[Sinopsis J-Drama] Itazura na Kiss ~ Love In Tokyo Episode 6

 

Sinopsis Itazura Na Kiss ~ Love In Tokyo Episode 6

~Saingan muncul? cinta yang penuh dengan masalah~

Kotoko sedang menggosok giginya sambil melamun, mengingat2 kejadian semalam saat Naoki menciumnya. Dia bahkan memandangi sikat gigi Naoki sampai tiba2 yang punya masuk. Saat Kotoko akan pergi Naoki meminta maaf karena dirinya malu sehingga tidak bisa jujur. Kemudian Naoki menghampiri Kotoko ingin menciumnya. Tapi saat bibir Naoki sudah semakin dekat dengan bibir Kotoko..  “mimpi” ujar Kotoko bangun dari tidurnya.

“Aku sudah terbangun dari mimpi ini sejak hari itu. Tapi… bahkan tidak ada ciuman kedua. Hubungan antara aku dan Irie-kun tidak ada kemajuan. Dan liburan musim semi singkat ini sudah berakhir.”

 

Naoki dan Kotoko berangkat kuliah bersama-sama.

“Mulai hari ini,Irie-kun dan aku jadi mahasiswa”

Upacara penerimaan mahasiswa baru. Kotoko masih berjalan mengikuti Naoki, hingga Naoki menegurnya karena Kotoko terus mengikutinya sampai ke gedung fakultas teknik padahal Kotoko seharusnya di fakultas sastra. 

Dengan ditemani Jinko dan Satomi, Kotoko duduk2 di kursi depan gedung fakultas teknik. Mereka menemani Kotoko untuk memata-matai Naoki. Lalu mereka menenangkan Kotoko kalau cuma ada cowok2 saja yang di jurusan teknik sains, jadi Kotoko tidak perlu khawatir. Namun saat Satomi menoleh ke belakang dia terkejut melihat sosok gadis cantik ada di fakultas itu. Mereka bertiga takjub, bahkan Kotoko sampai mengerjap2kan matanya. Mereka semakin terkejut ketika Naoki lewat dan gadis itu menyapa Naoki, membuat Kotoko sangat marah ingin menerkam gadis itu. Saat Naoki dan gadis itu berjalan mendekat ke arah mereka, Jinko mendorong Kotoko hingga Kotoko berada di depan mereka, menghalangi jalan mereka. Naoki dan gadis itu berhenti, Kotoko sangat kesal dengan ulah temannya tapi Jinko dan Satomi malah kabur ninggalin Kotoko, hahahaa..

“Kau mau apa?” tanya Naoki dingin.

“Aku ingin tahu meja seperti apa yang dipakai di jurusan sains” jawab Kotoko sekenanya, membuat kedua temannya yang ternyata ngumpet tidak jauh dari sana geleng2 mendengar jawaban konyol Kotoko.

“Dia pacarmu?” tanya gadis itu. Kotoko mengibas2 rambut kegirangan.

“Tidak mungkin” jawab Naoki tegas lalu pergi, membuat Kotoko bengong.

“Tidak mungkin? Kita ciuman… tapi masih ‘tidak mungkin? Bagaimana dengan kehidupan kampus ku?”

 

“Kalian telah berciuman??” teriak Jinko dan Satomi. Kotoko menceritakan semuanya kepada para sahabatnya, membuat Jinko dan Satomi sangat terkejut. Kotoko sama sekali tidak mengerti apa yang dipikirkan Naoki. Satomi menyemangati Kotoko supaya berhenti jadi pengecut. Jinko setuju apalagi Kotoko memberikan ciuman pertama berharganya kepada Naoki. Mereka memandangi senior2 di kampus yang sedang menawari junior2nya supaya gabung di klub mereka yang ada di kampus.

”Kalau kau cuma duduk diam saja, gadis-gadis cantik akan merebut Irie” Satomi memanas-manasi Kotoko.

