Sebelumnya, Eun Gi akhirnya tahu masa lalu Ma Roo yang memiliki hubungan dengan ibu tirinya. Namun Eun Gi yang sudah cinta mati pada Ma Roo, tak mempermasalahkan semua itu. Bahkan ia melarikan dari rumah saat dikurung oleh ayahnya dan pergi menemui Ma Roo. Dan di saat yang bersamaan Jae Hee menuju rumah Ma Roo namun Eun Gi sampai lebih dulu.
Eun Gi membuat pengakuan pada Ma Roo kalau ia benar2 mencintai Ma Roo dan ingin hidup dengan Ma Roo sampai tua bersama anak2nya dibawah guyuran air hujan. “Satu-satunya keinginanku sekarang adalah…ingin melihatmu setiap hari dan mengucapkan aku mencintaimu. Aku ingin mendengar kau mengatakan kau mencintaiku, dan berbagi mimpi yang sama denganku. Aku ingin memiliki anak dan membesarkan mereka dan kita hidup bersama hingga tua, seperti itu…”ungkap Eun Gi. “Apakah itu mungkin?”tanyanya , Ma Roo menjawabnya dengan pelukan. Tak jauh dari keduanya Jae Hee syok melihat keduanya berpelukan, Ma Roo hanya menatap Jae Hee tajam. Tak tahan, melihatnya Jae Hee pun meletakkan bekal yang dibawanya lalu melangkah pergi.
“Seberapa parah lukamu?”tanya Eun Gi, tak mempedulikan pertanyaan Ma Roo. Begitu juga Ma Roo cuek tak menjawab pertanyaan Eun Gi malah mengambilkan baju ganti Eun Gi. Ma Roo mengambilkan baju Cho Ko untuk Eun Gi. “Apa ada luka di tempat lain? Aku ingin melihatnya.”kata Eun Gi, lalu hendak memeriksa luka Ma Roo namun lagi2 Ma Roo menahannya.
“Sebenarnya…Aku suka wajahku yang sekarang ini. Terlihat lebih manusiawi. Lagipula aku sudah lelah memiliki wajah yang tampan.” Tentu saja Eun Gi sepenuhnya tak percaya, Ma Roo mengatakan kalau ia tak bercanda oleh sebab itu tak mengobati lukanya. Ma Roo pamit pergi membeli makanan dan menyuruh Eun Gi ganti baju.
Eun Gi yang galau terduduk di lantai. “Katakan bahwa aku melakukan hal yang benar, Ibu. Ini adalah hidup yang kau harapkan untukku. Meski akan sulit… Aku harus terus maju dan percaya diri…Bantu aku melaluinya, Ibu.” ucap Eun Gi.
Ma Roo yang sudah berganti pakaian, keluar membeli makanan. Ia terdiam melihat bekal yang ditinggal Jae Hee tadi namun beberapa saat kemudian ia mengacuhkannya tak peduli bekal itu tergelatak dibawah guyuran air hujan.
Jae Hee melamun sendirian di dalam mobilnya, tak percaya dengan apa yang dilihatnya tadi. Namun lamunannya buyar saat dilihatnya pengacara Ahn sudah berdiri di samping pintunya. Sejak awal pengacara Ahn memang sudah membuntuti Jae Hee.
Eun Gi sudah tertidur di lantai saat Ma Roo kembali dari membeli makanan.
Ma Roo pun memindahkan Eun Gi di lantai yang dialasi kasur. Ma Roo juga juga memeriksa demam Eun Gi. Sesaat kemudian saat dirinya duduk mengaso di samping Eun Gi, Ma Roo melihat sebuah foto bergambar pantai yang ada notenya. Ma Roo mengambil dan membacanya, Eun Gi menulis kalau ia ingin pergi ke pantai itu jika cuacanya bagus. Dan itu akan liburan pertama mereka berdua.
Ma Roo teringat kenangan di foto itu. Flashback; Saat itu Ma Roo sedang sibuk belajar, Jae Hee datang dengan wajah sumringah saat kembali dari wawancara.
