~Sinopsis Nice Guy (The Innocent Man) Episode 6~
Jae Hee yang menerima Ma Roo sebagai pacarnya, ia mulai bermimpi dan itu masih belum bisa ia percayai.
“Dia Han Jae Hee-ku. Aku bersyukur dia ada di sisiku. Aku percaya diri…Meskipun aku tidak dapat memberimu kekayaan dan ketenaran…Aku akan memberi segala yang kupunya untuknya dan mencintainya.”
Di lain tempat Pengacara Ahn tetap menunggu di luar kamar Jae Hee sedangkan di dalam Jae Hee merenung sedih sendirian.
Akhirnya Ma Roo dan Eun Gi menikmati festival budaya Jepang setempat yang sedang berlangsung. Namun nampaknya pikiran Ma Roo di tempat lain, ia terus terbayang kenangannya bersama Jae Hee.
“Aku tidak akan membuatnya kesepian. Aku tidak akan meninggalkannya. Tidak peduli apa yang terjadi, aku tidak akan melepas tangannya.” Padahal mah, Eun Gi begitu menikmati kecan pertama mereka.
Eun Gi kehilangan Ma Roo, ia terus berlari mencari Ma Roo di antara kerumunan orang2.
“Aku akan selalu berada di dekatnya sehingga Noona mudah menggapaiku.” Ma Roo yang melihat Eun Gi jatuh karena mencarinya hanya diam menatapnya dingin, Eun Gi bangkit dan kembali mencari Ma Roo. “Hidupku dimulai bersama Jae Hee noona dan aku berjanji untuk bersama noona sampai akhir.” Akhirnya Eun Gi melihat Ma Roo, Ma Roo pun menunjukkan minuman yang dibelinya. Eun Gi yang lega melihat Ma Roo segera menghampirinya. Eun Gi sangat ketakutan kehilangan Ma Roo, ia pun memeluk Ma Roo.
“Semoga Jae Hee noona merasakan hal yang sama.” Semua yang diucapkan Ma Roo tadi itu kata2 yang pernah ditulisnya dalam diarynya.
Eun Gi yang dalam perjalanan pulang dijemput sekretaris Hyun senyum2 gaje. Itulah tanda wanita yang sedang dimabuk asmara hahaha. Merasa dirinya diperhatikan Eun Gi bertanya pada sekretaris Hyun, apakah ia seperti wanita gila. Sekretaris Hyun menjawab tidak, Eun Gi pun memberitahu kalau itu karena ia sedang jatuh cinta. Sekretaris Hyun nampak kaget. “Kenapa cinta bisa membuat orang merasa lemah dan tak berdaya?”ucap Eun Gi. “Aku masih tidak percaya saat menyadarinya. Apa yang kurasakan selama ini? Kukira aku tahu cinta itu seperti apa…”pikirnya sembari menyender di jendela mobil.
Sekretaris Hyun bertanya apa itu semua karena pria yang membuat Eun Gi marah (Ma Roo)?. Bukannya menjawab Eun Gi malah bilang kalau ia perlu baju baru seperti gaun atau rok bahkan ia ingin belajar make-up, hal itu makin membuat sekretaris Hyun tambah terhenyak.
Eun Gi pun menepuk-nepuk punggung sekretaris Hyun dan berkata, “aku sudah bilang supaya kau jangan kaget. Aku sudah memperingatkanmu betapa gilanya Seo Eun Gi” Sebelum turun dari mobil Eun Gi juga meminta menjaga rahasia itu dari ayahnya, jika ayahnya tahu mungkin Eun Gi akan langsung dikirim ke rumah sakit jiwa. Sekretaris Hyun menawarkan obat penghilang rasa cemas namun Eun Gi menolak, karena ia Seo Eun Gi pasti mampu melalui semuanya.
Sesampainya di dalam rumah, Eun Gi sudah disambut pengacara Park berikut koper2nya. Eun Gi yang seharian belum makan, memanggil ahjuma minta disiapkan makan. Tetiba terdengar teriakan ayahnya yang diantar Jae Hee. “Bisa-bisanya kau minta makan sekarang?”teriaknya. Jae Hee pamit memandikan Eun Suk. Ayah Eun Gi menuduh Eun Gi yang tak tahu malu setelah membuat kekacauan masih bisa makan. Eun Gi menjawab kalau ia hanya ingin makan nasi dan air minum lalu pergi. Ayah Eun Gi mengatakan kalau di rumah tidak ada makanan untuk Eun Gi jadi Eun Gi pergi saja. Semua fasilitas Eun Gi baik kartu kredit,mobil, penginapan dan lainnya dicabut. Ayahnya juga berpesan pada pengacara Park agar mengambil kartu kredit dan mobil Eun Gi sekarang dan menelepon semua hotel untuk menolak Eun Gi. Ayah Eun Gi juga memperingatkan siapapun karyawan Taesan baik pengacara Park atau sekretaris Hyun yang mencoba menolong atau memberinya uang, pasti akan segera dipecat. Pengacara Park hendak membujuk presdir Seo, namun Eun Gi malah bertanya hukuman apa lagi yang akan ia terima. Ayahnya pun menambahkan kalau Eun Gi tak perlu masuk kantor lagi, bisa2 nanti Taesan bangkrut jika harus mempertahankan Eun Gi.
