Jae Gil yang terdesak mengatakan Ma Roo sudah imigrasi ke luar negeri, tapi sang suami tak percaya. Istrinya mencoba menghentikan suaminya. Sadar mereka pasangan suami istri, Jae Gil menegaskan walau temannya (Ma Roo) seorang playboy ia tak akan berkencan dengan seseorang yang sudah berkeluarga. Karena itu aturan pertama yang harus ditaatinya apapun alasannya. Jae Gil pun bertanya apa sang istri mengatakan kalau ia bercerai, sang istri menggeleng. Sang suami siap meninju Jae Gil. Tak ingin terjadi keributan sang istri menangis kalau sang suami sudah salah paham. Sang suami tak terima karena ia tahu istrinya menjadikan Ma Roo wallpaper hnya dan memandanginya 24jam setiap hari. Bahkan pergi ke bar setiap hari untuk menunggu Ma Roo. Jae Gil pun memanas-manasi untuk apa ahjuma itu mencintai suaminya padahal pasti masih banyak yang akan mengantri untuknya. Jae Gil pun tersadar kalau ini berhubungan dengan fansclub yang didirikan Ma Roo sejak SD dan sampai sekarang masih aktif.
“Apa ini benar-benar ‘hidup’ ? Apa hidup hanya untuk bernafas?”tanyanya. “Aku seharusnya mati saja waktu itu.”
Jae Gil menceritakan kondisi keluarga Ma Roo, Cho Ko yang mudah pingsan dan menghabiskan sekitar $10.000 sekali berobat. Ayah Ma Roo juga punya hutang yang besar dan akhirnya meninggal karena serangan jantung gara2 melihat anak yang dibanggakan dipenjara dan menjadi ex-napi. Jae Gil juga mengatakan karena tak punya pilihan pilihan Ma Roo berencana menjual organnya namun itu juga tak akan cukup mencover semuanya. Jae Gil sampai minum air kran di samping mereka sebelum melanjutkan ceritanya ckckckck.
Jae Hee sampai tidak jadi minum saat Jae Gil mempertanyakan kesalahan apa yang diperbuat Ma Roo hingga Tuhan membuat Ma Roo menderita. Mungkin Jae Hee teringat kata2 yang sama yang ia ucapkan pada Ma Roo saat kejadian pembunuhan. “Apa kalian tidak akan pergi meninggalkan tempat ini? Apa karena uang kalian tidak bisa pindah tempat?”tanya Jae Hee akhirnya.
“Tidak. Ini karena kamu Noona. Karena jika kami pindah, kamu mungkin tidak bisa menemukan kami. Oleh karena itu kami tidak bisa pindah dari sini.”jawab Jae Gil, ia juga memberitahu kalau Ma Roo bahkan tidak tahu kalau Jae Hee sudah menikah dengan orang lain, walaupun ia sendiri sudah memberitahunya berkali-kali tapi Ma Roo tak peduli dan tetap menunggu Jae Hee hari demi hari. Jae Hee nampak merasa bersalah.
Ma Roo sampai di rumah bersama adiknya namun sayang Jae Hee sudah pergi.
Melihat buah2an dan bingkisan di dipan rumah, Ma Roo bertanya apkah ada orang yang berkunjung sebelumnya. “Huh? Oh..”jawab Jae Gil. Ma Roo minta Jae Gil membantu menyiapkan tempat tidur untuk Cho Ko. Keduanya membaringkan Cho Ko di kamarnya.
“Apa yang dokter katakan tadi di rumah sakit?”tanya Jae Gil.
“Dokter bilang kalo Cho Ko akan baik-baik saja selama dia berhati-hati.”
Jae Gil pun memberi sebuah amplop pada Ma Roo dan mengatakan kalau Jae Hee baru saja datang tadi. “Apa kamu tidak melihatnya waktu ke sini? Dia bilang padaku untuk memberikan ini padamu.”