Keluarga Irie dan Kotoko datang makan malam di restoran ayah Kotoko. Kemudian pelayan datang membawakan minuman. Kotoko terkejut karena pelayan itu adalah Kin-chan. Dia memberi salam kepada keluarga Irie, Nyonya Irie bahkan memuji penampilan Kin-chan yang terlihat berbeda dan lebih tampan dengan pakaian seragamnya. Kotoko menanyakan kenapa Kin-chan ada di Aihara, restoran ayah Kotoko. Kin-chan menjawab kalau dia magang di sana sekaligus latihan untuk menjadi koki profesional. Kotoko memuji Kin-chan yang hebat memasak.

“Dibandingkan dengan koki profesional, makanan buatanku belum sempurna. Tapi aku akan berusaha keras  jadi koki yang lebih baik dari ayahmu. Dan aku akan jadi koki terbaik di Jepang. Aku tidak akan kalah darimu” kata Kin-chan teriak ke arah Naoki.

Tapi Kin-chan kembali bersikap manis kepada Kotoko. “Aku akan jadi koki profesional dan menghasilkan banyak uang… dan aku akan datang menjemputmu. Bersiaplah!” Lalu Kin-chan dipanggil pelayan seniornya. Kotoko tersenyum memandangi Kin-chan, tanpa dia sadari Naoki menatap Kotoko tajam. Kelihatan sekali kalau Naoki cemburu hehee.

Kin-chan sangat bersungguh2 belajar dari pelayan seniornya. 

Saat Kin-chan membersihkan meja, Kotoko menghampirinya. Dia senang karena Kin-chan akhirnya menemukan apa yang ingin dia lakukan, Kotoko sangat terkesan. Kin-chan juga menyemangati Kotoko yang sudah kuliah, sambil membelai kepala Kotoko. Naoki terus memperhatikan mereka dari tempat duduknya. 

Setelah mencuci panci besar, Kin-chan belajar mengupas lobak. Dia berlatih serius. 

 

Di kediaman keluarga Irie.. Kotoko sedang turun tangga, dia berpapasan dengan Naoki yang baru selesai mandi. Kotoko menanyakan perihal gadis yang ada di fakultas teknik tadi siang.

“Oh, Yuko Matsumoto?” jawab Naoki.

“Kau sudah tahu nama lengkapnya?”

“Aku tidak akan lupa jika aku mendengarnya sekali saja” hahahaa, kayaknya Kotoko melupakan ke’jenius’an nya Naoki niih 😀

“Mungkinkah Matsumoto-san menyukaimu?” tanya Kotoko

“Huh? Kau cemburu?”

“Oh tidak…” jawab Kotoko sambil tertawa pedih.. hihii

“Kalau dipikir-pikir, dia sangat cantik. Penampilannya bagus dan dia cerdas. Dia bilang dia pernah di posisi kelima dari ujian nasional”

“Mengapa orang seperti dia ikut kuliah di sini?”

“Tidak tahu. Mungkin dia punya tujuan lain.. Apa-apaan ini? Ku kira kau mau melupakanku. Oh, benar juga, kita ciuman, kan? Sekarang kau tidak bisa melupakanku, kan?” kata Naoki, dia semakin mendekati Kotoko seperti ingin menciumnya.

Kotoko panik tapi memejamkan matanya “Mungkinkah…ciuman kedua?”. Naoki tertawa melihat Kotoko yang sudah siap ingin dicium, kemudian dia pergi.

“Aku dipermainkan. Irie-kun tidak peduli kita telah berciuman. Tidak adil”

Di kampus, Jinko berpendapat kalau Yuko Matsumoto seperti Irie versi wanita. Satomi malah menambahkan kalau mereka pasangan serasi. Kotoko memohon temannya jangan bicara seperti itu. Tapi menurut Satomi mereka harus realistis, karena sudah pasti Yuko Matsumoto menyukai Irie. 

