Joong Ki-ah tsukukareta desu ka
~Sinopsis Nice Guy (The Innocent Man) Episode 5~
Flashback. Saat pengacara Ahn menemui Ma Roo di bar. Pengacara Ahn membicarakan hubungan Ma Roo dan Jae Hee dengan mengibaratkan film dokumenter tentang binatang yang dilihatnya di TV.
“Seekor pemangsa yang besar mengejar anjing hutan dan menggigit ekornya.Anjing hutan itu lari ke pinggir jurang untuk menghindari pemangsanya. Jika pemangsanya tidak melepaskan ekornya anjing hutan itu akan terjun dan kedua binatang itu akan mati bersama.”ungkap pengacara Ahn menceritakan filmnya. Dan malangnya itu satu2nya pilihan untuk anjing hutan, karena pengacara Ahn tak menonton tayangan itu sampai habis ia pun penasaran dengan endingnya.
“Jika pemangsa itu cerdas, dia pasti akan melepaskan ekor anjing hutan. Jika pemangsa itu bodoh, keduanya pasti mati bersama jatuh dalam jurang.” Ma Roo hanya mendengarkannya tanpa ekspresi. “Menurutmu apa yang dilakukan oleh si pemangsa?”tanya pengacara Ahn. Flashback End.
Ma Roo yang masih mengendarai mobilnya kembali teringat percakapan Jae Hee dan Eun Gi yang didengarnya. Tetiba ia pun memutuskan memutar kembali mobilnya. #Menyusul Eun Gi kah?.
Flashback; kembali ke bar saat pengacara Ahn menemui Ma Roo.
“Apa menurutmu si pemangsa terjun dan mati bersama anjing hutan?”ujar Ma Roo menanggapi pertanyaan pengacara Ahn tadi. “Tidak seperti dugaanmu. Si pemangsa mungkin bodoh, ceroboh, dan berpikir pendek.”
Pengacara Ahn mengatakan meski itu hanya binatang mereka pasti juga takut mati, saat si pemangsa sampai di tepi jurang menghadapi kematiannya bisa saja binatang itu akan berubah pikiran.
“Kurasa tidak.”jawab Ma Roo cepat. “Tapi… pemangsa itu mungkin akan berkata seperti ini pada anjing hutan…Aku senang aku bisa membawamu. Berkatmu, aku tidak akan kesepian saat aku jatuh.” Mendengar itu cengok deh pengacara Ahn, dikira Ma Roo gampang diancam hahaha. Flashback End.
Ma Roo tiba di resort Aomori bertepatan dengan Jae Hee yang mengajak perwakilan Rowling masuk untuk menikmati jamuan makan. Sehingga Ma Roo tak bertemu Jae Hee. Ma Roo pun segera menannyakan pada salah satu penjaga di mana Eun Gi. Alamak doki2 dengar Joong Ki, eh Ma Roo bicara dalam bahasa Jepang (*^_^*).
Ma Roo tiba di resort tempat Eun Gi menginap. Ma Roo melihat boneka Eun Gi yang ditinggalkan di ayunan. Ma Roo pun menyapa boneka itu, Ma Roo juga melihat catatan ibu Eun Gi untuk Eun Gi yang diletakkan di pohon. Ma Roo tiba di depan pintu, namun di pintu tertulis pesan agar tak ada yang menganggu Eun Gi ataupun mengetuk pintu. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam.
Sementara Eun Gi sibuk di dalam, Ma Roo setia menunggu di luar. Untuk menghilangkan stress dan ngantuk Eun Gi keluar dan mencuci mukanya. Ma Roo melihatnya, namun tak menyapanya. Ma Roo hanya memperhatikan langkah Eun Gi yang rebahan di taman. Ma Roo pun memutuskan menghampiri Eun Gi yang rebahan. Saking capeknya dan pikirannya penuh dengan resort, Eun Gi berbicara dalam tidurnya kalau perhitungannya tak cocok. Ma Roo yang menyapanya pun tak diindahkan, malah dijawab dengan ‘perhitungannya tak cocok’.
Ma Roo masuk ke kamar Eun Gi,banyak kertas berserakan. Ma Roo pun membaca coretan-coretan dan berkas2 yang dibuat Eun Gi. Sembari membaca laporan keuangan yang disiapkan Eun Gi, Ma Roo kembali teringat percakapan Jae Hee dan Eun Gi yang tanpa sengaja didengarnya di telepon. Ma Roo pun memutuskan membantu Eun Gi, ia akan menyelesaikan laporan yang dibuat Eun Gi.
Langkah pertama, Ma Roo menelpon sahabatnya Jae Gil yang kuliah di jurusan manajemen bisnis. Ma Roo minta dijelaskan cara membaca laporan keuangan. Padahal mah Jae Gil lagi asyik tidur di tenda haha. Mendengar permintaan aneh2 dari Ma Roo, Jae Gil mengira Ma Roo bermimpi jadi mereka sudahi saja. Tapi Ma Roo memperingatkan jangan sampai Jae Gil menutup telponnnya. Dengan kesal Jae Gil pun akhirnya menanggapi permintaan Ma Roo.