Sesaat kemudian Jae Hee menunjukkan sebuah foto pemandangan pantai yang indah. “Pemandangannya indah kan? Aku ingin berlibur ke sini. Ini akan menjadi liburan pertama kita berdua.”kata Jae Hee (sama dengan yang diinginkan Eun Gi). Jae Hee akan mengambil cuti setelah ujian Ma Roo selesai jadi mereka bisa pergi bersama.“Biar kupikirkan dulu.”jawab Ma Roo santai.
“Jangan jual mahal dan temani aku pergi!” rengek Jae Hee lalu mengambil foto tadi. “Kalau kau terus jual mahal padaku…aku akan pergi dengan pria lain.”ancamnya.
“Mana boleh!”jawab Ma Roo cepat lalu mengambil foto di tangan Jae Hee.
Flashback End.
Ma Roo memperhatikan Eun Gi yang tersenyum dalam tidurnya. Ia pun mencium pipi Eun Gi. Wahhh tanda2 move on kah? :LOL.
Di Ahn Myun Do, Jae Gil menangisi kepergian Cho Ko yang dikiranya mati. Ia pun terlonjak kaget saat melihat Cho Ko dihadapannya. Sampai dikiranya Cho Ko hantu hahaha.
“Oppa, apa kau menangis?”tanya Cho Ko.
“Tidak…Ahjumma di rumah itu bilang kau minum racun tikus. Jadi aku bermaksud menenggelamkan diri di laut.” jawab Jae Gil lalu bertanya apa ada Cho Ko lain di daerah itu. Cho Ko menjawab kalau anjing mereka bernama Cho Ko. Jae Gil ngomel kenapa ahjuma itu menamakan anjingnya Cho Ko jadi membuatnya bingung. Cho Ko memberitahu kalau ayahnya memang mengambil namanya dari nama anjing. “Oppa mungkin tidak tahu tapi dulu ada dua ekor anjing yang bernama Cho Ko di dekat rumah.”jelas Cho Ko.
Jae Gil bangkit dan bertanya kenapa ayah Cho Ko memberi nama sama seperti nama anjing. Cho Ko menceritakan kalau saat ia kecil cengeng dan akan berhenti menangis jika ayahnya memberi coklat. Ditambah saat dipanggil Cho Ko ia berhenti menangis oleh sebab itulah ayahnya memberi nama Cho Ko.
“ Ayahku tidak terlalu menyukaiku. Dia hanya menyukai Ma Roo oppa.”
Jae Gil bertanya apa Cho Ko iri, Cho Ko menjawab kalau ia tidak iri.
“Hanya saja saat aku mempunyai anak nanti…Mereka mungkin akan mengira aku ini makanan.”lanjut Cho Ko.
Keduanya berjalan sembari mengobrol. Cho Ko bilang kalau ia sangat sedih karena Cho Ko karena itu anjing yang lucu. Tetiba Jae Gil memanggil Jin Hyun, karena hanya berdua dengan Cho Ko, Cho Ko celingukan mencari seseorang yang dipanggil Jae Gil. Padahal itu mah Jae Gil memanggil Cho Ko.
“Kau… Mulai sekarang namamu Ji Hyun. Artinya kau bijaksana dan cerdas. Aku ingin menggunakannya untuk nama anakku kelak… tapi aku akan memberikannya padamu saja, Kang Ji Hyun.”jelas Jae Gil.
“Oppa!”panggil Cho Ko terharu. Jae Gil bertanya apa Cho Ko menyukainya.
Cho Ko menjawab kalau ia sungguh menyukai nama itu.
“Jika ingin mengganti namaku, bisakah kau ganti nama keluargaku juga?”pinta Cho Ko. Cho Ko ingin merubah marganya menjadi Chun jadi namanya Chun Ji Hyun. Jae Gil menyetujuinya. “Mulai saat ini namamu adalah Chun Ji Hyun.”kata Jae Gil, hal itu membuat Cho Ko gembira.
Cho Ko pun teringat sesuatu. “Oya, Oppa…Tadi kau bilang kau mau menenggelamkan dirimu ke laut karena kau pikir aku sudah mati ya?”tanya Cho Ko, Jae Gil mengelak berpura-pura tak mengingatnya.
