[Sinopsis K-Drama] History of The Salaryman Episode 6

Jangan buang-buang makanan ya 😛

[Salaryman Episode 6]

Yoo Bang langsung merangkul lengan Han Shin, mulanya Han Shin heran siapa dia? Saat Yoo Bang mmbuka wig dan kaca matanya barulah Han Shin tahu dan kaget bukan main, dia langsung mendorong Yoo Bang lalu lari. Adegan kejar-kejaran pun terjadi.

Han Shin yang akhirnya tertangkap oleh Yoo Bang, pura-pura tak mengenali Yoo Bang, dan Yoo Bang pun kesal setengah mati.
“Orang asing? Siapa dalang dibalik semua ini?Hah?”. Yoo Bang mulai memukuli Han Shin, dan memintanya ke kantor polisi untuk membersihakan namanya.
Han Shin justru menolak karena tak ada bukti yang kuat dirinya terlibat. “Aku tidak tahu dirimu, hari ini pertama kali kita bertemu!”
Sialnya 2 orang polisi lewat, kesempatan ini digunakan Han Shin untuk berteriak Yoo Bang adalah pembunuh, Yoo Bang mau tak mau langsung kabur.

Di pinggir Sungai Han, Yoo Bang berteriak merasa marah bercampur geram, air matapun tak kuasa terbendung tentunya merenungi nasibnya kini. Melihat sepatu pemberian ayahnya yang kini kotor, mengingat saat pemakaman ayahnya, ibu Yoo Bang memberikan sepatu titipan ayahnya. Jangan menjadi orang bodoh seperti diriku, masuklah ke perusahan besar di Korea.
“Maafkan aku ayah, ini karena aku bodoh”

Keadaan Yeo Chi tak kalah menyedihkanya, dia terpaksa harus tidur di emperan jalan, beralaskan kardus dan berselimutkan koran. Bahkan seorang memberikannya uang layaknya Yeo Chi pengemis. Yoo Bang datang membawakan dia makanan. Yeo Chi langsung kegirangan.

Dengan lahapnya Yeo Chi makan selagi panas, Yoo Bang mendadak meminta Yeo Chi untuk pulang ke kakeknya.
“Kau ini membuat nafsu makanku hilang”
“Pulanglah, maka penderitaanmu akan berakhir. Kau tak perlu sengsara begini, kalau
kau kembali, Presiden pasti akan berbuat sesuatu untukmu”
Mereka pun bertengkar. Yoo Bang pun menganggap Yeo Chi merupakan beban baginya.
“Sekarang kau sudah tahu. Kembalilah kepada kakekmu”suruh Yoo Bang.
“Aku pulang atau tidak. Apa artinya bagimu? Kau pergi saja jalani kehidupanmu sendiri”
“Ya, aku akan pergi!”
“Aku tak peduli apakah kau akan mati kedinginan atau kelaparan di jalan, kau atasi saja sendiri”ujar Yoo Bang dan pergi meninggalkan Yeo Chi.
“You’re fired!”teriak Yeo Chi.

Yeo Chi berjalan sendirian. Berniat untuk menelepon kakeknya namun diurungkannya. Diapun melihat mobil van yang pernah diceritakan Yoo Bang dan selalu dibawa oleh Han Shin yang menjual barang khusus dewasa dengan van.

Dia mendekati van, melonggok ke dalam dan rupanya bukan Jo Bong Gu alias Han Shin yang dicari mereka. Alih-laih, Yeo Chi dipaksa segerombolan orang untuk masuk ke mobil. Yeo Chi berontak, dan Yoo Bang mendadak muncul dan memukuli mereka.

Merekapun segera kabur dan bersembunyi. “Aku hampir mati ketakutan!”. Yoo Bang kesal kenapa Yeo Chi berani mendekati mereka.
“Kenapa? Tentu saja untuk mencari Jo Bong..” Yeo Chi sadar wajah mereka begitu dekat.
“OK. Sudahlah. Sudah tidak apa-apa, kau boleh pergi”, Yeo Chi mulai gugup.

Kembali ke emperan jalan, Yeo Chi benar-benar merasa kedinginan. Yoo Bang menghampirinya. Tentunya Yeo Chi tersenyum senang Yoo Bang kembali.
“Maafkan aku. Kupikir hanya aku yang menderita.Kesengsaraan dan kesedihanmu…Tak terpikirkan olehku sebelumnya.Maafkan aku”.