“Aku bertanya-tanya…”ucap Eun Gi memotong kata2 ayahnya. “Bagus! Eun Gi-ku berhasil menyelamatkan resort. Resort itu hampir saja dijual pada penipu yang akan menghancurkannya. Resort yang dipercayakan padaku oleh mendiang istriku..anak perempuanku melindunginya dengan berani.”papar Eun Gi. Eun Gi pun bertanya apakah ayahnya pernah berpikir sekali saja memujinya?. Ayahnya malah mengungkapkan kalau ia hendak menuntut Eun Gi atas kerugian yang disebabkannya namun Jae Hee mencegahnya.
Sementara itu Jae Hee nampak bahagia memandikan Eun Suk. Sebenarnya Jae Hee itu ibu yang baik, tapi?.
Presdir Seo menyuruh Eun Gi segera pergi, pengacara Park mencoba menengahi meminta Presdir Seo memaafkan Eun Gi. Presdir menolak karena Eun Gi tak mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Pengacara Park memberi isyarat agar Eun Gi meminta maaf, tapi bukannya meminta maaf. Eun Gi malah mengatakan kalau yang ia lakukan untuk resort Aomori yang paling cerdas dan membanggakan yang pernah dilakukannya. Jika hal itu terjadi ia pasti akan melakukan hal yang sama. Presdir makin marah dan segera menyuruh Eun Gi pergi. Eun Gi yang beranjak pergi hendak membawa koper yang dibawanya tadi namun diurungkannya karena semua barang2 di dalamnya ia beli dengan uang dari Taesan. Ia juga ingin melepaskan pakaian yang melekat namun tak mungkin ia pergi dengan telanjang.
Eun Gi pamit dan memberi penghormatan pada ayahnya, pengacara Park mengejarnya. Nampak Presdir berkaca-kaca dan mulai menahan sakit di dada.
Pengacara Park berhasil mengejar Eun Gi, Eun Gi pun menghentikan langkahnya saat pengacara Park memanggilnya ‘Eun Gi’ bukan ‘direktur’. Pengacara Park ingin memberikan kartu kreditnya, namun ditolak Eun Gi. Eun Gi mengingatkan larangan ayahnya.
“Aku memberimu ini bukan sebagai karyawan dari divisi hukum Taesan, Pengacara Park Joon Ha. Aku memberimu ini sebagai Park Joon Ha, oppa yang mengenalmu sejak kau masih kecil.”papar pengacara Park lalu menyuruh Eun Gi mengambil kartu kreditnya. Namun Eun Gi tetap menolak walau bagaimanapun pengacara Park bekerja untuk Taesan dan Eun Gi tak mau melanggar aturan. Eun Gi malah menyerahkan dompetnya setelah mengambil beberapa lembar uang tunai dan berpesan kunci mobilnya ada di kamar.
“Apa kau benar-benar ingin pergi dari sini?”tanya pengacara Park.
“Tak ada yang bisa kulakukan. Presiden bilang aku telah merugikan perusahaan.” Eun Gi pun berpesan agar pengacara Park menjaga Presdir baik2. Sebelum melangkah pergi jauh Eun Gi bertanya di mana ia bisa naik bus.
Jae Hee yang selesai memandikan Eun Suk memuji Eun Suk yang tampan mirip Presiden Direktur. Ckckckckc.
Ternyata Eun Gi datang ke rumah Ma Roo, ia bersemangat sekali menaiki tangga menuju rumah Ma Roo. Saat akan memencet bel Eun Gi nampak ragu namun teralihkan dengan suara musik yang keras. Ternyata Jae Gil yang sedang patah hati membunyikan musik keras2. Dengan lagu ‘gangnam style’ Jae Gil menari, tariannya seperti kalau ia nari di Running Man wkwkwk. Namun beberapa saat kemudian musik itu dimatikan Cho Ko hahaha.
“Kenapa gembira sekali?”tanya Cho Ko tak mengerti. Jae Gil menjawab kalau ia tentu saja gembira namun ekspresinya mengatakan lain. Jae Gil kembali menyalakan musiknya dan mengajak Cho Ko menari daripada menganggu.
“Kau merindukan Yoo Ra unni kan?”tebak Cho Ko. Jae Gil mengelak, berpura-pura tak mengenal Yoo Ra yang ia tahu Yu Ri dari Girls’ Generation hahaha.
