Eun Gi vs Jae Hee XD
~Sinopsis Nice Guy (The Innocent Man) Episode 4~
Di lain tempat Jae Hee juga sedang olahraga, ia tak konsentrasi saat treadmill. Ia teringat kata2 Eun Gi saat Ma Roo mengantarnya pulang. Dan Ma Roo yang menyetujui bertemu Eun Gi kembali. Karena melamun Jae Hee hampir jatuh beruntungnya Eun Gi segera menolongnya. Eun Gi menanyakan apa yang dipikirkan Jae Hee. “Haruskah aku biarkan calon pengantin jatuh dan mematahkan hidungnya? Supaya pernikahan dibatalkan.”tanyanya. Eun Gi pun melanjutkan kalau ia telah membiarkan kesempatan itu hilang. Eun Gi pun ikut treadmill di samping Jae Hee seraya memberi Jae Hee nasihat kalau ia terlalu gembira dengan apa yang didapatkannya dengan terlalu mudah, suatu saat ia akan menyadari bahwa ada yang salah terutama jika ada keinginan kotor dan licik di dalamnya. Eun Gi mengingatkan walaupun Jae Hee merasa sudah separuh perjalanan sampai pada tujuannya, namun Eun Gi memberitahunya agar Jae Hee tak lengah.
“Sebagai pembela keadilan, apa kau pikir aku akan duduk diam dan menontonmu?”ungkap Eun Gi, Jae Hee hanya tersenyum mendengarnya walaupun banyak pikiran berkecamuk di kepalanya.
Pembicaraan keduanya dilanjutkan di ruang ganti Jae Hee menanyakan seberapa Eun Gi mengenal dan tahu siapa Ma Roo serta bagaimana Eun Gi bertemu dengannya. “Sejak kapan kau sangat peduli dengan kehidupan pribadiku?”tanya Eun Gi balik,yang seolah-olah Jae Hee bertingkah sebagai istri ayahnya. Jae Hee tak menjawab ia malah kembali bertanya sejauh mana hubungan Eun Gi dan Ma Roo. “Kau kan sudah melihatnya. Aku masih berusaha merayunya.”jawab Eun Gi. Jae Hee kembali memberondong pertanyaan ada Eun Gi sejauh mana Eun Gi mengenal Ma Roo.
“Lalu apa kau mengenalnya dengan baik?”tanya Eun Gi balik, yang membuat jae Hee terdiam. “Kau mengenalnya dengan baik sehingga…kau jadi hilang kesabaran dan emosi.” tebak Eun Gi. Eun Gi mengira Jae Hee tertarik pada Ma Roo, karena ia masih muda dan tampan. Jae Hee beralasan Ma Roo terlihat bukan pria baik2. Eun Gi jelas tak mempercayainya, “dia… tahu siapa kau kan? Dia tahu siapa kau dan mendekatimu.”selidik Jae Hee.
Jae Hee begitu, karena ia tahu tipe orang seperti itu. Eun Gi membalikkan kata2 Jae Hee, ia juga tahu contohnya seperti Jae Hee.
Jae Hee bertanya apa Eun Gi akan terus bersikap sinis. Eun Gi menjawab dengan serius walaupun Ma Roo mendekatinya karena ia tahu siapa Eun Gi, Eun Gi tak peduli. Karena ia telah mengenal orang seperti Jae Hee, apa yang harus ia takuti. Lalu Eun Gi pamit pergi, namun kata2 Jae Hee menghentikan langkahnya.
“Kau pasti akan terluka. Kau akan terluka dan menangis, bodoh!”tegas Jae Hee mengingatkan.
Cho Ko menemui kakaknya yang sedang berganti baju. Cho Ko meminta maaf karena ia menemui ibunya, kakaknya dipukuli dan terluka. “Kenapa aku tidak pernah membawa kebaikan dalam hidupmu, Oppa?”keluh Cho Ko, Ma Roo membenarkan.
“Benarkah aku tidak berguna untukmu, Oppa?”tanya Cho Ko tak percaya, Ma Roo beralasan Cho Ko yang mengatakannya sendiri. “Oppa macam apa kau? Kenapa aku tidak berguna?”tanya Cho Ko, lalu menyebutkan kebaikan yang dilakukan untuk kakaknya.
“Kurasa yang hampir selalu memasak, mencuci, dan membersihkan rumah itu aku.”elak Ma Roo, Cho Ko pun menimpali makanya ia bilang ‘kadang’. Cho Ko pun mengingatkan kebaikan2 yang lain, ia kembali menyebutkannya saat kakaknya masuk sekolah kedokteran tahun pertama gadis yang menyukai ingin mengajak Ma Roo bunuh diri karena tahu Ma Roo suka Jae Hee, tapi Cho Ko membatalkan niatnya dengan memberikan tiket konser Shinhwa Cho Ko yang berharga. Ma Roo membenarkan, ia ingat hal itu.
“Jika aku mulai bercerita tentang semua pengorbananku untukmu mungkin tidak akan selesai ceritanya hingga kau menikah dan anakmu masuk TK.”tukas Cho Ko. Keduanya tersenyum, Ma Roo pun mengucapkan terima kasih dan pamit pergi.
