Di episode sebelumnya, Eun Gi yang kehilangan kecerdasannya tiba2 dengan lancar berpidato menjelaskan keadaan dirinya dan menghentikan acara pengangkatan Jae Hee sebagai Presdir Taesan yang baru. Ternyata sebelumnya Eun Gi telah dilatih Ma Roo.
Sebelum datang ke acara pengangkatan Jae Hee, Ma Roo terlebih dulu mengajari Eun Gi. Sembari keduanya bersiap-siap Ma Roo melatih Eun Gi, semua kata2 yang disampaikan Eun Gi jelas telah dirancang oleh Ma Roo. Selesai bersiap-siap Ma Roo mempersiapkan sepasang sepatu yang akan dikenakan Eun Gi. Eun Gi yang selesai dirias sekretaris Hyun turun, Ma Roo nampak terpana dengan kencantikan Eun Gi. Ia sedikit salah tingkah namun Eun Gi malah tersenyum manis, Ma Roo pun membalasnya dan mengajak Eun Gi pergi.
Eun Gi tiba saat Jae Hee menyampaikan pidato pengangkatan dirinya, semuanya pun syok melihat kedatangan Eun Gi terutama Jae Hee. Ditambah Eun Gi memperkenalkan Ma Roo sebagai tunangan yang akan membantunya menangani Taesan dikarenakan kesehatannya yang belum pulih benar.
Jae Hee yang kembali ke ruangannya bersama pengacara Ahn tak percaya dengan barusan yang dilihatnya. Karena sepengetahuannya Eun Gi telah disingkirkan oleh kakaknya, padahal kakaknya membohonginya. Hampir keceplosan dengan ucapannya, Jae Hee mengalihkan perhatian pengacara Ahn kalau ia belum percaya kalau laki2 yang dikenalkan Eun Gi tadi Ma Roo. “Benarkah laki-laki itu Kang Ma Roo? Aku tidak salah lihat? Sekarang… aku sedang bermimpi kan?”tanyanya. Tapi dengan dingin pengacara Ahn menjawab kalau Eun Gi telah kembali bersama Ma Roo dan menambahkan karena Eun Gi belum sembuh benar, ia mendelegasikan semua tugasnya pada tunangannya, Kang Ma Roo.
“Untuk sementara, Kang Ma Roo akan mewakili Direktur Seo Eun Gi.” Jae Hee tersenyum miris tak percaya. “Dari semua orang, kenapa harus si brengsek itu, Kang Ma Roo? Dia tahu siapa laki-laki itu sebenarnya dan motifnya saat mendekatinya.” Jae Hee tak percaya itu semua, ditambah keduanya bertunangan, Jae Hee mengira Eun Gi sudah gila.
“Bagian mana yang membuatmu kesal? Kenyataan bahwa Seo Eun Gi, yang kita pikir sudah mati, kembali. Atau…kenyataan bahwa Kang Ma Roo yang kau cari-cari, sekarang kembali sebagai tunangannya?”selidik pengacara Ahn yang membuat Jae Hee gelagapan.
Eun Gi masuk ke ruang kerjanya ditemani Ma Roo. Ia menyentuh papan nama yang terpasang di atas meja dan mencoba mengingatnya namun nihil. Merasa frustasi Eun Gi oleng dengan sigap Ma Roo menahannya. Ma Roo bertanya apa Eun Gi lelah, Eun Gi mengangguk mengiyakan. Ma Roo menenangkannya dengan memeluk Eun Gi, ia juga memuji kerja kerasnya tadi. Eun Gi bertanya apa orang tadi Han Jae Hee, ibu tirinya? Ma Roo mengiyakan.
“Apa aku harus melawannya?”tanya Eun Gi lagi, dan kembali diiyakan Ma Roo. Eun Gi bertanya kenapa, Ma Roo menjawab kalau Jae Hee yang memulai pertengkaran.
“Kenapa dia ingin bertengkar?”tanya Eun Gi, Ma Roo melepaskan pelukannya dan mengungkapkan kalau Jae Hee berusaha mengambil apa yang bukan miliknya. Eun Gi mengatakan kalau ia belum sembuh benar, bagaimana kalau mereka mengetahuinya. “Kita tidak bisa menundanya lebih lama. Bahaya yang mengancammu akan berkurang jika kau sudah muncul di hadapan mereka.” Eun Gi pun bertanya apa ia bisa menang. “Aku yang akan bertarung. Kau diamlah di belakangku.”ucap Ma Roo, keduanya pun tersenyum.
Ma Roo teringat pertemuannya dengan pengacara Park Joon Ha.