Yoo Bang pun memberikan jaketnya untuk Yeo Chi agar lebih hangat, bahkan menggenggam tangan Yeo Chi agar tidak beku. Yeo Chi tertidur dipundak Yoo Bang.
“Apa gunanya punya wajah cantik? Kalau isi kepalanya adalah sampah? Siapapun pria yang akan mendampinginya…Aku merasa kasihan kepadanya”.
Yoo Bang menatap wajah Yeo Chi yang tertidur di sampingnya. Ah, dia jadi berfikir yang bukan-bukan. Untuk mengusirnya, Yoo Bang mulai bernyayi lirih.

Flashback malam saat Yeo Chi ke rumah pamannya, dia yang kedinginan karena kehujanan mendekati tungku api. Terlihat surat pengunduran diri milik Choi Han Ryang. Yeo Chi berteriak saat mendapati pamannya yang tewas.

Yeo Chi rupanya bermimpi, dan langsung memeluk Yoo Bang erat-erat. Sedang Yoo Bang makin bernyanyi dengan cepatnya sambil membenturkan kepalanga ke tembok. Dia berhenti saat melihat potongan koran. Chun Ha group gagal mengatasi krisis dan diambang kehancuran.

Sementara itu Predir Jin dan sekretaris Mo menemui anggota Konggres yang berpengaruh dalam memegang kendali lembaga keuangan. Berbasa-basi sebentar, kongres tersebut menjanjikan pinjaman khusus untuk Chun Ha.
“Sebenarnya. Ada seseorang yang mau membantumu, Presiden Jin. Jadi kuundang dia ke sini”.

Presdir Oh dan Choi Hang Woo masuk. Sontak Presdir Jin merasa masam. Choi Hang Woo mengutarakan maksud tujuannya datang untuk membeli saham 15% dari Chun group.
“Itu artinya, kalian yang akan mengatur Chun Ha Group? Begitu kan?”ucap Presdir Jin sengit.
“Karena Manajemen Chun Ha Group tidak mampu. Jangcho Group menawarkan dukungan personil. Aku percaya bebanmu akan menjadi lebih ringan”papar Hang Woo.
“Kutu kupret! Aku tak mau mendengar ini lagi!”
Presdir Jin keluar dengan kemarahan yang mendidih sampai ubun-ubun.

“Tidak mudah memaksa Presdir Jin”pikir Presdir Oh. Hang Woo tak kalah ide, dia akan memaksa Presdir Jin menjualnya.

Di lift, baik Presdir Jin dan sekretarinya menyadari betapa berbahayanya Choi Hang Woo. “Kalau saja…Obat baru itu ada ditanganku.Keadaan bisa berubah 180 derajat!”ucap Presdir Jin.

Di bagian Lab. Riset Chun Ha, Woo Hee kembali bekerja dengan perasaan tak karuan dikarenakan tim kerjanya saling menggunjingkan dirinya terlibat affair dengan pimpinannya. Woo Hee pernah mengadukan bosnya atas pelecahan seksual sayang tak ada yang percaya padanya.

Woo Hee mengeluarkan barang-barangnya di meja kerja. Terlihat fotonya telah dicoret-coret. Datang teman seruangan Woo Hee.
“Aku tak tahu siapa yang melakukannya. Tapi mereka memang kekanak-kanakan”ucap Woo Hee sesantai mungkin.
“Tak ada yang menyukaimu di sini Jadi jangan berlagak di sini, OK?”
“Jangan juga berlagak di depanku. Kenapa kalian tidak berubah sama sekali?”balas Woo Hee kalem.
Temannya sewot lalu pergi. Woo Hee menghela nafas berat, dia berniat menelepon Hang Woo namun diurungkannya niatnya.

Woo Hee akhirnya berfikir daripada membusuk di kantor lama maka dia berniat merayu Hang Woo.

Hang Woo sedang menelepon anak buahnya memantau perkembangan saham Chun Ha yang terus anjlok. Dia berada di tempat kebugaran, dan seperti biasa berlatih tinju. Dia terdiam saat melihat Woo Hee datang dengan sangat seksinya. Yeeahh..semua pria melongo termasuk Choi Hang Woo.

