Di episode sebelumnya Jae Shik dengan mudah menculik Eun Gi karena Eun Gi yang sedang hilang ingatan mudah dibohongi. Namun tak terduga, Eun Gi meninggalkan sebuah note, berberkal itulah sekretaris Hyun menemui Ma Roo. Sadar Eun Gi diculik, Ma Roo segera mengejar Jae Shik. Ma Roo berhasil mengejarnya dengan mengikuti jejak GPS yang terpasang di ponsel Eun Gi.
Ma Roo yang sukses menghalangi laju mobil Jae Shik segera keluar dari mobilnya Eun Gi terbangun karena Jae Shik mengerem mendadak, nampak Jae Shik ketakutan. Ma Roo segera memiting Jae Shik yang hendak keluar, Jae Shik yang tak bisa melawan berbohong kalau ia akan mengantarkan Eun Gi pada Ma Roo karena Eun Gi ingin bertemu dengan Ma Roo. Ma Roo tak peduli, ia malah bertanya siapa yang menyuruh Jae Shik melakukannya. Eun Gi yang salah paham, malah mencoba melerai Ma Roo mencoba menolong Jae Shik. “Lepaskan dia!”teriak Eun Gi, Jae Shik pun sukses melarikan diri.
Eun Gi yang masih menghalau Ma Roo, bertanya ada apa dengan semua itu.
“Kau bilang otakmu trauma, tapi apa separah itu sampai kau tidak bisa berpikir dengan benar? Kenapa kau mau ikut dengannya? Kau pikir siapa dia?”cecar Ma Roo yang membuat Eun Gi terperangah. “Jika seseorang memintamu ikut dengannya, apa kau langsung mengikutinya, tidak peduli siapapun itu?”teriak Ma Roo. Eun Gi beralasan kalau Jae Shik bilang Ma Roo memintanya menjemput dirinya. Ma Roo mengatakan kalau ia tak perna meminta Jae Shik melakukan itu. “Apa kau bodoh?”maki Ma Roo, hal itu membuat Eun Gi syok dan melepaskan Ma Roo.
“Itu kenapa sekarang kau marah seperti ini? Kau tidak bilang apa-apa, tapi kakakmu menjemputku…Jadi kau marah karena itu?”tanya Eun Gi yang juga tak menyadari maksud kata2 Ma Roo. “Hei, Seo Eun Gi!”seru Ma Roo marah.
“Apa kau sangat membenciku? Aku tidak mengira kau begitu benci dan jijik padaku. Jika aku tahu, aku tidak akan mencarimu.”kata Eun Gi berkaca-kaca.
Ma Roo segera menarik tangan Eun Gi menuju mobilnya, Eun Gi memberontak sembari mengaku salah dan melepaskan tangan Ma Roo. Eun Gi terus merancau, meminta maaf karena menempel pada Ma Roo seperti permen karet, orang yang membencinya dan tak mengingatnya. “Memintamu mengingatku, mengajariku dan menungguku. Aku minta maaf.
Maafkan aku.”pinta Eun Gi, Ma Roo jadi serba salah. Dengan mata berkaca-kaca hampir menangis, Eun Gi mengatakan kalau ia tak akan melakukannya lagi, dan tak akan mengganggu Ma Roo lagi setelah ini. Eun Gi menambahkan agar Ma Roo tak marah pada orang lain karena dirinya, itu bukan salah Jae Shik yang dikiranya kakak Ma Roo tapi itu salah dirinya sendiri.
“Ini bukan salah kakakmu. Ini salahku. Kurasa memang otakku sudah tidak beres.”aku Eun Gi, lalu hendak melangkah pergi namun dihadang Ma Roo. Ma Roo menyeret paksa Eun Gi ke mobilnya walaupun Eun Gi memberontak.
“Apa aku sangat menyedihkan? Karena aku seperti ini, karena otakku tidak beres,
apa lucu jika kau mempermainkanku?”seru Eun Gi lalu menghempaskan tangan Ma Roo melepaskan diri. “Benar. Meski aku seorang idiot yang hanya bisa mengingat namanya,
meski aku wanita menyedihkan yang mencintaimu dan tidak mau melepaskanmu…Kita akhiri sampai sini saja.”ucap Eun Gi, lalu meminta agar Ma Roo tak membuatnya lebih sengsara lagi, meski ia hilang ingatan, Eun Gi sadar betapa memalukannya dirinya.
Setelah mengakui hal itu, Eun Gi melangkah pergi meninggal Ma Roo dalam penyesalan. Eun Gi pulang ke rumah dengan taksi, sementara Ma Roo masih dalam mobilnya dengan pikiran berkecamuk dalam kepalanya. “Apa kau tidak tahu apa yang telah kulakukan untuk meninggalkanmu?Sekarang kau kembali, apa yang harus kulakukan?Seo Eun Gi. Kau bodoh.”ucap Ma Roo dalam hati. Makanya, biar ga galau harusnya Ma Roo bilang saranghe Seo Eun Gi-ssi hahaha.
Di ruangannya, Jae Hee nampak tak tenang melihat mms foto Eun Gi dari kakaknya. Jae Hee teringat saat Jae Shik menemuinya.
Flashback; Gagal memeras pengacara Ahn, Jae Shik tak kehilangan akal ia pun hendak memeras Jae Hee. Jae Shik memberitahukan kalau ia akan menyingkirkan Eun Gi dengan imbalan yang diinginkannya dan itu bisa diputuskan oleh Jae Hee yang memiliki wewenang. Namun Jae Hee hanya menatap tajam ke arah kakaknya, Jae Shik membelai kepala adiknya dan yakin kalau Jae Hee benar2 memiliki wewenang dalam mengambil keputusan.
