[Sinopsis K-Drama] Time Slip Dr. Jin Episode 1

~Sinopsis Time Slip Dr. Jin Episode 1~

Didedikasikan untuk ahjusi Lee Bum Soo dan My Hero (Jaejoong :P) here we go, Time Slip Dr. Jin episode pertama.

“Di dalam kegelapan, sebuah cahaya memanggilku”
Malam hari di sebuah hutan belantara seseorang yang berpakaian dokter bangun dari pingsannya. Ia pun merogoh saku jasnya dan mengambil ponsel namun sayang sekali belum sempat digunakan ponselnya langsung mati. Lalu ia mengambil tas dan sebuah botol yang berisi sesuatu yang diawetkan. Ia bertanya-tanya di mana ia sekarang dan tempat apa itu. Ia pun memutuskan menyusuri hutan dengan penlight yang biasa dipakai untuk mengoperasi pasien.

Saat ia terpeleset ia melihat cahaya obor, ia pun bangkit menghampirinya berniat meminta bantuan. Namun ternyata orang-orang yang dilihatnya tadi sedang berkelahi. Ia menganggap mereka sedang syuting film hahaha dan mencoba mendekat, tiba-tiba datang seseorang berkuda beruntungnya ia bisa menghindari terjangan kuda. Pasukan berkuda makin banyak yang datang keadaan semakin runyam, kedua belah pihak saling serang antara orang-orang bercadar (bandit) dengan pasukan saling berkelahi.

Salah seorang pasukan berkuda yang tak lain adalah Kim Kyung Tak mengeluarkan senjata api. Salah seorang bandit bersiap menebas orang yang berpakain dokter tadi namun Kyung Tak segera melepaskan tembakannya dan mengenai orang yang akan menebaskan pedangnya. Kyung Tak menyerukan pada pasukannya agar tak membiarkan para bandit lolos. Orang yang berpakaian dokter masih syok memeriksa orang yang tadi berniat membunuhnya sudah belumuran darah.

Sang dokter pun terhenyak dan panik. Pasukan Kyung Tak mulai mengepung dokter tersebut. Kyung Tak mendekat begitu salah satu prajuritnya memanggilnya, ia pun memperhatikan dokter yang dihadapannya dari ujung kaki sampai kepala dan menanyakan siapa dia. Namun sang dokter masih diam, Kyung Tak pun menodongkan senjata apinya. Bukannya menjawab sang dokter malah bertanya sedang apa Kyung Tak di sana. Melihat penampilan sang dokter yang berbeda dengan bandit yang lain namun ia tetap mencurigakan maka salah satu prajurit Kyung Tak menyarankan mereka menangkap dan menyiksa sang dokter agar mengaku di mana komplotan yang lain. Mereka jadi salah paham dikiranya dokter itu salah satu anggota dari para bandit.

Kyung Tak segera menyerukan agar mereka menangkap sang dokter, sang dokter yang tak tahu apa-apa dan tak mengerti apa yang terjadi berusaha menjelaskan namun tak bisa ia pun menyalakan penlightnya dan sinarnya mengenai mata kuda yang dinaiki Kyung Tak. Kuda pun berontak hingga Kyung Tak terjatuh ke tanah. Hal itu digunakan sang dokter untuk melarikan diri, Kyung Tak segera menyuruh pasukannya mengejar sang dokter.

Sang dokter terus berlari masuk ke dalam hutan dan para pasukan terus mengejarnya.
Dokter itu terdesak hingga tepi jurang dan ia pun terjatuh. Pasukan pengejar kehilangan jejaknya. Dan ternyata sang dokter selamat gegara tasnya nyangkut di dinding batu.
Ia pun berusaha naik ke atas seraya berteriak meminta tolong. Saat ia mulai kehilangan keseimbangan tiba-tiba grep, seseorang menangkap dan menarik tangannya. Dan orang itu adalah ahjusi Yoo Bang!!! Upss salah maksudnya Lee Ha Eung :D. Sang dokter pun tertunduk pingsan.

Kejadian semua itu berawal dari…. Flashback ke abad 21==

Ambulans datang ke salah satu rumah sakit besar di Korea membawa seorang korban yang ditemukan di Taman Takgol dalam keadaan demam dan kepalanya terperban dengan wajah tak terlihat jelas. Dokter yang memeriksa segera menyuruh menyiapkan intubasi sampai CT scan. Dan menyuruh perawat menghubungi ahli saraf.

Dokter yang memeriksa tadi melihat hasil CT Scan, dokter yang jatuh ke hutan tadi datang, dokter itu tak lain adalah dokter Jin Hyuk, salah satu dokter bedah otak ternama. Melihat hasil CT Scan Jin Hyuk mengatakan bahwa pasien menderita epidural hematoma (pembentukan tumor akibat pendarahan internal yang disebabkan oleh penumpukan darah). Hematoma itu bisa sekalian dibuang saat melakukan pembersihan karena bukan tumor ganas jadi tak masalah.

Dokter Jin Hyuk pun mengoperasi pasien yang datang dengan ambulans tadi. Disarankan jika menonton scene ini jangan sambil makan :P, proses operasinya membedah kepala ~_~, ngilu saya lihatnya. Setelah membuka tempurung kepala pasien dokter Jin Hyuk membersihkan hematoma terlebih dahulu baru membersihkan tumor. Saat mereka membedah makin ke dalam semuanya terkejut saat dilayar terlihat sebuah embrio di kepala pasien itu. Padahal biasanya janin cacat di tempurung kepala ditemukan pada anak2 atau bayi tapi ini terjadi pada pria dewasa?. Dokter Jin Hyuk menyuruh semua tetap fokus pada operasi,tetiba saat ia akan mengangkat embrio dari dalam kepala dokter Jin Hyuk merasakan pusing yang hebat. Terdengar samar-samar suara “aku garus kembali”.