Di kantin, Kotoko bingung ingin pesan apa. Lalu Naoki datang dan langsung memesan. Kotoko pun cepat2 memesan yang sama. Dengan menu yang sama, tapi porsi yang diberikan sangat berbeda. Makanan Kotoko jauh lebih banyak dibanding Naoki. Naoki mempertanyakan kenapa berbeda. Ternyata yang menyiapkan makanan tersebut adalah.. Kin-chan, hahahaa… 

Kotoko tanya kenapa Kin-chan ada di sana, karena katanya Kin-chan sudah menemukan apa yang ingin dia lakukan saat bekerja di restoran Aihara. Kin-chan menjawab kalau dia bekerja di restoran malam hari, siang hari dia kerja di kantin. Dia ingin belajar bagaimana memasak makanan yang murah sampai ke restoran kelas atas. “Luar biasa, kan? Dan juga, aku harus menjaga Kotoko dari pria brengsek itu. Kau mau bicara apa, jenius? Kau terkejut sampai kau tidak berkata-kata?”

“Aku sangat terkesan… orang itu bisa mengubah hidupnya hanya karena seorang gadis. Aku tidak bisa melakukan itu” kemudian Naoki pamit meninggalkan mereka berdua.

“Aku yakin kau akan ketakutan dengan kekuatan cintaku. Benar kan, Kotoko?” tapi yang diajak bicara sudah ngeloyor pergi 😀

Jinko berpikir kalau yang dikatakan Kin-chan ada benarnya. Pria akan tertarik pada wanita yang mendekatinya. Kotoko harus belajar dari Kin-chan. Jinko dan Satomi kembali memanas-manasi Kotoko kalau Yuko punya keuntungan yang lebih besar karena dari fakultas yang sama dengan Naoki, bahkan dia cantik dan tubuhnya sempurna.  

Lalu perhatian mereka beralih ke sosok pria yang mendatangi meja Naoki. Pria itu bernama Sudo senpai, seorang senior yang menginginkan Naoki untuk bergabung di klubnya. Naoki menolak karena dia tidak berminat untuk ikut klub apapun, tapi Sudo senpai memaksa apalagi mereka sudah saling kenal sejak SD. Sudo senpai kekeuh akan menunggu Naoki sepulang kuliah nanti. Tanpa mereka ketahui, Kotoko dan sahabat2nya memperhatikan mereka dari meja seberang. Jinko berkesimpulan kalau ini adalah kesempatan Kotoko untuk bergabung di klub yang sama dengan Naoki. Karena hanya dengan begitu walaupun Kotoko beda jurusan tapi masih bisa bersama-sama Naoki. Satomi setuju, ini kesempatan Kotoko untuk mengusir Yuko. Kotoko pun bersemangat menyambut ide itu. 

Saat berpapasan seusai kuliah, Kotoko menanyakan Naoki klub apa yang akan dia ikuti, tapi Naoki menjawab kalau dia tidak akan memberitahu. Kotoko bertanya kenapa? Naoki pun menjawab, “karena aku merasa kau juga akan ikut di klub yang sama” hahahaa

Ternyata Jinko dan Satomi ada di sana pura2 duduk menghadap belakang.

“Dia tahu yang kita pikirkan. Benar-benar jenius” kata Jinko kagum. Tapi Kotoko tidak menyerah, dia akan terus berjuang.

Dimulailah penguntitan Kotoko terhadap Naoki. Dengan hanya menutup rambutnya seperti kerudung, Kotoko mengikuti Naoki diam-diam dari belakang.