Ma Roo menerima amplop tersebut dan membuka isinya, ternyata amplop tersebut berisi uang. Jae Gil menyampaikan pesan Jae Hee, kalau ia akan membayar utangnya pada Ma Roo dan bilang agar Ma Roo pindah dari sana dan berhenti dengan apa yang ia lakukan sekarang dan hidup dengan normal. Jae Gil juga menambahkan agar Ma Roo tak memikirkannya (Jae Hee) lagi.
Melihat Ma Roo hanya terkesiap dengan melihat jumlah uang yang di amplop. Jae Gil mengambil dan menghitungnya. Jae Gil kaget dengan jumlah satu milyar won tersebut. “A-Aku pikir sekitar puluhan ribu dolar, karena ka-kamu sedang susah. Apa dia telah salah membawa jumlah uangnya? Apa dia seharusnya memberikan ini kepada orang lain?”tanya Jae Gil, Ma Roo menggeleng, ia segera mengambil amplop di tangan Jae Gil dan bergegas pergi. Terlihat Jae Hee berjalan keluar gang jalanan rumah Ma Roo. Karena memakai hak tinggi ia keseleo hingga hak sepatu salah satunya patah. Ma Roo terus berlari mengejar Jae Hee untuk mengembalikan uangnya. Namun terlambat, Ma Roo tak bisa mengejar Jae Hee. Ia pun meremas amplop yang ditangannya.
Jae Hee terus menyetir, ia teringat saat kejadian pembunuhan di mana Ma Roo mengatakan kalau ia yang akan menanggungnya dan berpesan pada Jae Hee agar terus berjalan ke depan dan tak melihat ke belakang. Jae Hee juga teringat saat ia memeluk Ma Roo dan mengatakan kalau ia tak akan melupakan hutangnya selama sisa hidupnya ia akan membayarnya selama ia masih hidup. Jae Hee nampak stress mengingat semua itu. Tapi apa yang ia lakukan sekarang? Menghianati Ma Roo yang menunggu setiap hari ~_~.
Sesampainya di rumah ternyata Eun Gi sudah menunggu di taman. Keduanya minum teh bersama di bangku taman. Eun Gi mengatakan kalau ia diam2 pergi keluar dan mungkin saja Dr. Kim frustasi oleh sebab itu Eun Gi meminta Jae Hee mengatakan padanya kalau ia baik2 saja. Jae Hee merasa lega Eun Gi sembuh dengan cepat. Eun Gi mengucapkan terima kasih, karena Jae Hee ia telah menerima perawatan darurat di pesawat.
“Aku tidak melakukan apa-apa..Dokter itu yang merawatmu.”ucap Jae Hee.
“Dokter…Mereka bilang dia bukan seorang dokter.”ujar Eun Gi. Jae Hee menjelaskan kalau dokter yang menolongnya bukanlah dokter secara formal, tapi mereka bilang dia pernah sekolah di fakultas kedokteran tetapi keluar di tengah semester. Melihat ‘dokter’ itu menyelamatkan nyawa Eun Gi, Jae Hee berpikir dia pasti sangat pintar.
“Jadi kau bertemu dengan dia “yang bukanlah seorang dokter tapi punya keahlian yang sangat pintar”? Sebenarnya aku ingin bersenang-senang dengan menginterogasimu. Tapi kondisiku kurang begitu baik hari ini”. Eun Gi pun menanyakan langsung ke inti masalahnya kenapa Jae Hee memberinya 1milyar won padanya padahal dia bukan dokter formal. Walaupun syok, Jae Hee mengatakan maksud Eun Gi agar ia bisa paham dengan yang Eun Gi ucapkan. Dengan terus terang Eun Gi mengatakan kalau ia punya mata2 untuk mengawasi Jae Hee. Seminggu setelah ibunya diusir dari rumah dan akhirnya meninggal ia akan balas dendam menemukan kelemahan Jae Hee dan mengusirnya keluar seperti Jae Hee mengusir ibunya.
“Kata-katamu sangat kasar.”ucap Jae Hee menanggapi.