“Aku? Kapan? Kenapa?Tidak pernah!”elak Jae Gil. Cho Ko mengatakan kalau ia mendengarnya dengan jelas dan meminta Jae Gil mengatakannya lagi sambil menatap mata Cho Ko. Cho Ko mendekat ke arah Jae Gil, Jae Gil yang gugup malah menjitak jidat Cho Ko lagi hahaha.
“Tiap kali ada kesempatan kau langsung berlebihan ya?”
“Kenapa kau marah padaku?”tanya Cho Ko kesal lalu berjalan lebih dulu.
Eun Gi masih tertidur pulas, sementara itu Ma Roo pergi ke toko baju membelikan baju dan sepatu untuk Eun Gi. Saat akan membayarnya di kasir Ma Roo melihat berita pernikahan Jae Hee. Ia pun teringat kata2 Jae Shik yang menanyakan di mana Jae Hee dan Jae Gil yang mengatakan kalau Jae Shik yang mampu membunuh Jae Hee jika dia menemukannya. Tetiba ponselnya berbunyi namun ia malah mematikannya.
Ternyata yang menelepon itu tadi Jae Hee. Jae Hee nampak ketakutan bersembunyi di sebuah vila,ia kembali mencoba menghubungi ponsel Ma Roo namun sudah tak aktif. Jae Hee pun teringat saat pengacara Ahn memberitahukan kalau Presdir sudah tahu hubungan keduanya dan memberikan rekaman bukti saat dirinya mencium pengacara Ahn. Pengacara Ahn menjelaskan kalau Presdir mengetahuinya dari rekaman CCTV yang diperiksanya secara rutin bahkan sebelum Jae Hee tinggal di sana. Jae Hee juga diberitahu kalau Presdir telah mengubah surat wasiat, semua kekayaannya, perusahaan, dan sahamnya…akan diwariskan hanya pada Eun Gi. Jae Hee mengajak pengacara Ahn meminta maaf hingga Presdir mau memaafkan mereka. Pengacara Ahn mengatakan kalau itu bukanlah sesuatu yang bisa dimaafkan ditambah Presdir bukan orang pemaaf jadi percuma saja. Jae Hee putus asa mendengarnya ia pun tak kuasa menahan tangis.
Jae Hee makin frustasi mengingat itu semua, ia melampiaskannya dengan minuman. Jae Hee juga kembali teringat saat pengacara Ahn memberitahukan kalau Eun Gi sudah tahu hubungan Jae Hee dan Ma Roo. Pengacara Ahn juga menambahkan kalau Eun Gi tetap mempertahankan Ma Roo agar Jae Hee melihatnya sehingga akan terluka. Ia juga menyarankan agar Jae Hee mengemasi barang2nya dan meninggalkan rumah pagi2 karena Presdir dan Eun Gi yang berkuasa jadi Jae Hee tak akan bisa menang melawan mereka. Dengan tatapan setajam silet, Jae Hee memutuskan kembali menghubungi Ma Roo dan lagi2 ponsel Ma Roo tak aktif. Jae Hee pun meninggalkan pesan suara.
“Ma Roo, tolong aku. Kakakku ingin membunuhku…Hanya kau yang bisa kuhubungi. Maafkan aku, Ma Roo.Tolong aku kali ini saja.”kata Jae Hee ketakutan lalu membanting botol minumnya ke kaca, semua itu sukses terekam.
Ma Roo dalam perjalanan kembali ke rumah, saat sebuah pesan masuk ke ponselnya tak diindahkannya. Eun Gi yang pulas tidur terbangun. Ia pun mereject telepon masuk dari seseorang, Eun Gi tak percaya ia bisa nyenyak tertidur melihat waktu menunjukkan sudah siang.
“Seo Eun Gi, bisa-bisanya kau tidur selama ini? Apa kau sangat betah di rumah ini?”pikirnya. Langkah Ma Roo terhenti di depan gerbang, ia pun memutuskan mendengarkan pesan suara dari ponsel Jae Hee. Mendengar rekaman ketakutan, jeritan dan suara sesuatu pecah Ma Roo nampak khawatir.