Perhatian keduanya teralihkan dengan bunyi bel, Cho Ko keluar untuk melihat. Cho Ko mengenali Eun Gi, keduanya saling sapa. Eun Gi pun bertanya apa Ma Roo di rumah, Cho Ko menjawab kalau kakaknya sedang bekerja. Eun Gi pun meminta alamat di mana Ma Roo bekerja.
Dan ternyata Jae Hee sedang minum di bar tempat Ma Roo bekerja. Bahkan Jae Hee sudah menyewanya khusus untuk mereka berdua. Ma Roo mengambilkan minuman pesanan Jae Hee dengan enggan. Jae Hee memuji Ma Roo yang berhasil melakukan apapun di mana Ma Roo berada. “Kau sangat hebat hingga bisa menggerakkan hati Seo Eun Gi yang dingin. Kenapa kau tidak berhenti mempermainkannya dan membiarkan dia kembali seperti semula? Jika kau mengenalnya, kau akan tahu nasibnya benar-benar malang. Cukup baginya dihancurkan olehku.”tukas Jae Hee. Ma Roo hanya diam membisu fokus menyajikan minuman yang dipesan Jae Hee. Untuk melakukan semua itu Jae Hee tak butuh bantuan Ma Roo walau Eun Gi berusaha keras untuk terlihat tegar dan kuat namun tetap bukan tandingannya.
“Bagaimana bisa seorang yang bisa kehilangan segalanya menang melawan seorang yang tidak memiliki apa-apa?”pikir Jae Hee. Ma Roo menimpali kalau ia tak peduli dengan apa yang Jae Hee lakukan dengan uangnya dan bertanya kenapa Jae Hee tak pulang dan mabuk di rumahnya saja. Jae Hee mengaku kalau ia sungguh2 saat ia bilang akan kembali pada Ma Roo dan mengakui kalau ia juga masih memiliki perasaan untuk Ma Roo. Ma Roo hanya menatap Jae Hee tanpa ekspresi, tetiba sms masuk dari Jae Gil. Memberitahukan kalau Eun Gi akan sampai dalam waktu 10 menit, dan berpesan agar Ma Roo mengusir wanita lain yang bersamanya saat ini.
Jae Gil sudah dalam perjalanan bersama Eun Gi, Jae Gil mengatakan mereka pergi bareng karena Jae Gil mau ke sana, karena ia bekerja sebagai penyanyi di bar itu. Tetiba ponsel Eun Gi berbunyi, Ma Roo menelponnya. Ma Roo menyalakan speakernya agar terdengar Jae Hee, Ma Roo benar2 menelepon Eun Gi tepat di depan Jae Hee. “Kudengar kau sedang dalam perjalanan kemari.”sapa Ma Roo. Eun Gi mengiyakan dan mengatakan kalau ia akan segera sampai.
“Baguslah. Kupikir aku sudah mulai gila karena merindukanmu.”ucap Ma Roo yang membuat Jae Hee syok dan Eun Gi tersenyum gaje hahaha. Eun Gi memberitahu kalau ia diusir dari rumah.
“Aku sudah menduganya, jadi aku sudah menyiapkan kamar untukmu. Kau bisa menempati kamarku…Tinggallah bersamaku.”tawar Ma Roo yang makin membuat Jae Hee syok berat.
Eun Gi mengatakan kalau ia lapar, Ma Roo menimpali kalau ia akan membuatkan makanan untuk Eun Gi. Jae Hee makin salting. “Aku mencintaimu. Aku mencintaimu!”seru Eun Gi.
“Aku juga. Aku mencintaimu… Seo Eun Gi”balas Ma Roo, lalu menutup teleponnya.
Ma Roo memberitahukan kalau ‘pacarnya’ datang jadi barnya tutup. Jae Hee menahan tangan Ma Roo yang hendak pergi. “Seberapa jauh kau akan melakukan ini? Sepertinya dia 100% tulus padamu. Apa yang akan kau lakukan setelah kau memanfaatkan seorang gadis tak bersalah?”cecar Jae Hee. Ma Roo malah bertanya apa Jae Hee pikir ia menipu Eun Gi. Walau bagaimanapun Ma Roo laki2 normal, Eun Gi muda, pintar, cantik dan menarik dengan latar belakang keluarga yang hebat bagaimana Ma Roo tidak suka.
Eun Gi makin tak sabaran bertemu Ma Roo, Jae Gil mencoba mengalihkannya. Ma Roo melepaskan pegangan tangan Jae Hee dan bertanya kenapa Jae Hee tak segera pergi. Ma Roo juga mengingatkan kalau Eun Gi akan sampai kalau sampai keduanya berpapasan akan aneh bagi keduanya. “Begitu pula denganmu kan? Apa perlu kita berdua mengaku bersama?”tantang Jae Hee, lalu mencium Ma Roo #tepok jidat.
