[Sinopsis K-Drama] The Innocent Man (Nice Guy) Episode 13

Sinopsis Nice Guy Episode 13

Di episode sebelumnya, hubungan Ma Roo dan Eun Gi makin dekat. Keduanya bahkan berlibur bersama, dari hal itu terlihat jelas kalau Ma Roo membantu Eun Gi karena dia benar-benar mencintai Eun Gi. Akankah hubungan keduanya mulus tanpa halangan?

~Sinopsis Nice Guy (The Innocent Man) Episode 13~

Awal episode ini kita disuguhi fanservice dari Joong Ki eh Ma Roo yang sedang mandi bwahaha, tenang pemirsa masih batas normal kok :P. Sekelarnya mandi, Ma Roo berdiri di depan cermin dan menuliskan sesuatu di cermin itu. Sementara di dapur Eun Gi sibuk memasak.  Ma Roo menulis kata ‘kebahagiaan’ ia tersenyum melihatnya lalu menghapus tulisan itu.

Sambil mengaduk-aduk masakan yang dibuatnya Eun Gi teringat pesan dokter, kalau ia harus berusaha mengingat semuanya dan tak menghindar walau kenangan itu sangat menyakitkan hingga ia tak tahan lagi. Eun Gi bisa mendapatkan ingatannya kembali dari sana. Mengingat itu Eun Gi menghentikan aktivitasnya dan berusaha mengingat kejadian saat ia mengalami kecelakaan. Belum sempat melihat wajah siapa yang ditabraknya, Eun Gi tersadar dan terengah-engah.

Dari belakang Ma Roo mengingatkan kalau Eun Gi bisa menggosongkan masakannya. Kini dari belakang Ma Roo membantu Eun Gi mengaduknya dan bertanya apa Eun Gi tahu cara memasaknya (beuh bikin envy). Walau belum sepenuhnya fokus karena masih terhenyak dengan yang diingatnya tadi, Eun Gi mengiyakan.  Ma Roo memuji Eun Gi yang sudah mengalami kemajuan dan bertanya di mana Cho Ko. Eun Gi menjawab kalau Cho Ko pergi ke pemandian bersama Jae Gil. Ma Roo mengingatkan jika Eun Gi terlalu lama tak ke kantor mereka akan mempersalahkannya, jadi minggu depan mereka akan ke kantor bersama walau Eun Gi hanya menyapa karyawan saja. Eun Gi memanggil Ma Roo dan mengatakan kalau ia takut. Eun Gi takut kalau suatu hari Ma Roo bosan padanya, pergi meninggalkannya karena dirinya jadi menyebalkan dan merepotkan. Ma Roo tersenyum mendengarnya dan menenangkan kalau itu tak akan pernah terjadi.

“Kau tidak pernah tahu apa yang ada dalam hati orang.”ucap Eun Gi lemah, Ma Roo segera membalikkan wajah Eun Gi  ke hadapannya.
“Aku yang paling mengerti hatiku. Hatiku tidak akan bosan padamu. Hatiku juga tidak akan merasa kau menyebalkan atau merepotkan. Apalagi meninggalkanmu…”ujar Ma Roo meyakinkan Eun Gi. Melihat Eun Gi masih ragu, Ma Roo kembali menenangkan kalau ia tak akan meninggalkan Eun Gi. Keduanya tersenyum bahagia, sayang tak berlangsung lama. Beberapa detik kemudian terdengar bunyi bel rumah.

Ma Roo keluar melihat siapa yang datang, Ma Roo tak mengenali 3 orang tamunya ini. Salah satunya memperkenalkan diri kalau mereka dari Kejaksaan Seoul. Orang itu memaparkan tujuan kedatangan mereka yaitu menggeledah rumah Ma Roo karena Taesan group menuntutnya atas tuduhan mencuri dan membocorkan rahasia perusahaan. Jaksa tadi menunjukkan surat pengeledahan dan memaksa masuk.

Di Taesan, pengacara Park memberitahu Jae Hee kalau petugas penyelidik telah menuju rumah Ma Roo. Ia juga memberikan dokumen yang akan mendukung tuduhan mereka. Kegiatan Kang Ma Roo sejak tahun lalu terekam dalam semua dokumen itu sehingga Ma Roo tak akan mudah lolos. Jae Hee tak bergeming ia hanya menghela nafas panjang.

Di kediaman Ma Roo, tim jaksa segera menggeledah rumah Ma Roo baik computer, laptop ataupun dokumennya. Salah satu dari mereka menemukan sebuah flashdisk, ia pun memeriksanya. Melihat kedatangan orang2 tak dikenal dan memeriksa ruangan Eun Gi bingung, bertanya siapa mereka. Ma Roo menenangkan kalau ini bukan masalah serius lalu meminta Eun Gi menunggu di kamar. Tetiba 2 orang jaksa yang memeriksa komputer dan laptop Ma Roo memberitahukan kalau mereka telah menemukannya. Ketua tim pun meminta Ma Roo ikut bersama mereka. Tapi Ma Roo meminta ia diijinkan makan dulu.
“Wanita di sebelahku ini, baru pertama kalinya dia membuatkanku sarapan. Jadi, aku harus memakannya.”ujar Ma Roo menjelaskan sekaligus menenangkan Eun Gi.