“Kau membangunkanku tengah malam. Ada apa dengan laporan keuangan dan penyelidikan tentang Tae San yang tiba-tiba ini?”tanya Jae Gil. Mendengar Jae Gil marah2, Ma Roo membujuk Jae Gil dengan ia akan mengenalkan gadis cantik untuk Jae Gil namun Jae Gil menolak karena ia sudah punya pacar yang cantik. Tapi Ma Roo tak kehilangan akal, ia pun menyebutkan ciri spesifik gadis tersebut, Jae Gil pun luluh. Jae Gil pun menjelaskan perhitungan biaya penyusutan dari segi manajemen dan akuntansi. Dengan sedikit penjelasan dari Jae Gil tersebut Ma Roo pun paham. Bener2 jenius dah Ma Roo-ah XD.
Ma Roo mulai mengkalkulasikan semua itu. Memilah-milah mana yang harus dimasukkan. Tetiba Ma Roo melihat sebuah catatan, ia pun teringat sesuatu.
Ma Roo teringat percakapannya dengan salah wanita yang dikencaninya, wanita yang menipu Jae Gil. Wanita itu memberitahu kalau ada perusahaan bernama klub X bangkrut dua tahun sebelumnya. Enam bulan lalu, perusahaan itu dibeli oleh perusahaan lain dan mulai bergerak di bidang pertambangan. Orang bilang perusahaan itu akan sukses besar jadi jika Ma Roo punya uang ia bisa membeli saham mereka.
Dari info yang pernah didapat dari wanita itu, Ma Roo mulai menyadari sesuatu dan mengerjakan laporan keuangan yang diperlukan sampai pagi namun masih ada beberapa yang belum kelar.
Begitu selesai, Ma Roo keluar kamar dan menghampiri Eun Gi. Ma Roo segera membopong Eun Gi dan menceburkannya ke kolam.
“Hei, putri tidur! Sudah cukup tidurnya. Sekarang saatnya bangun.”sapa Ma Roo, Eun Gi hanya bisa memandang tak percaya melihat Ma Roo sudah ada di hadapannya. “Sebelum kita beraksi, bisakah kita makan sesuatu?”tanya Ma Roo, Ma Roo juga menanyakan makan apa yang enak di sana. #takoyaki, okomonomiyaki, sushi~ Ma Roo-ah #takoyaki fever hahaha.
Keduanya pun makan di sebuah restoran, Ma Roo asyik melahap makanan. Menyadari Eun Gi hanya memperhatikannya, Ma Roo bertanya apa Eun Gi tidak makan. “Jika kau ke medan perang dengan perut kosong, bagaimana bisa kau berharap menang?”ujar Ma Roo menasihati. Eun Gi malah menanyakan bagaimana Ma Roo bisa sampai sana, Ma Roo menjawab dengan pesawat dan taksi. Ma Roo juga ngegombal kalau ia datang karena merindukan Eun Gi.
“Aku tahu ini bukan saatnya untuk berbasa-basi. Jadi sebaiknya kita lewatkan saja adegan berpelukannya.”jelas Ma Roo, melihat reaksi Eun Gi yang tak percaya.
Ma Roo pun mengatakan kalau semalam ada beberapa bagian yang tak ia mengerti jadi ia ingin bertanya pada Eun Gi. Eun Gi tak mengerti maksud Ma Roo. Ma Roo menjelaskan karena ia khawatir melihat wajah pucat dan lesu Eun Gi jadi tak tega membangunkannya dan bertanya semalam. Ma Roo menambahkan sushi untuk Eun Gi makan dan menyuruh Eun Gi makan.
“Apa kau mau mereka mengambil resort-mu?”.
Selesai makan, keduanya duduk santai di taman melanjutkan pembicaraan tadi. Ma Roo menunjukkan perhitungan yang dibuatnya pada Eun Gi. Eun Gi tak percaya, Eun Gi pun menanyakan darimana Ma Roo mendapatkan itu. Bukannya menjawab, Ma Roo malah menjabarkan penemuannya. Ma Roo mengatakan kalau untuk mengakuisisi Joo Myung Electronics mereka memerlukan dana 35 milyar won. Pertama ada investasi 5 milyar won Tae San di klub X. Eun Gi menimpali kalau klub X adalah perusahaan yang berhenti beroperasi 2 tahun lalu dan ditutup karena bangkrut, jadi sahamnya tak bernilai.
“Itu yang semua orang kira.”ucap Ma Roo. “Ini belum dipublikasikan tapi 6 bulan lalu perusahaan itu dibeli oleh perusahaan lain. Dan mulai bergerak di bidang pertambangan.” Ma Roo juga memberitahukan kalau menurut laporan, mereka memiliki emas dan tembaga bernilai 3 milyar won. Eun Gi terkejut mendengar penuturan Ma Roo. Ma Roo menambahkan dari penemuannya tadi pagi saham yang tadinya hanya senilai 5 juta won, sekarang telah naik 4 kali lipat menjadi 20 milyar won. Jadi mereka sekarang hanya kurang 15 milyar untuk mengakuisisi Joo Myung Electronics.