“Benar kan?Karena kau menatapku dengan pandangan menusuk, itu kenapa oppa terlalu takut menemuimu,benar kan?.” Jae Shik pun menyuruh Jae Hee agar memandangnya dengan sopan, namun Jae Hee tak menurut. Ia tetap memandang sinis kakaknya tanpa ekspresi dan menahan marah.
Sebelum beranjak pergi, Jae Shik mengancam Jae Hee secara halus kalau ia akan membeberkan bahwa Seo Eun Gi masih hidup, jadi Jae Hee harus membereskan barang2nya. Mendengar itu Jae Hee bereaksi, mengatakan kalau ia tak bisa sesuka hati melakukan apa yang ia mau. Mengabulkan permintaan Jae Shik juga tak bisa karena ia hanya pengganti sementara Presiden Direktur. Jae Shik tak bodoh, ia pun bertanya selain apartemen Jae Hee punya wewenang apa. Gedung, tanah, obligasi, uang?. Flashback End.
Lamunan Jae Hee buyar, manakala menerima sms dari kakaknya. Jae Shik memberitahukan kalau masalahnya sudah terpecahkan jadi Jae Hee bisa tidur nyenyak. Jae Shik juga meminta agar gedung yang akan diberikan padanya, diberikan segera. Jae Hee tak mempedulikannya, ia malah menghapus sms yang diterimanya itu.
Di kamarnya Eun Gi asyik mendengarkan musik dengan earphonenya. Sekretaris Hyun masuk memanggilnya karena dokter yang akan memeriksanya sudah datang. Tahu Eun Gi tak mendengar panggilannya, ia pun menghampiri Eun Gi dan melepaskan earphone yang dipakai Eun Gi. Nampaknya Eun Gi sedang mendengarkan lagu yang dulu pernah distel Ma Roo saat Cho Ko menangis di dalam mobil. Sekretaris Hyun menjelaskan perlunya pemeriksaan hari ini, tapi Eun Gi malah menyuruh sekretaris Hyun bilang ke dokternya agar pergi dan ia tak mau melakukan terapi lagi. “Direktur.”panggil sekretaris Hyun.
“Aku sudah berusaha dengan keras, tapi tidak ada perubahan.”jelas Eun Gi. Sekretaris Hyun berusaha memberi dorongan semangat Eun Gi dengan memaparkan kemajuan yang sudah Eun Gi capai, namun Eun Gi tak peduli ia malah mengecangkan volume lagu yang didengarkannya.
“Pasti ingatan Anda akan kembali suatu hari nanti. Jadi, jangan terlalu stres…”pesan sekretaris Hyun, Eun Gi makin mengencangkan volume lagunya dan berusaha mengingat kenangan di lagu itu. Sekelebat bayangan tangan seseorang (Ma Roo) mengencangkan volume lagu itu di mobil. Bayangan itu makin nyata, dirinya sedang dalam perjalanan bersama Ma Roo nampak jelas. Eun Gi hanya bisa menghela nafas panjang mengingat hal itu.
Ma Roo masih dalam mobil, mengingat kata2 Eun Gi saat menolaknya.
“Aku salah. Aku yang salah. Pada orang yang membenciku, yang tidak mengingatku…Maaf jika aku menempel padamu seperti permen karet. Memintamu mengingatku, mengajariku, dan menungguku. Aku minta maaf. Aku tidak akan mengganggumu lagi setelah ini..Jangan marah pada orang lain karena aku. Ini salahku. Kurasa memang otakku sudah tidak beres.” Ma Roo nampak merasa bersalah mengingat itu semua, tetiba ia menyadari sesuatu ia pun menelepon seseorang.
Sementara itu Jae Shik melepaskan stressnya dengan bermain judi karena gagal menculik Eun Gi. Namun sayang sekali selalu kekalahan yang dideritanya. Karena uang yang ditunggu tak datang2, Jae Shik keluar ruangan menelepon Jae Hee. Jae Hee tak mengangkat teleponnya, karena ia sibuk mengecek apa petugas yang dimintanya untuk menggebrek tempat perjudian yang biasa di datangi kakaknya sudah berangkat. Setelah memastikan berangkat, Jae Hee mengangkat telepon kakaknya. Jae Shik segera memborbardir Jae Hee dengan pertanyaan sedikit mengancam apa ia sudah mengirim uang yang dimintanya. Dengan santai Jae Hee menjawab kalau mereka sudah berangkat, “apa belum sampai?”tanyanya. Namun bukan uang yang datang melainkan polisi, Jae Shik terperangah kaget dan segera bersembunyi. Polisi yang datang segera mengamankan para penjudi. Jae Shik langsung bertanya apa Jae Hee yang memanggil polisi2 itu. Jae Hee berpura-pura tak mengerti maksud Jae Shik, tapi Jae Shik tahu kalau Jae Hee yang menelepon mereka.
“Apa kau tidak percaya padaku?”tanya Jae Hee, Jae Shik tak langsung menjawab ia bergegas mencari tempat bersembunyi yang aman.
“Jika jadi aku, apa kau akan percaya? Aku tahu persis orang seperti apa kau. Kau mau aku mempercayaimu?”ujar Jae Shik, bertanya balik. Jae Hee mengatakan kalau begitu impas, karena ia juga tak mempercayai kakaknya. Ia sadar kalau kakaknya tak akan puas hanya dengan diberi gedung, sekali dikasih kakaknya akan terus menerus memerasnya. “Jika kau mempunyai sesuatu untuk memerasku, kau tidak akan melepaskannya. Kau akan memerasku, menyiksaku seumur hidup.” Jae Hee tak peduli cibiran kakaknya, malah bertanya apa yang terjadi dengan Eun Gi.