Tim jaksa menunggu di luar, di dalam Ma Roo makan bubur buatan Eun Gi ditemani pembuatnya. Eun Gi bertanya ada apa.  “Ini adalah cara Taesan Group untuk menyingkirkanku.”jawab Ma Roo santai. Eun Gi nampak gusar, kenapa Ma Roo malah diam saja. Ma Roo tak menanggapi pertanyaan Eun Gi, ia mengatakan rela mati untuk sup yang dimakannya. Ia juga menyarankan agar lain kali Eun Gi memberi garam yang agak banyak jika membuatnya lagi. Eun Gi kembali bertanya apa yang akan dilakukan Ma Roo?. Dengan santai Ma Roo menjawab kalau ia harus membersihkan namanya dari jebakan itu.
Eun Gi kembali memberondong pertanyaan namun Ma Roo malah mengatakan enak seolah tak peduli dengan kekhawatiran Eun Gi. Bukannya tak peduli Ma Roo hanya tak ingin Eun Gi makin khawatir, ia mengatakan kalau sudah selesai makan dan bertanya apa Eun Gi akan membuatkannya lagi.
“Bagaimana kau bisa membuktikan dirimu tak bersalah dalam masalah ini?”tanya Eun Gi lagi. Ma Roo pun menunjukkan cara mengatasi masalah yang menderanya dengan menelepon Jae Hee langsung dihadapan Eun Gi.

Ma Roo keluar bersiap pergi bersama tim Jaksa, sebelum masuk ke dalam mobil Ma Roo menebak kalau mereka tak memiliki surat penahanan. Kepala tim Jaksa nampak kaget, Ma Roo yakin kalau itu tuduhan palsu.
“Kita akan segera tahu setelah penyelidikan.”
“Lagipula saya tidak tertangkap basah melakukan kejahatan. Lain kali jika Anda ingin menahan saya, bawalah surat penahanan.”elak Ma Roo lalu mengembalikan surat penggeledahannya dan beranjak pergi. Ma Roo tak peduli walau kepala tim memanggil-manggilnya, ia beranjak pergi mengendarai mobilnya.

Ternyata Ma Roo menemui Jae Hee yang hendak sarapan. Jae Hee menyuruh Ma Roo datang karena ia merasa kesepian jika sarapan, jadi ia memesan makanan kesukaan Ma Roo. Jae Hee menyuruh Ma Roo duduk, namun Ma Roo tak menurut.
“Ada apa dengan pertunjukkan yang membosankan dan tidak menarik ini?”selidik Ma Roo. Jae Hee berpura-pura tak mengerti maksud Ma Roo. “Apa yang kau lakukan, nona Han Jae Hee?”
Jae Hee tak bergeming ia keukeuh tak tahu duduk perkara apa yang dimaksud Ma Roo.
Tetiba ponsel Jae Hee berbunyi ia pun mengangkatnya. Orang yang menelepon memberitahu kasus yang mendera Ma Roo, seperti biasa Jae Hee kembali berakting peduli pada Ma Roo. Ma Roo hanya tersenyum mendengar dan melihat akting Jae Hee.
“Apa yang kau lakukan? Apa kau memberi bocoran rahasia Taesan pada perusahaan pesaing kita? USB yang berisi data operasional perusahaan kita ditemukan dalam laci di kamarmu.”ujar Jae Hee lalu menanyakan kebenaran hal tersebut. Ma Roo tersenyum menanggapinya, bagaimana bisa mereka tahu USB di lacinya, walau agak terkejut Jae Hee hendak menjelaskan namun dipotong Ma Roo.
“Aku mungkin dikeluarkan dari kampus, tapi seingatku, IQ-ku lebih tinggi 30 poin darimu. Suatu perbuatan yang akan segera terungkap. Suatu perbuatan bodoh yang bahkan si kepala batu Han Jae Hee tidak akan melakukannya. Apa kau pikir seorang jenius seperti aku tidak dapat menduganya?”. Ma Roo juga menyarankan jika Jae Hee ingin menuduhnya, maka ia harus melakukannya dengan benar hingga dirinya tak bisa membuka mulut.

Jae Hee tak gentar, ia menyudutkan Ma Roo kalau ia sudah tahu pekerjaan Ma Roo sebelum masuk Taesan yaitu sebagai calo informasi rahasia dan mata2 perusahaan. Ma Roo pun tahu kalau Jae Hee sudah menyelidiki riwayatnya. Jae Hee menambahkan kalau ia juga tahu seseorang yang bisa menjadi saksi kehebatannya di masa lalu. Jadi walau rencananya tak sempurna tapi ia bisa menjatuhkan tuduhan palsu pada Ma Roo dan bisa dipastikan Ma Roo tak akan lolos dengan mudah. Banyak bukti yang menunjukkan Ma Roo adalah tersangkanya, tapi tidak ada bukti bahwa Ma Roo tak melakukannya. Jae Hee yang merasa prihatin berpura-pura perhatian dengan mengusap-usap bahu Ma Roo, namun Ma Roo hanya memandangnya tanpa ekspresi. Jae Hee juga menyarankan agar Ma Roo pergi meninggalkan semuanya selagi masih punya kesempatan. Jika Ma Roo pergi dengan tenang ia akan membatalkan semua tuntutannya dan akan menghentikan kasusnya sebelum sampai pengadilan. Jae Hee terus nyerocos sok perhatian pada keluarga Ma Roo termasuk Eun Gi dan melecehkan usaha Ma Roo menghancurkan dirinya. Ma Roo nampak geram mendengarnya.