Flashback; Joon Ha menyuruh Ma Roo menghilang dengan cara baik2 jika Ma Roo berhasil membantu Eun Gi mencapai tujuannya. “Jika Eun Gi bisa mengingat kembali, dia akan ingat siapa kau sebenarnya. Tidak akan ada lagi tempat untukmu di hatinya.”ungkap pengacara Park lalu menambahkan jika ingatan Eun Gi tak kembali ia ingin membuat kesepakatan dengan Ma Roo. Ma Roo berpura-pura tak mengerti. Pengacara Park bilang kalau ia akan memberi imbalan apapun yang Ma Roo inginkan, Ma Roo tersenyum miris dan mengatakan lagi2 uang.
“Lagipula, sejak awal kau tidak mencintainya kan?”
“Sekarang, jika sekarang karena cinta, apa yang akan kau lakukan?”tanya Ma Roo. Dengan berat hati pengacara Park menjawab kalau ia harus mencegahnya walau bagaimana pun ia tahu siapa sebenarnya Ma Roo. Jika ia menunjukkan dokumen kejahatan yang berkaitan dengan Ma Roo pada Eun Gi, sudah pasti permainan Ma Roo akan berakhir.
“Apa aku melakukan itu?”tanya Ma Roo sedih. Pengacara Park kembali bertanya apa Ma Roo akan menerima kesepakatan ini dan apa yang diinginkannya. Tanpa ragu, Ma Roo pun meminta setengah bagian Taesan. Jika tidak ia tak akan menerima kesepakatannya. Flashback End.
Di lain tempat pengacara Park nampak melamun, sekretaris Hyun menghampirinya dan bertanya apa yang dipikirkannya lalu memberikan sekaleng kopi pada pengacara Park. Pengacara Park mengucapkan terima kasih, keduanya duduk bersama.
“ “Cinta memberi kita kekuatan.” Hal itu agak menakutkan ya?”ujar sekretaris Hyun memecah keheningan. Pengacara Park tak mengerti arah pembicaraan ini, sekretaris Hyun pun mengatakan ini mengenai Kang Ma Roo. Ma Roo bisa melakukan dalam jangka waktu 2 bulan pada apa yang mereka lakukan selama 1 tahun.
“Dia mampu menopang, menyelamatkan, dan membuat Direktur tersenyum. Dia membuat Direktur mengalami banyak kemajuan. Jika bukan karena Kang Ma Roo, kita tidak akan bisa sampai tahap ini. Sesuatu yang dinamakan cinta membuat hal yang mustahil menjadi nyata.” Tak menampik penuturan sekretaris Hyun, pengacara Park teringat kesepakatan yang dibuatnya bersama Ma Roo.
Flashback; Saat Ma Roo beranjak pergi, pengacara Park mengatakan kalau ia akan menyetujui persyaratan yang diajukan Ma Roo, setengah bagian dari Taesan.
Tapi jika saatnya tiba ia akan memberitahu Eun Gi kalau Ma Roo setuju membantunya dengan imbalan setengah dari Taesan. Meskipun Eun Gi marah ia tak punya pilihan, tak ada yang bisa mereka lakukan. Ma Roo pun tersenyum mendengarnya dan mengatakan sepakat lalu melangkah pergi. Flashback End.
Pengacara Park tercenung mengingat itu semua.
Saat beranjak pulang, Jae Hee bertemu Eun Gi dan Ma Roo di depan pintu lift. Mau tak mau Jae Hee masuk bersama. Untuk menghilangkan rasa canggung Jae Hee memulai pembicaraan dengan sok memperhatikan Eun Gi, mengajaknya pulang ke rumah. Dengan cepat Ma Roo menjawab tak usah karena Eun Gi akan pulang bersamanya lalu memegang tangan Eun Gi erat. Membuat Jae Hee terbakar api cemburu muahaha.
Jae Hee mencoba bersikap tak terpengaruh dan kembali membujuk Eun Gi setidaknya mampir makan karena sudah lama mereka tak bertemu.
“Aku sangat ingin merayakan kembalinya dirimu. Aku juga ingin mendengar apa saja yang kau lakukan dan di mana kau tinggal selama ini. Paling tidak kau bisa datang untuk makan keluarga kan?.” Eun Gi pun bertanya apa Ma Roo juga bisa ikut, dengan terpaksa Jae Hee mengijikannya. Hahaha rasanya ingin ketawa lihat scene ini, kasian amat Jae Hee :XD.
Sembari menunggu Ma Roo dan Eun Gi sampai, Jae Hee sibuk mempercantik dirinya. Tapi menyadari kini itu tak ada gunanya, ia segera menghapus lipsticknya hingga belepotan.
Ma Roo dan Eun Gi tiba di rumah keluarga Seo, Eun Gi ingin melihat orang seperti apa ayahnya yang dibilang sudah meninggal. Jae Hee menyambut Eun Gi dengan gembira bahkan memeluknya namun Ma Roo hanya melihatnya dengan sinis. Tetiba Eun Gi bertanya di mana kamar ayahnya, Ma Roo terhenyak. “Kau bertanya, apa karena kau tidak tahu di mana letaknya?”tanya Jae Hee tak mengerti.
