[Sinopsis K-Drama] Obstetrics and Gynecology Doctors Episode 6

Sinopsis Obstetrics and Gynecology Doctors-Obgyn Episode 6

Cerita Sebelumnya
;
Hye Young memutuskan akan menggugurkan kandungannya di rumah sakit lain, ia pun menyewa wali/suami bohongan untuk mendukung administrasinya. Ia pun tukar shif dengan dengan dokter Wang.

==Sinopsis Obstetrics and Gynecology Doctors -Obgyn Episode 6==

Akhirnya Hye Young pergi ke rumah sakit lain untuk menggugurkan kandungannya. Hye Young mengurus administrasinya, sembari menunggu walinya. Ia duduk di sebelah seseorang di ruang tunggu. Wanita itu menelepon namun karena baterainya lowbat ia meminjam hp Hye Young.
Ia segera menelpon pacarnya dan ternyata pacarnya langsung mengangkat teleponnya begitu menggunakan hp Hye Young. Wanita itu pun marah2 menunggu kedatangannya, ia pun menyuruhnya mengirimi uang jika ia tak datang. Wanita itu segera mengembalikan hp Hye Young begitu selesai dan mengucapkan terimakasih.
“Apa ini masuk akal. Dia menulariku sipilis dan hanya akan membayar setengah biaya operasi.”curhat wanita itu. Hye Young bertanya kenapa ia tak melakukan pemeriksaan ulang?
“Dia bilang telah berselingkuh …”jawab wanita tadi. Hye Young hanya berkomentar jika memang seperti itu apa lagi yang ia harapkan lagi pada pacarnya.

Tetiba ponsel Hye Young berbunyi, ia pun menjauh mengangkat teleponnya. Terlihat dokter Lee juga mengunjungi rumah sakit yang dikunjungi Hye Young. Ia terlihat mencari seseorang.

Di rumah sakit itu kedatangan seorang ibu hamil yang mengalami kontraksi ditemani dua anaknya yang masih kecil-kecil memeriksakan diri. Perawat menanyakan di mana walinya karena kemungkinan ia akan melahirkan hari ini. Sembari menahan sakit ibu itu mengatakan suaminya bekerja di pulau yang jauh begitu pula ibu mertuanya. Perawat pun meminta ibu itu menunggu sebentar, lalu ia bersama kedua anaknya yang masih kecil2 duduk di ruang tunggu.

Sinopsis Obstetrics and Gynecology Doctors-Obgyn Episode 6

Dokter Lee ternyata menemui wanita yang meminjam hp ke Hye Young. Ia mengajak wanita itu berbicara di luar saja. Wanita itu tak mau, ia malah meminta diberi uang dan menyuruh dokter Lee pergi. Dokter Lee menjawab kalau ia tak membawa uang.
“Lalu, kenapa kau datang?”
“Aku datang untuk menjemputmu.”jawab dokter Lee lalu mengajak wanita itu keluar. Hye Young melihat keduanya begitu kembali setelah menjawab telepon. Wanita itu bukannya menurut ia malah mengambil dompet dokter Lee dan mengambil uang sendiri. Tapi dokter Lee mengambil uangnya kembali. “Kau pikir aku datang untuk memberimu uang?”.
“Oppa, kau ini kenapa?” seru wanita itu. Hye Young yang melihatnya nampak seperti salah paham, dikiranya pasti dokter Lee pacar wanita tadi, habis situasi dan kondisi mendukung hahaha.
Tak ingin menimbulkan keributan, dokter Lee mengajak wanita itu berbicara di luar. Begitu berbalik ia melihat Hye Young, syok lah dokter Lee ia pun segera melepaskan pegangan tangannya.

Terdengar tangisan bayi, dokter Lee segera menghampirinya. Ternyata bayi yang menangis itu, anak ibu hamil yang datang bersama kedua anaknya tadi. Dokter Lee segera memeriksa perut bayi yang terus menangis dan bertanya sejak kapan bayi itu seperti itu dan apa ia sudah membawanya ke rumah sakit. “Tadi malam, aku membawanya ke ruang UGD. Mereka bilang itu enteritis, Namun, dia belum membaik.”jawab sang ibu. Dokter Lee pun meminta ijin memeriksanya, sang ibu nampak kesakitan karena mengalami kontraksi kembali.
“Ketika suami dan mertuaku datang aku akan membawa bayiku ke rumah sakit.”ujar sang ibu, karena ia merasa akan melahirkan ia berpesan pada Su Bin, anak tertuanya untuk mennjaga adiknya. Lalu ia dipapah dokter menuju ruang persalinan.

Sang bayi terus menangis. Terlihat Hye Young memperhatikan penanganan dokter Lee. Dokter Lee menenangkan Su Bin kalau adiknya akan baik2 saja.
“Apa ini kebetulan … kenapa dia datang ke sini?”guman Hye Young.

Sinopsis Obstetrics and Gynecology Doctors-Obgyn Episode 6

Dokter Lee selesai memeriksa adik Su Bin dan menenangkannya.
“Jadi, ini intussusceptions …apa perlu dilakukan operasi. Namun, jika kita melakukannya sekarang,
apa dengan buang angin bisa membuatnya lebih baik?”tanya Su Bin panjang lebar. Ia juga menambahkan kalau ia bisa membawanya sekarang karena ia memiliki kartu kredit. Su Bin juga menunjukkan kartu kreditnya. “Ibu menyuruhku untuk menyimpannya. Untuk naik taksi dan membeli makanan …” Dokter Lee tersenyum menenangkan lalu mengambil kartu namanya dan diberikan ke Su Bin. “Ketika nenekmu datang, hubungi aku dan jika bisa, bawalah adikmu segera ke rumah sakit”pesan dokter Lee. Su Bin paham, wanita tadi yang tak lain adalah pacar sepupunya mengeluh.
“Oppa, kenapa kau tidak memperlakukan sepupumu seperti itu? kau bisa lihat sendiri, dia bahkan tidak meneleponku…”
“Ji Woon memintaku datang ke sini karena baterai ponselmu habis.”jawab dokter Lee.

Terlihat seorang laki2 mencoba menghubungi seseorang sembari mencoba mencarinya. Ternyata laki-laki itu mencari Hye Young, laki2 itu wali sewaan Hye Young.

Dokter Lee menasehati agar pacar sepupunya berdamai dengan sepupunya. Bahkan ia akan membantu keduanya. “Jadi, tenanglah dan kembali ke rumah atau pergi ke kantorku Senin depan. Aku akan memeriksanya”tambah dokter Lee.
“Karena siapa aku mengenalnya?”elak pacar sepupu dokter Lee.
“Apa kau tetap menyalahkanku?”tanya dokter Lee. Pandangan dokter Lee pun teralihkan dengan kedatangan Hye Young bersama walinya. Mendengar penjelasan perawat mengenai operasi yang akan dijalani Hye Young, dokter Lee teringat kata2nya yang mengkhawatirkan keadaan bayi Hye Young.
“Apa kau kenal dia?”tanya pacar sepupunya. Tapi dokter Lee hanya fokus memandang kedua orang di depannya, saat diajak pergi pun dokter Lee malah menyuruh pacar sepupunya pergi duluan.
Dokter Lee mengampiri Hye Young dan mengajak bicara sebentar namun Hye Young menolak. Ia pun menarik lengan Hye Young dan mengajaknya pergi.

Sinopsis Obstetrics and Gynecology Doctors-Obgyn Episode 6

Hye Young pun marah dengan tindakan dokter Lee. “Apa kau datang untuk menandatanganinya, Dr. Lee?Tidak, kan? Lalu, kenapa kau menyuruh laki-laki itu pergi? Kau pikir aku senang melakukan ini?
Apa kau tahu sulitnya mengatur jadwal dengannya?”cecar Hye Young. Dokter Lee balik marah, “kau pikir aku senang melakukan ini?Apa kau pikir aku ingin terlibat dalam hal ini? Tapi aku terus melihatmu. kau terus berada di hadapanku. Kau tidak bisa makan, muntah dan sekarang di rumah sakit.” Hye Young bertanya apa Dokter Lee ingin ia memeriksa jadwal dokter Lee untuk menghindarinya.
“Seharusnya kau bilang begitu Aku bisa pergi ke rumah sakit lain. Apa menurutmu aku senang melakukan ini?”tambah Hye Young. Dokter Lee menjawab ia tidak tahu mengapa ia melakukan itu.
“Begitu sulit mendapatkannya, bagaimana bisa kau mengusirnya? Kau pikir aku senang melakukan ini?”keluh Hye Young, dokter Lee hanya bisa menghela nafas. Hye Young pun meminta agar mulai sekarang dokter Lee berpura-pura tak tahu karena ini bukan urusannya. Ia benar2 tak ingin terlibat dalam urusan dokter Lee. Ketengangan keduanya teralihkan dengan hiruk pikuk penanganan pasien, yang tak lain ibu Su Bin.

Ibu Su Bin mengalami pendarahan serius jadi memerlukan penanganan secepatnya dan rumah sakit tempat mereka berada saat ini tak bisa menanganinya. Mereka pun menelepon rumah sakit tempat Hye Young bekerja. Setelah memastikan mereka menelepon ke sana Hye Young segera menelepon tim medis di sana menyuruh menyiapkan transfusi darah. “Siapkan darah jenis RH + tipa A sebanyak mungkin. Siapkan juga trombositnya. Aku akan ke sana dalam 20 menit.”pesan Hye Young. Hye Young bergegas melesat, sebelum menyusul Hye Young dokter Lee berpesan pada Su Bin agar meneleponnya saat ayah atau neneknya datang. Su Bin menyebut nomor teleponnya dengan benar, dokter Lee pun berpesan agar perawat mengawasi keduanya lalu bergegas menyusul Hye Young.

Dokter Wang segera mengejar Hye Young yang sudah sampai rumah sakit, bukankah hari ini mereka tukar shift. Hye Young menjawab kalau tukar shiftnya minggu depan saja.
“Aku akan mengirimkanmu pasien.”ujar dokter Wang.
“Baiklah, kau harus membantu juga.”jawab Hye Young, lalu ia menjelaskan kondisi pasien yang akan mereka tangani. “Ini perdarahan plasenta abrupsio. Bahkan setelah rahimnya ditutup….Perdarahan tidak berhenti.”
“Ini akan menjadi sebuah peperangan darah.”guman dokter Wang lalu kembali menyusul Hye Young. Terlihat dokter Lee juga sudah sampai di rumah sakit.

Sinopsis Obstetrics and Gynecology Doctors-Obgyn Episode 6

Hye Young yang sudah berpakaian dokter bertemu dengan Kyung Woo yang mengecek kedatangan pasien. Dan ternyata pasien belum datang.
“Apa kau sudah memanggil tim embolisasi?”tanya dokter Seo. Kyung Woo menjawab sudah dan mereka sedang dalam perjalanan, tiba dalam satu setengah jam. Lalu Kyung Woo bergegas pergi, Sook Jung yang menerima telepon memberitahu kalau pasien sudah sampai di UGD namun dalam kondisi perutnya hampir terbuka. Dokter Seo bergegas turun.

Dokter Wang menghampiri Sook Jung, “pasiennya tidak beruntung”katanya. Hal itu disebabkan hanya ada satu dokter yang bertugas di akhir pekan.
“Apa dia sudah masuk ke dalam Vicious cycle?”tanya dokter Wang. Sook Jung mengatakan kalau pasien beruntung karena ini bukan shift malam dan mereka punya dokter Wang.
“Aku hanya ahli dalam infertilitas.”
“Dokter Seo sudah datang. Ahli radiologi juga akan datang.”lanjut Sook Jung.
“Bahkan, dia tidak pernah kehilangan pasiennya.”puji dokter Wang.
“Bagaimana itu mungkin terjadi? Bukankah dia datang dari tempat di mana ada begitu banyak pasien risiko tinggi? Kami tidak punya solusi apapun untuk cairan ketuban embolisis dan trombosis.”
Dokter Wang menenangkannya dengan mengatakan peruntungannya bagus dan dokter Seo tidak pernah menyerah dan semoga hari ini juga hari keberuntungannya.

Sinopsis Obstetrics and Gynecology Doctors-Obgyn Episode 6

Dokter yang sebelumnya menangani ibu Su Bin menjelaskan apa saja yang telah mereka lakukan.
Setelah operasi cesar, mereka mengangkat rahimnya. Namun, pendarahan tidak berhenti.Terlihat perut pasien sudah mandi darah #perjuangan seorang ibu U.U
Dokter Ahn segera meluncur bersama Tae Joon. Dokter Ahn mengambil alih pemeriksaan, Tae Joon menelepon menanyakan kesiapan operasi. Salah satu dokter yang juga ikut menanganinya meminta dilakukan cross-matching. Dokter Seo tiba, “aku rasa perutnya akan segera terbuka.”ujarnya begitu melihat kondisi pasien. Ia pun bertanya kapan embolisasi datang dan kesiapan transfusi darah.
“Aku akan pergi untuk melakukan cross matching dan butuh 30 menit lagi.”jawab Tae Joon.
“Apa kau ingin melakukannya setelah dia meninggal? Kita tidak bisa melakukan cross matching.”ujar dokter Seo. Dokter Ahn memberitahukan kalau tekanan darahnya tak naik. Tae Joon yang datang bersama dokter Wang memberikan darah yang belum di cross matching . Tapi dokter Seo tetap menyuruhnya memberikan darahnya sekarang saja, melihat kondisi pasien yang sudah mandi darah.

Tetiba hidung pasien mengeluarkan darah. Dokter Ahn memberitahu dokter Seo, dokter Seo menyuruh membuka luka pasien. Dokter Ahn membuka luka bekas jahitan pasien bekas operasi cesar. Darah segar mengucur dari sana. Ketika dokter Seo menekan samping jahitan itu pelan, darah segar menciprat ke pipi dokter Seo. “Ini Diseeminated Intravasculer Coagulation (DIC) hubungi ruang operasi.” Dokter Wang memberikan perintah. Dokter Seo menambahkan agar mereka menyiapkan ruang operasi.
“Kau benar-benar ingin melakukan operasi? Ahli radiologi akan datang.”ujar dokter Wang. Dokter Seo berkata kalau mereka harus menghentikan pendarahannya dulu. Karena belum tentu pasien mampu bertahan.
“Mengapa kita tidak menunggu sampai tekanan darahnya kembali ke normal?”tanya dokter Ahn.
“Aku akan melakukannya dengan transfusi. Selama rahimnya sudah keluar, operasi akan segera berakhir.”jelas dokter Seo, dokter Ahn hanya bisa mengumpat kekeras kepalaan dokter Seo hehe.
“Jika kau membukannya, akan terjadi pendarahan dimana-mana. Bagaimana kau bisa menanganinya?”tanya dokter Wang. Dokter Seo malah berkata kalau pendarahannya tidak hanya ada di satu lokasi. Dokter Wang kembali bertanya bagaimana jika dokter Seo tak bisa bisa menghentikan pendarahan. Jika pasien meninggal saat operasi ia akan disalahkan. Dokter Seo bersikeras agar disiapkan ruang operasi, ia akan melakukannya dengan transfusi dan berbicara dengan walinya.

Terlihat suami pasien Yang Mi Sun menelepon rumah sakit yang sebelumnya, perawat memberitahukan kalau ia telah dipindahkan ke rumah sakit lain karena terjadi pendarahan serius, pendarahannya tak berhenti karena rahimnya diangkat. Su Bin berusaha menenangkan adiknya yang menangis rewel. Su Bin terperangah saat mendengar perawat mengatakan pada ayahnya di telepon agar mereka mempersiapkan diri dengan kondisi terburuk.

Pasien Yang Mi Sun segera dilarikan ke ruang operasi. Dokter Wang masuk ingin ikut membantu operasi, walau dokter Seo mengatakan ia tak perlu masuk. “Aku bertugas hari ini. Aku akan ikut mengatasinya.”ujarnya. Lalu ia menyuruh Tae Joon pergi ke ruang perawatan, dokter Wang menggantikan Tae Joon.
“Dr. Seo, ini sepertinya Diseeminated Intravasculer Coagulation (DIC)…Apa Anda benar-benar akan membukanya?”tanya dokter Shin. Dokter Seo menjawab kalau ia harus menghentikan pendarahannya dulu dan meminta diberikan transfusi sesegera mungkin. Walau itu terasa tak mungkin dokter Shin berusaha memenuhinya. Operasi dimulai, dokter Seo kembali membuka bekas jahitan pasien. Darah segar mengucur deras,para dokter berusaha menghentikan pendarahannya. Dokter Shin yang meminta tambahan darah memberitahukan kalau tipe darah yang mereka cari sudah tak ada di persediaan rumah sakit mereka. Terpaksa mereka akan mencarinya di bank darah.
“Kita menggantungkan diri pada persediaan darah. Jika terlambat, kita tidak akan …”sela dokter Wang namun tak digubris dokter Seo.
“Dokter, mungkinkah aku menggunakan Cell saver?”tanya dokter Seo pada dokter Shin.
Dokter Shin mengiyakan karena sudah tak ada pilihan lain. Perawat pun mengambilkan cell saver.

Sinopsis Obstetrics and Gynecology Doctors-Obgyn Episode 6

Dokter Seo menyuruh Dr. Ahn mengeringkan darah menggunakan suction, jangan menggunakan kain kasa. Karena dengan kasa pendarahan akan lebih banyak,
“Mereka mengangkat rahimnya, aku tidak bisa mengatakan di mana itu. Aku bahkan tidak bisa melihat dengan jelas karena tertutup darah”keluh dokter Wang, lalu bertanya apa yang dicari dokter Seo.

Dokter Seo menjawab kalau ia mencari internal iliac artery. Terlihat operasi kali ini sangat sulit ditangani. Dokter Wang mengatakan kalau mereka mengatasi tempat yang krusial. Tidak peduli seberapa keras mereka mencoba, mereka menyebabkan perdarahan lebih parah. Dokter Seo malah berkata agar mereka menekan dengan kain kasa selama 5 menit. 5 menit berlalu, namun lubang yang tadi ditutup dengan kain kasa masih mengeluarkan darah, darah kembali menggenang.
“Aku katakan untuk menunggu embolisasi.”keluh dokter Ahn. Dokter Wang marah mendengarnya, dokter Ahn meminta maaf. Dokter Seo pun menyuruh dokter Ahn keluar dan beristirahat.
Dokter Ahn menolak, ia mengatakan kalau ia baik2 saja. Operasi sudah berjalan hampir 3 jam namun belum ada hasil yang memuaskan padahal sudah habis berkantung-kantung darah.

Dokter Ahn mengeluhkan kenapa kondisi pasien juga tidak membaik. Dokter Wang berkata itu menandakan ada pendarahan yang tersembunyi. “Bahkan jika kita menghentikan pendarahan,
apa organ tubuhnya akan baik-baik saja?”tanya dokter Ahn.
“Bahkan jika kita menghentikan pendarahan, kegagalan multi organ akan tetap terjadi. Kita hanya bisa berharap ini berhasil.”jawab dokter Wang, keadaan pasien sudah seperti banjir darah dan waktu terus berlalu namun darah masih terus keluar walaupun sudah mulai lebih lambat.
Dokter Wang berkata pada dokter Seo kalau ia rasa mereka tak bisa menghentikannya. Dokter Shin juga bertanya berapa lama lagi mereka harus melakukan itu. Setelah nampak berpikir dokter Seo meminta dibawakan obat penghentian darah. Setelah obatnya datang, dokter Seo mengatakan kalau mereka akan menyedot darahnya dan terus melakukan transfusi darah. Para dokter pendamping operasinya hanya bisa menghela nafas mengikuti langkah berani yang diambil dokter Seo.

Sinopsis Obstetrics and Gynecology Doctors-Obgyn Episode 6

Dokter Wang keluar ruangan operasi, Sook Jung segera memberondongnya dengan banyak pertanyaan. “Aku dengar pendarahannya telah berhenti benarkah? Apa perutnya sudah ditutup”tanyanya.
“Aku rasa begitu.” Sook Jung kembali bertanya apa dokter Wang orang yang pertama meninggalkan ruangan?. Bukankah dokter Seo tidak sedang bertugas.
“Ini spesialisasinya. Dia tidak akan pernah menyerahkan pasiennya padaku.”jawab dokter Wang.
Sook Jung membenarkan walaupun emosi dokter Seo buruk tapi ia dokter yang baik.
“Itu sebabnya dia selalu berada pada waktu yang sulit. Aku takut dia akan bersikeras untuk tinggal di ICU.”ujar dokter Wang. Young Mi yang berada di antara keduanya menyahut saat ia hamil, ia ingin dokter Seo yang menanganinya. “Hamilah setelah kau menikah…”tanggap Sook Jung, ia pun segera menanyakan mau ke mana dokter Wang begitu melihat dokter Wang beranjak pergi. Padahal mereka sedang memesan pizza, dokter Wang menjawab kalau ia akan kembali.

Dokter Seo memberitahukan agar pasien Yang Min Sun diperiksa setiap jam sekali pada dokter Ahn dan perawat. Dokter Ahn mengiyakan, ia juga memberitahukan kalau ia telah meminta pendapat nephrologic karena urinenya tidak cukup. “Begitu banyak pendarahan, mereka mungkin perlu melakukan dialisis ginjal Jika fungsi ginjalnya tidak pulih, dia akan bermasalah disepanjang hidupnya”terang dokter Seo, lalu bertanya apa dokter Ahn bisa menjaganya, jika tidak ia akan menjaganya sendiri. Dokter Wang masuk dan mengatakan kalau ia yang akan menjaganya karena melihat wajah dokter Seo yang nampak pucat. Dokter Seo berkata kalau ia tak mempercayai dokter Wang. “Yang dia butuhkan saat ini bukanlah ahli medis psikologis tetapi seseorang seperti dokter Ahn yang tetap tinggal untuk membantunya.”papar dokter Seo lalu menjelaskan apa saja yang harus diperiksa pada dokter Ahn. “Tolong periksa area perut, urin yang keluar dan juga jumlah transfusi setiap jam. Tes darah setiap 3 jam. Inilah hal terbaik yang bisa dilakukan untuknya agar kita bisa memutuskan penanganan yang tepat pada setiap situasi. Jika tekanan darahnya turun, lakukan sesuatu untuk menaikkannya mungkin sekitar 1,5 kali lebih dari yang kau pikirkan.”
Dokter Ahn bertanya bagaimana jika hal itu menyebabkan edema paru?
“Dia selamat dengan berbagai efek samping. Kita telah membuka perutnya 2 kali dalam jeda waktu singkat. kita tidak akan bisa menyelamatkannya, bila hal itu terjadi lagi. Jadi hal yang pertama dilakukan adalah menyelamatkannya.”tegas dokter Seo.

Dokter Lee yang mengecek kondisi salah satu bayi menerima telepon dari Su Bin. Su Bin memberitahukan kalau ia dan adiknya dalam perjalanan ke rumah sakit Hangook tempat dokter Lee bekerja. Dokter Lee bertanya apa neneknya sudah datang, Su Bin menjawab kalau neneknya belum datang. Ia datang ke RS Hangook karena ibunya sudah dipindahkan ke sana, jadi ia akan menunggunya di sana. Ternyata ia datang ke sana dengan ambulan, dokter Lee pun ingin berbicara dengan petugas ambulan. Petugas ambulan memberitahukan kalau bayinya sangat rewel. Namun terlihat tidak terlalu serius.

Sinopsis Obstetrics and Gynecology Doctors-Obgyn Episode 6

Kondisi pasien Yang Mi Sun kembali memburuk, ia kembali mengalami pendarahan. Dokter Seo yang beristirahat segera ditelepon, ia pun bergegas menuju perawatan dengan berlari. Begitu pula dokter Lee berlari menyusul, dokter Seo mengira dokter Lee mengikutinya namun dokter Lee berlari ke arah lain hahaha.

Sesampainya di ruang perawatan dokter Seo segera menanyakan apa yang terjadi. Dokter Ahn memberitahukan kalau terjadi kebocoran dan pendarahan. Dokter Seo pun segera memerintahkan dokter Ahn memanggil bagian radiologi dan meminta mereka untuk melakukan embolisasi.

Dokter Lee nampak menunggu kedatangan Su Bin dan adiknya. Dokter Lee segera menggendong adik Su Bin begitu sampai dan segera membawanya ke dalam untuk diperiksa. Su Bin juga memberitahukan kalau ayahnya sudah naik kapal. Ia bertanya di mana ibunya.
“Pertama kita rawat dulu adikmu baru mencari ibumu.”jawab dokter Lee.

Sinopsis Obstetrics and Gynecology Doctors-Obgyn Episode 6

Adik Su Bin pun diperiksa perutnya melalui USG, dokter Lee menanyakan keadaan adik Su Bin pada dokter yang memeriksanya. “Jika kita mau cepat, kita bisa melakukan insuflasi udara.”jawabnya, dokter yang memeriksanya juga menanyakan di mana walinya. Dokter Lee menjawab mereka belum datang, adik Su Bin terus saja menangis. Begitu selesai dokter Lee berusaha menenangkannya.

Embolisasi dilakukan pada pasien Yang Mi Sun, dokter Ahn yang menemaninya memperhatikan analisanya via monitor. Di monitor terlihat cabang yang mengalami pendarahan. Ia pun menemukan sumber pendarahannya. Dokter Ahn pun memberitahukannya, ia juga memberitahu dokter Seo kalau anak2 pasien datang mencarinya.

Su Bin berusaha menelepon ayahnya, namun tak diangkat. Ditambah neneknya tak memiliki hp.
Karena walinya tak bisa dihubungi dokter yang memeriksa adik Su Bin mengatakan mereka menunggu saja.
Dokter radialogi menemui doketr Ahn di ruang monitoring, “aku pikir aku hampir mengatasi semuanya.”gumannya.
“Namun, perdarahan tidak berhenti. Apa yang harus kita lakukan?”tanya dokter Ahn.
“Dokter kandungan harus bisa mengatasinya”. Dokter Ahn memandang sendu ke arah pasien.

Dokter Seo bertanya pada Sook Jung apakah ia sudah menghubungi wali pasien Yang.
Sook Jung menjawab kalau mereka sudah berada di kapal dan akan tiba sekitar 4 jam lagi.
Dokter Seo juga menanyakan anak2 pasien. Sook Jung terhenyak mendengarnya.

Sinopsis Obstetrics and Gynecology Doctors-Obgyn Episode 6

Waktu terus berlalu, Su Bin belum juga bisa menghubungi ayahnya. Adiknya sudah tak bisa menahannya lagi, ia terus menangis. “Segera lakukan insuflasi udara. Ini hanya prosedur sederhana.”pinta dokter Lee.
“Walau hanya prosedur sederhana, tapi mungkin saja terjadi efek samping. Aku tidak bisa melakukan ini tanpa persetujuan wali.” Dokter Lee berusaha membujuk agar mereka melakukan operasi, jika menunggu lebih lama lagi hal2 yang tak diinginkan bisa terjadi.
Dokter yang memeriksa adik Su Bin tahu, tapi siapa yang akan bertanggung jawab jika operasi itu menyebabkan lubang pada ususnya. Su Bin yang sedaritadi mendengarnya, berkata kalau ia yang akan menandatanganinya. Dokter berkata tidak bisa karena Su Bin bukan orang dewasa.
“Aku sudah membawanya sendiri ke sini. Aku juga punya kartu kredit.” Su Bin menunjukkan kartu kreditnya, pak dokter berusaha menjelaskan permasalahannya.
“Ini bukan tentang uang. Prosedur ini dapat menyebabkan kebocoran pada usus. Kemudian, kita perlu melakukan operasi, yang bahkan lebih sulit dari prosedur ini. Jika ayahmu menyalahkan dokter maka dokter akan berada dalam kesulitan.” Su Bin bertanya apa ibunya belum sudar, ia berpikir ia bisa minta persetujuan ibunya jika sudah sadar. Su Bin juga minta diijinkan melihat ibunya.

Dokter Lee mengantar keduanya menemui ibunya. Dokter Lee bertanya pada Sook Jung apa mereka bisa tahu keadaan Ny. Yang. Sook Jung yang tidak mengetahui siapa kedua anak yang dibawa dokter Lee terus menyerocos memberitahu kondisi Ny. Yang yang makin memburuk. Terlanjur mendengar walau dokter Lee berusaha menutup salah satu telinga Su Bin, Su Bin bertanya apa ada yang tidak beres dengan ibunya. Sook Jung terperangah, Young Mi yang berada di samping Sook Jung mengatakan kalau kedua anak itu anak2 yang dicari dokter Seo.

Sinopsis Obstetrics and Gynecology Doctors-Obgyn Episode 6

Dokter Seo memeriksa kondisi pasien Yang ditemani dokter Ahn. Dokter Seo bertanya pendarahan pasien di vaginanya, dokter Ahn mengatakan tak ada. Dokter Seo pun berusaha membangunkan pasien. Pasien membuka matanya, “Anda ingat telah melahirkan?”tanya dokter Seo. Pasien mengangguk, dokter Seo dan Ahn tersenyum mendengarnya.
“Drainase nya sudah menurun. Masih terlalu dini untuk tidak mengkhawatirkannya”ujar dokter Seo.
“Namun, dia masih belum buang air kecil. Aku akan terus memeriksa.”kata dokter Ahn menenangkannya. Padahal seharusnya sudah keluar, dokter Ahn pun menepuk2 wajahnya agar tak terserang ngantuk gegara kelelahan.

Su Bin makan dengan lahap, sementara adiknya minum susu dibantu Young Mi. Sook Jung yang melihatnya mengingatkan bukankah hari ini ia punya janji. Young Mi berkata kalau ia masih punya waktu. “Bukankah kau ingin mampir salon dulu? aku mengalami kesulitan untuk mendapat kesempatan bersama manager.”kata Sook Jung. Young Mi menjawab kalau ia tak membutuhkannya lagi.
“Omo, kenapa kau….. lalu bagaimana dengan aku?”, lalu bergegas pergi.
Young Mi berkata kalau ia bangga pada Su Bin. “Bagaimana bisa kau punya ide datang bersama ambulans? Kau benar-benar kakak yang baik.”puji Young Mi. Su Bin tersenyum mendengarnya.

Sinopsis Obstetrics and Gynecology Doctors-Obgyn Episode 6

Dokter Seo yang datang bersama dokter Wang bertanya pada Su Bin apakah ayahnya belum datang.
Su Bin menjawab kalau ayahnya akan tiba dalam 2 jam dan menanyakan keadaan ibunya.
“Ibumu berusaha dengan baik”jawab dokter Seo.
“Su Bin, katakan pada dokter dan perawat untuk merawat ibumu dengan baik dan ayo kita pergi mengurus adikmu.”sela dokter Lee mengalihkan pembicaraan.
“Dokter bilang dia tidak akan melakukannya..Meskipun operasi akan sangat sulit,dia tidak ingin melakukannya.”seru Su Bin seraya menangis.
“Jangan menangis. Aku akan memintanya untuk melakukannya.”ucap dokter Lee menenangkan, semua yang berada di sana terenyuh mendengar kata2 Su Bin. Kasian banget ni anak, apalagi lihat ekspresi adiknya Su Bin melas2 gimana gitu, ibunya sekarat ayahnya susah dihubungi adiknya juga dalam bahaya, anak sekecil itu harus dalam sikon yang serba salah.

Adik Su Bin kembali diperiksa ia terus menangis, dokter Lee mengatakan kalau adik Su Bin kesakitan. “Kita tidak bisa menunggu lebih lama karena 0,2% kesalahan. Aku akan bertanggung jawab.”tegas dokter Lee, dokter yang memeriksa adik Su Bin hanya memandang sang bayi.
“Ini sudah 3 jam…Jika ususnya bocor, maka operasi yang akan dilakukan lebih sulit. Bayi ini tidak akan bisa menahannya. Aku akan menandatanganinya”papar dokter Lee penuh tekad.
“Jika berjalan dengan baik, kita beruntung.”
“Dokter. aku mohon padamu”pinta dokter Lee. Akhirnya dokter pun menyetujuinya, tapi dokter Lee yang bertanggung jawab. Dokter Lee mengangguk mengiyakan.

Sinopsis Obstetrics and Gynecology Doctors-Obgyn Episode 6

Adik Su Bin, Yu Bin melakukan berbagai pemeriksaan. Ia terus menangis, Su Bin dan Young Mi menenangkannya. Yu Bin kembali tenang setelah selesai diperiksa.
“Bukankah kau bilang punya janji?”tanya dokter Lee pada Young Mi.
“Aku akan kembali dalam 2 jam.”jawab Young Mi. “Jadi, jika walinya tidak datang sampai saat itu, Tolong hubungi aku.” Dokter Lee mengiyakan, ia akan menghubunginya. Young Mi pamit pergi pada Su Bin.

Dokter Seo kembali mengecek kondisi pasien Yang. Pendarahannya telah berkurang begitu pula urinnya. Dokter Ahn mengiyakan. “Kau melakukannya dengan baik. istirahatlah.”ucap dokter Seo.
“Aku akan istirahat selama 2 jam.”jawab dokter Ahn lalu pergi.

Sinopsis Obstetrics and Gynecology Doctors-Obgyn Episode 6

Young Mi mempercantik penampilannya, Kyung Woo yang melewatinya jadi segar kembali (maksudnya udah nggak ngantuk lagi hahaha). Sook Jung yang juga lewat bertanya kenapa belum lagi, bukankah Young Mi akan pergi kencan buta. “Aku pergi sekarang. aku akan bertemu dengannya di depan rumah sakit.”jawab Young Mi.
“Aigoo, Siapa orang yang memakai pakaian begitu saat kencan buta?”sindir Kyung Woo. “Padahal kita baru saja putus …”lanjutnya lirih. Young Mi terlihat cuek bebek.
“Warna itu tidak cocok, apa kau ingin bermain catur? warna bibirmu sangat tipis.”
“Benarkah? Lalu aku seharusnya memakai lipstik lagi.”jawab Young Mi ketus, lalu mengucapkan terima kasih dan kembali mengoleskan lipstik di bibirnya.
“Dr. Ahn, apa kau tidak tahu? Saat kencan bukan, kau tidak seharusnya lebih cantik tetapi lebih sedikit menor seperti Young Mi. Berpenampilan cantik seharusnya saat kita berada diantara orang yang kita kenal.”sahut Sook Jung. Sook Jung tambah memanas-manasi hati Kyung Woo.
“Pria berpikir kau cantik ketika kau sedikit menor. Bagus, kau terlihat seperti Putri Salju.”puji Sook Jung pada Young Mi. Kyung Woo bergegas pergi sembari ngedumel hahaha.

Sebelum melakukan X-ray dokter Lee membawa Yu Bin menemui ibunya. Tadinya Su Bin ingin ikut, namun dokter Lee berpesan agar ia menunggu karena saat ayahnya datang ia harus menjelaskan dan jika dokter mencari Yu Bin, ia harus memberitahu di mana dia.

Dokter Lee masuk menggendong Yu Bin menemui pasien Yang dikala dokter Seo yang sedang berjaga tertidur. Perawat mengingatkan kalau bayi dilarang masuk.
“Aku tahu…Namun, aku rasa bila bayinya ada disampingnya akan membantu pemulihannya mengertilah.”ucap dokter Lee, perawat pun pamit keluar. Dokter Lee memperhatikan dokter Seo yang pulas tertidur sesaat, lalu ia memperlihatkan Yu Bin pada ibunya yang terbaring koma.
Yu Bin mencoba memegang-megang tangan ibunya. Yu Bin menangis, serasa tahu ada yang membutuhkannya monitor pasien berbunyi, dokter Seo terbangun dan segera memeriksanya namun kondisi semuanya normal.
“Di mana walinya?”tanya dokter Seo begitu melihat dokter Lee bersama Yu Bin.
“Belum datang. Karena cuaca buruk, kita tidak bisa menghubunginya.”jawab dokter Lee.
“Kau sudah bekerja keras. Di mana kakaknya?”. Dokter Lee menjawab kalau kakaknya ada di UGD,
ia tak ingin Su Bin terkejut melihat ibunya.
“Orang-orang mungkin berpikir kau ayahnya.”ucap dokter Seo. Dokter Lee tersenyum mendengarnya,“orang-orang mungkin juga berpikir kau walinya.”balasnya.
“Yu Bin, beri semangat ibumu. Jadilah kuat, ibu. Kami mendukungmu.”ucap dokter Lee mengajari Yu Bin, dokter Seo tersenyum dengan tingkah dokter Lee yang dekat dengan anak2. Dokter Lee pamit mengajak Yu Bin , sempat bertemu dengan dokter Ahn yang juga masuk.

Dokter Lee melihat hasil rotgen Yu Bin dan segera menelepon seseorang memberitahukan kalau ada lubang dan meminta memeriksanya. Yu Bin melakukan pemeriksaan X-ray.

Ayah Su Bin datang, Dokter Ahn pun segera menelepon dokter Seo kalau walinya sudah datang. Suami Yang Mi Sun, berbicara dengan dokter Seo.
“Dia tidak memiliki kanker atau penyakit kronis…Bukankah pendarahannya berarti…Rumah sakit pertama telah melakukan prosedur yang salah?”tanya suami Mi Sun.
“Mereka tidak melakukan sesuatu yang salah. Mereka berhasil mengangkat rahimnya, dan segera menghubungi kami dan memindahkannya ketika pendarahannya tidak berhenti.”jawab dokter Seo, karena saat itu ia ada di sana.
“Bukankah seharusnya mereka mengirimnya ke rumah sakit yang lebih besar sejak awal?”
“Jika mereka melakukannya, ini akan lebih berbahaya bagi bayinya. Nyonya Yang memiliki Diseeminated Intravasculer Coagulation (DIC) karena pendarahan, tetapi kini sudah terkontrol.”jelas dokter Seo, tetiba dokter Ahn menelepon memberitahukan kalau perut Ny, Yang membesar lagi.

Dokter Seo beserta wali pasien segera ke ruang perawatan. Dokter Ahn memberitahukan kondisi pasien.

Sinopsis Obstetrics and Gynecology Doctors-Obgyn Episode 6

Dokter, dokter Lee dan Su Bin melihat hasil X-ray Yu Bin. Dokter mengatakan benar ada lubang, lubang kecil.
“Sepertinya begitu, padahal tekanan udara tidak terlalu besar…”ucap dokter Lee.
“Apa yang harus kita lakukan sekarang?”tanya dokter, “yang aku tahu, dinding usus yang lemah bisa berlubang apa pelemahan dinding usus terjadi, karena kita terlambat melakukannya?”.
“Untungnya, itu hanya lubang kecil…”
“Tapi dia bisa mengalami pneumoperitoneum atau lubang setiap menit. Apa yang harus kita katakan pada walinya ketika dia datang ke sini?”tanya dokter, dokter Lee nampak berpikir tetiba datang dokter senior datang menanyakan apa yang terjadi.

Dokter senior tadi memarahi dokter Lee.
“Kenapa kalian melakukan itu? Ini bukan karena mereka tidak ingin menyelamatkan pasien, tidakkah kau sadar mengapa kita butuh lembar persetujuan? Ini perforasi pertama yang kami lakukan dalam 3 tahun terakhir. Dan kita bahkan tidak memiliki persetujuan wali”serunya lalu bertanya apa yang akan mereka lakukan. Dokter Lee berkata kalau ia akan bertanggung jawab.
“Bagaimana caramu bertanggung jawab?”
“Untungnya ini hanya lubang kecil, jadi kita tunggu beberapa hari. Jika dia membaik, kita tak perlu melakukan operasi. tetapi jika operasi diperlukan, saya akan memberitahu walinya.”jelas dokter Lee.
“Dr. Lee, jika ibuku tidak ada di sini, aku wali Yu Bin.”sahut Su Bin. “Aku bisa mengatakan pada ayahku ketika dia sudah di sini. dokter sebenarnya tidak ingin mengoperasi Yu Bin”..
Tetiba datang ayahnya dan langsung bertanya ada apa dengan Yu Bin?.