Cho Ko mencoba ikut audisi menyanyi , ia nampak grogi. Tiba giliran Cho Ko tampil ia tak bisa menyanyi. Cho Ko berniat menyanyikan lagu “Good Day-IU” namun suaranya fals dan tak ingat lirik lagunya. Setelah dua kali mencoba juri pun mempersilahkan Cho Ko pergi.
Cho Ko pergi ke toilet dengan sedih, melihat seorang anak kecil ia pun menawarkan apakah anak kecil tersebut mau mendengarnya menyanyi. Cho Ko menjelaskan kalau ia tak bisa menyanyi dengan baik di depan banyak orang tapi ia adalah Mariah Carey dari Timur. Anak kecil tadi pun mengiyakan kalau ia mau mendengar Cho Ko menyanyi, Cho Ko bersiap menyanyikan kembali lagu “Good Day” mendengar suara fals Cho Ko anak kecil tadi pun pergi. Cho Ko pun sedih melihatnya tetiba ia teringat sesuatu. Ia pun mengambil ponselnya yang berwallpaper Jae Gil dan menaruhnya di wastafel. Cho Ko pun mulai kembali menyanyikan lagu “Goo Day – IU” kembali dan sukses. Tak disangka, anak kecil tadi masih mendengarkan Cho Ko menyanyi dibalik pintu.#eh, btw kok jadi pengen tas rangsel seperti punya Cho Ko ya haha.
Tak puas dengan informasi supir Jo, Pengacara Park mencari tahu tentang hubungan Ma Roo dan Jae Hee sendiri. Ia mengunjungi tempat tinggal Ma Roo, melihat ahjuma tetangga Ma Roo lewat ia pun memutuskan bertanya padanya. Pengacara Park menunjukkan foto Jae Hee, dan bertanya apakah ahjuma itu mengenalnya. Ahjuma tersebut mengaku tak mengenalnya. Walau Pengacara Park tak percaya dengan ucapan ahjuma tersebut,namun ahjuma meyakinkannya. Terlihat supir Jo mengawasi dari jauh, ia pun melaporkan kalau dugaan pengacara Ahn benar. Kalau pengacara Park menyelidikinya sendiri, ia mengira kalau pengacara Park tak mencurigainya namun ia masih curiga tentang Ma Roo. Supir Jo juga melaporkan kalau ia sudah memalsukan dokumen tentang asal usul Jae Hee dan memberikannya pada pengacara Park dan menyuap tetangga Ma Roo untuk tutup mulut.
Pengacara Ahn teringat kata2 Jae Hee kalau ia sudah lama menyukai dirinya bahkan sebelum Presdir. Ia pun teringat pertemuan pertamanya dengan Jae Hee.
Flashback, Jae Hee menahan lift yang dinaiki pengacara Ahn, karena lift yang satunya penuh.
Petugas lift meminta maaf dan menyuruh Jae Hee menggunakan lift lainnya karena lift itu khusus untuk orang-orang penting. Jae Hee pun mempertanyakan kenapa ia tak bisa menggunakan lift tersebut padahal lift itu besar. Dengan lidah tajamnya sebagai reporter, Jae Hee mengkritik semboyan Taesan grup yang mengatakan dimana semua karyawan adalah pemiliknya, namun mereka mendiskriminasikan karyawan dengan pemakaian lift. Jae Hee pun memperkenalkan diri kalau ia wartawan junior HBS yang datang untuk mewawancarai Presdir. Jae Hee pun sedikit mengacam kalau kejadian lift itu akan diulasnya dalam berita. Nampaknya Pengacara Ahn mulai tertarik dengan keberanian Jae Hee ini, ia kembali menanyakan nama Jae Hee. Flashback end.
Pengacara Ahn mendorong kursi roda Presdir untuk mengantarnya menuju hotel, Presdir bertanya pada pengacara Ahn, menurutnya seperti apa Jae Hee.
“Saya tidak mengerti maksud Anda.” Presdir kembali bertanya apakah Jae Hee bisa dipercaya.
“Kenapa tiba-tiba Anda bertanya seperti ini?”
“Aku… tidak mempercayai wanita. Kepercayaanku pada orang lain tidak pernah lebih dari 30%.”ucap Presdir. “Han Jae Hee pasti beda dari yang lain, kan? Dia tidak akan mengkhianatiku, kan?”tanya Presdir.
“Mana berani saya berbicara jelek tentang Nyonya. Tapi cintanya untuk Anda…ketulusan dan kesetiannya tidak ada bandingnya. Saya rasa Anda tidak perlu khawatir.”jawab pengacara Ahn, namun Presdir masih gamang. Hoeks Presdir Seo belum tahu ni dalamnya hati pengacara Ahn.
Eun Gi tiba di hotel bersama Jae Hee, dengan syok perhatian Jae Hee membenarkan kerah baju Eun Gi. Eun Gi hanya tersenyum sinis, namun senyumnya berubah terkejut saat melihat siapa yang datang. Yup, Ma Roo datang menemuinya. Ma Roo tersenyum ke arah Eun Gi dan menghampirinya.