Di kamarnya Eun Gi berusaha menghafal wajah2 Jae Hee dan pengacara Ahn melalui foto yang tertempel di dinding.

Pengacara Park menemui pengacara Ahn di ruangannya dan langsung to the point bertanya apa yang direncanakannya. “Apa kau selalu menggunakan cara murahan dan kejam? Kau memanipulasi bukti. Dan menjebak orang tak bersalah. Apa ini kebiasaanmu?”.
Pengacara Ahn santai menghadapi tudingan pengacara Park, ia keukeuh kalau permainan berakhir karena Ma Roo akan meninggalkan Taesan.
“Berakhir atau tidak, kita tentukan nanti.”sanggah pengacara Park. Lalu sedikit mengancam pengacara Ahn, ia bertanya apakah ia harus menggunakan kartu terakhirnya. Sambil menahan geram, pengacara Ahn menebak kalau sebenarnya itulah yang diinginkan Pengacara Park, jika Ma Roo menghilang dari sisi Eun Gi itu  lebih baik untuknya. Pengacara Ahn menganggap Joon Ha munafik karena sudah jelas ia menyelidiki latar belakang Ma Roo.

“Sadarlah Joon Ha. Kang Ma Roo bukanlah seseorang yang perlu kau dukung, tapi seseorang yang harus kau singkirkan.”tegas pengacara Ahn jika pengacara Park benar2 menginginkan Eun Gi seraya bangkit dari duduknya.
“Apa aku harus memilikinya?”balas pengacara Park membuat pengacara Ahn tak mengerti.
Pengacara Park menjelaskan bagi dirinya mencintai seseorang tak harus memilikinya. Pengacara Ahn mengatai Joon Ha bodoh begitu pengacara Park hendak pergi.
“Kurasa kita tidak berbeda. Kita ada di jalan yang sama, hanya karena kau bertemu Han Jae Hee, dan aku bertemu Seo Eun Gi.”ungkap pengacara Park lalu menambahkan kalau mereka tak akan bertemu lagi. Karena ia akan  akan menempuh jalan yang berbeda.

Han Jae Hee menelepon jaksa Choi hendak mengatakan kalau mereka telah membatalkan tuduhannya pada Kang Ma Roo. Namun ia malah mendapat berita mengejutkan kalau Ma Roo secara sukarela datang ke kantor polisi dan minta dilakukan penyelidikan. Jelas saja Jae Hee syok mendengarnya.

Ma Roo datang menemui jaksa Choi, jaksa Choi tak mengerti kenapa Ma Roo datang menemuinya padahal Taesan sudah membatalkan tuntutannya. Ma Roo tahu itu namun ia datang karena ingin dibersihkan namanya dan meminta jaksa Choi membuktikan kalau dirinya tak bersalah. “Tuan Jaksa, tolong selidiki kasus ini tanpa ditutup-tutupi. Tolong bersihkan nama saya. Jangan terpengaruh dengan masa lalu dan kesalahan saya.”pinta Ma Roo. Ma Roo mengakui kalau dulu ia memang seperti itu tapi itu semua kejahatan masa lalunya. “Apa kau sadar kau mengakui perbuatanmu di depan seorang jaksa dan itu bisa merugikanmu?”ucap jaksa Choi lalu mengingatkan kalau ia menyelidikinya ia bisa memenjarakannya. “Saya melakukannya supaya jika saya jadi orang jahat, saya bisa cepat mati. Saya tidak bisa bunuh diri, dan meninggalkan adik perempuan saya.”ungkap Ma Roo, alasan Ma Roo melakukan itu semua karena ingin dihukum sampai menerima hukuman mati.
Jaksa Choi bertanya lalu sekarang apa alasan Ma Roo melakukan hal itu. Dengan memantapkan hati Ma Roo mengatakan kalau sekarang ia ingin hidup karena ia memiliki alasan untuk hidup. Sudah pasti alasan Ma Roo hidup adalah Eun Gi hehehe.

Eun Gi terlihat memilih baju yang akan dikenakannya. Ternyata ia datang sendirian ke rumah ayahnya yang kini ditinggali Jae Hee dan Eun Suk. Seraya menyentuh dinding tembok Eun Gi mencoba mengingat-ngingat kenangan di rumah itu. Saat hendak membunyikan bel datang Eun Suk dan ahjuma datang. “Eun Gi noona. Ahjuma, itu Eun Gi noona.”ujar Eun Suk. Ahjuma segera menghampiri Eun Gi, Eun Gi mencoba mengingat-ingat siapa orang yang dihadapannya. Ia pun menyapa ahjuma dengan menanyakan kabarnya. Eun Suk menghambur ke arah Eun Gi dan memeluknya, Eun Gi mencoba mengingat siapa anak kecil yang mengaku adiknya itu.
“Aku merindukanmu, Noona. Kenapa kau tidak kembali ke rumah? Apa kau tahu berapa lama aku menunggumu, Noona?”rengek Eun Suk yang dibenarkan ahjuma. Ahjuma mengajak Eun Gi masuk namun Eun Gi menolak dan beranjak pergi  tapi  Eun Suk menarik Eun Gi mengajaknya masuk