Eun Gi kagum dengan penjelasan Ma Roo. Melihat Eun Gi yang hanya memperhatikan dirinya, Ma Roo bertanya apa Eun Gi mendengarkannya. Eun Gi malah balik bertanya kapan Ma Roo mempelajari semua itu. Ma Roo menjawab kalau jaringannya luas dan lagi pula ia pintar jadi hal itu mudah dipahaminya. Ma Roo kembali menganalisa darimana mereka harus mengumpulkan uang, Ma Roo memberitahukan kalau Eun Gi bisa menjual pabrik kimia di Chang Won dengan perkiraan harga 8,5 milyar won ditambah pendapatan yang akan diterima dibulan depan, Eun Gi segera menyela pendapatan bulan depan sebesar 5,98 milyar won ditambahkan akan menjadi 34,48 milyar won. “Kau pintar… seperti dugaanku.”puji Ma Roo, lalu menyarankan Eun Gi bisa menjual mobil, jam tangan atau benda berharga lainnya untuk kekurangannya.
Ma Roo menambahkan Eun Gi harus segera pergi ke pertemuan karena sudah tak punya waktu lagi. Eun Gi segera membereskan berkas-berkasnya dan memberitahu kalau ia akan mengingat semua yang mereka lewatkan hari ini. “Kagum, terpesona, pujian, pelukan. Saat aku kembali dengan kemenangan, aku akan melakukan semua itu.”tambah Eun Gi.
Sebelum berangkat Eun Gi menelepon berpesan agar Jae Hee menghentikan semuanya dan menunggunya. Ma Roo tersenyum simpul mendengarnya, tetiba raut wajahnya berubah dan memanggil Eun Gi. Ternyata Ma Roo mencium kening Eun Gi untuk mentrasfer energi semangat hahaha.
“Pastikan kau kembali membawa kemenangan. Jangan berpikir untuk kembali jika kau kalah.”pesan Ma Roo. Eun Gi hanya tersenyum dan melangkah pergi.
Eun Gi bergegas menuju hotel dengan berkas yang dipersiapkannya, saat menunggu taksi Eun Gi memegang kening yang dicium Ma Roo tadi hehehe.
Pengacara Ahn menemui Jae Hee yang sedang berendam di ofuro. Ia memberitahukan kalau Eun Gi sudah memiliki jalan keluar untuk mengumpulkan dana. Jae Hee bertanya apa Eun Gi membual lagi.
“Sepertinya tidak. Dia memintamu untuk menghentikan semuanya dan menunggunya.”jawab pengacara Ahn. Jae Hee malah bertanya apakah ia harus menuruti permintaan Eun Gi, pengacara Ahn pun mengompori Jae Hee. Jika sekarang Jae Hee berhenti untuk seterus ia harus berhenti, begitu pula jika sekarang ia menunggu seterusnya ia akan menunggu. Jae Hee pun segera menyuruh pengacara Ahn menghubungi perwakilan Rolling, karena pertemuan akan dilakukan lebih awal.
Jae Hee beralasan ia harus segera kembali ke Seoul oleh sebab itu penandatanganan kontrak dipercepat. Saat keduanya bersiap menandatangi kontrak, Jae Hee sedikit terkejut dikiranya Eun Gi yang masuk ternyata pelayan pengantar makanan. Dan sayang sekali Eun Gi tiba saat keduanya telah selesai.
Jae Hee memperkenalkan Eun Gi sebagai anaknya pada Richard perwakilan Rolling. Eun Gi tak menggubris, ia pun mempertanyakan bukankah ia sudah meminta Jae Hee menghentikannya. Jae Hee berlagak tak mengerti, Eun Gi yakin pesannya sampai bahwa ia sudag menemukan cara tanpa menjual resort.
Tanpa wajah berdosa, Jae Hee mengatakan kalau ia tak mendapatkan pesannya. Eun Gi pun bertanya pada pengacara Ahn, apakah ia tak menyampaikan pesannya. Pengacara Ahn menjawab kalau ia mendengarnya namun tak disampaikan pada Jae Hee. Eun Gi bertanya kenapa. Pengacara Ahn beralasan Eun Gi terbawa perasan pribadinya hingga mempengaruhi keputusannya oleh karena itu ia tak bisa membiarkan Eun Gi mengambil resiko yang membahayakan masa depan Taesan.
Eun Gi makin tak terima, tapi pengacara Ahn membeberkan kalau bisnis resort Aomori paling rendah dibanding properti Taesan lainnya dan Jae Hee berhasil membuat Rollling membelinya lebih mahal.