“Aku sudah bilang jangan menyentuhnya, bahkan sehelai rambutnya tidak boleh kau sentuh. Aku sudah memperingatkanmu, jika kau menyentuh anakku, aku tidak akan melepaskanmu. Aku tidak akan diam saja meski kau kakakku atau orang lain. Aku memperingatkanmu.” Jae Hee menambahkan kalau ia sudah memberitahukan pada jaksa penuntut kalau kakaknya berusaha menculik Eun Gi dan memerasnya. Ia juga menambahkan mudah baginya membuat kakaknya dipenjara selama lebih dari sepuluh tahun jika ia menambahkan catatan kriminal kakaknya. “Apa kau gila? Bukankah kau yang menyuruhku melakukan ini?”tanya Jae Shik, Jae Hee mengelak tanpa bukti ia tak bisa menuduhnya.
“Saat ini, memberimu uang bahkan sepeserpun tidaklah berguna. Jika kita bertemu 10 tahun lagi, mungkin…Mungkin saat itu aku akan merindukan Oppa. Mungkin saat itu, sebagai satu-satunya saudara kandungku di dunia, aku ingin memberimu semua yang aku punya.” Jae Shik makin gusar mendengar ancaman adiknya, namun Jae Hee keukeuh jika kakaknya menurut melakukan hal itu ia akan memberi kakaknya kekayaan yang mencukupinya seumur hidup.
“Kau. Tinggalah di sana. Aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri, jadi jangan pergi dan diamlah di sana!”balas Jae Shik kalap, mendengar teriakan Jae Shik polisi menghampirinya. Melihat hal itu Jae Shik segera kabur namun polisi mengejarnya.
Ternyata Ma Roo tertidur di dalam mobil, ia terbangun dengan mimpi buruk. Dalam perjalanan menapaki jalan rumahnya Ma Roo mencoba menghubungi Jae Shik namun ponselnya tak aktif. Tetiba saat Ma Roo hendak membuka gerbang rumahnya, Jae Shik sudah berdiri di belakangnya. Ma Roo yang kalap segera menyudutkan Jae Shik, Jae Shik memberontak dan memberitahukan kalau itu dilakukannya atas suruhan Jae Hee. “Jae Hee yang menyuruhku melakukannya! Untuk mencegah Eun Gi kembali ke Taesan, dia menyuruhku melakukan sesukaku.”ungkap Jae Shik, ia pun terbujuk karena diiming-imingi dengan imbalan yang banyak. Namun Ma Roo tak percaya begitu saja.
“Itu benar! Apa kau pikir aku datang supaya aku selamat? Seseorang sepertiku, sungguh…Jae Hee, gadis sialan itu. Jika aku matipun,aku ingin melakukan hal yang benar. Itulah kenapa aku kemari.” Mendengar penuturan Jae Shik, Ma Roo teringat kekhawatiran sekretaris Hyun jika Jae Hee tahu kondisi Eun Gi. Jae Shik memohon agar Ma Roo mau menampungnya. “Jika aku berada di dekatnya, dia akan membunuhku. Ma Roo, ayolah.Kumohon…Aku tidak ingin mati. Jae Hee benar-benar menakutkan.”papar Jae Shik, Ma Roo yang tahu kalau Jae Shik pasti tahu tempat tinggal Eun Gi, segera bertanya di mana itu. Setelah itu Ma Roo melesat pergi ke sana.
Di depan rumah sekretaris Hyun, sekretaris Jo sudah mengintai. Setelah memastikan benar Eun Gi di sana, ia segera melapor ke pengacara Ahn. Memberitahukan kalau dugaan pengacara Ahn benar, Eun Gi tinggal di sana. Pengacara Ahn pun mengatakan kalau ia akan segera mengirim orang ke sana, dan menyuruh sekretaris Jo mencari informasi dari tetangga yang ada di sana. Ia pun segera menutup teleponnya saat pengacara Park masuk.
Pengacara Ahn berbasa-basi, ada keperluan apa pengacara Park menemuinya dan menawarkan kopi. Namun pengacara Park menolak, beralasan sudah minum sebelumnya. Pengacara Park segera to the point bertanya apa rencana menendang keluar Eun Gi berjalan mulus sejauh ini. “Jika kau menurunkan Seo Eun Gi seperti itu, kau pikir kau bisa mendapatkan Taesan untuk dirimu sendiri? Apa nona Han Jae Hee berpikir seperti itu?”selidik pengacara Park.
“Ini hanyalah serangan awal, apa kau pikir ini adalah ledakan intinya?”
Pengcara Park menyindir pengacara Ahn, apa ia begitu gelisahnya hingga harus cepat2 menyingkirkan orang yang bahkan tak diketahui hidup atau mati. Pengacara Ahn tak bergeming dengan sindiran itu, ia malah balas menyudutkan pengacara Park. “Kau tahu di mana Direktur Seo kan? Ada masalah apa dengannya?”tanyanya, yang membuat pengacara Park terhenyak berusaha menyembunyikan keterkejutannya. Pengacara Ahn terus menanyakan pertanyaan yang menyelidik. Dengan menyembunyikan kegugupannya dan berusaha bersikap tenang, pengacara Park balik bertanya apa Eun Gi masih hidup. Pengacara Ahn hanya tersenyum mendengarnya lalu bangkit dari duduknya memberikan saran.