Sinopsis Obstetrics and Gynecology Doctors-Obgyn Episode 6

Dokter dan dokter Lee menjelaskan kondisi Yu Bin, namun ayahnya tak terima.
“Istriku harus menjalani operasi 2 kali dan kau melakukan operasi tanpa persetujuan, kini usus anakku terdapat lubang. Apa rumah sakit ini tidak punya dokter yang kompeten? Apa hanya gedung rumah sakit ini saja yang besar? Katakan siapa orang yang akan bertanggung jawab.”serunya marah.
Dokter Lee terdiam menerima makian ayah Yu Bin dan meminta maaf.
“Kau pikir dengan minta maaf akan menyelesaikan semuanya? Apa yang akan kau lakukan dengan anakku? Jika kau punya mulut, katakan sesuatu.”lanjutnya seraya mencengkram kerah baju dokter Lee. “Ayah hentikan. Kenapa ini?”seru Su Bin yang sudah tak tahan mendengar omelan ayahnya.
Ayahnya malah menyuruhnya diam.
“Aku yang menyuruh mereka melakukannya, aku memaksa mereka untuk melakukannya”seru Su Bin.
“Apa karena anak ini memintamu untuk melakukan prosedur yang berbahaya, kau melakukannya?
Apa kau pikir telah melakukan sesuatu yang benar?”
“Lalu apa yang bisa kita lakukan? ayah tidak menjawab telepon. Nenek tidak datang …Ibu harus menjalani operasi. Apa yang harus kita lakukan?”cecar Su Bin berderai airmata. “Apa ayah tahu, seberapa sakit yang Yu Bin rasakan? ayah tidak tahu, berapa lama Yu Bin merasakan kesakitan.
Ayah tidak bersama kami. Ayah tidak menjawab telepon. Yu Bin menangis kesakitan. Apa yang harus kita lakukan?”, Su Bin membeberkan kondisi yang dialaminya hingga yang mendengarnya terenyuh, bahkan dokter Lee meneteskan air mata U.U.

Dokter Lee menenangkan Su Bin yang menangis, chief Choi yang bersama Seo Jin melihatnya.
Seo Jin bertanya apa yang terjadi.
“Bayi pasien yang mengalami Diseeminated Intravasculer Coagulation (DIC) menderita intususepsi.
Karena ia tidak bisa menghubungi ayahnya, Dr. Lee meminta ahli radiologi untuk melakukan insuflasi udara sepertinya, ini menyebabkan komplikasi.”jawab chief Choi.
“Apakah dia selalu seperti itu?”tanya Seo Jin. Chief Choi menjawab kalau dokter Lee mudah tersentuh. “Bisakah seseorang hidup dengan apa yang dia inginkan?”tanya Seo Jin lagi.
“Aku rasa dia punya keyakinan tersendiri.”
“Keyakinan? Dia pasti senang bisa melakukan apapun yang dia inginkan.”sanggah Seo Jin dengan tatapan tak suka.

Sinopsis Obstetrics and Gynecology Doctors-Obgyn Episode 6

Dokter Lee membawa ayah mengunjungi Yu Bin. Dokter Lee menjelaskan kondisi Yu Bin saat ini.
“Dia tidak bisa makan apapun karena lubang pada ususnya. Kami akan mengurangi tekanan udara di dalam perut melalui tuba L. Kami juga akan memberikan antibiotik, aku pikir dia akan pulih dengan cara ini. Namun, dalam keadaan darurat, aku akan memberi tahu dokter anak. Ini kasus langka.
Ada efek karena kita menunggu terlalu lama sehingga dinding ususnya melemah”terang dokter Lee, lalu meminta maaf.

Dokter Ahn memberitahukan hasil tes pasien Yang pada dokter Seo dan suaminya. Mendengar itu dokter Seo memberitahukan mereka tidak memiliki pilihan lain lagi.

Tim dokter pun melakukan rapat tentang keputusan kembali mengoperasi pasien Yang.
“Apa kau yakin mampu mendapatkan titik perdarahan dengan tepat? ini DIC, apa kau masih ingin membuka perutnya lagi?”tanya salah satu dokter.
“Pasti ada beberapa arteri yang tidak kami temukan”jawab dokter Seo.
“Jika membukanya, hanya akan terjadi seperti kemarin. darah akan keluar dari segala arah.
Bagaimana kau mengatasinya?”tanya dokter Wang.
“Bagaimana kalau kita mengontrol pendarahannya dengan obat dan terus mengawasinya?”tanya dokter pertama tadi.
“Melihat kondisinya, pendarahannya ini bukan tipe dari DIC.”jawab dokter Seo. Dokter tadi menyuruh dokter Wang menghentikan dokter Seo dan melakukan operasi untuk menutup pembuluh darah yang bocor.
“Operasi itu tidak akan bisa menemukan setiap vena. Kita hanya perlu menghentikan pendarahan. Dia berbeda dari pasien lain”sela dokter Seo. Dokter tadi bertanya bagaimana jika pasien meninggal.
“Pada operasi pertama, aku yakin kita melewatkan sesuatu. Aku akan mengatasinya.”jawab dokter Seo. Dokter Wang bertanya bagaimana dokter Seo mengatasi pendarahan yang terjadi?.
“Kau tidak mengerti ini…Bahkan aku menentang ide ini..Apa kau pikir walinya akan setuju denganmu?”selidik dokter.
“Apa menurutmu pasien akan bertahan dengan perdarahan yang begitu hebat?”seru dokter Seo bersikeras, kedua dokter yang menemaninya hanya bisa menghela nafas.

Dokter Seo meminta persetujuan suami pasien, tapi suaminya menolak. Dokter Seo pun menjelaskan kondisinya saat ini, jalan satu2nya melakukan operasi lagi.
“Dokter telah mencoba dua kali dan sekarang ingin membukanya lagi. Dokter juga mengatakan ada risiko dia akan mati. Dan dokter ingin aku menyetujuinya?”tanya suami pasien. Dokter Seo mengiyakan.
“Apa dokter yakin dapat menyelamatkan hidupnya? kalau memang begitu. aku akan setuju.”
“Tidak, aku tidak bisa.”jawab dokter Seo. “Aku juga takut bila aku tidak bisa menuntup perutnya bila aku membukanya. Namun, aku rasa kita perlu mencobanya. Aku bahkan tidak tahu berapa lama operasi akan berlangsung. Namun, kami tidak memiliki alternatif lain.”

Sinopsis Obstetrics and Gynecology Doctors-Obgyn Episode 6

Ayah Su Bin masuk ke ruang perawatan Yu Bin, ia memandang lemah ke arah Su Bin yang tertidur di samping dokter Lee yang juga tertidur lelap. Ia juga memandang Yu Bin dan teringat kata2 putrinya dan juga kata2 dokter Seo tentang kondisi istrinya. Lalu ayah Su Bin pun menelepon dokter Seo dan menyetujui operasi istrinya. Dokter Lee yang terbangun mendengarnya.

Persiapan operasi untuk pasien Yang kembali dipersiapkan.
“Aku tidak tahu harus berkata apa…Apa yang membuat anda melakukan ini? Ini bahkan belum sehari”keluh dokter Shin.
“Bagaimana jika pendarahannya seperti kemarin?”tambah salah satu dokter lain.
“Mudah-mudahan kita bisa menutupnya…Hanya dengan memikirkan itu, tanganku gemetar.”kata dokter Ahn. Operasi siap dimulai, dokter Seo meminta gunting.
“Hye Young, apa kau yakin?”tanya dokter Wang.
“Aku yakin kita melewatkan sesuatu…”jawab dokter Seo. Operasi dimulai….
Su Bin dan ayahnya menunggu dengan gelisah di luar.

Kembali ke ruang operasi, terlihat dokter Seo melihat sumber pendarahan. Begitu pula yang lain.
Jika mereka menghentikannya, permasalahannya akan selesai. Semua nampak lega, operasi kembali dimulai. Semua memandang kagum dengan kinerja dokter Seo. Dokter Seo dengan terampil menjahit sumber pendarahan.
“Hye Young, kau benar.”puji dokter Wang.
“Apa aku pernah salah?”jawab dokter Seo, semua tersenyum mendengarnya.

Dokter Lee mengambil Yu Bin yang dirawat perawat. ia berbicara dengan Yu Bin kalau ibunya baik2 saja dan sudah melewati masa kritisnya.

Sinopsis Obstetrics and Gynecology Doctors-Obgyn Episode 6

Dokter Seo keluar ruang operasi, suami pasien segera menghampiri dan bertanya bagaimana hasilnya.
“Kami menghentikan pendarahannya.”jawab dokter Seo.
“Jadi, dia akan hidup?”tanya suami pasien. Lalu ia mengucapkan terimakasih diikuti Su Bin. Ayah dan anak pun lega ibu mereka selamat. Dokter Seo ikut terharu melihatnya.
“Aku memenangkan perang hari ini. Sesaat aku lega dan puas. Namun, perang dengan darahku sendiri semakin mendekat.”batin dokter Seo meninggalkan keduanya.

Sinopsis Obstetrics and Gynecology Doctors-Obgyn Episode 6

Kyung Woo yang hendak beristirahat malas-malasan mengangkat telepon.
“Bagaimana kalau kau melakukan kencan buta? dengan siapa kau akan bertemu?”tanya ibunya di seberang telepon. Ibunya mengatakan agar Kyung Woo memilih salah satu di antara pilihan ibunya dan ia akan mengatur tanggalnya. “Tidak masalah. Lakukan apa yang ibu inginkan.”jawab Kyung Woo datar.
“Ada apa denganmu?”seru ibunya.
“Bukankah aku sudah bilang kalau aku sudah punya pacar? Namun, ibu menolaknya bahkan tanpa bertemu dengannya. Ibu bilang untuk bertemu aku melakukannya, ibu bilang untuk menikah aku melakukannya lalu tanpa sepengetahuanku, pernikahan dibatalkan”
“Sayang, ini lebih baik bila di bandingkan dan menghitung segalanya mereka berani berbohong tentang rumah mereka. Mereka tak punya hati nurani, bagaimana bisa mereka seperti itu ketika mereka hanya mengontrak. Itu sebabnya aku memutuskannya, kau beruntung.”jelas ibunya lalu bertanya siapa yang ingin Kyung Woo lihat dulu.
“Aku akan bertemu mereka sesuai dengan daftar urutan. Aku harus pergi.”jawab Kyung Woo.

Sinopsis Obstetrics and Gynecology Doctors-Obgyn Episode 6

Kyung Woo keluar dengan gontai bertemu dengan dokter Lee yang membawa 2 bungkusan makanan.
“Hyung, apa itu untukku?”tanya Kyung Woo.
“Satu untukmu… Yang lain untuk ….”jawab dokter Lee terhenti seraya memberikan salah satu bingkisannya. “Apa? Untuk siapa?”desak Kyung Woo.
“Aku kira Dr. Seo belum makan apa-apa, kan?”jawab dokter Lee.
“Siapa yang akan memberikannya?”tembak Kyung Woo to the point. “Kau malu memberikannya pada dokter Seo, jadi kau berikan padaku. Untuk memberikan padanya”
“Apa kau punya obsesi dengan hubungan percintaan? Aku membelinya untuk Su Bin.”elak dokter Lee.
“Bagaimana bisa Sub Bin makan sebanyak ini? Ini terlalu banyak untuk anak-anak, aku bisa melihat kalau kau membelinya untuk dokter Seo?”. Kyung Woo mengambil satu bungkus dari kardus yang dibawa dokter Lee dan berkata kalau Tae Joon ada di ICU juga lalu bergegas pergi.
“Aku tidak peduli tentang Tae Joon. Namun, kau harus memberikan itu pada Dr. Seo”seru dokter Lee.

Dokter Seo memeriksa kondisi pasien Yang bersama Tae Joon. Tetiba dokter Seo merasakan sakit kepala, namun ia berusaha menahannya. “Dia mulai buang air kecil. Apa ginjalnya baik-baik saja?”tanya Tae Joon.
“Itulah mengapa kita harus memperhatikannya dengan hati-hati. Apa kita akan melewati masalah ini atau tidak.”jawab dokter Seo.
“Tetapi kita menyelamatkannya.”sahut dokter Ahn yang tetiba masuk. Ia juga bertanya apa dokter Seo sudah makan. “Aku akan makan sekarang.”jawab dokter Seo.
“Makanlah ini, dokter Lee membeli ini, dia bilang dia membelinya untuk Su Bin tapi dia membeli banyak”ucap dokter Ahn seraya memberikan bungkusan makanan yang diberikan dokter Lee tadi.

Sinopsis Obstetrics and Gynecology Doctors-Obgyn Episode 6

Di ruangannya dokter Seo ingin memakan makanan pemberian dokter Lee, namun ia merasa mual. Ia pun berjalan-jalan di lorong rumah sakit, terlihat wajahnya pucat. Dokter Lee yang melihatnya dari belakang melihat langkah dokter Seo. Ia teringat pertemuannya saat dokter Seo ingin menggugurkan kandungannya.

Kyung Woo dan Jae Suk yang akan minum bersama bertemu dengan chief Oh dan Seo Jin. Keempatnya pun minum bersama.

Hye Young pulang, ia nampak lelah sekali hingga berjalan saja sempoyongan. Sampai-sampai kunci mobilnya masih terpasang saat ia masuk ke dalam rumah. Dengan sisa tenaga yang dimilikinya ia berusaha masuk ke dalam rumah namun baru masuk sampai di depan pintu, ia sudah pingsan. Ia berusaha menelepon dan terlihat di kakinya darah mengalir. Dokter Lee sampai rumah dengan sepeda ontelnya :P.

==Bersambung==

Written & image by Ari ( Twitter | Blog )
Posted only on PelangiDrama
DO NOT REPOST TO OTHER SITE/FP !!!

Please be patient!!! don’t ask next episode! OK!

[Sinopsis K-Drama] Obstetrics and Gynecology Doctors Episode 5

Mianhe Jongki-ah, saia menelantarkan sinop ini , yosh semangat review dikit episode kemarin saia sendiri juga lupa sampai mana ya kwkwk. Episode lalu dokter Seo menemui Seo Jin, Seo Jin akan membiarkan dokter Seo melahirkan karena ia tak ingin kehilangan dokter Seo. Namun dokter Seo tahu kalau Seo Jin tak ingin memiliki anak yang sedang dikandungnya. Tapi jika hal tersebut harga yang harus dibayar untuk mencintainya maka dokter Seo pun tak akan melahirkan anak yang sedang dikandungnya, lengkapnya baca kembali episode ini.

Sinopsis Obstetrics and Gynecology Doctors / Ob/Gyn Episode 5
Tentang kepedihan

Sepulang dari menemui Seo Jin, dokter Seo berjalan dengan gontai sampai keseleo, ia teringat ucapan Seo Jin yang mengijinkannya melahirkan. Dokter Seo tak kuasa menahan air matanya mengingat penolakannya melahirkan untuk membayar cintanya pada Seo Jin. #Mana backsoundnya “You’re My Everything”, lengkap sudah~banjir air mata. Dokter Lee yang baru sampai di rumah dengan sepeda kesayangannya melihat sendu dokter Seo yang berusaha bangkit berdiri sendiri. Ia hanya bisa memandang kepergian dokter Seo.

Dokter Ahn menelepon bagian ruang operasi memberitahukan keadaan darurat namun karena mereka juga sedang menangani operasi darurat berusaha menolak, dokter Ahn memohon diberi ruang operasi namun sepertinya orang yang diseberang telepon tak terima dan memarahinya. Dokter Ahn bersikeras kalau mereka butuh ruang operasi darurat jadi untuk apa ia mengatakan sibuk ketika tak ada operasi darurat?. Dan telepon pun ditutup, dokter Ahn segera memanggil dokter Seo yang lewat di sampingnya.
“Ketua Departemen, mereka mengatakan tidak ada ruang operasi. Kami harus menunggu 30 menit.”ujar dokter Ahn. Dokter Seo menanyakan keadaan janinnya, dokter Ahn mengatakan kalau Janin terus saja mengulangi perlambatan walaupun mereka telah memberikan oksigen dan memindahkan posisinya namun tetap sama saja.

Dokter Seo menyuruh dokter Ahn menelepon ke bagian operasi lagi.
Dokter Ahn pun menyambungkannya pada dokter Seo. Dokter Seo memberitahukan bahwa mereka dalam situasi darurat dan bertanya apa tidak ada ruang operasi?. Tapi orang yang ditelepon mempertanyakan apakah hal itu benar-benar darurat?
“Dokter Shin, sejak kapan departemen anestesi mulai memutuskan kapan itu situasi darurat OBN atau tidak? “tanya dokter Seo balik. Dengan enggan dokter Shin pun memberitahukan ada ruangan kosong.
Dokter Seo segera menutup teleponnya, dan mengeluhkan kinerja bagian anestesi belakangan ini lalu melangkah pergi. “Mereka harus makan tepat waktu, dan pisau ditaruh ke leher, baru mereka akan kerja bekerja”seru dokter Ahn. “Itulah hak istimewa untuk anestesi. “ Tiba-tiba datang dokter Jung menyuruh dokter Ahn memberitahu ke bagian anestesi bahwa pasien mereka perlu epidural.

Dokter Ahn pun segera menelpon bagian anestesi memberitahukan bahwa ada pasien yang membutuhkan epidural namun bagian anestesi mengatakan jam kerja berakhir, padahal masih ada waktu 3 menit tersisa. “Ketika kau tiba, itu waktu jam kerja berakhir. Hanya ada aku di sini, jadi aku harus di OR, bukan hanya memberikan epidural, hah?”terang dokter Shin, bagian anestesi yang bertugas. Mendapat jawaban seperti itu, dokter Ahn segera menutup teleponnya dan memberitahukan pada dokter Jung kalau di bagian anestesi tak ada seorangpun karena waktu jam kerja yang saat ini bertugas sudah berakhir. Dokter Jung menyuruh menelepon lagi dan mengatakan pada mereka kalau ini pasien VIP. Dokter Shin bertanya VIP jenis apa? Dokter Jung menyuruh dokter Ahn mengatakan kalau pasien istri dari keponakan presdir, dokter Shin pun paham. “Aku tak percaya … kekonyolan mereka tidak selesai-selesai.”gerutu dokter Jung.

Dokter Jung memeriksa pasien yang akan di epidural, tiba dokter Shin dari bagian anestesi menggantikan dokter Jung. Begitu selesai dokter Shin segera pergi meninggalkan ruangan.

Dokter Shin mencoba mohon pamit, ia curhat pada dokter Wang kalau istrinya sedang hamil jadi sering marah oleh sebab itu ia harus segera meninggalkan pekerjaannya agar tak terlambat.
Tiba-tiba datang dokter Ahn memanggil dokter Shin, ia memberitahukan kalau ada wanita hamil lagi yang sedang kesakitan. Dan karena dokter Shin masih di sana maka ia minta satu suntikan epidural lagi.
Dokter Shin tak menjawab ia malah segera mengangkat ponselnya karena istrinya menelepon.
Dokter Shin mengatakan pada istrinya kalau ia sudah bersiap akan pulang dan ternyata istrinya ngidam mangga,maka dokter Shin harus membelikannya.
“Hei, aku minta maaf. Istriku sedang hamil sehingga dia sangat sensitif sekarang. “ungkap dokter Shin.
“Pinggulnya kecil sehingga akan sangat sulit untuknya. Ah tolong lakukan sekali saja.“ mohon dokter Ahn. Dokter Ahn mengatakan bahkan mereka tidak makan malam dan harus merawat bayi jadi ia mohon sekali saja dokter Shin membantunya lagi. Bukan dokter Shin namanya kalau tak bisa mengelak, dokter Shin beralasan kenapa ia mempelajari anestesiologi jika ia mau melewatkan makan malam dan tak bisa tepat waktu. Oleh sebab itu ia memilih anestesilogi agar bisa melewati kedua hal tersebut. Dokter Shin pun bergegas pergi meninggalkan dokter Ahn dan dokter Wang.
“Wow, kita harus harus melayaninya dari tangan hingga kaki. “ gerutu dokter Wang, dokter Ahn hanya berguman ‘daebak’.

Dokter Ahn dan Tae Joon menuju ruang jaga bersama dokter Jung, dokter Jung bertanya-tanya apa yang membuat bagian anestesi terlambat? Dan semakin memburuk bahkan lebih buruk?
Dokter Ahn menjawab kalau sangat sulit mendapatkan ruang operasi dan orang2 ortopedi mengurus semuanya atas dasar panggilan telepon.
“Bahkan jika mereka berpikiran picik, bersabarlah. CEO kita itu dokter ortopedi.”sahut dokter Wang yang tak jauh dari mereka.
“Aigoo, kenapa jam makan malam tidak sama dengan Anestesia saja? kenapa kalian terus saja bertengkar? “tanya kepala perawat Sook Jung. Dokter Jung menimpali agar Sook Jung jangan berkata seperti itu karena setelah makan malam terakhir mereka ia tidak pernah melakukan hal itu lagi. Dokter Ahn menambahkan saat itu juga, bagian anestesi mengatakan mengapa mereka berbohong bahwa itu keadaan darurat jika kita mereka terus memaksa. Gosip mereka terhenti dengan adanya telepon masuk.

Suster Young Mi mengangkat telepon dari One Stop Center. Young Mi mengatakan kalau itu adalah kasus pelecehan seksual di bawah umur. Dokter Ahn mengatakan ia akan pergi begitu pula dokter Seo yang lewat.

Seorang gadis muda tiba di RS dibopong dua orang polisi dalam keadaan luka lebam-lebam di wajahnya.
Gadis tadi dibawa ke ruang dokter Seo dibantu Young Mi. Dokter Seo pun memeriksa gadis itu, gadis tadi menunjukkan lengan tangannya yang memar. Karena gadis itu menderita luka memar maka dokter Seo perlu bertanya beberapa pertanyaan prosedural walaupun membuat pasien merasa tak nyaman. Dokter Seo bertanya apa yang terjadi pada pasien? Pasien menceritakan kejadian yang dia alami, ia melakukan “BuddyBuddy” di Ruang PC dan bertemu dengan seorang oppa yang tinggal di sekitar rumahnya yang baru ia kenal pada hari itu. Dokter Seo terus menanyakan pertanyaan lainnya, si gadis tadi yang ternyata baru berusia 18 tahun tidak pergi ke sekolah, ia menceritakan kalau ia bertemu dengan oppa yang dimaksud tadi di sebuah bar dan ia juga bilang pada oppa itu kalau ia tidak punya tempat tinggal untuk berisitrahat. Ternyata pasien itu kabur dari rumah ~_~, sehingga ia pun mengikuti oppa tadi ke rumahnya sehingga terjadilah hal-hal yang tak diinginkan, walau gadis itu berusaha menolaknya.

Young Mi yang ikut mendengarkan cerita sang pasien geram dan bertanya kenapa ia mengikuti oppa itu ke rumahnya. Pasien itu menegaskan kalau ia tak punya tempat untuk istirahat, jika ia punya uang ia akan tidur di sauna. Bahkan kadang2 ia tidur dengan anak2 yang bekerja di pom bensin, dan terkadang tidur di bangunan yang dibongkar tetapi akhir-akhir ini cuaca dingin jadi ia tak ke sana.
Ini merupakan kasus yang kedua kalinya bagi sang pasien, karena ia telah melakukannya berkali-kali sampai ia tak ingat, dokter Seo dan Young Mi yang mendengarnya hanya bisa mengehela nafas tak percaya. Setelah menanyakan hal penting lainnya dokter Seo menyarankan agar pasien mengambil alat kontrasepsi darurat untuk barang bukti dan kembali lagi di hari Selasa untuk chek up. Pasien mengatakan setiap saat ia bisa karena ia tak pergi ke sekolah, dokter Seo hanya bisa menghela nafas.

Polisi menanyakan orang tua pasien, namun pasien berpesan pada polisi agar jangan menghubungi orang tuanya, ia akan mengurusnya sendiri. Salah seorang polisi mengatakan ia masih dibawah umur dan ia memiliki dua teman. Pasien bersikeras ia akan mengurus sendiri karena ia pintar. Dokter Seo yang mendengarkan di ruang sebelah seraya melengkapi formulir pemeriksaannya pun mencontreng usia ‘dewasa’ di formulir pasien. Dari luar terdengar seorang ibu memanggil nama Sang Mi. Dan menanyakan keberadaan Sang Mi yang ternyata anaknya. Pasien tadi yang ternyata bernama Sang Mi terlihat kesal, pak polisi mengatakan karena Sang Mi masih dibawah umur.
“Mengapa Anda memanggil mereka dan tidak percaya padaku? “tanya Sang Mi.
“Apa lagi yang kita lakukan ketika seorang anak muda seperti Anda masuk ke sesuatu tempat seperti itu? Aku hanya mengatakan kepada mereka bahwa sesuatu terjadi pada anda dan terluka sedikit”jawab polisi wanita, dan menambahkan kalau ia belum memberitahu orang tua Sang Mi secara rinci. Begitu pula yang polisi laki-laki ia hanya bilang untuk datang dan melihat Sang Mi.

Orang tua Sang Mi segera menuju ruang dokter Seo dan menghambur ke arah Sang Mi, ibunya menanyakan keadaan Sang Mi dan memeriksa wajahnya yang memar. Tapi Sang Mi menolaknya, ibunya bertanya pada polisi apa yang terjadi dengan putrinya. Ayahnya pun geram melihat putrinya terluka, polisi ingin menjelaskan namun Sang Mi segera memotongnya dengan mengatakan kalau itu hanya karena perkelahian setelah minum. Ayahnya bertanya apakah hanya itu saja yang terjadi? Begitu pula ibunya memastikan sesuatu yang buruk tak terjadi pada putrinya.
“Apa ibu senang jika hal itu terjadi?”tanya Sang Mi balik dengan ketus.
Polisi mengatakan setelah chek up ia akan membawa Sang Mi pulang dan bertanya pada ortu Sang Mi apa mereka akan menunggu?. Ortu Sang Mi sepertinya akan pulang lebih dulu dan memastikan anaknya akan pulang ke rumah, Sang Mi mengatakan ia akan pulang begitu selesai.

Tiba-tiba datang Young Mi mengatakan saatnya minum obat sembari membawa alat kontraksepsi. Ibu Sang Mi bertanya obat apa itu?, dokter Seo segera menjelaskan kalau itu penghilang rasa sakit yang akan membantu menghilangkan memar dan menyuruh Young Mi memberikan obatnya. Young Mi segera mengajak Sang Mi pergi. Begitu keduanya pergi, dokter Seo menjelaskan kalau Sang Mi secara psikologis tidak stabil karena perkelahian. Ortu Sang Mi malah seperti orang cengo? Hahaha, ayah Sang Min pergi disusul isterinya, sepertinya keduanya tak begitu peduli dengan Sang Mi.

Young Mi membantu Sang Mi meminum obat, dan menawarkan mengambilkan minum lagi. Namun Sang Mi menolak cukup itu saja.

“Mungkin sulit baginya tapi dia bertahan dengan baik.”ujar Young Mi pada dokter Seo. Young Mi bertanya-tanya Sang Mi pernah mengalami hal itu sebelumnya jadi kenapa dia mengikutinya ke sana lagi? Langkahnya terhenti saat mendengar polisi melapor bisa jadi itu kasus pemerkosaan. Polisi tadi agak terkejut begitu mematikan teleponnya dan melihat dokter Seo, dokter Seo pamit pergi dengan pikiran berkecamuk di kepalanya.

Rumah sakit kedatangan pasien yang kesulitan bernafas setelah mengalami operasi cesar. Dokter yang siaga segera menyuruh membawa pasien dan memanggil bagian OBN.

Keanehan pada pasien Sang Mi juga dialami dokter Seo, dokter Seo berguman Sang Mi tak banyak terluka. Young Mi menimpali bukankah biasanya mereka akan mendapatkan banyak bekas luka karena itu. Dokter Seo beragumen bisa saja Sang Mi menyerah karena dia mendapatkan bekas luka dari perlawannan sebelumnya. Young Mi kembali bertanya-tanya lalu kenapa Sang Mi kembali mengikutinya lagi dan kenapa dia meninggalkan rumah? . Dari lift keluar dokter Ahn memberitahukan kalau ada pasien yang membutuhkan bedah cesar jadi dia dipindahkan ke rumah sakit. Dokter Ahn juga memberitahukan kondisi pasien yang mengalami kesulitan bernafas dan pingsan. Dokter Seo bergegas lari menuju pasien. Dokter Ahn dan Young Mi agak canggung, dokter Ahn memutuskan pergi.

Para dokter jaga dan perawat mencoba memberikan pertolongan pertama pada pasien, seorang perawat mengatakan ia tak bisa melihat tekanan darahnya dari layar monitor, dokter menyuruhnya melihat secara manual. Belum mulai memeriksa tekanan darah dokter segera menyuruh perawat menyiapkan intubasi karena nafas pasien terhenti. Dokter Seo beserta dokter Ahn tiba dan segera menanyakan apa yang terjadi. Dokter yang memeriksa menjelaskan kalau kemarin pasien melakukan cesar tapi sejak 2 jam lalu ia kesulitan bernapas, tekanan darahnya menurun, dan pingsan.
“Apa terjadi pendarahan?”tanya dokter Seo, dokter yang memeriksa mengatakan nyaris tak ada. Dokter Ahn menambahkan tidak ada kontraksi rahim. Dokter Seo menanyakan kondisi full labnya.
“Pulse 130, BP 60 lebih dari 40, OSAT 88.”jawab dokter Ahn.
“Apa OBN akan mengambil alih?“ tanya salah satu dokter yang memeriksa. Dokter Seo mengiyakan.
Melihat kondisi pasien yang terus drop, dokter Seo segera menyuruh pasien mengambilkan alat pacu jantung.

Dokter Lee melepas penat dengan melihat ruangan bayi, ia tersenyum mendengar tangisan bayi.
Tiba-tiba terdengar pengumuman keadaan darurat, ia pun bergegas pergi.

Dokter Seo terus mencoba memberikan tekanan 200volt pada pasien namun belum ada reaksi dari pasien, dokter Seo mengingatkan kenapa dokter Ahn tak memijat jantung pasien?
“Aku?”tanya dokter Ahn kebingungan, Tae Joon yang berada disampingnya mengangguk.
Dokter Ahn paham ia pun mencoba memompa dada pasien dengan tangan agar jantung pasien bereaksi namun dokter Seo yang melihat kinerja dokter Ahn kurang menyuruhnya minggir dan ia sendiri yang melakukannya. Pantang menyerah dokter Seo berusaha memompa sekuat tenaga. Tiba dokter Lee di ruangan itu, ia terlihat syok melihat apa yang dilakukan dokter Seo. Dokter Lee segera menyuruh dokter Seo menyingkir dan berseru apa yang dilakukan para dokter laki-laki, maksudnya malah kenapa dokter Seo yang wanita malah memiijat jantung pasien?.
“Ah dia bilang dia akan melakukannya secara langsung … “jawab dokter Ahn, namun langsung dipotong.
“Apa kau tidak tahu salah satu rusuknya rusak dan sulit baginya untuk bernapas? “seru dokter Lee. Dokter Seo kembali memberikan terapi kejut dan memijat jantung pasien, namun dokter Lee menyuruh dokter Seo minggir. Dokter Lee menggantikan memijat jantung pasien, tiba-tiba datang dokter lain membisikkan sesuatu pada dokter Ahn. Dokter Ahn memberitahukan pasien Shin Min Sun dalam perjalanan

Tanda-tanda vital pasien mulai kembali terlihat dari tekanan darahnya dan denyut nadi yang kembali. Dokter Kim menyuruh mengambil echocardiogram. Dokter Seo berpesan begitu tanda-tanda vital-nya stabil pasien segera dibawa untuk melakukan CT scan. Seorang perawat memberitahukan pasien yang dalam perjalan akan segera tiba. “Hari apa ini. Kami kekurangan dokter karena beberapa dokter intern kabur.“ujar dokter Kim. Dokter Seo bersiap kembali membantu pasien dengan mengambil alih ambu, namun dokter Lee menahan tangan dokter Seo.
“Dr. Kim, Anda kekurangan dokter? “tanya dokter Lee. “Lalu aku akan pergi. “Dokter Seo mengajak dokter Lee berbicara sebentar.

Dokter Lee mengekor di belakang dokter Seo, ternyata dokter Ahn, dokter Wang, Sook Jung dkk kawan malah membututi dari belakang ckckckc. Dokter Ahn dan Tae Joon menunjuk ke arah dokter Seo yang berjalan bersama dokter Lee. Sook Jung mengingatkan agar mereka jangan menunjuk karena bisa terlihat.
Setelah jauh dari orang-orang, dokter Seo bertanya apa yang akan dokter Lee lakukan? Dokter Lee malah balik bertanya apa yang dilakukan dokter Seo.
“Aku katakan dari awal kan? Jangan khawatir aku.”tegas dokter Seo #jyah orrabuniku ini khawatir denganmu eonni :P. Dokter Ahn dkk yang mencoba menguping tak bisa mendengar, ia malah mencoba lebih dekat tentu saja Sook Jung melarangnya.
“Apa kekhawatiranku terlihat lelucon?”tanya dokter Lee. “Aku seorang dokter!”
“Jika kau seorang dokter, bertingkahlah seperti orang yang mengkhawatir pasien!”keluh dokter Seo. Dokter Lee mengatakan ia ingin seperti itu, namun dokter Seo membuatnya menjadi sulit.

Dokter Seo bertanya apakah itu salahnya.“Tentu saja!”jawab dokter Lee. ”CPR yang dilakukan
kuat cukup untuk memecahkan salah satu rusuk dari pasien. Apa kau tidak mendengar ada residen yang harus melakukan itu pada awal kehamilan dan akhirnya keguguran?”ucap dokter Lee yang penuh nada kekhawatiran. Dokter Lee berpesan jika dokter Seo tidak ingin orang tahu ia hamil, maka jangan katakan kepada mereka. Dokter Seo bisa saja menyuruh intern atau residen melakukannya sebagai penggantinya, hal itu tak akan ada yang akan berpikir itu aneh, jadi dokter Seo bisa menjaga kondisinya.
“Kau mencoba untuk melakukan CTC dalam kondisimu seperti itu? Kau tahu kenapa kau harus memakai pakaian khusus di ruang CT, bukan? Karena jika tidak, kau akan terkena radiasi. Kau tidak akan mengatakan kau tidak tahu kan? Dan kau menyuruhku untuk tidak khawatir? Aku seorang dokter juga.”cecar dokter Lee yang masih kekhawatiran. Dokter Seo terharu mendengarnya namun egonya terlalu tinggi untuk menerima itu semua.
“Aku tidak tahu, jika di matamu, kau hanya peduli tentang pasien, tapi aku khawatir tentang bayi dalam tubuhmu.”ungkap dokter Lee, so sweet orrabuni huehehe.
Dokter Seo paham, ia pun menyuruh dokter Lee tak perlu khawatir lagi sekarang dan melupakan bahwa ia hamil klalu bergegas pergi. “Baik.”jawab dokter Lee yang otomatis menghentikan langkah dokter Seo.
“Aku tidak akan mempedulikan urusanmu lagi.”lanjutnya, dokter Seo melanjutkan langkahnya dan berkaca-kaca menahan air matanya.

Dokter Wang yang ikut melihat dari jauh, berpikir ada yang tak beres dengan keduanya. Dokter Ahn dkk kembali bergosip kenapa bisa dokter Lee menahan dokter Seo tadi.
Sook Jung bertanya pada dokter Ahn apakah ia masih belum tahu hubungan dokter Lee dan Seo walaupun ia tinggal serumah dengan dokter Lee?. Dokter Ahn beralasan pulang dari rutinitas rumah sakit ke rumah ia memiliki kehidupan pribadi seperti mencuci dan lainnya, jadi nggak sempat ngurusin orang lain gitu ya?. “Aigoo, jika orang lain mendengar mereka akan berpikir itu adalah kesalahan rumah sakit.”tanya Sook Jung. Dan memastikan bukannya semua itu karena persiapan pernikahannya.
“Tapi tetap saja. Dari apa yang aku tahu, Dr. Lee sudah lama membujang sekarang dia berkelakuan aneh. “tegas dokter Ahn. Dokter Wang nampak berpikir dengan kata2 dokter Ahn. Tae Joon bertanya dimana Kyung Woo (dokter Ahn) akan berbulan madu, Kyung Woo menjawab Mauritius. Semuanya bubar dengan pernyataan Kyung Woo yang misterius.

Kyung Woo berpapasan dengan dokter Seo yang berjalan pulang, dokter Seo pamit.
Kyung Woo mengangkat ponselnya, ia mendapat telepon dari nona Kim dari Bangbaedong.

Kyung Woo menemui orang yang meneleponnya tadi di kantin RS, ternyata ahjuma 😛
“Kau tidak ingin wajah yang menjalani operasi plastik?”tanya ahjuma Kim menanyakan kriteria gadis yang disukai Kyung Woo. “Ah … Ahjumma kenapa kau menjadi seperti ini?”elak Kyung Woo. Untuk menghidari ahjuma tersebut Kyung Woo berkelit kalau ia akan ada kencan jadi ia harus pergi. Namun sayang sekali ahjuma datang atas persetujuan ibu Kyung Woo untuk mengenalkan calon blindate Kyung Woo yang baru, karena mereka tidak setuju dengan calon mempelai yang akan menikah dengan Kyung Woo gara2 orang tuanya tak berpendidikan walaupun mereka kaya. Kyung Woo pergi meninggalkan ahjuma dengan gontai begitu mendengar kriteria acara pernikahannya dibatalkan :P.

Terlihat dokter Seo berkunjung ke rumah sakit lain dan membuat janji di hari sabtu. Perawat yang bertugas menjelaskan prosedur apa saja yang harus dilakukan dokter Seo untuk melakukan operasi ditambah dokter Seo harus datang denggan seorang wali. (Mau menggugurkan kandungan kah?)
Dalam keadaan darurat mereka tidak bisa melakukan operasi tanpa persetujuan seorang wali.

Sementara di tempat lain Kyung Woo dan Young Mi terlihat berjalan di pusat pertokoan berlawan arah, Kyung Woo masuk ke salah toko perhiasan. Ia nampak ingin mengembalikan berlian yang telah dibelinya.
Namun sayang sekali barang tidak bisa dikembalikan, tidak bisa dikembalikan dengan uang namun barang tersebut bisa dibeli oleh toko. Kyung Woo kembali ke toko jam, berniat mengembalikannya juga. Namun sayang seperti kasus perhiasan tadi :P. Tiba-tiba dari dalam ia melihat Young Mi berjalan membawa barang belanjaannya. Ia pun keluar melihat kerpergian Young Mi.

Dokter Seo terlihat asyik mengambil boneka yang dicapit untuk anak-anak yang mengerubunginya. Dokter Seo sukses mencapit boneka, tiba2 Jae Suk (dokter Wang) datang mengambilnya dan mengatakan itu miliknya. Dokter Seo terkejut melihat Jae Suk, Jae Suk bertanya apakah ia sudah makan. Tapi anak2 merengek ingin diambilkan boneka lagi.

Dokter Seo makan bersama Jae Suk di sebuah restoran. Melihat dokter Seo tak makan Jae Suk bertanya apakah ia merasa tidak enak. “Aku kecewa kalau kau tidak makan, ini makanan mahal.”ujarnya.
“Bisakah kau tukar sift malam denganku? “tanya dokter Seo, Jae Suk bertanya kapan. Dokter Seo mengatakan tanggal 21 Februari. “Hari Minggu?”tanya Jae Suk
“Tidak, kau bisa melakukan pergeseran sift. Aku akan mengganti sift minggu depan. “
“Hei. Itu perintah, bukan minta bantuan.”ledek Jae Suk.
“Baik, aku akan pergi bekerja di tempat lain.”ujar dokter Seo. Jae Suk mengerti dan mengatakan mereka bisa bergantian, dokter Seo mengucapkan terimakasih dan mengatakan akan membayar makanannya.
“Hei , Apa kau pikir gajiku sedikit? “ ujar Jae Suk, dokter Seo tersenyum mengiyakan wkwkwk.

Kyung Woo menerima telepon dengan enggan di hadapan kiriman hadiah2 yang diterimanya. Di telepon Kyung Woo mengatakan ia harus mengembalikan hadiah2 itu dan menutup teleponnya. Dokter Lee tiba di rumah. “Kau bilang keluargamu akan datang hari ini dan kau harus pergi?”tanya dokter Lee. Kyung Woo mengatakan pernikahan dibatalkan. (Ari Aruto dalam hati yes!yes! yes!aitakatta wkwkw). Dokter Lee terkejut mendengarnya.
“Hyung, apa kau bisa membelikan aku sedikit alkohol?”tanya Kyung Woo (eits itu nggak sopan Joong Ki-ah, masa nyuruh2 kaka ipar wkwkwk).