Dokter yang membantu Jin Hyuk menanyakan keadaannya, tapi Jin Hyuk malah balik bertanya apa yang dikatakan dokter itu. Dokter tadi pun mengatakan ia bertanya apa Jin Hyuk baik2 saja?. Jin Hyuk menjawab ia baik2 saja, lalu kembali fokus mengeluarkan embrio dari tempurung kepala pasien. Ia pun berhasil mengeluarkan embrio dari kepala pasien, hiiii serem sekali bakal bayinya kecil banget ~_~. Selesai operasi Jin Hyuk menaruh embrio tadi dalam botol dan meletakkanya di mejanya.

Jin Hyuk mengambil minuman kaleng rasa jeruk dan menengguknya. Saat ia berbalik terlihat seorang pasien anak. Ia pun menghampiri dan menyapa.
“Sudah malam kenapa masih belum tidur?”tanyanya. “Kalau kau berjalan-jalan pada jam tidur, suster bisa marah, lho.” Jin Hyuk juga menanyakan di mana ibu dan tinggal di kamar berapa tapi anak itu tak menjawabnya ia malah asyik dengan rubiknya kemudian pergi mendorong kursi rodanya sendiri. Tiba2 ponsel Jin Hyuk berbunyi Yoo Mi Na meneleponnya. Mi Na dapat menebak apa yang dilakukan Jin Hyuk begitu berhasil melakukan operasi yaitu minus jus jeruk.
“Oh, Mi Na, maafkan aku. Kau menunggu lama, ya?” tanya Jin Hyuk. Jin Hyuk menjelaskan operasi baru saja selesai jadi ia bisa pergi saat itu juga dan akan sampai dalam waktu 30 menit. Tapi Mi Na malah mengatakan tak ada gunanya pergi juga dengan nada kecewa.
Tapi Jin Hyuk tetap menanyakan di mana posisi Mi Na sekarang.

Jin Hyuk pun bergegas menemui Mi Na, ia berpesan agar Mi Na pergi menemuinya di restoran. Karena Mi Na tak mau Jin Hyuk pun mendatangi apartemen Mi Na. Jin Hyuk membuka pintu di dalam sudah menunggu Mi Na dengan kue ulang tahun lengkap dengan lilinnya. Mi Na mengucapkan selamat ulang tahun seraya meminta Jin Hyuk meniup lilinnya. Tapi Jin Hyuk malah bertanya apa yang dilakukan Mi Na.
“Cepat buat permohonan dan tiup lilinnya!”pinta Mi Na.
“Hei, sudah 20 tahun sejak kau jadi tetanggaku dan kau masih tidak tahu kapan ulang tahunku?”ledek Jin Hyuk.
Mi Na menjelaskan kalau minggu depan ia ada seminar, jadi ia ingin merayakan ultah Jin Hyuk leboh cepat. Mi Na meminta Jin Hyuk meniup lilinnya, Jin Hyuk pun melakukan apa yang diminta Mi Na.

Jin Hyuk mengeluarkan cincin yang dipersiapkannya untuk Mi Na. Ia pun menaruh cincin tersebut di atas rak dan menawarkan Mi Na minum wine sembari mendengarkan musik. Tapi Mi Na malah datang mengendap-endap membawa kue siap ditimpakan ke wajah Jin Hyuk. Terjadilah kejar-kejaran antara Jin Hyuk dan Mi Na, so sweet kale :LOL.
Dan akhirnya terjatulah kue tersebut namun sampai tak menimpa muka Jin Hyuk,tapi Mi na malah yang menimpa Jin Hyuk hahaha.
“Aku tidak mencintaimu sedikit pun.”ucap Mi Na, Jin Hyuk membalas mengatakan ia juga muak pada Mi Na. Mi Na bertanya kenapa Jin Hyuk tak melamarnya.
“Untuk apa aku melakukannya?”elak Jin Hyuk.
“Aku bisa kabur, lho.”canda Mi Na, tapi Jin Hyuk mengatakan ia malah bersyukur jika Mi Na melakukannya XD.

Mi Na tertidur di sofa, Jin Hyuk membenarkan posisi selimutnya.
“Hari ini ada sesuatu yang aneh di dalam kepala pasienku”ucap Jin Hyuk.
Mi Na menanggapinya dengan mengatakan ia juga mendapat mimpi aneh barusan. Ia pun menceritakan mimpinya. “Aku berdiri di sisi jalan. Itu adalah tempat yang tidak pernah
kulihat sebelumnya, tapi tiba-tiba kau berdiri di sana. Lalu aku memanggilmu tapi…, kau tidak mengenaliku.”
“Aku?”tanya Jin Hyuk, Mi Na menggangguk mengiyakan lalu menceritakan mimpi yang dialaminya lagi. “Sepertinya kau tidak mengenaliku. Kau hanya melihatku dan berjalan lagi.
Jadi aku mengikutimu”kata Mi Na, lalu Mi Na mengatakan ia bilang ‘ini aku, kau tidak mengenalku?’ kemudian ia tersesat. Mi Na sangat sedih dan ketakutan.
Mendengar itu Jin Hyuk mengatakan hal itu dikarenakan karena Mi Na tidur di sofa yang
tidak nyaman. Dan Jin Hyuk pun memindahkan Mi Na.

Keesokannya Jin Hyuk menelepon Mi Na menanyakan apakah ia ada acara siang itu. Dan mengajak janjian ketemu jam 3 sore. Hari itu Mi Na tidak bisa karena ia akan jadi sukarelawan dan pasti berlangsung lama. Jin Hyuk bertanya sampai kapan Mi Na akan melakukan hal itu. Karena hal itu sudah dilakukannya sejak ia masih magang.
“Ada apa denganmu hari ini? Apa terjadi sesuatu yang buruk?”tanya Mi Na.
“Pokoknya, datanglah setidaknya jam 5!”pinta Jin Hyuk. “Kalau tidak, kau akan menyesal nanti.”
“Hah? Apa yang akan kusesali?”tanya Mi Na, Jin Hyuk tidak menjawab malah mematikan ponselnya.