“Bagaimana menurutmu jika kau membawa Eun Gi ke luar negeri dan hidup tenang? Jika kau benar-benar mencintai Eun Gi, pikirkanlah cara untuk melindunginya dalam hutan yang berbahaya ini.” Pengacara Ahn menambahkan jika pengacara Park melakukannya maka rahasia yang ia takutkan tak akan diketahui Eun Gi. Pengacara Park tak peduli dengan saran itu, ia malah pamit pergi. Sepeninggalan pengacara Park, pengacara Ahn segera menghubungi seseorang lalu menyuruhnya pergi ke rumah sekretaris Hyun.
Ma Roo yang bergegas pergi ke rumah sekretaris Hyun untuk menemui Eun Gi, bertemu sekretaris Hyun di jalan dekat rumah. Sekretaris Hyun agak terkejut melihat Ma Roo, kini keduanya menuju rumah bersama. Ma Roo memberikan ponsel sekretaris Hyun yang kemarin dipinjamnya, sekretaris Hyun pun bertanya apa Ma Roo mengkhawatirkan Eun Gi karena pagi2 sudah datang padahal Ma Roo pernah bilang kalau ia tak mau terlibat dalam hal ini. “Bagaimana aku bisa membantu? Seberapa jauh tujuan kalian? Menyeret Han Jae Hee turun dan menjadikan Eun Gi sebagai CEO Taesan, apa itu tujuan kalian?”tanya Ma Roo tak peduli dengan pertanyaan sekretaris Hyun. Belum sempat menjawab, sekretaris Hyun terhenyak melihat sekretaris Jo, sedang menanyai seseorang tak jauh dari rumah mereka.
Sekretarin Hyun memberitahu siapa sekretaris Jo, dan tak habis pikir bagaimana mereka bisa tahu tempat itu. Ma Roo yang pasti sudah sadar, segera bertanya di mana Eun Gi. Sekretaris Hyun menjawab kalau ia sudah berpesan pada Eun Gi agar tak membukakan pintu pada siapapun sampai dirinya datang. Sadar mereka sudah ketahuan sekretaris Hyun meminta tolong pada Ma Roo agar membawa Eun Gi pergi dengan kunci rumah yang diberikannnya dan ia sendiri akan mencoba mengulur waktu.
Berbekal kunci pemberian sekretaris Hyun, Ma Roo berhasil masuk dan menemukan Eun Gi yang duduk termenung di meja taman ditemani sebuah buku bacaan. Eun Gi kaget melihat kedatangan Ma Roo, dan berpura-pura tak peduli dengannya. “Siapa kau, masuk ke rumahku tanpa permisi?”. Ma Roo menjawab kalau ia datang untuk menjemput Eun Gi, lalu menarik tangannya namun Eun Gi menghempaskannya.
“Siapa kau mau membawaku pergi? Sebelumnya kau mengatakan aku bodoh, dan marah karena aku sembarangan mengikuti orang asing.”cecoros Eun Gi, ia juga bertanya kenapa Ma Roo datang, apa Ma Roo menyesal setelah memikirkan perbuatannya atau itu hanya karena kasihan padanya?. Ma Roo yang habis kesabaran karena diburu waktu berteriak.
“Hei, Seo Eun Gi.”teriak Ma Roo. Tapi Eun Gi malah mendorong Ma Roo dan menyuruhnya pergi, namun Ma Roo tak peduli. Eun Gi pun melemparkan bukunya pada Ma Roo dan beranjak masuk ke dalam rumah. Ma Roo mengambil buku yang dilemparkan Eun Gi tadi. Ternyata Eun Gi tadi membaca buku “anak gembala dan serigala”, kalau diibaratkan Eun Gi sebagai anak gembala dan Ma Roo sebagai serigala. Setelah membaca judul buku itu, Ma Roo merasakan sesuatu ia pun bergegas masuk mengejar Eun Gi.
Di ruangannya pengacara Park, nampaknya galau dengan saran yang dikatakan pengacara Ahn tadi. Lamunannya buyar saat menerima sms dari sekretaris Hyun yang memberitahukan kalau Jae Hee sudah tahu keberadaan Eun Gi. Ia pun terbelalak kaget.
Sementara itu di depan rumahnya, sekretaris Hyun mencoba mengalihkan perhatian sekretaris Jo. Namun ia dikejutkan dengan bukti foto Eun Gi, jepretan Jae Shik saat Eun Gi berada di depan rumah, tentu saja foto itu yang diberikan pengacara Ahn yang di dapat dari Jae Shik.
Tim bala bantuan sekretaris Jo hampir datang, sekretaris Hyun mencoba mengelak kalau Eun Gi tak ada di rumahnya.
Di dalam rumah, Eun Gi mengunci dan menahan kamarnya. Ma Roo menggendor-gendor pintu dan membujuk Eun Gi agar membukakan pintunya. Ma Roo mencoba menjelaskan kalau mereka tidak banyak waktu, namun Eun Gi tak peduli.
“Tidak apa-apa. Aku tidak akan pergi dengan orang yang tidak kukenal.”ucap Eun Gi acuh. Ma Roo berteriak memanggil nama Eun Gi seraya kembali menggendor pintu.
“Siapa kau berani memanggil namaku seperti itu? Aku juga tidak mengenalmu. Dan, tidak mengingatmu.” Lalu menyuruh Ma Roo pergi, Ma Roo hanya bisa menghela nafas panjang.