Akhirnya dokter Lee makan bersama Kyung Woo untuk menghibur Kyung Woo yang sedang patah hati.
Tak jauh dari mereka duduk Seo Jin dah Beom Jeung #ups salah maksudnya chief Oh yang baru tiba. Mereka memesan Makgolli? (minuman beralkohol dari fermentasi beras).
“Apa … kau baik-baik saja?”tanya dokter Lee.
“Tentu saja, aku hanya bertemu dia sebanyak 6 kali.”jawab Kyung Woo,
“Meskipun itu hanya 6 kali, kau masih berpikir ini takdir.”
“Itu 6 kali tidak berlaku untuk ketua Seo Hae Yong kan? “tanya Kyung Woo balik.
Dokter Lee tak mengerti. “Kenapa kau melakukan itu?”tanya Kyung Woo lagi. “Kau tiba-tiba memegang pergelangan tangan Dokter Seo, dan kemudian kalian bermusuhan. Sejujurnya, kau bukan tipe orang yang suka bertengkar. Jadi, melihatmu bertengkar membuatku merasa tidak nyaman.”ungkapnya. Jyah Kyung Woo dirinya yang putus cinta malah mencoba mengorek hubungan dokter Lee.
“Urusilah urusanmu sendiri.”elak dokter Lee.
“Hyung, dari banyak orang, kenapa harus Dokter Seo? aku tidak mengerti … “.
Dokter Lee membenarkan posisi duduknya tanpa sengaja menoleh dan melihat chief Oh, ia pun memberi hormat. Chief Oh memperkenalkan dokter Lee sebagai ketua Pediatrics. Seo Jin pun menoleh ke arah dokter Lee, dokter Lee menyadari sepertinya ia mengenali Seo Jin. Kyung woo masih saja nyerocos.

“Maksudku, dia wanita menakutkan. Jika bukan karena takdir maka … Aigoo .. itu hanya …”
“Aku bilang bukan itu.”elak dokter Lee.
“Bukan? Melegakan, itu mengkhawatirkan … “ucap Kyung Woo lega. Dokter Lee bertanya apa yang aneh dengan Dokter Seo?. Dokter Lee agak meninggikan suara agar terdengar Seo Jin, dan tentu saja Seo Jin mendengarnya.“Dia ceplas ceplos, tetapi semua yang dikatakannya benar.“ujarnya.
“Dia bicara dingin, tapi memperlakukan pasien dengan baik. “ujar Kyung Woo.
“Dan bakatnya … tidak ada lagi yang bisa dikatakan tentang itu.”puji dokter Lee. “Mengingat dia dokter berbakat.”
“Kau berusaha menjadi residen dibawah dokter berbakat. Lalu lihat apa kau masih dapat berkata seperti itu. Kau membuatku frustasi. “papar Kyung Woo. Dokter Lee malah mengatakan itulah keberuntungan Kyung Woo, tapi Kyung Woo tak ingin keberuntungan seperti itu. Dengan suara cukup keras Kyung Woo malah menyinggung soal kenapa dokter Seo keluar lebih cepat dari pekerja darurat? . Sebelum ngelantur kemana-mana dokter Lee menepuk Kyung Woo memberi isyarat, Kyung Woo menoleh ke arah yang ditunjukkan dokter Lee terlihat chief Oh dan Seo Jin. Kyung Woo hanya bisa memukul-mukul kepalanya.
Dokter Lee mengajak Kyung Woo pergi, keduanya pamit saat melewati tempat duduk chief Oh.
Begitu keduanya pergi chief Oh mengatakan kalau dokter Lee dan Kyung Woo residen pekerja keras, tapi, tapi mereka mungkin sangat stres. Berarti pembicaraan dokter Lee dan Kyung Woo kedengaran ya. “Aku tidak melihat Anda minum begitu cepat sebelumnya.”ujar chief Oh melihat Seo Jin menenggak sojunya sekali habis.

Di rumah Hae Young (dokter Seo) mendapat telepon dari ibunya,tapi ia tak mengangkatnya. Ibunya tak kehilangan akal, selang beberapa detik sms masuk minta dibukakan pintu karena ia tahu anaknya ada di rumah. Dengan terpaksa Hae Young membukan pintu untuk ibunya yang ternyata datang bersama adiknya. Kedatangan ibu dan adik Hae Young ke rumah untuk mendekorasi rumahnya, sampai-sampai dibawakan lampu hias pula, tapi Hae Young tak tertarik. Ibu mengatai Hae Young tak punya selera. Ibu pergi ke toilet.

Tinggalah Hae Young dengan adiknya, Hae Young bertanya pada adiknya apa yang ia lakukan.
“Tidak cukupkah kau menghias rumahmu sendiri, sehingga kau membawa Ibu ke sini?”tanya Hae Young, karena adiknya sudah berjanji, ia akan mengatakan pada ibu mereka ia yang ingin rumahnya didekorasi. “Aku mencoba yang terbaik! Aku memohon dan memohon untuk itu,
dan aku bilang bahwa itu akan mendukung belajar suamiku, tapi dia bilang tidak sesuai konsep desain rumahku. Sebenarnya, aku tidak berpikir itu benar-benar cocok.”terang adiknya.
“Apapun itu. Entah meninggalkan lampu atau meninggalkan tas, itu pilihanmu.”ujar Hae Young.
Adiknya meminta Hae You tenang dan menyimpan lampu tadi saat ibunya pergi,karena sepertinya ibunya tidak akan sering datang.
“Apa kau sungguh tidak tahu ibu?”tanya Hae Young, jika ia melakukan itu pasti ibunya akan datang kembali lagi dengan kain bahkan bed cover.
“Ada baiknya untuk memiliki berbagai bed cover!”usul adiknya. Hal itu malah akan membuat ibunya sering datang dengan mengatakan ingin mengganti wallpaper murah yang tidak diimpor dari Inggris.

Keesokan paginya sebelum berangkat kerja, Hae Young menaruh lampu pemberian ibunya di luar (dibuang kah?).

Di ruang operasi ada seorang pasien yang siap akan dioperasi, saat dokter ingin membantunya pindah pasien menolak karena sang pasien bisa melakukannya sendiri. Padahal tadinya katanya pasien ini keadaan darurat tapi sehat bugar :P. Tetiba dokter Seo masuk, dokter Seo memimpin operasi. Bayi berhasil dikeluarkan, namun nampaknya bayi lemas. Dokter Seo bertanya pada perawat apakah mereka perlu NICU, namun hal itu tak perlu karena saat perawat tadi menepuk-nepuk pantat sang bayi, bayi itu menangis. Dokter Seo menyerahkan penyelesaian pada Tae Joon. Dokter Seo menegur dokter bagian anestesi yang terlihat ogah-ogahan. “Apa masalahmu?”tanyanya.
“Anda selalu mengatakan itu keadaan darurat. Selalu darurat, darurat!”keluh dokter anestesi, padahal pasien masih bisa duduk dan tersenyum. “Departemen lain bilang mereka dalam keadaan darurat, tapi ini seperti kelakukan anak nakal.”lanjutnya. Dokter Seo balik bertanya apa ia hanya melihat pasien? Bagaimana dengan bayi di dalamnya?. “Jika Anda tidak melihat bayi, bukankah itu keadaan darurat?
Denyut nadi bayi menurun, bagaimana ini bukan darurat? “ papar dokter Seo.
“Aku hanya mengatakan, Anda harus mengatakan ini darurat, ketika itu benar-benar darurat. “
“Bayi itu keluar terulur, bagaimana Anda bisa berkata begitu?”hardik dokter Seo,yang membuat dokter anestesi terlihat makin kesal.

Dokter Wang mencoba membantu pasien yang akan melahirkan normal. Pasien terus berteriak kesakitan #bayangkan ibu-ibu akan melahirkan. Dokter Wang menyuruh pasien jangan berteriak karena akan membuatnya lemah. Pasien mengeluhkan ia mendapatkan epidural namun ia tidak merasa lebih baik.

Young Mi pergi ke ruang jaga, pamit akan cuti lagi.
“Apa kau akan kembali ke sana lagi?”tanya Sook Jung. Young Mi mengiyakan.
“Aigoo … kau kecanduan. “ ujar Sook Jung, lalu menyuruh Young Mi berangkat karena mungkin anak-anak menunggu. Young Mi pamit pergi. Dokter Wang yang juga berada di situ bertanya kemana Young Mi pergi. Dokter Seo menyahut jika dokter Wang penasaran kenapa ia tak mengikuti Young Mi?.
“Apa kau tidak penasaran?”tanya dokter Wang, dokter Seo menjawab tidak. Ternyata dokter Ahn mendengar semua itu dari balik pintu, ia nampak berpikir #galau dia wkwkwk. Eh, ternyata ia mengejar Young Mi, makin galau saat melihat Young Mi berjalan dengan begitu bahagia XD.

Dokter Lee mengatakan pada orang tua bayi yang bayinya masih ditaruh inkubator kalau bayinya minggu depan bisa dipindahkan ke ruang bayi. Orang tua sang bayi mengucapkan terima kasih.
Dokter Lee mengecek inkubator bayi yang di sampingnya, dokter Lee menanyakan pada perawat apakah demamnya turun dan bagaimans dengan batuknya?. Perawat mengatakan batuknya mengkhawatirkan dan bayi tersebut juga tak makan dengan baik juga. Selesai memeriksa dokter Lee mengatakan pernapasan lebih baik dan demamnya sudah hilang, jadi ia pikir pneumonia memburuk. Dokter Lee berpesan untuk saat ini tetap menggunakan antibiotik yang sama, hanya dalam dosis yang lebih tinggi. Dan jika perawat tidak sibuk dokter Lee meminta perawat menepuk punggung bayi. Perawat mengiyakan. “Segeralah sembuh. “ucap dokter Lee.

Young Mi masuk ke ruang inkubator dan menemui bayi yang terlahir kembar namun yang satu sakit kulit. “Apa harimu menyenangkan? “sapa Young Mi. Dokter Lee menghampirinya dan menanyakan kenapa ia terlambat hari ini. Young Mi mengatakan kalau ia terlambat karena ada tempat yang harus ia kunjungi.
Melihat bayi yang dihadapan mereka nampak lelah, Young Mi bertanya apa ada yang salah dengan bayi itu?. Dokter Lee mengiyakan, bayi tidak dalam kondisi baik. Young Mi bertanya apa yang harus mereka lakukan. “Meskipun sulit, anda tidak dapat memegang tangan bayi. Ini pasti sulit, kan?”tanya Young Mi. “Tampaknya dia sedikit dehidrasi juga.”
“Bahkan jika dia tidak dapat memberitahu kita. Ini menyakitkan.”ucap dokter Lee. Karena kulitnya tidak berfungsi secara normal, mudah baginya untuk mengalami dehidrasi. Dan mudah baginya untuk mendapatkan infeksi. Dokter Lee menjelaskan seluruh tubuhnya menjadi septik sekarang, jadi dia mungkin merasakan rasa sakit bahkan tidak merespon baik antibiotik.
“Memperpanjang pengobatan seperti ini … Aku bertanya-tanya apa itu membuat bayi menderita bahkan lebih.”ucap dokter Lee prihatin.
“Tapi karena ada seseorang di sisinya yang tidak akan menyerah dan mencoba sebaik mungkin,
bayi akan menanggung rasa sakit. Dia bertahan lebih lama dari yang kita pikir.”ungkap Young Mi.
“Aku pikir bayi itu tahu. Kondisinya membaik setiap kali kau datang, Perawat Kim.”puji dokter Lee. Dan meminta Young Mi melihatnya sendiri bayinya yang tersenyum.
“Oh! Bayi itu sungguh tertawa. Apa … bayinya tertawa karenaku?”tanya Young Mi yang melihat bayi lemah itu tersenyum. Dokter Lee mengiyakan dan mengatakan saat orang yang mengharapkannya datang ia akan tahu. “Bayi … jagalah kekuatanmu hari ini. Berjuang!”, Young Mi memberi semangat.

Dokter Seo menemui Sang Mi di ruangannya dan bertanya apa janji mereka hari ini. Sang Mi menjawab tidak. Terdengar suara ibu Sang Mi menyuruh Sang Mi di luar saja, dan ia masuk.
“Aku datang dengan ibuku.”kata Sang Mi, dokter Seo bertanya apa Sang Mi perlu bantuan?.
Ibu Sang Mi memaksa masuk, perawat menahannya tapi dokter Seo menyuruh membiarkannya.
Ibu Sang Mi menyapa dokter Seo, sesaat semuanya terlihat canggung, Sang Mi menyuruh ibunya mengatakan yang sebenarnya karena ia pikir ibunya sudah tahu.
“Sesuatu yang sangat buruk terjadi padanya, bukan?”tanya ibu Sang Mi, Sang Mi segera menyahut kalau ibunya benar. Di luar juga nampak ayahnya mencoba mencuri dengar.
“Apa … dia merasa kesakitan di suatu tempat?”tanya ibu Sang Mi lagi. Dokter Seo mengatakan tidak, tidak ada trauma juga. “Tapi jika terpaksa, seharusnya tidak ada luka atau perlu untuk pengobatan jangka panjang “ujar ibu Sang Mi. Dokter Seo mengatakan tidak ada luka ekternal yang serius dan yang internal akan sembuh dalam waktu sekitar seminggu. Dokter Seo juga berkata kalau ia akan mengantur konsultasi kejiwaan untuk Sang Mi. Ibu Sang Mi bertanya kenapa harus ikut terapi? Putrinya terlihat baik2 saja. “Karena kebijakan lebih baik, biaya untuk terapi akan dibayar oleh Departemen Kesetaraan Gender dan Keluarga selama Anda melaporkan pemerkosaan tersebut. “terang dokter Seo. Karena kasus seperti Sang Mi ini bukan pertama kali terjadi dokter Seo pikir Sang Mi harus menemui seorang psikiater. Ibu Sang Mi menolak, ia akan mengatasinya sendiri dan minta surat medis saja.

Dokter Seo mengatakan kalau ia sudah mengembalikan bukti pemerkosaan ke polisi. Ternyata bukan itu yang dimaksud ibu Sang Mi tapi surat tentang Sang Mi diserang secara fisik. (Mau nuntut ganti rugi ke pelaku kah?). Dokter Seo bersikeras ia akan membuat janji dengan psikiater. Jika orang tua Sang Mi setuju maka ia akan memberikan surat.

Dokter Seo menyuruh Sang Mi segera konsultasi. Sang Mi memandang ibunya, nampak seperti mendapat tekanan dari ibunya. Sang Mi pun mengatakan minta diberikan surat keterangan medis lebih dulu dan ia akan berkonsultasi juga. Ibu Sang Mi tersenyum, dokter Seo memandang Sang Mi yang terlihat cuek mengulum permen karet dengan was-was.

Sook Jung mendapat telepon dari ibu yang sedang mengalami kontraksi di rumahnya. Karena suaminya tak ada di rumah Sook Jung segera menyuruh pasien datang ke RS, karena jika kontraksi lebih buruk akan sulit baginya datang ke rumah sakit sendiri.

Ibu Sang Mi mengeluhkan surat medis yang diterimanya, yang menyebutkan dua minggu akan sembuh. Ibu Sang Mi ternyata bersikeras ingin menuntut ganti rugi pada orang yang telah memperkosa putrinya. Terlihat dari jauh dokter Seo yang melewati kantin RS mendengar pembicaraan mereka.
Ibu Sang Mi bertanya pada suaminya apa yang keluarga pelaku katakan. Suaminya mengatakan salah satu keluarga ingin diselesaikan dengan jalan damai namun yang lain mengatakan akan mengirim pelaku ke penjara. “Aigoo … mereka sungguh menyerah pada anak-anak mereka.” ujar ibu Sang Mi.
“Apa, jadi ibu tidak menyerah? “tanya Sang Mi. Ayah Sang Mi mengatakan kalau orang tua pelaku ingin bertemu, jadi ia menyuruh mereka datang ke sana, disaat mereka mendapatkan suratnya.

Ternyata Hae Young menemui ibunya, ibunya meminta kunci rumah.
“Aku tidak bisa memberikannya. Ini rumahku.”elak Hae Young. Ibu mengatakan rumah Hae Young tampak mengerikan. Hae Young beralasan rumah itu sesuai dengan keinginannya.
“Apa kau tahu bagaimana pentingnya makanan, pakaian, dan tempat tinggal untuk manusia?
Rumahmu mencerminkan kondisi mentalmu.” terang Ibu. Oleh karena itu Hae Young benar-benar tidak dapat memberikan kunci rumah pada ibunya. “Mengapa ibu harus mengisi ruangku dengan kondisi mental ibu?”tanyanya. Ibu balik bertanya apa Hae Young tahu harga lampu yang ditempatkannya di lorong. Hae Young minta ibunya tidak mengomelinya dan mengerjakan pekerjaannya saja.
Tapi Ibu bersikeras lampu yang telah dibelikannya itu sudah dipikirkannya dan itu akan menghemat desain interior. “Meskipun demikian, aku tidak bisa menyumbangkan rumahku untuk hobi ibu. “ujar Hae Young. Ibu mengatakan Hae Young tak perlu memberikan rumahnya.

Dokter Ahn selesai menulis sesuatu di papan dan berkata, “aigoo … aku sangat lelah! aku pikir aku akan mati.” Sook Jung tersenyum menanggapinya. Tetiba pasien yang menelepon Sook Jung tadi datang, ibu hamil yang suaminya tak ada di rumah. Ibu itu mengatakan sekarang sudah lebih baik. Dokter Ahn bertanya selang berapa menit ia kontraksi, ibu itu menjawab 5 menit. “Bisa saja terjadi kesalahan alarm kontraksi, jadi lihat apa yang terjadi di ruang tunggu.”usul dokter Ahn.
Ibu itu mengiyakan, dokter Ahn melihat data formulir ibu itu dan bertanya suaminya dokter Shin dari bagian Anestesiologi?. Pasien itu mengiyakan, dokter Ahn bertanya di mana ketua Shin. Pasien mengatakan suaminya pergi untuk melatih untuk cadangan militer. Dokter Ahn tersenyum mendengarnya begitu pula Sook Jung. Dokter Ahn mengajaknya pergi.

Dokter Wang berpesan pada dokter Ahn sebelum ia menghubungi Anestesiologi bagi pasien tadi,
pastikan ia bertanya kepadanya dulu. Dokter Ahn mengerti, tetiba datang Young Mi membawa beberapa perlengkapan. “Hei, ini hari liburmu. Kenapa kau di sini?”tanya Sook Jung. Young Mi menjawab karena ia ada pesta. Dokter Ahn melihat barang bawaan yang dibawa Young Mi dengan penuh tanda tanya. Young Mi pun mengundang semua orang yang bisa datang, setelah selesai jam kerja. “Dr. Ahn, mengapa kau tidak datang juga?”usul Youn Mi yang melihat Kyung Woo diam saja.
“Tapi dia akan menikah lusa.”sahut dokter Wang, dr. Ahn menyuruh dokter Wang diam.
Sook Jung bertanya kenapa. “Kecuali itu pesta bujangan” sahut dokter Wang.
Dokter Wang memastikan dia akan hadir.

Kyung Woo galau? Ia teringat saat Young Mi melangkah dengan bahagia di pusat perbelanjaan.

Orang tua Sang Mi dan ortu pelaku bertemu di kantin RS. Sang Mi asyik main game, ibunya berusaha menuntut biaya ganti rugi dengan menunjukkan surat keterangan medis. Oleh sebab itu salah satu keluarga pelaku menyerahkan sebuah amplop (?) untuk ganti ruginya. Tapi yang lain mengatakan ia tak membutuhkan dan meminta kasus ini dibawa ke kantor polisi.
Ibu Hae Young berdecak mendengar suara keras kedua ortu ibu, “apa mereka begitu senang menjual anak mereka …”katanya. Mendengar itu Hae Young bangkit dan pamit pada ibunya.

Dokter Seo mengajak Sang Mi pergi, karena ada beberapa kesalahan dalam tesnya. Ibu Sang Mi memperkenalkan dokter Seo sebagai dokter yang menangani kasus anaknya. Sang Mi menerima ajakan dokter Seo, keduanya pun pergi.

Terdengar teriakan cukup keras dari istri dokter Shin yang akan melahirkan. Pasien bertanya pada dokter Ahn apakah ia bisa memberinya obat. Dokter Ahn mengatakan bisa memintanya tapi ia tak bisa menjaminnya. Pasien kembali berteriak.

Dokter Ahn berniat menelepon, namun diurungkannya begitu lewat dokter Wang.
“Ah! Dokter! Istri ketua Shin meminta epidural. Haruskah aku memanggil Anestesiologi? “tanya dokter Ahn. Dokter Wang menyuruh menelepon. Dokter Ahn menelepon bagian anestesilogi dan menanyakan apakah mereka bisa mendapatkan epidural sekarang? . Bagian anestesilogi mengatakan mereka sedang sibuk. Dokter Ahn mencoba menjelaskan namun dokter Wang mengambil telepon dan berbicara.
“Pasien akan lemah bila menahan rasa sakit. Aku rasa panggulnya kecil.”ujarnya, dan mengatakan akan mengoperasinya jika mereka memang perlu melakukannya. Dokter Wang kembali bertanya tak ada orang lain?. “Baiklah, kurasa tidak ada yang bisa kita lakukan, aku mengerti. Jadi jika ada yang menanggur kirim mereka ke sini segera”pesan dokter Wang sebelum menutup telepon.
“Apa … tetapi jika kita memberitahu mereka itu istri ketua Anestesiologi, mereka akan mengirim orang segera.”pikir dokter Ahn. Dokter Wang mengatakan itu sebabnya ia tidak memberitahu.
“Mereka nanti akan mengamuk…”tanya dokter Ahn. Dokter Wang berpesan agar ia menelepon lagi nanti dan memastikan ia tidak memberitahu mereka bahwa itu istri dr. Shin.

Dokter Seo membawa Sang Mi ke ruangannya dan membuatnya minuman coklat. Sang Mi malah asyik dengan gamenya dan tidak mengambil minuman yang dibuatkan dokter Seo.
“Aku tidak terluka.”tegas Sang Mi. “Kau pikir aku pemeras, kan?”tanyanya.
“Aku tidak tahu apa-apa tentang itu, tapi aku tidak ingin kau duduk di sana.”jawab dokter Seo. “Lebih baik di sini, kan? menikmati cokelat panas gratis.”
“Aku biasanya seperti ini. Aku tidak peduli tentang hal-hal macam itu.” Sang Mi menimpali dengan bersikap kuat.
“Ah … itu manis. “guman dokter Seo, Sang Mi pun mencoba minum coklatnya.
“Pergilah ke psikiater. Aku akan membuat janji.”pinta dokter Seo. Dokter Seo menjelaskan Sang Mi perlu psikiater untuk mengurangi kemungkinan Sang Mi terpengaruh lingkungan, dan kenapa ia harus lari dari rumah. “Ada apa ini mengomel sambil minum cokelat panas?”tanya Sang Mi dan meminta dokter Seo jangan bersikap seperti atasan.
“Apa kau berteriak padaku?”tanya dokter Seo, dan bertanya apa Sang Mi berpikir hal yang dilakukannya baik dan ia ingin mendapat masalah?.
“Aku tahu apa yang akan terjadi ketika aku mengikuti mereka. Bagaimana mungkin aku tidak tahu, mempertimbangkan berapa lama aku keluar dari rumahku? Aku hanya mengatakan pada mereka untuk tidak melakukannya karena hanya akan menyakiti jika aku melawan.”papar Sang Mi. Ia juga mengatakan ia tidak tahu apa yang sakit. “Kau tidak merasa sakit?”tanya dokter Seo.
“Ketika aku menganggapnya sebagai sebuah mimpi, ini sungguh bukan apa-apa”jawab Sang Mi sok kuat lalu pamit pergi.

Dokter Ahn kembali menelpon dan bertanya apa epidural sudah tersedia?. Namun mereka akan makan siang, dokter Ahn mengerti ia menutup teleponnya.
“Mereka sudah mengambil makanan mereka.”kata dokter Ahn pada dokter Wang.
“Jadi epidural bahkan bukan keadaan yang darurat, huh?”gerutu dokter Wang. Lalu menyuruh dokter Ahn cepat dan memindahkan pasien. Tetiba datang seorang ahjuma mengatakan putrinya di sana untuk melahirkan dan menantunya adalah seorang ketua departemen di sana. Dokter Ahn mempersilahkan ibu itu ke bagian persalinan. Dokter Wang dan Ahn tersenyum begitu ahjuma itu pergi :P.

Ibu tadi menemani pasien yang akan melahirkan yang tak lain istri dokter Shin.
Pasien bertanya pada ibunya kenapa mereka belum datang, ia sudah tak kuat menahan rasa sakit serasa mau mati. Dokter Ahn yang mencoba membantu persalinan meminta pasien jangan berteriak karena malah akan membuatnya kehilangan tenaga. Dan meminta pasien menahan nafas lalu mendorong.
Pasien mengatakan tak bisa melakukannya. “Anda punya epidural, kan? Kenapa Anda tidak memberikan?”tanya ibu pasien. Dokter Ahn mengatakan tidak ada ahli anestesi ia sudah mencoba menghubungi namun masih belum datang juga. Tetiba dokter Shin masuk dan menghambur ke arah istrinya dan mengatakan bahwa itu bukan tanggal melahirkan #jyah dokter kalau sudah mau membrojol bagaimana?
“Apa kau tidak meminta epidural? “tanya doter Shin.
“Aku melakukannya! Tapi mereka tidak datang karena mereka terlalu sibuk!”jawab sang istri. Dokter Ahn hanya berdehem.

Dokter Wang masuk, dr. Shin bertanya kenapa seperti itu.
“Apa yang aku lakukan?”tanya dokter Wang tak paham. Dokter Shin bertanya kenapa ia tak meminta epidural?. Dokter Wang menjawab kalau ia memanggil mereka, tiga kali tapi mereka mengatakan mereka tidak bisa karena mereka akan makan siang, dan mereka mengatakan mereka akan melihat pasien daruratnya dulu. “Anda tidak mengatakan kalau dia istriku?”tanya dokter Shin.
“Apa aku tidak memberitahumu?”tanya dokter Wang pada dokter Ahn sok lupa.
“Aigoo … kau tidak memberi tahuku itu. “jawab dokter Ahn. Dokter Wang mengatakan dokter seharusnya tidak membedakan pasien. Dokter Shin marah ingin menjambak dokter Wang namun naas bagi dokter Shin, istrinya lebih dulu menjambak kepala suaminya untuk menahan rasa sakit. #suami siaga wkwkwk.
Dokter Wang dan Ahn hanya tersenyum melihatnya.
Dengan sekuat tenaga pasien menjambak rambut suaminya untuk pelampiasan rasa sakitnya, dokter Ahn dan Wang membantu persalinan, lahirlah bayi mereka dengan normal dan selamat.

Dokter Wang mengisi formulir di ruang jaga, dokter Shin tiba. Perawat di sana mengucapkan selamat.
“Selamat! Bayimu seperti anak cerdas.”ucap dokter Wang.
“Kau sengaja tidak memberitahu mereka dia istriku, kan? “tebak dokter Shin.
“Kau tahu aku agak bodoh. “elak dokter Wang. Dokter Shin mengucapkan terima kasih karena telah membantu kelahiran bayinya.
“Bila kau punya anak kedua, aku akan pastikan untuk memberitahu mereka.”ujar dokter Wang.
“Kedua? apa maksudmu dengan anak kedua? dasar kau!”hardik dokter Shin lalu memiting dokter Wang hahahaha.

Di ruangan inkubator terlihat dihias dengan indah, sepertinya hari itu hari bahagia untuk Yichi, bayi yang mengalami kelainan kulit. Kyung Woo terlihat enggan ikut karena ia perlu tidur, ia berniat pergi namun Sook Jung menahannya dan menyeret Kyung Woo ke dalam karena Young Mi sudah menunggu lama.
Semua terpana melihat ruangan tersebut sudah dihias dengan balon dan mainan lainnya terutama inkubator Yichi.
“Sudah dua minggu, bagi bayi ini, dua minggu bagai setahun.”ungkap Young Mi.
“Perawat Kim datang ke sini setiap hari, bahkan pada hari-hari liburnya, untuk merawatnya.
Ini adalah pesta ulang tahun pertamanya, jadi beri ucapan selamat.”jelas dokter Lee.
“Dia bertahan cukup lama!”celetuk dokter Ahn. Semua mata tertuju padanya, dokter Ahn pun segera meralatnya, “maksudku, apa yang aku katakan … tidak ada bayi seperti ini yang hidup dua minggu”, Hal itu malah memburuk mood terutama Young Mi, dokter Ahn pun mengakui kalau ia laki2 yang buruk.
Dokter Ahn pun mulai menyanyikan lagu ultah dengan bertepuk tangan, Sook Jung segera membungkam dokter Ahn. “Hei, hei, hei! apa kau tidak lihat semua bayi sedang tidur?”ucapnya.
Oh, itu benar.

Dokter Ahn pun memandu menyanyikan lagu ultah dengan pelan. Dokter Seo bertanya di mana ayah si bayi. “Oh … aku tidak mengatakan ini hari pesta ulang tahun pertamanya, tapi aku menghubunginya.”jawab dokter Lee. Dokter Lee juga mengatakan ayah si bayi akan terlambat sehingga ia tak yakin apakah ia bisa datang. Tiba-tiba oksigen Yichi menurun hingga 78 ditambah detak jantung turun menjadi 52. Semua terkejut, dokter Lee segera meminta tabung dan menyuruh perawat Min memberikan suntikan 0.5 cc epineprin tiap 5 menit. Semua nampak cemas terutama Young Mi, dokter Lee terus memompa jantung Yichi dengan tabung. Waktu terus berlalu, perawat Min mengingatkan waktu sudah berlalu selama 30 menit. “Bagaimana ini tiba-tiba menurun …”guman dokter Lee. “”Bayinya sudah meninggal.”ucapnya lirih.


Young Mi memperdengarkan lagu ulang tahun dari ponselnya dan menaruhnya di atas inkubator Yichi. Ia menyanyikan lagi selamat ulang tahun dengan berderai air mata. Dokter Ahn ikut menyanyikan lagu itu dengan derai air mata juga.
“Dia layak mendapatkan ucapan “selamat ulang tahun.” Bayinya mungkin merasa sangat senang. “ucap dokter Lee menguatkan Young Mi. semua yang hadir tak kuasa menahan air mata, Young Mi pun keluar ruangan karena tak kuasa menahan tangisnya.

Perawat akan melepas peralatan yang melekat pada Yichi, dokter Seo menahannya.
“Tunggu sebentar! Jantung bayi masih berdetak.”ujarnya. Dokter Lee mengatakan itu mungkin
karena obat dan itu akan segera berhenti berdetak. “Ini Pasti sangat sulit, mendapat perawatan setiap hari. Tapi dia bertahan dengan baik. Dia bertahan, dan ia berhasil hidup sampai hari ini.”terang dokter Lee. Tetiba sang ayah bayi datang, ia terlambat karena orang tuanya berkunjung sehingga ia makan malam keluarga.

Sang ayah menyapa anaknya tanpa tahu ia sudah meninggal, ayahnya memperlihatkan rekaman kegiatan keluarganya. Namun sang bayi hanya terdiam saja, melihat itu sang ayah bertanya apakah ia tidur?. Dokter Seo dan dokter Lee tak kuasa menahan air matanya. Dengan berat hati dokter Lee mengumumkan kematian sang bayi. Sang ayah pun tak kuasa menahan air matanya, mana backsoundnya mendukung banget #banjir airmata ~_~
Dengan berderai airmata sang ayah mengucapkan terima kasih karena telah merawat bayinya.
(Bukan karena cengeng tapi scene dan cerita ini mengingatkan saia pada masa lalu).

Dokter Seo menemui Sang Mi di atap rumah sakit. Dokter Seo bertanya apakah Sang Mi melarikan diri lagi?. “Jika kau kehabisan uang atau butuh tempat untuk tinggal, telepon aku. Aku akan mengajakmu masuk. Jangan hanya terus berjalan ke tempat-tempat aneh. Mengerti?“tanya dokter Seo seraya menyodorkan kartu namanya.
“Apa kau bercanda? “tanya Sang Mi, dokter Seo malah memasukkan kartu nama itu ke saku jas Sang Mi dan bertanya apa Sang Mi pikir bisa menipu orang dengan mengatakan ‘tidak sakit’ dan ‘aku baik-baik saja’. “Kami menerima uang kompensasi.”ucap Sang Mi.
“Jadi, apakah kau melarikan diri untuk menghabiskan uang?”tanya dokter Seo.
“Anda telah melihat orang tuaku kan?”tanya Sang Mi. Lalu mengungkapkan kenyataan yang dihadapinya. “Ketika aku pulang, mereka menjadi liar karena mereka tidak tahan denganku. Mereka menyerangku setiap ada hal kecil. Mereka lega ketika aku pergi”paparnya. Sang Mi juga mengatakan dua tahun sebelumnya ia mengatakan pada ortunya kalau ia diperkosa. Pada awalnya, mereka mengatakan mereka tidak mengakuinya.
“Mengapa aku menghubungi mereka. Kemudian mereka muncul karena mereka orang tua, kau tahu mereka sangat ingin tahu. ‘Apa ini permerkosaan geng?’, ‘ini sesuatu yang dianggap enteng, apa kau terancam?’ ”terang Sang Mi. Ia berpikir ortunya khawatir padanya.

“Tapi, aku pikir mereka sudah mendengar dari seseorang bahwa mereka bisa mendapatkan uang.”jelas Sang Mi, dokter Seo pun tak habis pikir. Sang Mi juga menceritakan temannya rela menjual dirinya untuk mata ayahnya yang buta, dengan membarter dirinya sendiri.
“Setiap orang begitu baik kepada orang tua, tetapi aku tidak melakukan apa-apa. aku mencoba untuk berpikir ‘aku harap ini bisa membantu’, aku katakan kepada mereka aku membutuhkan komputer untuk mengerjakan PR”ungkap Sang Mi. Tapi orang tuanya malah menimpalinya dengan, ‘gadis sepertimu, mengapa tiba tiba belajar?’ , di mana uangnya?’. Orang tuanya mengatakan mereka sudah menghabiskan semuanya dan berkata, “kau tahu berapa biaya untuk membesarkanmu?”.
“Jika aku baik-baik saja mereka tidak pernah meminta sekali. Karena aku seperti ini, inilah yang terjadi.”
“Mereka gila ….”guman dokter Seo.
“Aku. .. Sungguh, kali ini tidak sakit sama sekali “kata Sang Mi yang mulai berderai air mata. Dokter Seo memeluk Sang Mi menenangkan. Sang Mi terus-terusan berkata kalau hal itu tidak menyakitinya. “Hidup bukanlah sesuatu untuk mendapatkan kepedihan. Bahkan hal-hal yang menyakiti pada waktunya akan berhenti”kata dokter Seo dalam hati.

==BERSAMBUNG==

Episode yang membuat galau, episode selanjutnya kembali berderai air mata.
Spoiler episode selanjutnya, dokter Seo berkunjung ke rumah sakit lain untuk menggugurkan kandungannya dengan menyewa wali, sayang sekali malah ketemu dokter Lee wkwkwkw #gagal maning son :P, dan siapkan tissue atau jolang untuk menahan air mata, dokter Seo akan mengoperasi ibu hamil yang sebelum juga cesar, kasian banget dah pokoknya.

Semoga mood terjaga baik bisa lanjut tanpa jeda lama gara2 copaster wkwkwk

Thanks to islandsubs

Written & image by Ari Aruto @pelangidrama
Only posted only on pelangidrama.net
Don’t repost to other site/FANPAGE FB!

[Sinopsis] Ob/gyn-Obstetrics and Gynecology Doctors Episode 04


Episode 4 Antara Kehidupan dan Kematian

Keesokannya dokter Seo bersiap ke rumah sakit, saat membuka pintu ia dikagetkan dengan adanya mangkok yang berisi sup buatan dokter Lee dan sebuah catatan jika ingin dimakan maka dokter Seo harus menghangatkannya terlebih dahulu. Ternyata malam itu setelah dokter Lee memergoki dokter Seo ciuman dengan Seo Jin, dokter Lee mengantarkan supnya dan menaruhnya di depan pintu :(.

Setelah menghangatkannya dokter Seo memakan sup buatan dokter Lee sendirian diiringi OST yang sedih. Dokter Seo mengingat perpisahannya dengan Seo Jin malam itu.
“Seperti biasa, akhirnya akan datang. Itu hanya masalah waktu, hubungan antara pria dan wanita pasti berakhir. Cinta akan berakhir dengan salah satu atau lain cara. Dan Akhirya pun telah datang”tegas dokter Seo.
“Kau serius?”tanya Seo Jin.
“Ya, aku serius. Jadi, jangan datang ke sini lagi”, Dokter Seo pun masuk ke dalam rumah, Seo Jin hanya bisa memandangnya.
Dokter Seo meneteskan air mata mengingat semua itu.

Dokter Seo menyetel musik yang lumayan keras saat mengendarai mobilnya. Dan ia pun mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Polisi lalu lintas yang sedang patroli melihatnya segera menyusulnya.
Dengan speakernya, polisi tadi menyuruh dokter Seo berhenti mengemudikan mobilnya. Dokter Seo yang menyetel musik agak kencang tak mendengarnya, pak polisi pun mencoba mengikuti di sampingnya namun dokter Seo masih juga belum ngeh. Pak polisi pun menyalip di depan dokter Seo dan memberinya tanda agar mengikutinya. Dokter Seo pun mematuhinya memberhentikan mobilnya di belakang mobil patroli.

Polisi tadi mengetuk jendela mobil dokter Seo, dokter Seo membukanya.
“Anda telah melakukan pelanggaran lalu lintas. Tolong tunjukkan lisensi anda”jelas polisi tadi seraya mencatat.
“Maaf?”
“Kau mengebut”, dokter Seo menumpahkan isi tasnya mencari SIMnya, polisi tersebut tersenyum lebar, dokter Seo mengeluarkan SIM yang berada di dompetnya dan menyerahkannya pada polisi tadi.
“Apakah kau minum minuman keras?”tanya pak polisi.
“Tidak”, tapi pak polisi tak percaya.
“Silahkan melangkah keluar sejenak”pinta pak polisi.
Dokter Seo pun keluar dari mobilnya, lalu pak polisi menyodorkan sebuah alat pendeteksi apakah dokter Seo minum apa tidak dengan cara dokter Seo meniup alat tersebut. Belum sempat meniup dokter Seo sudah merasa mual-mual mau muntah, salah paham deh :P.

Dokter Seo menghindar dan muntah-muntah. Polisi tadi pun tersenyum.
“Apakah kau baik-baik saja? Kau akan pergi kemana?”tanya pak polisi.
“Rumah sakit Hankook”
“Sekitar 3 mil jaraknya, aku hanya memberikan anda peringatan kali ini. Berhati-hatilah mulai sekarang. Paham?”
“Ya”jawab dokter Seo.
Pak polisi menyuruh dokter Seo melaju lebih dulu dan ia akan mengikutinya di belakangnya.
“Saat anda sampai di sana. Silahkan memeriksaan diri”pesan pak polisi.

Dokter Seo mendapat telepon dari ibunya.
“Ini ibumu,kau belum lupa ulang tahun ayahmu? Kau harus datang ke restoran pukul 8.00. Dan adikmu akan membayar untuk makan malam. Adikmu telah mengaturnya beberapa hari tapi aku tidak bisa datang. Hari itu kau harus pergi dan memberinya hadiah. Dan karena kau sudah pindah, jadi aku akan mengunjungimu minggu depan”kata ibu dokter Seo panjang lebar di telepon.
“Kau tidak harus datang ke sini”
“Ya? Seorang anak perempuan tumbuh dan telah pindah ke tempat baru…”, namun dipotong dokter Seo.
“Karena aku sudah dewasa, kau tidak harus datang, oke?”
“Tapi aku harus melihat sendiri bagaimana kau hidup”
“Tidak ada jamur, banyak sinar matahari. Pintu terkunci baik. Jadi, kau tidak perlu datang”jelas dokter Seo.”Ini adalah apartemen dengan dua kamar tidur. Bahkan jika kau tidak suka, ambil saja karena itu pemberian rumah sakit”.
“Hei, nak”.
“Jika kau datang, aku akan pindah ke tempat baru lagi”ancam dokter Seo lalu menutup teleponnya dengan kesal.