“Kenapa? aku baru saja bilang tentang segala rencana dan metodeku sekarang apanya yang kasar? kau memakai sebuah topeng malaikat. Sangat menakutkan untuk tidak mengetaui seperti apa kau, dengan siapa kau berencana dan lain-lainnya. Mengambil 1 milyar won untuk “dokter gadungan” dan secara pribadi memberinya ke rumahnya.”ungkap Eun Gi pajang lebar. Kemudian Eun Gi bertanya haruskah mereka mempermudahnya dengan melihat fotonya.
“Itu sebuah hadiah atas jasanya menyelamatkan hidupmu di saat situasi darurat.”jawab Jae Hee menyembunyikan keterkejutannya. Tentu saja Eun Gi tak percaya ia malah tersedak dan tersenyum.
“Aku pikir kau orang yang pintar, tapi telah berubah menjadi begitu bodoh.”ucap Eun Gi. “Terima kasih atas perawatan darurat yang kuterima di pesawat. Putri dari pernikahanmu telah selamat. Karena itu, kau memberinya 1 milyar won.”tanyanya. Apakah Jae Hee ingin ia mempercayai semua itu.
“Di pesawat, berpura-pura memberikan perawatan darurat dan membunuh putri suamimu tanpa dicurigai. Lalu kamu memberinya 1 milyar won.”tuduh Eun Gi.
Jae Hee tak terima bukan itu maksudnya, ia bangkit dari duduknya. Eun Gi ikut bangkit dan mengatakan Jae Hee tak perlu bekerja keras mencari alasan. Eun Gi tahu kalau Jae Hee berbohong. Sebelum beranjak pergi, Eun Gi berpesan agar Jae Hee memberitahukan alasannya jika sudah tahu alasan yang bagus.
Jae Hee kembali berbohong, ia mengatakan kalau diancam yang otomatis menghentikan langkah Eun Gi. Jae Hee mengungkapkan kalau ‘dokter’ itu tahu kasus kepemilikan narkoba Eun Gi di Amerika 7 tahun lalu.
“Jika media dan para pemegang saham tahu akan ini, kamu tahu masalah apa yang akan menimpamu. Kau, dirimu sendiri, seharusnya lebih tahu daripada aku. Sebagai tambahan, Sekarang para pemegang saham sedang melihat latar belakangmu untuk keberhasilan manajemen perusahaan kelak.”beber Jae Hee. Lalu berpesan agar Eun Gi berhati-hati dengan masa lalunya.
“Jika masalahmu bisa diurus dengan baik, aku akan meminta lebih soal imbalannya. Sekarang giliranku untuk merasa kecewa.”balas Jae Hee tajam lalu bergegas pergi.
Eun Gi melangkah gontai ke kamarnya, ia teringat kejadian 7 tahun lalu.
Flashback. Seorang pria meminta tolong pada Eun Gi. “Ini bukan di Korea dan karena catatan kriminalku yang dulu, ayahku tidak bisa lagi membantuku.”ucapnya.
“Jadi kau memintaku untuk memberikan pernyataan yang salah kalau narkoba itu milikku?”tanya Eun Gi. Pria itu beralasan hal itu tak masalah karena mereka sedang pacaran. Selain Eun Gi, tak ada lagi orang yang ia bisa percaya. Eun Gi enggan mendengarkan, ia beranjak pergi namun ditahan. Pria itu yang ternyata pacar Eun Gi akan melakukan apa saja yang Eun Gi minta.
“Jika kamu membantuku,ayahku akan melakukan apapun yang kamu minta. Termasuk membantu masalah finansial perusahaanmu.”bujuknya.
“Masalah perusahaan?”tanya Eun Gi. Pacar Eun Gi mendengar kalau Taesan grup sedang dalam keadaan krisis, ayahnya bisa membantunya. “Itu bukanlah hal yang besar. Lagi pula, ini pertama kalinya buatmu, jadi kamu tidak akan dihukum dengan berat. Dalam jangka panjang, itu tidak akan menjadi masalah yang buruk.” Pria itu terus memohon pada Eun Gi. Flashback End.