“Apa tadi malam kau tidur nyenyak?”tanya Ma Roo perhatian. Eun Gi tak menyangka Ma Roo akan datang. Ma Roo beralasan bukankah mereka sudah berjanji bertemu. Eun Gi mengatakan ia senang melihat Ma Roo dan bertanya apa Ma Roo sudah lama menunggu. Melihat Eun Gi yang menoleh ke arah Jae Hee, Ma Roo pun memberi hormat pada Jae Hee seolah-olah baru pertama kali bertemu dan mengatakan kalau ia melihat di depan rumah semalam saat mengantar Eun Gi. Eun Gi yang malas menjelaskan mengatakan kalau wanita yang disampingnya akan segera menikah dengan ayahnya. Ma Roo mengatakan kalau ia pernah melihat Jae Hee di TV.
“Kekerasan dan ketidakadilan hukum.Kesejahteraan sosial yang timpang… dan topik lainnya yang tidak jauh dari moralitas dan keadilan. Anda adalah wartawan yang banyak mengulas tentang topik seperti itu.”ungkap Ma Roo, Jae Hee hanya bisa menahan kegugupannya. Eun Gi mempertanyakan kebenaran itu pada Jae Hee, namun Jae Hee hanya diam.
“Kau wartawan, Han Jae Hee, kan?”tebak Ma Roo. Eun Gi memuji Ma Roo, yang setelah sekian lama masih nama seorang wartawan. Ma Roo beralasan ia sangat mengidolakan Han Jae Hee. “Kau pasti gembira mendengarnya…masih ada penggemar yang mengingatmu.”puji Eun Gi, dengan menyembunyikan kekhawatirannya Jae Hee mengucapkan terima kasih.
“Namun, sekarang saya sudah tidak mengidolakan Anda lagi.”ucap Ma Roo, doenk Jae Hee yang tadinya sudah terbang jauh ke awan tiba2 jatuh :LOL. Kecanggungan melanda ke 3nya, namun teralihkan dengan kedatangan Presdir Seo.
Eun Gi dan Jae Hee segera menemui Presdir Seo, diikuti Ma Roo. Pengacara Ahn sedikit terkejut melihat Ma Roo, melihat orang asing di depannya Presdir Seo bertanya siapa Ma Roo. Eun Gi menjawab kalau Ma Roo kenalannya.
“Bagaimana kalian bisa kenal?”tanya Presdir Seo. Eun Gi pun menjawab kalau ia dan Ma Roo berkencan. Lalu Eun Gi memperkenalkan pada Ma Roo orang yang di hadapannya adalah ayahnya. Ma Roo memperkenalkan diri, Presdir Seo pun mengajaknya makan bersama.
Kelimanya pun sarapan bersama. Jae Hee nampak menyembunyikan kekhawatirannya melihat Presdir terus berbicara ada Ma Roo. “Kurasa kau adalah orang pertama yang Eun Gi kenalkan padaku sebagai pacarnya.”ucap Presdir yang diiyakan Eun Gi. Presdir mulai menginterogasi bibit, bobot dan bebet Ma Roo #eh?. Ma Roo mengatakan kalau kedua orang tuanya sudah meninggal, dulu ayahnya menjual obat di pasar dan ibunya meninggal setelah melahirkannya. Presdir ikut sedih mendengarnya, ia kembali menanyakan pendidikan dan pekerjaan Ma Roo. Ma Roo menjawab kalau ia pernah kuliah namun berhenti ditengah jalan dan sekarang bekerja sebagai bartender di klub malam.
Presdir tak suka mendengar kata ‘barterder’, ia pun kembali bertanya apakah alasan Ma Roo berhenti kuliah karena uang. Ma Roo menjawab dengan cepat kalau bukan itu alasannya. Eun Gi menyela ayahnya, ayahnya bisa menanyakan hal2 seperti setelah makan. Namun Presdir terus bertanya, apa alasan Ma Roo berhenti. “Saya tidak berhenti, tapi dikeluarkan.”jawab Ma Roo, Jae Hee makin khawatir rahasianya terbongkar. Takut Ma Roo berterus terang alasannya berhenti kuliah.
Presdir pun menanyakan alasan Ma Roo dikeluarkan dari kampus. Ma Roo melirik Jae Hee, Pengacara Ahn melihat Jae Hee yang gemetaran. Eun Gi menyuruh ayahnya berhenti namun Presdir keukeuh ingin tahu jawabannya. Ma Roo pun menjawab kalau hal itu ditanyakan dengan maksud untuk melakukan sensus, ia tak mau menjawabnya lagi. Pengacara Ahn tak menyangka Ma Roo akan menjawab seperti itu.