Selesai menelepon Mi Na kembali ke klinik, anak-anak menghampirinya. Mi Na mengajak anak-anak ke tenda penampungan, salah satu anak memberitahukan keberhasilannya makan sendiri. Mi Na memuji anak tersebut dan menanyakan di mana ayahnya,
Kyung Ho nama anak tadi menjawab ayahnya pergi bekerja. Mi Na kembali bertanya apakah lutut ayahnya sudah sembuh?. Kyung Ho mengiyakan. Seorang ibu menanyakan pada Mi Na apa ia tak memberinya obat. Mi Na tersenyum dan menghampiri ibu itu. Mi Na mengatakan ia akan mengukur tekanan darahnya dulu. Tapi si ibu enggan ia berpendapat diukur atau tidak,tetap sama saja dia ia minta diberikan obat saja. Mi Na keekeuh ingin memeriksa tekananan darah ibu dulu. Tiba-tiba datang ayah Kyung Ho yang pingsan di gendong seseorang. Mi Na memeriksanya dan menyuruh seseorang memanggil ambulans.

Ambulans segera membawa ayah Kyung Ho ke rumah sakit beserta Mi Na dan Kyung Ho.
Mi Na bergegas menelepon Jin Hyuk yang bersiap-siap akan menemui Mi Na. Jin Hyuk pun segera memeriksa kondisi pasien yang tak lain ayah Kyung Ho.
“Pasti kepalanya terpukul di tempat konstruksi. Tapi karena dia merasa baik-baik saja, dia tidak ke rumah sakit dan pulang ke rumah”jelas Mi Na. Dalam perjalanan pulang pasien pingsan, Mi Na mengajak Jin Hyuk melakukan operasi tapi Jin Hyuk mengatakan sudah terlambat. Mi Na menyeret Jin Hyuk menjauh agar pembicaraan mereka tak di dengar Kyung Ho.

“Apa maksudmu, ‘sudah terlambat’ ?”tanya Mi Na.
“Dia mengalami pendarahan otak dan pupilnya sudah tetap dan melebar. Tidak ada yang bisa kita lakukan.”jawab Jin Hyuk. Mi Na meminta Jin Hyuk tak menyerah dan bertanya bagaimana kalau Jin Hyuk salah. Jin Hyuk mengatakan diagnosanya tepat dan tidak ada gunanya operasi. Mi Na berusaha membujuk Jin Hyuk agar melakukan operasi.
“Mungkin saja ada keajaiban. Setidaknya lakukan operasinya dulu. Kyung Ho dan ayahnya hidup berdua saja. Kalau kau membiarkannya seperti ini, apa kau tidak merasa kasihan pada anak itu?”bujuk Mi Na. Mi Na juga mengatakan ia akan berusaha mencari cara untuk membayar biaya operasinya. Jin Hyuk berkata itu bukan masalah uang tapi kemungkinan
bertahan hidupnya tak sampai 1%. Mi Na bersikeras meskipun hanya 0.1%, tetap saja ada
kemungkinan, dan tetap harus dicoba.
“Kalau pasiennya seperti itu dan dokter bilang tidak ada harapan, apa berakhir begitu saja? Oppa, kalau aku pasiennya, apa kau akan bilang begitu?”tanya Mi Na.
“Maaf, tapi kalau aku bilang tidak ada harapan, ya memang tidak ada harapan.
Saat tidak ada kesempatan, kau harus belajar untuk menyerah.”jawabb Jin Hyuk, mencoba menjelaskan pada Mi Na. Jin Hyuk memandang lemah pada Kyung Ho dan melangkah pergi.

Mi Na mengejar Jin Hyuk. “Oppa, kau adalah ahli bedah. Apa sulit bagi seorang ahli bedah untuk melakukan sebuah operasi?”tanya Mi Na. Jin Hyuk menjawab menjadi seorang ahli bedah bukan berarti ia bisa menyelamatkan dunia.
“Apa aku memintamu untuk menyelamatkan dunia?”. Mi Na hanya meminta Jin Hyuk untuk mengoperasi ayahnya Kyung Ho. Jin Hyuk menegaskan apakah meskipun Mi Na sudah tahu itu tidak berguna, ia memintanya melakukannya untuk meringankan rasa bersalah Mi Na.
“Apa kau tahu operasi itu memakan banyak waktu dan biaya? Lebih baik menyelamatkan yang bisa diselamatkan!”tegas Jin Hyuk.
“Kenapa perhitungan sekali pada kehidupan seseorang?!”
“Aku mengatakan itu karena aku adalah dokter, aku harus membuat keputusan
meskipun itu sulit.”jawab Jin Hyuk. Mi Na terus bersikeras meminta Jin Hyuk melakukan operasi tapi Jin Hyuk menegaskan seorang dokter hanya menyelamatkan mereka yang bisa diselamatkan dan menyelamatkan orang mati adalah pekerjaan Tuhan.
“Oppa …Kau benar-benar egois.”ucap Mi Na mendengar Jin Hyuk mengatakan hal seperti itu. “Yoo Mi Na. Kau tahu apa yang benar-benar egois?”tanya Jin Hyuk, “Memberikan harapan palsu bagi pasien. Bersikap seperti dokter yang baik hati, dan pada akhirnya, tidak memberikan apa-apa bagi pasien dan keluarganya selain luka. Itulah yang sedang kau lakukan sekarang.”kata Jin Hyuk. Jin Hyuk bertanya apa Mi Na menyadarinya. Mi Na tak dapat berkata apa-apa lagi, tiba2 datang seorang dokter mengabarkan kalau ayah Kyung Ho barus saja meninggal.

Mi Na meneteskan air mata dan oleng, Jin Hyuk mencoba menggenggam tangannya untuk menenangkannya namun Mi Na menolaknya. Jin Hyuk kembali menenangkan Mi Na.
“Mi Na, ini bukan salah siapa-siapa. Operasi pun, akan berakhir sama.”kata Jin Hyuk. Mi na tak mau mendengar kata2 Jin Hyuk ia bergegas keluar. Jin Hyuk mengejarnya.
“Mi Na! Mau kemana kau?”tanya Jin Hyuk yang berhasil menahan Mi Na.
“Bagaimana aku bisa menemuinya lagi? Aku tidak bisa ke sana.”jawab Mi Na.
Mi Na melepaskan pegangan tangan Jin Hyuk. “Mimpiku pasti benar. Di situasi seperti ini, kau seperti seseorang yang tidak kukenal.”ucap Mi Na lalu pergi mengendarai mobilnya.
Baru beberapa meter mobil yang dikendarai Mi Na dihantam truk karena ia banting stir saat menghindari motor pengantar makanan yang menerobos. Mobil Mi Na pun ringsek dan itu tepat di depan mata Jin Hyuk. Embrio yang di dalam botol terlihat bergerak, embrio itu hidup?!!!!.