”Maksudnya, apa kau mengosongkan kamar Eun Gi dan Presiden Direktur setelah mereka tidak ada? Kurasa dia bertanya karena khawatir akan hal itu.”jelas Ma Roo mengalihkan kecurigaan Jae Hee.
“Apa yang kau katakan? Kenapa aku melakukannya?”
“Entahlah. Aku hanya merasa kau mungkin melakukannya.”tebak Ma Roo. Jae Hee pun menjelaskan ia menyingkirkan barang2 ayah Eun Gi karena itu akan terus mengingatkannya pada ayah Eun Gi namun tak ada yang menyentuh ruang kerjanya.
Dengan berat hati Jae Hee menambahkan kalau kamar Eun Gi menjadi tempat bermain dengan alasan Eun Suk sangat merindukan kakaknya, jadi dia sering bermain di kamar Eun Gi. Ma Roo hanya tersenyum miris mendengarnya, Jae Hee segera melanjutkan kalau ia akan segera mengembalikan kamarnya seperti dulu. Eun Gi mengatakan kalau itu tak masalah dan menyuruh Jae Hee dan Ma Roo makan dulu sementara dirinya akan menyusul setelah melihat ruang kerja ayahnya.
“Baiklah. Karena kau tergila-gila pada seorang pria, kau tidak sempat mendampingi Ayahmu di saat terakhirnya. Jadi temuilah Ayahmu, dan mohon maaf padanya.”ujar Jae Hee sinis lalu meminta Kang Ma Roo membantunya menuang anggur.
Jae Hee berbicara berdua dengan Ma Roo di meja makan. Ia bertanya kenapa Ma Roo kembali padahal ia pernah bilang tak peduli pada jalan mana yang akan Jae Hee tempuh.
Sementara itu Eun Gi melihat-lihat ruang kerja ayahnya, melihat foto ayahnya Eun Gi teringat kata2 Jae Hee tadi. Ia harus meminta maaf pada ayahnya.
Kembali ke meja makan, Ma Roo mengatakan kalau ia tak berminat pada apa yang Jae Hee kerjakan dan jalan mana yang ia ambil. “Aku bahkan sudah tidak ingat apapun tentang…apa yang terjadi pada wanita bernama Han Jae Hee, apa saja yang telah kulakukan demi wanita itu, dan cinta yang pernah kurasakan padanya.”ungkap Ma Roo seraya membuka botol anggur. Ma Roo melanjutkan satu2nya yang ia pedulikan saat ini, yang memenuhi pikirannya setiap saat, membuatnya ingin memeluknya dan tergila-gila, hingga membuatnya susah makan dan tidur, bukanlah Han Jae Hee, tapi Seo Eun Gi. Jae Hee makin speechless mendengar pengakuan Ma Roo.
“Aku kembali karena Eun Gi. Monster yang ingin membunuh Eun Gi, aku harus melindungi kekasihku.”tambah Ma Roo seraya menuangkan anggurnya. Jae Hee makin sakit kepala dibuatnya. Ma Roo juga mengatakan kalau ia akan mencicipi masakannya dulu sebelum Eun Gi memakannya. “Kau pikir aku mau membunuhnya? Kenapa aku mau membunuhnya?”
“Entahlah.”jawab Ma Roo santai. Ia hanya berpikir bisa saja Jae Hee melakukan hal2 seperti itu, dan memberitahu kalau Eun Gi yang sudah membuat dirinya tak waras. Demi Eun Gi, apapun akan ia lakukan untuk mengembalikan posisinya. Lalu meminta Jae Hee meninggalkan itu semua karena itu semua bukan milik Jae Hee. “Sekarang kau berani mengancamku? Kau pikir aku akan takut dengan ancaman seperti itu? Aku Han Jae Hee. Apa maksudmu bukan milikku? Semua ini milikku.”tegas Jae Hee seperti orang kalap.
Eun Gi berkaca-kaca duduk menempelkan kepalanya di meja sembari memandangi foto ayahnya. Tahu Ma Roo masuk, Eun Gi bertanya laki2 yang dikatakan ibu tirinya tadi apakah itu Ma Roo?. Ma Roo membenarkan dan meminta maaf.
“Bukan kau yang harus minta maaf. Ini salahku…Karena aku sangat menyukaimu.”ucap Eun Gi lalu tak kuasa menahan tangisnya. Ma Roo menenangkan dengan mengajak Eun Gi makan malam di rumah saja. “Hari ini sangat melelahkan. Kau bisa berhenti bersandiwara dan istirahat dulu.”ujar Ma Roo, yang diangguki Eun Gi.
Di meja makan, Jae Hee sendirian memandangi makanan yang tersaji di meja.