Tak mendapat jawaban dari Ma Roo, Presdir pun menanyakan jawabannya pada Eun Gi. Alasan kenapa sampai Ma Roo dikeluarkan dari kampus. Jae Hee makin khawatir, ia gemetaran sampai minum memegang gelas pun kuasa. Jae Hee pun mengurungkan niatnya untuk minum dan menyembunyikan tangannya yang gemetaran dibawah meja. Pengacara Ahn menenangkannya dengan menggengam tangan Jae Hee #ckckckc ni orang disamping Presdir juga. Eun Gi diam saja tak menjawab.
“Kau juga tidak tahu? Kalau kau tak tahu banyak tentang dia, kenapa kau bisa mengenalkannya sebagai pacarmu?”tanya Presdir pada Eun Gi. Eun Gi menjawab kalau hal seperti itu tak masalah buatnya, Presdir dan Jae Hee tak menyangka Eun Gi akan menjawab seperti itu. “Yang ingin aku ketahui saat ini adalah…apa yang kami jalani saat ini, apa yang akan kami jalani di masa depan.”ucap Eun Gi dan menegaskan alasan kenapa Ma Roo dikeluarkan tidak penting sama sekali buatnya. Eun Gi pun menyindir hubungan ayahnya dengan Jae Hee, apakah ayahnya ketahui tentang Jae Hee. Di saat umurnya lebih muda dari Eun Gi saat ini ingin menjadi wanita simpanan ayahnya padahal tahu ayahnya sudah beristri dan memiliki anak yang 5 tahun lebih muda darinya. Apakah ayahnya tahu semua kepribadian Jae Hee yang tersembunyi dan masa lalunya. Presdir pun menyiramkan air minumnya di wajah Eun Gi, yang membuat lainnya terkejut.
“Pengacara Ahn! Seorang gadis yang belum dewasa, berpandangan sempit, dan iri hati…Apa bisa aku mengandalkannya untuk menjaga masa depan Taesan?”ucap Presdir lalu mengajak Pengacara Ahn pergi, Eun Gi mencoba menahan kesal. Presdir melarang Jae Hee yang beranjak bangkit, dan menyuruh Jae Hee tetap di sana mengurus Ma Roo. “Berikan apapun yang dia mau. Jika dia terus memaksa, laporkan dia atas pemerasan. Jika dia perlu dihajar, hubungi Sekretaris Chang.”pesan Presdir.
“Ayah!”teriak Eun Gi.
“Ini tanggung jawabmu sebagai ibu untuk mengajarinya dengan benar.” Presdir juga menegaskan sudah saatnya Jae Hee bersikap sebagaimana mestinya ‘ibu’ pada Eun Gi. Eun Gi pun mengejar ayahnya yang pergi bersama pengacara Ahn.
Tinggallah berdua Ma Roo dan Jae Hee di meja makan. “Saat kau diperlakukan seperti ini, apa kau masih menyukai dunia ini?”tanya Ma Roo. Sambil berbincang Ma Roo mengajak menyantap sarapannya mengingat sayang makanannya dibuang. “Baiklah… Kita mulai saja tawar menawarnya. Berapa banyak yang akan kau berikan padaku untuk membuatku menjauh? Satu milyar won?”tebak Ma Roo. Ma Roo sudah bosan dengan kehidupan yang penuh sandiwara itu.
“Kau, kenapa kau lakukan ini? Apa yang kau inginkan?”tanya Jae Hee, Ma Roo hanya diam saja, Jae Hee makin berseru menanyakan apa yang diinginkan Ma Roo.
“Kau pikir apa yang akan kulakukan?”jawab Ma Roo santai. Jae Hee mengira Ma Roo ingin uang, ia pun siap memberikan satu milyar won atau lebih. Jae Hee pun tersadar, kemungkinan Ma Roo ingin balas dendam karena ia menghianati Ma Roo. Jae Hee menyarankan daripada balas dendam tak menghasilkan apa2 lebih baik Ma Roo meminta uang. Dengan uang itu Ma Roo bisa mengurus adiknya yang sakit2-an, hidup bergelimpangan uang dan tak bersusah payah mencarinya. Mendengar itu Ma Roo kehilangan kesabaran, ia mengatakan Jae Hee sudah gila.
“Aku akan membawa noona kembali. Aku tidak tahu bagaimana menarik, indah, dan menakjubkannya duniamu ini. Tapi ini bukanlah di mana seharusnya kau berada. Ini bukanlah tempat untuk seseorang seperti noona.”seru Ma Roo. “Jika seseorang sepertimu tinggal di sini dan berpura-pura tidak terjadi apapun maka keadilan akan jatuh, harapan akan hancur semua peraturan akan berantakan, dan mimpi-mimpi tidak akan terwujud. Dunia gelap penuh keputusasaan dan kemarahan yang kau benci saat menjadi wartawan dulu akan kembali padamu. Jika seseorang sepertimu tetap tinggal di sini.”cecar Ma Roo berapi-api.
Ma Roo pun bangkit, ia kembali mengatakan jika Jae Hee tak bisa turun maka ia akan naik membawa Jae Hee turun dan berpesan agar Jae Hee tak menimbulkan masalah sampai ia datang menjemputnya. Langkah Ma Roo terhenti mendengar pertanyaan dari Jae Hee. “Jadi…Di manakah seharusnya aku berada? Tempat busuk itu? Tempat busuk yang selalu penuh sampah?”tanyanya.