“Pria tua berjenggot itu bilang dia akan menunggunya sepulang kuliah. Jadi kalau aku mengikutinya, aku bisa tahu klub mana yang ia ikuti”

Dengan tingkah laku Kotoko yang agak konyol apakah Naoki sama sekali tidak sadar kalau diikuti Kotoko?? Ternyata Naoki menyadarinya karena dia akhirnya mengecoh Kotoko dengan masuk ke klub studi anime tapi kemudian buru-buru pergi. Kotoko kepergok oleh Naoki, tapi dia terus mengejar Naoki.  Karena sudah kehilangan jejak, Kotoko mengintip satu per satu pintu klub2 yang kalau di Indonesia seperti rumah susun. 

 

Di saat Kotoko berlari ke sana kemari mencari keberadaan Naoki, dia melihat Yuko sedang berdiri di depan pintu menunggu seseorang. Kotoko segera bersembunyi, lalu dia mengintip perlahan2. Dia shock melihat Naoki datang menghampiri Yuko. Mereka berdua akan masuk ke klub yang sama, kemudian mereka masuk ke dalam. Tanpa tahu apa2 Kotoko langsung memutuskan kalau dia juga akan masuk ke klub yang sama. 

Kotoko segera menghambur masuk ingin bergabung. Dia baru melihat kertas yang tertempel di pintu kalau klub ini adalah klub tenis Universitas Tonan. Kotoko menyatakan kalau dia sangat ingin bergabung di klub tenis ini. Sudo senpai senang mendengarnya, karena makin banyak yang ingin bergabung akan semakin baik. Yuko sangat kesal dengan kehadiran Kotoko, dia memandang galak ke Kotoko lalu mengibaskan rambutnya.

Di rumah keluarga Irie, ibu Naoki sudah membelikan keperluan tenis untuk Kotoko yang semuanya bernuansa pink, termasuk baju tenis dan raketnya. Kotoko sangat senang menerimanya. Ibu Naoki bercerita kalau dialah yang pertama kali mengajari Naoki tenis saat masih kecil.

“Naoki, menurutmu pakaian Kotoko-chan manis sekali kan? Bagiamana menurutmu?” tanya ibunya.

“Kurasa itu kurang bagus memulainya dengan pilihan pakaianmu” jawab Naoki jutek sambil lalu. Kotoko termangu mendengar jawaban Naoki.

“Bagus! Kau dan Naoki bergabung di klub yang sama. Artinya kalian berdua akan jatuh cinta” kata Nyonya Irie menggoda Kotoko. 

Kotoko menyatakan kalau tidak semudah itu, karena Naoki sangat terkenal. Kotoko menanyakan kepada Nyonya Irie apakah Naoki suka dengan gadis yang cantik dan cerdas? Nyonya Irie tidak menyangka kalau Irie itu terkenal.

“Wow. Aku tidak tahu ternyata dia terkenal. Dia benar-benar tidak peka. Tapi jangan khawatir, Kotoko-chan. Mulai sekarang, pergilah ke fakultas teknik sesering mungkin dan menghampirinya. Itu satu-satunya cara. Gadis seperti apapun itu, kau yang terbaik untuk Naoki. Aku tahu karena aku selalu melihatmu saat kita tinggal bersama. Yah? Aku mendukungmu!” kata Nyonya Irie menyemangati Kotoko.

Sementara di ruangan sebelah, ayah Kotoko memperhatikan dan mendengarkan pembicaraan mereka berdua. Dia sedih melihat Kotoko yang sering mengalami penolakan dari Naoki. Ayah Kotoko mulai berpikir. 

Pagi hari di lapangan tenis, untuk megetahui kemampuan anggota baru maka diadakan tes kecil. Kotoko panik mendengarnya, karena dia sama sekali tidak bisa bermain tenis. Mereka akan latihan melawan Sudo senpai. Kotoko meremehkan karena hanya melihat penampilan luar Sudo senpai. Naoki menyahut kalau Kotoko tidak tahu apa2. Ternyata benar, saat Sudo senpai memegang raket, maka dia berubah seperti orang yang kesurupan, dia menjadi sosok yang garang, serius bahkan matanya hampir copot karena terlalu melolot huahahaa, oke kalimat terakhir hiperbola dari saya 😀

Satu per satu anggota baru yang dipanggil Sudo senpai tidak bisa membalas pukulan bola super cepat dari Sudo senpai.