Dokter Lee yang melihat dokter Seo segera menghampiri dan menyapanya seolah tak terjadi apa-apa malam itu.
“Halo”, namun dokter Seo cuek dan mempercepat langkahnya.
“Apakah kau biasanya berjalan cepat? Silahkan berjalan perlahan-lahan”. Dokter Seo tetap saja cuek.
“Apakah kau menikmati sup kemarin? Aku bisa membuatkannya lagi?”tanya dokter Lee. Dan lagi-lagi dokter Seo tak menjawab hanya diam saja.
“Ah…aku kira kau punya morning sicknes lagi”.
Di luar dugaan dokter Seo langsung menegur dokter Lee.
“Mulai sekarang, aku berharap kau tidak akan ikut campur lagi dalam kehidupan pribadiku”seru dokter Seo.
“Hanya saja kepribadianku…”jawab dokter Lee namun terhenti melihat tatapan tajam dokter Seo.
“Aku mengerti”ucap dokter Lee. Ternyata dokter Wang memperhatikan keduanya dari jauh.


“Jika aku membutuhkannya, aku akan bertanya jadi jangan mengkhawatirkanku”.
Dokter Seo segera melangkah pergi namun karena terlalu terburu-buru ia kehilangan keseimbangan dokter Lee segera membantunya.
“Mengapa kau begitu baik padaku?”tanya dokter Seo.
“Aku agak cemas”
“Jika kau ingin menjadi tetanggaku yang bersahabat, berhenti mengkhawatirkanku”ujar dokter Seo ketus lalu melangkah pergi.

Seperti biasa namanya juga departemen persalinan kalau nggak ada pasien melahirkan nggak afdol :LOL.
Dokter Seo bergegas menjemput pasien yang baru saja tiba dengan ambulan. Mobil pasien yang sedang hamil tersebut bertabrakan. Para dokter segera member pertolongan pertama. Dokter Seo mengecek janin dengan usg.
“Karena pendarahan dan tidak sadar, kita harus melakukan CT scan segera dan operasi darurat”saran salah satu dokter. “Bagaimana dengan bayi…?”
“Ini stabil. Untuk saat ini baik-baik saja”jawab dokter Seo.
“Lalu, apakah kau ingin melakukan operqsi caesar terlebih dulu?”
“Jangan khawatir tentang bayi. Fokus menyelamatkan ibu lebih dulu”jawab dokter Seo.
“CT scan, MRI atau obat yang tidak boleh digunakan untuknya?”
“Tidak ada. Sang ibu harus hidup jika bayi ingin hidup. Pertama kita selamatkan ibunya lalu kita akan berpikir tentang bayinya”jawab dokter Seo. “Bayi beratnya hanya 400gram sekarang, bahkanjika kita melakukan Caesar, kemungkinan hidup sangat rendah. Selamatkan ibu lebih dulu”.
“Lalu kita akan memulai operasi otak segera. Dimana walinya?”.

Dokter yang bersama dokter Seo tadi menemui wali sang pasien yang tak lain adalah polisi lalu lintas yang bertemu dokter Seo pagi tadi.
“Pendarahan otaknya yang parah, membuat kita harus melanjutkan dengan operasi darurat”lapor dokter tersebut. “Silahkan mendaftar di sini”. Dokter tadi mengulurkan formulir operasi yang harus di diisi wali pasien. Suami pasien ini agak ragu.

Dokter Wang menerima konsultasi seorang pasien.
“Tidak bisakah kami melewatinya setahun? Apa jenis pemeriksaan kesehatan diperlukan tahunan?”tanya sang pasien. “Aku lebih memilih dokter wanita, mengapa aku dikirim ke sini?”
“Seorang dokter kandungan mencari nafkah juga”jawab dokter Wang. “Kapan kau akan punya bayi?”.
“Kami tidak akan punya bayi”jawab pasien. “Mengapa anda begitu tertarik pada keluarga berencana orang lain…”
“Jun Hee-ssi”, oh nama pasiennya Jun Hee :P.
“Ya”
“Aku khawatir tentang jumlah FSH (follicular stimulating hormon).
“Apa itu?”tanya Jun Hee
“Apakah kau benar-benar tidak ingin memiliki anak?”
“Gyung Min (suaminya) merasakan hal yang sama. Kami benar-benar tidak memiliki kepentingan apapun. Apa kau tidak percaya padaku?”. “Tapi…apa itu?”tanya Jun Hee.

“Jika kau tidak berencana untuk memiliki anak, itu tidak terlalu penting. Namun angka-angka ini mengatakan bahwa jika kau ingin seorang anak, kau harus segera melakukannya”jawab dokter Wang.
“Fungsi ovariummu tidak bekerja dan kau tidak berovulasi dengan baik”jelas dokter Wang. “Bagaimana dengan menstruasimu?”
“Aku sudah terlambat beberapa bulan ini, setiap 2-3 bulan?”
“Dan jumlahnya telah menurun banyak?”tebak dokter Wang.
“Ya…”, dokter Wang hanya bisa menghela nafas mendengar jawaban pasien.
“Pada tingkat ini, tahun depan kau tidak akan memiliki bayi. Kau perlu bicara serius dengan Gyung Min”saran dokter ang, sang pasien agak syok.

Dokter Seo mendapat telepon dari bedah saraf, mereka mengabarkan bahwa mereka selesai operasi jadi dokter Seo bisa memeriksa janinnya.

Dokter Seo menemui sang pasien.
“Ini kematian otak”tukas dokter saraf.
Dokter Seo mengusg bayi pasien.

Suami pasien menunggu dengan gelisah, keluarga pasien juga telah tiba di rumah sakit.
“Ini sangat mengerikan….Jadi apa yang akan terjadi?”keluh ibu pasien.
Dokter Seo dan dokter saraf keluar menemui suami pasien.
“Dokter!”, Suami pasien melihat ke arah dokter Seo, ia seperti mengenal sosok dokter Seo.
“Bagaimana istriku?”
“Dia memiliki pendarahan otak yang parah sehingga kami melakukan pembedahan hematoma. Tapi tidak ada reflex pupil dan tidak bernafas spontan. Yang bisa kita lakukan sekarang adalah mengambil alat pendukung kehidupan darinya dengan persetujuan anda”jelas dokter saraf.
“Mematikan system pernafasan buatan?”tanya suami pasien. “Lalu bagaimana dengan istriku….?”
“Apakah anda mengatakan bahwa dia sudah mati?”sahut ibu suami pasien. Keluarga pasien pun tak dapat menahan kesedihannya.
“Biasanya, dalam kasus ini kita menghapus system pendukung kehidupan…Namun dalam kasus ini, karena dia memiliki bayi….”tukas dokter saraf.
“Bagaimana dengan bayi?”tanya ibu pasien.

“Masih sehat”jawab dokter Seo. “Janin selamat dari kecelakaan dan operasi besar tanpa menyebaban stress. Saat ini, 23 minggu kurang 3 hari. Di Amerika, ada kasus serupa dimana bayi 22 minggu diselamatkan namun di Korea Selatan kemungkinan bayi kurang 23 minggu untuk bertahan hidup masih dibawah 10%”.
“Jadi?”tanya suami pasien.
“Jika ibu bisa bertahan hidup seminggu lagi dengan alat pendukung peluang janin untuk bertahan hidup akan meningkat menjadi 10% atau lebih”jelas dokter Seo.
“Apa, sehingga anda ingin meninggalkan bayi di dalam tubuh seorang ibu yang mati?”potong ayah suami pasien.
“Jika kita memberi nutrisi pada ibu janin akan mendapatkan gizi yang diperlukan”jawab dokter Seo.

“Anda berpikir bayi akan tumbuh hanya dari nutrisi? Bayi tidak cacingan. Maksudku bagaimana bisa bertahan di dalam tubuh orang yang mati”potong ayah suami pasien.
“Ayah!”seru suami pasien.
“Lalu, dapatkan anda menyelamatkan bayi?”tanya ibu pasien.
“Jika ibu bisa menunggu sepuluh hari, tidak bahkan hanya untuk satu minggu kesempatan untuk bertahan hidup akan lebih besar. Hal ini tergantung pada berapa lama ibu bisa bertahan”jelas dokter Seo. Ibu pasien tak dapat menahan kesedihannya.

“Mengesampingkan biaya, anda dapat menjamin bahwa bayi akan tumbuh secara normal di dalam tubuh ibunya yang sudah mati?”tanya ibu mertua pasien. “Dokter, jika bayi lahir cacat. Anda akan bertanggung jawab penuh?”.
“Tidak”jawab dokter Seo. Keluarga pasien terpana.
“Aku tidak bisa menjamin seperti itu bahkan dengan ibu yang sehat”jelas dokter Seo, keluarga pasien menghela nafas.
“Silahkan diskusikan dengan keluarga anda dan memberikan kami suatu keputusan”.

Para dokter yang menangani pasien hamil dan koma berdiskusi. Dokter Ahn menjelasan informasi mengenai pasien.
“Pasien Gyungran Park, 32 tahun. Dia dibawa ke sini setelah 30 menit kecelakaan lalu lintas . Bedah saraf melakukan langkah-langkah darurat, tapi sekarang mati otak. Janin 22 minggu dan beratnya sekitar 400gram. Saat ini tidak ada masalah dengan itu. Tanda-tanda vital ibu normal dan dia sedang diberi nutrisi melalui infuse”jelas dokter Ahn.

“Berapa lama lagi dia bisa bertahan?”tanya chief Oh
“Karena pasien tidak dapat mengontrol denyut jantungnya, suhu atau sekresi hormon, dia mungkin berada dalam masalah setiap saat. Krisis dapat terjadi setiap saat, mungkin seminggu paling lama”jawab dokter Seo.
“1 minggu…..pada 23 minggu….peluang kelangsungan hidup bayi akan lebih tinggi”tukas chief Oh.
“Apakah mereka memutuskan untuk merawat bayi itu?”tanya salah seorang dokter.
“Mereka belum memutuskan”jawab dokter Seo.
“Jika mereka memutuskan memilikinya, ini akan menjadi kasus pertama di Korea”pikir chief Oh.
“Ada kasus serupa sebelumnya tahun 2003 di Bundang”ujar dokter Seo.

“Ini kasus yang jarang bahkan masuk 5 besar”tukas kepala rumah sakit. “Aku tidak akan melewatkan kesempatan ini. Ini akan menjadi resume besar anda juga. Anda harus mencoba meyakinkan mereka”.
“Tapi itu masih belum 23 minggu”sahut dokter Wang. ”Apa pendapat departemen pediatrics?”
“Jika mereka memutuskan untuk memilikinya, kami akan melakukan yang terbaik”jawab dokter Lee.
“Jika kondisinya memburuk, dia tidak mampu bertahan bertahan lebih dari 2 hari. Lalu bayi hanya akan 22 minggu”jelas dokter Seo.
“Kami telah benar-benar memiliki kasus di Korea dimana 22 minggu, bayi selamat 483gram”ujar dokter Lee.
“Karena ini keputusan yang sulit, itu harus diserahkan pada orang tuanya”pikir dokter Seo
“Karena merupakan keputusan yang sulit, para wali perlu diberikan informasi yang lengkap”tambah dokter Lee.
“Informasi tersebut harus mencakup kesulitan bayi yang lahir hanya 22 minggu kehamilan. Penderitaan wali melalui semua itu dan hasilnya. Dan kesehatan yang buruk dan betapa rendahnya kesempatan bayi untuk bertahan hidup”jelas dokter Seo. “Oh dan karena kau akan mengurus bayi saat lahir, kau secara pribadi harus menginformasikan tentang ini pada wali”.
“Tentu saja”jawab dokter Lee. “Panggil saja aku kapan pun kau membutuhkan bantuanku”.

“Dokter Seo”panggil kepala rumah sakit
‘Ya”.
“Jika kau tidak percaya diri untuk meyakinkan mereka, atau kau tidak memiliki niat. Bagaimana kalau kau memberikan kesempatan pada beberapa dokter lain dalam ruangan ini yang mampu”. Dokter Kyung Joo tersenyum mendengar pernyataan kepala rumah sait, berarti dia ada kesempatan sayang sekali dokter Seo menyanggupinya :P.
“Kau memiliki keberuntungan, segera mendapat kasus yang luar biasa setelah kau sampai di sini”puji kepala rumah sakit.
“Seperti kata pepatah ‘burung lebih dulu menangkap cacing”tambah chief Oh. “Aku melihatmu dan memperhatikanmu bahwa kau datang bekerja sejak puku 05.00 dan bahkan kau tidak libur saat akhir pekan. Dan itulah sebabnya ia menyelesaikan kasus dengan baik”. Dokter Kyung Joo masam mendengarnya hahaha.

“Dokter Lee”panggil kepala rumah sakit.
“Ya”
“Tolong tunjukkan pada mereka kemampuan terbaikmu”
“ Saya akan melakukan yang terbaik sesuai dengan hati nuraniku”jawab dokter Lee.
Kepala rumah sakit melihat Hpnya, dan berkata bahwa orang-orang dari cabang utama telah tiba untuk memeriksa peralatan rumah sakit, maka ia harus menemuinya. Diskusi pun selesai. Dokter Seo agak gimana gitu mendengarnya.

Kepala rumah sakit dan chief Oh menjamu utusan dari kantor cabang utama yang tak lain adalah Seo Jin. Mereka mengantar Seo Jin melihat peralatan-peralatan baru rumah sakit. Namun mata Seo Jin malah jelalatan cari-cari dokter Seo saat kepala rumah sakit tak memperhatikannya, dasarrrrrr.


Dokter Seo, dokter Ahn dan suster Young Mi ke ruang pendaftaran. Di sana ada keluarga pasien Gyungran Park.
“Kau bahkan belum mendaftarkan pernikahanmu…”ujar ibu mertua pasien.
“Apa yang kau katakan?”sahut suami pasien.
“Secara hokum, kau masih…jawab ibu mertua pasien namun langsung dipotong anaknya.
“Kau menentang pernikahan ini sejak awal….sekarang menjadi seperti ini, apakah kau senang?”
Pertengkaran ini pun menjadi tontonan pasien yang ada di sekitarnya, dokter Seo pun melihat hal tersebut.
“Berani-beraninya kau meninggikan suaramu pada orang tuamu!”seru ayah mertua pasien.
“Lalu bersikaplah seperti orang dewasa”balas anaknya.
“Apakah salahku bahwa istrimu kecelakaan seperti ini?”tanya ibu mertua pasien.
“Aku tahu, jadi jangan mengkhawatirkanku”seru suami pasien.
“Bagaimana aku tak khawatir, kau anakku!”
“Wanita dalam kamar itu adalah istri dan anakku!”bentak suami pasien.
Ibunya pun hanya bisa menghela nafas.

Dokter Seo memeriksa pasien Gyungran Park ditemani dokter Ahn dan Young Mi.
“Lakukan pemeriksaan non stress dua kali sehari dan memeriksa tanda-tanda vital dengan baik”jelas dokter Seo. “Walaupun walinya belum datang dengan keputusan, kita tidak tahu apa yang akan mereka pilih kita harus siap”.
“Aku mengerti”jawab dokter Ahn
“Aku merasa begitu kasian pada bayi”ujar suster Young Mi. Dokter Ahn hanya bisa menghela nafas.

Dokter Seo keluar ruangan pasien sendirian, ia terus melangkah tanpa mengindahkan suami pasien.
“Dokter”panggil suami pasien. Dokter Seo pun menghentikan langkahnya.
“Jika kau jadi aku, apa yang akan kau lakukan?”tanya suami pasien. Dokter Seo diam larut dalam pikirannya, apakah yang akan dijawabnya?
“Apakah bayi hidup, atau menjadi sehat….kau bilang kau tidak dapat menjaminnya…”. “Jadi apa yang akan kau lakukan?”tanyanya lagi. Dokter Seo masih terdiam.
“Kau tahu lebih dari aku dan kau telah banyak melihat bayi premature. Katakanlah apa pendapat anda”paksa suami pasien.
“Ini bukan sesuatu yang melegakan…”jawab dokter Seo lalu melanjutkan langkahnya namun terhenti lagi.
“Jangan berbeli-belit. Katakan saja terus terang”seru suami pasien. “Mengapa, apakah kau tidak percaya diri?”.
Dokter Seo berbalik dan mengajak suami pasien menemui istrinya yang terbaring koma.

“Tidak ada dokter yang sangat percaya diri saat akan menyelamatkan kehidupan. Kami hanya melakukan yang terbaik yang kita bisa”terang dokter Seo.
“Yang bisa aku lakukan adalah mencoba membantu bayi di dalam tubuh ibunya selama mungkin sampai minggu ini. Dan setelah minggu ini, kita akan melupakannya”.

Dokter Seo mengajak suami pasien ke ruang bayi dan menjelaskannya bersama dokter Lee.
“Aku bukan orang tuanya. Apakah bayi akan tumbuh sehat selama hidupnya. Atau cacat…mengapa begitu sulit untuk membesarkan anak cacat di negeri ini. Mengapa system kesejahteraan sangat buruk… Bagaimana dengan wanita yang bisa menggantikan ibu kandungnya…Bisakah dia melakukan semua hal yang ibu kandungnya dapat lakukan untuk anaknya. Apakah kau pikir dokter tak khawatir tentang semua itu?”. “Itulah mengapa aku berpikir bukan dokter yang harus membuat keputusan”jelas dokter Seo.

“Apakah bayi cacat?”tanya suami pasien pada dokter Lee.
“Kemungkinannya tinggi”jawab dokter Lee.
“Bukan hanya cacat, apakah bayi dapat bertahan hidup?”
“Bahkan jika anak lahir sekarang, tingkat kelangsungan hidupnya kurang dari 3 %”.
Suami pasien tertawa kecil mendengar jawaban dokter Lee ini, nampak jelas kesedihan dalam tawanya.
“Bahkan setelah semua penderitaan itu, kesempatan bayi bertahan hidup hanya 3 %?”. “3 %? Seorang anak yang hanya mempunyai kesempatan hidup 3 %”keluh suami pasien. “Jadi karena itu, kau mengatakan untuk memilikinya karena itu bayi orang lain. Sejak bayi bukan milikmu, kau memintaku untuk memilikinya?”.

“Pak…aku tahu bahwa ini keputusan yang sulit namun ini apa yang dipikiranku”jawab dokter Lee. “Jika bayi lahir dan berada di bawah perawatanku, aku akan melakukan yang terbaik. Saat itu aku berpikir terlalu keras dan mencoba menyerah untuk bayi. Aku sangat malu saat itu bahwa aku telah diberikan keajaiban. Saat itu hanya dapat digambarkan sebagai sesuatu keajaiban. Aku telah melihat mukjizat, bagaimana bisa aku menyerah?”. Dokter Lee mencoba meyakinkan suami pasien untuk menyelamatkan anaknya.

“Bagaimana ia berbicara kasar seperti itu?”ujar suster Sook Jung yang keluar dari ruangan tadi bersama dokter Ahn dan Young Mi. “Ini semua benar, tetapi bagiku itu terdengar seperti ancaman. Apakah hanya aku yang berpikir seperti itu?”. “Hei, setelah mendengarkan itu, yang tadinya akan memiliki bayi. Dia mengatakan untuk tidak memiliki bayi”.
“Aku tidak berpikir seperti itu”jawab Young Mi.
“Dia mengatakan untuk tidak memiliki bayi, aku hanya tidak bisa mengerti itu”tukas suster Sook Jung.
“Kau tidak punya pilihan. Kau harus mengerti itu”sahut dokter Ahn.
“Aku tidak berpikir aku bisa menjalaninya untuk seumur hidupku”ujar suster Sook Jung.
“Aku pikir dia hanya memperingatkan mereka. Dan dokter Lee menyelesaikan itu dengan indah”sahut Young Mi. “Dengan ia mengatakan bahwa ia akan melakukan yang terbaik selama ada keajaiban”
“Terus terang, dia tidak salah. Tetapi jika itu kau, kau yang punya bayi berharap untuk yang terbaik”ujar suster Sook Jung pada Young Mi. “Ini tentang keajaiban, jika sesuatu berjalan salah, Dokter Seo harus bertanggung jawab untuk semua itu. Tidak ada ibu, sehingga menikah lagi untuk pengganti ibunya, semuanya itu baik tapi jika itu adikku, aku tidak akan pernah mengizinkannya”.
“Aku akan melakukan hal yang sama. Karena aku percaya pada keajaiban”tukas suster Young Mi yang diremehkan suster Sook Jung.

“Aku juga percaya”sahut dokter Wang yang tiba-tiba datang.
“Argh..kau tidak percaya neraka?”ujar suster Sook Jung pada dokter Wang.
“Tentu saja, aku percaya. Itulah kenapa aku pergi ke gereja pagi ini”.
“’Ya Tuhan, aku tidur dalam pelukan wanita aneh itu. Maafkan aku’, apa sesuatu seperti ini?”ledek suster Sook Jung, yang diikuti tawa dokter Ahn dan kedua suster di dekatnya.
“Tentu saja”jawab dokter Wang menimpali gurauan suster Sook Jung.

Dokter Seo melihat cacatan medis pasien Gyungran di computer dekat bangsalnya *mirip yang di Surgeon Bong dal Hee* nggak ngeh :P.
Tiba-tiba indikasi tekanan darah pasien turun.
“Dokter, tekanan darah pasien turun”lapor suster yang memeriksanya.
“Berikan dopamin 20miligram”
“Ya”, lalu suster tadi menyuntikkan dopamin pada infus pasien.

“Di sini… semuanya bekerja keras”ujar Chief Oh yang datang membawa lukisan. “Aku membawa sebuah lukisan indah yang kubeli. Aku pikir lukisan ini sangat cocok untuk koridor yang nampak suram ini”. Suster Sook Jung dan kedua suster yang berada di situ mencoba bahagia menerimanya :LOL. Padahal lukisannya juga keren lho bunganya :P.
“Di mana harus ku letakkan?”tanya Chif Oh, lalu Chief Oh memberi aba-aba pada pemasang lukisan.
Namun Chief Oh sendiri plin plan, masih kurang geser ke kanan ke kiri gitu, sampai yang masang geram hahaha. Ketiga suster yang melihatnya terlihat pasrah hahaha.
“Kau lihat lukisan itu terlihat baik?”tanya chief Oh.
“Hal ini tergantung pada mata yang melihatnya”jawab salah seorang suster.

Chief Oh pun menanyakan pada dokter Seo yang kebetulan datang ke situ.
“Dokter Seo, bagaimana lukisan itu?”
“Aku pikir itu terlihat lebih baik di sana”jawab dokter Seo apa adanya seraya menunjuk arah pojokan. Ketiga suster ternganga.
“Benarkah?”
Lalu dokter Seo pamit, karena ia harus ke kamar pasien.
“Apakah pasien Gyungran Park?”tanya chief Oh yang mengikutinya.
“Ya”
“Bagaimana dia?”. Ketiga suster dan pemasang lukisan tampak lega hahaha.


Chief Oh dan dokter Seo sampai di ruang pasien Gyungran.
“Kita tidak dapat melakukan apapun saat mereka belum membuat keputusan. Kita harus memberikan waktu untuk memutuskan”. “Dapatkaah kau melakukan itu?”tanya Chief Oh pada dokter Seo.
“Itu bukan wewenangku, tapi pasien”
“Sebelum terlambat, aku berharap keluarga akan memutuskannya”ujar chief Oh. “Aah, ini sangat sulit. Bahkan kau tak dapat memilih”. Tanpa mereka sadari suami pasien berada di balik ruangan istrinya melihat mungkin juga mendengarnya.
“Pokoknya, terus bekerja keras”pesan Chief Oh lalu melangkah pergi.
“Ya, kepala..”.
“Jika kondisinya memburuk, segera hubungi aku. Aku tidak peduli bahkan jika itu pukul 2 atau 3 dini hari”ujar dokter Seo pada dokter Ahn, suami pasien nampak berkaca-kaca.

“Kenapa kau menangis?”tanya dokter Wang pada pasiennya.
“Ini, jangan menangis”, dokter Wang memberikan beberapa helai tissue.
“Jae Suk-ssi…. Aku sangat takut”
“Masih ada waktu, kau masih bisa hamil. Jadi jangan takut”hibur dokter Wang.
“Dia mengepak barang-barangnya dan pergi”
“Apa?”, dokter Wang agak terkejut. Lha ternyata suami pasien pas tahu istrinya nggak bisa hamil malah pergi. Ini kelebihan dokter Wang, jadi tempat curhat pasien-pasiennya :P.
“Sejak awal aku tahu dia tidak menginginkan bayi. Aku masih muda dan tidak berpikir aku bisa membesarkan seorang anak. Karena aku mencintai Gyungmin, aku mengatakan bahwa kami tak perlu memiliki anak sehingga aku menikah dengannya”curhat sang pasien. “Karena aku tahu dia punya masa kecil yang sulit”.
“Dia adalah 5 dari anak laki-laki dan perempuan”tukas dokter Wang.
“Aku hanya ingin melindungi dan mendukungnya. Pertama aku berpikir aku bisa tinggal bersamanya. Tapi memikirkan tidak mampu melahirkan anak…”
“Kau mulai berpikir secara berbeda”tebak dokter Wang.
“Aku tidak berpikir bahwa memilih untuk tidak memiliki bayi dan tidak mampu memilikinya itu berbeda”. Dokter Wang menghela nafas mendengarnya.

“Tapi, mengapa dia pergi?”tanya dokter Wang.
“Karena hatiku berubah. Tahu kenyataan bahwa aku tak dapat memiliki bayi dari orang yang aku cintai membuatku sedih dan aku tak bisa tahan. Aku benar-benar harus memiliki setidaknya satu bayi yang mirip dia. Aku menjadi putus asa. Aku bilang aku harus punya bayi, ia memilihku sehingga ia harus memilih bayi juga. Setelah aku mengatakan itu, tanpa mengatakan sepatah kata pun ia berkemas dan pergi”jawab pasien panjang lebar.
Dokter Wang memaki suami pasien. Lalu tiba-tiba dokter Wang mendapat telepon dari Gyungmin. Ternyata oh ternyata Gyungmin sahabat dokter Wang Jae Suk :P.

Dokter Lee menyapa dokter Seo yang baru saja tiba di depan rumahnya.
“Kau terlambat. Aku mendengar kondisi pasien Gyungran Park tidak stabil”
“Dia kembali normal”jawab dokter Seo.
“Syukurlah”.” Kau telah melakukan pekerjaan yang baik”puji dokter Lee.
“Aku bertanya-tanya berapa lama ia akan bertahan…”
“Apakah kau sudah makan?”tanya dokter Lee, belum sempat menjawab dokter Seo mual-mual serasa mau muntah. Orrabuniku tanpa berpikir panjang segera menyiapkan masakan.

Dokter Seo melihat cara dokter Lee memasak, dokter Seo terpana melihat dokter Lee menepuk-nepuk daging dan menghilangkan pinggirannya sebelum dipangang. Ternyata dokter Lee membuat steak :P.

Dokter Seo memakan lahap steak buat dokter Lee, uwahhhhh mau donk steak buatan orrabuni :LOL.
“Kau makan dengan sangat baik”puji dokter Lee, tersenyum melihat masakan buatannya dimakan dokter Seo dengan lahap :P. “Jika tidak cukup, akan kutambahkan ini (punya dokter Lee)”.
“Ya”jawab dokter Seo, gubraksss. Dokter Lee pun memotong steak bagiannya dan menyerahkannya ke dokter Seo.
“Ini harus dipotong khusus, ini benar-benar yummy”puji dokter Seo. “Mengapa seperti itu?”
Dokter Lee tersenyum mendengarnya. “Aku punya resep khusus”jawab dokter Lee. “Ini adalah metode yang mereka gunakan di mana ada daging berlimpah. Mereka merendam daging selama 15 hari lalu mengeringkan bagian luar daging…Saat mongering mereka mengupas kulit keringnya. Lalu mereka memasaknya”jelas dokter Lee panjang lebar.
“Lalu rasa dalamnya daging tetap sama?”
“Itu benar”jawab dokter Lee. “Tapi…apakah kau biasanya suka makan daging seperti ini?”
“ya”jawab dokter Seo tegas.
“Ah…”
“Saat aku makan daging, semua stressku hilang”jelas dokter Seo.

“Apakah kau kebetulan tahu tentang Mullah Bingh Phan?”
“Tidak”
“Dia adalah seorang pianis. Dia pria tua yang penuh kesulitan dan dia juga menderita kanker. Tapi dia memainkan musiknya dengan sangat baik. Jadi orang–orang bertanya rahasianya. Sepertimu, dokter Seo dia bilang itu karena makan daging baik dan membuat tidur nyenyak”jelas dokter Lee.
Dokter Seo mendengarnya nampak berpikir.
“Alasannya tidak biasa bukan? Dia mengatakan bahwa ia dapat menyingkirkan kanker yang dideritanya sendiri”. “Dokter Seo?”panggil dokter Lee saat melihat dokter Seo terdiam.
“Ya”
“Kau makan dengan sangat baik…”
“Jika anggota keluarga memperlakukannya seperti beban, akankah kehidupan anak bahagia?”pikir dokter Seo. “Bagaimana seorang ayah yang harus membesarkan anak cacat sendirian?”

“Karena kau memiliki segala sesuatu, apakah kau senang?”tanya dokter Lee.
“Kemungkinan terlahir cacat pasti, bahkan ibu kandung tak ada…”
“Bukankah itu pilihan? Satu orang akan memilih sesuatu yang lebih berharga sementara yang lain akan menyerah pada sesuatu yang lebih mudah. Dan….ada orang yang berani bertaruh segalanya untuk memilikinya. Dan ada orang yang mau menyerah hanya karena mereka tidak mau membayar. Namun, satu kepastian adalah jika kau harus bertaruh segalanya itu lebih baik daripada orang yang tidak memiliki apapun untuk dijaga dan tidak perlu takut. Karena kupikir hidupnya akan bahagia”jelas dokter Lee panjang lebar, yang didengarkan dokter Seo nampak itu juga yang sedang ia alami.

“Itulah mengapa aku memilih untuk kesejahteraan masyarakat. Melalui program pemerintah yang tidak memotong dana untuk anak-anak semacam ini, lalu masyarakat kita akan menjadi masyarakat yang lebih baik. Lalu sekitar 20 tahun kemudian Negara kita juga akan menjadi tempat anak-anak dapat hidup dengan baik?”. Dokter Seo tersenyum mendengarnya begitu pula dokter Lee.
Tiba-tiba ponsel dokter Seo berbunyi. Ternyata yang menelepon Seo Jin dokter Seo enggan mengangkatnya.

Dokter Lee mengantar dokter Seo pulang.
“Terima kasih untuk makanannya, aku akan menggantinya lain kali”ujar dokter Seo.
“Oke”, ternyata di depan rumah ada dokter Wang.
“Apa kalian berdua berkencan?”tanya dokter Wang tiba-tiba. “Sejak kapan kalian menyukai satu sama lain?”.
Dokter Lee tertawa kecil mendengarnya. “Ini tidak seperti itu”jawabnya.
“Kalian berdua, sejak kapan menutup mata, ya?”tebak dokter Wang. Apakah itu benar, bahwa hanya dibutuhkan 3 detik untuk menarik biologis?”
“Dewasalah!”sahut dokter Seo. Lalu dokter Seo mendapat telepon yang mengabarkan keadaan pasien Gyungran. Dokter Seo segera pamit dan bergegas pergi.
“Jika dia tidak menjadi dokter, aku bertanya-tanya apa yang akan membuatnnya tetap duduk”pikir dokter Wang melihat gesitnya dokter Seo.

Dokter Seo mampir di sebuah mini market dilihatnya suami Gyungran minum banyak bir.
“Untuk membuat suatu keputusan penting, apakah kau berencana melakukannya sambil mabuk?”tegur dokter Seo yang menghampiri suami Gyungran. Suami Gyungran tertawa mendengarnya.
“Bagaimana aku bisa memutuskan saat aku mabuk”jawab suami Gyungran. “Aku bisa kehilangan keduanya, istriku dan anakku sekaligus”.
“Biarkan aku minum juga”tukas dokter Seo.
“Jangan minum apapun”.
“Mengapa?”
“Kau mengalami mual-mual”
“Bagaimana orang bisa mengenali wanita hamil sangat baik?”
“Saat kau muntah-muntah, kau tampak persis seperti istriku”jawab suami Gyungran. “Hei, apa yang…harus kulakukan sekarang?”

“Apakah kau mendapat asuransi?”tanya dokter Seo.
“Ya”. Mendengar itu dokter Seo segera memberi penjelasan.
“Di sini, pertama-tama kita asumsikan istrimu akan bertahan selama seminggu maka biayanya $100.000, untuk menjaga bayi berusia 34 minggu dalam inkubator kira-kira $ 100.000”. Suami Gyungran hanya diam. “Apakah kau tersinggung?”tanya dokter Seo.
“Tidak”
“Kau bertanya padaku apa yang akan aku lakukan jika dia adikku?”
“Ya”
“Kita harus memeriksa kenyataan juga. Bahkan jika kau memiliki asuransi, anak yang belum lahir kurang dari 28 minggu tidak akan dianggap hidup. Dalam kasus seperti ini, ada banyak contoh asuransi yang tidak berlaku, maka kau harus membayarnya sendiri”jelas dokter Seo. Suami Gyungran mendengarkan penjelasan dokter Seo.
“Kedua bayi menerima nutrisi dalam rahim ibu tetapi tidak ada pengaruh emosional. Stimulasi yang tepat lainnya dengan membacakan buku, bercerita dan menyetelkan music di dekat ibunya. Dan juga mengatakan aku mencitaimu pada si bayi”
“Maksud anda, sepanjang hari?”tanya suami Gyungrang.
“Bagaimana kau akan membesarkan anak jika kau tidak pergi bekerja?”, suami Gyungran hanya menghela nafas.

Dokter Ahn memeriksa pasien Gyrungran, kondisinya tidak stabil ia pun menanyakan pada suster apakah dokter Seo sudah datang.
“Belum”jawab suster. Dokter Ahn segera mengecek monitor tanda kehidupan pasien.
Tiba-tiba dokter Seo masuk, “apa yang terjadi?”
“Dokter seo, tanda vitalnya…”jawab dokter Ahn menunjukkan monitornya yang tak bergerak.

Dokter Seo segera memeriksa monitor-monitor pendukung kehidupan pasien.
“Maafkan aku…”ucap dokter Ahn saat semuanya kembali stabil.
“Berhati-hatilah, jika kondisinya semakin memburuk kita terpaksa yang akan memutuskan bukan keluarganya”.
“Maafkan aku”.
Suami pasien berkaca-kaca memperhatikan istrinya yang terbaring koma. Ia teringat masa-masa bahagianya bersama istrinya membeli perlengkapan bayi.

Dokter Seo tersadar suami pasien di ruangan tersebut.
“Terima kasih”ucap suami Gyungran.
“Apakah kau sudah membuat keputusan?”tanya dokter Seo.
Suami Gyungrang mengangguk.
“Jika aku Gyungran….seberapa serius cacatnya bayi kami, kami harus memilikinya. Jika aku berpikir tentang hal itu…semua penderitaan yang telah aku alami membuatku jadi ragu. Jadi aku sangat malu”. “Terima kasih”ucap suami Gyungran. Dokter Seo mendengarnya berkaca-kaca.
“ Kita akan punya bayi”ujar suami Gyungran di dekat istrinya. “Apakah kau bahagia?”
Seo Jin terus mencoba menghubungi ponsel dokter Seo. Namun dokter Seo tak mengangkatnya.

Di rumah dokter Seo berusaha mencari-cari informasi mengenai penanganan pasien Gyungran, ternyata dalam buku yang akan dibacanya terselip foto dirinya dan Seo Jin. Dokter Seo pun mengambil dan meletakkannya begitu saja.

Suami Gyungran membacakan dongeng untuk bayinya. Dokter Seo melihat hal tersebut.
“Suaramu sangat lucu”sapa dokter Seo. Suami Gyungran tersenyum mendengarnya.
“Aku akan menunjukkan padamu sesuatu yang bagus”ujar dokter Seo lalu dokter Seo mendekat ke sebuah alat mesin.
“Ini adalah NST (non stress test), ini melacak detak jantung bayi”jelas dokter Seo. Lalu ia memasang sebuah alat musik seperti Hp di atas perut sang ibu, di sebuah monitor muncul grafik.
“Kau dapat melihat grafik itu?”tanya dokter Seo, di monitor tersebut muncul tanda love-love meningkat.
“Bisakah kau melihat reaksinya?”
Suami Gyungran tertawa bahagia melihatnya.
“Janin bereaksi terhadap musik yang sangaat penuh semangat. Karena ibu tak bergerak, rangsangan luar lainnya membuat bayi bereaksi. Perhatikan rekasinya dan memilih salah satu yang disuka”. Suami Gyungrang mengangguk tanda mengerti.
“Mulai sekarang, aku akan melakukan tes ini selama jam berkunjungmu”.
“Ya, dokter”jawab suami Gyungran.

Suami Gyungran menyetelkan lagu semangat di ponselnya dan menaruh diatas perut istrinya, namun monitor mesin NST tanda love-love bayi menurun cepat.
Suami Gyungran agak cemas, ia segera mencari dokter. Kelurganya yang datang bertanya namun tak digubrisnya. Ayahnya pun memanggil-manggil namanya. “Hei, Joon Seok, Joon Seok!”.

Dokter Seo segera berlari ke ruangan pasien dan memeriksanya.
“Aku memainkan musik yang menyenangkan, tetapi tidak ada respon”jelas Joon Seok. “Apa yang terjadi? Dia sehat kemarin!”.
Dokter Seo terus memeriksa pendekteksi janin dalam kandungan istri Joon Seok.
“Dapatkah ini tiba-tiba terjadi?”seru Joon Seok.
“Apa yang terjadi?”tanya ibu Gyungran yang telah tiba.

“Dia baik-baik saja”jawab dokter Seo, ketika monitor kembali stabil.
“Maaf”.
“Bayi hanya bergeser merubah posisinya”jelas dokter Seo.
Kedua orang tua Joon Seok dan Joon Seok lega mendengarnya.
“Mulai hari ini, pulang dan beristirahatlah”tukas ibu Joon Seok. “Bahkan saat dia hamil, kau bekerja sangat keras. Hanya karena kau di sini sepanjang waktu, apakah kau pikir dia akan berterima kasih?”. “Aku benar-benar tidak bahagia sama sekali”.
“Ibu”seru Joon Seok.

“Karena aku berada di sini, kau pulang dan pergi bekerja. Kau harus terus bekerja keras untuk menyelamatkan ‘Boknam’, kau tak perlu khawatir”.
“Siapa Boknam?”tanya Joon Seok tak mengerti.
“Boknam adalah anakmu! Siapa lagi!”jawab ibu Joon Seok.
Joon Seok menangis, “Aku tidak suka nama itu. Itu terlalu norak”.
“Panggilan bayi semuanya norak”elak ibu Joon Seok. “Mertua, apakah kau tidak suka itu?”
“Aku benar-benar menyukainya”jawab ibu Gyunrang. Joon Seok memannggil nama bayinya, dokter Seo ikut larut dalam kesedihan pasien tersebut.


Istri Gyungmin gelisah menunggu kedatangan suaminya. Akhirnya yang ditunggu datang juga, ia pun lega.
Lalu keduanya duduk di kafe mengobrol bersama dokter Wang.
“Siapa yang bilang kita harus memiliki 6 anak? Aku hanya ingin satu”ujar istri Gyungmin.
“Aku tidak tertarik”jawab Gyungmin.
“Orang yang kau cintai ingin memiliki anak . Jika menunggu lebih lama lagi, kau tidak mungkin memiliki bayi bersama. Bagimu jika kau berubah pikiran kau dapat memiliki anak, tapi itu tidak sama untuk Go Joon Hee. Saat tahun ini berlalu dia mungkin tak akan memiliki anak, bisa jadi tahun depan bahkan lebih sulit. Apakah kau tahu bagaimana perasaannya saat ia tahu bahwa ia tidak dapat memiliki bayimu?”jelas dokter Wang.