“Bukan. Bahkan tempat itu masih terlalu bagus untukmu.”jawab Ma Roo lalu melangkah pergi. Good job! Ma Roo-ssi.
Ma Roo bertemu Eun Gi yang menyendiri di luar. Ma Roo dengan perhatian mengelap rambut Eun Gi yang basah dengan sapu tangannya. Ma Roo bertanya apa ia melakukan kesalahan, Eun Gi menjawab tidak. Ma Roo sudah melakukannya dengan benar. Ma Roo pun menenangkan, kalau Eun Gi tak perlu meminta maaf karena ia tidak merasa dipermalukan. “Harga diriku tidak terluka. Keluargamu juga…sama berantakannya dengan keluargaku.”
“Itu benar. Aku setuju.”ucap Eun Gi. Ma Roo bertanya apa Eun Gi ingin mereka berhenti sampai sana, Ma Roo juga menegaskan kalau ia tak akan mengambil uangnya walaupun ia harus dipenjara karena tuduhan pemerasan atau bahkan dihajar. Eun Gi menimpali bisa bersama Ma Roo sungguh menyenangkan. Ma Roo bertanya kenapa Eun Gi sudah mengatakan ‘menyenangkan’ padahal belum 12 jam sejak ia bilang ingin bertemu dengan Ma Roo lagi. Eun Gi menjawab walau belum ada 12 jam tapi rasanya sudah seperti 12 bulan, wow so sweet XD.
“Aku benar-benar tertarik padamu…meskipun aku malu untuk mengakuinya.”ucap Eun Gi. “Demi cinta, apa kau rela untuk menyerahkan jabatanmu di perusahaan?”tanya Ma Roo, Eun Gi hanya tersenyum dan mengajak Ma Roo berjabat tangan sebagai tanda perpisahan. Ma Roo ingin membalasnya namun diurungkannya, karena saat ia utus ia lebih suka ciuman daripada jabat tangan ~_~, (author broken_heart wkwk, untung nggak kayak di obgyn nangis gegara dr. Ahn nikah tapi kalau di sini Ma Roo nikah ama Eun Gi tak restui lahir batin dah wkwkkw).
“Ini bukan tempat yang bagus untuk berciuman. Bagaimana kalau kau menelponku jika kau sudah memikirkan tempat yang bagus? Tidak setiap hari aku bertemu dengan wanita yang aku sukai. Jika aku harus berpisah tanpa satu ciuman pun akan terasa sangat menyedihkan bukan?”, Ma Roo mengajak Eun Gi berpisah setelah mereka mencoba “goodby kiss”. Ma Roo menjabat tangan Eun Gi dan berpesan agar Eun Gi menjaga diri. “Makin cepat makin baik. Jika semakin lama kita bertemu, maka perpisahan itu akan memakan waktu lebih lama. Walau aku lebih menyukai itu.”ucapnya, Eun Gi pun tersenyum.
Yoo Ra menemui Cho Ko yang sibuk bekerja. Yoo Ra menunjukkan kaos bergambar dirinya dan Jae Gil yang dicoret-coret tepat di wajahnya. Yoo Ra menuduh Cho Ko yang melakukannya, namun Cho Ko mengelak tak mengakuinya. Yoo Ra bersikeras itu pasti ulah Cho Ko, Cho Ko bertanya apa yang membuat Yoo Ra yakin.
“Karena kau cemburu.”jawab Yoo Ra. “Kau menyukai Jae Gil oppa, kan?”
“Lelaki idealku adalah Ashton Kutcher.”elak Cho Ko. Yoo Ra tak mudah dibohongi.
“Aku tahu. Jae Gil oppa mirip Ashton Kutcher!” , Cho Ko kembali ingin mengelak namun dipotong Yoo Ra.
“Jae Gil oppa lebih tampan daripada Ashton Kutcher. Dia memiliki mata seperti rusa.”ujar Yoo Ra.
“Aku baru saja mau mengatakan itu. Meskipun Jae Gil oppa mendekati tipe lelaki idealku, tapi…bukan berarti bahwa aku menyukainya.”elak Cho Ko. Namun lagi2 Yoo Ra tak percaya dengan ucapan Cho Ko, ia yakin Cho Ko menyukai Jae Gil. Yoo Ra pun mengetesnya dengan menunjukkan foto Jae Gil yang jadi wallpaper HPnya, melihat foto Jae Gil yang bersiap mencium, pandangan Cho Ko teralihkan pada foto tersebut dan tiba2 Yoo Ra menciumkannya.
Cho Ko menegaskan kalau ia tak merasakan apa2 dengan ciuman itu, namun ucapannya tak sejalan dengan fisiknya. Beberapa langkah kemudian Cho Ko terduduk lemas. Melihat hal iitu Yoo Ra yakin Cho Ko menyukai ‘Jae Gil-nya’ dan ia pun tak menyukai hal tersebut. Melihat Jae Gil datang, Yoo Ra mulai menjalankan aksinya ia mencolok-colok matanya dan berpura-pura menangis. Jae Gil segera menanyakan ada masalah apa dan menenangkan Yoo Ra. Jae Gil pun menebak Cho Ko yang membuatnya menangis, Yoo Ra mengiyakan. Yoo Ra menuduh Cho Ko iri dengan kecantikannya. Jae Gil pun menyuruh Yoo Ra tenang dan mengajaknya duduk.