Hang Woo menghampiri Woo Hee yang sedang istirahat minum. “Darimana kau tahu aku berada di sini?”todong Hang Woo langsung.
“Bisakah kau tak bicara lagi kepadaku? Pria malang yang mencoba balas dendam karena ditolak oleh wanita… Aku tak mau bicara dengan orang seperti itu!”ujar Woo Hee dingin. Great taktik yang lihai dalam merayu agar pria semakin penasaran.

Selesai fitnes, Hang Woo komplain karena shampo mereka mengandung minyak kacang. Dia alergi kacang, mencium baunya saja bisa berakibat fatal.

Di depan lift mereka bertemu, “Kenapa rambutnya tidak dikeringkan? Untuk merayu seseorang?”ucap Hang Woo sinis.
Woo Hee tetap memasang muka dingin, “Jangan berlagak di depanku”. Kesal Hang Woo menggeret Woo Hee.

Hang Woo mengajak Woo Hee ke ruangan tinju. Dia mendekatinya, Woo Hee tak kalah terkejutnya. Jika Woo Hee ingin dia merayunya, baik..dia akan mendapatkannya. Hang Wo mencium aroma rambut Woo Hee yang basah. Mereka semakin dekat.
“Jangan centil dan buka matamu”ucap Hang Woo kembali sarkastik. “Aku ini pakarnya wanita. Wanita sepertimu?”belum selesai Hang Woo bicara dia merasa tercekik.

“Apa yang akan kau lakukan? Laki-laki cabul!”, Woo Hee memukuli Hang Woo tak tahu dia sekarat.
“Kacang. Ka… cang”
“Kacang apa ?. Dasar cabul. Apapun yang kau lakukan, jangan berani-berani…Kau pikir aku murahan? Jangan kurang ajar!”
Hang Woo tak sanggup bicara karena tercekik, Woo Hee sebelum pergi bahkan menjambak-jambaknya. Dia tak melihat Hang Woo tergeletak jatuh.

Untungnya Hang Woo membawa obat anti alerginya. Dia langsung menyuntikannya. “Cha Woo Hee..!!”teriak Hang Woo penuh kemarahan. “Awas kamu yaa..mungkin”pikir Hang Woo.

Keesokan harinya masih merasa gatal-gatal dan kesal Hang Woo menerima fax laporan analisa yang Hang Woo minta atas obat yang diduganya obat baru Chun Ha. Dan ternyata hanya multivitamin biasa!

Hang Woo langsung menghubungi Choi Hang Ryang yang langsung syok karena obat yang direbutnya hanya multivitamin biasa. Diliputi amarah yang menggelegak Hang Ryang memukul mejanya.

Mereka bertemu di gereja seperti biasa. “Hyungnim..”panggil Hang Woo yang syok saat didapatinya Beom Jeung.
“Aku pernah berada di sini. Sekitar 20 tahun yang lalu. Atasanku bunuh diri. Dan prosesi pemakamannya di sini. Dia punya seorang anak. Aku kagum dengan anak itu yang tidak sedikitpun meneteskan air matanya.Kupikir, kau benar-benar mirip ayahmu”
Choi Hang Ryang datang dan tak kalah kagetnya dengan adanya Beom Jeung

Beom Jeung tahu hasrat Hang Woo yang ingin balas dendam karena ayahnya dibuang begitu saja oleh presdir Jin sehingga bunuh diri, “Namun membunuh apa tidak kelewatan?”
“Omong kosong apa yang kau bicarakan”balas Hang Woo.
Beom Jeung mengeluarkan rekaman cctv yang berisis Hang Ryang bertemu dengan Wakil Direktur Jin Ho Hae terakhir kalinya.

Beom Jeung tertawa keras melihat keduanya pucat pasi. “Apa yang kau inginkan?”tanya Hang Woo.
“Apa alasanmu membawa rekaman itu ke sini, dari pada ke polisi?”
“Obat baru?”. “Tentu saja. Aku memilikinya”kata Hang Woo berbohong. Kini Beom Jeung menyilakan keduanya memutuskan apa yang akan ditawarkan kepada Beom Jeung agar tetap tutup mulut.