“Posisi ini akan membuatnya langsung mengerti, iya kan? Saat Seo Eun Gi masuk…siapa yang memanfaatkan dia dan bagaimana dia dimanfaatkan semuanya akan jelas.”tukas Jae Hee. Jadi mereka bisa mengatur waktunya dan berpose sedang berciuman saat Eun Gi masuk.
Jae Hee mengajak Ma Roo keduanya mengaku saja kalau ada hubungan, Ma Roo mengusap bibirnya dan menyuruh Jae Hee berhenti bermain. Tetiba Ma Roo mencium paksa Jae Hee dan memotretnya dengan ponselnya #double tepok jidat.
Jae Hee berang dengan apa yang dilakukan Ma Roo. Bagaimana ia bisa bersikap seperti itu.
“Bukankah kau pernah menjadi wartawan berita. Kurasa kau tidak mengerti apa yang dimaksud dengan ‘mengaku’.” papar Ma Roo. Dengan bukti foto keduanya berciuman itu akan menjadi bukti pengakuan Jae Hee.
Eun Gi sampai di depan bar, namun tetiba ia terbelalak menerima mms bukti ciuman Jae Hee dan pengacara Ahn dari pengacara Park. Eun Gi segera menelepon pengirim mms. Jae Gil sedikit kaget dengan teriakan Eu Gi.
Kembali ke Ma Roo dan Jae Hee. “Permainan itu adalah hanya bagi mereka yang ingin sama-sama kalah. Apa kau melempar umpan untuk menjatuhkan dirimu sendiri jika kau tak tahu aturan mainnya? Apa kau bodoh?”sindir Ma Roo, Ma Roo juga membalikkan kaat2 Jae Hee tadi, bagaimana bisa seorang yang bisa kehilangan segalanya menang melawan seorang yang tidak memiliki apa-apa?. Sejak awal keduanya berdiri di posisi yang berbeda. Ma Roo beranjak pergi namun kata2 Jae Hee menghentikan langkahnya.
Jae Hee mengatakan bukankah Ma Roo bilang kalau ia akan membawanya kembali.
“Kau bilang kau akan naik ke tempatku berada dan menyeretku turun kan? Apa kau pikir kau bisa dengan mudah menjatuhkanku setelah kau berhasil sampai ke atas? Kau harus merendahkan dirimu hingga sangat jahat dan kejam untuk mendapat yang kau inginkan.”
“Mungkin saja.”jawab Ma Roo.
Jae Hee pun bertanya apa Ma Roo akan tetap naik ke tempatnya walau sudah tahu akan seperti itu. Ma Roo hanya diam, Jae Hee pun memutuskan keduanya akan menjalaninya dirinya tak akan turun dan Ma Roo tak akan berhenti menjangkaunya. Kini mereka hanya bisa meneruskannya dan siapakah yang bisa bertahan?. Jae Hee beranjak pergi, nampak ia sempoyongan dan Ma Roo mengkhawatirkannya.
Di luar Jae Hee bertemu Jae Gil, Jae Gil menyapanya namun Jae Hee diam dan melanjutkan langkahnya. Ternyata Jae Hee sudah dijemput pangeran berkuda putihnya, yang tak lain pengacara Ahn hahaha.
Pengacara Ahn yang melihat Jae Hee nampak tak sehat menawarkan membawa Jae Hee ke rumah sakit. Namun Jae Hee menolak, ia sudah terbiasa dengan punggungnya yang kadang2 sakit.
“Aku tahu kau punya gunung lain yang ingin kau daki. Untuk ambisimu, aku bersedia lebih dari sekedar dimanfaatkan. Bagaimanapun…Manfaatkanlah aku, tapi jangan menyukaiku.”pesan Jae Hee.
Jae Gil menemui Ma Roo yang duduk sendirian, ia bertanya apa yang dilakukan Jae Hee di sana menemui Ma Roo dengan dandanan yang seksi. Ma Roo ngeh begitu Jae Gil berteriak di hadapannya menanyakan apa yang dilakukan Jae Hee. Ma Roo tak menanggapi pertanyaan2 Jae Gil, ia malah bertanya kenapa Jae Gil sendirian bukankah dia seharusnya datang bersama Eun Gi.
Jae Gil pun mengatakan kalau mereka sudah sampai depan namun Eun Gi kembali naik taksi karena ada sesuatu yang mendesak. Jae Gil pun mengalihkan pembicaraan, karena ia putus dengan Yoo Ra dan di rumah ada Cho Ko jadi ia harus berpura-pura tak menangis. Jae Gil meminta Ma Roo menemaninya minum dan menghiburnya.