Mi Na segera dilarikan ke rumah sakit, Jin Hyuk meminta dokter lainnya menyiapkan operasi darurat dan melakukan CT scan.
Mi Na tersadar, Jin Hyuk menggegam tangan Mi Na.
“Kau mengenaliku?”tanya Jin Hyuk, Mi Na menjawab lirih, Jin Hyuk menenangkan Mi Na tak ada hal yang akan terjadi jadi ia tak perlu khawatir. Dengan terbata-bata Mi Na mengucapkan kata-kata terakhirnya. “Kita …Kita akan … bertemu lagi … suatu hari …”
“Iya! Kita akan bertemu lagi.”jawab Jin Hyuk sungguh2. Mi Na pun pingsan. Jin Hyuk segera mensterilkan diri dengan membersihkan tangannya sampai gemetaran.

Sementara pasien korban yang kepalanya diambil embrio mulai sadar, Jin Hyuk mulai mengoperasi kepala Mi Na. Tetiba Jin Hyuk kembali pusing dan mendengar suara ‘aku harus kembali’. Jin Hyuk mulai oleng hingga menjatuhkan peralatan operasi. Dokter lain yang membantu memanggil-manggil Jin Hyuk.
“Ada apa, Dokter Jin?”tanya salah satunya, Jin Hyuk mengatakan ia baik2 saja.
Jin Hyuk kembali melakukan operasi. Terlihat pasien yang kepalanya ada embrio berjalan memasuki ruang penyimpanan perlengkapan operasi dan memasukkannya ke dalam tas.

Jin Hyuk kembali mendengar suara ‘aku harus kembali’ dan kembali sakit kepala. Namun ia mencoba bertahan begitu melihat darah terus keluar dari dalam kepala Mi Na.
Jin Hyuk segera menyuruh menyedotnya karena sepertinya ada pembuluh darah yang pecah. Waktu sudah tak ada lagi tekanan darah Mi Na menurun.
“Mi Na, kau harus bertahan.”mohon Jin Hyuk frustasi. Ia pun berteriak meminta ‘epinephrine’. Membuat semua dokter yang di ruangan kaget. Pasien yang dioperasi Jin Hyuk selain mengambil perlengkapan operasi juga mengambil embrio.

Operasi Mi Na selesai namun Mi Na masih koma, ia pun dibawa menuju ruang perawatan. Jin Hyuk memasukkan tangan Mi Na ke dalam selimut saat dilihat tangan Mi Na menjulur keluar. Jin Hyuk memandang kepergian Mi Na dengan sedih.
“Dia sudah melewati masa kritis. Tapi aku tidak tahu kapan dia akan sadar kembali.”ucap dokter yang menemani dokter Jin melakukan operasi. “Dokter Jin, ini bukan salahmu.
Dokter Yoo Mi Na hanya tidak beruntung.”
“Dokter Yoo …Dia orang yang kuat. Dia pasti akan segera bangun.”ujar dokter Jin menanggapi.

Jin Hyuk merenung sendirian di atap rumah sakit. Ia memikirkan kata2 Mi Na kalau mereka akan bertemu lagi suatu hari nanti. Tetiba lamunannya buyar dengan kedatangan pasien yang dioperasi naik ke atap dengan barang2 yang diambilnya termasuk botol yang berisi embrio. Jin Hyuk bertanya apa yang ia lakukan dan kenapa ia membawa botol berisi embrio?. “Aku harus kembali.”jawab pasien seraya menjauh dari Jin Hyuk.
“”Itu kau? Siapa kau?”tanya Jin Hyuk menyadari suara itu sama yang sering kali ia dengar. “Apa yang kau lakukan padaku?”tanyanya. Tiba-tiba kepala Jin Hyuk kembali terasa sakit, hal itu dimanfaatkan pasien untuk menjauh, ia berniat terjun dari atap?.
Jin Hyuk menahan sang pasien, dan mencoba menenangkannya Jin Hyuk berhasil merebut tas yang dibawa pasien tanpa sengaja ia menempeleng pasien hingga botol yang berisi embrio jatuh. Dan malangnya Jin Hyuk malah mencoba meraihnya, ia pun terjun dari atap untuk menangkap botol berisi embrio itu dan sukseslah ia mendarat di hutan di awal episode tadi.
Flashback end==

Kembali ke masa Joseon, Jin Hyuk mulai tersadar dipagi harinya. Begitu bangun kata pertama yang terucap Jin Hyuk mencari Mi Na. Ia pun terbangun dan terkejut melihat ahjusi Yoo Bang eh Lee Ha Eung. Tetiba Ha Eung terbangun saat Jin Hyuk mencoba memeriksanya. “Ternyata ini bukan mimpi. Semalam, orang yang berteriak agar seseorang
menyelamatkan nyawanya adalah kau, kan?”tanya Ha Eung. Jin Hyuk masih terdiam tak berkata apa2. Melihat pakaian yang dikenakan Jin Hyuk berbeda dengannya Ha Eung bertanya kenapa Jin Hyuk berpakaian aneh?. Ha Eung melihat sekeliling, ia merasa salah jalan. Ha Eung mencoba meneguk arak yang dibawanya namun sayang sudah habis, ia pun meminta Jin Hyuk memberinya lima nyang.
“Apa?”tanya Jin Hyuk tak mengerti. Ha Eung mengatakan karena ia sudah menyelamatkan nyawa Jin Hyuk maka seharusnya Jin Hyuk menunjukkan rasa terima kasihnya. Dan 5 nyang itu harga untuk menyelamatkan Jin Hyuk. Jin Hyuk masih terdiam, Ha Eung sadar Jin Hyuk tidak memiliki uang sebanyak itu. Ji Hyuk mengatakan ia tak punya apa2, bahkan sesen pun. Sedang sial nasib Ha Eung, ckckckc apakah Chun Ha dan Paeng Seong Enterprise lagi bangkrut ya, kok ahjusi sampai butuh uang sampai segitunya 😛 #abaikan wkwkwk.