Di lain tempat, pengacara Ahn yang masih di kantor mengambil buku yang dipakai Eun Gi belajar untuk menulis. Di buku itu terlihat jelas apa yang dipelajari Eun Gi dan koreksian apa saja yang salah, tentu saja pengacara Ahn mendapatkan buku itu saat dirinya datang ke rumah sekretaris Hyun. Menggunakan kesempatan menggeledah kamar Eun Gi saat sekretaris Hyun pergi mengambilkan air. Di belakang buku itu terdapat sebuah catatan. ‘Semangat! Kau pasti bisa. Aku akan menunggu hingga kau mengingatku. -J.H.-‘ Pengacara Ahn penasaran dengan maksud kalimat tersebut dan teringat pidato Eun Gi yang memberitahukan kondisinya. Nampaknya pengacara Ahn menyadari ada yang tak beres dengan kesehatan Eun Gi. Sadar maksud dari singkatan J.H adalah Joon Ha, pengacara Ahn pun menghubungi sekretaris Jo meminta contoh tulisan pengacara Park.
Pengacara Park yang sedari tadi memarkir mobilnya di depan rumah baru yang ditinggali Eun Gi beranjak pergi begitu perasaannya tenang.
Eun Gi keluar rumah, melihat langit malam. Cho Ko datang mengajaknya makan. Eun Gi hanya menjawab ya namun tak beranjak, Cho Ko pun menghampirinya dan bertanya apa ada sesuatu di langit? Lalu ikut mendongkak ke atas langit. “Ayahku…”jawab Eun Gi
“Ayahku juga ada di atas sana, di surga.”ucap Cho Ko, Eun Gi tersenyum menoleh ke arah Cho Ko. “Ayah, kau melihatku kan? Tolong bantu Eun Gi unni supaya dia lekas sembuh. Aku simpan permohonanku untuk berikutnya saja. Bantulah Eun Gi dulu, oke?”pinta Cho Ko menghadap langit. Eun Gi tersenyum mendengarnya, Cho Ko pun memberitahu kalau dulu sewaktu ayahnya masih hidup menjual obat,dan saat ia sakit akan membuat permohonan, dan ayahnya selalu mewujudkannya. Cho Ko menambahkan ayahnya memiliki kekuatan di surga. “Apa permohonanmu, Cho Ko?”tanya Eun Gi.
“Aku mohon kakakku selalu sehat. Tapi sekarang, prioritasku kau dulu, bukan kakakku.”jawab Cho Ko ceria. Eun Gi terharu mendengarnya, lalu Cho Ko mengajak Eun Gi masuk untuk makan ramen.
Pengacara Ahn yang sudah mendapat contoh tulisan pengacara Park segera mencocokkannya dengan tulisan di lembar terakhir buku milik Eun Gi. Ia pun menyadari alasan kenapa Eun Gi tak bisa kembali selama ini.
Di kamarnya Eun Gi kembali belajar menulis apa yang diberitahukan Ma Roo dan Jae Hee.
“Aku, Seo Eun Gi. Kasar, terlalu percaya diri,sombong,jalang,berlagak,pemilih. Ayah…Karena aku tergila-gila pada seorang laki-laki, aku tidak bisa mendampingi saat Ayah meninggal. Aku bersalah. Maafkan aku.” Eun Gi memanggil-manggil ayahnya, dengan penuh penyesalan.
Di lain kamar, Ma Roo sibuk dengan dokumen-dokumen yang harus dipelajarinya. Tetiba sakit kepalanya kembali kambuh, ia pun meminum obat untuk menghilangkannya. Namun bukannya baikannya, kepalanya kembali terasa sakit luar biasa. #btw ngidam ipadnya wkwk.
Pengacara Park masuk ke ruangan Ma Roo, melihat Ma Roo fokus mengecek dokumen memujinya. “Kau pantas berada di situ.”pujinya.
“Ah, kapan kau masuk?”ucap Ma Roo menanggapi, lalu pengacara Park bertanya apa Ma Roo akan ikut rapat mewakili Eun Gi. Ma Roo membenarkan. Mendengar itu, pengacara Park memberi sebuah dokumen yang bisa Ma Roo pakai untuk menyerang Jae Hee. Pengacara Park memberitahu, kemungkinan rapat kali ini untuk membahas akuisisi Ye Sung Medical yang diusulkan Jae Hee. Karena sebelum mengajukan permohonan penurunan Eun Gi, Jae Hee mengajukan proyek itu untuk mengamankan posisinya di perusahaan. Tapi beberapa masalah selama proyek itu berjalan, jadi dalam rapat nanti Ma Roo bisa menyebutkan masalahnya satu demi satu dan menggoncang dewan direksi.
Di luar Ma Roo bertemu Jae Hee yang juga akan menghadiri rapat. Keduanya saling sapa secara formal. “Kudengar kau akan menghadiri rapat mewakili Direktur Seo.”ujar Jae Hee.