Eun Gi segera menemui pengacara Park di sebuah restoran. Eun Gi tak percaya dengan foto yang dikirimkan pengacara Park. Eun Gi mengira foto itu beredar di internet dan direkayasa. Pengacara Park pun memberitahukan kalau foto itu potongan gambar dari CCTV di depan rumah Presdir Seo jadi bukanlah rekayasa atau buatan. Pengacara Park menunjukkan foto yang sama dari ipadnya. Setelah agak tenang, pengacara Park mengatakan kalau Presdir menawarkan syarat untuk mengembalikan posisi Eun Gi di perusahaan. Jika Eun Gi dalam 2 hari mampu menyelesaikan masalah dengan para pekerja kontrak dan serikat buruh Presdir akan mengembalikan posisi Eun Gi. Eun Gi kesal kenapa pengacara Park malah membahas hal itu.
Karena pengacara Park tahu Eun Gi pasti tidak ingin kembali, makanya ia mengirim foto itu agar Eun Gi kembali ke perusahaan karena kondisi ayahnya kurang baik. Pengacara Park juga menambahkan kalau setelah proyek resort Aomori Jae Hee akan bergabung dalam manajemen perusahaan, jika hal itu terjadi ada kemungkinan Eun Gi tak punya kesempatan ke posisinya kembali karena Jae Hee dan pengacara Ahn mampu melakukan apa saja. Dengan menahan amarah dan kesal Eun Gi bertanya apa ayahnya tahu hal itu. Pengacara Park menjawab kalau Presdir Seo tak tahu. Karena kesehatan Presdir kurang baik ia pun tak memberitahunya agar tak terjadi hal yang tidak diinginkan. Eun Gi lega, pengacara Park bertanya apa yang akan Eun Gi lakukan? Eun Gi mencoba berpikir hingga rasanya kepalanya mau pecah.
Pengacara Ahn yang mengantar Jae Hee tiba di depan rumah Presdir. Tetiba Presdir Seo menelepon pengacara Ahn dan memintanya melacak ponsel Jae Hee untuk mencari tahu di mana dia berada. Presdir mulai tak percaya pada Jae Hee karena ia mulai berbohong kalau ada pertemuan yang berhubungan dengan Eun Suk padahal sudah dibatalkan.
Ma Roo menemani Jae Gil minum2 hingga Jae Gil mabuk, namun pikiran Ma Roo masih dipenuhi Jae Hee. Ma Roo teringat saat Jae Hee sempoyongan tadi dan saat Jae Hee dipukuli kakaknya karena mempertahankan tasnya yang berisi tabungan. Jae Hee berusaha melindungi tas itu mati2-an. Tak peduli punggungnya ditendangi kakaknya, oh sakit punggungnya gegara ini. Ma Roo yang melihatnya pun segera menolong Jae Hee. Mengingat semua itu Ma Roo pun ikut minum padahal Eun Gi meneleponnya.
Di kedai kaki lima, Eun Gi bertemu dengan perwakilan pekerja kontrak. Eun Gi berusaha membujuk mereka dengan mengajaknya bertaruh siapa yang lebih banyak minum. Siapa yang kalah akan menyetujui semua syarat yang menang, untuk menarik kepercayaan para pekerja itu Eun Gi akan menulis pernyataan dengan disaksikan pengacara Park.
Jae Gil terus mengigau dalam mabuknya menyebut Yoo Ra, Cho Ko yang datang mendengarnya. “Kenapa kau harus berpura-pura jika sebenarnya ini berat bagimu? Kau menari-nari seperti orang bodoh supaya aku tidak khawatir.”gerutu Cho Ko lalu memperhatikan Jae Gil dengan seksama. “Kenapa oppa ini sangat ganteng dan keren ya?”pikirnya. Cho Ko pun berusaha membangunkan Jae Gil. Cho Ko yang merasa prihatin dengan keadaan Jae Gil pun menanyakan apa yang Jae Gil mau.
“Apa kau mau aku meminta Yoo Ra unni kembali padamu?”tanya Cho Ko, Jae Gil yang menjawab berbisik-bisik membuat Cho Ko salah paham. Cho Ko mengira Jae Gil mau jam tangan yang dipakai Ma Roo hahaha. Cho Ko segera melepas jam tangan yang dipakai Ma Roo dan memakaikannya di tangan Jae Gil. “Baiklah. Jam tangan ini lebih cocok dipakai Jae Gil oppa daripada kakakku.”puji Cho Ko. #adik durhaka wkkwkw.
Cho Ko pun menyeret Jae Gil pulang dan membiarkan kakaknya pulang sendiri.
Di tempat lain, Eun Gi terus meminum soju dengan baskom (?), hampir 1 krak botol mereka habiskan dengan perwakilan pekerja. Pengacara Park nampak khawatir namun tak bisa berbuat apa2. Eun Gi pamit ke kamar mandi sebentar disusul pengacara Park.