Tahu ia tak akan mendapatkan apa-apa Ha Eung bergegas pergi, Jin Hyuk mengejarnya. Jin Hyuk bertanya nama tempat yang saat ini mereka pijak, apa hari ini spesial, tanggal sampai tahun berapa saat itu.
“Orang yang berpakaian aneh, pertanyaan juga aneh”ucap Ha Eung. “Ini tahun 1860, tahun kesepuluh dari Dinasti Kyeong.Apa menurutmu ada semacam pemberontakan selama masa pemerintahan damai?”. Jin Hyuk kaget mendengarnya, memastikan apakah saat itu tahun kesepuluh Dinasti Kyeong?
“Raja terdahulu meninggal pada usia yang sangat disayangkan dan raja sekarang, Cheol Jong dari Pulau Ganghwa, sudah memerintah selama 12 tahun”jawab Ha Eung, Ha Eung juga mengatakan karena dunia sudah mulai gila, orang gila mulai muncul di mana-mana, lalu melanjutkan langkahnya.

“Cheol Jong dari Pulau Ganghwa?”pikir Jin Hyuk mencerna penjelasan Ha Eung.
Tersadar Jin Hyuk kembali menanyakan apakah maksud Ha Eung kalau mereka berada di era Joseon. Ha Eung mengiyakan. “Untuk ukuran orang gila, aku bangga padamu.”pujinya.
“Ini benar-benar waktu Joseon pemerintahan Cheol Jong?”tanya Jin Hyuk masih tak percaya yang membuat Ha Eung kesal.
“Beraninya kau! Bicara tentang Raja seolah-olah dia sudah meninggal!”seru Ha Eung.
“Kau juga mengatakan beberapa hal buruk …”elak Jin Hyuk.
“Aku adalah orang yang memiliki darah Raja mengalir dalam tubuhku! Di sini ada hukum yang ketat. Beraninya kau bicara omong kosong seperti itu di depanku! Kalau kau orang normal, aku pasti sudah menghabisimu.”

Jin Hyuk masih tak percaya ia berada di masa Joseon, Jin Hyuk berhasil kembali menyusul Ha Eung menuruni gunung sembari mendendangkan lagu?. Jin Hyuk melihat orang-orang yang lewat dengan aneh, beberapa rakyat lewat memikul air.
“Tidak mungkin. Dia bilang Hanyang?”guman Jin Hyuk (nama sebelum Seoul).
Jin Hyuk pun terperanjat kaget melihat hamparan luas rumah penduduk masa Joseon hingga terjatuh lemas.
“Dunia sudah gila. Siapa yang bisa merubah dunia ini?”guman Ha Eung melihat Jin Hyuk syok. Jin Hyuk mencabut rumput dihadapannya. “Ini bukan mimpi…Joseon. Sekarang, aku …ada di Dinasti Joseon.”

Prajurit yang bersama Kyung Tak malam itu melapor bahwa pencuri yang tertangkap masih hidup namun meninggal dalam perjalanan. Kyung Tak segera menyuruh mereka menghubungi Dahwaeso (lembaga lukisan kerajaan) dan membawakan pelukis. Karena meskipun sangat gelap Kyung Tak masih ingat dengan jelas wajah Jin Hyuk yang dikiranya anggota kawanan pencuri. Kyung Tak menyebutkan ciri2 Jin Hyuk pada para pelukis. Para pelukis pun melukis sesuai dengan ciri yang disebutkannya. Gambar lukisan itu mulai disebarkan di kota dan bagi siapa saja yang menangkapnya akan dihadiahkan 100 nyang.

Jin Hyuk sampai di pemukiman warga, ia tiba di sebuah pasar. Orang2 melihatnya aneh dengan penampilannya berbeda. Jin Hyuk pun sadar bahwa yang dialaminya nyata, Ha Eung pun sampai di kawasan itu dan melihat kerumunan warga yang membaca pengumuman penangkapan Jin Hyuk. Ha Eung terkejut membacanya ia pun bergegas mencari Jin Hyuk. Tak butuh waktu lama Ha Eung menemukannya, ia segera menarik Jin Hyuk agar tak menarik perhatian dan mengusir anak2 yang mengikuti Jin Hyuk.

Ha Eung menyuruh Jin Hyuk tenang. “Kalau kau berkeliling seperti ini, mereka akan mengira kalau kau anggota geng Gaechaban.”ujarnya. Ha Eung mengira Jin Hyuk pasti akan men dapat masalah serius, ia kembali karena sangat mengkhawatirkan Jin Hyuk. (Benarkah? Hahaha). Ha Eung mengajak Jin Hyuk mencari makan dulu. Jin Hyuk mengatakan ia baik2 saja. Tapi perutnya berkata lain, kelaparan dia hehehe.
Melihat penampilan Jin Hyuk, Ha Eung tersadar ia pun berisiniatif mengganti pakaian Jin Hyuk, ia pun mengambilkan pakaian warga yang sedang dijemur untuk dipakai Jin Hyuk hahaha.