Sementara ahjuma pergi menyiapkan makan. Eun Gi melihat ruang keluarga dan menyentuh sofa dan mengingat-ngingatnya. Eun Suk mengulang kata yang diucapkan Eun Gi, Eun Gi menyuruh Eun Suk jangan menirunya. Bukannya menurut Eun Suk malah makin menirukan apa yang diucapkan Eun Gi. “Apa kau bodoh?”tanya Eun Suk.
“Apa maksudmu?”tanya Eun Gi tak mengerti.
“Noona dulu bilang seperti itu padaku. ‘Apa kau bodoh?’”jawab Eun Suk.  Eun Gi mencoba mengingatnya, namun ia tak peduli  malah bermain dengan Eun Suk. Ia mengusap kepala Eun Suk, dan berkacak pingang. Eun Suk pun mengikutinya.

Ma Roo bergegas masuk rumah mencari Cho Ko, Ma Roo panik diberitahu Eun Gi hilang.

Cho Ko menjelaskan kalau dirinya pergi sebentar namun saat kembali Eun Gi sudah tak ada. Saat Ma Roo hendak menghubungi ponsel Eun Gi, Cho Ko mengatakan kalau ponsel Eun Gi ditinggalkan.
Jae Hee yang sampai di rumahnya nampak stress, Cho Ko dan Ma Roo keluar rumah mencari Eun Gi. Keduanya pun berpencar.

Eun Gi asyik mengajari Eun Suk bermain game. Tentu saja membuat terkejut Jae Hee yang baru tiba melihat Eun Gi begitu akrab dengan adik tirinya. Jae Hee pun menanyakan kapan Eun Gi datang, Eun Gi yang tadinya ceria kembali ke wajah acuhnya.
“Mama, aku bermain Monster Game dengan Eun Gi noona. Aku menang. Iya kan, Noona?”ujar Eun Suk, Eun Suk mencoba memanggil-manggil Eun Gi namun Eun Gi hanya diam.

Ma Roo nampak khawatir karena tak juga menemukan Eun Gi. Dengan  langkah gontai ia kembali ke rumah. Ia segera beranjak begitu pintu rumah terbuka namun ternyata yang datang Jae Gil. Ia pun memarahi Jae Gil kenapa tak mengangkat ponselnya. Jae Gil bilang kalau ia sedang belajar di perpustakaan dan menanyakan apa yang terjadi. Ma Roo mengatakan kalau Eun Gi tak ada di rumah. Jae Gil pun memberitahu kalau Eun Gi pergi ke rumahnya.  Jae Gil bertanya apa Eun Gi tak pamitan padanya, padahal Jae Gil  sudah berpesan agar Eun Gi memberitahu Ma Roo.
“Aku bilang kalau itu bahaya, juga khawatir jika dia ketahuan dan mencoba mencegahnya, tapi kata dokternya supaya dia cepat sembuh, dia harus pergi ke tempat-tempat yang dikenalnya.”terang Jae Gil.
“Kenapa baru sekarang kau memberitahuku?”seru Ma Roo kesal.
“Memangnya kau bertanya?”balas Jae Gil. Ma Roo pun bergegas melesat menjemput Eun Gi.

Di rumah ayahnya, Eun Gi makan bersama Jae Hee dan Eun Suk. Suasana agak canggung. Eun Gi asyik makan kecambah yang ditiru Eun Suk. Jae Hee pun memanggil ahjuma minta diambilkan kecambah lagi. Jae Hee bilang ke Eun Gi kalau dulu ia tidak menyukai kecambah.
Eun Gi hanya diam lalu mencicipi makanan lain diikuti Eun Suk. Ahjuma datang membawa kecambah melihat makanan yang dimakan Eun Gi, ahjuma menanyakan keadaan Eun Gi.
Ahjuma mengatakan kalau Eun Gi alergi remis, lalu mengecek pergelangan tangan Eun Gi. Terlihat efek alergi, Eun Gi pun pamit ke kamar mandi diikuti Eun Suk.

Jae Hee menyuruh ahjuma membawakan obat anti alergi. Sembari membereskan meja, ahjuma mengatakan kalau Eun Gi seperti orang yang berbeda. Jae Hee tak mengerti.
“Dia memang Direktur Seo, tapi…seperti bukan dirinya. Lagipula, ada yang aneh.” Ahjuma beranjak pergi namun Jae Hee menahannya. Setelah mencerna apa yang dibilang ahjuma, Jae Hee meminta ahjuma menyajikan makanan yang Eun Gi tak boleh makan yaitu ikan flounder.

Di kamar mandi Eun Gi menyiram pergelangan tangannya yang memerah dengan air, ia pun teringat kalau ia alergi remis juga buah persik.