“Apa maksudnya taruhan bodoh ini?”tanya pengacara Park tak mengerti dengan maksud Eun Gi melakukan semua itu. Eun Gi yang sudah mabuk namun tetap tersadar mengatakan kalau ia berharap para pekerja itu akan kasian dan mengalah padanya. Pengacara Park hanya bisa menghela nafas. “Hanya ada satu cara untuk memecahkan masalah dengan serikat buruh ini dalam dua hari. Kita sewa orang untuk menghajar para anggota serikat…dan menyeret mereka keluar untuk menyelesaikannya.”tukas Eun Gi, namun ia tak akan melakukan itu. Walaupun ayahnya tahu itu, ia masih tetap menyuruh Eun Gi menghadapinya karena ayahnya sudah tergila-gila dengan Jae Hee. Eun Gi mengatakan kalau ia sudah memikirkannya dan hal terbaik yang bisa ia lakukan adalah lari. Pengacara Park terkejut tak mengerti, Eun Gi pun menyuruhnya mengambil mobil sebelum para pekerja mulai curiga.
Ma Roo terbangun, dilihatnya jam tangannya sudah raib. Pengacara Park yang kembali dari mengambil mobil nampak khawatir karena Eun Gi sudah tak ada.
Ma Roo yang berjalan pulang tetiba mendapat telepon dari Eun Gi. Eun Gi meminta maaf karena tak datang tadi, ia tiba2 ada urusan mendadak. Ma Roo tahu Eun Gi mabuk. Eun Gi beralasan kalau ia hanya minum segelas soju. Nampaknya Eun Gi menelepon Ma Roo ini di dekat rumah Ma Roo, ia menunggu sambil menelepon. Eun Gi menumpahkan semua isi hatinya, kalau semua yang ada pikirannya sepanjang hari adalah Ma Roo. Ma Roo yang sedari jalan lurus menanjak segera ngeh mendengar suara Eun Gi, Ma Roo segera mencari asal suara dan benar saja Eun Gi sedang terduduk di jalanan turunan gang.
Ma Roo mendekati Eun Gi seraya mendengarkan keluh kesah Eun Gi. Kini Ma Roo sudah duduk di hadapan Eun Gi, Eun Gi mengira itu hanya imajinasinya karena inginnya ia bertemu Ma Roo. Ma Roo bertanya berapa banyak Eun Gi minum, namun Eun Gi tak menjawab ia malah menyentuh wajah Ma Roo memastikan kalau itu benar orang (Ma Roo). “Wah, terasa seperti orang sungguhan. Ini seperti gambar tiga dimensi.”pikir Eun Gi, Ma Roo merasa prihatin dengan keadaan Eun Gi.
“Aku merasa menyesal saat memikirkan nasibmu, tapi…anggaplah ini sebuah mimpi buruk yang cepat berakhir dalam hidupmu.”ucap Ma Roo.
“Wah imajinasiku juga dapat bicara!”ujar Eun Gi tak percaya yang masih dalam pengaruh alkohol. Ma Roo pun menambahkan kalau Eun Gi bisa segera bangun dari mimpi buruk setelah beberapa saat dan tak akan ingat lagi mimpi itu.
“Sungguh luar biasa! Imajinasiku bisa bicara!” Setelah mengatakan itu Eun Gi mulai mual2.
Ma Roo merawat dan menidurkan Eun Gi di kamarnya. Tetiba ponsel Eun Gi berbunyi, pengacara Park menelepon Ma Roo pun mengangkatnya. Pengacara Park yang tak mengenali suara Ma Roo bertanya siapa dia dan bertanya apa Eun Gi ada di dekatnya.
“Dia tertidur karena mabuk berat. Saya takut Anda khawatir jika saya tidak menjawab teleponnya.Saya Kang Ma Roo.”jawab Ma Roo.
“Apa mungkin kau…Yang dia sebut sebagai pacarnya?” Ma Roo terdiam sebentar namun kemudian mengiyakan.
“Baguslah. Saya khawatir karena dia tiba-tiba menghilang.” Pengacara Park meminta maaf karena menelepon malam2 dan menutup teleponnya. Walaupun lega, namun pengacara Park merasa tak tenang.
Keesokan paginya Eun Gi terus tersenyum bahagia memandangi Ma Roo tertidur di hadapannya. Berbeda di lain tempat, Jae Hee nampak tak tenang tidur di samping Presdir muahaha.
Sementara itu Pengacara Park yang sedang jogging bertemu pengacara Ahn, pengacara Park menunduk memberi hormat. Pengacara Ahn nampak berpikir dengan sikap pengacara Park ini, nampaknya pengacara Park siap menabuh genderang perang XD.
Di ruangan kerjanya, pengacara Park kembali melihat rekaman ciuman Jae Hee dan pengacara Ahn di ipadnya. Setelah diputar cukup lama ia syok melihat Ma Roo dan Eun Gi ada di sana juga namun pengacara Park mengira keduanya tak menyadari. Ia makin syok saat melihat foto pria yang mengantar Eun Gi sama dengan foto Kang Ma Roo miliknya. Pengacara Park pun segera menelepon seseorang menanyakan apakah mereka bisa memperjelas wajah yang terekam dalam CCTV.
