhir - Korea Drama Terbaru