Jae Gil menyeka air mata palsu Yoo Ra dan menyuruh Yoo Ra jangan menangis. “Meskipun kau melakukan operasi plastik cintaku untuk Yoo Ra tidak akan berubah.”ucap Jae Gil dan meminta Yoo Ra berhenti menangis karena ia akan bicara pada Cho Ko. Yoo Ra juga mengadu, berpura-pura kalau kakinya diinjak Cho Ko dengan sengaja. Tak ingin pacarnya disakiti Jae Gil pun menghampiri Cho Ko yang masih syok dengan ciuman tak sengajanya dengan foto Jae Gil. Jae Gil membawa Cho Ko ke hadapan Yoo Ra seraya menjewernya, dan menyuruh Cho Ko meminta maaf pada Yoo Ra.
“I’m sorry.”ucap Cho Ko, tapi Jae Gil menyuruh Cho Ko mengatakannya dalam bahasa Korea. Cho Ko pun menurut, dan mengatakan kalau ia hanya bercanda. Yoo Ra tak terima, Cho Ko balas menimpali namun Jae Gil malah menjitak kepala Cho Ko dan memarahinya. Jae Gil menyuruh Cho Ko meminta maaf lagi, Cho Ko yang enggan menanyakan minta maaf untuk apa lagi padahal ia hanya menggambari kaosnya dengan spidol. “Bukankah kau menginjak kaki Yoo Ra?”tanya Jae Gil.
“Omong kosong! Kapan aku menginjak kaki unni? Aku tidak melakukannya!”elak Cho Ko, namun Yoo Ra kembali berpura-pura kakinya yang bekas diinjak sakit.
Cho Ko bersikeras tak melakukannya, Jae Gil pun mengajak Yoo Ra ke rumah sakit namun Yoo Ra menolak. Jika mereka ke rumah sakit tentu saja kebohongannya akan terbongkar. Yoo Ra hanya minta Jae Gil menggendongnya pulang, dan berpura-pura meminta Jae Gil tak kasar pada Cho Ko gara2 kecantikannya, jyah narsis mode on. Yoo Ra sempat meledek Cho Ko saat Jae Gil tak memperhatikan, namun kembali berpura-pura kesakitan saat Jae Gil memperhatikannya. Jae Gil pun memberi wejangan pada Cho Ko, kalau orang tidak bisa memilih wajah mereka. Pemberian wajah tampan (menunjuk dirinya sendiri) dan wajah jelek (menunjuk Cho Ko) sudah ditentukan sejak lahir. (Eh ini nggak kebalik wkwkkw).
Jae Gil juga memperingatkan kalau Cho Ko melewati batas ia hanya akan mempermalukan dirinya sendiri seperti yang ia lakukan saat ini. Jae Gil mendekati Cho Ko dan mendorongnya, “jika yang seperti ini terjadi lagi, aku tidak peduli jika kau adalah adik temanku. Aku bisa terima jika kau menyakitiku. Jika kau menyakiti Yoo Ra, aku tidak akan diam saja. Apa kau mengerti?” Cho Ko hanya diam saja, Yoo Ra pulang digendong Jae Gil. Cho Ko hanya bisa memandang sedih kepergian keduanya.
Jae Gil menyanyikan lagu untuk Yoo Ra di club tempat Ma Roo bekerja, suara bagus lho wkwkwk. Sementara itu Ma Roo menyiapkan sebuah minuman, dari esnya saja dibentuk sedemikian rupa lho. Di lain tempat Jae Hee minum2 sendirian dan Eun Gi termenung dengan boneka barbie peninggalan ibunya. Ternyata Ma Roo mempersiapkan minuman itu untuk pengacara Ahn. Ia mendatangi Ma Roo di tempat Ma Roo bekerja. Kalau lihat Ma Roo begini, kok jadi ingat Aiba-kun jadi bartender ya :P.
Eun Gi menerima laporan dari Pengacara Park dan sekretarisnya kalau ayahnya melarangnya mencampuri urusan perusahaan gegara insiden saat sarapan bersama Ma Roo. Presdir Seo yang tak menyetujui hubungan Eun Gi dengan Ma Roo memberi Eun Gi peringatan dengan tak memperbolehkannya lagi mencampuri urusan perusahaan untuk sementara waktu. Sekretaris Hyun menyarankan Eun Gi mematuhinya sampai amarah presdir mereda, tentu saja Eun Gi menolak. Banyak pekerjaan yang harus segera ia selesaikan. Eun Gi juga tak mau mendengar saran pengacara Park, ia bergegas menghadiri rapat.