“Benar. Aku dipercaya melakukan itu.”jawab Ma Roo santai.
“Apa kau anggap manajemen perusahaan adalah permainan?”
“Apa kau berpikir begitu?. Apa kau mengelola Taesan dengan pikiran seperti itu?”tanya Ma Roo. Jae Hee hanya tersenyum mengejek. “Kadang, sesuatu yang tidak berarti bisa berguna.”ucapnya lalu mengajak Ma Roo berjabat tangan, namun Ma Roo tak menggubrisnya malah melangkah pergi. Wkwkwkk kasian banget dah 😀
Pengacara Ahn datang ke rumah Ma Roo yang ditinggalinya bersama Eun Gi di antar sekretaris Jo. Melihat Eun Gi keluar rumah bersama sekretaris Hyun ia segera menghampirinya. “Apa Anda mau pergi?”tanyanya.
“Ya, aku hendak ke rumah sakit.”jawab Eun Gi. Pengacara Ahn kembali bertanya apa Eun Gi masih sakit, sakit apa itu. Dengan cepat sekretaris Hyun memotong kalau itu bukan masalah serius yang menganggu Eun Gi, itu hanya pemeriksaan rutin sebulan sekali yang dilakukan Eun Gi. Eun Gi bertanya apa pengacara Ahn datang mencarinya.
“Benar. Saya ingin bertanya pada Anda, dan ada sesuatu yang ingin saya kembalikan. Bisakah Anda minum kopi bersamaku?”. Sekretaris Hyun agak was2.
Kini keduanya minum kopi bersama, tapi pengacara Ahn menyuruh sekretaris Hyun pergi karena ia ingin bicara berdua dengan Eun Gi. Walau tak tenang meninggalkan Eun Gi sendirian, sekretaris Hyun menunggu di luar. Pengacara Ahn mengeluarkan buku catatan milik Eun Gi dan bertanya apa Eun Gi pernah melihatnya dan milik siapa itu. Tanpa diduga, Eun Gi menjawab kalau itu miliknya yang digunakannya beberapa waktu yang lalu. “Kenapa Anda menggunakan buku tulis anak-anak? Susunan hurufnya banyak yang salah dan…”selidik pengacara Ahn namun segera dipotong Eun Gi.
“Setelah kecelakaan itu aku mempunyai masalah. Selama beberapa waktu, aku menggunakannya sebagai terapi.” Pengacara Ahn kembali bertanya apa sekarang Eun Gi sudah sembuh yang diiyakan Eun Gi. Tapi pengacara Ahn minta bukti.
“Apa yang kau inginkan?”tanya Eun Gi tak gentar. Secara tak langsung pengacara Ahn menyuruh Eun Gi menghilang dari Taesan dan menyembuhkan dirinya. Lalu kembali memanipulasi Eun Gi kalau ia orang dekat almarhum ayahnya jadi ia akan memahami dan bisa melindungi Eun Gi. Eun Gi nampak kebingungan, pengacara Ahn mengeluarkan penanya dan menyuruh Eun Gi menuliskan namanya jika Eun Gi mengingatnya. Eun Gi panik mencoba mengingat-ngingat siapa orang yang dihadapannya. Karena desakan pengacara Ahn, Eun Gi menjawabnya dengan menuliskan, ‘kau adalah orang jahat’.
Pengacara Ahn terhenyak, dengan tenang Eun Gi mengatakan kalau ia harus segera kembali karena sekretaris Hyun bisa memarahinya jika menunggu terlalu lama. Eun Gi lalu beranjak pergi, di luar Eun Gi yang masih kepikiran siapa pengacara Ahn teringat saat dirinya memaki pengacara Ahn di pertemuan penjualan Aomori Resort. Dan dirinya menolak, saat pengacara Ahn membantunya bangkit. Mengingat itu Eun Gi oleng, sekretaris Hyun segera menghampirinya. Eun Gi terduduk merasakan sakit kepala luar biasa karena kerasnya berusaha mengingatnya, dari dalam restoran pengacara Ahn melihat kondisi Eun Gi yang seperti itu.