“Aku mengerti perasaanmu, Eun Gi”ucap Jae Hee syok prihatin, karena pohon2 di resort tersebut ditanam oleh almarhum ibunya ditambah ibu Eun Gi pula yang merancang interior di setiap sudut ruangan. Jadi Jae Hee tahu kenapa Eun Gi begitu keukeuh mempertahan resort tersebut namun menyangkut bisnis semuanya harus dilakukan secara obyektif.
“Hentikan omong kosong ini!”seru Eun Gi kesal dan menegaskan pada Richard kalau ia tak akan menjual resort itu. Lalu merobek2 surat perjanjian yang sudah ditandatangani. Jae Hee yang marah, segera menyuruh orang mengeluarkan Eun Gi. Eun Gi kembali menegaskan selama ia masih ada mereka tak akan menjual resort Aomori. Jae Hee memarahi Eun Gi bagaimana sebagai direktur Taesan merobek kontraknya. Eun Gi ingin menelopon ayahnya, namun Jae Hee merebut ponselnya dan menampar Eun Gi keras di hadapan semua orang.
Jae Hee melakukan apa yang seharusnya ia lakukan sebagai ibu, dan ia sudah diberi mandat ayah Eun. “Dengar, nona Han Jae Hee!”teriak Eun Gi.
Jae Hee menyuruh memanggilnya dengan sopan karena ia ibunya. Eun Gi hanya tersenyum sinis mendengarnya. Jae Hee juga memberitahu kalau ayah Eun Gi-lah yang sangat ingin menjual resortnya karena ingin menyingkirkan kenangan almarhum ibu Eun Gi di resort itu. Eun Gi tak mempercayainya, jika Eun Gi ingin memastikan Jae Hee mempersilahkan dan mengembalikan ponselnya untuk menelpon ayahnya. Jae Hee meminta maaf pada Richard, dan beralasan kalau kondisi mental Eun Gi sedang tak stabil lalu mengajak membuat kontrak lagi.
Eun Gi berteriak, dan terduduk di lantai. Tak ingin Eun Gi mengacaukannya lagi Jae Hee segera menyuruh orang membawa Eun Gi keluar. Pengacara Ahn hendak membawa Eun Gi, namun Eun Gi menepis tangannya.
“Sejak kapan kau menjadi anjing penjaga Han Jae Hee? Kau adalah salah satu dari dua orang yang kupercaya di Taesan.”kata Eun Gi.
“Yang penting bagi saya adalah kelangsungan bisnis dan kesuksesan Taesan. Saya hanya bertindak demi dua hal tersebut.” Eun Gi hanya tersenyum miris.
“Kau pasti akan sukses nantinya.Tapi aku penasaran, berapa lama kesuksesan itu akan bertahan.”sindir Eun Gi. Eun Gi hendak bangkit namun ia oleng, pengacara Ahn segera membantunya tapi Eun Gi menolak.
“Bisa kau lepaskan tanganmu dariku? Aku bisa muntah karena kau menjijikan. Jasmu terlihat mahal. Sayang kalau aku kotori kan?”. Eun Gi pun menghempaskan pegangan pengacara Ahn.
Ponsel Eun Gi berbunyi, ternyata Ma Roo yang menelpon. Ma Roo menanyakan hasilnya, tak mendapat jawaban Ma Roo menebak kalau Eun Gi kalah sebelum memberikan penjelasan. Eun Gi yang menahan air matanya, mengatakan kalau ia akan menelepon Ma Roo nanti. Ma Roo pun meminta ponsel Eun Gi diberikan pada Richard karena ada sesuatu yang ingin dikatakannya. Eun Gi tak mengerti, tapi Ma Roo malah menyuruh menyalakan speaker phonenya. Eun Gi pun menyerahkan ponselnya pada Richard dan mengatakan kalau orang yang ditelepon ingin bicara dengannya.
Ma Roo pun menyapa apa ia Richard presdir Rahel. Jae Hee terkejut mendengar itu suara Ma Roo. Richard menjawab kalau ia bukan dari Rahel tapi Rolling. Owww eigo Joong-Ki ah sasuga kali hahaha.
“Tidak ada bedanya kan, Rahel atau Rolling. Maksudku, perusahaan itu hanyalah kedok.”ucap Ma Roo yang membuat semuanya terkejut. Ma Roo membeberkan kalau ada banyak tuntutan pengadilan karena Rahel dicurigai membuang limbah kimia di dekat bukit dan sungai. Tapi mereka tak akan lolos walau mengganti nama Rahel menjadi Rolling. Richard tak mau mendengarkannya lagi dan hendak menutupnya. Namun Eun Gi segera mengambil ponsel tersebut dan menyalakan speaker dan mengangkatnya tinggi2 agar semuanya mendengar. Ma Roo menganalisa kalau Richard berniat untuk merenovasi resort Aomori untuk membangun fasilitas bioteknologi dan penelitian obat, karena kasus yang terjadi di China mereka berpikir pindah ke Jepang. Jae Hee syok dengan penejalasan Ma Roo lain halnya dengan Eun Gi yang tersenyum. Jika hal itu diketahui penduduk Aomori pasti akan timbul masalah, Ma Roo menjelaskan sembari menikmati sebotol wine. Richard tak terima dipermalukan, ia pun bergegas pergi mengajak timnya.