“Dia disebut ‘Sudo senpai si Setan’..” kata Naoki membuat Kotoko mengkeret.

“Jika Sudo senpai-san sudah memegang raket, sikapnya akan berubah. Dia terkenal seperti itu saat ia masih SD. Biasanya dia lembut”

 

Sekarang giliran Yuko, dia berhasil mengimbangi permainan Sudo senpai. Kotoko kagum melihatnya.

“Dia berhasil empat besar bagian tunggal putri saat ia masih SMA. Dia cukup cerdas untuk ke universitas manapun yang ia inginkan. Universitas Tonan punya klub tenis terbaik” terang Naoki.

“Bagaimana kau tahu?” tanya Kotoko.

“Dia meminta saranku saat ia memilih kampus. Aku bertemu dengannya di turnamen nasional di tahun pertama SMA”

“Irie-kun tidak mengenalku di kelas satu SMA. Aku hanya melihatnya dari jauh. Artinya hubungan Matsumoto-san dengan Irie-kun lebih lama dariku. Sepertinya aku akan kalah”

Sudo senpai lalu memanggil Naoki, Sudo senpai sudah menantikan momen ini. Tapi ternyata setelah beberapa kali pukulan, Sudo senpai tidak mampu mengembalikan pukulan bola Naoki. Kotoko sangat kagum melihat kehebatan Naoki. 

Ketua klub berkata cukup untuk hari ini, dia meminta Naoki keluar lapangan. Tapi sepertinya Sudo senpai tidak mau menerima kekalahannya, dia minta main sekali lagi. Tapi ketua klub mengatakan kalau ini cuma tes. Anggota baru yang lain pun kagum melihat permainan tenis Naoki, persis seperti rumor yang beredar. Tapi kemudian mereka melihat wajah Sudo senpai yang terlihat masih begitu kesal. Mereka merasa kasihan pada orang berikutnya yang akan dipanggil. 

 

“Kotoko Aihara! Kemari!” teriak Sudo senpai galak. Huwaa, ternyata orang selanjutnya itu Kotoko.

“Baik” jawab Kotoko hampir menangis, dia pun berjalan lemah, letih, lesu, lunglai 😀

“Jangan jalan seperti siput!” teriak Sudo senpai lagi melampiaskan amarahnya akibat kekalahan dengan Naoki barusan.

Kotoko segera berlari ke lapangan, dia segera menyatakan kalau dia tidak bisa bermain tenis. Tapi Sudo senpai tidak mau dengar, dia segera mulai bermain. 

Sudo senpai memukul keras bolanya, membuat Kotoko panik berlari menghindari bola. Sudo senpai semakin murka dan meminta Kotoko segera memegang raketnya lagi. Sudo senpai memukul bolanya lagi dengan kencang. Kali ini Kotoko tidak berlari menghindar, dia diam pasang badan menunggu datangnya bola, sampai akhirnya.. tuing, bola tepat mengenai hidungnya.. Kotoko roboh pingsan, tapi tangan dan kakinya bergerak2 sedikit seperti kejang. Ditambah suara yang keluar seperti mainan bebek untuk anak2 mandi yang kalau dipencet bunyi2 itu lho.. jadi kocak deh adegannya huahahaa.

Ternyata bukan cuma aku yang ketawa geli, tapi Naoki juga ketawa ngeliatnya #eehh, nyambung2in aja :P.. Tapi emang beneran Naoki ketawa ngeliat Kotoko yang pingsannya aneh itu hahahaa..