Di kamarnya, Eun Gi mencoba menghubungi seseorang. Ternyata ia menelepon pacar Eun Gi yang meminta bantuannya dulu. Pria itu ternyata sudah menikah dengan wanita lain dan memiliki seorang putri. Eun Gi yang menelepon mendengar semua kemesraan keluarga kecil mantan pacarnya. Akhirnya Eun Gi berbicara ditelepon setelah diam saja. Ia mengatakan kalau ia Eun Gi. “Seo Eun Gi. Kamu ingat padaku?”tanya Eun Gi. Setelah memastikan keadaannya aman, mantan pacar Eun Gi menjawabnya.
“Ya. Sudah cukup lama Tapi tiba-tiba.. ada masalah apa?”jawab mantan pacar Eun Gi. Eun Gi menjawab kalau ia punya hal yang akan dikatakannya.
“Waktu itu, ketika aku ditahan karena kepemilikan narkoba yang seharusnya kamu yang ditahan, untuk menyelamatkan perusahaan Ayahku? Hmm.. Seharusnya aku tidak melakukannya.”ungkap Eun Gi. “Karena dalam jangka panjang, hal tersebut tidak akan menjadi hal yang buruk? Itu juga salah.”tambah Eun Gi (kenyataannya itu akan menjadi masalah Eun Gi, jika para megang saham tahu Eun Gi pernah di penjara ia pasti tak akan menjadi presdir Taesan grup).
“Karena aku mencintaimu, karena Seo Eun Gi sangat mencintai Kim Jung Ho, dia ditahan yang seharusnya bukan dia. Jika aku bilang seperti itu. Apa kamu..percaya padaku?”tanya Eun Gi. Eun Gi pun menutup teleponnya, Jung Ho mencoba menelepon balik namun Eun Gi tak mengangkatnya malah menceburkan ponselnya ke akuarium.
Ma Roo menunggu di depan rumah keluarga Seo, ia berniat mengembalikan uang yang diberikan Jae Hee. Ponselnya tiba2 berbunyi ternyata Jae Gil yang meneleponnya. Jae Gil berpesan untuk sementara waktu agar tak mencarinya atau meneleponnya karena ia akan bepergian ke luar negeri. Ma Roo mengiyakan ia tak akan meneleponnya. Jae Gil bertanya apa Ma Roo mengembalikan uangnya? Jae Gil membujuk Ma Roo mengambil 10% dan sisanya dikembalikan, karena buat Jae Hee jumlah itu hanya seperti membeli beberapa tas merk terkenal. Ma Roo tak menanggapinya, ia malah menyuruh Jae Gil mengurusi wanita yang disampingnya, dan mengatai wanita itu pasti 100% benar2 gila lalu menutup teleponnya.
Keluarga Seo makan bersama di meja makan di samping pengacara masing2. Selesai makan presdir Seo meminta pengacara Ahn, sekretarisnya menghadapnya setelah makan karena ada pembicaraan yang perlu mereka selesaikan. Pengacara Ahn mengiyakan, presdir Seo bersiap ke ruangannya, Jae Hee berniat mengantar namun pengacara Ahn menyela kalau ia yang akan mengatar presdir Seo karena ia juga sudah selesai makan. Dan mempersilahkan Jae Hee melanjutkan makannya, yang disetujui presdir Seo. Sekembali ke meja makan, Jae Hee menyuruh pembantunya membawa Eun Suk turun ke bawah untuk makan.
Setelah di meja makan tinggal bertiga, Eun Gi menanyakan apakah pengacara Park sudah menelepon polisi dan diiyakannya. Jae Hee tak mengerti pembicaraan keduanya. Pengacara Park mengatakan polisi perlu kesaksian dari orang yang diancam jadi Jae Hee perlu ke kantor polisi.
“Aku melaporkan dia (Ma Roo) ke polisi. Orang yang mendapatkan 1 milyar won. Setelah mengancam ibunya Eun Seok (Jae Hee).”jelas Eun Gi yang menyadari kebingungan Jae Hee. Jae Hee syok mendengarnya. Banyak hal2 yang perlu dikhawatirka akhir2 ini dan sebenarnya Eun Gi ingin menangani masalah itu sendirian namun korban pemerasan perlu pergi ke sana sendirian untuk memberikan pernyataan untuk menuntutnya. Makin syoklah Jae Hee.