Tinggalah berdua Jae Hee dan Eun Gi. “Jika kau ingin menjadi penerus Taesan kau harus memiliki pandangan jauh ke depan. Untuk menyelamatkan resort yang tidak memberi keuntungan hari ini kau menyia-nyiakan kesempatan bagus.”kata Jae Hee.
“Sepertinya begitu.”jawab Eun Gi santai. Karena Eun Gi membuat kesalahan besar pasti ia akan menyesalinya. Eun Gi menegaskan kalau ia tak akan pernah menyesalinya walaupun ayahnya marah dan mengambil segalanya darinya. Mampu melindungi resort Aomori saja itu sudah cukup. Melihat ponsel Eun Gi yang belum dimatikan, Jae Hee diam lalu bergegas pergi.
Eun Gi segera kembali menyapa Ma Roo, Ma Roo menanyakan kapan mereka bisa bertemu. Karena Ma Roo kurang tidur, maka Eun Gi memutuskan mereka akan bertemu 3 jam lagi. Ternyata Jae Hee mencuri dengar di luar, dasar wanita iblis #korban nonton hahaha. Di taman Ma Roo tertidur di kursi.
Jae Gil makan bersama Yoo Ra di kafe tempat Cho Ko bekerja. Seperti biasa Yoo Ra pamer kemesraan karena ada krim dibibirnya, ia meminta Jae Gil membersihkannya mirip adegan di secret garden kalau nggak salah. Eh, btw itu dibelakang Jae Gil ada boneka ‘giraffe’ gede wkwkwk.
Cho Ko segera menghentingkannya dan mengelap krim di bibir Yoo Ra. Cho Ko meminta maaf dan menegaskan kalau mereka melarang pelanggan bermesraan karena pelanggan yang datang ada anak kecilnya hahaha. Untuk menahan kemarahan Yoo Ra, Jae Gil menawarkan apa Yoo Ra ingin membungkus makanan. Namun Yoo Ra ingin makan di tempat saja, sepertinya biar bisa masas-manasin Cho Ko.
Tanpa sengaja ada pelanggan yang tiba, mengenali Jae Gil dan memanggilnya ‘Tuan Muda’ yang membuat Yoo Ra dan Cho Ko kaget. Pelanggan itu segera menghampiri Jae Gil menanyakan kabarnya dan memberitahukan kalau ayahnya mengkhawatirkannya. Tapi Jae Gil tak mau mengakuinya, ia mengatakan kalau pelanggan itu salah orang dengan suara yang dibuat2. Pelanggan itu bersikeras kalau Jae Gil ‘Tuan Muda’ nya, tapi Jae Gil juga bersikeras kalau pelanggan itu salah orang. Tak ingin identitasnya diketahui kedua wanita yang dihadapannya, Jae Gil mengajak pelanggan itu memastikannya di tempat yang terang. Jae Gil memberi isyarat mata pada orang itu, Yoo Ra dan Cho Ko hanya bisa melongo melihat kejadian di hadapan mereka.
Seperti biasa setelah ditinggalkan, Yoo Ra membuat gara2. Di luar, pelanggan tadi masih memanggil Jae Gil dengan sebutan ‘Tuan Muda’. Jae Gil kembali menegaskan kalau ia bukan tuan muda, sudah lama ia keluar dari keluarganya. Pelanggan tadi meminta Jae Gil kembali dan melanjutkan pekerjaan ayahnya karena ayahnya sudah tua dan sangat lemah.
“Mengeksploitasi para imigran yang tidak memiliki ijin? Jika mereka sakit, bukannya dibawa ke rumah sakit, tapi diam-diam dibunuh.”papar Jae Gil. “Kau ingin aku mengikuti jejak ayahku dan melakukan semua itu?”tanyanya. Pelanggan tadi kembali memohon. Namun Jae Gil meminta jika mereka bertemu lagi, anggap saja mereka tak saling kenal. Sebelum beranjak pergi, Jae Gil memberitahu kalau ia sudah mengganti nama keluarganya dari Park menjadi Oh.
“Pulanglah dan katakan itu pada ayahku. Jika mungkin, aku bahkan ingin mengeluarkan darahnya dari tubuhku.”pesan Jae Gil lalu pamit pergi.
Melihat Jae Gil kembali, Yoo Ra segera menggigit tangannya sendiri. Cho Ko melihatnya dengan aneh. Yoo Ra segera menanyakan kenapa Jae Gil dipanggil ‘Tuan Muda’, dan mengira kalau Jae Gil anak ‘chaebol’ yang melarikan diri.