Pengacara Park menyusul Eun Gi, dan berusaha membujuk agar Eun Gi menuruti perintah ayahnya. Eun Gi tak menggubris ia memaksa masuk ke ruang raat yang ternyata sudah dikunci. Eun Gi pun mengendor-ngedor pintu dan minta dibukakan. Saat suara Eun Gi makin keras dan menimbulkan suasana tak nyaman bagi peserta rapat, Presdir memberi isyarat pada Pengacara Ahn untuk membukakan pintu.
Eun Gi masuk, ia meminta maaf atas keterlambatannya dan duduk di posisinya. Dalam rapat sedang dibahas mengenai pembelian Jo Byung Electronics tapi mereka kekurangan dana. Dan dana yang dibutuhkan sekitar 1,2 triliyun. Eun Gi menyarankan menghentikan pembangunan pabrik obat di UI San namun itu tak bisa karena sudah banyak dana yang dihabiskan dan akan selesai dalam waktu dekat.
Begitupula penghentian kompleks industri di Pyung Tak, saat Eun Gi sudah tak ada jalan Pengacara Ahn menyarankan penjualan resort Aomori. Mendengar hal itu Eun Gi menolak, mereka tak boleh menyentuh tempat itu. Namun Presdir menyuruh pengacara Ahn melanjutkan idenya. Eun Gi berusaha melarang ayahnya menjual resort tersebut, namun tak digubris. Presdir lebih mendengarkan ide Pengacara Ahn menjual resort Aomori dengan harga tinggi pada Rowling yang sedang melebarkan bisnis di Aomori. Tak tanggung2 Pengacara Ahn menyarankan Jae Hee sebagai perwakilan Taesan karena, Jae Hee dan Presdir Rowling berteman baik.
Eun Gi menyela, ia bersikeras akan mencari jalan lain untuk mendapatkan dana tersebut tanpa menjual resort Aomori. Tapi Presdir malah menyuruh pengacara Ahn melanjutkan gagasannya. Pengacara Ahn melanjutkan jika Jae Hee ditunjuk kemungkinan mereka akan berhasil ditambah lagi perwakilan Rowling saat ini sedang berada di Aomori. Eun Gi kembali bersikeras mereka tak boleh menjual tempat itu, karena sebelum meninggal ibunya ada di sana. Mendengar itu Presdir Seo menyuruh Eun Gi keluar.
“Ayah!”seru Eun Gi.
“Memangnya ayahmu ada di sini?”teriak Presdir Seo. “Ini menyangkut investasi perusahaan senilai 1,2 triliyun won. Bagaimana kau bisa melibatkan perasaan pribadimu? Dengan sikap kekanak-kanakanmu itu, bagaimana kau bisa bekerja untuk perusahaan?”. Lalu Presdir menyuruh menjual resort Aomori secepatnya, dan Jae Hee sebagai pimpinan proyek untuk latihan dibantu pengacara Ahn karena bagaimanapun suatu hari nanti Jae Hee akan ikut andil dalam perusahaan.
Jae Hee yang menerima kabar gembira tersebut tentu saja senang mendengarnya.
Ma Roo membereskan barang2 masa sekolah kedokterannya dulu. Perlengkapan dan buku2 kedokteran. Di dalam salah satu bukunya Ma Roo menemukan selembar foto dirinya bersama Jae Hee.
Di luar ada seorang wanita datang mencari Ma Roo, tapi Cho Ko memberitahu kalau Ma Roo sedang tidak ada di rumah. Sebelum beranjak pergi wanita yang bernama Kim In Joo itu berpesan agar Cho Ko mengatakan pada kakaknya kalau ia mencarinya. Tapi Cho Ko malah mengingatkan agar wanita itu berhati-hati.
“Dia adalah oppa terbaik di dunia bagiku, tapi… untuk seorang wanita seperti unni, dia bisa menjadi kabar buruk.”ucap Cho Ko. In Joo tak mengerti maksud Cho Ko.
“Kakakku suka berganti pacar. Jika dia tidak menjawab telponmu, itu berarti dia sedang bersama wanita lain.”jelas Cho Ko, In Joo tak mengerti kenapa Cho Ko membicarakan kakaknya seperti itu. Cho Ko menegaskan kalau salah ya salah dan ia selalu memberitahu semua wanita yang datang mencari kakaknya.
“Alasan kakakku memacarimu hanyalah demi uang. Karena dia membutuhkan uang untukku, dia menipu kalian semua.”beber Cho Ko lalu ia meminta maaf karena itu semua salahnya. In Joo pun bergegas pergi.
Cho Ko kaget melihat Ma Roo keluar rumah, ia tak menyangka kakaknya ada di rumah. Ma Roo pamit pergi namun Cho Ko menahannya, ia bertanya apa Ma Roo mendengar apa yang dibicarakannya tadi. Ma Roo tersenyum dan mengatakan kalau ia mendengarnya. “Bunuh aku, Oppa…”ucap Cho Ko.
“Apa kau tahu usahaku untuk mempertahankan hidupmu? Mana mungkin aku membunuhmu setelah semua itu?”kata Ma Roo lalu mencubit pipi Cho Ko dan mengatakan kalau yang dilakukan Cho Ko sudah benar. Ma Roo pamit pergi dan segera kembali. Kata2 Cho Ko menghentikan langkahnya.