Di Taesan, benar dugaan pengacara Park rapat kali ini membahas akuisi Ye Sung Medical. Salah satu peserta yang juga keberatan saat Jae Hee mengajukan penurunan Eun Gi bertanya kenapa mereka merebut akuisisi Ye Sung Medical yang sebelumnya akan diakuisisi Jae Il Group. Jae Hee beralasan karena proposal yang mereka ajukan mungkin lebih menarik. Orang yang tadi yang tak lain Direktur Kim kembali beralasan Jae Il dan Taesan juga memiliki hubungan kerjasama. Jika mereka mengkhianati mereka seperti itu nampaknya tak akan etis. Ma Roo menerima sms dari pengacara Park, aksi mereka bisa ditunda dengan pertanyaan yang sudah dilontarkan Direktur Kim. Peserta lain menambahkan dana akuisisi tersebut juga bermasalah. Jae Hee hendak memberi penjelasan namun Diretur Kim keukeuh tak setuju, dana pinjaman hanya akan menambah beban pengeluaran mereka. Ma Roo angkat bicara, pertama-tama ia nampak mendukung Jae Hee. Bahwa pengeluaran itu sepadan dengan perkembangan Taesan menuju perusahaan global. “Sedangkan mengenai Jae Il Group…Apa Anda lupa kejadian tahun lalu, Direktur Kim? Bagaimana Jae Il mengkhianati Taesan Electronics…”tanya Ma Roo pada Direktur Kim. Mendapat dukungan Ma Roo, Jae Hee seperti diatas angin. Ia mengatakan kalau yang barusan dikatakan Ma Roo itu yang ingin dikatakannya. Untuk jangka panjang memang harus ada yang dikorbankan.
Keadaan berbalik, Ma Roo segera memotong kalau Presdir Han Jae Hee salah paham dengan apa yang disampaikannya. “Dibandingkan dengan pengorbanan yang harus kita lakukan, apa yang Anda katakan tadi tidak ada artinya. Itu maksud saya. Akuisisi Ye Sung Medical…Mereka setuju dengan syarat Anda memberikan dana gelap pada Ye Sung kan?”ungkap Ma Roo membuat peserta rapat lain tak menduga.
“Setelah proses akuisisi Ye Sung selesai, tidakkah Anda pikir, para penyidik akan meneliti transaksi tersebut dengan teliti?”papar Ma Roo. Yang semua itu akan berimbas pada Taesan akan dianggap sekongkol Ye Sung, belum lagi jika para penyelidik juga menyelidiki pajak. Ma Roo benar2 menskak mat Jae Hee, namun Jae Hee menenangkan kalau tak akan terjadi apa2 pada Taesan. Namun Ma Roo kembali memaparkan kalau mereka tak akan semudah itu menyembunyikan rahasia itu.
“Bagaimana jika kita menjadi target penyelidik pajak? Apa Anda pikir Taesan tidak memiliki rahasia apapun? Anda sama sekali tidak khawatir tentang hal itu. Presiden Han Jae Hee, apa Anda sejujur itu?”. Jae Hee pun kehilangan kata2 karena pangeran berkuda putih alias pengacara Ahn penjaganya tidak ada di tempat :P.
Pengacara Park menemui Ma Roo di restroom. Bertanya darimana Ma Roo tahu dana gelap Ye Sung. Ma Roo menjawab ia tak tahu, membuat pengacara Park kagum sekaligus tak menyangka. “Sejak kemarin ada gosip di bursa saham tentang hal itu. Aku hanya ingin memastikan apa benar. Ternyata aku beruntung. Aku berhasil memancingnya.”jelas Ma Roo. Pengacara Park bertanya bagaimana jika dugaan Ma Roo salah. Dengan santai Ma Roo menjawab jika salah ya sudah.
“Kenapa Han Jae Hee meninggalkanmu? Jika dia bersama dengan laki-laki sepertimu…dia akan mendapat lebih, dan…dia bisa merasa lebih bahagia. Kenapa dulu dia begitu putus asa?”
“Itu pujian kan?”tanya Ma Roo miris. Pengacara Park membenarkan.
“Kalau begitu sudah cukup. Aku sudah tahu kelebihanku dan aku bangga akan diriku sendiri. Jika kau teruskan, aku bisa jadi besar kepala dan membuatmu ingin mencekik leherku.”kata Ma Roo lalu pamit pergi.
Sementara itu Eun Gi ditemani sekretaris Hyun menemui dokter yang ternyata dokternya adalah professor Ma Roo saat masih kuliah kedokteran (episode 1). Dokter Seok memuji kondisi Eun Gi yang terlihat lebih ceria dan hasil pemeriksaan Eun Gi yang mengalami banyak kemajuan.
“Aigoo, hasilnya bagus sekali. Gejala Agraphia (ketidakmampuan menulis karena cedera otak) dan disleksiamu (gangguan membaca, mengeja, dan berhitung) sudah berkurang banyak.” Lalu menyarankan agar Eun Gi jangan bekerja dulu karena belum saatnya. Eun Gi mengerti. Kini dokter mengobrol santai dengan Eun Gi. “Kau bilang tunanganmu pernah belajar kedokteran?”, yang diiyakan Eun Gi.
“Menurutku sejauh ini, dia yang paling banyak membantumu. Karena dia pernah mempelajari bidang ini sebelumnya..dia menggunakan metode yang sistematis dan profesional. Aku yakin dia berusaha keras merawatmu karena mencintaimu.” Eun Gi membenarkan, lalu memberitahukan kalau ia ingat beberapa kejadian. Contohnya setelah bertemu dengan seseorang tadi (pengacara Ahn), tiba2 kilasan adengan antara dia dan dengannya muncul. Sekretaris Hyun nampak senang mendengarnya, dokter meminta Eun Gi melanjutkan ceritanya.