Di luar bala bantuan sekretaris Jo telah tiba, sekretaris Hyun mencoba bersikap tenang dan tak gugup. Sekretaris Hyun juga masih berusaha mengelak kalau orang yang mereka cari tak ada di rumahnya. Sekretaris Jo hanya tersenyum mendengar sanggahan sekretaris Hyun, lalu mengatakan kalau semua itu akan terbukti ada atau tidaknya dengan masuk memastikannya. Jika tidak diijinkan mereka akan menerobos masuk.
Di dalam, Ma Roo mencoba membujuk Eun Gi dibalik pintu yang menghalangi keduanya. Sembari melihat buku yang dilemparkan Eun Gi tadi, Ma Roo menceritakan kisah pertemuan keduanya.
“Kau dan aku…bertemu pertama kali dalam pesawat. Kau sakit dan pingsan…Saat itu tidak ada dokter dalam pesawat.”ungkap Ma Roo lalu menambahkan tak ada pilihan lain, dirinya yang dikeluarkan dari sekolah kedokteran harus melakukan pertolongan pertama. Karena Eun Gi tak sadar, jadi ia tak bisa melihat wajah Ma Roo. “Kedua kalinya kita bertemu, kau jatuh saat mengendarai sepeda motor. Boneka yang sangat berharga untukmu jatuh di pinggir tebing, dan aku mencoba mengambilkannya, lalu aku jatuh ke tebing.” Eun Gi nampak mendengarkan dengan seksama cerita Ma Roo, Ma Roo juga bilang apa yang diucapkan Eun Gi waktu itu.
“Itulah pertama kalinya aku melihat seseorang dengan sikap seperti itu. Dalam segala hal, kau selalu salah paham. Semua orang tidak dapat dipercaya dan semuanya kau anggap musuh. Arogan, dan terlalu percaya diri, dingin, dan pemilih. Gadis tanpa sopan santun, yang tidak tahu kapan harus berterimakasih, dan kapan harus bilang maaf…”papar Ma Roo seraya tersenyum mengingat itu semua.
Eun Gi pun bereaksi, “siapa? Maksudmu, aku melakukan semua itu?”tanyanya. Tak mendapat jawaban, Eun Gi pun membuka pintunya membuat Ma Roo terhenyak. “Maaf, tapi kita tidak punya waktu untuk mengenang masa lalu.”ucap Ma Roo lalu menarik tangan Eun Gi dan bertanya bisakah ia menjawab pertanyaan Eun Gi di mobil. Eun Gi mengangguk tanda mengiyakan.
Di luar, sekretaris Hyun mencoba menahan sekretaris Jo dan antek2nya yang memaksa masuk ke dalam rumah. Tak menggubris penjelasan sekretaris Hyun, sekretaris Jo menyuruh salah satu anteknya melompat masuk dan membukakan pintu. Belum selesai beraksi bantuan datang, pengacara Park sampai di tempat itu. Sekretaris Hyun nampak lega. Pengacara Park langsung bertanya apa sekretaris Jo yang menyuruh melompat pagar, dan mengingatkan jika mereka masuk ke rumah orang tanpa ijin adalah pelanggaran berat. Sekretaris Jo malah bertanya apa direktur Seo ada di dalam, berpura-pura tak mengerti pengacara Park balik bertanya pada sekretaris Hyun apa Eun Gi ada di dalam. Sekretaris Hyun tentu saja menjawab tidak ada, namun sekretaris Jo keukeuh tak percaya sebelum memastikan sendiri lalu memberi isyarat anteknya untuk bertindak. Pengacara Park kembali mengingatan dengan sedikit ancaman kalau mereka tetap bertindak hukuman minimal 5 tahun menanti.
Tentu saja gertakan itu sedikit membuat sekretaris Jo dkk ciut namun mereka bisa saja kembali setiap saat. Kini pengacara Park dan sekretaris Hyun segera menemui Eun Gi di kamarnya, namun di dalamnya kosong. Pengara Park kaget mendapati kamar Eun Gi kosong, lalu bertanya kemana Eun Gi pergi. Tapi sekretaris Hyun malah lega Kang Ma Roo berhasil membawa Eun Gi pergi. Pengacara Park pun segera bertanya siapa yang dimaksud sekretaris Hyun.
Untuk menghilangkan kecanggungan di antara dirinya dan Eun Gi, Ma Roo menjawab pertanyaan Eun Gi tadi. Ia membenarkan kalau yang dikatakannya benar, kalau Eun Gi seperti yang disebutkannya tadi.
“Dulu kau orang yang kasar. Kau tidak percaya ya?”tebak Ma Roo. Dengan acuh Eun Gi melarang Ma Roo mengarang cerita karena ia tak ingat. Tapi Ma Roo malah menceritakan pertemuan ketiga mereka.
“Ketiga kalinya, kau datang mencariku di rumah. Seharusnya kau bilang saja kalau kau merindukanku. Tapi kau justru mengajak bertengkar dan menggunakan kata-kata yang menusuk tanpa alasan.” Dengan gusar, Eun Gi kembali bilang agar Ma Roo tak mengarang cerita karena ia sendiri tak ingat. Tapi Ma Roo malah terus bercerita. “Waktu itu kupikir, “Ah, cara gadis ini mengekspresikan perasaannya sangat unik.” Kalimat seperti “Aku menyukaimu”, “Aku rindu kamu” Kau mengatakannya dengan marah.”
Namun Eun Gi tak percaya apapun yang Ma Roo bilang. Ma Roo tak peduli, ia melanjutkan kalau dulu mereka pernah pergi ke Joo Moon Jin mencari adiknya dan ada beberapa kejadian yang tak ingin ia perlihatkan pada Eun Gi.