Bel rumah berbunyi, Ma Roo tiba ia pun bergegas masuk dan menanyakan pada ahjuma apa Eun Gi ada di sana. Ahjuma mengatakan kalau Eun Gi sedang makan bersama Jae Hee dan Eun Suk. Ma Roo menuju ruang makan, lalu berujar kalau ia datang untuk menjemput Eun Gi.
Jae Hee memberitahu kalau Eun Gi sedang ke kamar mandi. Jae Hee menawari Ma Roo makan bersama, namun Ma Roo menolak karena mereka akan segera pulang.
Jae Hee bertanya kenapa terburu-buru, ia menyuruh Ma Roo membawanya setelah Eun Gi selesai makan. Lalu Jae Hee menyuruh ahjuma memanggil Eun Suk dan mengambil piring kosong.

Kini di meja makan tinggal Jae Hee dan Ma Roo, Jae Hee pun menanyakan kenapa Ma Roo datang ke kantor Jaksa Wilayah padahal ia sudah membatalkan tuntutannya.
“Supaya aku bisa membuktikan bahwa aku tidak bersalah. Lagipula aku tidak ada kerjaan.”jawab Ma Roo santai. Walaupun itu tak mudah tapi ia rasa tak sulit juga.
“Saat penyidik menemukan penjahat sebenarnya, korban akan dibebaskan dari kasus ini dan namanya dibersihkan. Dia mempertaruhkan namanya dan berjanji padaku.”terang Ma Roo. Hal itu membuat Jae Hee sedikit tak tenang. Eun Gi tiba, Ma Roo berkata kalau ia datang untuk menjemputnya. Lalu keduanya duduk di meja makan, melihat Eun Gi makan obat Ma Roo bertanya apa itu.  Eun Gi mengatakan kalau tanpa sadar ia makan remis jadi alergi. Jae Hee menawarkan ikan flounder yang tak boleh Eun Gi makan. Beruntungnya sebelum Eun Gi memakannya datang ahjuma memberitahu kalau Eun Suk muntah terus karena makan banyak jadi terjadi masalah pencernaan. Jae Hee pamit pergi, dan mempersilahkan keduanya melanjutkan makannya.

“Apa kau akan terus begini?”tanya Ma Roo, Eun Gi meminta maaf.
“Aku tidak bisa diam saja menunggu ingatanku kembali. Kupikir aku harus melakukan sesuatu. ”ungkap Eun Gi. Ia juga beralasan kalau ia ingin cepat sembuh, dan membantu Ma Roo. Ditambah ia tak ingin terus bersembunyi di belakang Ma Roo. Ma Roo melihat pergelangan tangan Eun Gi yang terkena alergi.  Tetiba datang ahjuma mengantarkan nasi untuk Ma Roo, ia senang Eun Gi sekarang baik mau bermain dengan Eun Suk dan makan semuanya tanpa pilih2 termasuk ikan flounder yang disajikannya walau Eun Gi tak menyukainya. Mendengar itu Ma Roo menyadari sesuatu.

Jae Hee mengecek keadaan Eun Suk di kamarnya. Eun Suk  meminta mamanya untuk bilang ke kakaknya agar jangan pergi. “Katakan padanya untuk tinggal bersama di rumah kita. Oke?”pinta Eun Suk.
“Baiklah. Mama mengerti. Mama akan mengatakan padanya.”ucap Jae Hee. Lalu ia beranjak ke meja makan namun sudah kosong. Jae Hee kesal mereka pergi tanpa berpamitan padanya walau bagaimana pun ia nyonya rumah. Jae Hee mengambil catatan yang ditinggalkan Eun Gi.
Mengijinkanku bermain dengan Eun Suk dan meski aku tidak tahu kenapa kau ragu padaku, Kurasa ini salah, Jae Hee. Ikan Flounder itu…suatu kehormatan bagiku.”

Dalam perjalanan pulang Ma Roo menegaskan kalau mulai sekarang kemana pun Eun Gi pergi harus bersamanya. “Wow, aku benar-benar terpana. Karena mereka menyajikan makanan yang tidak kuinginkan di meja makan, aku berteriak pada mereka. Itu yang mereka bilang.”ujar Eun Gi tak percaya.  Ma Roo mengatakan bukankah ia sudah bilang kalau dulu Eun Gi wanita kasar.
“Aku tahu…Menakutkan jika tiba-tiba ingatanku kembali. Sekarang saja aku sudah terkejut. Setiap kali aku tahu orang seperti apa aku dulu aku selalu terkejut dan merasa hampir gila.” Eun Gi berpikir apakah ia menerima jika dirinya tahu seperti apa ia dulu. Mendengar itu Ma Roo berujar agar Eun Gi tetap seperti ini, Eun Gi tak mengerti. “Jangan mencari ingatanmu yang hilang, namun…tetaplah seperti ini saja.”jelas Ma Roo. Eun Gi bertanya apa Ma Roo serius, Ma Roo mengiyakan.
“Tidak mau!”tegas Eun Gi membuat Ma Roo nampak terkejut.
“Sebenarnya, aku tidak tertarik dengan ingatan tentang hal lain, tapi aku ingin mengingat kembali kenangan bersamamu, Ma Roo. Aku ingin mengingatnya. Bagaimana kita bertemu, bagaimana kita saling mencintai, ke mana saja kita pergi, obrolan apa saja yang kita lakukan dan kita dengar, dan mimpi-mimpi kita.”papar Eun Gi, ia ingin mengingat itu semua.
Eun Gi menyalakan musik yang sama saat mereka dengar di mobil ketika Cho Ko menangis di dalam mobil. Eun Gi bertanya apa Ma Roo ingat lagu itu, lagu yang pernah mereka dengarkan bersama. Ma Roo terhenyak mendengarnya, ia pun sadar ingatan Eun Gi sedikit demi sedikit mulai pulih.