Eun Gi juga menceritakan kalau saat mendengarkan musik ia teringat pernah mendengarkan musik yang sama dan orang-orang yang ada bersamanya saat itu.
“Hmm, itu pertanda bagus. Aku tahu kau orang yang berkemauan kuat, tapi…Aku tidak tahu bahwa kemauanmu sekuat ini.”puji dokter lalu memberi Eun Gi saran.
“Berhentilah menghindar. Bukalah matamu lebar-lebar dan berusahalah mengingat semuanya.” Eun Gi tak mengerti maksudnya.
“Menurutku, kau sepertinya tidak ingin mengingat semua kenangan itu. Kau tidak ingin mengingatnya kembali. Jadi kau menghindarinya. Karena kau tidak mau terluka lagi, jadi kau sembunyi dalam gua yang disebut ‘amnesia’.”
“Aku tidak mengerti maksud Anda.”ucap Eun Gi.
“Dalam hidupmu…pikirkanlah kenangan yang sangat menyakitkan sehingga kau tidak tahan lagi. Jangan takut atau menyerah. Itulah di mana kau bisa mulai mendapatkan ingatanmu yang hilang.”jelas dokter.
Sesampainya di rumah, Ma Roo tak langsung masuk ia teringat kata2 pengacara Park. Jika ingatan Eun Gi kembali tak akan ada lagi tempat untuknya di hati Eun Gi.
Begitu masuk rumah, ia menengok kamar Cho Ko. Di dalam Cho Ko sedang bercerita pada Eun Gi kalau ia sudah mencium Jae Gil sebanyak tiga kali saat Jae Gil tidur tapi tak disadari Jae Gil. Eun Gi takjub mendengarnya, Cho Ko kembali bersemangat menceritakannya. Cho Ko juga memberitahu tips bagaimana itu bisa terjadi. Semua itu terjadi dengan liburan berdua. Ma Roo hanya tersenyum mendengar itu semua. “Apa kau pernah berlibur dengan kakakku?”tanya Cho Ko, Eun Gi menggeleng.
“Tak mungkin! Kakakku suka gonta-ganti wanita. Dia pernah ke Hongkong, Busan…”ucap Cho Ko tak percaya, namun ia segera sadar telah keceplosan. Eun Gi mengatakan kalau ia tak ingat apapun soal itu. Cho Ko ikut prihatin. “Orang bilang kita hidup dengan kekuatan dari kenangan dan cinta. Tidak apa-apa. Kau bisa mulai dari awal. Mulai sekarang kau bisa membuat kenangan baru. Buat kenangan yang indah dan menyenangkan saja.”ujar Cho Ko memberi saran, Ma Roo yang juga ikut mendengar nampaknya menyadari sesuatu. “Kenapa kau tidak mengajak kakakku berlibur?”tanya Cho Ko tapi Eun Gi hanya menggeleng.
“Kenapa? Katakan padanya kau ingin berlibur dengannya.”saran Cho Ko. Eun Gi mengatakan kalau ia malu memintanya, Ma Roo tersenyum mendengarnya.
Pengacara Ahn menemui Jae Hee di ruangannya yang gelap-gelapan. Ia hendak menyalakan lampu namun Jae Hee meminta agar lampu tak dinyalakan.
“Kudengar akuisisi Ye Sung Medical dihentikan. Apa kau pikir Kang Ma Roo kembali dengan tangan kosong?”ujar pengacara Ahn mengingatkan, sudah pasti Ma Roo mempersiapan semuanya untuk menjatuhkan Jae Hee. Jae Hee hanya menghela nafas panjang, untuk beberapa saat keduanya duduk dalam diam. “Kursi itu milikmu, Manajer Ahn. Jangan bergerak dan tetaplah berada pada posisimu saat ini. Jika kau makin mendekat, kau juga bisa berada dalam bahaya.” Jae Hee menambahkan ia akan menangani hal itu sendiri, dan meminta pengacara Ahn tetap diam di tempatnya. Menjaga jarak di antara mereka, pengacara Ahn bangkit dari duduknya lalu menghampiri Jae Hee. “Aku akan membereskan urusanku. Anda juga jangan melangkah lagi, Presiden. Jangan melangkah lebih jauh.”pinta pengacara Ahn.
Sekembalinya ke ruangannya, pengacara Ahn menghubungi sekretaris Jo menanyakan kesiapan yang dipersiapkan untuk Ma Roo. Ia ingin membukanya segera, apakah itu?.