“Lagi-lagi aku bersikap buruk, dan kasar kan?”tebak Eun Gi menanggapi, lalu mempersilahkan Ma Roo terus berbohong karena ia tetap tak ingat. Ma Roo menoleh ke arah Eun Gi, Eun Gi pun berguman kalau Ma Roo lelaki jahat. Ma Roo mengiyakan, dan mengatakan ceritanya sampai itu saja karena sudah pasti Eun Gi sakit kepala mendengar itu semua. Eun Gi memutar lagu, ingatan saat dirinya melihat Ma Roo yang memutar lagu yang sama kembali berkelebat. Eun Gi mengingat itu semua sembari memperhatikan Ma Roo, dadanya pun berdegup kencang.
Di lain tempat, pengacara Park galau mengingat nama Kang Ma Roo dan tentu saja saat tahu Eun Gi bersama orang itu. Sementara itu sekretaris Jo melaporkan kegagalannya pada pengacara Ahn. Menerima laporan itu, pengacara Ahn makin yakin kalau dugaan Eun Gi ada di sana benar dan disetujui sekretaris Jo. Sekretaris Jo juga memberitahukan kalau mereka sudah menyuruh orang berjaga-jaga di sana untuk berjaga-jaga jika mereka memindahkan Eun Gi dari rumah itu. Pengacara Ahn nampak berpikir kenapa mereka harus menyembuyikan Eun Gi. Sebelum pergi menemui Jae Hee yang memanggilnya, pengacara Park menyuruh sekretaris Jo masuk ke dalam rumah Sekretaris Hyun.
Ternyata Jae Hee mengundang para pemegang saham dan jajaran staf elit Taesan untuk membahas penurunan Direktur resort Taesan yang tak lain Seo Eun Gi. Beberapa orang menyetujui pendapat Jae Hee namun sebagian juga tak setuju. Jae Hee memaparkan alasannya, karena ketidakhadirannya, Eun Gi telah menyebabkan harga saham turun dan beberapa proyek tertunda. Tapi salah seorang yang masih mendukung Eun Gi bertanya apakah itu alasan sebenarnya. Karena ia mendengar kabar bahwa saham milik Seo Eun Gi telah dijual. “Lalu, apa itu juga demi menyelamatkan Tae San? Berapa lama Direktur Seo menghilang?Dua tahun? Tiga tahun? Apa Taesan akan bangkrut jika kita mau bersabar menunggunya kembali? Pasti ada alasan lain di balik ini kan?”tanyanya. Jae Hee tak berkutik, belum sempat Jae Hee menjelaskan pengacara Ahn menyela membantu meminta orang tadi tak bersikap kasar di hadapan Presdir.
“Lalu kau, Pengacara Ahn, gunakan istilah yang benar. Dia bukan Presiden Direktur, tapi Presiden Direktur sementara!” Lalu dengan penuh selidik menebak kalau penurunan Eun Gi itu untuk menyingkirkannya, bagaimana kalau dia kembali. Namun dengan percaya diri Jae Hee menegaskan kalau Eun Gi tak akan kembali. Orang2 yang masih berpihak pada Eun Gi tentu saja tak begitu saja percaya dan mereka perlu bukti. Jae Hee pun memperlihatkan video Eun Gi di luar rumah yang sempat direkam Jae Shik.
“Di tempat di mana dia tinggal saat ini, meski kami berusaha keras mencarinya. Direktur Seo sudah menikmati hidupnya sendiri. Di Seoul, di bawah langit yang sama dengan kita semua. Bahkan jika dia masih hidup seperti itu, dia mengabaikan perusahaan”papar Jae Hee, kenapa selama setahun juga ia tak kembali. Jae Hee juga menambahkan kalau gosip sebelum kecelakaan Eun Gi memiliki beberapa masalah oleh karena itu ayahnya mengusirnya dan terjadilah kecelakaan itu.
“Antara Taesan Group dan masa depan yang dia impikan…menurut kalian, yang mana yang akan dia pilih? Mungkin saya hanyalah Presiden Direktur sementara, tapi, saya juga ibu Eun Gi. Jika Eun Gi-ku ingin meninggalkan semuanya dan memilih cintanya, dan mengejar kebahagiaannya sebagai seorang wanita. Sebagai ibunya, saya akan mendukung pilihannya.” Jika Eun Gi menjadi Presdir Taesan berarti ia meninggalkan impiannya sebagai seorang wanita, almarhum ayahnya yang selalu selalu menegaskan dan menyuruh Eun Gi untuk melupakan impiannya, tapi Jae Hee tidak. Ia ingin membantu Eun Gi melepaskan diri
dari tanggung jawab penerus Taesan dan membiarkan Eun Gi memilih jalan hidupnya.
Setelah meyakinkan semua itu, Jae Hee kembali melakukan voting untuk menurunkan Eun Gi.
Sekretaris Hyun mengirim sms ke pengacara Park melaporkan kalau penurunan Eun Gi telah disetujui dewan pemegang saham.
Jae Gil agak terkejut menerima telepon dari Ma Roo, yang memberitahukan mereka harus segera pindah. Namun bagaimana pun ia paham pasti suatu saat mereka akan pindah melihat sepak terjang Ma Roo.
Jae Gil yang masuk ke dalam rumah, terhenyak melihat Eun Gi duduk di depan. Jae Gil mengenalinya namun tidak dengan Eun Gi. Jae Gil nampak senang dan segera menghambur menyapa Eun Gi. “Lama tak bertemu. Kudengar kau menghilang, kapan kau kembali? Apa kau tahu betapa khawatirnya Ma Roo, Cho Ko, dan aku?”kata Jae Gil seraya memegangi tangan Eun Gi. “Sebenarnya, Ma Roo khawatir atau tidak…Aku tidak yakin karena dia tidak bilang pada kami. Saat kau hilang setelah kecelakaan itu, aku baru tahu kalau kau orang penting.”