Hang Woo dan pamannya berbicara di tempat yang sepi. Tak ada yang berubah, dia tetak akan menjatuhkan Chun Ha group.
“Beom Jeung tidak bisa dipercaya. Dia akan selalu mengganggu kita”papar Hang Ryang cemas
“Selama dia percaya kita yang pegang obat baru itu, dia takkan macam-macam”
“Tapi kalau…Obat yang hilang muncul lagi?”,tetap saja Hang Ryang merasa khawatir.
“Kita harus selesaikan sebelum obat itu muncul. Jatuhkan Jin Shi Hwang dan bajak Chun Ha Group. Maka obat baru itu takkan ada artinya lagi”jelas Hang Woo.

Hang Ryang tentu saja menyesalnya gak karuan, membunuh hanya demi multivitamin. Hang Woo menenangkan pamannya. “Tak ada yang berubah, jangan cemas hyungnim”.

Beom Jeung dihubungi oleh Hang Woo. “Kau sudah membuat keputusan benar, Kau takkan menyesal”kata Beom Jung pada orang di seberang sana.

“Tak ada yang bisa menghalangiku untuk memiliki Chun Ha Group. Ini kesempatan terakhir”guman Beom Jeung.

Nasib Yeo Chi dan Yoo Bang masih sama saja. Mereka mengantri untuk mendapatkan makanan bersama para gelandangan lain. Yoo Bang mendapat jatah terakhir dan ada sepasang anak dan bersama ibunya tak mendapatkan makanan. Yoo Bang merasa kasihan.

Yoo Bang menghampiri Yeo Chi yang mulai melahap nasinya dengan nikmat. “Enak sekali. Jackpot. Kapan terakhir kita makan nasi?”gumannya keras.
Yoo Bang baru makan sesendok dan dilihatnya 2 anak tadi memandangnya, “ke sinilah”panggil Yoo Bang. “Makanlah perlahan saja”.

Yeo Chi langsung menyingkir agar jatahnya tidak diambil Yoo Bang. “Kau pikir kau keren dengan melakukan itu?”ucap Yeo Chi.
“Makan saja. Aku takkan mencuri makananmu”papar Yoo Bang lalu meminum obat yang masih dikira multivitamin. Yeo Chi menyodorkan makanannya kepada Yoo Bang.
“Setiap sendok yang kumakan pasti kau akan menyumpahiku”
“Aku bilang : Makan!Lagi pula ini bukan makanan favoritku”
“Tadi katanya enak sekali”sindir Yoo Bang.
“Kau mau kuterbalikkan meja ini”

Yoo Bang langsung menyendok nasi dengan porsi besar.
“Tidak, makannya pelan-pelan saja”hardik Yeo Chi.
“Kecepatan makannya yang sama dong”
Keduanya makan dengan sangat lahapnya. Yeo Chi mengedarkan pandangan dan dilihatnya para fakir miskin, janda-janda, orang tua renta dan anak-anak. Yeo Bang pun menjelaskan mereka lebih beruntung daripada mereka karena suatu hari baik Yoo Bang dan Yeo Chi akan kembali. sedang mereka? jika tak ada yang mengasihani tak punya harapan.
“Jadi nanti, kalau kau sudah kembali ke perusahaan, banyak-banyaklah berbuat baiklah kepada mereka”ujar Yoo Bang memberi nasihat.

Selesai makan mereka berdua membantu membereskan barang-barang kepada yang memberikan makanan. Tak sengaja tangan Yoo Bang terjepit, jempolnya berdarah. Yeo Chi panik, Yoo Bang malah tertawa keras!
“Kenapa malah tertawa? Apa yang terjadi dengan dirimu? Kau memang luar biasa. Saat begini masih bisa tertawa. Kau benar-benar membuatku shock, tahu?”
“Biarpun sekarang aku tertawa tapi aku sedang tidak tertawa. Aku seharusnya..berguling-guling”. Yoo Bang tertawa keras bak orang gila.
“Tertawa apa yang bukan tertawa?Kau itu sedang tertawa!”

Yoo Bang meminta Yeo Chi untuk menampar pipinya. Yeo Chi masih kebingungan. Yeo Chi menampar keras, Yoo Bang makin tertawa terbahak-bahak. “Kau Sudah gila?”
“Ini… pasti karena ini”, Yoo Bang mengeluarkan botol obatnya dan sadar itu obat baru. Dia sekarang sedang mengalami efek sampingnya.
Yeo Chi yang tak tahu apa-apa merasa bersalah terhadap Yoo Bang dan memeluknya, “Maaf sudah membuatmu menderita. Aku mengaku salah, sadarlah”. Yoo Bang masih tertawa.