Kembali ke rumah Ma Roo, Ma Roo terbangun dengan silau sinar matahari pagi.
“Good morning”sapa Eun Gi dan dibalas Ma Roo. Sembari tetiduran keduanya melanjutkan obrolannya. Eun Gi bertanya kenapa ia bisa ada di sana. Ma Roo menjawab karena semalam Eun Gi menuju rumahnya jadi ia membawanya. “Aku pasti sangat merepotkan.”ucap Eun Gi, Ma Roo menjawab sedikit. Eun Gi juga bertanya apa yang diocehkannya semalam. Ma Roo menjawab Eun Gi hanya mengatakan hal2 yang tak jelas. “Apa aku sudah bilang kalau aku jadi gila karena aku menyukaimu?”tanya Eun Gi.
“Sudah.” Eun Gi kembali bertanya apa saja yang ia katakan.
“Kau mungkin tidak ingin bertanya lagi. Semua terdengar gombal hingga mungkin kau bisa muntah lagi.”jawab Ma Roo.
“Setelah pengakuanku yang gombal itu, apa kau sudah menjawabnya?”tanya Eun Gi.
Ma Roo mengatakan sudah. Eun Gi kaget. Ma Roo bangkit dan menanyakan apa Eun Gi tak lapar karena semalam ia muntah banyak. Tapi Eun Gi malah bersemangat meminta Ma Roo mengatakan lagi jawaban atas pengakuan gombalnya karena ia tak mengingatnya sedikit pun. Namun Ma Roo hanya diam saja dan mangajak Eun Gi makan. Namun Eun Gi merajuk menanyakan jawaban Ma Roo.
Setelah melihat denggan jelas wajah yang terekam dalam CCTV, pengacara Park menelepon sekretaris Hyun. Ia menanyakan apa pacar Eun Gi bernama Kang Ma Roo.
Ma Roo melepaskan tangan Eun Gi, Eun Gi yang mengatai Ma Roo ahjusi bilang kalau ia pelit. Eun Gi kembali bertanya apa yang dikatakan Ma Roo padanya. Ma Roo hendak mengatakannya, Eun Gi menunggu dengan harap2 cemas.
“Seo Eun Gi…kau sedang sial. Malang untukmu, kau terperangkap dalam jebakan Kang Ma Roo. Apa sekarang kau ingin melarikan diri? Sekarang bangunlah, dan pakailah sepatumu dengan benar, dan gunakan semua tenagamu untuk lari dariku. Aku hanya akan memberimu kesempatan sekali.” Eun Gi tersenyum menahan tawa tak percaya dengan kata2 Ma Roo.
“Apa benar itu yang kau katakan semalam?”tanya Eun Gi sangsi, Ma Roo menangguk mengiyakan. “Lalu bagaimana responku?”tanyanya.
“Kau belum menjawab.”jawab Ma Roo. Eun Gi pun bertanya apakah ia bisa menjawabnya sekarang. Ma Roo hanya menatap tanpa ekspresi, Eun Gi pun mencium Ma Roo hahaha.
Jae Hee sedang mencoba gaun pengantinnya, ditemani pengacara Park. Tetiba ponselnya berbunyi ia pun mengangkatnya. Ternyata yang menelepon itu kakaknya dengan ponsel Ma Roo. “Jae Hee, ini Oppa. Lama tak bertemu, adikku.”sapa Jae Shi, kakak Jae Hee. Jae Hee terhenyak mendengar suara kakaknya, pengacara Ahn tak mengerti dengan perubahan ekspresi Jae Hee. Jae Hee bertanya di mana Jae Hee sekarang, mendengar itu Jae Hee nampak lemas.
Cho Ko mengobati Jae Gil yang babak belur. Ma Roo yang pulang dari luar tak mengerti melihat rumah berantakan dan Jae Gil terluka. Cho Ko hendak mengatakan kalau kakak Jae Hee memukuli Jae Gil namun segera dialihkan Jae Gil. Tak ingin membuat Ma Roo khawatir Jae Gil menangkan Ma Roo kalau ia tak sengaja menabrak sesuatu. Cho Ko menyela kalau itu tak benar. Cho Ko segera bertanya pada Ma Roo kenapa ahjusi preman mencari Jae Hee padahal mereka sudah lama tidak berhubungan dengan Jae Hee. Ma Roo nampak berpikir mencerna kata2 Cho Ko. Agar Cho Ko tak terus nyerocos, Jae Gil mengingatkan kenapa Cho Ko belum berangkat kerja.
“Jae Sik hyung tadi ke sini?”tanya Ma Roo yang paham dengan situasinya. Cho Ko hendak menjelaskan namun ditahan Jae Gil. Ma Roo pun memaksa Cho Ko mengatakan yang sebenarnya. Cho Ko memberitahukan kalau kakak Jae Hee baru saja keluar dari penjara datang ke sana dan bertanya di mana Jae Hee unni sambil membanting barang-barang dan memukuli Jae Gil.