Jae Gil segera mengelak, dan mengatakan kalau pelanggan tadi salah orang, karena ia mirip dengan orang yang dia cari. Yoo Ra pun segera berpura-pura kesakitan. Melihat bekas gigitan di tangan Yoo Ra, Jae Gil segera bertanya siapa yang melakukannya. Yoo Ra menunjuk Cho Ko sebagai pelakunya. Jae Gil segera membentak Cho Ko, kenapa ia menggigit Yoo Ra. Cho Ko yang memang tak melakukannya membela diri. “Aku tidak menggigitnya. Bukan aku, Oppa!”jawab Cho Ko. Yoo Ra pun segera berpura-pura kalau ia kesakitan, Cho Ko pun memberitahukan kalau saat Jae Gil di luar Yoo Ra menggigit dirinya sendiri lalu menyalahkanya. Tapi Jae Gil tak percaya, Cho Ko bersikeras bukan dia pelakunya.
Yoo Ra pun segera memanfaatkan keadaan karena sudah tahu kalau Jae Gil anak ‘chaebol’, ia mengaku kalau Cho Ko juga mencuri gelangnya yang seharga lebih dari 1juta won. Jae Gil segera menyadari sesuatu, ia pun mempersilahkan Yoo Ra jika ingin melaporkannya ke polisi.
Yoo Ra tak percaya, bagaimana bisa Jae Gil membiarkannya bagaimanapun Cho Ko adalah teman Jae Gil. “Telpon polisi segera! Kebiasaan buruk harus diperbaiki bahkan jika kita harus memasukkannya ke penjara.”tegas Jae Gil lalu bersiap menelepon polisi. Yoo Ra segera menghentikannya, takut ketahuan kalau ia berbohong. Jae Gil menyuruh Yoo Ra pergi, tapi Yoo Ra malah menyuruh Cho Ko pergi, padahal mah dia yang disuruh pergi hahaha.
“Bukan Cho Ko, tapi kamu!”, Yoo Ra tak percaya bagaimana mungkin Jae Gil menyuruhnya pergi.
“Hmm, Cho Ko mungkin merusak kaos orang atau menginjak kaki orang yang dia tidak suka atau menggiti tangan orang yang dia tidak suka. Dia bisa segila itu. Tapi dia tidak akan mencuri…Aku tahu itu.”jelas Jae Gil. “Jika kau ingin menjelek-jelekkan orang, kau harus melakukannya dengan benar. Kau pikir siapa yang kau tipu?” Melihat Yoo Ra tak pergi2, Jae Gil segera menyuruh Yoo Ra pergi. Yoo Ra memelas dan mengaku salah, Jae Gil kembali berteriak menyuruh Yoo Ra menyingkir dari hadapannya. Jae Gil pun memutuskan ia saja yang pergi, Yoo Ra menyusulnya. Cho Ko terharu dengan kata2 Jae Gil, ia pun tak kuasa menumpahkan air matanya.
Pengacara Park, termenung memandang foto Ma Roo menunggu kedatangan Presdir. Ia pun segera meletakkan foto Ma Roo di notenya dengan tidak semestinya. Setelah tinggal berdua, presdir Seo mengatakan kalau ia mendengar penjualan resort Aomori gagal. Pengacara Park membenarkan.
Presdir bertanya bagaimana mereka harus menghukum Eun Gi yang telah menyebabkan kerugian sekitar 13 milyar won, memecat dan mengusirnya dari rumah tak akan cukup. “Kenapa tidak Anda pertahankan dia saja. Kita bisa menutup kerugian dengan mengambil bonus dan gajinya.”ujar pengacara Park memberi saran. Presdir menjawab kalau bonus dan gaji tak cukup untuk menutup kerugian.
“Kalau begitu saya akan menambahnya dengan gaji dan bonus saya jika Anda tidak memecat saya hingga saya umur 80 tahun.” Presdir tersenyum mendengarnya, ia pun berpesan pengacara Park tak meninggalkan Eun Gi. “Bahkan jika semua orang di dunia ini tidak memihaknya kau tidak boleh meninggalkannya. Betapapun beratnya, kau harus bertahan di sampingnya.
Tolong lindungi dia.” Pengacara Park menyanggupinya, sepeninggalan pegacara Park Presdir nampak berkaca-kaca mengatakan semua itu.
Ahjuma pembantu keluarga Seo keluar menyusul pengacara Ahn memberikan foto Ma Roo yang terjatuh. Pengacara Park pun bertanya apakah ahjuma itu pernah melihat melihat orang yang di foto itu. Ahjuma tak mengerti, Pengacara Park pun bertanya apakah laki2 yang di foto pernah datang mengunjungi Ny. Han Jae Hee. Memperhatikan foto itu, ahjuma tersadar.
“Laki-laki ini…Dia tidak datang untuk mengunjungi Nyonya, tapi…dia menaruh sebuah amplop di kotak surat untuk Nyonya.” Ahjuma mengingat pernah melihat Ma Roo memasukkan sesuatu di kotak surat. Pengacara Park pun bertanya, kapan waktunya. Ahjuma menjawab tak ingat.