Di kantor Ma Roo selift dengan pengacara Park Joon Ha. Pengacara Park mengingatkan pengakuan Ma Roo itu akan berakibat fatal bagi dirinya sendiri. Dengan santai Ma Roo menjawab kalau ia tak tahu, karena sudah pasti pengacara Park tahu kalau itu bukan bidang Ma Roo.
“Kau bilang kau akan memberikan setengah bagian Taesan jika aku mengembalikan posisi Eun Gi, kan? Karena kau akan memberiku setengah bagian Taesan, aku harus mempertaruhkan nyawaku. Hidupku bukanlah sesuatu yang penting.”ujar Ma Roo. Pembicaraan keduanya terhenti saat melihat Jae Hee dan pengacara Ahn.

Keduanya pun menemui mereka lalu memberi hormat pada Jae Hee. Jae Hee menyapa apa Ma Roo apa  ia kembali dengan selamat kemarin. Ma Roo mengiyakan.
“Aku sedih memikirkan bahwa aku tidak bisa melihatmu lagi di kantor. Bagaimanapun, senang bertemu denganmu.”ujar Jae Hee membual. Ma Roo membalas uluran tangan Jae Hee dan berkata,”Bagaimana mungkin?Jangan bohong.” Hal itu membuat Jae Hee terhenyak dan pengacara Ahn menahan kesal. Ma Roo memberitahukan kalau dengan CCTV yang terpasang di rumahnya mereka sedang mencari semua orang mencurigakan yang berada di sekitar rumahnya. Bahkan mereka meminta polisi divisi kejahatan dunia maya untuk menyelidiki bukti USB dan komputernya.
“Ah. Aku pikir aku harus memberitahumu seberapa jauh mereka menyelidiki tuduhan palsu terhadapku.”lanjut Ma Roo yang makin membuat Jae Hee dan pengacara Ahn tak berkutik. Ma Roo mengungkapkan kalau mereka akan memberitahu media, jadi jika media mengetahuinya, maka ia bisa lebih mudah membalik tuduhan itu. “Apa yang tidak boleh terungkap. Permukaan yang sesungguhnya dapat terlihat. Jika kita bisa membalik kasusnya…”ujar Ma Roo mengingatkan.

Eun Gi menemui dokter, professor Ma Roo saat kuliah. Dokter bertanya apa Eun Gi mengingat hal lainnya. Eun Gi menceritakan kalau saat ia berada di terowongan ia sedang menyetir dan ekspresi wajahnya mengandung banyak emosi  ada kesedihan, balas dendam. Dokter bertanya kenapa bisa begitu, Eun Gi menjawab kalau ia masih belum tahu. Walau belum pasti Eun Gi melanjutkan kalau ia menyetir mobilnya menuju seseorang hingga melanggar batas jalan. Eun Gi mencoba mengingat kenapa ia melakukan semua itu namun gagal, dokter pun menyuruh Eun Gi sampai sana saja. Lalu dokter memberi tugas agar Eun Gi mencoba mengingat kenapa dirinya pindah jalur, siapa yang ia lihat dan ia tuju.

Pengacara Ahn menanyakan dimana rumah sakit mana Eun Gi dirawat setelah kecelakaan pada sekretaris Jo. Ia juga menyuruh agar rekaman CT scan dan MRI ruma sakit itu ditunjukkan pada dokter Kim, dan memintanya memastikan apakah itu benar milik Eun Gi. Sekretaris Jo mengerti, tapi ia bingung kenapa pengacara Ahn memintanya. Pengacara Ahn merasa kalau catatan medis itu mungkin dipalsukan.

Di kamarnya Eun Gi mencoba mengingat saat dirinya mengalami kecelakaan, belum sempat melihat wajah orang yang ditabraknya Eun Gi tersadar. Tetiba bel rumahnya berbunyi, ternyata yang datang Jae Hee.  Eun Gi tak langsung membukakan pintu, ia mengangkat telepon karena ponselnya berbunyi. Ma Roo yang meneleponnya, menanyakan keadaannya dan mengajak Eun Gi kencan Sabtu besok karena ia akan pulang kerja  lebih cepat. Eun Gi pun memberitahu kalau Jae Hee ada di depan rumah mereka. Ma Roo berpesan agar Eun Gi tak membuka pintunya sampai ia datang. Ia akan segera sampai, Ma Roo pun segera mengebut pulang.