Eun Gi menegaskan seharusnya Jae Hee tak menyerah dengan orang seperti itu tapi harus melawan dan menghancurkannya sampai titik darah penghabisan untuk mendapat keadilan.
Walau hujan Ma Roo masih menunggu di depan rumah keluarga Seo, ia melihat Eun Gi keluar rumah diantar pengacara Park. Ma Roo pun keluar dari mobil membawa amplopnya. Ma Roo berniat menekan bel namun diurungkannya, ia pun memutuskan menuliskan penerima amplop tersebut dan menaruhnya di kotak pos surat. Baru beberapa langkah beranjak pergi, ponsel Ma Roo berbunyi, Cho Ko meneleponnya. Ma Roo khawatir karena Cho Ko menelepon sambil menangis, ia mengira sakit Cho Ko kambuh. Namun Cho Ko mengatakan kalau beberapa polisi datang mencari kakaknya dan menggeledah semua tempat.
Tentu saja Ma Roo bergegas pulang, ia tergesa-gesa menaiki tangga menuju rumahnya. Cho Ko menunggu di depan rumah dengan cemas walau hujan. Cho Ko segera menghampiri kakaknya dan memeluknya. Salah satu polisi yang datang menanyakan apakah ia Kang Ma Roo. Yang diiyakan Ma Roo. Polisi tadi menjelaskan kalau ia datang karena Ny. Han Jae Hee menuntut Kang Ma Roo atas pemerasan.
Ma Roo tak mengerti kata polisi tadi, begitu pula Cho Ko yang tak percaya kakaknya melakukan pemerasan. Polisi tadi mengajak Ma Rook e kantor polisi. Tapi Cho Ko melarang kakaknya dibawa pergi. Polisi yang satu membawa Ma Roo yang satunya menenangkan Cho Ko. “Orang yang menuntuku…Siapa namanya?”tanya Ma Roo pada polisi. Polisi menjawab Han Jae Hee, Ma Roo tampak menahan kemarahan.
Cho Ko mengejar polisi yang membawa kakaknya. “Ahjusshi. Kumohon jangan bawa Oppa pergi.”pinta Cho Ko. Melihat Cho Ko terus mengejarnya dan menangis sesegukan, Ma Roo meminta waktu sebentar pada polisi. Ma Roo memayungi Cho Ko agar tak kehujanan, dan mengatakan kalau ia akan segera kembali. Cho Ko menghempaskan payung yang diberikan Ma Roo, dan bersikeras tak mempercayai kakaknya berbuat seperti itu.
“Yeah memang bukan. Aku bukan orang seperti itu, jadi pulang dan masuklah.”kata Ma Roo menenangkan. Lalu menyuruh Cho Ko masuk mengganti bajunya dan mengeringkan rambutnya serta minum obat. Cho Ko tak mendengarkan kata2 kakaknya ia malah menyuruh kakaknya menegaskan pada polisi kalau ia bukan orang jahat. Ma Roo mengerti, ia akan melakukannya lalu meminta Cho Ko masuk ke dalam rumah dan tak mengkhawatirkan dirinya. Tapi Cho Ko menolak jika kakaknya tak ikut masuk, maka ia juga tidak akan masuk. “Rumah sakit bilang kalau kamu tidak boleh basah kena air hujan. Jika sesuatu hal terjadi, kamu bisa mati.”bujuk Ma Roo.
“Kenapa jika aku mati? KENAPA JIKA AKU MATI!!!”teriak Cho Ko.
“Ya sudah, mati lah. Kamu kehujanan di sini lalu kau mati tolol!”balas Ma Roo.
Di lain tempat Eun Gi nampak berpikir, sementara Jae Hee dalam perjalanan ke kantor polisi ditemani pengacara Ahn. Jae Hee nampak ketakutan, sampai gementaran. Pengacara Ahn memperhatikan gerak2 Jae Hee dari kaca spion. Sesampainya di depan kantor polisi, pengacara Ahn mempersilahkan Jae Hee keluar karena hujan juga sudah berhenti.