“Setelah itu dia pernah datang lagi?”
“Dia tidak pernah bertamu ke dalam rumah Tapi saya tidak yakin jika seandainya dia hanya sampai depan gerbang seperti sebelumnya.” Pengacara Park pun berpikir kemungkinan Ma Roo datang tapi hanya bertemu Jae Hee di depan gerbang, ia pun menyadari sesuatu saat melihat kamera pengawas rumah keluarga Seo.
Eun Gi nampak bingung bagaimana ia harus berpenampilan seperti apa untuk bertemu Ma Roo, sementara Ma Roo masih tertidur di taman. Eun Gi pun memutuskan merias wajahnya sendiri, namun melihat hasilnya yang terlalu menor ia pun menghapusnya kembali dan menelpon Sayuri untuk membantunya merias wajah. #Jyah bagaimana Eun Gi bisa make-up lha hobinya motor bike hahaha.
Ternyata Jae Hee menghubungi Ma Roo, Jae Hee yang tahu Ma Roo lagi di Jepang pun mengajaknya bertemu. Ma Roo menolak, ia beralasan kalau ada janji.
“Temui aku 10 menit saja. Ada sesuatu yang ingin kusampaikan.”
“Tidak ada yang perlu kudengar, dan tidak ada yang ingin kudengar.”
“Aku merindukanmu, Ma Roo. Temui aku 10 menit saja.”pinta Jae Hee, Ma Roo pun nampak luluh. Dasar Ma Roo-ah kok labil banget ya hahaha #korban nonton.
Di lain pihak, Eun Gi yang berbunga-bunga dengan gaun pink datang ke tempat mereka janjian.
Sementara itu Ma Roo menemui Jae Hee yang sudah menunggunya di atas jembatan. Jae Hee menyapa Ma Roo, tak menyangka Ma Roo akan datang juga.
Tak ingin banyak cingcong, Ma Roo menyuruh Jae Hee to the point dan memberi Jae Hee waktu 10 menit. Ma Roo mulai menghitungnya, Jae Hee malah bertanya apa ia yang membuat Ma Roo seperti itu. Melihat Ma Roo hanya diam saja, Jae Hee pun sudah menduganya. “Benar. Aku yang membuatmu seperti ini. Kau dulu adalah anak yang paling manis dan ramah di dunia. Han Jae Hee mengubahmu menjadi dingin, kasar, dan menakutkan.” Ma Roo melihat jam tangannya, “sudah 1 menit. Langsung saja pada intinya.”ujarnya mengingatkan.
“Bagaimana kalau kita naik perahu berdua? Aku ingin naik perahu itu denganmu dan berlayar hingga ke ujung laut.”tawar Jae Hee, Ma Roo mengingatkan sudah 2 menit. “Kita berjanji melakukannya. Kau pernah berkata kau akan membawaku naik perahu. Ayo naik perahu dan kita berlayar ke ujung dunia. Ayo kita lihat apa yang ada di ujung dunia. Kau yang mengatakannya sendiri. Kau belum memenuhi janjimu itu.” Ma Roo kembali mengingatkan sudah 3 menit berlalu, Jae Hee hanya bisa menghela nafas.
Di lain tempat Eun Gi begitu semangat 48 (?) menuju tempat kencan pertamanya dengan Ma Roo.
Kembali ke kedua tokoh utama lainnya, Ma Roo kembali mengingatkan kalau waktu sudah berjalan 9 menit. “Apa yang ada di dasar laut? Dasar laut Han Jae Hee penuh dengan sampah. Bahkan tempat itu terlalu bagus untukku. Apa berada di dasar lebih baik untukku? Tidakkah kau penasaran? Aku… ingin pergi dan melihatnya sendiri.”kata Jae Hee. Ma Roo memberitahukan kalau waktu sudah habis, ia pun beranjak pergi namun Jae Hee menahannya.
“Tolong jangan pergi! Jangan berpaling pada Eun Gi!”pinta Jae Hee. Tapi Ma Roo terus melanjutkan langkahnya, tetiba terdengar suara jatuh ke air. Ma Roo pun berbalik dan terlihat tinggal sepasang sepatu, Ma Roo segera berbalik ia pun panik dan memanggil-manggil Jae Hee. “Noona!”teriaknya. Di lain tempat Eun Gi berbalik seperti mendengar sesuatu, gelas di samping pengacara Ahn juga pecah jatuh. Ma Roo pun segera terjun ke laut mencari Jae Hee.
Ma Roo berusaha meraih Jae Heee yang tenggelam, nggak bisa berang kali ya kwokwokwk, di lain tempat Eun Gi setia menunggu Ma Roo. Ma Roo yang berhasil membawa Jae Hee ke permukaan segera memberinya CPR. Dua scene ini diiringi lagu berikut (nggak tahu judulnya tapi OSTnya mellownya bagus XD) ;
Sangat menyakitkan memikirkan siapa kau sebenarnya…
Semakin aku menginginkanmu, semakin kau menjauh pergi.