Jae Hee terus memencet bel dan memanggil-manggil Eun Gi. Ia yakin kalau Eun Gi ada di rumah. Di dalam rumah Eun Gi nampak gelisah, ia pun memutuskan membuka pintunya. Jae Hee masuk membawa oleh2 yang dibawakan supirnya . “Apa kau tahu, aku tidak suka karena kemarin kau pulang begitu saja? Kurasa kau salah paham.”ujar Jae Hee, ia beralasan kalau ia tak tahu Eun Gi sangat benci pada lauk itu. Ia pun meminta maaf dan akan lebih berhati-hati jadi ia membawakan makanan yang Eun Gi sukai. Eun Gi mengucapkan terima kasih.

Melihat Eun Gi sendirian, Jae Hee bertanya kemana Cho Ko dan Jae Gil.
“Cho Ko dan Jae Gil….Kau kenal mereka?”tanya Eun Gi balik.  Jae Hee menjawab tentu saja ia mengenal mereka. Eun Gi kembali bertanya kapan Jae Hee bertemu mereka.
“Tentu aku pernah bertemu mereka. Adik perempuan dan teman Ma Roo.” Eun Gi bertanya bagaimana Jae Hee tahu. Jae Hee balik bertanya apa Eun Gi tak tahu.
“Apa kau bertanya saat aku bersama dengan mereka? Aku pernah menghabiskan waktu bersama mereka.”ungkap Jae Hee sembari memandangi foto keluarga Ma Roo lalu menghampiri Eun Gi. Jae Hee mengajak Eun Gi pulang. Meskipun Eun Gi membencinya dan ia tak menyukai Eun Gi tidak benar juga Eun Gi tinggal bersama Ma Roo karena Eun Gi dan Ma Roo belum menikah secara resmi. Ditambah mereka belum mengadakan pesta pernikahan jadi hal itu akan jadi pergunjingan orang. Eun Gi mengungkapkan kalau ia nyaman berada di sana, ia akan tinggal di dekat Kang Ma Roo.

Jae Hee menanyakan kenapa Kang Ma Roo, di antara semua pria kenapa harus Ma Roo.  Sementara itu Ma Roo terus memacu mobilnya.
“Apa kau tidak memiliki pilihan lain? Hanya karena kau membenciku. Hanya karena kau ingin menghancurkan ibu tirimu, kenapa kau menghancurkan hidupmu sendiri?”cecar Jae Hee. Eun Gi tak mengerti, Jae Hee menyuruh Eun Gi menghentikan itu semua. Tetiba Eun Gi teringat saat Jae Hee marah2 saat dirinya tersadar dari pingsannya setelah pulang dari rumah Ma Roo. Eun Gi sedikit terhuyung mengingat itu semua, Jae Hee memegang tangan Eun Gi dan mengatakan walau ia tak menyukai Eun Gi, tapi ia tidak membencinya. “Jika kau memperlakukanku lebih manusiawi. Jika kau memperhatikan Eun Suk seperti kemarin, maka kita…tidak akan seperti ini. Aku tidak ingin kau sakit hati karena aku. Aku tidak berharap kau terluka karena aku.”papar Jae Hee. Eun Gi kembali teringat peringatan Jae Hee saat di ruang spa. Eun Gi kembali terhuyung, Jae Hee menambahkan kalau Eun Suk juga selalu mencarinya.
“Ma Roo….Kenapa kau tidak menyetujuinya?”tanya Eun Gi. Melihat kondisi Eun Gi, Jae Hee ingin mengeceknya namun tangannya dihalau Eun Gi.
“Aku bertanya kenapa kau sangat tidak menyukai Ma Roo? Aku sangat menyukainya dan aku tidak bisa hidup tanpanya. Kenapa kau keberatan aku bersama dengannya?”cecar Eun Gi.

Seperti biasa di drama2 Ma Roo nggak nyampe2 karena jalanan padat wkwkw. Jae Hee bertanya apa Eun Gi bertanya karena ia tak tahu. Eun Gi mengiyakan.
“Alasan Kang Ma Roo mendekatimu, kau pasti sudah tahu, kan? Jika kau tahu, kenapa kau…”tanya Jae Hee namun terhenti karena melihat Eun Gi yang seperti orang panik.
Eun Gi kembali menghalau tangan Jae Hee saat Jae Hee ingin memeriksanya. Ia pun meminta Jae Hee memberitahunya, tetiba Eun Gi teringat percakapannya dengan pengacara Park, yang memberitahu tujuan Ma Roo mendekatinya. Eun Gi merasakan sakit luar biasa mengingat itu semua, Jae Hee mengajak Eun Gi ke rumah sakit namun ditolaknya. Eun Gi terkapar di lantai menahan sakit. Ma Roo tiba di saat yang tepat.

Ma Roo segera mendorong Jae Hee menjauh lalu mencoba menyadarkan Eun Gi. Jae Hee mencoba memanggil-manggil Ma Roo, namun dengan tatapan sadisnya (bwahaha) Ma Roo menyuruh Jae Hee pergi. Ma Roo pun membopong Eun Gi dan segera melarikannya ke rumah sakit.   Sementara Jae Hee hanya bisa terduduk mencerna semua yang dialaminya.