Akhirnya Ma Roo kembali bertemu dengan Jae Hee. Ma Roo menatap tajam Jae Hee. Polisi mengatakan kalau Kang Ma Roo tidak mengakui kejahatan apapun dan tetap diam jadi mereka memanggil keduanya untuk mengkonfirmasi situasinya.
Polisi menanyakan kebenaran apakah Kang Ma Roo benar2 memeras Jae Hee sebesar 1 milyar won. Ma Roo menunggu jawaban Jae Hee, nampak Jae Hee memikirkan jawabannya.
Polisi kembali menanyakan karena Jae Hee diam saja, akhirnya Jae Hee pun memutuskan mengakui pernyataannya yang sebelumnya dinyatakan Eun Gi.
“Pria yang duduk didepanku, telah mengancam keluargaku. Dengan sebuah rahasia yang berpotensi menimbulkan kerugian pada perusahaan, dan sebagai kondisi agar tidak menyebarkan rahasia itu,dia memeras 1 milyar won.”jelas Jae Hee. Ma Roo hanya terdiam memandang Jae Hee tak menyangka Jae Hee akan mengatakan seperti itu, kini ia tahu Jae Hee bukan Jae Hee yang ia kenal dulu.
Polisi bertanya apa Ma Roo mengakui semua itu. Ma Roo tak menjawabnya, ia berkutat dengan pikiran yang berkecamuk di kepalanya.
“Aku berencana memahamimu. Aku tau aku tidak punya hak untuk memiliki noona lagi. Karena Noona dan aku, sekarang berada di dunia yang sama sekali berbeda. Karena aku lebih tahu daripada siapapun di dunia ini.” Polisi kembali menanyai Ma Roo, namun Ma Roo masih terdiam.
“Bahkan jika kamu tidak pergi sejauh ini. Aku berencana untuk melupakanmu, Noona. Bahkan jika kamu tidak pergi sejauh ini,a ku berencana untuk menyerahkanmu, Han Jae Hee kepada orang yang menginginkanmu untuk pergi!”
Polisi habis kesabaran ia menggebrak meja. Jika Ma Roo terus terdiam artinya ia mengiyakan tuduhan Jae Hee.
Pengacara Ahn mengantar Jae Hee pulang ke rumah. Jae Hee mengucapkan terima kasih dan masuk ke dalam rumah. Pengacara Ahn memandang kepergian Jae Hee dengan wajah sendu, nampaknya pengacara Ahn memiki suatu perasaan pada Jae Hee. Di dalam rumah pembantunya memberi Jae Hee amplop yang dikirim Ma Roo. Jae Hee terkejut saat begitu membukanya amplop itu berisi uang yang diberikannya pada Ma Roo dikembalikan utuh.
Di ruangannya presdir Seo memarahi Eun Gi, karena sudah mengangkat beberapa karyawan sebagai pegawai tetap. Eun Gi membela diri menurutnya pegawai yang bekerja lebih dari 10 tahun dengan perusahaan, itu normal dan adil bagi mereka diangkat menjadi pegawai tetap. Seharusnya itu bukanlah masalah mengingat 2 tahun terakhir, Serikat Pekerja sepakat untuk pembekuan upah karena resesi ekonomi mereka seharusnya memberi mereka timbal balik.
“Jika kamu memberi mereka suatu kompromi, mereka akan segera melupakan yang lain, dan mengambil kesempatan yang kita berikan! Itu yang mereka inginkan!”seru presdir Seo. Presdir Seo berpikir mungkin mereka berterima kasih saat ini tapi bagaimana jika mereka meminta untuk menambah porsi pegawai tetap. Dan jika perekonomian menjadi buruk, dan perusahaan tidak dapat bertahan tanpa restrukturisasi. Bisakah mereka memecat mereka dengan mudah? “Kita bisa mendukung mereka semua. Jika kita bekerja sama dengan serikat pekerja sekarang, kita bisa melakukannya dengan baik.”jawab Eun Gi memberi alasan. Presdir Seo marah ia melempar asbak dan pecahan kacanya melukai wajah Eun Gi.
Presdir marah dengan pemikiran Eun Gi yang masih bau kencur tak tahu kejamnya dunia bisnis.