“Karena dia begitu putus asa itu sebabnya aku akan pergi”jawab Gyungmin.
“Aku hanya ingin memiliki bayi darimu. Kau mencintaiku juga, bukan?”tanya Joon Hee. “Aku akan membesarkannya sendiri, tapi aku butuh bantuanmu. Aku tidak memintamu untuk mengganti popok atau membuat susu formula bayi di tengah malam. Aku bahkan tidak akan memintamu membawa kami jalan-jalan”rengek Joon Hee.
“Jika kau membesarkan anak….bagaimana kau akan berkerja?”tanya Gyungmin.
“Aku akan bekerja paruh waktu”
“Lihat! Ini pengorbanan. Aku tidak ingin hidup seperti itu. Kita sudah berjanji sejak awal bahwa kita tidak akan seperti ini”
“Aku berubah pikiran”
“Itu benar…pasti hatimu berubah”
“Aku benar-benar ingin memiliki anak darimu”mohon Joon Hee sungguh-sungguh. “Bahkan berpikir bahwa kita tidak akan dapat anak membuatku tidak bahagia. Kau tidak peduli kalau aku tidak bahagia?”
“Apakah kau tidak tahu, aku menikahimu karena kau mengatakan bahwa kau tidak perlu seorang anak karena aku sudah cukup”jawab Gyungmin.

“Apa maksudmu?”
“Aku hanya menikah denganmu karena kau bilang kau tidak ingin punya anak”
“Itu…apa artinya itu…”tanya Joon Hee terbata-bata.
“Aku menikah denganmu bukan karena aku mencintaimu”jawab Gyungmin. “Setiap gadis ingin memiliki anak, tapi kau tidak jadi itu kenapa aku menikahimu”.
“Kau gila…”sahut dokter Wang.
“Ini adalah urusan keluarga kami, jadi jangan ikut campur”potong Gyungmin.
“Itulah mengapa? Itu sebabnya ketika aku ingin bekerja pada sebuah drama kau memaksaku untuk bekerja pada olahraga eksluksif karena keamanan pekerjaan?”. “Kau tidak peduli pada mimpiku? Apakah itu?”tanya Joon Hee.
“Kau tidak berbakat”jawab Gyungmin.

“Dan kau brengsek”sahut dokter Wang. Dokter Wang yang terkadung emosi menarik kerah baju Gyungmin.
“Jae Suk-ssi…”panggil Joon Hee menenangkan.
“Apa? Apakah kau ingin memukulku?”tantang Gyungmin. “Apakah kau memiliki hak untuk memukulku?”.
“Tidak”jawab dokter Wang yang melepaskan cengkramannya. “Tapi aku pikir aku harus memukulmu, kau pantas untuk ini”. Dokter Wang pun memukul Gyungmin. Keduanya pun terlibat perkelahian.

Suster dan dokter panik, Young Mi segera memberitahukan hal tersebut pada dokter Seo dan dokter Ahn. Joon Hee mencoba menghentikan suaminya, dokter Ahn yang sudah sampai di tempat kejadian bukannya nolong malah senyum-senyum :P.
“Mengapa kau tidak berhenti sekarang?”tegur dokter Seo, menahan Gyungmin.
Gyungmin menyuruh dokter Seo menyingkir, segera orrabuniku eh maksudnya dokter Lee menahan tangan Gyungmin.
“Jangan lakukan hal ini, mari kita bicara di luar”tukas dokter Lee.

“Omo..dia begitu keren”guman suster Sook Jung yang melihatnya.
“Hae Young-ah, pukul dia sekali. Cepat, pukul dia sekali!”rengek dokter Wang. Semuanya menoleh ke arah dokter Wang yang sudah babak belur.
“Kau sudah mati. Dia seorang pejuang yang baik yang mendapat sabuk hitam. Ah..cepat dan pukul dia sekali”. Melihat dokter Seo masih terdiam, dokter Wang memperlihatkan luka-lukanya, jyah ini dokter Wang.

Joon Hee merawat luka Gyungmin.
“Maafkan aku. Apakah itu sakit?”tanya Joon Hee.
“Lalu, apakah ini tidak sakit?”jawab Gyungmin.
Tak jauh dari mereka, dokter Seo mengolesi luka-luka dokter Wang. Dokter Lee, Ahn dan Young Mi geli melihatnya.
“Kau beruntung. Dia seperti kakakmu”tukas Gyungmin menunjuk dokter Wang.
“Hae Young-ah. Aku tak bisa hidup tanpamu”ujar dokter Wang.
“Diam, sebelum aku menjahitmu dengan zigzag”.
“Aku tahu ini akan terjadi suatu hari. Kau seharusnya lebih berhati-hati dengan wanita yang sudah menikah”sahut dokter Ahn.

“Tapi apakah kau benar-benar menggoda wanita yang sudah menikah?”tanya suster Young Mi.
“Eh…apa yang kalian pikirkan tentangku…”. “Hae oung-ah, apakah kau tidak ingin punya anak banyak?”tanya dokter Wang tiba-tiba. Dokter Seo bukannya menjawab malah melirik dokter Lee.
“Dokter Lee, apakah kau tidak ingin punya anak banyak?”tanya dokter Wang.
“Semakin banyak, semakin baik”jawab dokter Lee. Dokter Wang nampak berpikir, dokter Seo dan dokter Lee malah saling lirik :P.

Suster Sook Jung dan Young Mi pun akhirnya tahu masalah yang sebenarnya.
“Pria itu terlalu perhitungan dan wanita itu begitu mengorbankan diri. Karena mereka tidak seimbang, masa depan mereka jelas”sahut suster Sook Jung.
“Sejak awal seharusnya mereka tidak berjanji seperti itu”tambah dokter Ahn.
“Mereka tidak saling mencintai. Apakah mereka akan bercerai?”tanya suster Sook Jung.
“Betapa menyedihkan”lanjut Young Mi.
“Mengapa kau memperkenalkannya pada seorang pria seperti itu?”ujar suster Sook Jung.
“Pada akhirnya aku mencoba untuk menghentikannya juga, tapi dia tidak mau mendengarkan”jawab dokter Wang.

“Ia tidak bisa mengatakannya sejak awal. Kenapa ia tinggal bersama seseorang yang tidak ia cintai? Tidak masuk akal”pikir dokter Ahn.
“Dokter Wang, sekarang apa yang akan kau lakukan untuk semua dosamu”tukas suster Sook Jung.
“Aku harus jatuh ke neraka karena mereka mengatakan bahwa aku yang buruk”jawab dokter Wang. “Sepertinya mereka akan segera berpisah, kan?”
“Tentu saja”jawab dokter Ahn. Dokter Wang terbesit sebuah ide membuat Joon Hee hamil sebelum mereka berpisah.
“Jika dia hamil, maka apa yang bisa mereka lakukan”pikir dokter Wang.
“Ini akan lebih buruk jika dia bercerai saat hamil. Jika kau tidak dapat bertanggung jawab maka jangan terlibat”saran dokter Ahn.

“Mereka menikah karena sebuah perjanjian. Kau tidak berhak mengacaukan hidup seseorang seperti itu”sahut dokter Seo tiba-tiba.
“Apakah akan timbul kekacauan jika mereka memiliki anak?”tanya dokter Wang. “Hal dapat berubah jika dia hanya hamil”.
“Orang itu belum siap”jawab dokter Seo. “Wanita mungkin senang karena dia sedang jatuh cinta tapi dia tidak bisa memaksa perasaan yang sama ke orang itu”. Lalu dokter Seo pamit.
“Hubungi aku segera jika kondisi pasien Gyungran semakin buruk”pesan dokter Seo pada dokter Ahn.
“Ya, aku mengerti”.
“Aku tidak terbiasa dengan ini. Apakah dia normal seperti ini?”guman suster Sook Jung melihat sikap dokter Seo hahaha.
“Dia sudah jauh lebih baik”jawab dokter Wang.
Lalu tiba-tiba datang Chief Oh, menanyakan kejadian perkelahian dokter Wang yang diselamatkan dokter Seo :P.

Dokter Seo menemui Seo Jin.
“Wajahmu terlihat tidak begitu sehat”ujar Seo Jin mencoba menyentuh wajah dokter Seo, namun dokter Seo menghindar. Seo Jin pun mengandeng tangan dokter Seo dan memasukkannya di saku jasnya.
“Tanganmu begitu dingin, kau bahkan tidak memakai sarung tangan”
“Ini dekat”sahut dokter Seo.
“Ini semua beku”.
Lalu keduanya makan di sebuah restoran.
“Dapatkah kau makan ini?”tanya Seo Jin. “Jika kau tidak ingin makan, aku akan membeli sesuatu yang lain”.
“Ini terlihat lezat”jawab dokter Seo.
Dokter Seo bersiap menyantap hidangannya, namun Seo Jin ada gangguan ia mendapat telepon dari rumah sakit. Ia pun pamit menjauh menjawab teleponnya. Tinggalah dokter Seo sendirian.
Tak selang beberapa lama, ada beberapa pelanggan masuk dan duduk di dekat dokter Seo. Dokter Seo yang menunggu Seo Jin tak kembali, mencoba mencicipi masakannya.

Seo Jin masuk kembali ke dalam restoran, dan ternyata ketiga pelanggan yang masuk tadi mengenali Seo Jin. Mereka pun berbasa-basi, Seo Jin mengaku ada janji dengan seseorang di restoran namun sepertinya ia mengira salah tempat. Seo Jin nampak melirik dokter Seo yang menunggu disampingnya namun keduanya pura-pura tak saling mengenal.
Salah seorang menanyakan rujuknya Seo Jin dengan istrinya, Seo Jin menjawab karena anak-anak mereka kembali rujuk, tak ingin terlibat percakapan lebih jauh dan semakin menyudutkan dokter Seo, Seo Jin pamit pergi dulu karena ada janji.

Setelah kepergian Seo Jin, ketiga orang tadi membicarakannya. Seo Jin menelepon dokter Seo dan menyuruhnya segera keluar, karena rekan Seo Jin ada di samping mereka.
Dokter Seo tak mau, ia ingin menyelesaikan makannya baru pergi.
Dokter Seo pun makan sendirian dengan mendengar guncingan teman-teman Seo Jin tadi.

Dokter Seo dan Seo Jin ngobrol di kafe lain.
“Apa yang kau lakukan tetap makan di sana?”tanya Seo Jin. “Kau kan bisa minta untuk membungkusnya. Maafkan aku, tidak bisa menemanimu makan sup dengan nyaman. Mari kita pergi ke tempat lain”.
“Apa yang terjadi jika kita pergi ke tempat lain kau akan bertemu seseorang yang kau kenal?”jawab dokter Seo. “Aku tidak akan punya bayi ini..”
“Aku tak memaksamu untuk memiliki anak”
“Aku tahu bahwa kau tak akan memaksaku, tapi tetap saja aku ragu. Aku pikir ‘ya, dia benar-benar seoarang pria keren, dokter yang terhormat dan hebat’. Ya aku mencintai orang seperti itu”ungkap dokter Seo. “Kenangan itu terlintas dalam pikiranku untuk sementara waktu. Itu sebabnya aku menghindari kenyataan. Tapi, ini adalah kenyataan…”.
“Hae Young-ah…”

“Bagaimana jika kita memiliki anak?. Setiap kali kita bertemu seseorang yang kau kenal, kau akan meninggalkanku di belakang sehingga kau tidak akan ketahuan atau berpura-pura tidak mengenal anak kita? Apakah kau akan menyembunyikannya di suatu tempat?”cecar dokter Seo. “Aku akan menyesal nanti. Meskipun demikian, ini adalah rasa sejatiku saat ini aku tidak akan memiliki bayi ini”.
“Jika ini harga yang harus aku bayar untuk mencintaimu aku akan membayar untuk itu. Aku tidak akan memiliki bayi ini”tegas dokter Seo namun dengan mata berkaca-kaca menahan beban berat. “Aku tidak ingin memilikinya”, lalu dokter Seo bergegas pergi tanpa mengindahkan panggilan Seo Jin.

Sesampainya dokter Seo di rumah mendapat telepon dari rumah sakit mengenai pasien Gyungran yang tekanan darahnya turun. Dokter Seo bergegas pergi, begitu keluar dokter Lee juga bersiap pergi. Keduanya berangkat bersama namun dokter Lee meminta biar dia saja yang menyetir :P.

Dokter Lee dan dokter sampai di rumah sakit dilihatnya Joon Seok termenung sendirian, dokter Seo pun menghampirinya.
“Dokter…”panggil Joon Seok. Dokter Seo menepuk-nepuk tangan Joon Seok menenangkan.
“Dokter”ujar Joon Seok lagi, dokter seo berniat pergi namun ia teringat sesuatu.
“Apakah kau…ingin masuk ke ruang operasi bersama kami?”tanya dokter Seo.
“Eh?”, Joon Seok terkejut.

Akhirnya Joon Seok ikut masuk ke ruang operasi.
Operasi dimulai, dokter Seo mulai membelah perut pasien. Joon Seok duduk di samping istrinya dan menggenggam tangan istrinya. Dokter Lee masuk ke ruang operasi.
“Dokter Lee datang”ujar dokter Ahn.
“Jika kita ingin keajaiban, kita harus melakukan yang terbaik”tukas dokter Lee.
Dokter Seo berusaha mengeluarkan si jabang bayi, ia nampak kelelahan.
“Apakah kau baik-baik saja?”tanya salah seorang tim dokter.
“Ya, aku baik-baik saja”jawab dokter Seo.
“Tekanan darah terus menurun”lapor dokter tadi.
Akhirnya dokter Seo sukses mengeluarkan sang jabang bayi yang ternyata berjenis kelamin laki-laki.
Sang bayi pun menangis kuat.

“Lihatlah dia, kecil tapi teriakannya begitu keras”tukas dokter Lee. Joon Seok pun mendekat ke arah anaknya.
“Dia menangis dan bernafas dengan baik”jelas dokter Lee. Joon Seok lega mendengarnya.
“Terima kasih”.
Berbeda dengan team dokter yang mengoperasi Gyungran.
“Apa yang harus kita lakukan dengan perutnya?”tanya dokter Ahn.
“Tolong jahit seindah mungkin”jawab dokter Seo. Dokter Ahn mengangguk.
“Lalu aku akan melepas alat bantu pernafasannya”tukas salah satu dokter.
Joon Seok menoleh memberi tanda agar jangan dulu.
“Dokter, tunggu sebentar”pinta dokter Seo.
Dokter Seo mengambil bayinya dan menyerahkannya pada Joon Seok.
“Letakkan dia di dekat dada ibunya”.

Joon Seok membawa bayinya ke dekat istrinya yang telah meninggal. Duh kenapa ost ini yang mengalun banjir air mata ni huhuhuhu.
“Sayang….jangan mengkhawatirkan bayi kita. Aku akan membesarkannya dengan baik”ucap Joon Seok terbata-bata yang tak kuasa menahan tangisnya.
“Pak, aku sangat menyesal tapi aku harus mengambil bayinya”ucap dokter Lee.
Dokter Lee mengambil bayi dari tangan Joon Seok dan memasukkannya dalam inkubator.


Joon Seok menangis di samping istrinya.
“Lalu aku akan melepas alat bantu pernafasannya”ujar dokter yang bertugas. Lalu mulai melepas selang pernafasan pasien.
“TAHAN! TAHAN!”seru Joon Seok. Mengapa kau mengambilnya, mengapa? Setelah dia pergi, dia tak bisa kembali”. Joon Seok masih belum sanggup menerima kematian istrinya, ia terus-terusan memanggil istrinya.
Semua yang di ruang operasi tersebut tak dapat menahan larut dalam kesedihan yang di alami pasien.
Dokter Seo pun mengumumkan kematian pasien.
“11 Februari 2010, pada pukul 10:43 Gyungran Park telah meninggal”.
Joon Seok menangis terisak-isak di samping mendiang istrinya.

Dokter Seo melihat kepergian sang bayi yang dibawa dokter Lee ke ruang perawatan bayi.

Di ruang operasi Joon Seok tertunduk memegangi tangan mendiang istrinya menemani dokter Ahn menjahit bekas operasi caesar tadi.

Dokter Seo meneteskan air matanya, ini pertama kalinya ia di rumah sakit tersebut ia gagal menyelamatkan nyawa sang ibu. *ambil tissue*.

Sampai bertemu di episode selanjutnya di kasus yang lain, sempat nyuekin dokter Ahn Kyung Woo soalnya nemu dokter Ahn lain :LOL, tapi tenang sekarang dibagi kok separuh buat dokter Ahn ini yang satu buat dokter Ahn yang lain wkwkwk.

Shared by: Pelangidrama.net
DON’T REPOST TO OTHER SITE

[Sinopsis] Ob/gyn-Obstetrics and Gynecology Doctors Episode 03

Note : Akupuntur metode yang yang ditayangkan di episode satu hanya dapat diberikan oleh dokter khusus di lapangan. Penggunaan selain itu dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan seseorang dan dapat mengancam jiwa.

Episode 3, The End Always Comes

Seo Jin berusaha menyusul dokter Seo yang terlihat tak sehat, namun dokter Lee datang lebih cepat dan membantu dokter Seo.
Dokter Lee membawa dr. Seo di bawa ke ruang USG. Dokter Seo merebahkan diri di bangsal dan siap di periksa, namun dokter Lee malah membuang mukanya karena malu hehe.
“Apakah kau melihat perut pasien untuk pertama kalinya? Kau dokter, bukan?”tanya dokter Seo.
“Ah, ya”jawab dokter Lee pelan.
“Di sana, ada gel. Kau tahu bagaimana menggunakannya, bukan?”.
“Ya”jawab dokter Lee lalu mulai mengoleskan gel pada alat USG.
“Ini dingin”ucap dokter Lee, lalu mulai melakukan USG pada dokter Seo. Dokter Seo meminta monitor agar di arahkan padanya, dokter Lee pun menuruti permintaan dokter Seo. Tersirat sedikit kelegaan di wajah dokter Seo.

“Dia bergerak”ucap dokter Lee tersenyum.
“Kau tak bisa makan karena itu awal kehamilan. Lembur dalam kondisi ini tak mungkin mencapainya”ujar dokter Lee.
“Aku seorang dokter kandungan”jawab dokter Seo.
“Jika ayahnya seorang dokter anak, anak-anak akan diabaikan. Dokter kandungan perempuan tak menerima perawatan kehamilan yang tepat”tukas dokter Lee.
“Tak ada cara lain. Sampai direktur departemen ditemukan. Aku tak punya pilihan selain kerja lembur”jawab dokter Seo.
“Meskipun begitu, kau harus berhati-hati”saran dokter Lee. Namun dokter Seo tak mengindahkan saran dokter Lee malah meminta tissue.
“Aku pikir kau tidak ingin diketahui, jadi aku tak akan mengatakan apa-apa. Jadi jangan khawatir”tukas dokter Lee.
“Aku tak khawatir”jawab dokter Seo cuek.
“Maaf?”.
“Aku tak melakukan kejahatan apa pun, ini adalah masalah pribadi. Orang yang bergosip seperti itu orang bodoh, kan?”jelas dokter Seo.
“Ah, ya…”ucap dokter Lee. Lalu dokter Seo mengambil tissue di tangan dokter Lee untuk mengelap bekas gel di perutnya. Dokter Seo pun merapikan kembali bajunya.
Dokter Seo juga meminta dokter Lee agar tak memperdulikannya lagi karena ia tak ingin diperlakukan seperti wanita hamil.

Tiba-tiba keduanya dikejutkan dengan kedetangan seseorang.
Dan ternyata yang datang dr.Ahn.
“Oh, dokter, kau ada di sini?”. Namun bukannya menjawab dokter Seo yang sudah memakai seragam kerjanya bergegas pergi. Dokter Ahn yang melihat dokter Lee juga ada di ruangan itu jadi penuh tanda tanya. Dokter Lee hanya tersenyum lalu menyusul dokter Seo. Dokter Ahn mencoba berpikir lalu tersenyum entah apa yang di pikirkannya wkwkwkwk.

Dokter Seo dan dokter Lee yang baru saja keluar dari ruang USG diketahui dokter Wang. Dokter Wang pun mengejar dan menahan dokter Seo yang tak mengindahkannya.
“Hei, aku mencarimu untuk sementara waktu”. “Kenapa kalian berdua keluar dari sana?”tanya dokter Wang.
“Apakah kau melakukan sesuatu di sana?”tebak dokter Wang pada dokter Lee.
“Tidak, tentu saja tidak seperti itu”jawab dokter Lee berusaha bersikap sewajar mungkin.
“Apa yang kau pikir itu adalah untuk mengatakan bahwa itu bukan?”tanya dokter Wang. Dokter Lee pun menoleh ke arah dokter Seo.
“Hei! Apakah kau pikir aku kau?”seru dokter Seo lalu bergegas pergi. Dokter Lee juga berniat pergi namun dokter Wang menahannya.

“Tunggu, Dokter Lee apakah kau mengambil pelajaran kandungan atau dia menerima ujian pediatrik? Atau….kau berkencan?”tanya dokter Wang. Dokter Lee yang bingung mencari akal tiba-tiba datang dokter Ahn yang membenarkannya.
“Apa ini…bertiga?”tanya dokter Wang yang salah paham lagi.
“Bukan, bukan….”ucap dokter Ahn seraya menunjuk ke arah dokter Lee.

Keesokannya di ruangannya dokter Seo menerima pasien yang meminta bayinya lahir tanggal 24 Februari.
“Anak tertuaku juga lahir caesar”tukas sang pasien. Dokter Seo melihat cacatan data pasien di komputer.
“Ya, aku pikir itu mungkin”. Sang pasien senang dan sangat berterimakasih.
Pasien berikutnya pun meminta caesar dilakukan 24 Februari pukul 3.30 sore, namun jam itu dokter Seo sudah ada janji.
“Omong-omong, kau tidak punya tekanan darah tinggi, kan?”tanya dokter Seo.
“Ya”.
“Dalam hal ini, menunggu mungkin sulit”jawab dokter Seo, namun sang pasien kekeuh minta tanggal itu ia melahirkan.
Datang pasien ke 3 meminta hal yang sama,melahirkan secara caesar di tanggal 24 februari, btw 24 februari mang di Korea ad apa ya wkwkwk.
“Dari 8:30-7:00, jadwal sudah penuh”jelas suster yang menemani dokter Seo.
“Bagaimana dengan 28 Februari pagi?”tanya sang pasien seraya melihata cacatan kertasnya.
“Itu sudah full, kenapa tanggal itu begitu diinginkan? Semua orang menginginkan seperti itu”guman suster.

Dokter Seo meng-USG seorang wanita hamil lainnya kembali, ia menjelaskan bahwa “pada tahun 2010 bulan kedua tanggal 24 atau 28 februari dicampur, mengatakan bahwa harimau di sebuah gunung besar akan muncul. Dan jika pada hari itu seorang putra lahir, ada yang lebih baik. Dalam hidupnya ia akan menerima ketenaran yang terkenal”.
“Hari itu jadwal penuh”jawab dokter Seo. Dokter Seo melihat catatan yang dibawa seorang suster.
“Bagaimana dengan tanggal 28, pukul 2?. Hari itu juga tanpa bulan rusak…”tanya sang pasien.
“Aku tidak berpikir itu akan bekerja”jawab dokter Seo.
“Kenapa?”, sang pasien agak terkejut.
“Tekanan darahmu sangat tinggi. Dibandingkan dengan kehamilan terakhirmu. Kau kelebihan berat badan juga”jelas dokter Seo. “Apakah kau pernah mengalami sakit kepala tiba-tiba atau penglihatan kabur?”.
“Tidak, tidak pernah. Tak apa-apa…”jawab sang pasien.
Dokter Seo tak percaya, lalu ia menekan kaki pasien tapi pasien tak merasa sakit.
“Preeklampsia parah (?). Silahkan tinggal di rumah sakit”tukas dokter Seo.
“Lalu, jika aku tinggal di sini aku bisa melahirkan bayi pada tanggal tersebut?”tanya pasien.
“Tanggal tidak masalah, pertanyaannya adalah bisakah bayi yang belum lahir dan ibu tetap sehat selama 34 minggu”jelas dokter Seo. Tapi sang pasien tetap tak mau mengerti dan tahu.
“Aku, aku harus melahirkan pada tanggal tersebut. Doktor, tolonglah….”pinta pasien.
“Caraku bisa membantumu adalah dengan melahirkan sesegera mungkin”jawab dokter Seo tegas. Sang pasien nampak pasrah.

Seorang pasien yang diantar kekasihnya, di datang di periksa salah seorang dokter.
“Ini seperti kentang manis, apakah itu akan baik-baik saja? Aku mendengar suara lalu menyakitkan dan bengkak. Apakah anda pikir akan berfungsi normal?”tanya pasien.
“Apa yang kau lakukan sampai ini terjadi?”tanya sang dokter.
“Ah, aku hanya mencoba….”jawab pasien namun tak diteruskan.
Sang dokter tersenyum. “Kau harus mencobanya lebih keras”.
“Tidak, aku tak berhasil”.
“Lalu kenapa seperti ini?”tanya sang dokter. Namun sang pasien malu menjawabnya.


Di ruangan pribadinya dokter Wang melihat film. Kayaknya ni film terlarang wkwkwk, dokter mesum bwahahaha. Tiba-tiba keasyikan dokter Wang terganggu dengan kedatangan seorang suster datang memanggilnya.
“Dokter, ini saatnya untuk mulai ujian. Tolong datang”tukas sang suster . “..Dia harus berhenti menonton yang…”guman sang suster seraya melangkah pergi.
Dokter Wang mengeluarkan vcd yang ditontonnya lalu keluar ruangan. Lalu dokter Wang menjelaskan pada seseorang.
“Kualitas video tak apa-apa, kan?”.
“Ya, kualitas video baik-baik saja. Kualitas audio juga oke”jawab dokter Wang.
“Tapi jangan menggunakan musik latar belakang murah, itu benar-benar 90-an”tambah dokter Wang lalu melangkah pergi.
“Dia benar-benar ahli, ahli”guman orang yang diajak dokter Wang bicara tadi. “Ya, dia di atas dan di luar!”jawab suster yang memanggil dokter Wang.

Saat pulang dokter Wang bertemu dokter Lee. Dokter Wang mengajak dokter Lee pergi ke acara penyambutan dokter Seo.
“Dokter Lee”panggil dokter Wang. “Mari kita pergi bersama”.
“Aku juga?”tanya dokter Lee. “Aku ingin lulus….”.
“Oh, silahkan datang”jawab dokter Wang tersenyum.

Acara penyambutan dokter Seo pun diadakan di sebuah restoran yang dihadiri dokter Wang, dokter Ahn, dokter Lee dan beberapa suster diantaranya suster Sook Jung dan Young Mi. Mereka pun bersulang bersama.
“Bagaimana kalian berdua saling kenal. Kau lulus dari sekolah yang berbeda”tanya suster Sook Jung.
“Kami lulus dari universitas yang berbeda tetapi kami pergi ke TK,SD, SMU yang sama”jawab dokter Wang.
“Wow, itu benar-benar luar biasa!”.
“Selama di universitas aku selalu menawarkan diri. Aku selalu sendirian selama festival”jawab dokter Wang. Semua yang hadir pun tertawa kecil.

“Jika tidak, kalian berdua memiliki beberapa ‘identik’ bisnis pada waktu yang sama selama tahun-tahun awalmu?”tanya suster Sook Jung pada dokter Lee. Dokter Lee bingung menjawabnya.
“Sebelum itu, aku telah melihat beberapa kali, secara kebetulan”jawab dokter Lee.
“Secara kebetulan?”tanya dokter Wang.
“Di mana?”tambah dokter Wang seraya merangkul dokter Seo.
“Lepaskan sementara aku masih berbicara!”tukas dokter Seo seraya melepaskan tangan dokter Wang.
Semuanya tersenyum, lalu dokter Lee pamit mau pergi terlebih dahulu.
Yang lain pun menahannya dan menyuruhnya duduk kembali.
“Aku hanya bergurau tetapi kau menanggapinya dengan serius, aku tak akan mengatakan apa-apa lag”ujar suster Sook Jung. Dokter Lee pun tersenyum melihat perhatian teman-temannya, namun saat melihat dokter Seo hanya cuek asyik makan agak gimana gitu hehehe.
“Itu, tapi dokter. Dokter Seo, teknik bedah anda luar biasa. Apakah itu mungkin memperolehnya dalam dua tahun?”tanya dokter Ahn.
“Aku mulai melakukannya dengan baik”pikir dokter Seo cuek.
Mereka pun mengajak bersulang kembali, namun dokter Lee menahan dokter Seo minum lagi.
“Alkohol…”ucap dokter Lee seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. Dokter Seo pun menurut jadi ingat couple dokter Ahn dan dokter Bong hahaha.
“Kalian jangan makan berlebihan!”ujar suster Sook Jung.

Tiba-tiba dokter Ahn tersenyum melihat sms hpnya.
“Dokter Ahn, kau berkecan?”tanya suster Sook Jung.
“Apa?”, dokter Ahn sedikit terkejut.
“Ya”lanjutnya tersenyum.
“Aksimu sangat cepat”puji dokter Wang.
“Siapa itu? Ini tidak tampak seperti kencan biasa?”tanya suster Sook Jung.
“Aku sedang mempertimbangkan untuk menikah…”jawab dokter Ahn agak malu, mauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu (tapi bimbang dokter Ahn Kyung Woo apa dokter Ahn Joong Geun ya *pletak).
Semuanya pun terpana dan bahagia, suster Young Mi pun tersenyum bahagia.
Tiba-tiba suster Young Mi melihat isi sms hpnya seraya memperhatikan dokter Ahn.

Ternyata itu sms dari dokter Ahn, dokter Ahn jadi agak salah tingkah sepertinya ia salah kirim sms hahaha.
Suster Young Mi pun membalas sms dokter Ahn.
“Kau bilang kau sakit kemarin. Apakah kau melihat sebuah film?”balas suster Young Mi. Dokter Ahn pun terperanjat sadar ia salah kirim sms, suster Young Mi kesal lalu ia minum lebih banyak. Dokter Ahn hanya bisa tepok jidat.
“Ada apa denganmu hari ini?”tanya suster Sook Jung seraya menuangkan minuman ke gelas suster Young Mi lagi.

Suster Young Mi yang mabuk dibawa ke rumah dokter Seo,di antar dokter Wang dan dokter Lee. Dokter Lee dan dokter Wang membopong suster Young Mi masuk rumah.
Dokter Wang pun menanyakan passwordnya, tiba-tiba dokter Wang mendapat sebuah telepon, ia pun meminta dokter Lee mengurus suster Young Mi. Dokter Lee pun mengantar suster Young Mi masuk rumah dan menidurkannya di kursi.
“Apakah ada selimut untuk menutupinya?”tanya dokter Lee.
Dokter Seo dengan agak kesal pergi mengambilnya, tiba-tiba bel rumah berbunyi.

Melihat belum ada tanda-tanda dokter Seo kembali. Dokter Lee pun pergi keluar.
“Siapa itu?”tanya dokter Lee seraya membuka pintu dan ternyata Seo Jin yang datang.
Dokter Seo kembali membawa selimut dan menyelimuti Young Mi.
“Apakah seseorang datang?”tanya dokter Seo.
“Ah..masalahnya adalah…”jawab dokter Lee namun di potong Seo Jin.
“Maafkan aku. Aku datang ke rumah yang salah. Rumah-rumah semua terlihat sama”jelas Seo Jin bohong.
“Ah, ya. Ada banyak gang-gang di lingkungan. Sehingga agak sedikit membingungkan”ujar dokter Lee.
“Maaf menganggu”ucap Seo Jin.
“Tidak apa-apa”.
Seo Jin pun melangkah pergi. Di luar dokter Wang melihatnya.

Keesokannya di atap rumah sakit, dokter Ahn dan suster Young Mi bertengkar.
“Apakah aku menipumu? Apakah aku menyembunyikannya?”tanya dokter Ahn.
“Aku pergi karena orang tuaku berkata padaku untuk pergi ke pertemuan”.
“Kau tidak bilang kau terus bertemu dengannya”balas suster Young Mi.
“Aku bertemu dengannya dua kali dan kemarin untuk ketiga kalinya”jawab dokter Ahn.
“Ini pertemuan yang di atur untuk tujuan dan untuk mengetahui hal tentang orang lain dan pergi hanya untuk menemui mereka. Setelah pertemuan dua kali hasilnya keluar. Dan pertemuan ke-3 mereka sudah berbicara tentang pernikahan. Aku tanpa berpikir didorong ke dalamnya. Jadi aku kehilangan waktu untuk memberitahu mereka”lanjutnya.
“Alasan kau membatalkan kencan denganku. Itu bukan karena pesta selamat datang, tetapi karena perempuan itu, kan?”tanya suster Young Mi. Dokter Ahn tak dapat menjawabnya.
Young Mi mulai menangis.
“Maafkan aku”ucap dokter Ahn. “Young Mi, jujur apa yang aku lakukan salah, aku harus menjelaskan padamu di sini”.
“Terus terang, itu tidak seperti aku melakukan sesuatu padamu bahwa aku harus bertanggung jawab. Dapatkah dua orang muda tidak pergi keluar untuk makan malam dan menonton film?”tukas dokter Ahn.
“Kau memegang tangannya dan menciumnya, juga!”seru Young Mi.
“Ah….manusia…”guman dokter Ahn garuk-garuk kepala.
“Dengan perempuan itu….kau benar-benar sangat cocok berpasangan?”tanya Young Mi.
“Ya, itu bagus. Kami hanya bertemu sekali. Tapi ibuku tahu hari ulang tahunnya dan melihat apakah kami cocok. Kau tahu…bagaimana senior yang keras kepala”jawab dokter Ahn.

“Mari kita berhenti melihat satu sama lain”seru dokter Ahn tiba-tiba.
“Apakah kau benar-benar menyerah karena kita tidak cocok?”tanya Young Mi.
“Lalu apa ada alasan lainnya?”. “Orang tuaku belum pernah bertemu sebelumnya dan ini tidak sederhana itu. Dikatakan bahwa kalau kita menikah, seseorang akan mati atau menjadi cacat. Akan lebih baik kalau aku yang akan mati. Tapi mereka bilang kau akan mati”jelas dokter Ahn. Young Mi pun tak bisa berkata-kata apalagi.

Suster Young Mi kembali beraktivitas. Ia memeriksa pasien ibu hamil yang meminta melahirkan tanggal 28 Februari.
Salah seorang ibu hamil mengajak mertuanya dan ibu hamil lain yang punya sakit darah tinggi pindah rumah sakit. Ibu mertuanya pun mengiyakan karena kata peramal hari lahir 28 Februari bagus. Suster Young Mi mendengarnya, ia pun bertanya apakah itu benar. Ibu hamil yang punya darah tinggi menjawab dan menjelaskan bahwa menurut peramal hari itu sangat bagus.

Konferensi antar dokter di mulai, kali ini giliran dokter Ahn yang presentasi.
Ia menjelaskan mengenai pasien Kim Hwa, 38 tahun yang telah hamil 3 kali, 1 aborsi, 2 lahir. Saat ini kandungan mencapai 32 minggu. Dan dia diprediksi memiliki sakit pre-esclampsia dan restriksi pertumbuhan intrauterine. Dan saat menerima pengobatan deksametason, induksi di jadwalkan.
“Apakah ada ruang di NICU?”tanya dokter Seo.
“Saat ini tidak ada. Kapan itu direncanakan untuk keluar?”tukas dokte Lee.
“Induksi dijadwalkan untuk lusa. Dia masih mendapatkan deksametason, tapi tekanan darahnya sulit untuk dikontrol. Jadi harus dilahirkan sebelum itu. Berat saat ini adalah sekitar 1200grams”jelas dokter Seo.
“Mungkin ada debit besok atau lusa. Hubungi aku ketika kau memutuskan tanggal induksi”ucap dokter Lee.

Dokter Wang memeriksa seorang pasien wanita, sepertinya pekerjaan dokter Wang ini berhubungan dengan penyakit kelamin. *bingung menjelaskannya, jedotin kepala ke dokter Ahn bwahaha*.
“Itu bengkak, itu tidak gatal?”tanya dokter Wang.
“Ya itu gatal. Ini selalu seperti ini setelah kami berhubungan. Pada waktu itu berlangsung selama beberapa hari dan seperti di tusuk dengan jarum”jawab sang pasien.
“Kasusmu sangat mirip dengan vaginitis kandida (infeksi jamur). Kau hanya berhubungan dengan suamimu, kan?”.
“Ya,sepertinya dia punya beberapa bisnis lucu di Cina. Aku benar kan?”tukas sang pasien. Suami pasien pun dipersilahkan masuk ke ruangan.
“Apakah kau pergi ke Cina?”tanya dokter Wang.
“Apa?”.
“Bagaimana di sana?”. Suami pasien menjawabnya dengan sapaan berbagai bahasa Cina seperti Ni Hao Ma dan Pio Liang.
“Pio liang, ini berarti cantik dalam bahasa Cina. Di Cina hanya dengan mengatakan Pio Liang semua gadis mencintaiku”cerocos suami pasien, begitu menoleh ke arah istrinya yang menatapnya dengan sinis, suami pasien pun berhenti bercanda.
“China adalah negara…secara pribadi gadis Cina bukan tipeku. Jadi aku datang ke sini, kesalahpaman besar”lanjutnya. Istrinya dan dokter Wang tersenyum mendengar pembelaan suami pasien ini.
“Bukan tipeku…ya benar. Cina bukan tempat pertama”seru pasien. Suami pasien langsung membungkam mulut istrinya. Sang istri pun mencoba melepaskan diri.
“Dokter….jadi bagaimana aku juga…bagaimana aku harus membuktikannya?”guman suami pasien.
“Ah…maka aku dapat mengikuti tes di sini”tukasnya pada istrinya.
“Ya”ucap istrinya.
Lalu sang suami pun bersiap di periksa di hadapan dokter Wang untuk membuktikannya sampai dah mau buka celana lagi bwahahaha, ini pasien dokter Wang aneh-aneh jadi ingat pasien dokter Park kakaka.
“Ah, tes ini di ruang ujung lorong. Urologi ada di lantai tiga”ujar dokter Wang.
Suami pasien kembali duduk.
“Apakah kau memiliki gejala lainnya setelah kau berhubungan?”tanya dokter Wang.
Sang pasien pun menunjukkan pinggangnya yang berbintik-bintik.

“Terakhir kali aku juga mengalami kesulitan untuk bernafas”tambahnya.
“Apakah AIDS?”tanya pasien seraya menoleh ke arah suaminya.
“Kesulitan bernafas. Secara kebetulan, apakah kau alergi makanan?”tanya dokter Wang.
“Tunggu sebentar, sayang kau alergi terhadap…kacang? Sayang setiap kali kau makan kau kena bintik-bintik”ujar suami pasien.
“Tapi kenapa dokter?”tanya suami pasien.
“Ini adalah kondisi yang jarang, tapi ia mengatakan gejala ini datang setiap kali berhubungan. Aku akan memberimu rujukan ke Dermatology”jawab dokter Wang. Lalu dokter Wang menelepon dokter Lee menginformasikan bahwa ia akan mengirim pasien untuk tes fluida cowper (pra ejakulasi) untuk tes alergi.
“Suami juga mengambil tes STD juga”tukas dokter Wang (ehhh nama penyakitnya sama seperti dokter Ahn pas disuntik penicilin dokter Park).

Suami pasien dan istrinya pergi ke tempat tes, di antar seorang suster ke ruang lorong ternyata ini ruangan yang dipakai dokter Wang buat nonton film itu, ternyata itu bukan ruangan dokter Wang tapi ruangan tes baru ngeh saia hahaha. Sang suami pun enggan melakukan tes di ruangan itu namun sang istri memaksanya. Mau tak mau sang suami menurut. Walau tadinya nampak lesu dan tak bersemangat, begitu sang suami menyalakan remote ia begitu antusias melihat tontonan yang nggak banget hahaha.