 

Di rumah, Nyonya Irie langsung merawat luka di hidung Kotoko. Nyonya Irie menanyakan keadaan Kotoko, dia menyarankan agar Kotoko tidak latihan besok. Tapi anggota baru tidak boleh melewatkan latihan klub. Kotoko meyakinkan kalau dia tidak apa2, dia akan terbiasa. Ayah Kotoko yang duduk tidak jauh dari sana mendengarkan pembicaraan mereka. Kembali dia terlihat berpikir melihat apa yang dialami Kotoko. Yaahh, orang tua mana sih yang tega melihat anaknya terluka baik itu fisik maupun batin.. ecieee 😀

Pagi hari, ayah Kotoko sedang menyiapkan menu makanan untuk restoran. Kin-chan datang membawa beberapa bahan sayuran. Ayah Kotoko memastikan Kin-chan yang kalau siang bekerja di kampus. Dia menanyakan bagaimana Kotoko di kampus, apakah Kotoko punya pacar, sampai akhirnya ayah Kotoko menanyakan bagaimana dengan Naoki. Hmm, sepertinya ayah Kotoko sudah semakin menyadari kalau putrinya mengalami cinta bertepuk sebelah tangan.

“Boss, jangan khawatir. Aku akan melindunginya dari si brengsek itu. Dan karena kelas mereka di gedung yang berbeda.. Aku merasa jarak mereka lebih jauh dari saat SMA. Yang jelas, keadilan sudah ada padaku” jawab Kin-chan senang.

“Hey, Kinnosuke. Kau bisa sampaikan pesanku?” tanya ayah Kotoko.

Jinko dan Satomi prihatin dengan luka Kotoko.

“Kudengar klub tenis Tonan sangat kuat. Karena sulit, banyak anggota baru telah keluar. Setiap tahun hanya beberapa saja yang bertahan” ujar Jinko.

“Sungguh? Kau yakin kau bisa lanjut?” tanya Satomi ke Kotoko.

“Akan kulakukan apapun untuk mendekati Irie-kun” kata Kotoko semangat.

“Berhenti saja” potong Kin-chan yang datang membawa kue tart bertuliskan nama Love Kotoko. Jinko protes karena itu cuma untuk Kotoko. Kin-chan meminta Kotoko berhenti main tenis daripada melukai wajah cantiknya nanti. Tapi Kotoko berkata kalau dia akan berusaha karena dia baru mulai, dia tidak akan menyerah di tengah jalan, ayahnya mengajarinya begitu. Kin-chan menyampaikan pesan ayahnya supaya Kotoko datang ke restoran Aihara malam ini karena ada yang ingin dibicarakan. Tapi Kin-chan tidak tahu tentang apa. 

 

Kotoko kembali berlatih tenis. Dia mengikuti latihan fisik yang cukup melelahkan.

“Apa ini sungguh klub tenis? Semua yang kita lakukan cuma latihan otot. Lalu Irie-kun dan Yuko Matsumoto tidak ada di sini. Apa-apaan semua ini?”

Tiba2 pipi Kotoko kembali tersambar bola. Ternyata Yuko yang melempar bola itu, dia minta maaf dan meminta Kotoko untuk melemparkan bolanya.

 

“Tunggu. Hey! Kau anggota baru, kenapa kau latihan di lapangan? Bagaimana dengan latihan otot?”tanya Kotoko.

“Oh, kau tidak tahu? Prestasi itu yang terpenting bagi klub tenis Tonan. Jika kau lulus tes kemarin, meski anggota baru diizinkan bermain di lapangan” jawab Yuko.

“Benarkah? Saat ini, Irie-kun…”

“Irie-kun punya hak lebih. Dia bergabung di klub dalam dua kondisi, dia bisa main hanya jika dia mau dan di pertandingan resmi”

“Tidak mungkin. Jadi dia tidak ikut latihan? Lalu kenapa aku ikut klub tenis?”

“Oh! Kudengar kau tinggal di rumahnya. Tapi kau tidak tahu apa-apa soal dia. Berarti hubunganmu dengannya hanya di tingkat itu” kata Yuko tersenyum lalu pergi meninggalkan Kotoko.