Di kamarnya, Ma Roo tak bisa tidur. Ia malah teringat saran yang diberikan Cho Ko pergi berlibur berdua. Lamunan buyar manakala mendengar suara siulan Jae Gil. Tahu Jae Gil belum tidur, ia menyibak selimut Jae Gil. Jae Gil yang nampaknya sedang menelpon seseorang terkejut melihat Ma Roo belum tidur. #jadinya siulan itu sebagai tanda nyanyian gitu?
Jae Gil hampir tersedak mendengar pertanyaan Ma Roo.
“Beri aku rekomendasi tempat yang bagus untuk liburan romantis.”pinta Ma Roo. Jae Gil hanya tertawa kecil mendengarnya. “Apa yang kau lakukan jika kau pergi berlibur dengan wanita? Melakukan permainan atau bagaimana?”tanya Ma Roo yang makin membuat Jae Gil tertawa. Ma Roo kembali bertanya apa yang disukai wanita dan apa wanita menyukai apa yang dilakukannya tadi, bersiul di telepon.
“Apa kau gila, Kang Ma Roo? Kau bertanya pada siapa? Apa kau meminta saran dariku? Soal wanita, kau adalah ahlinya!”. Ma Roo kecewa mendengarnya.
“Kenapa ekspresi mukamu seperti itu? Apa kau serius?”tanya Jae Gil, Ma Roo mengiyakan.
“Apa kau bertanya karena kau ingin mengajak Eun Gi berlibur?”tebak Jae Gil, Ma Roo mengangguk. Jae Gil paham, itulah kenapa Ma Roo bersikap seolah ini pertama kalinya baginya. “Itu benar. Ini memang berbeda. Lakukan seperti apa yang kau lakukan bersama Jae Hee noona. Coba ingatlah apa yang kau lakukan saat pacaran dengan Jae Hee Noona.”ucap Jae Gil memberi saran. Namun Ma Roo bilang kalau ia tak ingat bagaimana ia berpacaran dengan Jae Hee, sedikit pun benar2 sudah tak ingat.
Keesokan paginya, Eun Gi yang terbungkus selimut tebal masih tertidur di dalam mobil yang terparkir di pinggir teluk. Eun Gi nampak terkejut melihat dirinya dalam keadaan seperti itu, ia pun tenang saat dilihatnya Ma Roo duduk di pinggir teluk. Eun Gi keluar dan memanggil Ma Roo.
“Selamat pagi, putri tidur!”sapa Ma Roo.
“Bagaimana aku bisa sampai sini?”tanya Eun Gi.
“Aku menggulungmu dalam selimut.”jawab Ma Roo lalu mengulurkan jaket.
Kini keduanya berjalan-jalan di pinggir pantai dekat belantara hutan, indah banget pemandangannya.
“Ayah…Suatu hari, seorang wanita datang dalam hidupku. Aku menyakitinya begitu dalam
dengan kata-kata yang paling kasar dan mendorongnya sejauh mungkin”
Keduanya nampak bahagia, Eun Gi mengulurkan tangannya walau tadinya tak mengerti Ma Roo membalasnya. Kini keduanya bergandengan tangan menyelusuri tepi pantai.
“Namun wanita itu… kembali lagi.”
Ma Roo dan Eun Gi tiba di padang yang penuh ilalang, lalu jajan di pedagang kaki lima pinggir pantai. Eun Gi menyuapi Ma Roo.
“Wanita ini mirip denganku. Kadang aku melihat diriku sendiri di dalam dirinya. Dia juga memiliki luka yang sama denganku. Air mata yang jatuh dari mataku juga memenuhi hatinya.”
Setelah puas berjalan-jalan, kini keduannya duduk berdampingan. Eun Gi mendengarkan Ma Roo memainkan harmonika. Kebahagian menyelimuti kedua insan ini hingga perjalanan pulang.
“Akulah yang membuatnya terluka dan menangis. Seharusnya aku tidak bertemu dengannya. Seharusnya aku tidak membiarkannya masuk ke dalam hidupku yang kacau. Aku menyesal, Ayah.Seumur hidupku, ini pertama kalinya…aku merasa menyesal…”
Namun begitu mobil keduanya melewati terowongan, Eun Gi terkena silau cahaya lampu mobil yang melaju lawan arah, ia teringat saat dirinya hampir menabrak. Eun Gi menatap Ma Roo tajam.
Dari episode ini kita tahu kalau Ma Roo sudah benar2 mencintai Eun Gi bukan menggunakan Eun Gi sebagai alat balas dendam pada Jae Hee. Kencan Ma Roo- Eun Gi sweet banget 😀 #sepertinya absen lanjutin sinopsis ini, mau ngerjain yang lain XD.
Pelangi Drama 
itu yg dimakan eun gi sama maroo sosis yg dilumurin telur terus digoreng yak, yg kayak abang2 jualan di SD gituu.. 😀
SukaSuka