Di dalam Eun Gi memanggil-manggil Ma Roo. Ma Roo ragu membuka pintu gerbang, ia yang masih mengkhawatirkan Jae Hee akhirnya memutuskan meneleponnya. Ma Roo bertanya apa Jae Shik masih di sana dan apa Jae Hee terluka. Ma Roo juga menyarankan Jae Hee menghubungi polisi. Ma Roo pun kesal bukannya menjawab Jae Hee malah hanya menangis. Ma Roo pun menanyakan di mana Jae Hee berada.
Eun Gi keluar rumah, memanggil-manggil nama Ma Roo namun tak ada jawaban.
Eun Gi tersenyum memandang pakaian yang dijemur dan kakinya dibalut perban oleh Ma Roo. Eun Gi memutuskan keluar gerbang dilihatnya tak ada orang, ia hanya menemukan 2 kantong belanjaan yang ditinggalkan Ma Roo. Sedangkan Ma Roo yang khawatir dalam perjalanan menemui Jae Hee. Alamak Ma Roo kena rayuan dan jebakan Jae Hee ~_~.
Di dalam rumah Eun Gi membuka 2 kantong belanjaan tadi yang berisi baju dan sepatu. Di sana Eun gi juga menemukan note Ma Roo mengajak berlibur. Eun Gi mengepas sepatunya. Tetiba sms Ma Roo masuk, mengatakan kalau ia ada urusan mendadak jadi ia pergi dulu. Karena hari ini mereka kesiangan, perginya besok saja. Ma Roo juga menyuruh Eun Gi makan dulu, dengan nasi yang sudah disiapkan. Eun Gi tersenyum memandangi baju jaket yang dibelikan Ma Roo ia pun memakainya. Tetiba sms kembali masuk dari nomor tak dikenal. Memberitahukan kalau Ma Roo dan Jae Hee ada di vila Yangpyung. Eun Gi syok membacanya, sudah pasti itu ulah Jae Hee si nenek sihir hahaha.
Ma Roo tiba di vila Yangpyung dan segera bergegas masuk ke dalam vila. Dilihatnya ruangan sudah berantakan dan Jae Hee terduduk di sisi pilar. Ma Roo menghampiri Jae Hee yang ternyata sudah babak belur penuh cakaran dan luka-luka. Ma Roo jadi teringat saat Jae Hee masih muda. (Padahal kan itu Jae Hee pasti melukai dirinya sendiri ~_~). Ma Roo bertanya di mana Jae Shik.
“Entahlah. Dia pasti sudah pergi karena tahu kau akan datang.”jawab Jae Hee lemah. Ma Roo mengambil kotak P3K di ruang tamu untuk mengobati luka Jae Hee. “Aku tak menyangka kau akan datang. Terima kasih, Ma Roo.”ucap Jae Hee namun Ma Roo hanya diam saja melangkah ke ruang tamu.
Sementara itu di lain tempat, Eun Gi masih galau dengan sms gelap yang diterimanya. Eun Gi mencoba tak terpengaruh dan mempercayainya.
Ma Roo menemukan peralatan kotak P3Knya, tetiba ponselnya berbunyi. Dengan ragu Ma Roo akhirnya mengangkatnya, ternyata Jae Shik yang meneleponnya. Jae Shik marah2 karena Ma Roo lama menjawab teleponnya, Ma Roo tak mengenali suara Jae Shik. Jae Shik pun menyuruh Ma Roo datang membawakan uang karena ia sudah ditipu harus membayar makanan mencapai 3 juta won.
Ternyata Jae Shik sedang di kantor polisi karena tak mampu membayar pesanannya. Ahjuma pemilik bar pun marah2 kenapa Jae Shik memesan minuman mahal padahal tak mampu bayar. Jae Shik tak terima ia beralasan ahjuma itu sengaja memberikan minuman mahal untuk menipunya. Keduanya adu mulut, polisi menenangkan keduanya. Jika keduanya ribut terus keduanya akan dimasukkan ke penjara.
Mendengar itu semua, Ma Roo menyadari sesuatu dan segera bertanya di mana Jae Shik sekarang. Jae Shik menjawab kalau ia di kantor polisi Busan. Dompetnya dikuras habis oleh temannya yang datang untuk membahas bisnis. Ma Roo pun tersadar kalau Jae Hee telah membohonginya.