Jin Hyuk berjalan-jalan di pasar di pasar bersama Ha Eung dengan penampilan baru layaknya warga Joseon. “Sejak klan Andong Kim ditangkap Raja, berarti sudah 60 tahun berlalu. Dunia ini kacau. Yang menakutkan adalah kekuasaan berada di tangan orang jahat”beber Ha Eung.
“Pasti ada sesuatu yang salah.”ujar Ji Hyuk menanggapi untuk hal lain, tapi Ha Eung mengiyakan. “Aku seharusnya tidak ada di sini! Aku harus segera kembali!”jelas Jin Hyuk.
Ha Eung mengatakan ia akan mengurus masalah Jin Hyuk, jadi Jin Hyuk tak usah khawatir dan tinggal mengikutinya saja. Ha Eung menyeret Jin Hyuk agar mengikutinya. “Bagaimana?”tanya Jin Hyuk. “Meskipun mendengarkan ceritaku,
kau tidak akan percaya padaku.” Jin Hyuk akan menceritakan kejadian semalam yang sebenarnya namun terhenti setelah beberapa orang mengepungnya. Ha Eung berusaha mengajak Jin Hyuk pergi namun ketiga orang sudah menguncinya. Ternyata ketiga orang itu anak buah Joo Pal Yi yang bertugas membawa Ha Eung ke hadapan Pal Yi.

Ha Eung tiba di kedai tempat Pal Yi menunggu. Ha Eung berbasa-basi menyapanya.
“Joo Pal Yi! Lama tidak bertemu!”sapanya. “Aku selalu berpikir kapan bisa bertemu denganmu, dan kurasa pasti hari ini!”
“Tuan. Sampai sekarang, hanya 2 orang yang berhasil melarikan diri setelah tidak mampu membayar hutang judi mereka. Kau tahu betapa murah hatinya aku.”ungkap Pal Yi. Dan meminta Ha Eung membayar hutangnya sebelum hal buruk terjadi padanya karena ia menganggap Ha Eung orang yang sangat penting.
“Tentu saja, saya akan membayar hutang saya!”jawab Ha Eung. Ia pun mengatakan orang yang dibawanya (Jin Hyuk) merupakan pundi uang karena dengan membawanya ke penjaga di Pojung ia mendapatkan uang 100 nyang. Jika Ha Eung mendapatkan uangnya ia akan membayar lunas semua hutangnya dan mentraktir Pal Yi, jadi ia minta Pal Yi menunggu sampai besok.

Pal Yi tertawa mendengarnya, tentu saja ia menolak. Pal Yi mengatakan hutang Ha Eung lunas jadi ia bisa pergi. Ha Eung bertanya apa maksudnya.
Bukannya menjawab Pal Yi malah menyuruh salah satu anak buahnya melapor ke Pojung dan memanggil penjaga dengan mengatakan pria yang dicarinya lari ke tempat mereka.
“Hei, Joo Pal Yi!”seru Ha Eung tak terima.
“Semuanya sudah selesai sekarang. Hutangmu akan ditanggung oleh…pria yang ada di sana.”ujar Pal Yi menoleh ke arah Jin Hyuk. Tentu saja Ha Eung menolak hutang hanya 30 nyang tapi menyerahkan Jin Hyuk yang seharga 100 nyang.
“Hei, Tuan! Di Joseon, tidak ada yang seadil aku! Kau harus membayar lebih sebagai rasa terima kasih.” Dan menganggap sisanya sebagai bayaran atas bunganya. Saat Pal Yi dan Ha Eung bersitegang hal itu dimanfaatkan Jin Hyuk untuk melarikan diri namun salah satu anak buah Pal Yi menjenggalnya hingga Jin Hyuk terjatuh.
Pal Yi menyuruh anak buahnya merawat Jin Hyuk yang senilai 100 nyang dan mengajak Ha Eung makan sebelum pergi.

Pal Yi mencocokkan lukisan di poster dengan wajah Jin Hyuk saat Ha Eung menikmati makanannya. Makanan penutup datang, Pal Yi pun mengajak anak buahnya makan kue beras. “Apa kau masih bisa makan sekarang? Setelah menipu seseorang untuk menyelesaikan hutang?”tanya Jin Hyuk melihat Ha Eung asyik melahap makanan.
Tapi Ha Eung malah berkata,”mana ada anjing yang menyalak setelah memakan kotorannya sendiri”
“Apa yang kau katakan?”tanya Jin Hyuk. Ha Eung mengatakan Jin Hyuk bukan hanya
seorang penjahat yang membunuh petugas,tapi juga berkulit tebal. Jin Hyuk menegaskan ia tak melakukan apa-apa. “Jadi… apa yang kau lakukan di hutan tengah malam itu? HAH?!”tantang Ha Eung, Jin Hyuk terdiam. Ha Eung bertaruh pasti Jin Hyuk sulit menjawabnya karena berkaitan dengan para bandit Moo Myoung Gye.
“Aku tidak tahu soal itu, tapi aku ini dokter.”
“Dokter? Yang kerjanya mengobati orang?”tanya Ha Eung masih tak percaya. Jin Hyuk mengiyakan.

Tetiba Pal Yi yang makan kue beras dengan anak buahnya gemetar hebat. Nampaknya ia tersedak anak buahnya menyuruh Pal Yi memuntahkannya namun ia tak bisa. Kesempatan itu akan digunakan Ha Eung untuk lari, namun Jin Hyuk menolak saat diajaknya. Jin Hyuk berusaha menolong Pal Yi memuntahkan kue beras yang dimakannya. Menepuk-nepuk punggung Pal Yi namun masih belum bisa. Pal Yi mulai kehilangan tenaga ia pun pingsan. Jin Hyuk teringat jika hal yang dilakukannya tadi gagal maka jalan satu2nya mereka harus membuka lehernya dan memasukkan tabung untuk membuka aliran udara.

Jin Hyuk meminta bantuan agar membantu memindahkan Pal Yi ke dipan. Jin Hyuk segera meminta air hangat dan mengeluarkan perlengkapan operasi yang dibawanya. Jin Hyuk memasukkan peralatan yang dibutuhkan ke air hangat yang disiapkan dan memakai alat tersebut menusuk leher Pal Yi. Namun salah satu anak buah Pal Yi menahannya.
“Aku harus menusuk lehernya supaya dia bisa bernapas!”terang Jin Hyuk.
“Menusuk di mana?”
“Kalau kau ingin aku menyelamatkannya, tetaplah di sana! Jangan bergerak se inci pun!
Percayalah padaku.”pinta Jin Hyuk. Jin Hyuk mulai menusuk leher Pal Yi dengan pisau bedah, darah segar keluar dari lehernya. Membuat orang di sekelilingnya begidik haha.
Lalu Jin Hyuk memasukkan sejenis selang ke lubang yang dibuatnya tadi dan meniupnya agar udara tersalurkan. Pal Yi mulai bernafas lagi langkah selanjutnya mendudukkan tubuhnya dan menekan bagian tengah punggungnya dengan keras. Dan mengangkat-angkat Pal Yi (bilangnya apa ya) agar muntah, dan Pal Yi pun tersadar.
“Sekarang tinggal merawat lukanya saja”ujar Jin Hyuk, Pal Yi tertawa senang mendengarnya.