Aku tahu siapa kau.
Apa yang harus aku lakukan jika aku bukan satu-satunya?
Kau selalu terlihat dingin dan kejam.
Kau membuatku menangis.
Di matamu yang membuatku bergetar…selalu ada orang lain.
Katakan padaku kau adalah lelaki jahat
Kau kekasihku selalu…
Matamu yang dingin dan kejam…membuatku menangis download OSTnya di sini
Eun Gi berusaha menelepon Ma Roo, namun ponselnya tak aktif. Namun Eun Gi tetap menunggu sembari duduk di atas jembatan merah. Jembatan merah ini pernah ada di dorama, tapi lupa dorama mana, coba inget2 belum ingat juga hahaha.
Di Korea, Pengacara Park melihat isi kamera pengawas keluarga Seo. Melihat Ma Roo saat berkujung ke rumah dan ingin menyerahkan uang yang diberikan Jae Hee. Pengacara Park pun syok melihat rekaman Jae Hee mencium pengacara Ahn.
Ma Roo yang mengantar Jae Hee ke rumah sakit menungguinya sampai pengacara Ahn datang. Ma Roo hendak memegang tangan Jae Hee namun ia menahannya,sebelum ia hilang kendali Ma Roo pun memutuskan pergi dan ternyata Jae Hee sudah tersadar dari awal. Menyadari Ma Roo akan pergi ia pun membuka matanya dan bangkit. “Aku bertanya-tanya tentang sesuatu. Kau… masih menyukaiku kan? Itulah kenapa kau selalu muncul di dekatku.”tanyanya.
“Kau salah besar, Han Jae Hee.”jawab Ma Roo sedikit gelagapan.
“Lalu kenapa kau selamatkan aku?”tanya Jae Hee tak percaya. “Aku tidak ada hubungan lagi denganmu. Aku adalah sampah yang harus dibuang dari dunia. Kau harusnya membiarkan aku mati saja. Kenapa kau selamatkan aku?”
Ma Roo hanya terdiam. “Aku akan kembali…Aku akan kembali padamu lagi. Tidak sekarang, tapi tak lama lagi…Aku akan kembali padamu lagi. Jadi…Percayalah padaku dan tunggulah…”pinta Jae Hee.
“Seberapa dalam dasar lautmu, Han Jae Hee? Seberapa jauh kau akan jatuh? Apa lautmu tidak memiliki dasar?”
“Ma Roo…”panggil Jae Hee.
“Kenapa tidak kau katakan sebelumnya? Sebelum kau melakukan aksi yang kekanakan dan memalukan tadi, hingga…Aku tertipu lagi olehmu.” Ma Roo hendak pergi namun panggilan Jae Hee menghentikan langkahnya.
“Menghancurkan 98 dari 100 kenangan indah, apa tidak cukup bagimu? Setidaknya kau bisa menyisakan dua untukku. Ah… cinta pertamaku, Han Jae Hee, tidak sejahat itu. Meski aku tidak bisa mengerti, harusnya kau menyisakan kenangan agar aku memaafkanmu. Dengan begitu…Hidup Kang Ma Roo yang menyedihkan, yang percaya bahwa Han Jae Hee adalah segalanya…hanya akan ternoda sedikit.”cerocos Ma Roo lalu bergegas pergi, Jae Hee terlihat memelas.
Di luar kamar, Ma Roo bertemu pengacara Ahn keduanya hanya diam saling menatap tajam. Ma Roo pun pergi tanpa sepatah kata.
Melihat festival di jalanan, Ma Roo teringat sesuatu kalau ia ada janji dengan Eun Gi. Ma Roo pun bergegas meluncur ke tempat Eun Gi menginap namun tak ada, ia pun berkeliling dan terlihat Eun Gi terduduk tidur di jembatan merah. Ma Roo menghampiri Eun Gi, Eun Gi pun terbangun karena Ma Roo merapikan rambutnya. Eun Gi bangkit nampak kakinya sakit karena tadi duduk bersimpuh.
Ma Roo bertanya sampai kapan Eun Gi akan menunggu, bagaimana jika ia tak datang. Eun Gi menjawab kalau ia terus menunggu karena ia tahu jika dirinya menunggu maka Ma Roo akan muncul. Ma Roo pun menyadari ada yang lain dengan Eun Gi. “Apakah kau merias wajahmu?”tanyanya.
“Aku bahkan mengenakan gaun untuk pertama kalinya”jawabnya, jadinya ia kesusahan duduk hingga membuatnya tak nyaman. Ma Roo tersenyum mendengarnya, Eun Gi pun mengingatkan kalau ada hal yang harus mereka lakukan. Jreng….jreng….Tetiba Ma Roo mencium Eun Gi (*^-^*).
Posted only on PelangiDrama
DO NOT REPOST TO OTHER SITE/FP !!!
Please be patient!!! don’t ask next episode! OK!
Pelangi Drama 