Di ruangannya dokter Seo menerima pasien yang datang bersama pacarnya.
“Kulupku robek saat aku penetrasi”ujar sang pacar.
“Kau harus pergi ke urologi untuk itu”jawab dokter Seo.
“Aku sudah pergi ke sana?”.
“Lalu?”tanay dokter Seo.
Sang pacar pun menoleh ke arah kekasihnya yang nampak malu.
”Bisakah dia dioperasi untuk merobek selaput daranya?”tanya sang pacar.
“Merobek selaput daranya?”, dokter Seo tak mengerti.
“Cara biasa tampaknya tak mungkin…jadi jika kau bisa melakukannya melalui pembedahan”.
“Yah, memang benar bahwa selaput dara bervariasi dari orang ke orang. Selaput dara beberapa orang sangat kuat dan tebal, sehingga kau harus mencoba berhubungan beberapa kali”jelas dokter Seo. “Berapa kali kau mencobanya?”.
“Aku gagal 5 kali”jawab sang pacar. “Itu adalah pertama kalinya dan aku tak benar-benar berpengalaman baik, jadi kami hanya menduga hal itu normal pada awalnya”jawab sang pacar. Mendengar penjelasan sang pacar dokter Seo meminta sang pacar meninggalkan ruangan. Sang pacar pun keluar ruangan.

Dokter Seo mengUSG pasien wanita.
“Selaput darahmu tidak bermasalah”tukas dokter Seo.
“Lalu?”.
“Vaginamu jauh lebih pendek dibandingkan dengan orang yang lain”.
“Dengan berapa banyak?”.
“Jika wanita rata-rata sekitar 8cm, kau hanya sekitar 3 cm”jawab dokter Seo.
“3 cm?”tanya sang pasien terkejut.
“Biasanya leher rahim dan vagina terhubung. Tapi dalam kasusmu, ujung vagina tersebut diblokir”jelas dokter Seo. Sehingga hal itu yang menyebabkan ia tak bisa berhubungan.
“Ini bisa terjadi?”tanya pasien.
“Ini jarang terjadi tetapi terjadi”.
“Lalu apakah aku harus menjalani sisa hidupku seperti ini?”.
“Kita dapat mengubahnya sampai batas tertentu dengan operasi”.
“Dengan arti sampai batas terntentu. Bagaimana anda akan melakukan operasi?”tanya pasien.
“Kami akan menghapus sumbata. Lalu departemen bedah platik akan membangun sebuah vagina buatan”.
“Kami sudah mencetak undangan pernikahan”guman pasien. “Apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus aku katakan pada pacarku dan keluargaku”.

Sang pasien di bawa ke sebuah ruangan, di sana ia di jelaskan bagaimana ia akan di operasi. Dokter Seo dan dokter Wang menjelaskannya . dan dipresentasikan seorang dokter wanita.
“Lalu berapa lama yang dibutuhkan untuk membentuk vagina normal?”tanya pasien.
“Biasanya membutuhkan satu tahun. Orang transgender juga menggunakan teknik ini”jawab dokter yang berpresentasi.
“Transgender?”tanya pasien agak kaget. Pasien yang pun mulai menangis, dokter Wang mengeluarkan sapu tangannya dan menyerahkan ke dokter Seo agar dokter Seo memberikannya pada sang pasien.

Di rumah sakit Korea cabang utama.
Seo Jin teringat saat dokter Lee menolong dokter Seo saat menahan sakit perut.
Dan juga saat dokter Lee membukakan pintu untuknya saat ia bertamu ke rumah dokter Seo.
“Kau melihat itu semua ketika kau hidup cukup lama…….Apa dia seseorang yang mudah membuka diri untuk orang lain?”guman Seo Jin. Lalu tiba-tiba ada orang yang datang.
“Masuklah”ujar Seo Jin. Seorang staf wanita masuk membawakan dokumen untuknya.
“Berikut adalah dokumen yang kau inginkan mengenai pembangunan pusat perawatan bayi”ujar sang staf seraya menyerahkan dokumennya. “Apakah kau menginap di rumah sakit lagi? Sepertinya kau kurang tidur semalam”.
“Berapa banyak kau berpikir tentangku?”tanya Seo Jin balik.
“Ini tidak seperti aku bekerja untukmu hanya satu atau dua hari wajahmu dank au hanya memiliki dua kemeja yang tersisa”jawab sang staf seraya memperhatikan kemeja yang ada di ruangan tersebut.
“Kau sangat tajam. Jadi kau akan tahu mengapa aku bekerja semalam?”.
“Nah, itu mungkin….”jawab sang staf namun terpotong.
“Ini tidak seperti yang dulu saat aku harus begadang karena melakukan operasi darurat”tukas Seo Jin.
“Ah…..ya”.
“Berapa banyak yang kau harus tahu tentang seseorang sehingga kau dapat mengatakan bahwa kau mengenal mereka…”tanya Seo Jin.
“Aku minta maaf untuk berpura-pura tahu tentangmu”.
“Aku mengatakan beberapa hal yang tak berguna”. “Beritahu Mr. Kang untuk mengirimkan file personil dari unit pediatrik”tukas Seo Jin.
“Apakah ini tentang pusat perawatan bayi? Lalu apakah aku harus mendapatkan file bedah anak juga?”.
“Sertakan NICU juga”jawab Seo Jin, wahhh sudah mau mulai menyelidiki orrabuni saia ni wkwkwkkw.

Di ruangan jadwal tugas dokter dan suster, suster Young Mi asyik menulis catatan di buku notenya.
“Alih-alih bekerja, kau melakukan segala sesuatu yang lain”tegus suster Sook Jung.
Young Mi menghentikan aktivitasnya.
“Apakah kau tahu ada peramal?”tanya suster Young Mi.
“Bukankah semua listing yang kau tulis panti keberuntungan?”jawab suster Sook Jung.
“Mereka mengatakan empat poit masa dan kecocokan pernikahan dan presentase. Jadi aku akan pergi ke sekitar lima tempat dan jika mereka semua mengatakan itu buruk. Aku akan percaya”jelas suster Young Mi. Dokter Wang yang berada di situ meminta Young Mi mengulurkan tangannya.
“Dokter kau bisa meramal juga?”tanya suster Young Mi. Lalu ia segera mengulurkan tangannya dengan penuh semangat.
“Ah mari kita lihat. Kau sudah putus?”terawang dokter Wang melihat garis tangan Young Mi.
“Omo, bagaimana kau tahu?”.
“Apakah pria yang mengatakan putus karena kecocokan pernikahanmu tidak baik?”.
“Kau pasti roh”. “Aku benar-benar ingin memeriksa apakah kami benar-benar pasangan buruk”.
“Kenapa di cek? Ini hanya akan membuatmu merasa buruk”ucap dokter Wang.

Tiba-tiba datang dokter Seo bersama dokter Ahn.
“Lepaskan tangannya, saat kau ngobrol”ujar dokter Ahn, jeolus ni wkwkwk.
Suster Young Mi pun melepaskan tangannya.
“Apakah kau naïf atau bodoh jatuh untuk semacam trik murahan?”tukas dokter Wang pada Young Mi yang seperti tahu dokter Ahn cembokor hahaha.
“Kau benar karena ‘seseorang’ yang tak perlu trik untuk mendapatkan wanita”ujar suster Sook Jung. Dokter Wang pun memberi tanda tidak.
“Dokter kau melihat seorang peramal sebelumnya?”tanya suster Sook Jung pada dokter Seo.
“Tidak”.
“Lalu bagaimana dengan ramalan yang sesuai dengan pernikahan anda?”.
“Aku belum (menikah)”jawab dokter Seo.
“Apa yang kau bicarakan? Kau telah pergi ke horoskop mambaca datamu selama festival universitas”tukas dokter Wang.
“Ahhh, aku ingat sekarang”.
“Apa yang mereka katakan?”tanya suster Sook Jung.
“Aku sendiri merasa terhormat di surga dan bumi [ kata saat Buddha lahir]. Jadi bukan keberuntungan”jawab dokter Seo.
Suster Sook Jung tertawa dan dokter Wang tersenyum mendengarnya.
“Orang itu sangat kredibel”ujar suster Sook Jung.
“Ya, sangat kredibel…saat itu aku hidup dengan hati yang kosong. Dia hanya ditakdirkan untuk menjadi seperti itu”tambah dokter Wang.
“Ah hal lain juga, sejak peramal wanita dan pria di horoskop sepakat dalam tiga cara mereka cocok dank arena salah satu bagian dari ramalan bintang setiap orang datang bersama-sama mereka cocok dan akan hidup bahagia bersama”lanjutnya.
“Dengan siapa?”tanya suster Sook Jung.
“Aku dan dia”jawab dokter Wang menunjukk dokter Seo, dokter Seo pun mendorong dokter Wang lalu melangkah pergi.
“Bukan itu. Wanita mana yang tak serasi denganmu”tukas suster Sook Jung. Dokter Wang hanya tersenyum, sementara itu dokter Ahn mengambil catatan medis dengan tampang kesal dan bete habis.
“Jenis darahmu B, kan? Kau berpikir bahwa semua perempuan di dunia ini adalah milikmu, kan?”tukas suster Sook Jung. Dokter Wang bergegas melangkah pergi.

Suami pasien yang diperiksa dokter Wang menelepon selingkuhannya mengabarkan bahwa kemungkinan istrinya sudah tahu.
Tiba-tiba ia melihat dokter Wang keluar ruangan, ia pun segera menghampirinya.
“Dokter Wang yang saya hormati”sapanya begitu melihat id card dokter Wang.
“Jika hasil tesku keluar dan aku kena STD, anda harus memberitahukanya?”lanjutnya.
“Lalu kenapa kau terlihat begitu khawatir?”tanya dokter Wang. Namun suami pasien malah berkata hal itu biasa, berselingkuh di lakukan seorang pria.
“Apakah kau punya anak?”tanya dokter Wang.
“Kami belum memiliki anak”.
“Maka kau belum benar-benar memiliki tanggung jawab”tukas dokter Wang.
“Jika kau berselingkuh dari istrimu itu berarti kau tidak sayang sepenuhnya padanya. Jadi jika kau ditendangnya kau hanya bisa pergi minum dan mencari wanita lain atau menandatangani kontrak dan memohon padanya dan mengangkat telepon setiap kali dia menelepon”tambah dokter Wang seraya berjalan diikuti suami pasien.
“Ahhh…aku dalam masalah besar, bagaimana aku bisa pulang?”guman suami pasien begitu dokter Wang pergi.

Dokter Wang menjelaskan hasil tes pada sang pasien.
“Ini bukan STD. Tapi kalau itu alergi air mani,ini tak bukan pertama kalinya. Bagaimana sebelumnya?”tanya dokter Wang.
“Sekarang anda menyebutkan itu, itu agak aneh pada awalnya juga. Tapi aku masih belum berpengalaman dan aku hanya berpikir itu pasti karena rangsangan. Ini hanya menjadi beban baru”.
“Ah…ini adalah kasus yang sangat langka. Ini adalah pertama kalinya aku dengan kasus seperti ini. Aku hanya melihatnya di buku”.
“Aku benar-benar menjadi wanita yang sial. Apakah ada sesuatu yang salah denganku?”.
“Bisa jadi bahwa kau secara alami sensitif atau bisa juga bahwa kau tidak kompatibel dengan suamimu. Kau bisa berekasi lebih karena beberapa makanan yang suamimu baru makan”jelas dokter Wang.
“Lalu…aku alergi hanya pada suamiku?”.
“Siapa tahu…untuk saat ini, menghindari makanan merangsang dan mencoba melakukan hubungan setelah pengobatan dietetic atau menggunakan kondom”jawab dokter Wang.
“Lalu bagaimana dengan memilikianak-anak?”tanya pasien.
“Kau perlu menemukan metode alternatif lain”.

“Jadi menjengkelkan, lalu apakah aku harus menjalani sisa hidupku seperti ini?”tanya pasien. Dokter Wang menyarankan agar memakai kondom, namun pasien dan suaminya tak bisa seperti itu. Pasien bertanya apakah ia seperti itu dengan semua lelaki, dokter Wang menjawab bisa iya dan tidak.
“Bagaimana dengan pria lain?”tanya dokter Wang. Pasien menggeleng.
“Kau harus berpantang selama sisa hidupmu”.
“Aku sudah tidak dengan siapapun sebelumnya. Orang ini adalah pertama bagiku. Jadi,…aku hanya alergi terhadapa suamiku?”tanya pasien.
“Aku tak pasti. Ini tidak seperti aku bisa menyarankanmu untuk berselingkuh. Untuk sekarang, aku akan menyarankanmu berkonsultasi ke dermatology. Cobalah pengobatan mereka. Ada sesuatu yang di sebut’pengobatan organik’ yang menghilangkan alergi. Apakah kau ingin aku buatkan janji?”tukas dokter Wang.

Pasien dokter Seo yang akan melakukan operasi kelamin di ajak pacarnya untuk kembali konsultasi ke dokter.
“Lepaskan! Aku bilang lepaskan aku!”seru sang wanita tak mau.
“Mari kita bersama-sama. Aku harus pergi dan mendengar alasan yang dapat diterima”.
“Apa alasan lain yang kau butuhkan, aku bilang aku tak menginginkannya”balas sang wanita.
“Apa yang kalian lakukan?”tegur dokter Seo yang melihat pertengkaran pasangan ini.
Pasangan ini pun mendengarkan penjelasan dokter Seo di ruangannya.
“Ini di sebut sindrom MRKH. Seorang wanita yang memiliki ovarium, tapi lahir tanpa rahim dan leher rahim atau saluran tuba”jelas dokter Seo. “Choi Jin Su mengalami kasus itu”. Oh, nama pasien Choi Jin Su, kita panggil Jin Su saja ya.
“Um…selain memiliki anak,bagaimana dengan hubungan pernikahan?”tanya pacar Jin Su.

Hal tadi di jelaskan oleh dokter Wang.
“Setelah satu tahun adala segala sesuatu yang mungkin”. “Ada pertanyaan yang lain?”tanya dokter Wang.
“Aku baik-baik saja dengan itu. Lagipula, tak ada cara lain”jawab Jin Su.
“Ya, kualitas hidupmu akan berubah. Kau tidak harus menyalahkan diri untuk menjad berbeda”. “Apakah kau ada pertanyaan lain?”tanya dokter Wang lagi.
“Aku akan menunggu di luar”ucap Jin Su pada pacarnya. “Aku pikir kau masih penasaran tentang hal ini”. Lalu Jin Su meninggalkan ruangan.

“Mereka berbicara tentang pembatalan pernikahan”ujar dokter Wang.
“Pria itu (pacar Jin Su)?”tanya suster Young Mi.
“Bukan, wanita itu”jawab dokter Wang seraya mengecek daftar pasien medisnya. “Ini dimengerti bahwa ia akan gila karena wanita itu tak memberikan alasan untuk membatalkannya”.
“Bagaimana dia bisa mengatakannya?”tukas suster Young Mi.
“Mungkin orang bermimpi tentang naga. Sejak wanita itu ditemukan sekarang dan bersedia untuk minggir”sahut dokter Ahn tiba-tiba.

“Jujur, membatalkan pernikahan lebih mudah daripada perceraian. Apa yang terjadi jika mereka tahu saat bulan madu setelah pernikahan diatur”tambah dokter Ahn.
“Ini mungkin akan terlihat dalam kecocokan pernikahan”balas suster Young Mi.
“Tapi aku bertanya-tanya…setelah operasi, apakah ia benar-benar sama dengan wanita lain?”tanya dokter Ahn.

“Ahh…itu agak berbeda”jawab dokter Wang.
“Kau sudah bertemu satu?”selidik dokter Ahn.
“Tanpa komentar, kau tahu kapan kau bisa tahu jika seorang wanita pernah menjalani operasi kelopak mata ganda karena itu buruk dilakukan tapi kalau itu dilakukan dengan baik maka kau tak bisa mengatakannya”jelas dokter Wang.
“Aku bisa langsung tahu”sahut suster Sook Jung.
“Itu benar, hanya orang-orang yang bisa membedakannya dan mengetahui perbedaannya. Itulah satu-satunya perbedaan”tukas dokter Wang.
Tiba-tiba dokter Seo datang dan bertanya pada dokter Ahn apakah pasien Kim Hwa meninggalkan rumah sakit. Dokter Ahn tak tahu.
“Dia hilang”ujar dokter Seo. Dokter Ahn bergegas pergi bersama dokter Seo.

Dokter Ahn dan dokter Seo segera menuju ruangan pasien Kim Hwa.
“Di mana dia?”tanya dokter Ahn.
“Pasien sudah hilang dan wali mengisi formulir untuk pergi, itulah kenapa aku mengubungi anda”jawab seorang suster.
“Cepat dan menemukannya. Kita tak bisa membiarkan pasien pergi begitu saja”seru dokter Seo. Dokter Seo juga meminta dokter Ahn meyakinkan walinya dan memanggilnya yang diiyakan dokter Ahn.
“Dia belum mendapatkan suntikan steroid untuk perkembangan paru-paru janin. Bagaimana jika dia kejang dan terkena abrupsio plasenta (plasenta terlepas)”jelas dokter Seo. Dokter Ahn mengerti.

Young Mi menemui seorang peramal. Sang peramal mulai membaca peruntungan Young Mi.
“Tahun depan orang yang lebih baik akan datang dan setelah tahun itu seorang pria yang lebih baik akan datang”ujar peramal.
“Apakah itu buruk? Jika aku menggunakan pesonaku, ia akan datang kembali padaku?”tanya Young Mi.
“Apakah kau benar-benar ingin menggunakan sebuah pesona?”. “Laki-laki itu akan sakit”. Young Mi pun pasrah.

Di ruangannya Seo Jin memeriksa data cv dokter Lee Sang Shik, seraya menelepon direktur rumah sakit.
“Anda memiliki cukup koleksi orang-orang berbakat”ujar Seo Jin.
“Apakah kau melihat pascasarjana Upenn?”.
“Ya. Resumenya luar biasa. Apakah dia sama terampilnya dengan resume yang ditunjukkan”tanya Seo Jin tak percaya.
“Dia hanya tak terampil, ia juga bertanggung jawab dan tekun”.
“Jadi, dia lulusan dari Upenn, memiliki pendidikan internasional dan melakukan berbagai jenis penelitian? Kenapa kontraknya dalam jangka pendek?”tanya Seo Jin. “Dengan bakatnya ini dia bisa tinggal di Amerika”.
“Dia memiliki kakak laki-laki, dia sedikit cacat. Di usia mudanya ia ikut saudaranya untuk belajar di luar negeri. Dia mungkin datang ke Korea karena suadaranya datang. Aigoo…Anda tahu bahwa sekarang cabang kami tidak iri dengan cabang utama lagi”jelas diretur. Seo Jin menanatap cv dokter Lee dengan sinis, jyah dasar suka-suka dokter Seo donk dekat dengan dokter Lee, sudah punya istri juga masih ngejar dokter Seo weks.

Dokter Lee melewati sebuah pusat perbelanjaan, di arah lain dokter Seo dan pasien Kim Hwa juga berada di sekitar situ.
Tanpa sengaja dokter Seo pun melihat Kim Hwa dan memanggilnya.
Kim Hwa yang melihat dokter Seo, kaget ia langsung berusaha melarikan diri namun dokter Seo berhasil menahannya. Begitu genggaman tangan dokter Seo lepas, Kim Hwa berusaha melarikan diri lagi, dokter Seo mengejarnya dokter Lee yang melihatnya juga ikut mengejarnya.
Dokter Seo berhasil menangkap Kim Hwa.
“Kau perlu pergi ke rumah sakit”seru dokter Seo.
“Tunggu…tung…”ujar Kim Hwa seraya mendorong dokter Seo hingga kehilangan keseimbangan.
Dengan sigap dokter Lee menangkapnya, orrabuniku datang di saat yang tepat hohoho. Pasien Kim Hwa melarikan diri.
“Apa yang terjadi?”tanya dokter Lee.
“Dia terkena pra-eklampsia dan dia lari dari rumah sakit”jawab dokter Seo.
“Aku akan menangkapnya”tukas dokter Lee lalu mengejar Kim Hwa.

Dokter Lee terus mengejar Kim Hwa seraya memanggil namanya.
Akhirnya Kim Hwa tertangkap dokter Lee di sekitar tangga. Kuat juga ni pasien hamil besar gitu lari-lari, eh sampai tangga ngos-ngosan hehehe.
Kim Hwa duduk di tangga beristirahat.
“Kenapa kau berjalan seperti itu?”tanya dokter Lee.
“bahkan jika tubuhku melemah aku hanya akan menanggungnya. Aku hanya mencoba untuk membuat nasib yang lebih baik untuk anakku. Mengapa kau tak mengerti”cerocos Kim Hwa.
“Jika seperti itu maka mengapa kau tak datang ke rumah sakit? Dan kenapa kau begitu terobsesi dengan tanggal lahir?”.
“Jang Young Lan dan aku pergi ke sekolah tinggi bersama-sama. Kami memiliki ulang tahun yang sama, tinggal di lingkungan yang sama, bahkan kami memiliki ayah yang keduanya supir taksi. Kami memiliki tahunn kelahiran yang sama, bulan dan hari hanya saja waktu yang berbeda. Jika aku melahirkan pada waktu yang berbeda, takdirku akan berbeda. Dan aku benar-benar-benar populer di sekolah, oke?”jelas Kim Hwa. Untung bukan suami sama wkwkwkwk.
“Aku lebih cantik dari Jang Young Lan sebelum dia merubah wajahnya (oplas)?”lanjutnya.
“Tapi siapa Jang Young Lan ini?”tanya dokter Lee tak mengerti.
“Kau tak tahu Jang Young Lan?”.
“Ya”. Kim Hwa pun tertawa kecil.
“Selain itu, benar-benar tidak baik bagimu untuk bertindak seperti ini. Hal ini bisa membahayakan janin”jelas dokter Lee.
“Membahayakan?”, Kim Hwa terkejut.
“Bayimu berada di sisi kecil sekarang. Itu karena dia tak mendapatkan cukup oksigen atau nutrisi hal ini dapat mematikan dan mempengaruhi janin. Dalam kasus terburuk janin bisa mati”jelas dokter Lee panjang lebar.

“Aku berencana pergi besok”ucap Kim Hwa sedikit merasa bersalah.
“Berikan tanganmu”ucap dokter Lee lalu memeriksa denyut nadi Kim Hwa.
“Tekanan darahmu tinggi. Apakah sakit kepala atau perut?”tanya dokter Lee.
“Ya”jawab Kim Hwa.
“Mari kita pergi ke rumah sakit bersama-sama”ajak dokter Lee.
“Aku akan pergi malam ini jika aku sakit. Aku harus mengepak barang-barangku”.
“Lalu, aku akan pergi denganmu. Sementara kau mengepak, aku akan menunggu di luar. Jadi kita akan pergi ke rumah sakit bersama-sama”jawab dokter Lee tak kehabisan akal.“Kau harus segera di rawat di rumah sakit”.
“Aku harus mengemas sesuatu”ucap Kim Hwa memberi alasan lain, dokter Lee hanya tersenyum.

Di sebuah club malam dokter Wang pergi minum bersama pacar Jin Su.
“Bahkan dari sudut pandang Choi Jin Su dia sangat khawatir. Jika dia operasi dan bertemu seorang pria lain setelah satu tahun, itu akan menjadi sempurna. Mampu menciptakan perasaan biasa..ini bukan verarti bahwa jenis masalah. Tidak ada alasan yang lebih baik putus. Dari sudut pandangnya, dia tak akan mampu membencimu. Tak mungkin ia merasa dirinya tercela”tukas dokter Wang memberi wejangan pada pacar Jin Su..
“Dapatkah aku hidup dengan baik tanpa wanita itu. Apakah aku ingin dia mendapatakan pengobatan dan menjalani kehidupan yang baik dengan pria lain? Jika pola pikir semacam itu maka kau tak benar-benar perlu menikah, jika kau tak bisa membiarkan hal itu terjadi, maka kau hanya bisa menikah. Berpikirlah sederhana, Oke?”saran dokter Wang. Pacar Jin Su masih terdiam ia malah minum bir.
“Satu hal yang menguntungkan semua ini adalah ovariumnya normal jadi dia berovulasi”lanjut dokter Wang.
“Jadi…jika kami mendapatkan pengganti dan melakukan inseminasi buatan, kami bisa punya anak?”tanya pacar Jin Sun. Dokter Wang nampak berpikir menjawabnya, saat ia menoleh ia melihat pasien yang terkena alergi saat berhubungan dengan suaminya.

Dokter Wang pun menghampirinya dan bersender pada dinding tembok.
“Aku tak mengenalimu”sapa dokter Wang.
‘”Kau bisa duduk”.
“Aku tak bisa dengan pasien”ucap dokter Wang.
“Dia pasien?”ujar pasien menununjuk ke pacar Jin Su.
“Dia bukan pasien. Dia wali”.
“Kau bisa minum dengan wali tetapi tidak dengan pasien?”.
“Aku punya prinsip sendiri”jawab dokter Wang.
“Mereka dimaksudkan untuk di langgar. Tidakkah kau terpikir”.
Dokter Wang tersenyum tipis lalu duduk di sebelah sang pasien lalu memesan bir. Salut deh buat dokter Wang sebagai dokter ia juga bisa juga jadi konselor buat pasiennya hehehe.

Dokter Lee menemani Kim Hwa berbelanja keperluan bayi di supermarket.
Kim Hwa memilih keperluannya, dokter Lee mendorong trolinya hehehe.
Kim Hwa pamit pergi sebentar mencari keperluan bayi lain. Dokter Lee melihat-lihat pakaian bayi, aisshhhhhhhhhh. Tiba-tiba ia merasa tak enak, Kim Hwa pun pamit pada dokter Lee bahwa ia akan ke tilet sebentar saat dokter Lee akan mengikutinya.
Kim Hwa berjalan menuju toilet seraya menahan sakit diperutnya. Dokter Lee melihat jam tangannya, kenapa Kim Hwa belum juga kembali, dan ternyata Kim Hwa sempoyongan menuju toilet sembari menahan sakit.
Tiba-tiba terdengar suara teriakan, dokter Lee bergegas menuju sumber teriakan.

Pasien Kim Hwa terjatuh dan kejan-kejang.
“Seseorang panggil 119. Cepat”seru dokter Lee. Seraya memeriksa Kim Hwa, dokter Lee meminta sapu tangan dan menyumpalkannya ke mulut Kim Hwa. Dokter Lee langsung menelepon dokter Seo agar datang ke supermarket tersebut. Dokter Seo segera berlari ke tempat dokter Lee.
“Sepertinya kontraksi”guman dokter Lee saat memeriksa perut Kim Hwa.
Dokter Lee memanggil-manggil Kim Hwa agar tersadar, Kim Hwa membuka matanya.
“Apakah kau sudah tersadar?”tanya dokter Lee.
Dokter Seo sampai di tempat dan segera memeriksa Kim Hwa.
“Apakah kontraksi?”tanya dokter Seo.
“Aku pikir aku akan melahirkan”jawab Kim Hwa. Dokter Seo menanyangkan kapan ambulan akan datang, walaupun dekat tapi karena salju dan kecelakaan maka akan terlambat. Dokter Seo meminta sarung tangan karena dia akan memeriksa Kim Hwa, dan ia menjelaskan bahwa ia dokter kandungan. Lalu dokter Seo meminta bantuan membawa Kim hwa pindah ke tempat lain.

Di sudut dalam supermarket yang di tutupi papan-papan dokter Seo dibantu dokter Lee membantu Kim Hwa melahirkan. Dokter Seo mengatakan bahwa kemungkinan Kim Hwa akan melahirkan sebelum ambulan datang.
“Jika bayi keluar dan tak bernafas, tidak ada cara untuk mengobatinya di sini”kata dokter Lee.
Salah seorang penjaga supermarket berkata ambulan dalam perjalanan dan meminta mereka menunggu sedikit lebih lama.

“Kami bisa menunggu sampai 2 menit, tapi wanita ini adalah wanita hamil yang kompleks, melihat kecepatan dan kemajuan saat ini, dia tidak akan mampu menanggungnya bahkan sampai 5 menit”jelas dokter Seo. Kim Hwa pun berusaha menahan sakit.
“Apakah ada yang bisa kami lakukan untuk membantu?”tanya penjaga mendengar penjelasan dokter Seo. Dokter Seo pun meminta dipersiapkan alat-alat yang dibutuhkan diantara handuk bersih, bak mandi untuk bayi, air hangat dan tikar, gunting, dan sebagainya.Dokter Lee dibantu kedua penjaga supermarket mempersiapkan semua kebutuhannya.
Dokter Lee mencuci peralatan tadi dengan alcohol dan air panas.
Dokter Seo mencoba membantu mengeluarkan sang bayi,dengan arahan dokter Seo Kim Hwa berusaha melahirkan secara normal, ehhh melihat Kim Hwa mengejan begitu dokter Lee ikut harap-hara cemas begitu pula dengan penonton.

Dan akhirnya Kim Hwa melahirkan seorang bayi laki-laki.
“Kau sudah melakukan dengan baik. Ini anak laki-laki”ujar dokter Seo yang di applause oleh kedua penjaga dan para pengunjung supermarket.
Dokter Lee memotong tali pusar dan mencoba menepuk-nepuk bayi agar menangis. Dokter Seo agak cemas begitu pula yang lain.
Walaupun agak lama, sang bayi pun menangis, dokter Lee dan Seo lega, para pengunjung pun memberikan applause kembali.

“Dia bernafas”ucap dokter Lee, dokter Seo tersenyum mendengarnya. “Bagaimana dengan pasien?”.
“Untung hanya ada sedikit pendarahan. Plasenta akan keluar”jawab dokter Seo. Lalu dokter Lee membawa sang bayi ke dekat Kim Hwa.
Kim Hwa terharu melihat bayinya, dokter Seo dan dokter Lee tersenyum melihatnya.
Salah seorang penjaga melaporkan bahwa ambulan telah datang.

“Aku perlu memberikan oksigen pada bayi. Aku akan berangkat dengan ambulan terlebih dahulu”tukas dokter Lee.
“Kau telah melakukan dengan baik, dokter”puji dokter Lee pada dokter Seo.
“Kau juga dokter Lee”balas dokter Seo. Dokter Lee mengambil bayi Kim Hwa dan membawanya pergi terlebih dahulu diiringi applause para pengujung.

Kembali ke club malam. Dokter Wang dan pasiennya.
“Kau tahu kenapa aku datang ke sini, kan?”tanya pasien.
“Siapa tahu?”.
“Aku akan mencobanya dengan pria lain”ucap sang pasien, dokter Wang hanya tersenyum.
“Aku menemukan sebuah kondom di dompet suamiku. Ini adalah kondom yang kami gunakan di rumah, tapi dia tidak menggunakan banyak denganku, Jadi….kau tahu apa yang akan aku lakukan selanjutnya?”.
“Ditanya kenapa dia melakukan itu?”tanya dokter Wang.
“Aku tandai dengan pena”jawab pasien, dokter Wang hanya tertawa simpul.
“Lalu aku memeriksanya da ada kondom yang berbeda di sana. Aku dapat membelinya di manapun. Tapi mengapa ia menaruhnya di dompet sehingga istrinya dengan mudah mencari tahu?”keluh sang pasien.
“Dia bodoh atau tidak percaya orang asing”ucap dokter Wang.
“Aku keluar untuk berselingkuh, tapi itu tak mudah. Para pria tak mendekatiku”tukas sang pasien. “Dokter, kau tahu rahasia itu semua benar”.
“Aku tidak”.
“Kau tahu, katakan padaku”paksa sang pasien.
“Pria sangat sederhana. Itu sebabnya hanya dengan tatapan mereka bahkan berpikir kau seperti mereka”ujar dokter Wang.
“Tidak”.
“Kau benar-benar tak tahu itu? Pernahkah kau mencoba untuk menggoda seseorang?”tanya dokter Wang.
“Aku hanya bertemu dengan laki-laki yang menyukaiku”.
“Lakukan kontak mata untuk waktu yang lama, setidaknya sampai 5 detik. Jika tidak bekerja untuk pertama kalinya coba lagi, lakukan 3 kali pada orang yang sama. Kirim tatapan yang menyiratkan aku tertarik padamu lalu pada akhirnya memberikan senyuman ringan”tukas dokter Wang mengajari pasiennya.
“Lima…kau berhasil dengan hal itu, aku jamin itu”lanjut dokter Wang. Sang pasien pun mencoba mempraktekknya dengan menatap dokter Wang menggoda. Dokter Wang pun berdehem.
“Maksudmu seperti ini?”tanya pasien.
“Ya”jawab dokter Wang tersenyum.
Dokter Wang pergi ke kamar mandi cuci tangan, sekembalinya ke ruang tadi, pasiennya sudah tak ada.
“Apakah aku melakukan yang benar di sini?”gumannya.

Dokter Seo, dokter Lee, dokter Ahn dan suster Young Mi keluar rumah sakit bersama. Dokter Ahn dan suster Young Mi saling cuek.
“Apakah kau tak lapar?”tanya dokter Lee pada dokter Seo.
“Aku lapar. Aku pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan tapi akhirnya tak mampu membelinya”jawab dokter Seo lalu melangkah pergi diikuti dokter Lee dan lainnya.

Ternyata kedua pasangan dokter ini makan bersama di sebuah restoran. Dokter Lee-dokter Seo, dokter Ahn dan suster Young Mi.
Keempatnya pun bersulang bersama, dokter Ahn memuji dokter Seo.
“Bagaimana dengan bayi, dokter?”tanya suster Young Mi.
“Begitu bodoh. Dia bersikeras bahwa empat poin sudah takdirnya sebagai selebriti terkenal”sahut dokter Ahn.
“Dia menyadari bahwa dia tak selalu bisa mendapatkan apa yang saja di kehidupannya”ujar dokter Lee.
“Siapa yang memiliki kehidupan dengan semua keinginannya? Ini hanya keserakahan yang terlalu berlebihan”tukas dokter Seo.
“Mengetahui berapa banyak kekurangannya, dia pasti ingin tergantung pada apa yang dia tahu”kata dokter Lee.
“Ini tidak bergantung melainkan mencari alasan”jawab dokter Seo.
“Apakah anda melihatnya dari sisi wanita hamil?”tanya suster Young Mi.
“Yah…aku hanya mengatakan aku mengerti mengapa ia akan melakukan sesuatu yang sangat luar biasa?”jawab dokter Lee.
“Wow…kasih sayangmu seperti sungai dan laut”sindir dokter Ahn.
“Aku pikir aku akan menikah dua kali. Orang yang seharusnya menikah denganku dua hal yang berbeda, satu kompetibel tapi satu lain tidak”ujar Young Mi, dokter Ahn menghentikan makannya.
“Kenapa semua orang begitu terpaku dalam melihat nasib mereka (saju)?”tanya dokter Lee.
“Orang tua pria itu mengatakan kecocokan pernikahan buruk, jadi mereka menentang”jawab Young Mi seraya melirik dokter Ahn.
“Tunggu…pacarmu mengatakan itu padamu”tanya dokter Lee.
“Ya”.
”Aku benar-benar lelah…aku akan pergi beristirahat”ujar dokter Ahn bersiap pergi, namun dokter Lee menahannya.
“Apakah orang tua itu mengatakan padanya untuk pergi ke pertemuan seleksi pasangan?”tanya dokter Seo.
“Ya, seperti yang diramalkan”ucap Young Mi.
“Bukankah ia mengatakan bahwa karena orang tuanya ia perlu menikah?”. Dokter Ahn agak jengah mendengarnya.
“Apa yang harus aku katakan?”tanya Young Mi.

“Dia tak ingin melakukan apa pun dia tak ingin mengalami kerugian, kan?”.
“Omo…omo”.
“Kecocokan pernikahan adalah yang terburuk. Ini baik berpikir kau putus”saran dokter Seo.
“Omo, itulah yang peramal hari ini katakan juga”.
“Kecocokan pernikahan hanya alasan, ini hanya alasan perpisahan tanpa berhadapan. Kenapa kau menemui peramal”tukas dokter Seo.
“Karena aku tak tahu perasaan orang lain yang sebenarnya. Karena aku tak ingin percaya bahwa ia tak mencintaiku”jawab Young Mi, dokter Lee merasa simpati pada Young Mi sedangkan dokter Ahn agak salah tingkah.
“Ah….aku benar-benar minta maaf…tapi aku harus pamit lebih dulu”ucap dokter Ahn pamit padahal sedang turun salju.
Young Mi memperhatikan dokter Ahn di luar yang menunggu salju reda, sesaat dokter Ahn menoleh ke dalam restoran lalu melangkah pergi dengan jaket di kepalanya.

Keesokannya operasi Jin Sun di mulai.
“Ini adalah operasi besar tetapi tampaknya ia tak menceritakan pada keluarganya”ujar dokter Ahn.
“Biasanya mereka menyembunyikan operasi semacam ini”. “Dia akan membutuhkan seseorang di sampingnya saat ia pulih”jawab dokter Seo. “Seseorang pasti akan datang”lanjutnya. Operasi pun dimulai.

Dokter Seo keluar dari ruang operasi, pacar Jin Su yang datang menunggu segera menghampirinya.
“Jadi…bagaimana semuanya berjalan?”tanya pacar Jin Su.
“Setelah bagian operasi plastik berakhir, ia membutuhkan operasi lain. Kita harus menjaga tubuhnya”.
“Aku mendengar dia perlu di rawat di rumah sakit untuk waktu yang lama”.
“Dia hanya perlu istirahat di tempat tidur selama sebulan”jawab dokter Seo.
“Kami menunda pernikahan”.
“Oh”, dokter Seo sedikit terkejut.
“Aku bahkan mempertimbangkan untuk mengikutinya, tapi aku merasa Jin Su akan merasa menyesal”jelas pacar Jin Su, lalu ia mohon pamit kembali duduk di ruang tunggu.

Pasien dokter Wang yang alergi menemuinya.
“Aku merasa bersalah dari kemarin”ujar dokter Wang.
“Tak apa-apa”.
“Benarkah?”.
“Aku dibandingkan dengan teknik (ajaran rayuan dokter Wang hahaha)”.
“Orang ini…”guman dokter Wang.
“Kenapa?”
“Kekhawatiranmu baru saja lebih besar. Ini tidak seperti aku dapat merekomendasikanmu untuk memiliki affair”jawab dokter Wang.
“Apakah kami…terlihat seperti pasangan bahagia?”.
“Itulah masalah pasangan”jawab dokter Wang.
“Apakah ia pergi ke hostes atau lainnya membungkamku karena ia mendapat uang lebih banyak daripada yang lain. Tapi bagaimana seseorang bisa hidup hanya dengan makan. Ini bukan kehidupan pernikahan yang baik tetapi orang akan menyebutku gila karena diceraikan hanya karena itu. Sebaliknya aku merasa bebas”jelas sang pasien.
“Tulis catatan medis yang baik untukku, dokter. Lakukan itu, jadi aku tidak harus pergi ke pengadilan”pintanya.
“Ya”jawab dokter Wang tersenyum.

Dokter Seo ditemani dokter Ahn datang memeriksa pasien Kim Hwa.
“Dia keluar dari magnesium sulfat dan tekanan darahnya 100/160. Dia buang air kecil dengan baik dan tak ada pendarahan”lapor dokter Ahn membaca catatan medisnya.
“Bagaimana dengan bayiku?”.
“Anakmu berada di unit perawatan NICU”jawab dokter Ahn.
“ICU?”, Kim Hwa terkejut.
“Untuk orang yang khawatir dengan keselamatan anaknya, kau lari dari rumah sakit?”sindir dokter Seo, lalu dokter Seo melangkah pergi seraya memegangi perutnya menahan sakit.

Kim Hwa menemui putranya di ruang NICU.
‘”Jangan khawatir. Di bawah kebijakan rumah sakit, setiap bayi yang lahir di luar rumah sakit lebih rentan terhadapa infeksi dan bakteri sehingga mereka ditempatkan di sini, di NICU”jelas dokter Lee.
“Itu kabar baik”ucap Kim Hwa lega. Kim Hwa pun memperhatikan bayi mungilnya yang lucu, eh pas lahir itu kelihatan banget bayi bohongan, masa sekarang sudah gede banget wkwkwk.

Dokter Lee pulang bersama dokter Seo, Seo Jin berusaha menelepon dokter Seo.
“Beli satu dapat satu gratis untuk pollacks (ikan) akhir hari ini”ujar dokter Lee.
“Pergi membelinya”jawab dokter Seo.
“Jika kau mual di pagi hari, bau yang mungkin mempengaruhimu. Haruskah, aku mendidihkan untukmu”tanya dokter Lee. Dokter Seo yang mematikan hpnya tak menjawab.
“Dia bahkan tak bisa menjawabnya…?’guman dokter Lee. Dokter Seo tertawa mendengarnya, lalu dokter Seo melihat hpnya yang berbunyi namun dokter Seo tak mengangkatnya mungkin malah mematikannya.
“Baik, mari kita pergi berbelanja bersama”ujar dokter Seo, di saat itu Seo Jin melihatnya.
“Apakah kita?”tanya dokter Lee.
“Mari kita pergi dengan mobilku”jawab dokter Seo. Dokter Lee pun senang mendengarnya, dokter Seo nampak bahagia Seo Jin hanya bisa melihat kebahagian pasangan ini.
“Kau memiliki mobil yang sangat bagus”puji dokter Lee. Dokter Seo dan dokter Lee berjalan melewati Seo Jin tanpa tahu Seo Jin memperhatikannya.