Sekretaris Hyun memarahi Cho Ko dan Jae Gil, kenapa mereka berdua tak ada di rumah. Cho Ko menjelaskan kalau ia pergi sebentar mengirim foto profilnya ke agensinya.
“Kudengar kau adalah pengangguran. Seorang pengangguran harusnya diam di rumah. Kau keluyuran ke mana?”tanya Sekretaris Hyun pada Jae Gil.
“Pengangguran justru lebih sibuk. Mereka harus pergi ke beberapa tempat dan menemui orang-orang untuk wawancara kerja.”jawab Jae Gil. Sekretaris Hyun menggerutu jadi siapa yang harus dipercaya untuk menjaga Eun Gi.

“Kau percaya pada kami sekali. Kau harus mempercayai kami hingga akhir. Hari ini kita hanya sedang sial. Mulai sekarang kami akan menjaganya tanpa mengedipkan mata sekalipun.”ujar Jae Gil. Cho Ko mengumpat kalau sekretaris Hyun mirip The Hulk kalau sedang marah hahaha.

Ma Roo terus menunggui Eun Gi, Eun Gi yang masih pingsan berusaha mengingat wajah orang yang ditabraknya namun belum juga berhasil. Melihat Eun Gi tersadar Ma Roo menanyakan keadaan Eun Gi dan apakah ia masih mengenalinya. Ma Roo juga meminta maaf karena ia terlambat datang. Eun Gi tak menjawab ia kembali tertidur. Pengacara Park tiba, tapi begitu melihat Ma Roo begitu perhatian pada Eun Gi ia pun mengurungkan langkahnya menemui Eun Gi.

Di kantornya, Jae Hee minum sendirian. Tetiba datang pengacara Ahh, ia pun menghentikan Jae Hee yang ingin minum. Walaupun moodnya sejelek apapun, pengacara Ahn melarangg Jae Hee minum2 di kantor. “Sekarang kau mencampuri semua urusan, Manajer Ahn.”
“Kau terlihat lemah dan menyedihkan. Jangan minum-minum di kantor meski hanya ada aku.” Lalu memberikan buku catatan Eun Gi setelah kecelakaan dan laporan dari dokter Kim. Pengacara Ahn juga memberitahukan kalau hasil medis itu bukan milik Eun Gi, Jae Hee tak mengerti. “Setelah kecelakaan itu, kondisi Seo Eun Gi hanya diketahu oleh Pengacara Park. Aku yakin dia pasti menggunakan pengaruhnya dan menukar catatan medisnya.”ungkap pengacara Ahn.
“Kenapa Pengacara Park melakukannya? Jadi… Itu… Apa maksudmu?”tanya Jae Hee, namun tetiba ia menyadari sesuatu ia pun segera melihat buku catatan Eun Gi dan hasil medis dokter Kim. Pengacara Ahn menduga Eun Gi pasti mengalami cedera otak parah.
“Pertama, hilang ingatan dan kemampuan kognitifnya, lalu kemampuan membaca dan menulisnya. Dia dibantu orang-orang sekitarnya untuk bersandiwara.” Mendengar itu Jae Hee teringat saat Eun Gi pertama kali datang dan menanyakan dimana kamar ayahnya, Eun Gi dengan ceria bermain Eun Suk hingga Eun Gi alergi remis. Pengacara Ahn mengatakan walaupun kini mereka belum punya buktinya ia akan terus mencarinya. “Jika kecurigaanku benar…Aku ingin menggagalkan Direktur Seo Eun Gi mengklaim warisannya. Jika Direktur Seo ditunjuk sebagai pewaris, dia akan menjadi pewaris sah perusahaan almarhum Presiden Direktur. Semua kekayaan dan saham Taesan, akan berada di tangan Direktur Seo Eun Gi.”

Eun Gi tersadar, ia melihat Ma Roo tertidur di sampingnya. Beberapa saat kemudian saat Ma Roo terbangun Eun Gi sudah tak ada. Ma Roo pun bergegas mencarinya. Tak menemukan di ruang informasi Ma Roo keluar rumah sakit mencarinya. Saat merasa frustasi Ma Roo melihat Eun Gi tertidur di taman depan rumah sakit. Ma Roo pun menghampiri dan mencoba membangunkannya. Ma Roo melepaskan jaketnya untuk selimut Eun Gi sembari memanggil-manggil Eun Gi. Eun Gi terbangun. “Kenapa kau keluar diam-diam? Apa kau tahu aku sangat khawatir?”tanya Ma Roo namun Eun Gi hanya diam.
“Kau tidak mendengarkanku ya? Jika kau terus seperti ini…”seru Ma Roo marah namun segera menyadarinya. Ia pun meminta maaf dan mengajak Eun Gi masuk. Namun Eun Gi menolak dan bertanya siapa Ma Roo.
“Siapa kau?”tanya Eun Gi. Ma Roo mengira Eun Gi bercanda, ia kembali mengajak Eun Gi masuk namun Eun Gi kembali menolak dan menanyakan siapa Ma Roo.

+++Bersambung+++

Wahhh akhirnya punya waktu melanjutkan sinopsis ini wkwkkw, yoshhh 7 episode lagi fighting!!

Written & Captured Image by Ari [G+|Twitter]
Posted only on pelangidrama.net
Don’t Repot to Other Site!  
 Please be patient!!! don’t ask next episode! OK!

Satu pemikiran pada “[Sinopsis K-Drama] The Innocent Man (Nice Guy) Episode 13

Tinggalkan komentar