“Jika ada tawaran pekerjaan, mereka akan berkhianat dan bisa pergi setiap saat. Aku sudah sangat mengajarimu tentang itu, apa kamu masih belum paham?! Apa kamu bodoh?!”seru presdir Seo. Presdir Seo bertanya sampai kapan ia menunggu Eun Gi paham semua itu. “Aku tidak dapat memberikan Grup Taesan kepada seseorang yang tidak dapat melindunginya.”ucapnya. Jika bukan Eun Gi, ia masih punya Jae Hee dan Eun Suk untuk mengisis posisi Eun Gi. Presdir Seo juga mempersilahkan Eun Gi pergi jika tidak bisa menanganinya seperti ibunya. Eun Gi menahan amarah mendengar ayahnya menyingggung soal ibunya.
Di kamarnya, Eun Gi memasang plester diwajahnya yang terkena pecahan asbak tadi. Jae Hee masuk membawakan minum dan menanyakan keadaan Eun Gi.
“Mungkin tidak? Rasanya ini akan meninggalkan bekas luka.”jawab Eun Gi memperlihatkan luka di wajahnya. Jae Hee menyuruh Eun Gi beristirahat, dan beranjak pergi namun kata2 Eun Gi menghentikan langkahnya. Eun Gi mempertanyakan jalannya pemeriksaan terkait dengan pemerasan karena yang ia dengar terdakwa dibebaskan karena tak cukup bukti. Eun Gi bertanya-tanya di mana terdakwa menyembunyikan uang 1milyar won. Jae Hee tak menggubrisnya, ia beranjak pergi.
“Kau tahu julukanku “anjing gila” kan?”ujar Eun Gi yang kembali menghentikan langkah Jae Hee. Eun Gi mengatakan polisi mungkin melepaskannya namun ia tak akan pernah melepaskannya. Walaupun ia tak tahu bagaimana perasaan Jae Hee akan hal itu. Jae Hee mendekat ke arah Eun Gi dan mengatakan kalau uang 1 milyar won sudah di tangannya karena uang itu dikembalikan padanya. Eun Gi bertanya kenapa, Jae Hee mengungkapkan karena ‘Ma Roo’ gagal menjalankan misinya membunuh putri suaminya.
“Karena dia gagal atas misinya dan membiarkanmu hidup. Jika apa yang terjadi 7 tahun yang lalu, ketika kau ditangkap atas kepemilikan narkoba dan dilepaskan. Jika para pemegang saham tahu akan hal itu. Hal itu tidak akan dianggap remeh Seo Eun Gi yang akan menjadi penerus perusahaan, akan menjadi mustahil.”beber Jae Hee mulai berani atas konfrontasi Eun Gi. Karena Eun Gi hanyalah nona pasti sepertiga para pemegang saham menentangnya sebagai penerus perusahaan. Jae Hee mengucapkan terima kasih untuk itu begitupula Eun Suk, putranya. “Setelah semuanya ini, itu adalah kartu as yang dapat menghancurkanmu dalam satu kali tembakan.”
Eun Gi mengucapkan terima kasih atas kejujuran Jae Hee, dan bertanya apa tujuannya mengancamnya dan akan membeberkan rahasia itu untuk mengusir Eun Gi selamanya?.
“Kenapa aku harus bermain permainan membosankan seperti itu? Kamu tidak tahu betapa menyenangkannya aku bermain-main denganmu. Ketika kamu tumbuh besar dan menakutkan sepertiku, mari bertarung.”ajak Jae Hee makin berani menyatakan perang dengan Eun Gi. Saat waktunya tiba mereka akan bertarung secara adil, apakah Eun Gi menang dan Jae Hee mati atau Eun Gi mati dan Jae Hee menang. “Jadi, jangan bertingkah begitu perkasa di depanku, mengancamku, dan terus melemparkan siksaanmu padaku. Jangan sampai aku memberkan rahasia itu, gadis kecil jalang.”ancam Jae Hee secara tak langsung. Eun Gi hanya tersenyum.