Dokter Lee dan dokter Seo berbelanja ikan di supermarket, dokter Lee memilih ikan yang diinginkannya. Dokter Seo melihat hpnya kembali namun ia mereject telepon dari Seo Jin.
“Datang berbelanja denganku adalah ide bagus, bukan?”tanya dokter Lee.
“Ah..ya, kau dapat memilih ikan yang baik, ya?”.
“Ya, aku bisa. Kampungku adalah Guh Jeh Do”jawab dokter Lee.
Lalu dokter Lee minta ikannya dibersihkan. Pasangan ini pun tersenyum.

Mereka sampai di rumah. Dokter Lee membawa barang belanjaannya.
“Aku akan membersihkannya di rumahku dan aku akan meneleponmu setelah jadi”ujar dokter Lee yang diiyakan dokter Seo, dokter Lee pun pamit. Dokter Lee bersemangat masuk ke dalam rumah.
“Hye Young”panggil Seo Jin saat dokter Seo berniat masuk rumah.
Ternyata Seo Jin sejak lama menunggu dokter Seo menunggu.
Dokter Lee sampai dalam rumah, melihat ruangannya berantakan baju di sana-sini ia pun segera membereskannnya terlebih dulu. Di mana-mana anak laki-laki itu sama wkwkwk.
Seo Jin menghampiri dokter Seo.
“Bagaimana kau bisa melakukan ini?”tanya Seo Jin. “Kau tidak mendiskusikan denganku saat kau memutuskan pindah ke sini. Kau menolakkku untuk menjemputmu. Kau tak mengakat teleponku dan menghindar berbicara denganku”cerocosnya. Dokter Seo hanya diam.
“Kenapa kau tak mengatakan apa-apa?”.
“Ini sangat jelas”ucap dokter Seo cuek.
“Bahkan jika aku berpikir tentang hal ini berulang-ulang, aku masih tak mengerti. Apakah kau mencoba untuk mengakhirinya seperti ini?. Jika ada kesalahpahaman, kau harus berbicara denganku tentang hal itu sehingga aku bisa menjelaskannya”.
“Tidak ada kesalahpahaman. Ini positif sangat jelas”tukas dokter Seo.
“Sudah jelas? Jelas? Mengindar teleponku dan tak mengatakan apa-apa…apakah itu defenisimu tentang jelas?”tanya Seo Jin.
“Akhiri segalanya. Ini tergantung saat kau datang. Asmara seorang pria biasa dan wanita berakhir juga, semuanya telah berakhir”jelas dokter Seo.

Sementara itu dokter Lee asyik memasak, benar-benar calon suami idaman lho, udah baik, sayang anak plus jago masak lagi wkwkwk. Dokter Lee memasak sambil tersenyum, jyah orrabuniku jatuh cintrong hahaha.

Kembali ke dokter Seo dan Seo Jin.
“Apakah kau yakin bisa membesarkan anak saat kau melahirkannya? Kau adalah orang yang takut berkorban dan berbagi. Itulah kenapa kau tak menikah”ujar Seo Jin.
“Aku juga tahu, wanita seperti apa aku. Namun, seseorang menjadi gila sekali-kali dan membuat keputusan yang diluar batas. Untuk melindungi apa yang ingin aku lindungi. Itulah yang manusia mampu lakukan”jelas dokter Seo tegas.
“Jadi apa yang kau katakan? Kau akan membuang semua harta benda dan melahirkan anak? Kau? Namamu tergantung pada posisi staf begitu lama, apakah kau memiliki keberanian untuk membuang kesempatan itu pergi? Kau tak ingin. Kau juga tak ingin memiliki anak itu”tukas Seo Jin seraya memegang pundak dokter Seo.
“Kau benar”.
“Tapi apakah itu salahku?”tanya Seo Jin.
“Selain pikiran dan perasaan. Aku tak bisa melakukan apa-apa tentang kekecewaanku terhadap perasaanmu”jawab dokter Seo.
“Perasaanku? Apakah kau tahu tentang perasaanku? Bagaimana kau tahu”.
“Aku tahu”.
“Kau tahu itu dengan sengat baik? Jika kau tahu itu, maka kau harus tahu ini juga”ujar Seo Jin lalu mencium paksa dokter Seo.

Dokter Lee yang sudah selesai memasak mencoba memanggil dokter Seo, namun apa yang ia malah melihat dokter Seo sedang berciuman. Nyodorin tissue buat orrabuni wkwkwkwk.

Uwahhhhhh akhirnya kelar nyambi ngerun-rerun surgeon bong dal hee ampe nggak kehitung dan baca giant ahjusi lee bum soo hahahaha, mohon maaf juga kalau kata-katanya terlalu vulgar, nulis obgyn dilema di episaode 3 dan 4 bingung ceritainnya wkwkwkwkwk, sampai bertemu di episode menguras air mata selanjutnya :lol

Shared by: Pelangidrama.net
DON’T REPOST TO OTHER SITE

[Sinopsis] Ob/gyn – Obstetrics and Gynecology Doctors Episode 02

Aku tidak yakin apa yang akan dipilih bayi. Kelahirannya tak akan pernah terdaftar, dan dia tak akan pernah memiliki nama. Dia akan disebut ‘bayi jadi-jadian’, anak seperti apa dia, mirip siapa, ibunya tak akan pernah ingat. Keberadaannya harus menjadi rahasia. Dia akan tetap sebagai sesuatu yang mematahkan hati orang-orang.
Tidak ada yang lahir hanya untuk menghancurkan hati orang, bayi yang tidak mendapatkan perhatian, ini ibu dan ayah yang akan memberi perhatian.

Episode 2
“The Many Secrets of the O & G Dept

(Episode yang menguras air mata)
Dokter Seo berusaha menyelamatkan Yoon Jin.
Lalu tiba-tiba dokter Lee yang telah berpakaian seragam operasi masuk.
“Tidak menangis, denyut jantung 60. BP (tekanan darah) 62 ini tekanan asfiksia”lapor suster padanya.
Dokter Lee pun mencoba memberikan pertolongan pertama pada sang bayi. Kondisi sang ibu pun mulai lemah, monitor mulai mengindikasikannya. Dokter Seo memerintahkan agar menggantung darah lebih banyak.
“Menyerahkan bayi ke unit neonatal dan berkonsetrasi pada operasi ini”tambah dokter Seo. Dokter Ahn pun mengerti. Tiba-tiba dokter Lee menoleh ke arah dokter Seo ia merasa familiar dengan suara yang di dengarnya. Lalu ia pun kembali fokus ke penyelamatan sang bayi.
“Saturasi (oksigen) 70”lapor suster Young Mi.
“Pindahkan bayi ke ruang NICU (Neonatal intensive care unit)”perintah dokter Lee.
“Jangan menyerah untuk bertahan hidup”pinta dokter Seo dalam hati pada sang pasien.

Dokter Lee dan suster Young Mi pun membawa sang bayi ke ruang NICU. Bayi yang sudah dalam inkubator pun dipasangi perlengkapan pernafasan. Monitor pengindikasi terus menunjukkan kenaikan.
“Saturasi (oksigen) 80”lapor suster. Dokter Lee pun sedikit merasa putus asa.

Kembali ke ruang operasi, dokter Seo akan memisahkan plasenta yang akan menyebabkan pendarahan akan parah.
“Anda bahkan tidak akan memotong akar”tanya dokter Ahn.
“Kau tidak melihat situasi”.
“Tapi masih plasenta perkreta”ucap dokter Ahn.
“Jika kau tidak dapat menyelamatkan rahim, setidaknya selamatkan pasien. Apa kau tidak tahu siapa ini?”ujar kepala Jung.


Monitor terus berbunyi pasien dalam keadaan bahaya. Kepala Jung semakin panik, sedangkan dokter Seo fokus berusaha menyelamatkan sang pasien.
“Ini terlalu berbahaya! Pendarahan tidak akan berhenti!”lapor dokter Ahn. Darah terus saja mengalir tanpa berhenti.
“Apa yang akan anda lakukan?”tanya dokter Ahn. Bukannya menjawab dokter Seo malah meminta Kelly penjepit.
“Aku akan menjepit arteri rahim”jelas dokter Seo. Lalu mulai melakukannya. Dokter Ahn, dokter Tae Joon mulai pecah konsentrasi terus memperhatikan dokter Seo yang fokus dan tak menyerah menyelamatkan pasien.
Dokter Seo berhasil menemukan arteri rahim. Dokter Seo pun meminta penjahit.
“Mulai sekarang kita akan menjahitnya”jelas dokter Seo. Dokter Ahn pun meminta peralatan yang dibutuhkan dokter Seo dan memberikan padanya.
Dokter Seo fokus menjahit dan keadaan monitor pengindikasi hidup pasien bergerak stabil dan normal.

Kepala Jung mencari dokter Seo yang ternyata ada di ruang wastafel pencuci tangan.
“Mengapa kau mematikan teleponmu. Kau jelas-jelas diperintahkan untuk berada dalam proses operasi untuk mendukung kami”cecar kepala Jung.
“Sejak mendekati tanggal jatuh. Kau harus membatalkan makan malam dan minum-minum. Apa yang kau pelajari selama ini?”teriak kepala Jung.
“Maafkan aku”ucap dokter Seo lalu melangkah pergi tanpa mendengarkan omelan kepala Jung.
“Apa yang akan kau lakukan dengan kondisi bayi?”teriak kepala Jung kesal.

Dokter Seo mengambil air minum. Seo Jin yang menunggu menghampirinya.
“Seperti yang diharapkan dari Seo Hye Young. Bagus”puji Seo Jin. Dokter Seo tersenyum getir.
“Saat aku mendengar hal-hal seperti itu aku merasa di dorong, seolah-olah aku mendapat suntikan obat. Tapi aku pikir sekarang obat yang telah memudar”ujar dokter Seo lalu berlalu seraya meminum air yang diambilnya.

Keesokannya di depan rumah sakit telah banyak wartawan berdatangan untuk mencari informasi mengenai pasie Lee Yoon Jin.
Salah seorang wartawan menanyakan keadaan Yoon Jin saat dokter Wang tiba bersama suster Sook Jung dan Young Mi. Dokter Wang pun tak menjawab ia segera berlalu, menyerahkan suster Sook Jung dan Young Mi untuk menjawab.
“Apakah ibu dan bayi sehat?”tanya wartawan.
“Ya, Halo. Aku kepala perawat dan bertanggung jawab atas kasusnya, Lee Jung Sook. Seperti yang aku lihat, Lee Yoon Jin….”jawab suster Sook Jung.

Sementara itu Yoon Jin yang sudah agak sehat termenung di kamarnya meratapi kenapa keinginannya tak terkabul.

Di ruang administrasi telepon terus berdering menanyakan kasus Yoon Jin.
“Ugh, itu menjijikan”keluh suster Sook Jung.
“Aku tahu… aku merasa begitu kasihan padanya. Ketenaran tidak menjamin semuanya”jawab suster Young Mi.
“Tidak ada makan siang gratis. Kau juga akan dipergunjingkan sebagai imbalan untuk menjadi terkenal atau kaya. Jika kau tidak ingin itu, kau hanya harus hidup sebagai orang normal”jelas suster Sook Jung.
“Pokoknya, evaluasi rumah sakit lusa. Bagaimana jika mereka masih ada saat itu?”tanya suster Sook Jung.
“Mereka tidak bisa”jawab suster Young Mi.

Di ruang NICU dokter Lee memeriksa bayi Yoon Jin.
Tiba-tiba monitor berbunyi,dokter Lee pun memeriksa denyut jantung yang tertera di monitor , denyut jantung sang bayi pun kembali normal.
“Berapa banyak urin yang dikeluarkan?”tanya dokter Lee.
“10 ml”jawab suster.
“Aku akan melakukan analisis gas darah arteri. Panggil untuk pendukung. Infantogram”ujar dokter Lee. Suster yang menemani dokter Lee pun mengerti.
“Bayi, jadilah kuat”guman dokter Lee seraya tersenyum.

Dokter Seo berjalan di lorong rumah sakit , ia pun melihat Yoon Jin dan ibunya yang sedang bertengkar. Karena Yoon Jin tak mau diajak menemui bayinya.
“Mengapa kau datang ke sini! Aku tidak akan pergi!”seru Yoon Jin.
“Apakah kau akan meninggalkan anak yang kau lahirkan. Apakah kau berpikir keluarga suamimu akan merawatnya”balas ibu Yoon Jin.
“Bahkan jika mereka membuangnya, mereka akan mendirikan semacam fasilitas ata u taktik dengan nama lain sebelum mereka lakukan. Biarkan saja mereka melemparnya keluar!”teriak Yoon Jin. Yoon Jin pun menoleh dilihatnya dokter Seo memandangnya dengan serius. Yoon Jin pun bersiap kembali ke ruangannya tiba-tiba dokter Lee yang baru saja keluar ruangan memanggilnya.

“Yoon Jin-ssi”. “Halo”sapa dokter Lee.
“Kondisi bayi agak stabil sekarang. Dia mengalami kesulitan bernafas setelah lahir, tapi sekarang bernafas terjaga dengan obat-obatan. Dia masih menggunakan alat bantu pernafasan tapi ada nafas spontan juga, jadi jika terus begini kita bisa mengerluarkan dia dari alat bantu pernafasan dalam beberapa hari”lapor dokter Lee. Namun sepertinya Yoon Jin enggan mendengarkannya.
“Karena bayi lahir premature dan telah down syndrome, sulit untuk mengatakan apa-apa dengan pasti, namun dia masih menahannya dengan baik. Kita akan mengetahuinya besok. Dan dia tidak memiliki cacat jantung, namun itu tidak parah, jadi kita tidak perlu untuk mengobatinya sekarang”tambah dokter Lee.
Yoon Jin pun berkomentar,”Apakah anda pikir aku bersyukur?”.
Dokter Lee pun bingung,”Maaf?”.
“Kenapa dia tidak bersyukur sama sekali meskipun aku menyelamatkan bayinya?”jelas Yoon Jin.
Dokter Lee pun paham sekarang.
“Kami tidak melakukan pekerjaan kami untuk mendapatkan ucapan terima kasih dari siapa pun”jawab dokter Lee. Yoon Jin pun hanya bisa menahan kesal.

Dokter Seo kembali ke ruangannya. Tiba-tiba seorang suster melapor bahwa pasien Kim Yoen Hee (pasien yang minta janinnya dites darah itu lho) ada di sana kembali.
“Apa harus saya lakukan?”tanya suster.
“Katakan padanya untuk masuk”jawab dokter Seo.
“Ya”.
Dokter Seo pun teringat kata-kata Yoen Hee yang ingin mempertahan bayinya.

Dokter Seo telah bersiap melakukan tes darah pada sang janin.
Dengan melihat dari layar USG dokter Seo pun menusukkan jarum dari pusar sang pasien. Jarum pun di arahkan ke sang janin untuk diambil darahnya.
Dokter Seo pun menyerahkan jarum suntik yang telah berisi darah pada suster untuk dibawa ke ruang laboratorium.
“Kau lihat sang bayi kan?. Dia baik-baik saja”ujar dokter Seo.
“Itu akan butuh waktu lama?”tanya Yoen Hee.
“Tes lain butuh beberapa hari, tapi tes darah hanya beberapa jam”.
Yeon Hee pun tersenyum, “terima kasih”ucapnya.
“Aku hanya melakukannya karena memberikan kesempatan terakhir untuk bayi”jawab dokter Seo lalu berlalu pergi.

Dokter Seo dan seorang suster yang menemaninya ke ruangan Yoon Jin di rawat namun kamar itu kosong. Dokter Seo pun melihat ke sekeliling namun tak ditemukan tanda-tanda Yoon Jin di sana. Dokter Seo pun bergegas keluar mencarinya.

Di tengah jalan dokter Seo bertemu dokter Lee.
“Pernahkan kau melihat Lee Yoon Jin?”tanya dokter Seo.
“Tidak, belum”.
Dokter Seo pun kembali bergegas mencarinya namun dokter Lee menahannya.
“Dokter Seo”panggil dokter Lee. Dokter Seo pun berhenti.
“Jangan lari”pinta dokter Lee. Lalu dokter lee berbisik di dekat dokter Seo,”ini awal kehamilanmu”.
“Kenapa kau tidak menyebarkannya?”seru dokter Seo lalu bergegas pergi mencari Yoon Jin kembali. Dokter Lee pun mengikutinya.

Ternyata adegan tadi di lihat suster Sook Jung, Young Mi dan dokter Ahn.
Mereka pun bingung dan penasaran.
“Apakah dokter Seo tuli? Kenapa dia berbisik-bisik?”tanya suster Sook Jung.
Dokter Ahn pun memberi tanda pada suster Sook Jung dengan memukul-mukulkan gelas minumannya.

Di atas atap rumah sakit Yoon Jin termenung sendirian. Dokter Seo yang di susul dokter Lee pun tiba di atas atap. Dokter Seo segera menghampiri Yoon Jin.
“Dunia ini begitu kejam, bukan?”ujar Yoon Jin. “Sampai kemarin, aku pasien VIP dan presiden sendiri keluar untuk menyapaku. Lalu bahkan suamiku berkomunikasi melalui proxy”.
“Mari kita pergi ke bawah. Di sini dingin”ajak dokter Seo.

“Kenapa kau menyelamatkannya?”tanya Yoon Jin pada dokter Seo.
“Kenapa kau begitu berusaha keras menyelamatkannya?”ujar Yoon Jin pada dokter Lee.
“Apakah kau tidak mengerti? Tak seorang pun akan datang untuk melihatnya “tambah Yoon Jin.
“Bayi lebih kuat dari ibunya”ucap dokter Lee. “Bayimu berjuang untuk hidupnya sepanjang malam. Dia memiliki cacat jantung, paru-paru belum matang, membuatnya sulit untuk bernafas dan ia bahkan tidak bisa memberitahu kita sakit. Tapi ia tetap selamat. Sekarang bayimu membutuhkan seseorang untuk mengatakan padanya’bagus’, ‘kau sungguh berani’, seseorang yang mendorongnya”ujar dokter Lee.
“Perwakilan itu bisa melakukan itu. Sejak ayah bayi mengirim dia dan semua”jawab Yoon Jin. “Aku akan turun, suamiku mengirim surat cerai aku harus melihatnya”. Yoon Jin pun berjalan pergi.

Dokter Seo menahan Yoon Jin.
“Pergi melihatnya sekali saja”pinta dokter Seo.
“Aku tidak mau”seru Yoon Jin.
“Apakah ada yang memintamu untuk merawatnya. Bayi begulat kematian untuk bertahan hidup. Jadi apa yang salah dengan menunjukkan padanya wajah ibuny sekali?. Kau berpura-pura begitu murah hati pada dunia. Bagaimana kau bisa begitu pelit pada anak sendiri?”cecar dokter Seo.
“Orang-orang memberiku uang dan kehormatan. Apa yang bisa anak berikan padaku?. Rasa bersalah? Sebuah beban? Sebuah usikan hati nurani?”seru Yoon Jin.

Dokter Lee yang diam mendengarkan sedari tadi menjawabnya,”kelegaan”.
“Ketika mereka tidak bisa melihat sesuatu yang buruk, orang membayangkan untuk menjadi jauh lebih buruk daripada itu. Jadi mereka merasa lebih takut saat mereka tidak bisa melihatnya. Tetapi saat kau benar-benar melihatnya. Kekhawatiranmu akan dipotong setengah dan saat kau menghadapi itu, akan dipotong setengah lagi”jelas dokter Lee. Yoon Jin pun berkaca-kaca mendengarkan perkataan dokter Lee.
“Yoon Jin-ssi. Apakah kau tidak penasaran bayimu terlihat seperti siapa?”lanjut dokter Lee. Yoon Jin pun meneteskan air mata.

Di ruangannya dokter Seo membacakan hasil tes pasien Yoen Hee. Yoen Hee pun menunggu dengan harap-harap cemas. Dokter Seo pun tersenyum melihat hasilnya.
“Type O”ujar dokter Seo.
Yoen Hee pun terpana tak percaya. “Benarkah?”. “Oh, dokter, terima kasih! Terima kasih”ucap Yoen Hee.
“Tuhan, Buddha, terima kasih banyak”ucap Yoen Hee bahagia tak terkira.
“Selamat dari lubuk hatiku”ucap dokter Seo.

Sepulang dari rumah sakit Yoen Hee menelepon selingkuhannya agar tak menghubunginya karena Yoen Hee akan mengganti nomor teleponnya dan lagi pula bayi yang dikandungnya anak suaminya. Ia pun ingin mempunyai kehidupan yang baik begitu pula dengan selingkuhannya. Dan menyuruh mereka saling melupakannya karena Yoen Hee. Yoen Hee pun menutup teleponnya bersamaan dengan suaminya yang menghampirinya. Sang suami pun memberikan jus tomat yang di dibawanya. Mereka pun berjalan pulang seraya membahas makanan apa yang diinginkang sang istri, sang suami akan mencarinya walaupun ia harus mencari ke mana pun.

Malam harinya, dokter Lee sudah berada di ruang NICU, ia pun tersenyum melihat bayi Yoon Jin tenang. Dan ternyata Yoon Jin mendatangi ruang NICU walaupun hanya di luar ia memandang inkubator tempat bayinya dirawat. Yoon Jin pun berniat pergi namun tiba-tiba monitor pendeteksi kehidupan bayi berbunyi. Dokter Lee pun segera mengeceknya dan Yoon Jin kembali menoleh ke arah sang bayi. (lagu You’re My Everthing mengalun dengan sedihnya, episode yang penuh air mata *nulis sambil nangis ni, scene yang bisa meneteskan air mata walaupun hanya nulis*).

Dokter Lee terus memeriksa sang bayi, Yoon Jin melihatnya dengan harap-harap cemas. Ia pun berniat pergi namun diurungkannya kembali ia tak tega melihat penderitaan bayinya. Ia pun menoleh kembali sang bayi, sang bayi yang berjuang antara hidup dan mati pun seolah-olah tersenyum membuka matanya, air mata Yoon Jin pun mengalir begitu pula air mataku hikhikhikhikhik. Dan ternyata dokter seo pun datang ke ruang NICU, ia pun melihat Yoon Jin yang memperhatikan bayinya.
Dokter Lee pun tersenyum karena sang bayi mampu melewati masa kritis, lalu ia menoleh dilihatnya Yoon Jin berada di luar kaca menahan tangis.

Yoon Jin pulang dijemput ibunya, dokter Lee pun mengambil Koran yang memberitakan perceraian mantan penyiar Lee Yoon Jin dengan suami kayanya begitu anak lahir. Di pintu keluar Yoon Jin bertemu dengan dokter Seo, Yoon Jin pun memberi hormat pada dokter Seo, dokter Seo pun tersenyum. Dokter Seo pun menghampiri dokter Lee.
“Apakah kau pikir dia akan kembali? Dia akan datang kembali untuk mengambil bayinya,kan?”tanya dokter Seo.
“Ya. Karena bayi telah mengampuni ibunya”jawab dokter Lee.

Keesokan paginya dokter Seo bersiap ke rumah sakit mengendarai mobilnya.
Tiba-tiba dokter Ahn menyapanya.
“Kepala, anda tinggal di sini?”sapa dokter Ahn.
“Halo”sapa dokter Seo yang dibalas dokter Lee.
“Wah, dinginnya. Selamat pagi”sapa dokter Wang yang juga datang tiba-tiba.
Dokter Seo pun agak terkejut.
“Kenapa kau begitu terkejut?”tanya dokter Wang. “oh, kau tidak tahu? Rumah sakit mengembangkan seluruh kompleks. Mereka mungkin memblokir kita bersama untuk membuat perawatan lebih mudah. Itu rumahku”lanjut dokter Wang.
“Dan ini rumahku”tambah dokter Ahn seraya menunjuk ke arah rumahnya.
“Sampai bertemu di rumah sakit”ucap dokter Wang pamit, yang diiyakan dokter Seo.
Begitu pula dokter Ahn juga pamit pada dokter Lee lalu dokter Seo dan menyusul dokter Wang.

Dokter Lee pun menghampiri dokter Seo.
“Aku pikir aku sudah sering berlari ke arahmu. Jadi ada alasan?”ujar dokter Seo lalu masuk ke dalam mobil. (karena dokter Seo sering lari-lari kalau bertemu dokter Lee jadi dia mau naik mobil hahaha). Dokter Lee pun mengetuk kaca mobil dan dokter Seo pun membukanya.
“Bagaimana perasaanmu?”tanya dokter Lee.
“Kau seorang yang terlalu peduli pada orang lain”.
“Huh..ya…itu kepribadianku”jawab dokter Lee. Sepertinya dokter Seo merasa tak enak dengan sikap dokter Lee.
“Aku berharap jika kau berhenti”ucap dokter Seo.
“Ah, ya…”.
“Ini akan sangat baik jika kau tidak membuat keributan, kehamilanku sebagai rahasia besar. Aku akan mempercayaimu”lanjut dokter Seo lalu segera berlalu tanpa menawarkan tumpangan pada dokter Lee hahaha.
“Repotnya”guman dokter Lee.

Asisten direktur, chief Oh Jae Ho menjelaskan tempat-tempat mana saja yang akan di renovasi pada kepala suster Sook Jung dan beberapa stafnya.
“Kepala, mari kita mengambil suara”enterupsi suster Sook Jung yang diiyakan salah seorang pegawai pelaksana renovasi.
“Haruskah itu?”tanya chief Oh Jae Ho. Yang diiyakan suster Sook Jung dan yang lainnya.
Salah seorang pegawai renovasi pun mulai melakukan vote, ia pun menyarankan tempat mana bagus. Suster Sook Jung dan 2 suster stafnya pun mengangkat tangan. Pegawai renovasi pun memutuskan itu sebagai pemenang suara terbanyak.
Chief Oh Jae Ho tak terima.
“Ini tidak sopan untuk mengabaikan pendapat minoritas. Mengapa kau pikir itu tidak baik di sini?”tanya chief Jae Ho.
“Karena itu di samping tong sampah”jawab suster Young Mi. chief Jae Ho dan para pegawai renovasi pun menoleh ke arah tempat yang ada tong sampahnya itu.
“Oh ada tempat sampah di sini bisa… itu tidak baik”pikir chief Jae Ho.
Pegawai renovasi yang sepertinya kepalanya menyuruh barang yang mau dipasang dibawa keluar.
“Konsultasikan dengan rekan kerja dulu baru silahkan hubungi kami. Jika anda terus menunda bagaimana bisa saya melukan pekerjaan saya yang lain”serunya.
“Tapi ada tempat sampah bisa ada….”jawab seru chief Jae Ho namun menghentikan kata-katanya karena melihat dokter Lee lewat.
“Ohhh…Mr. Lee!”.
“Eh, ya” lalu dokter Lee menghampir mereka.
“Apakah kau tahu di mana kita dapat menempatkan sebuah dispenser air?”tanya chief Jae Ho. Oh yang mau dipasang dispenser ai ta, lha kalau di dekat tong sampah mah siapa yang mau minum hahaha. Suster Sook Jung yang sudah malas berdebat bergegas pergi bersama suster Young Mi.
“Ya..karena dalam tempat kerja adalah suatu keharusan…”.

Suster Sook Jung pun ngedumel di perjalanannya bersama suster Young Mi.
“Mengapa kau harus membawa sampai itu. Apakah kau ada perdagangan kecerdasanmu dengan permen?. Dr. Lee membuatku menaiki dinding, mengapa dia akan menunjukkan arahnya”guman suster Sook Jung.

Dr. Lee pun berusaha menjelaskan letak dispenser yang bagus sesuai dengan arah mata angin. Tiba-tiba dokter Wang memanggilnya untuk ke konferensi.
Dokter lee pun mengiyakan lalu menyusul dokter Wang smeentara chief Jae Ho masih bingung di mana dispenser harus diletakkan.

Dokter Seo turun menuruni eskalator dilihatnya Seo Jin telah menunggunya.
Karena Seo Jin nampak tak menyari kedatangan dokter Seo, dokter Seo pun berjalan melewatinya. Namun dengan segera Seo Jin berjalan di samping dokter Seo.
“Mari kita makan bersama”ajak Seo Jin. “Apakah istirahat makan siangmu di lantai 12?”
“Aku punya banyak pekerjaan hari ini”jawab dokter Seo.
“Cobalah untuk meluangkan sedikit waktu, mari kita bahas tentang penempatan rumah sakit, tempat ini tidak sesuai denganmu”.
“Aku suka di sini”jawab dokter Seo senang.
“Apa yang kau sukai?”.
“Ubah passwordmu. Berhenti datang ke sini”jawab dokter Seo. Dan ternyata percakapan itu di dengar suster Sook Jung dan Young Mi yang berdiri tak jauh dari mereka. Tapi tiba-tiba direktur rumah sakit datang.

“Apa yang membawamu kemari?”tanya direktur. Dokter Seo dan Seo Jin pun memberi hormat.
“Oh, lama tidak bertemu”sapa Seo Jin.
“Apa yang membawamu kemarin tanpa pemberitahuan?”tanya direktur.
“Oh…aku ingin pergi melihat evaluasi rumah sakit”jawab Seo Jin.
“Menjadi prihatin tentang suatu tempat setelah di angkat ke posisi yang lebih tinggi, kau pasti berubah”ujar direktur. Seo Jin tersenym lalu berkata pada dokter Seo,”lalu, aku akan melihat nanti”. Dokter Seo pun pamit pergi.
“Aku pikir pembangunan berjalan baik, anda ingin menunjukkan sekitarnya”ujar Seo Jin. Direktur pun setuju ia pun memandu Seo Jin melihat-lihat.

“Apakah dia datang benar-benar datang untuk menilai rumah sakit? Dia sudah tahu dia pindah rumah sakit dan datang ke sini”pikir suster Sook Jung.
“Itu benar”jawab suster Young Mi.
“Apakah mereka pacaran?”tanya suster Sook Jung.
“Artinya mereka putus”jawab dokter Wang yang asyik membaca Koran dan ternyata mendengar percakapan kedua suster tersebut.
“Benar, jika mereka putus itu berarti mereka harus pergi keluar”ujar suster Sook Jung yang sudah duduk di samping dokter Ahn yang asyik memperhatikan laptopnya. .
“Kau memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan, dan kau memiliki energi untuk peduli tentang hal-hal seperti itu?”tanya dokter Wang.
“Ini bukan energi tetapi hanya firasat”jawab suster Sook Jung. Eh ternyata dokter Ahn sedang melihat-lihat cincin di internet buat melamar ari kah bwahahaha mimpi di siang bolong*.
Dokter Seo mengajak dokter Ahn pergi ke klinik.
Dokter Ahn pun mengiyakan, ia mengambil catatan yang diulurkan dokter Wang, lalu bergegas menyusul dokter Seo dan sebelumnya menengok layar laptopnya.

Suster Sook Jung pun mengintip layar laptop yang dibuka dokter Ahn tadi dan berkata,”harus memiliki banyak uang”.
“Siapa?”tanya suster Young Mi.
“Dokter Ahn”.
“Dia tidak punya uang”ucap suster Young Mi.
“Kencan?!”pikir suster Sook Jung.
“Tidak”jawab suster Young Mi cepat. Dokter Wang menatap suster Young Mi dengan atatapan aneh.
“Maksudku dokter Ahn. Dia melihat beberapa cincin. Mengapa cincin pasangan begitu mahal? Apakah cinctin kawin atau?”ujar suster Sook Jung. Suster Young Mi pun bergegas ikut melihat layar laptop.
“Ahhhh, itu cantik”guman suster Young Mi.
“Bilang dia berkencan”ucap suster Sook Jung.
“Aku bilang dia tidak….”jawab suster Young Mi.
“Bukan kau, maksudku dokter Ahn”.
“Tapi, yang satu ini cantik, bukan?”ujar suster Young Mi.
Dokter Wang pun tertawa kecil dan melirik ke arah suster Sook Jung.

Konferesi pun dimulai dan di pimpin direktur rumah sakit, direktur memberitahu bahwa ada evaluasi seluruh rumah sakit untuk hari dan besok.
“Tentu saja penting untuk mengungkapkan hasil evaluasi tetapi tidak hanya sekedar untuk evaluasi. Tetapi juga untuk kesejahteraan rumah sakit aku meminta staf untuk sepenuhnya kooperatif ”sahut chief Jae Ho.
“Apakah kau menghafal hak-hak pasien?”tanya Chief Jae Ho pada dokter Ahn.
“Eh..ya. seorang pasien memilik hak untuk…pasien memiliki hak untuk…”jawab dokter Ahn seraya mengingat-ngingat namun hanya berputar-putar.
“Lihatlah ini….bagaimana denganmu?”tanya chief Jae Hoo pada dokter Tae Joon yang duduk di samping dokter Ahn.
“Seorang pasien memiliki hak untuk menerima perhatian dan cinta…Eh tunggu, bukan cinta…”jawab dokter Tae Joon juga tergagap.

“Seorang pasien memiliki hak untuk mendapatkan perhatian dan rasa hormat”jelas chief Jae Hoo. Dokter Ahn dan dokter Tae Joon pun hanya bisa saling pandang.
“Semua pasien memiliki hak untuk menerima perawatan yang tulus dari staf. Semua pasien memiliki hak untuk tahu tentang pengobatan mereka lalu memutuskan sendiri. Semua pasien memilik hak untuk kerahasiannya”tambah chief Jae Hoo. Semua dokter pun mendengarkannya dengan seksama.

“Aku pikir yang terbaik untuk mengubah jadwal kerja anggota staf baru untuk hari itu. Aku merasa sedikit gugup. Hal terbaik untuk mengubah dengan benar?”keluh suster Sook Jung. Namun para suster tak setuju.
“Apakah kau menghafal hak-hak pasien?”tanya suster Sook Jung pada suster Young Mi. Suster Young Mi hanya terdiam.
“Aku tidak akan pergi jika mereka hanya minta untuk mengirimkan perwakilan. Aku dengar mereka hanya memilih secara acak dan memintamu untuk mengatakannya”jelas suster Sook Jung.

Suster Sook Jung mencatat obat-obat yang masuk dan merapikannya. Mereka pun merapikan lorong-lorong rumah sakit dan merapikan tabung pemadam kebakaran.
“Selama terjadi kebakaran, evakuasi dibagi menjadi orang-orang yang sakit kritis, sakit tidak terlalu parah dan pasien yang bisa berjalan. Kita akan bergerak keluar dan mereka bisa berjalan ditemani seorang wali”jelas suster Sook Jung.

Tim pengevalusi di temani Seo Jin telah tiba disambut direktur dan chief Jae Hoo.

Di ruang NICU,bayi yang di gendong suster Young Mi terus saja menangis.
“Bagaimana dengan bayi itu?”tanya dokter Lee yang tiba di ruangan tersebut.
“Dokter, bayi ini”ujar suster Young Mi lalu memasukkan bayi ke dalam inkubator.
“anda harus mengkonfirmasi apakah ia dehidrasi sehingga aku bisa mendapatkan susu formula bayi”lanjut suster Young Mi.
Dokter Lee pun memeriksa sang bayi yang terus menangis.
“Ini bukan dehidrasi”ujar dokter Lee.
“Lalu apa yang bisa kita lakukan? Bayi lapar sehingga menangis”.
“Aku mengatakan untuk tidak memberikan susu formula karena aku takut dia tidak akan mampu mencernanya. Kau tidak perlu memberinya formula dengan botol melainkan menggunakan sendok”jelas dokter Lee.
“Tidak, aku tidak bisa dokter. Entah itu mengkonfirmasi dehidrasi atau meresepkan dekstrosa. Jika bukan 100% dari air susu ibunya bisa menyebabkan aku kehilangan poin prestasi”ujar suster Young Mi.
“Bagaimana dengan buang air keil?”tanya dokter Lee.
“Hanya dalam jumlah kecil. Popok tidak basah bahkan dalam waktu lama.
“Kita tidak harus menahan lapar bayi…”ucap dokter Lee seraya berpikir.
“Meskipun kita tidak bisa memberikan itu, tidak apa-apa jika orang tuanya melakukan itu, kan? Beritahu orang tuanya untuk membeli susu formula bayi. Namun tidak memberinya minum dengan botol tetapi menggunakan sendok dengan jumlah kecil”lanjut dokter Lee.

“Aku tidak bisa memberitahu mereka langsung seperti itu. Mereka hanya membeli dan memberi makan bayi karena kami tidak menyuruh mereka, maka tidak akan menjadi masalah. Apa yang harus aku lakukan dokter? Jika bayi dibiarkan lebih lama lagi maka aku pikir, anda akan mengkonfirmasinya sebagai dehidrasi”ujar suster Young Mi.
“Tidak, bagaimana kita mengatakan bayi kelaparan sebagai dehidrasi?”jawab dokter Lee.
“Baiknya memberinya makan sedikit dekstrosa”lanjut dokter Lee. Suster Young Mi pun mengerti lalu bergegas pergi.
Sepeninggalan suster Young Mi, dokter Lee bercengkrama dengan bayi.
“Apakah kau lapar?”seraya menimang-nimang bayi.


Suster Young Mi memberi minum bayi yang menangis tadi dengan botol (air yang dicampur dengan gula) seraya menimang-nimangnya. Sang bayi pun minum dengan tenang. Tiba-tiba dokter Seo dan suster Sook Jung datang melihat hal tersebut.
“Apakah kau memberinya makan dekstrosa? Kau harus meminta pendestrian untuk melihatnya”ujar dokter Seo.
“Jika kita menunggu nanti bisa di diagnosis sebagai dehidrasi, tetapi bayi sudah tidak sabar. Neonatologis sudah menentukan dekstrosa dan pergi”jawab suster Young Mi.
“Dia bilang bukan susu formula bayi tapi dekstrosa?. Itulah kenapa dia meresepkan dekstrosa”tanya dokter Seo.
“Aku mempunyai anak yang lahir secara caesar. Bekas luka operasi tidak memperbaiki dan rasa sakit terus menerus tetapi ketika mereka membangunkanku setiap 2 jam untuk menyusui, naluri keibuan lupa dan hanya marah”jelas suster Cha Young yang sedang juga berjaga di ruangan itu.
“Tapi kalau itu bukan susu ibu 100% maka poin cela dikurangkan untuk rumah sakit”ujar suster Sook Jung.

“Ini tidak realistis. Kau perlu memberitahu mereka untuk benar-benar pengalaman dalam caesar lalu terbangun setiap 2 jam”jelas suster Cha Young lalu bergegas pergi.
“Ada seorang ibu yang membeli susu bayi dan memberinya makan. Beri dia petunjuk tersebut”anjur dokter Seo.
“Aku bilang padanya, tetapi ibu bayi ini tidak mengerti”jawab suster Young Mi.
“Kasian kau…”desah dokter Seo seraya mengusap-usap kepala bayi.

Di ruang bersalin suster Young Mi menjawab telepon, tiba-tiba suster Sook Jung datang.
“Menjawab telepon dengan baik karena mereka berpura-pura menjadi pasien padahal tim evalusi”seru suster Sook Jung. Selesai menjawab telepon suster Young Mi segera berlari memanggil dokter Ahn di ruang tunggu.

“Dokter, ada pasien pendarahan”lapor suster Young Mi.
Dokter Ahn yang asyik menulis laporan di samping laptopnya segera bergegas.
“Benarkah? Terima kasih”ucapnya seraya berlalu.

Dokter Ahn dan dokter Tae Joon pun menjemput pasien yang datang dengan ambulans. Pasien pun segera di bawa ke ruang operasi.
Persiapan di ruang operasi pun dikakukan.
“Karena dia tiba-tiba akan melahirkan, dia mengalami pendarahan dari rahimnya”lapor dokter Ahn pada tim dokter lainnya.
“Sel darah merah jumlahnya 3,8. Kita perlu melakukan histerektomi darurat”jawab dokter Tae Joon.