Sementara itu Hang Woo menemui salah satu pemegang saham Chun Ha group. Hang Woo dengan liciknya bernegosiasi agar dia bisa menguasai saham Presdir Jin, dengan bantuan orang tersebut dengan jaminan akan diberikan anak perusahaan Chun Ha jika Hang Woo berhasil

Para kreditor dan pemegang saham mendatangi Chun Ha group meminta penjelasan kondisi Chun Ha group yang sebenarnya. Beom Jeung kewalahan mengatasinya. Presdir Jin keluar menghadapi mereka.

Presdir Jin menjelaskan bahwa dia memang mengucurkan dana yang besar untuk proyek obat baru mereka. Salah satu pemegang saham meminta untuk menjual salah satu anak perusahaan kepada Jangcho.
“Lebih baik mengorbankan anggota badan daripada seluruh tubuh”ujar salah satu pimpinan Bank.
Presdir Jin emosi karena menurutnya mereka mudah kebakaran jenggot.
“Siapapun yang tak percaya kepadaku, aku juga tak memerlukan kalian”tegas Presdir Jin.
“Aku minta untuk diadakan investigasi pengadilan. Aku memiliki 10% saham perusahaan. Sudah cukup syarat bagiku untuk mengajukan hal ini ke pengadilan. Kalau perusahaan mengalami kerugian, paling tidak kau harus menjual sebagian sahammu, Presdir Jin!”ujar pria yang bekerja sama dengan Hang Woo.

Semua meminta Presdir Jin menjual sahamnya. Presdir Jin semakin emosi, sedang Hang Ryang dan Beom Jeung saling menatap, tersenyum kecil.

Kepala riset sekaligus partner Woo Hee menyarankan dia cepat-cepat mencari pekerjaan di tempat lain. Mengingat perusahaan yang sedang goyah. Cucu presiden yang dituduh membunuh pamannya dengan Yoo Bang yang membuat Woo Hee syok. Dia mengira semuanya karena Woo Hee menipu paman Yeo Chi.

Kedatangan Yeo Chi dan Yoo Bang di rumah Woo Hee mengejutkannya. Yeo Chi terlihat langsung melahap mie ramen. Yoo Bang terus memelototi Woo Hee. Saat Yeo Chi mandi, Yoo Bang langsung mengeluarkan obat baru. Woo Hee terbelalak melihatnya.
“Bagaimana bisa obat ini sampai di tasku?”
“Kau pikir aku yang menaruhnya?”
“Seseorang mati karena obat ini.Yang membunuh wakil presiden pasti telah mengambil multivitamin dan bukan obat ini. Kau yang menukarnya, bukan?”

Woo Hee buru-buru meminta Yoo Bang berbicara dengannya di luar. Di kedai, Woo Hee mengakui segalanya bahwa dia bekerja untuk wakil Presiden untuk mencuri obat baru, namun dia marah karena dikhianati.
Woo Hee membutuhkan uang banyak untuk keluarganya, tak terasa air mata sudah tumpah. Yoo Bang sepenuhnya mengerti.
“Maafkan aku.Ketamakanku membuatku jadi gila. Ketamakanku telah menyengsarakan orang”

Sedang Yeo Chi kesal karena tak mendapati Yoo Bang dan Woo Hee. Mengira mereka sedang berkencan. Cemburu? Jelas sekali.

Woo Hee berencana untuk menceritakan semuanya ke polisi. Yoo Bang mencegahnya, karena tetap Woo Hee yang akan dipenjara.
“Aku tak tahu bagaimana pendapatmu, Woo Hee ssi.Tapi kupikir kita ada dipihak yang sama. Kita telah diperalat oleh Wakil Presiden”jelas Yoo Bang.
Yoo Bang berjanji pasti ada jalan untuk menyelesaikannya. Woo Hee semakin terharu.