“Maaf, tapi siapa kau?”tanya Eun Gi ta mengerti. #doenk kasian Jae Gil hahaha.
Jae Gil terkejut dengan pertanyaan Eun Gi, dan Eun Gi pun kembali bertanya apa Jae Gil mengenalnya. Jae Gil segera melepaskan pegangan tangannya dan menceritakan kalau dulu ia memberi Eun Gi tanda tangan dan membayar taksinya serta meminjaminya uang 30,000 won. “Kau tidak ingat? Padahal aku bukan tipe orang yang sulit dilupakan.”tanya Jae Gil meyakinkan Eun Gi. Tapi Eun Gi malah bertanya apa mereka teman dekat. “Apa ini? Apa ada kamera tersembunyi?”ucap Jae Gil yang masih belum sadar Eun Gi hilang ingatan.
Jae Gil menemui Ma Roo di dalam yang sedang mengepak-ngepak barang seraya bertanya ada apa dengan Eun Gi. Bukannya menjawab Ma Roo malah bertanya apa ia sudah memberitahu Cho Ko. Jae Gil menjawab sudah namun Cho Ko masih marah pada Ma Roo.
“Aku tanya ada apa dengan Seo Eun Gi? Dia sama sekali tidak ingat aku.” Ma Roo menjawab kalau Eun Gi juga tak ingat padanya. Jae Gil pun tersadar kalau itu efek dari kecelakaan yang diaguki Ma Roo.
“Lalu bagaimana dengan keluarganya?”tanya Jae Gil namun ia segera tersadar kalau keluarganya hanya tinggal Jae Hee jadi pulang ke rumah juga bukan ide bagus. Ma Roo mengatakan kalau mulai saat ini Eun Gi akan tinggal bersama mereka, lalu menyuruh Jae Gil menjemput Cho Ko dan membawanya pulang.
“Saat dulu aku menyuruhmu pindah, kau bahkan tidak mendengarkanku. Tapi sekarang di tengah malam begini kau mau pindah?” Ma Roo beralasan kalau di sana mereka tak aman karena Jae Shik dan Jae Hee tahu rumah itu. Jae Shik yang masih tak mengerti bingung kenapa dulu Ma Roo tak mau pindah dan sekarang tiba2 mau. Ma Roo menjawab karena Eun Gi sudah kembali. “Apa selama ini kau menunggu Seo Eun Gi? Kau pikir Seo Eun Gi akan kembali dan mencarimu jadi kau tidak mau pindah? Apa kau menyukai Seo Eun Gi? Bukan karena ingin memanfaatkannya untuk balas dendam pada Jae Hee, tapi tulus menyukainya?”selidik Jae Shik. Walau agak terhenyak Ma Roo tak menjawab pertanyaan2 sahabatnya ini.
Sekeluarnya dari dalam, Ma Roo melihat Eun Gi asyik membaca buku cerita “anak gembala dan serigala”. Tetiba ponsel Ma Roo berbunyi, pengacara Park mengirim sms mengajak Ma Roo bertemu.
Kini Ma Roo menemui pengacara Park di sebuah restoran, pengacara Park memberikan kartu namanya dan mengingatkan kalau keduanya pernah berbicara di telepon. Pengacara Park juga mengaku kalau ia tahu sebenarnya siapa Ma Roo.
“Kau dan Han Jae Hee pernah memiliki hubungan yang cukup lama dan dalam, lalu kau mendekati Direktur Seo untuk membalas dendam, pada kekasih yang mengkhianatimu.”
Ma Roo hanya terdiam, pengacara Park kembali mengingatkan sebelumnya Ma Roo mengatakan kalau ia tak ada hubungannya dengan Eun Gi tapi kenapa ia sekarang kembali. Apa alasannya kembali, jika ia memberitahu tujuan Ma Roo sebenarnya pada Eun Gi apa yang akan Ma Roo lakukan.
“Lakukanlah. Jika takdir Seo Eun Gi bukan menjadi CEO Taesan Group, tapi menjadi kekasih Pengacara Park Joon Ha, maka lakukan saja.”jawab Ma Roo penuh percaya diri, yang membuat pengacara Park mati kutu wkwkwk. Ma Roo bisa menebak kalau pengacara Park menyukai Eun Gi.
Tahu Eun Gi tak bisa mengingat dirinya, Cho Ko nampak sedih. Masih tak percaya Cho Ko menanyakan kebenarannya pada Jae Gil. Jae Gil memberitahu kalau Eun Gi tak hanya hilang ingatan tapi juga mengalami masalah pada kecerdasannya. Cho Ko bertanya apa itu karena kakaknya. Jae Gil mencoba menenangkan kalau mereka harus yakin bahwa bukan karena itu karena keduanya sama2 salah. “Oya, tadi kau bilang kau siapa?”tanya Eun Gi.
“Aku Cho Ko, adik Ma Roo oppa.”jawab Cho Ko menghampiri Eun Gi, namun tetap saja Eun Gi tak bisa mengingat apapun. Cho Ko pun memeluk Eun Gi dan mengatakan kalau ia akan melakukan apapun untuk membantu ingatan Eun Gi kembali. “Baiklah. Terima kasih.”ucap Eun Gi, Jae Gil tersenyum mendengarnya.