“Oppa, carilah seseorang yang kau cintai. Wanita yang kau cintai dengan tulus.”pesan Cho Ko. Ma Roo menimpali kalau Cho Ko sudah sehat karena ia kembali cerewet dan melanjutkan langkahnya.
“Lupakan Jae Hee unni. Kau tidak bisa menyukai wanita lain karena kau tidak mau melupakan Jae Hee unni.”ujar Cho Ko yang kembali menghentikan langkah Ma Roo. Cho Ko menyarankan wanita yang barusan juga cantik dan baik. “Lupakanlah dia. Jae Hee unni tidak akan kembali lagi padamu.”
Ma Roo yang sedari diam balik meledek Cho Ko, sampai kapan Cho Ko akan menunggu Ashton Kutcher? Dan apa ia akan menerimanya jika Cho Ko menunggunya. Cho Ko salting, menanyakan ‘Ashton Kutcher’ mana yang dimaksud Ma Roo.
Sekeluarnya dari rumah, Ma Roo teringat kata2 Cho Ko tadi, kalau ia tak bisa menyukai wanita lain karena dirinya tak bisa melupakan Jae Hee. Tetiba ponselnya berbunyi, Eun Gi meneleponnya. Ma Roo segera bertanya apakah Eun Gi sudah menemukan tempat untuk ciuman perpisahan? Eun Gi malah meminta 10 nama yang melepaskan tahtanya demi cinta. Ma Roo pun memberikan jawabannya mulai dari Edward, Putri Pyung Gang, Putri Nang Nang ( Ja Myung Go, kisah cintanya dengan pangeran Hodong memang tragis ha5) sampai Goo Jun Pyo di ‘Boys Over Flowers.’ Hahaha.
Ma Roo bertanya apa Eun Gi ingin disebutkan lagi, namun Eun Gi malah menanyakan apa yang dilakukan Ma Roo sekarang. Ma Roo menjawab kalau ia sedang berdiri di depan rumahnya, menjawab pertanyaan Eun Gi.
“Aku merindukanmu.”ucap Eun Gi, Ma Roo segera bertanya di mana Eun Gi, ia akan datang menemuinya, Eun Gi menjawab kalau ia ada di Aomori, Jepang.
“Ada sebuah tempat peristirahatan yang sangat disukai ibuku. Di sini adalah tempat aku bermain bersama ibuku. Di sini adalah tempat di mana aku menyimpan semua kenangan bersamanya.”papar Eun Gi lalu memberitahukan kalau ayah dan istri barunya akan menjual tempat itu. Presentase kegagalannya 90%,jika ia gagal ia berpikir akan menyerahkan kedudukannya.
“Sejujurnya, aku sedang disingkirkan. Jika aku menjadi gelandangan tanpa uang sepeser pun, maukah kau…”ucap Eun Gi namun belum selesai mengucapkannya, Ma Roo segera mengatakan kalau ia akan menampung Eun Gi.
“Rumahku tidak mewah, tapi ada banyak kamar. Ada kamar untukku, adikku, dan temanku.”papar Ma Roo dan perlengkapan lainnya yang masih cukup. Eun Gi menerima tawaran Ma Roo,jika ia harus menyerah, ia akan menyerah. Jika kondisinya menuntutnya mundur, ia akan mundur hingga saat itu, ia minta doa Ma Roo untuk keberhasilannya.
Eun Gi hanya bisa menahan kesal dan amarah. Ia pun terduduk saking emosinya. Ma Roo pun mematikan sambungan teleponnya, ia teringat kata2 Jae Hee tadi. Kalau Jae Hee akan sampai pada tempat yang akan dituju walau apapun taruhannya dan tak akan memaafkan siapapun yang berusaha menghentikannya tak peduli siapapun itu.
Eun Gi tiba di sebuah penginapan. Ia mengeluarkan boneka barbienya dan menaruhnya di ayunan. Eun Gi positif thinking kalau ia akan menemukan jalan keluarnya, karena ia Seo Eun Gi. Ia tak akan menyerah dengan mudah.
Di lain tempat Jae Hee ditemani pengacara Ahn, menjamu Richard perwakilan dari Rowling yang akan membeli resort Aomori.
Sampai larut malam, Eun Gi masih berkutat dengan laporan keuangan untuk mencari celah penggagalan penjualan resort Aomori. Eun Gi yang sudah menemukan jalan buntu mencoba mencuci muka dan rebahan di taman memandang bulan. “Sekarang belum saatnya. Aku tidak akan menyerah. Tidak sekarang. Aku tidak akan mundur.”ucap Eun Gi penuh tekad.
Posted only on PelangiDrama
DO NOT REPOST TO OTHER SITE/FP !!!
Please be patient!!! don’t ask next episode! OK!
Pelangi Drama 
semakin cinta dengan oppa junki …mkasih sinopnya ya… ditunggu kelanjutannya… gomawo ^^v
SukaSuka