Jae Gil memperingatkan Ma Roo agar tak perlu ikut campur urusan Jae Hee dan kakaknya.
“Pria itu memiliki tatapan seperti pembunuh. Sepertinya dia akan membunuh Jae Hee noona jika dia menemukannya. Biarkan saja. Jika dia kembali, aku yang akan menghadapinya.”papar Jae Gil, lha Jae Gil ini gimana minta Ma Roo jangan iikut campur tapi mengatakan hal2 yang membuat Ma Roo khawatir hahaha.
Cho Ko juga mengatakan kalah kakak Jae Hee mencari nomor ponsel Jae Hee di kamar Ma Roo dan juga mengambil ponselnya. Ma Roo kaget mendengarnya, bukankah di dalamnya ada foto ciumannya bersama Jae Hee.
Eun Gi bertemu dengan perwakilan para pekerja yang bertanding dengannya minum soju. Setelah berbasa-basi sebentar perwakilan pekerja menyodorkan perjanjian yang harus Eun Gi setujui, ada 4 poin. Eun Gi mengecek perjanjian yang dibuat, ia menyetujui kenaikan gaji tahun 2011 berdasarkan gaji di tahun 2010 ditambah 2%. Yang kedua membangun tempat istirahat untuk para pekerja bisa dilakukan jika mereka menata ulang gudang dan gedung-gedung kantor di Do Gok Dong dan Seo Cho Dong. Ketiga para pekerja meminta tidak peduli berapa jumlah anak yang mereka dimiliki perusahaan akan membayar biaya pendidikan SMP dan SMA. Di sini Eun Gi nampak berpikir dan menimbang-nimbang, tapi akhirnya ia memutuskan jika ia menjual mobil, motor, perhiasan dari mendiang ibunya, dan mencairkan investasi itu bisa menutup separuh biayanya lalu ia akan mencari pinjaman untuk menutup sisanya.
Keempat mereka ingin Eun Gi mengembalikan Sembilan pekerja yang dipecat ke pekerjannya. Eun Gi memaparkan kalau tiga diantaranya menyebabkan kerugian fatal bagi perusahaan sudah pasti Presdir tak akan menyetujuinya begitu juga keenam orang lainnya. Tapi Eun Gi memutuskan kalau ia akan mempekerjakan dan membayar gaji mereka secara pribadi jadi mereka bisa melaksanan persyaratannya. Salah satu pekerja tak menyangka Eun Gi melakukan semua itu, “apa Presiden Direktur benar-benar mengirim putrinya untuk menghabiskan uang pribadinya demi kesepakatan ini? Apa Anda akan baik-baik saja?”tanyanya. Eun Gi menjawab dengan santai jika presdir tak setuju yang bisa dilakukan adalah mencoret namanya dari kartu keluarga.
Pengacara Park menemui Eun Gi yang menunggu bus, ia datang menyerahkan sebuah map dan menyuruh Eun Gi membukanya jika ada waktu. Eun Gi hendak membukanya namun diurungkan begitu melihat bus yang ditunggunya datang. Eun Gi memasukkan map tersebut ke dalam tasnya.
Ternyata Eun Gi menuju rumah Ma Roo, tetiba ahjuma tetangga Ma Roo menghampirinya.
Ia meminta tolong memberikan sebuah bingkai foto pada Ma Roo karena studio foto yang dibawah akan tutup. Karena Eun Gi mau ke rumah Ma Roo jadi sekalian saja. Ahjuma itu mengucapkan terimakasih lalu pergi.
Eun Gi pun melangkah namun terhenti. Ia pun melihat isi bingkai foto yang diterimanya tengkurap tadi. Eun Gi terbelalak melihat di dalamnya ada foto kelulusan Jae Hee bersama Ma Roo.
Tak jauh dari sana di belakang Eun Gi terlihat supir Jo orang kepercayaan pengacara Ahn, sudah pasti balik dibelakang ini semua pengacara Ahn. Tetiba Ma Roo keluar rumah, melihat Eun Gi ia pun tersenyum. Namun Eun Gi yang masih syok hanya diam.
Waduh Eun Gi benar2 suka Ma Roo, tapinya Ma Roo belum bisa move dari Jae Hee ~_~, mana malam ini episode terakhirnya pula, semangat2 14 episode lagi muahaha :LOL
Posted only on PelangiDrama
DO NOT REPOST TO OTHER SITE/FP !!!
Please be patient!!! don’t ask next episode! OK!
Pelangi Drama 
Saya suka saya suka……(mey mey)
SukaSuka
walaupun udah di anjurin untuk jangan di tanya tentang episode selanjutnya tapi pliiissss udh pebasaran nih ama kelanjutannya.,. di tunggu ya.,.
SukaSuka