Dokter Ahn pun meminta suami menandatangani surat persetujuan.
Namun sang suami tidak mau.
“Bagaimana aku bisa menyetujui ini saat Anda mencoba untuk mengambil rahim keluar”seru sang suami yang ditemani ibu mertuanya.
“Kau harus menandatangani, sehingga kami bisa melakukan operasi”ujar dokter Ahn.
“Apakah mengangkat rahim satu-satunya cara?”tanya ibu pasien.
“Ya”jawab dokter Ahn.
“Apa yang bisa kita lakukan menantu?”tanya ibu pasien pada menantunya.
“Untungnya bayi sehat…meskipun itu seorang perempuan. Tidak ada cara, apa yang bisa kita lakukan?”lanjutnya. Sang suami pun hanya bisa menarik nafas.
“Eh, jika kita tidak segera melakukan operasi, hidupnya akan dalam bahaya”jelas dokter Ahn. Ibu pasien pun terkejut.
“Jangan menakut-nakuti kami”seru sang suami.
“Aku tidak berusaha menakut-nakuti siapapun, ini darurat!”jelas dokter Ahn.
“Aku tidak melihatnya seperti itu”teriak sang suami.

Tiba-tiba mertua pasien, ibu sang suami datang.
“Apa yang terjadi?”tanyanya.
“Mereka tidak bisa menyelamatkan rahim, sehingga mereka ingin mengeluarkannya!”jawab anaknya.
“Ini darurat”tegas dokter Ahn. Ibu sang suami pun tak terima.
“Jika ada sedikit pendarahan kita bisa mencoba itu, tapi putrimu tidak akan ada saat itu”jelas dokter Ahn , anak pasien yang sudah besar pun mendekat ke arah neneknya yang sedari tadi hanya mendengarkan . Ibu sang suami pun mencoba menelepon seseorang namun tak di angkat.
“Nenek aku takut”ucap anak kecil yang lebih besar.
“Ini keponakan putriku. Aku tidak bisa meninggalkan mereka di mana saja, jadi aku membawa mereka bersama, tapi mereka takut”jelas sang nenek, lalu nenek pun menyuruh mereka pergi bermain di dekitar situ.
“Jika kita tidak melakukan operasi sekarang, hidupnya akan dalam bahaya!”seru dokter Ahn, namun ibu sang suami masih tak terima.
“Apakah masuk akal untuk melahirkan seorang gadis lalu mengambil rahimnya. Apakah anda semuanya senang mengeluarkannya?”. Perdebatan ini semakin banyak dilihat pasien lain.


Tiba-tiba dokter Seo datang menghampiri mereka.
“Dokter Jung, apa yang kau lakukan?”.
“Dokter, dia menolak untuk menandatangani karena dia menginginkan anak lagi”jelas dokter Ahn.
“Dokter, aku sudah punya anak perempuan, aku butuh seorang putra”jelas sang suami.
“Idiot, jika kau mengatakan bahwa kau ingin membunuhnya?”seru dokter Seo pada dokter Ahn.
“Anda perlu anak?”tanya dokter Seo pada sang suami.
“Ya, aku perlu untuk menjaga garis keluarga agar tak hilang”.
“Dengarkan baik-baik. Jumlah darah 2,8, bahkan jika kita mengambil rahim, kemungkinan kematian lebih dari 5o %”seru dokter Seo. Para tim evaluasi pun sampai di tempat perdebatan ini.

Dokter Lee dan dokter Wang yang melihatnya penjelasan dokter Seo tersenyum.
“Karena kau tidak menandatangani, waktu yang terbuang dan hidupnya berada dalam bahaya . Jadi tingkat kelangsungan bertahan hidup 20 %. Aku perlu menyelamatkan pasien. Setelah aku menyelamatkannya, bercerai atau mencari pengganti, apapun yang kau lakukan terserah. Bahkan jika kita tidak mengambil rahim ia mungkin mati karena pendarahan. Lalu cara terbaik kau tetap tidak bisa mendapatkan seorang putra”seru dokter Seo. Sang suami pun gelagapan.
Dokter Seo mengambil surat persetujuan dan menyuruh sang suami mendatanganinya. Sang suami pun segera mendatanganinya.
Dan menyerahkan surat persetujuan yang telah ditandatanganinya pada dokter Ahn.
“Jangan melakukan suatu hal bodoh lagi”seru dokter Seo pada dokter Ahn.

Lalu dokter Seo bergegas pergi, begitu pula sebagian pasien yang menonton dokter Ahn pun hanya bisa geleng-geleng kepala hehehe.
“Apakah dia selalu begitu tidak manusiawi? Maksudku kedengarannya seperti itu”keluh sang suami.
“Istriku diambil rahimnya tapi dia mengatakan hal tentang perceraian dan pengganti. Bagaimana mungkin wanita lain begitu keras?”.
“Aku tahu. Bagaimana ia bisa mengatakan hal-hal menakutkan seperti itu? Perceraian?”timpal ibu pasien.
“Aku tidak bisa berkata apa-apa. Aku pikir dia ada benarnya”seru ibu sang suami.
”Mereka pasti harus menyelamatkannya. Jika mereka tidak, kemungkinanan mereka akan mengambil tanggung jawab penuh”guman dokter Wang (karena sudah dapat tanda tangan sang suami).
“Dia agak kuat”timpal dokter lain.
“Ini situasi darurat. Gelar seperti devosi diperlukan”ujar dokter Lee lalu tersenyum tapi tidak dengan Seo Jin, yang mukanya langsung cemberut begitu mendengar kata-kata dokter Lee.

Di ruang obat-obatan suster Young Mi dan Sook Jung sedang menata-nata obat.
“Itu terlalu banyak”keluh suster Young Mi.
“Serius aku belum pernah melihat ‘pertunjukan’ besar seperti itu”balas suster Sook Jung.
“Bagaimana aku bisa percaya orang seperti itu?”.
“Aku takut bagaimana kita harus bekerja dengan dia mulai sekarang”tambah suster Sook Jung.
“Bagaimana dia bisa mengatakan hal seperti itu”seru suster Young Mi dan Sook Jung bersamaan.
“Ahhh….serius”guman suster Sook Jung.
“Tak bisakah kau mendengarkanku? Jangan membuatku takut. Itu kata-kata yang pantas dikatakan untuk seorang suami sementara istrinya sedang sekarat?”tanya suster Young Mi.
“Apakah itu kata yang bisa kau katakan di depan para evaluator rumah sakit? Jika ia bertindak kuat seperti itu point akan berkurang dan kita mendapatkan evalusi rendah”seru suster Sook Jung kesal.

“Lalu gaji kita berkurang dan kita harus datang bekerja 30 menit lebih awal. Siapa yang akan melakukan itu? Hanya tim perawat seperti kita”lanjut suster Sook Jung.
“Pertama….mereka harus menyelamatkan pasien terlebih dahulu”tanggap suster Young Mi.
“Menyelamatkannya….Siapa yang bisa menghentikan mereka? Tetapi mereka harus menyelamatkannya seperti pa yang dikatakan di depan evaluator”seru suster Sook Jung. Suster Sook Jung pun memikirkan hal tersebut.

Di ruang operasi. Dokter Seo dan tim bedah lainnya melakukan operasi pengangkatan rahim pada sang pasien.
“Apakah akan baik-baik saja?”tanya dokter Ahn.
“Siapa yang tahu…dia datang dari jauh dan juga tertunda”jawab dokter Seo.
“Ibu mertuanya tidak terlihat baik. Aku khawatir dia mungkin harus bercerai setelah kita menyelamatkannya”guman dokter Ahn.
“Bahkan jika dia tidak tampak seperti itu dia akan kehilangan sesuatu yang berharga. Dia diperlakukan sebagai mesin bayi dan memiliki anak laki-laki untuk suami”ucap dokter Seo.

“Bagaimana dengan anak-anak?”tanya dokter Ahn.
“Itu hanya nasib mereka”jawab dokter Seo.
“Anda terlalu berlebihan”ujar dokter Ahn.
“Hidup memang seperti itu”.
“Bukankah ini anak pertamanya?”tanya dokter Tae Joon.
“Ini ketiga”jawab dokter Ahn. Dokter Tae Joon pun agak terkejut.
“Ini adalah pernikahan kedua wanita itu. Ketika dia bercerai, mantan suaminya mengasuh anak-anaknya”jelas dokter Ahn.
“Lalu tiba-tiba mantan suaminya mengembalikan anak-anak?”tanya dokter Tae Joon.
“Karena dia menikah lagi”jawab dokter Ahn.”Ah….ibu mertuanya tidak tahu jadi rahasiakan ini ya”.
“Aishh, aku pikir kepalaku akan pecah. Mengapa begitu banyak rahasia”keluh dokter Tae Joon.
Dokter Seo pun menyuruh mereka tenang agar dan fokus pada operasi pengangkatan rahim. Dokter Seo pun memotong rahim lalu bersiap menutupnya. Di luar ternyata Seo Jin memperhatikan jalannya operasi.

Operasi selesai, begitu keluar ruangan dokter Seo diserbu keluarga pasien.
“Bagaimana? Apakah anda akhirnya hanya mengeluarkan rahim?”tanya ibu pasien.
Yng diiyakan dokter Seo.
“Aigoo, betapa mengerikannya!”guman ibu pasien.
“Apakah operasi berjalan dengan baik?”tanya sang suami.
“Untuk saat ini kami mampu menghentikan pendarahan, tetapi kami harus menunggu dan melihat”. Sang suami pun sedikit lega.
“Dia akhirnya tidak bisa melahirkan seorang putra yang orang lain bisa”ujar ibu sang suami.
“Berhenti minum”ujar sang nenek pada anak perempuan kedua pasien.
“Bagaimana dengan ibu?”tanya anak tersebut keceplosan. Sang nenek pun gelagapan.
“Ibu pergi bekerja. Mengapa kau mencarinya di sini?”jawab sang nenek mengalihkan perhatian sang besan. Sang nenek pun mencoba memint softdrink yang diminum sang anak namun anak tersebut menolaknya karena belum habis. Tiba-tiba anak perempuan tertua pasien memukul adiknya, adiknya pun menangis. Sang nenek mencoba menenangkan mereka dengan membelikannya lagi. Eh sang kakak malah membungkam mulut adiknya hehehe. Sang besan yang tak suka keributan pun berniat pulang.
“Apakah kau akan pergi besan?”tanya ibu pasien.
“Apa yang akan aku lakukan di sini?”.
“Apakah kau melahirkan bayi? Apa yang di bawah matamu”seru mertua pasien pada anak laki-lakinya. Sang mertua pun berlalu pergi. Sang nenek yang sudah kesal pun menjitak kepala cucu keduanya. Sang cucu pun menangis. Sang kakak pun segera membungkam mulut sang adik dan menenangkannya.

Sang evaluator berkeliling ruangan rumah sakit bertemu dengan dokter Wang. Mereka pun mencoba bertanya pada dokter Wang.
“Kami punya pertanyaan. Di rumah sakit…”belum selesai mengajukan pertanyaan dokter Wang menjawab bahwa ia sedang sibuk dan bergegas pergi.
Begitu juga dengan dokter Ahn, belum selesai bertanya dokter Wang sudah mendapat telepon panggilan darurat hehehe.

Akhirnya sang evaluator pun bertanya pada dokter Seo yang sedang di ruang tunggu bersalin.
“Kau tahu bagaimana untuk mengevakuasi pasien dalam kasus kebakaran?”.
“Ya, kau membaginya dengan yang sakit kritis, agak sakit, dan pasien yang bisa berjalan. Sakit kritis akan mengungsi ke ruang penyelamatan bersama kami petugas medis. Mereka yang agak sakit akan dievakuasoi dengan tenaga medis atau anggota keluarga. Pasien yang bisa berjalan akan keluar berjalan sendiri dari bahaya”jelas dokter Seo. Suster Sook Jung dan Young Mi yang mendengarnya pun terkagum-kagum dengan jawaban dokter Seo.

Dokter Ahn pun menanyakan pada dokter Sung Mo di mana pasien darurat.
“Wanita hamil di sana”tunjuk dokter Sung Mo. Dokter Ahn pun mengguncapkan terimakasih dan segera menghampiri pasien yang ditemani suaminya.
Sang istri pun berusaha menahan sakit.
“Itu kembar. Tapi dari rumah sakit yang kami kunjungi mengatakan hal itu….apa itu…plasenta..plas…”jelas sang suami bingung menyebutkan namanya.
“Oh, plasenta previa”jawab dokter Ahn.

“Aku membawa laporan medisnya”ujar sang suami seraya menyerahkan hasil medis sebelumnya.
“Mereka mengatakan jika ia merasa sakit menyuruh kami pergi ke rumah sakit besar, jadi itu sebabnya kami datang”jelas sang suami.
Sang suami pun memberi semangat pada itrinya yang sedari tadi menahan sakit.
“Juga, selain kembar salah satunya kecil”lanjut sang suami.
“Ya, ya”jawab dokter Ahn lalu memeriksa perut pasien dengan mencoba menekannya.
“Harap jangan memberikan tekanan dan mencoba menahan rasa sakitnya”ujar dokter Ahn.
“Kami akan melakukan operasi darurat jadi silahkan pergi mendaftar”ujar dokter Ahn pada sang suami, lalu dokter Ahn berlalu pergi seraya menelepon.

Ternyata dokter Ahn menelepon dokter Seo yang sedang istirahat makan. Dokter seo pun mengerti lalu bergegas pergi dengan menyomot ayam lalu melahapnya seraya mengambil sekotak obat sepertinya kapas. Dokter Wang yang melihat dokter Seo terburu-buru puun mengulurkan sebotol softdrink yang diterima dokter Seo. Kasian dokter Seo rempong banget, kalau begini jadi ke ingat Saa, kalau lagi makan terus ada pasien darurat gimana ya.

Hal itu ternyata dilihat suster Sook Jung.
“Kau yakin merawat dirinya?”tannya suster Sook Jung.
“Dia akan kejam saat ia lapar. Aku tidak ingin membuat asisten ahli bedah menderita”jawab dokter Wang lalu bergegas pergi membawa kertas laporan yang diserahkan suster Sook Jung. Suster Sook Jung masih tak percaya dengan jawaban dokter Wang.


Sementara itu pasien yang mengandung anak kembar masuk ke ruang operasi.
Dokter Seo pun membedah perut pasien dan berusaha mengeluarkan sang bayi.
“Apakah dokter anak di sini?”tanya dokter Seo.
“Ya, mereka di sini”. Dokter Seo pun berhasil mengeluarkan seorang bayi.
“Jam 3.45 sore . Anda memiliki seorang putra”seru suster Young Mi. Dokter Ahn pun memutuskan tali pusar lalu bayi diserahkan pada suster Young Mi. Dokter Seo pun berusaha mengeluarkan seoarang bayi lagi, begitu terkejutnya dokter Seo dan dokter lain saat melihat bayi tersebut berukuran lebih kecil dan buruk rupa. Mereka pun saling pandang cukup lama. Dokter Ahn pun segera memutus tali pusar dan dokter Seo membawanya sendiri ke boks bayi di sampingnya. Suster Young Mi pun terkejut.
“Diamlah”ucap dokter Seo.
“Apa yang salah?”tanya pasien. (ehh kok nggak dibius ya?).
“Tidak ada. Hanya saja bayi tidak menangis”jawab dokter Seo menenangkan. Dokter Seo pun meminta dihubungkan ke bagian NICU, staf NICU segera menelepon ke bagian NICU dan meminta kepala NICU, dokter Lee ke ruang operasi.


Suster Young Mi bingung harus berbuat apa pada sang bayi, dokter Seo pun menyarankan agar sang bayi di dekatkan ke ibunya. Suster Young Mi pun membawa bayi pertama yang sehat ke hadapan pasien.
“Bagaiman dengan bayi yang lain? Apakah terjadi sesuatu padanya?”tanya pasien. Suster Young Mi pun tak dapat menjawabnya.
“Dokter NICU akan mengambil dan melihatnya. Kami akan membawanya pada anda setelah itu, jadi jangan khawatir”ujar dokter Seo menenangkan.
Dokter Lee pun tiba, ia pun sedikit terkejut begitu melihat kondisi bayi kedua. Dokter Lee dan dokter Seo pun saling melirik.

Anak kedua pasien pun telah di bawa ke ruang NICu dan dimasukkan ke inkubator.
“Kecil sekali….pernakah anda melihat anak seperti itu?”tanya seorang suster.
“Hanya dalam buku pelajaran”jawab dokter Lee sedih.
“Apakah dapat diobati, dokter?”. Dokter Lee pun hanya menggelengkan kepala.
“Kepala Lee, operasi obstetrik berakhir”lapor seorang dokter.
“Katakan pada mereka aku akan segera ke sana”. Tanpa mereka ketahui tim evaluator melihat dari kaca.


Di ruangannya dokter Seo termenung.
Dokter Lee yang melihatnya pun masuk membawakan segelas minuman (oughhh orrabuni perhatian deh bwahaha).
“Ini akan menenangkan sarafmu”ucapnya. Dokter Seo pun mengangguk.
“Bagaimana dengan bayinya?”tanya dokter Seo.
“Aku melakukan prosedur darurat yang di perlukan, tapi perawat takut padanya”jawab dokter Lee.
“Kau sangat terkejut, bukan?”.
“Sedikit”.
“Aku belum pernah melihat kasus seperti….”ucap dokter Lee terputus karena mendengar pintu ruangan diketuk. Ternyata suami pasien ingin menemui dokter Seo.


“Apakah semua baik-baik saja? Bagaimana dengan bayinya?”tanya suami pasien.
Dokter Seo pun hanya tersenyum.
“Oh….salah satu dari mereka begitu kecil…”ujar suami pasien.
“Ibunya baik-baik saja”jelas dokter Seo.
“Terima kasih. Lalu bayinya?”. Dokter Seo pun menoleh ke arah dokter Lee.
“Dokter anak di sini akan menjelaskan padamu”.
“Aku Lee Sang Sik, kepala pediatrics”.
“Aku akan menjelaskan suatu hal padamu. Anak pertama sehat,saat ini lahir dengan berat 2kg tidak menjadi masalah”jelas dokter Lee. Suami pasien pun senang dan mengucapkan terima kasih.
Dokter Lee pun berat hati menjelaskan perihal anak kedua.
“Tapi…bayi kedua dalam kondisi yang serius?”ujar dokter Lee akhirnya.
“Apakah begitu serius?”. Dokter Lee pun terdiam.
“Apakah dia hidup?”.
“Ya”jawab dokter Lee.

Dokter Lee mengajak suami pasien menemui anak keduanya.
Dokter Lee pun menunjukkan bayi keduanya yang berada di dalam inkubator. Ayah sang bayi pun terkejut. Dilihatnya bayi mungilnya dengan kulit bersisik seperti luka-luka. Air mataku pun mulai mengalir, benar-benar episode yang nmenguras air mata.
“Apakah ini…benar-benar anakku?”tanya ayah bayi lirih.
“Ya”. Ayah sang bayi pun menahan kesedihannya.
“Penyakit ini di sebut ichtyosis. Ichtyosis berarti bahwa kulit tidak dapat berfungsi dengan baik dan sangat rentan terhadap bakteri. Ada beberapa jenis yang berbeda dari penyakit ini, tetapi dalam kasus anak ini….itu dalam kondisi kritis”jelas dokter Lee.
“Apakah dia harus hidup seperti ini selamanya?”tanya ayah bayi.
“Ya, selamanya”.
“Aku belum pernah melihat orang seperti ini dalam hidupku”ucap ayah sang ayah bayi tak kuasa menahan air mata.
“Dia akan hidup seperti itu selamanya?”.
“Ini untuk selamanya”jawab dokter Lee dengan berat hati.
“Namun, selamanya paling lama 2 bulan”lanjutnya. Ayah bayi pun mulai menangis.


Anak pertama pasien dibawa menemui ibunya.
Dokter Seo dan dokter Ahn datang, dokter Seo memeriksa pasien dengan cara menekan perut sang pasie. Pasien pun merasa kesakitan.
“Um….bagaimana dengan bayi kedua?”tanya sang pasien.
“Kenapa kau tidak mau memberitahu apa-apa?”.
Dokter Seo pun menoleh kea rah sang suami, sang suami dengan berat hati menggelengkan kepalanya.
“Kondisinya tidak cukup stabil. Dia belum cukup baik untuk melihat ibunya”jawab dokter Seo.
“Lalu..aku bisa pergi menemuinya?. Apakah aku tidak diizinkan untuk mengunjunginya? Aku merasa akan baik-baik saja”ujar pasien.
“Bayi masih memiliki waktu yang sangat sulit. Sayatan terasa baik-baik saja, kan?”tanya dokter Seo mengalihkan pembicaraan.
“Sakitku tak peduli dibandingkan dengan rasa sakit tidak bisa melihat bayiku”.
“Suamimu akan melihat bayimu, sehingga kau bisa berkonsentrasi pada pemulihanmu”ujar dokter Seo. Sang suami pun tersenyum mengangguk pada istrinya.

Di kantin rumah sakit, dokter Seo mengambil makanan dan duduk di meja, dokter Lee yang juga bersiap makan pergi duduk di depan dokter Seo.
Dokter Seo pun cuek dan melanjutkan makannya.
“Bagaimana dengan ibunya?”tanya dokter Lee.
“Dia ingin melihat bayi kedua. Dia mungkin akan pergi ke NICU”jawab dokter Seo.
“Jika dia datang berkunjung, aku tidak tahu apa yang akan kulakukan, apa yang akan aku katakana. Kita harus menceritakan sedikit tentang hal itu sebelumnya”ujar dokter Lee.
“Apa yang harus kita lakukan?”tanyanya.
“Aku akan melakukannya”jawab dokter Seo.
“Apakah mualmu sudah lebih baik?”tanya dokter Lee.
“Terima kasih”. (karena berkat jarum akupuntur dokter Lee yang dilift sudah nggak lagi hehehe).
“Siapa yang mual?”tanya dokter Wang yang tiba-tiba menghampiri mereka dan duduk di samping dokter Seo. Dokter Seo dan dokter Lee pun hanya terdiam dan saling pandang.
“Kita memiliki pesta selamat datang, kau ada waktu kan?”tanya dokter Wang.
“Pesta menyambut siapa?”tanya dokter Seo balik.
“Kau”.
“Mengapa kau mengatur pesat selamat datangku tanpa bertanya?”.
Dokter Lee pun tersenyum.
“Aku bertanya padamu sekarang”ujar dokter Wang.
“Ya”angguk dokter Seo seraya meneruskan makannya.
“Kau begitu kasar…berhati dingin, caramu berbicara tak berubah sama sekali”keluh dokter Wang. Dokter Lee pun tersenyum mendengarnya.
“Kami saling mengenal dengan baik sehingga aku tahu ia memiliki tanda lahir berbentuk segitiga di punggungnya”tukas dokter Wang.
“Jika kau mengatakan mengenai tanda itu sekali lagi…”ancam dokter Seo.
“Lalu,…kau tahu itu karena pergi ke kolam renang yang sama?”tanya dokter Lee.
Dokter Wang dan dokter Seo pun kaget lalu memandang dokter Lee.
“Buka, bukan…kami pergi ke sekolah mulai dari TK, SD dan sekolah tinggi yang sama”jelas dokter Wang. Dokter Lee pun tertawa kecil.
“Aku tahu”ucapnya.
“Semua kenangan kembali lagi”guman dokter Wang.
“Kenangan pantatku”sahut dokter Seo cuek dan tetap asyik lahap makan.
“Penyelamatan heroic seorang anak yang dipukuli penganggu dan menangis…”ujar dokter Wang.
“Kau pikir itu sesuatu yang bisa dibualkan?. Jika kau memintaku untuk campur tangan dalam kecelakaanmu di sini. Aku akan mengakhiri persahabatan kita”ancam dokter Seo.
“Sebagian besar….dia menyelamatkanku”ucap dokter Wang pada dokter Lee. Dokter Lee pun tak kuasa menahan tawanya.
Tiba-tiba dokter Seo mendapat telepon, lalu segera bergegas pergi membawa bekas makanannya.
“Jangan lari”seru dokter Lee.


Dokter Seo pun bergegas lari menemui pasien yang diangkat rahimnya.
“Tekanan darahnya terus menurun”lapor dokter Ahn yang masih memeriksa kondisi pasien. Dokter Seo pun menyuruh dokter Ahn meminta dopamine (?) sampai 30 mg di departemen obat, dokter Ahn pun mengerti.
“Di mana keluarganya?”tanya dokter Seo.

Keluarga pasien pun telah berkumpul, ibu pasien, suami dan kedua anak pasien.
Mereka pun meratapi nasib pasien.
“Dokter, tolong selamatkan dia”pinta suami pasien.
“Aku tidak peduli jika ia tidak memiliki rahim atau jika dia tidak bisa punya anak jadi tolong selamatkan dia saja”. Dokter Seo masih terdiam.
“Apakah ini salahku?”tanya suami pasien.
“Kalau saja aku tidak menunda operasi…dia seperti ini karena aku menundanya?”.
“Ya, itulah salah satu alasannya. Dia mungkin tidak bisa bertahan sampai hari ini”jawab dokter Seo. Suami dan ibu pasien pun terkejut dan saling pandang, dokter Seo dan dokter Ahn tampak tak bisa berbuat apa-apa.
“Ibu!ibu, kau tidur?”tanya anak kedua pasien.
“Kasihan, bagaimana kau bisa mati dengan meninggalkan anak-anak?”keluh ibu pasien.

“Ibu…ibu…”panggil anak pertama pasien.
“Apa maksudmu, ‘ibu’?”tanya mertua pasien yang tiba-tiba datang.
Mereka semua pun terkejut dan mennoleh ke arah sumber suara.
“Apa maksudmu, ‘ibu’. Siapa ibumu?”tanyanya lagi.
“Bukan ibu, tapi bibi…”jawab anak pertama pasien.
“Dia ibu kami”seru anak kedua pasien. Anak pertama pasien pun segera membungkam mulut adiknya.
Suami pasien dan ibu pasien hanya pasrah.
“Apakah kau tidak ingin menjelaskan hal ini padaku?”seru mertua pasien pada anak laki-lakinya. Suami pasien pun segera mengajak ibunya berbicara di luar.
Namun ibunya tak mau.
“Hei, siapa yang kau sebut ibu?”tanya mertua pasien.
Anak kedua pasien pun menunjuk pasien yang pingsan di ranjangnya.

Di luar ruangan, mertua pasien marah-marah tak terima dan mengatai pasien sebagai gadis miskin.
“Itu sedikit berlebihan, mengatainya gadis miskin”ujar adik pasien.
“Berlebihan? Meminta-minta pada orang di jalanan, berlebihan? Dia punya dua anak, tapi pura-pura perawan dan menyambar anakku. Bukankah itu penipuan”seru mertua pasie. Keributan pun menjadi tontonan pengunjung rumah sakit. Dokter Seo dan dokter Ahn hanya bisa melihat.
“Sebenarnya dia tahu”balas adik pasien.

“Apa? Apakah itu benar?”tanyanya pada anak laki-lakinya.
“Ibu”ucap suami pasien, ibunya pun tak terima ia pun memukul dan memaki anaknya.
Kedua anak pasien yang melihat keluarga mereka bertengkar pun takut.
Ayah mertua pasien pun berusaha menenangkan istrinya. Tim evaluator dan dokter Lee pun sampai di tempat kerumunan.
“Kau tenang! Aku merawat putra berhargaku untuk menjadi orang baik dan ternyata istrinya janda yang telah bercerai dengan dua anak. Bagaimana aku bisa tenang”.
“Lalu aku punya beberapa hal yang perlu dikatakan juga, aku terlalu lama diam”ujar ibu pasien.
“Hal ini tidak beralasan”.
“Apa katamu”. Ibu dan ibu mertua pasien pun saling bersitegang.

“Apakah kau pikir anakku dari awal menyembunyikan statusnya yang sudah bercerai? Aku menceritakan semuanya dan menentang pernikahan, tetapi dia berpegang teguh. Itulah sebabnya mereka menikah. Dia di tentang keluarga biasa kami dan kau mengejeknya. Tapi sekarang…dia pingsan saat melahirkan, kehilangan rahimnya…dia akan mati. Ketika dia mati, tidak peduli apa yang dia lakukan… kau tidak seharusnya seperti ini”cerocos ibu pasien. Kedua anak pasien mulai ketakutan terutama anak keduanya.
“Kau telah membuat putraku yang sangat berharga sebagai seorang duda dengan beberapa anak. Apakah kau bangga akan hal itu”balas mertua pasien.
“Dia mengalami pendarahan hebat dan perlu mengeluarkan rahimnya, tetapi kau ingin dia memiliki anak laki-laki. Itulah kenapa persetujuan itu tertunda dan mengapa dia dalam keadaan itu sekarang”seru ibu pasien.


Anak kedua pasien pun mulai menangis.
“Bukankah begitu, dokter. Dan bahkan sebelum ia pergi ke operasi, kau mempermasalahkan ibu pengganti”lanjut ibu pasien. Pembicaraan sengit pun terus terjadi. Dokter Lee yang melihat anak kedua pasien yang terus menangis dan ketakutan segera menghampirinya. Dokter Lee pun berpesan pada suster bahwa ia membawa anak-anak dan menyampaikannya nanti pada mereka.
Dokter Lee pun menggendong anak kedua pasien dan menuntun anak kedua pasien. Dokter Seo pun melihatnya dari jauh.

Dokter Lee mengajak kedua anak perempuan pasien ke ruangannya. Dokter Lee pun mmeberinya permen, sejenak mereka asyik bermain bersama dokter Lee dan melupakan pertengkaran nenek mereka.
“Aku akan menunjukkan sesuatu yang sangat ok. Lihat”ucap dokter Lee lalu membuka layar komputernya dan memperlihatkan gambar awan.
“Apa yang terlihat?”tanya dokter Lee.
“Ikan sisik”jawab anak tertua.
“Benar. Ini adalah ikan sisik awan. Mereka muncul sebelum hujan turun”ucap dokter Lee.
“Itu keren”ucap anak kedua.
“Itu keren bukan, bagaimana dengan angka 7? Apa yang kau pikirkan dengan itu?”tanya dokter Lee pada anak-anak. Tanpa mereka ketahu tim evaluasi melihatnya.
“Es krim. Aku ingin mangambil sendok dan memakannya”ujar anak kedua.
“Awan? Kau ingin meraup dan makan awan?”ledek dokter Lee seraya mengusap-usap kepala anak kedua pasien. Anak kedua pasien pun tertawa senang.
Tim evalusi pun tersenyum melihatnya.

Kedua anak perempuan tadi tertidur pulas di ranjang.
“Terima kasih, dokter”ucap sang nenek.
“Mereka sudah melalui begitu banyak hal”ucap dokter Lee.
“Aku membawa mereka karena aku takut mmereka akan terluka karena tidak di samping saat kematian ibu mereka. Ketika aku berpikir tentang bagaimana mereka sudah menyelinap dan tidak memanggil ibu mereka ‘ibu’ hatiku terasa terbakar”ujar sang nenek lalu menangis. Dokter Lee pun merasa prihatin. Anak kedua pasien pun mengigau memanggil ibunya.

Di lorong rumah sakit suster Young Mi menerima sms dari seseorang yang mengajaknya bertemu di tangga. Dengan berhati-hati suster Young Mi pergi menuju tangga. Tiba-tiba dokter Ahn menarik tangan suster Young Mi, huhuhu ternyata Joong Ki ah mojok ama suster Young Mi bwahaha.
“Ah, kau membuatku takut”ujar suster Young Mi. Dokter Ahn pun melepaskan pegangan tangannya.
“Bagaimana jika seseorang melihatnya”ucap suster Young Mi malu.
‘Tidak apa-apa. Tidak ada yang yang muncul di sini. Ada sesuatu yang ingin aku katakan”.
“Apa itu?”tanya suster Young Mi.
“Aku pikir kita perlu membatalkan rencana malam ini. Aku tidak enak badan”.
“Oh, tidak apa yang harus kita lakukan…”guman suster Young Mi lalu memeriksa kening dokter Ahn. (malas banget nulisnya hahaha). Tiba-tiba dokter Wang datang menuruni tangga, dengan cepat suster Young Mi pun melepaskan tangannya. Syukurin bwahahaha. Dokter Ahn pun langsung berpura-pura mencari sesuatu.
“Apa yang kalian berdua lakukan di sini?”tanya dokter Wang.
“Yah…aku hanya….naik turun tangga karena lift terlalu lama”jawab suster Young Mi gelagapan.
“Ya, aku hanya ingin menelepon…mana ponselku”jawab dokter Ahn seraya berpura-pura mencari Hpnya.
“Tidak ada yang akan makan hidup-hidup untuk kencan di sini”ledek dokter Wang.
“Kau tahu di mana acara penyambutan dokter Seo kan?”lanjut dokter Wang.

Dokter Wang dan suster Young Mi pun serempak menjawab ya. Dokter Wang tersenyum lalu bergegas pergi.
Tiba-tiba suster Young Mi mendapat telepon. Sebelum pergi suster Young Mi bertanya pada dokter Ah apakah ia akan datang ke acara pesta selamat datang dokter Seo. Belum sempat menjawab suster Young Mi bergegas pergi, dokter Ahn pun nampak berpikir.


Di depan ruang NICU, pasien yang melahirkan kembar berniat menemui anak keduanya namun dokter Lee tidak memperbolehkannya.
“Aku belum melihat bayiku sama sekali. Tidak apa-apa kalau dia cacat. Aku tidak peduli walau dia tidak punya lengan atau kaki. Ini adalah jam berkunjung, aku khusus datang selama berjam-jam”keluh sang pasien.
“Mengapa….mengapa kau terus menghindariku?”tanya sang pasien pada dokter Seo yang sudah di dekat mereka. Dokter Seo pun masih terdiam.
“Kenapa kau tidak mau memberitahu apa-apa? Anda mengatakan bayiku masih hidup. Dokter, aku ibunya… mengapa kau tidak membiarkan aku melihatnya? Kau bilang aku bisa menemuinya setelah aku sembuh. Tidak masalah jika dia tidak memiliki kaki. Aku dapat membesarkannya dengan benar”lanjut pasien.
Tim evalusi pun memperhatikan percakapan mereka.
“Apakah ia memiliki down syndrome, atau?. Apa pentingnya itu…dia punya kakak”ucap sang pasien. Suami pasien pun datang dan mencoba menenangkan istrinya dan mengajaknya pergi, namun sang istri tidak mau pergi.


“Ibu, maafkan aku”ucap dokter Lee dengan berat hati.
“Bayi itu berlangsung dengan damai, kami mencoba yang terbaik tetapi kondisinya sangat buruk..maafkan aku”lanjut dokter Lee.
Sang pasien pun tak kuasa menahan kesedihannya, dokter Seo pun ikut membantu menahan pasien.
“Tenang, kau harus kuat untuk melihat bayimu”ujar dokter Seo.
“Aku ingin melihat bayiku…aku tidak pernah memeluknya saat ia masih hidup. Aku ingin menahannya pada perjalannya yang terakhir…setidaknya aku ingin memakaikan pakaian untuknya”pinta sang pasien seraya menahan kesedihannya.
“Biarkan aku melihatnya, dokter biarkan aku melihatnya. Biarkan aku melihatnya”pinta sang pasien pada dokter Seo. Suami pasien pun segera menenangkan istrinya dengan memeluknya.

“Dia meningal dalam pelukanku. Damai, tanpa rasa sakit…dia pergi seperti itu”ucap sang suami. Pasien pun menangis sesegukan. Dokter Seo pun tak kuasa menahan air matanya, begitu pula sang penulis bener-bener episode menguras air mata, kkalau nonton jangan lupa sedia tissue sekotak huhuhu.
“Aku mendekap bayi kita dengan erat saat ia pergi, jadi…”lanjut suami pasien. Pasien pun menangis sesegukan.
“Dia pasti sangat takut, sayang…dia pasti begitu takut untuk pergi sendirian. Bahkan aku tidak bisa memberinya topi ini…”ujar pasien seraya terus menangis dalam dekapan suaminya.

Dokter Lee, dokter Seo dan suami pasien menemui bayi kedua di ruang NICU.
“Aku tahu kejam, bahkan jika dia merawatnya ia tak akan hidup, dia hanya akan terluka. Traumanya akan bertahan lebih lama. Aku hanya akan memberitahu bahwa ia meninggal dan aku akan kadang-kadang datang menemuinya”jelas suami pasien seraya menahan tangisnya.
“Sebagai gantinya, silahkan lakukan yang terbaik untuknya. Bayi ini…bayi ini lahir hidup, juga. Dokter, tolong selamatkan bayiku sekali lagi, dokter. Tolong selamatkan”mohon suami pasien seraya berlutut dan menangis.
“Aku tidak akan meminta anda berhenti merawatnya, tolong lakukan yang terbaik untuk merawatnya dan pastikan bahwa dia tak menderita. Dia pasti merasakan sakit. Dia pasti kesakitan”.

Suami pasien pun berusaha bangkit.
“Maafkan aku,aku tidak bisa sering datang menemuinya, tapi aku akan menjenguknya saat aku di sini. Terima kasih untuk menjaga rahasia ini dari istriku”ucap suami pasien lalu bersiap pergi namun menghentikan langkahnya.
“Um..topi ini, bisahkan aku meletak ini untuknya?”tanya suami pasien seraya menyerahkan topi bayi pada dokter Lee.
“Aku tidak bisa memberikannya sekarang , untuk sekarang…. Aku akan menaruhnya di sini”jawab dokter Lee seraya menaruh topi bayi tersebut di atas incubator tepat di kepala bayi.
“Ayah akan pergi sekarang”ucap ayah sang bayi lalu melangkah pergi.
Di ruangan tersebut tinggallah dokter Lee dan dokter Seo.
“Aku tidak yakin apa yang akan dipilih bayi. Kelahirannya tak akan pernah terdaftar, dan dia tak akan pernah memiliki nama. Dia akan disebut ‘bayi jadi-jadian’, anak seperti apa dia, mirip siapa, ibunya tak akan pernah ingat. Keberadaannya harus menjadi rahasia. Dia akan tetap sebagai sesuatu yang mematahkan hati orang-orang”ucap dokter Seo dalam hati seraya mengelus-ngelus topi di atas incubator sang bayi seraya menahan tangis.
Tidak ada yang lahir hanya untuk menghancurkan hati orang, bayi yang tidak mendapatkan perhatian, ini ibu dan ayah yang akan memberi perhatian”ucap dokter Lee dalam hati.

Tim evaluasi pun selesai menjalankan tugasnya. Direktur rumah sakit dan Seo Jin mengantar kepergian mereka. Saat menuruni escalator Seo Jin melihat dokter Seo berusaha menahan rasa sakit perutnya. Selesai mengantar kepergian tim evaluasi Seo Jin bergegas menyusul dokter Seo. Lagu sedih kedua setelah You’re My Everything mengalun, mianhe judulnya nggak hafal hahaha.
Seo Jin pun melihat ke sekeliling mencari dokter Seo, di seberang di lihatnya dokter Seo berjalan biasa, ia pun mengawasinya. Namun tiba-tiba dokter Seo kembali menahan rasa sakit perutnya.

Dokter Lee yang melihat dokter Seo kesakitan pun segera menghampirinya.
“Apakah kau baik-baik saja?”tanya dokter Lee.
“Mari kita pergi ke kebidanan. Dokter mana yang kau inginkan”ajak dokter Lee.
“Aku tidak bisa”tolak dokter Seo.
“Jangan seperti itu, ayolah”ajak dokter Lee seraya menuntun dokter Seo.
Seo Jin yang melihatnya pun segera menyusul mereka.

Di jalan Seo Jin dan dokter Seo yang digandeng dokter Lee berjalan berpapasan namun dokter Seo dan Seo Jin tak saling sapa, dokter Seo pun cuek. Dokter Lee pun membawa dokter Seo masuk ke ruang kebidanan, sebelum masuk dokter Lee sempat memperhatikan Seo Jin sesaat.

to be continued
Membantu pasien yang melahirkan di supermarket ^_<

Note : mianhe episode agak molor lagi banyak yang dikerjain hehehe, episode ini banyak banget pelajaran yang dapat di ambil dan memang sudah sepantasnya surga di telapak kaki ibu, dan ini episode yang penuh berlinang air mata, ok happy reading see you next week ^_<