Namun sayang sekali petugas keburu datang, Ha Eung yang menyadarinya segera mengalihkan perhatian dengan mengatakan ada api. Dan segera menarik Jin Hyuk agar melarikan diri, namun petugas tetap mengejarnya. Ha Eung menarik Jin Hyuk bersembunyi di tumpukan guci/gerabah?. Petugas pun kehilangan jejaknya.
“Kenapa kau membantuku kabur dari orang-orang yang ingin menangkapku?”tanya Jin Hyuk. “Kalau kau tertangkap mereka, aku tidak akan mendapatkan uang hadiahku.”jawab Ha Eung #gubraks. Hal itu tentu saja membuat Jin Hyuk kaget namun Ha Eung mengatakan kalau ia hanya bercanda. “Aku tidak tahu soal yang lainnya, tapi kurasa kau tidak akan membunuh seseorang.”
“Syukurlah kau menyadarinya.”jawab Jin Hyuk. Pandangan Jin Hyuk tertuju pada seorang gadis berhanbok yang sangat mirip dengan Yoo Mi Na.
“Tapi itu teknik penyembuhan yang ajaib.”pikir Ha Eung. Bukannya menanggapi Jin Hyuk malah menyusul gadis yang mirip dengan Mi Na. Ha Eung memanggil-manggil Jin Hyuk namun malang bagi Ha Eung ia malah memecahkan guci hingga terdengar petugas yang mencari mereka. Petugas pun segera mengejar Ha Eung yang melarikan diri.

Sementara itu Jin Hyuk terus membututi gadis yang mirip dengan Mi Na. Jin Hyuk kehilangan jejak gadis itu, karena gadis itu masuk ke sebuah toko mengantarkan hasil jahitannya. Selesai dari situ gadis yang tak lain Hong Young Rae putri mantan perdana menteri Hong membelanjakan uangnya untuk membeli sembako yang akan dibawanya ke orang-orang di To Mak. Pelayannya yang menemaninya mengingatkan jika ibunya tahu pasti ia akan ditegur. Tapi Young Rae tak mengindahkan ia mengambil barang2 yang akan dibawanya dan menyuruh pelayannya pulang.

Namun langkah Young Rae terhenti begitu melihat Kyung Tak memarahi pengawalnya.
Kyung Tak menegaskan mereka harus menangkap Jin Hyuk dan menangkap setiap orang yang mencurigakan. Young Rae menghampiri Kyung Tak, Kyung Tak tersenyum padanya.
Kyung Tak menyapa Young Rae, Young Rae meminta maaf ia belum belum sempat memberi hormat. “Bagaimana kabar Young Hwi? Sudah lama aku ingin mampir.”tanya Kyung Tak.
“Setelah mengambil ujian pegawai negeri, dia beristirahat di rumah.”jawab Young Rae.
“Hmm, sepertinya tinggal soal waktu baginya untuk bisa menyerah pada ujian itu. Apa kau masih mengunjungi To Mak?”tanya Kyung Tak. Kyung Tak mengingatkan bahwa itu bukan tempat yang layak dikunjungi oleh seorang putri bangsawan. Young Rae mengatakan ia juga tempat yang dihuni manusia. “Apa ada alasan kenapa seseorang tidak boleh pergi ke tempat di mana orang lain hidup?”tanyanya. Tahu tak bisa melarang Young Rae Kyung tak menyuruh pengawal membantu Young Rae. Young Rae berusaha menolak tak ingin menganggu karena masih banyak yang harus dilakukan Kyung Tak.
“Jadi kau mau membuatku khawatir dengan orang yang akan kunikahi juga?”tanya Kyung Tak. Agar ia tak khawatir maka ia melakukan hal itu dan minta agar Young Rae tak menolaknya.

Kyung Tak berlatih menembak dengan senjata apinya namun ia meleset tak tepat mengenai sasaran. “Bahumu terlalu tegang.”ujar Tuan Kim Byung Hee yang sebenarnya tak lain ayah Kyung Tak juga namun karena Kyung Tak anak selir jadinya begitu. Kyung Tak menanyakan kedatangan Tuan Kim. Tuan Kim malah balik tanya apakah Kyung Tak berencana tak akan beristirahat sampai ia menemukan orang yang menyusup malam itu. Kyung Tak mengiyakan. “Ambisimu layak dipuji.” Lalu Tuan Kim menanyakan kuda yang tak tenang apakah itu kuda Kyung Tak. “Kurasa pertempuran dengan bandit tadi malam membuatnya takut. Jadi agak susah ditenangkan”jawab Kyung Tak.
“Bandit Moo Myoung Gye, jangan anggap enteng mereka. Banyak orang dari keluarga bangsawan yang telah menderita di tangan mereka.” Tuan Kim juga mengatakan orang2 mulai menuntut para pejabat pemerintah harus bertanggung jawab atas ketidak mampuan mereka. “Saya tidak punya muka untuk bertemu dengan Anda”ujar Kyung Tak.