“Jadi jangan benci kakakku dan tolong mengertilah meskipun sulit.”pinta Cho Ko lalu meminta maaf. Eun Gi tak mengerti kenapa Cho Ko meminta maaf, sebelum Cho Ko mengatakan apa2 yang membuat keadaan runyam, Jae Gil segera memberi isyarat pada Cho Ko untuk diam.
Kembali kedua orang yang peduli pada Eun Gi, Ma Roo menanyakan langkah apa yang akan diambil pengacara Park. “Apa yang kau inginkan dariku?”tanya Ma Roo.
“Jika aku memberitahumu, apa kau bisa melakukannya?”, Ma Roo menjawab ia akan mendengarkannya dulu. Pengacara Park meminta Ma Roo membantu Eun Gi, karena saat ini berbahaya jika dia tinggal bersama sekretaris Hyun, tidak ada yang bisa membantunya selain Ma Roo. Tanpa permintaan itu, Ma Roo sudah akan bertindak seperti itu :P.
“Yang lebih penting, orang yang paling Eun Gi percaya dan sukai…apa ada orang lain selain kau? Tolong bantulah dia.”mohon pengacara Park, Ma Roo membantu Eun Gi hingga sampai pada takdirnya dengan selamat.
Jae Hee berkunjung ke rumah Ma Roo, namun sayang sekali rumah itu kini telah kosong.
Ia pun terhenyak kaget melihat isi rumah yang sudah kosong, ia berjalan gontai duduk di teras rumah. Menahan tangis meratapi kejadian yang kini menimpanya, ditinggalkan orang yang dicintainya.
Sementara itu berbeda halnya dengan Ma Roo yang bahagia bersama orang2 yang disayanginya. Sahabatnya Jae Gil, adiknya dan Eun Gi yang pulas tertidur memegangi tangan Ma Roo.
Kini tiba hari perayaan pengangkatan Jae Hee sebagai Presdir yang baru. Jae Hee tersenyum puas melihat spanduk ucapan pengangkatan dirinya sebagai Presdir Taesan. Jae Hee menyampaikan pidatonya di atas podium, memaparkan kinerja yang telah berhasil diraihnya saat dalam kondisi terpuruk.
“Sekarang, sebagai Presiden Direktur Taesan yang resmi, saya akan berjanji pada Anda semua. Tae San tidak akan berhenti sampai sini. Saya, Han Jae Hee akan terus membuat Taesan menjadi perusahaan berskala global yang memimpin dunia” Tanpa Jae Hee sadari, seseorang masuk ke dalam acara tersebut yang tak lain Eun Gi ditemani sekretari Hyun. Walau begitu Jae Hee tetap melanjutkan pidatonya namun terbata-bata, semua orang terhenyak melihat kedatangan Eun Gi. Apalagi Jae Hee yang bagai disambar petir di siang bolong.
Eun Gi yang kini berada dihadapan ibu tirinya meminta maaf atas keterlambatannya. Jae Hee mencoba menata emosinya yang masih syok, “apa kau baik-baik saja? Ibu.”ucap Eun Gi. Jae Hee yang berhasil sedikit menguasai keadaan datang menghampiri Eun Gi.
“Selama ini, di mana kau, dan bagaimana kau hidup…Apa kau tahu betapa sangat khawatirnya aku?”kata Jae Hee berkaca-kaca. Eun Gi kembali meminta maaf, Jae Hee pun memeluknya.
“Tidak apa-apa, karena kau sudah kembali.”ucap Jae Hee diiringi air mata buayanya.
“Maaf.”balas Eun Gi yang juga menitik air mata, Jae Hee nampak bingung dengan perubahan sikap Eun Gi ini.
Kini Eun Gi yang memberikan pidato di podium. Eun Gi menyapa para hadirin dan minta maaf karena sudah menghilang. Sementara itu Jae Hee nampak gugup dan ketakutan, berbeda dengan Eun Gi yang lancar dan tegas memceritakan kondisinya.
“Seperti Anda semua ketahui, saya mengalami kecelakaan parah tahun lalu dan terluka parah. Karena saya memerlukan tempat yang aman untuk penyembuhan,saya tidak punya pilihan selain menyembuhkan diri diam-diam tanpa seorang pun tahu.” Eun Gi juga mengucapkan terima kasih karena mereka semua telah mengkhawatirkannya. Kini dirinya sudah kembali dan siap kembali ke Taesan, hadirin memberikan applause. Eun Gi menambahkan akibat kecelakaan tersebut ia menderita prosopagnosia (penyakit yang membuat orang sulit mengenali wajah orang lain). Dan karena kondisinya belum prima, ia pun membutuhkan bantuan seseorang. Eun Gi pun memperkenalkan Ma Roo sebagai tunangannya, yang akan membantunya memimpin Taesan. Ma Roo bangkit berdiri, semua orang menoleh ke arahnya. Jae Hee terbelalak syok, Ma Roo tersenyum membalas senyuman Eun Gi.
Mianhe kalau masih ada yang nunggu The Innocent Man aka Nice Guy di PD, baru bisa lanjut lagi ni hahaha. Sebelumnya chukae buat Joong Ki-ah yang memenangkan 3 penghargaan untuk KBS Awards tahun 2012 dan juga Moon Chae Won. Lihat Jae Hee kadang2 kasian dan benci tapi sekarang sudah nggak lagi, lihat tingkah gokilnya di Kshow di Family Outing episode 72-73 menghancurkan image Jae Hee wkwkwkwk.
Pelangi Drama 
ttp smangat ya,
untuk yg nulis, ku slalu menunggumu 🙂
SukaSuka