Woo Hee membiarkan Yeo Chi tidur di kamarnya, sedang ia dan Yoo Bang tidur di ruang tamu. Yoo Bang kesulitan tidur, dia beramsumsi karena efek samping dari obat.
“Apa hasil analisamu mengenai efek samping obat itu?”tanya Yoo Bang.
“Terutama, pengendalian emosi. Misalnya tak dapat menahan ketawa,sepeti kasusmu. Atau tak bisa menahan makan. Atau tak bisa mengendalikan hasrat seks”.
glep..Woo Hee langsung tak nyaman. Yoo Bang memberitahu dia hampir meminum setiap hari. Woo Hee langsung ngeri, dia langsung memakai jaketnya. hahaha
“Aduh..bagaimana ini”keluh Yoo Bang sambil menatap Woo Hee.

Sedang Yeo Chi bermimpi buruk. Dia terbangun dan mendengar percakapan Yoo Bang dan Woo Hee di luar, rupanya Yoo Bang memborgol dirinya agar Woo Hee ‘aman’ dari terkaman.
Yeo Chi langsung kesal, karena saat tidur seruangan dengan dirinya Yoo Bang tak bersikap seperti itu. Apa dia menyukainya? Ah..

Yeo Chi keluar dan menyuruh Woo Hee untuk tidur di dalam. “Aku bermimpi buruk di sana. Mendiang pamanku selalu muncul dalam mimpiku”
“Kalau begitu sekalian tanya padanya siapa yang membunuhnya”
“Iya ya”ujar Yeo Chi polos.
“Kalau dia bilang aku pelakunya, maka dia bohong”
Mendadak Yeo Chi teringat seseuatu. Surat pengunduran diri!
“Katakan dengan jelas surat pengunduran diri siapa?”, Yoo Bang langsung bersemangat.

Yeo Chi mencoba mengingatnya. Choi Hang Ryang, direktur Keuangan Chun Ha. Namun karena sudah terbakar maka tidak bisa menjadi bukti. Yeo Chi masih menganggapnya tak mencurigakan. Tidak sebaliknya bagi Yoo Bang, kenapa harus dibawa ke rumah wakil direktur? bukannya diurus di kantor?
“Lalu, Direktur Choi pergi ke sana?”, Yeo Chi mulai sadar.

Yoo Bang pun teringat saat bertemu dengan Han Shin ketika saat ujian masuk Chun Ha. Han Shin memberikan bocoran soal ujian. Dan seluruhnya sudah ada yang mengatur.
“Yakinlah. Penghianat itu ada di dalam perusahaan. Choi Hang Ryang”

Bun Kwae, manager Tim Stategis Chun Ha tak menyangka dihubungi oleh Yeo Chi dan Yoo Bang. Mereka memintanya untuk mengecek rekaman cctv saat wakil direktur meninggal yang harusnya bertemu dengan Choi Hang Ryang saat mereka pulang bersamaan.
“Jadi, Direktur Choi adalah penghianatnya?”tanya Bun Kwae tak percaya.

Bun Kwae segera mengecek rekaman cctv yang memperlihatkan saat Wakil direktur pulang. Lalu dia bertemu Yoo Bang di rumah Woo Hee. Dia melaporkan tak ada yang janggal dari keduanya namun ada rekaman yang hilang.
“Jadi ada orang yang mendahuli mengambilnya”ungkap Yeo Chi. Dan mereka yakin itu adalah ulah Choi Hang Ryang. Sebenarnya Beom Jeunglah pelakunya.

Bun Kwae memastikan sekali lagi Yoo Bang bukan pembunuhnya, dan Yoo Bang pun gusar begitu juga Yeo Chi. “Ada hukuman buat yang melindungi para kriminal.Kalau ketahuan, aku bisa dipenjara juga”.
Mereka buntu karena tak ada lagi bukti.

Di lain pihak, Presdir Jin merasa stress melihat jajaran eksekutifnya malah beradu mulut di depannya. Dia meminta pendapat Choi Hang Ryang selaku direktur keuangan.
“Ada pepatah bilang ‘Yi-Dae-Do-Gang'”
“Yi Dae Do Gang? Tebang pohonnya untuk menumbuhkan pohon baru?”ujar Presdir Jin.
“Kita harus meminimalisir kerugian untuk menghadapi masa depan”jelas Hang Ryang.
“Ujung-ujungnya, sahamku di farmasi Chun Ha…Harus kuserahkan kepada Oh Ji Rak??”
Mereka kembali saling adu mulut, ada yang pro ada yang kontra. Mana mungkin menyerahkan farmasi Chun Ha ke pihak lawan?
“Ah seandainya saja obat baru itu tidak hilang”keluh Presdir JIn