Tuan Kim menambahkan kali ini mereka mulai mempermalukannya berani menyerang upeti yang akan diserahkan padanya, padahal mereka sudah menggunakan jalan lain tapi mereka tetap bisa tahu. Dan mereka masih memiliki nyali menyerang pembawa upeti, Tuan Kim bertanya apa arti dari semua itu. Kyung Tak menjawab kalau mereka tak bisa dianggap enteng oleh sebab itu ia mengirim mata2 untuk menginvestigasi di setiap sudut kota.
dan juga menambahkan jumah petugas keamanan untuk inspeksi di sana. Tuan Kim mengatakan inspeksi bukan jalan keluarnya, karena tetap saja mereka dapat meloloskan diri. Walaupun begitu Kyung Tak punya solusi lain.
“Walaupun kau hanya salah satu anak dari salah satu selirku, kau adalah keturunanku.”kata Tuan Kim, Kyung Tak agak gimana gitu mendengarnya.
“Jika bawahanmu diserang sama artinya mereka juga menyerangmu. Jika kau diserang itu sama dengan mereka juga menyerangku. Dan artinya mereka mencari gara-gara dengan kita, An Dong Gim. Itulah kenapa, kita tidak bisa membiarkannya begitu saja.”
Kyung Tak mengiyakan kata2 ayahnya.

Tuan Kim menunjukkan cara membasmi bandit, ibarat bandit seperti kuda yang tak tenang jika dibiarkan lepas akan berkeliaran sendiri. “Kau harus tegas dengan mengikat leher mereka kalau kau ingin mengontrol mereka. Ketakutan adalah politik. Itulah kekuatan yang dipegang keluarga kita selama bertahun-tahun.”kata Tuan Kim yang bersiap menembak ke papan incaran namun Tuan Kim berbelok ia malah menembak kuda tepat dimatanya. Sontak Kyung Tak kaget melihatnya. Kuda pun roboh.
“Kekuasaan 60 tahun tidak terjadi dengan sendirinya. Kau mengerti apa yang kukatakan?”
“Iya,Tuanku.”jawab Kyung Tak, wahhhh ayahnya mengajari Kyung Tak agar langsung menembak mati para bandit di tempat?.

Di lain tempat seorang gisaeng yang bernama Choong Hoon sepertinya dapat meramalkan sesuatu, ia tahu seseorang yang istimewa telah tiba di Joseon?.

Jin Hyuk bersembunyi di luar salah satu rumah warga, ia mengeluarkan cincin yang akan diberikannya pada Mi Na, eh kok cincinnya ke bawa ya? Bukannya sebelum operasi ditaruh di atas meja?. Ia pun ketahuan salah satu warga, Jin Hyuk bergegas pergi. Tak jauh dari sana para bandit kembali beraksi di rumah bangsawan namun Kyung Tak yang memang sudah mengincarnya langsung menembaknya. Perkelahian pun tak terelakkan. Jin Hyuk menabrak salah seorang warga yang kepalanya terluka. (yang tertembak Kyung Tak tadi kah?). Jin Hyuk meminta maaf dan menanyakan keadaan orang itu. Tapi orang itu pingsan, Jin Hyuk pun mendekapnya. Tetiba salah satu warga yang mendengar keributan keluar dari rumahnya melihat Jin Hyuk dan orang yang terluka. Warga itu menghampiri Jin Hyuk dan mengenali siapa orang yang terluka sebagai sarjana Hong. Jin Hyuk segera meminta warga itu menunjukkan rumah sarjana Hong yang terluka agar bisa segera diobati.

Jin Hyuk menggendongnya di antar warga tadi ke rumah sarjana Hong.
Warga tadi segera memanggil pemilik rumah. Pemilik rumah yang tak lain ibu pria terluka itu keluar. “Young Hwi! Ya ampun! Apa yang terjadi? Bagaimana ini bisa terjadi?”tanya Ny. Hong melihat putranya terluka dan pingsan. Ia pun memanggil-manggil nama anaknya.
Wanita lain keluar yang tak lain Young Rae memanggil kakaknya.
“Orabeoni!”panggil Young Rae, yang tentu saja membuat Jin Hyuk kaget melihat wanita yang mirip dengan Yoo Mi Na, wanita yang dicintainya.
“Orabeoni! Orabeoni!”panggil Young Rae penuh nada kekhawatiran. Jin Hyuk semakin syok melihat Young Rae dari dekat, karena benar2 mirip dengan Mi Na.

Bagaimanakah episode selanjutnya? Apakah Jin Hyuk akan menyelamatkan kakak Young Rae? Tapi bagaimana? Peralatan di masa itu masih sangat minim.

-Bersambung-

Thanks to Indowebster (Qipast)-hanna4shared & islandsubs
Written & Image by: Ari Aruto @ Pelangidrama
Posted Only on pelangidrama.net
DO NOT REPOST TO OTHER SITE/FANPAGE FB!!!!

Wahhhh drama season kali ini yang sudah ditunggu selain ini projet saeguk pertama My Hero juga karena ada ahjusi Lee Bum Soo ditambah genre medical favoritku hahaha. Lihat episode pertama ini jadi alhasil penasaran tingkat akut jadinya ngebut download Jin versi dorama (walaupun baru 5 episode :P) karena ini merupakan adaptasinya. Overall sejauh ini masih suka dengan keduanya baik versi dorama maupun kdramanya, mirip dr. Koto juga hehehe. Walaupun plot utama tidak keluar dari versi aslinya tapi versi Korea patut dinanti penambahan karakter dan dihilangkannya karakter versi asli ditambah penyesuaian zaman semakin membuat penasaran. Kalau di dorama ada kimono yang manis di sini ada hanbok yang cantik hahaha. Jadi penasaran Kyung Tak di dorama versi aslinya yang mana ya? Sepertinya tidak ada lalu Young Rae seharusnya lain soalnya di versi dorama Young Rae dan Mi Na orang yang berbeda malahan seharusnya Mi Na mirip dengan Choong Hoon tapi ini berbeda? Jadi penasaran kan? Walaupun ini remake dari dorama JIN namun dikemas berbeda dan tentu saja dengan sentuhan khas Korea :P. Ditambah lagi ada penambahan kasus kedokteran yang berbeda dengan versi aslinya jadi makin nambah ilmu tentang kedokteran untuk penonton/pembaca XD. #tinggal author yang mabok sudah tentang kandungan, bedah jantuh, bedah otak?~abaikan. Yoshhh semangat lanjutin download JIN episode 6 ke atas plus JIN season 2 :XD. Mata aeru yo with Ganis.