“Aihara. Kau mengintip lagi? Lari keliling lapangan seratus kali!” teriak Sudo senpai menambah beban penderitaan Kotoko.

Kotoko tiba di restoran ayahnya. Ayah Kotoko menanyakan kondisi Kotoko yang aneh jalannya. Kotoko jawab kalau dia pegal2. 

Di ruang pribadi restoran Aihara, saat Kotoko makan ayahnya memulai pembicaraan.

“Kau bahkan tidak pandai olahraga bola. Aku tahu kau tidak tertarik main tenis. Kau lakukan itu untuk Naoki?”

“Kenapa ayah tanya begitu tiba-tiba?”

“Dengar, Kotoko. Hampir setahun sejak kita pindah ke keluarga Irie. Aku sudah memikirkan hal ini. Seharusnya kita tidak boleh bergantung terus pada kemurahan hati mereka. Aku tahu Iri-chan dan Nyonya Irie memperlakukanmu dengan baik. Sejujurnya,aku berharap kau dan Naoki akan… Kukira kalian berdua bersama ke depannya”

“Ayah”

“Tapi aku melihat kalian sejauh ini… Naoki sepertinya tidak tertarik padamu. Aku tidak yakin rencana ini akan berhasil. Kita kembali ke kehidupan kita sendiri. Hanya kita berdua. Bagaimana, Kotoko? Tentu aku ingin menghargai perasannmu juga. Tapi aku temukan tempat yang bagus di dekatnya. Aku ingin kau pertimbangkan perasaanku juga. Aku… aku tidak suka kau terluka”

Kotoko berjalan gontai mengingat pemebicaraan ayahnya barusan.

“Tapi kalau aku pindah dari rumah Irie sekarang… Tidak akan ada lagi yang menghubungkan Irie dan aku”

Saat Kotoko menatap langit, tepat saat itu ada bintang jatuh. Kotoko seperti membuat permohonan di dalam hatinya.

“Kau menatap apa?”

“Irie-kun. Kau mau pulang sekarang? Kau darimana?” tanya Kotoko. Mereka pun jalan bersama.

“Aku tidak perlu beritahu kemana aku pergi. Bagaimana denganmu? Ini sudah larut” (ahemm, Naoki cuek2 gini juga perhatian yaa)

“Aku ke restoran ayahku”

“Ayahmu?”

“Yeah”

“Kau ke sana ingin melihat orang itu?” (hihiiyy, Naoki mulai merasa cemburuu 😀)

“Orang itu?” (hadeehh, Kotoko.. kok ga mudeng siih, aku aja mudeng.. maksud Naoki tuh Kin-chan.. Kin-chaann!!) eh maaf, kenapa jadi aku yang berisik gini siih hahahaa..

“Lupakan”

“Ayahku bilang dia menemukan tempat yang bagus untuk tempat tinggal”

Naoki menghentikan langkahnya. “Apa?” kata Naoki kaget.

“Rumah baru kami. Dia bilang dia akan menandatangani sewanya. Sudah hampir setahun sejak kami mulai tinggal dengan keluargamu. Karena itu dia sudah memikirkan soal ini. Karena itu…”

“Jadi kau mau pindah?” sahut Naoki, matanya menerawang kali ini, tapi sangat terpancar kesedihannya (bahasanya deh keennn :D)

“Jika seperti itu… kau akan merindukan kami? Irie-kun?”

“Akhirnya, hidupku kembali seperti sebelumnya” jawabnya dingin lalu pergi meninggalkan Kotoko.

“Aku tidak mengerti. Aku tidak mengerti… perasaanmu, Irie-kun. Aku harus bagaimana?”

+++bersambung+++

Thanks to IDWS

Written by Niken [Twitter]

Capture image by +ari airi [Twitter]

DON’T REPOST TO OTHER SITE/Fanpage FB!!