Ahjuma tadi merebut ponsel Jae Shik mengira Ma Roo adiknya, ahjuma itu bilang Ma Roo tak perlu datang ke Busan cukup mengirimkan uangnya ke rekening yang akan dismsnya. Jae Shik minta Ma Roo menambahkan 1 juta won, lain kali jika dirinya bertemu Jae Hee akan minta menggantinya 3 kali lipat ke Ma Roo. Ma Roo terhenyak mengetahui kenyataan Jae Hee tega membohonginya.
Ma Roo menghampiri Jae Hee dan mengobati luka-lukanya. Akhirnya Eun Gi pun datang ke vila, ia terkejut melihat mobil Ma Roo terparkir di luar disamping mobil Jae Hee. “Apa yang sudah… kulakukan padamu?”pikir Jae Hee memperhatikan wajah Ma Roo yang bekas babak belur.
“Kau memang benar. Aku pasti sudah gila. Aku tidak waras. Selama ini, aku tidak tahu. Aku tidak berpikir lurus.” ujar Jae Hee mengakui kesalahannya.
“Noona, sepertinya kau sangat mengenalku. Kau jauh lebih mengenalku daripada aku mengenal diriku sendiri. Saat aku kebingungan tentang diriku…dan tidak ingin mempercayai diriku…dan ingin mengingkari diriku…seakan-akan Noona berada di dalam kepalaku. Kau sangat mengenalku, hingga membuat bulu kudukku meremang. Benar, kan?” Tanpa keduanya sadari Eun Gi masuk ke dalam vila dan mendengar yang seharusnya tak ia dengar. Di luar pintu, Eun Gi mendengar percakapan Ma Roo dan Jae Hee.
Jae Hee tak mengerti maksud kata2 Ma Roo. “Sebenarnya dalam hatiku, aku tidak ingin balas dendam…aku hanya sangat ingin menemuimu.Aku juga tahu kalau itu hanyalah obsesiku yang menyedihkan.”ujar Ma Roo miris. Jae Hee pasti saat Jae Hee mengatakan “Ma Roo, tolong aku!”, Ma Roo pasti akan melesat datang kapan pun Jae Hee mamanggilnya bahkan saat adiknya demam 38 derajat ia rela pergi meninggalkan adiknya dan menemui Jae Hee. Kali ini juga Jae Hee pasti tahu Ma Roo akan datang menemuinya.
“Apapun yang Noona lakukan…Aku bisa mengerti, aku bersabar…Aku memaafkanmu, dan menjalaninya. Kau sangat tahu itu.” Jae Hee hanya bisa meneteskan air mata. Eun Gi masih diam mematung di luar pintu.
“Meski begitu, aku tetap tergila-gila pada Han Jae Hee. Aku masih seperti orang gila…yang otaknya rusak…yang hilang ingatan…dan tak punya harga diri.”ucap Ma Roo mengakui perasaannya. Jae Hee segera mengatakan kalau ia akan melakukan apapun yang Ma Roo inginkan. Ia akan turun seperti yang Ma Roo minta karena ‘tempat’ itu tak cocok untuknya. “Selama aku memilikimu, aku bisa menyerahkan segalanya. Aku akan membuang dan meninggalkan segalanya…Aku akan kembali ke tempat asalku.” Eun Gi tak kuasa mendengar pengakuan Ma Roo dan Jae Hee lagi, ia pun beranjak pergi.
Di dalam Jae Hee bersikukuh ia bersedia turun bahkan saat itu juga. Sayang sekali Eun Gi sudah pergi seharusnya yang ia dengar kata2 Ma Roo yang ini.
“Tidak, jangan lakukan itu. Tak perlu kau lakukan itu.”jawab Ma Roo menanggapi. “Di mana pun Han Jae Hee berada atau ke mana pun dia pergi…ke mana pun tempat yang akan Han Jae Hee tuju…entah itu neraka atau puing kehancuran…aku tak lagi peduli.”lanjut Ma Roo lalu beranjak pergi. Jae Hee tak paham maksud perkataan Ma Roo. Ma Roo menjawab kalau itu artinya, perasaannya yang tak tergoyahkan pada Han Jae Hee telah berakhir. Jae Hee hanya bisa menangisi apa yang telah dilakukannya.