Jae Hee membacakan dongeng untuk Eun Suk. Eun Suk pulas tertidur. Sementara Ma Roo mendekam dibalik jeruji besi. Sedangkan Eun Gi mencoba memeriksa laporan namun tak konsentrasi akhirnya memilih menengak minuman. Dan akhirnya tertidur di atas meja.
Keesokan paginya Ma Roo dibebaskan, sesampainya di rumah ia langsung mencari adiknya.Di kamarnya pun tak ada, Ma Roo memanggil-manggil nama Cho Ko namun tak ada jawaban. Seorang tetangganya pun memberitahu kalau Cho Ko dibawa ke rumah sakit. Tetangganya menjelaskan kalau Cho Ko pingsan ditengah hujan karena mengejar kakaknya. Ma Roo bergegas ke rumah sakit.
Ma Roo segera menjenguk Cho Ko yang terbaring lemah. Ia teringat kejadian saat Cho Ko mengejarnya di tengah hujan. Dan juga kata2 Cho Ko saat di rumah sakit, saat Cho Ko mengatakan Ma Roo meninggalkannya padahal ia sakit keras. Ia menjadi sakit2an itu semua gara2 Ma Roo tak segera membawanya ke rumah sakit. Ma Roo bangkit, ia tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Balas dendam!!!! (?)
Terlihat seseorang mengendarai sepeda motornya dengan cepat. Dia adalah Eun Gi, ia terus memaju laju motornya ke pegunungan. Tiba2 seseorang bersiap menyalipnya, dia adalah Ma Roo. Keduanya saling adu kecepatan, siapa yang tercepat. Ma Roo hampir menang, namun sayang motornya terhalang pohon yang romboh, sementara Eun Gi terus melaju dengan kecepatan tinggi. Eun Gi senang karena ia berhasil menang namun tiba2 remnya blong tak berfungsi,motornya terus melaju dan terjatuh ke jurang. Untungnya Eun Gi berhasil berpegangan pada sebuah batang kayu kecil. Eun Gi berusaha naik namun tak bisa, tetiba Ma Roo datang belum sempat mengulurkan tangan pegangan Eun Gi terlepas beruntungnya Ma Roo bisa menangkap tangan Eun Gi.
Bagaimana reaksi setelah menonton atau membaca episode ini? Masih sama seperti kemarin? Jawaban saya iya hahaha. Gimana enggak lha wong Jae Hee memberi Ma Roo uang tapi berbalik menuduhnya sebagai pemeras. Apa nggak gregetan? Walaupun Jae Hee melakukan itu karena terdesak, tapi bukan begitu caranya. Menyelamatkan diri sendiri, dan kembali melukai Ma Roo.
Tapi kekesalan semua itu terbayar dengan keakraban Cho Ko- Ma Roo apalagi saat Ma Roo ngikat rambut Cho Ko sweet banget punya kakak laki2 sebaik dia ngarep banget hahaha.
Jae Hee mulai membalas serangan konfrontasi yang Eun Gi lancarkan, sebenarnya apa yang membuat Eun Gi begitu membenci Jae Hee?. Ada hubungan apakah pengacara Ahn dan Jae Hee?. Dan apakah yang akan terjadi antara hubungan Eun Gi dan Ma Roo? Temukan jawabannya di episode 3 hahaha.
kerennnnnn………….
budiantari
SukaSuka
ditunggu link sinopnya ya mbak 🙂
makasih!!!
SukaSuka
wah..mkin seru ne,
lanjutkan
~sukma~
SukaSuka
seru… aq mw jadi cho ko…
tapi aku benci banget sama jae hee…
biar oppa jung ki balas dendam sama jae hee, tapi jangan sampe oppa qw sakit gara2 dendam…. aq harap perbuatan jae hee ke ma roo terbalas ke anak jae hee… biar dia rasain gimana penderitaanya oppa qw…
hehe maaf ya isi komennya begini…
sinopnya seru banget.. bikin penasaran…
rasanya gregetan baca sinopnya… ikut kebawa emosi…
oppa qw terlalu polos orangnya… love oppa jung ki ^_^
SukaSuka
benci banget tuh sama sih eun gi -_-
SukaSuka