Sedang Presdir Oh tentunya berteriak kegirangan rencananya berjalan mulus. Choi Hang Woo menemuinya.
“Apakah Chun Ha Group sudah menghubungimu?”
” Dia ingin rapat denganku di Royal Hotel besok. Jin Shi Hwang bilang dia akan menjual sahamnya. Chun Ha Group sekarang menjadi milik kita!”teriak Presdir Oh masih girang.

Sebaliknya, Presdir Jin semakin merasa terpuruk. Sekretari Mo Ga Bi duduk menemaninya. Presdir Jin merasa sudah tak ada harapan lagi, anak-anaknya telah meninggal, cucu satu-satunya kini tak bisa diandalkan.
“Kalau ini sudah selesai, akan kutunjuk penggantiku. Dan kupikir aku sudah perlu istirahat”
Mo Ga Bi mendekati Presdir Jin, kini Presdir Jin bersandar pada sekretarisnya. “Kau punya aku.Apapun yang dikatakan orang lain,aku mempercayaimu, Presiden. Tingkatkan energimu, Presiden”.
Jelas Sekretari Mo Ga Bi tetap mempunyai ambisi tersendiri.

Yoo Bang bertemu dengan Bun Kwae yang menyerahkan beberapa peralatan yang dibutuhkan Yoo Bang, dan juga formulir surat pengunduran diiri. Bun Kwae mengira Yoo Bang akan mengundurkan diri.
“Kalau mau menangkap macan, kau tahu apa yang harus kau lakukan?”tanya Yoo Bang.”Kau harus masuk kesarangnya. Kau pancing macannya keluar dari sarangnya”.
“Menarik Direktur Choi keluar?”tebak Bun Kwae.
“Kalau kita tak punya bukti,kita buat sendiri bukti itu”

Keesokan harinya, pihak Jangcho dan Chun Ha bersiap bernegosiasi. Presdir Oh yang berseri-seri, sebaliknya tidak bagi Presdir Jin.

Lantas Choi Hang Ryang pun mendapat panggilan, tentu saja dari Yoo Bang!
“Kau tak punya urusan meneleponku”sergah Hang Ryang.
“Kenapa tidak ada? Kalian sudah membuatku menjadi seorang pembunuh”balas Yoo Bang santai.
Yoo Bang meminta mereka untuk bertemu, namun Hang Ryang menolak. Yoo Bang pun membuka kartu.
“Kau sudah makan miltivitaminnya? Sebenarnya kau cukup beli multivitamin itu sebesar $30 melalui TV Shopping.Kenapa sampai harus membunuh orang?”ejek Yoo Bang.

Hang Ryang pun menyanggupi bertemu Yoo Bang ketika tahu obat baru berada di tangan Yoo Bang.
“Bawa obat baru itu!”
“Tak usah khawatir. Mana ada orang jual obat hanya bawa monyetnya?”

Sebelumnya, Hang Ryang mengabarkan Hang Woo bahwa Yoo Banglah yang memiliki obat baru tersebut, dan dia punya rencana untuk menghadapinya. Hang Ryang menyiapkan tape recorder. “Si tolol itu dia berani menantangku?”

Yeo Chi kesal karena Bun Kwae tak menjawab panggilannya disaat penting seperti ini. Sedang Yoo Bang bertemu dengan Hang Ryang tak jauh dari Yeo Chi.
“Bagaimana aku bisa percaya kalau itu obat baru?”
“Kau kan sudah analisa multivitaminnya. Itu sebenarnya isi botol ini. Kita sudah bisa melakukan tawar-menawar, kan?”

Mendadak Hang Ryang memeriksa Yoo Bang kalau-kalau dia membawa senjata. Tak mau kalah Yoo Bang juga mengunci tubuh Hang Ryang.
“Kau telah mempermainkanku, bukan? Sekarang giliranmu. Kau telah mempermainkan orang yang salah. Tahu?”sengit Yoo Bang.

Written by Asri Sakurai

Image by Ari Sakurai

Shared by PelangiDrama.Net

Don’t Repost to Other Site