Sekeluarnya dari dalam vila, Ma Roo berkaca-kaca mengingat kenangannya bersama Jae Hee. Mulai dari saat ia merawat Jae Hee hingga kebersamaannya bersama Jae Gil dan Cho Ko makan bersama-sama. Semuanya lahap ingin makan masakan Jae Hee, saat sudah dicicipi Jae Hee bertanya bagaimana rasanya Cho Ko memberi isyarat kalau makanannya tak enak. Tapi Ma Roo mengisyaratkan kalau itu enak, mereka berniat mengerjai Jae Hee. Semuanya nampak bahagia, Ma Roo menangis mengingat saat itu.
Waktu seakan berhenti, di dalam vila terdiam memikirkan apa yang dikatakan Ma Roo tadi. Sementara Eun Gi di mobil yang masih berada di luar vila masih syok dengan kata2 Ma Roo yang didengarnya tadi. Eun Gi pun menjalankan mobilnya, dan Ma Roo melihat kepergian Eun Gi. Ma Roo nampak menyadari sesuatu.
Tetiba ponsel Ma Roo berbunyi, Jae Hee meneleponnya. Jae Hee bertanya apa semua itu karena Eun Gi, apa Ma Roo mulai menyukai dan jatuh cinta pada Eun Gi. Ma Roo menjawab kalau ia sudah membuat kesalahan dan menyesal sudah melibatkan Eun Gi.
Eun Gi terus melajukan mobilnya tak mengindahkan ponselnya yang berbunyi.
Pengacara Park menemui Presdir yang tergeletak lemah di tempat tidur. Presdir bertanya apa pengacara Park sudah menghubungi Eun Gi. Pengacara Park menjawab sudah tapi Eun Gi tak menjawab teleponnya.
“Seharian ini saya tidak melihat Nyonya. Apa beliau sedang pergi?”tanya pengacara Park. Presdir tak menanggapi pertanyaan itu, Presdir malah mengingatkan kalau ia sudah memerintahkan kalau Jae Hee tak akan menerima sepeser pun. “Apa perlu sampai seperti itu?”tanya pengacara Park lagi.
“Bagaimana dengan Eun Suk? Bagaimanapun juga, sebentar lagi aku akan pergi. Jika aku tak melakukannya sekarang…Eun Gi akan mendapat kesulitan, saat kutinggal sendiri.”
Eun Gi sampai di parkiran menuju rumah Ma Roo, ponselnya kembali berbunyi sepertinya pengacara Park yang meneleponnya namun Eun Gi tak mengindahkannya. Ia nampak berpikir, akhirnya ia memutuskan pergi mengendarai mobilnya. Ma Roo yang kembali, berselisih jalan telat beberapa detik. Ma Roo masuk ke dalam rumah, yang ada hanya baju Cho Ko yang dipakai Eun Gi terlipat rapi. Ia pun melihat foto pantai yang ingin dikunjunginya, dibelakang ada tulisan Ma Roo nampak berpikir. (Sepertinya itu tulisan Eun Gi love Ma Roo #sok tahu hahaha).
Sementara itu Jae Hee datang ke tempat safe deposit box untuk mengambil berkas yang dilindunginya saat terjadi pembunuhan. Jae Hee teringat saat pengacara Ahn memberitahukan kalau Presdir ingin memulai perang sampai habis-habisan. Pengacara Ahn juga menyuruh Jae Hee bersembunyi di tempat aman dulu sementara ia mengurusnya.
Jae Hee teringat bagaimana pembunuhan itu terjadi. Flashback;
Sebelumnya ada seseorang laki2 yang menelepon ke kantor tempat Jae Heebekerja. Kebetulan Jae Hee yang mengangkatnya, laki2 itu ingin memberikan sebuah info tentang Presdir Taesan. Jae Hee yang seorang reporter ambisius akhirnya datang menemui laki2 yang menelepon itu mengetahui akan mendapat mangsa besar. Laki2 itu memberikan setumpuk dokumen bukti yang bisa menghancurkan Taesan dan Presdir Seo. Ternyata Presdir Seo mengumpulkan dana ilegal secara rahasa,manipulasi harga saham sampai pemalsuan laporan keuangan. Tapi Jae Hee tak sependapat dengan bukti itu saja tak akan cukup menghancurkan Taesan. Jae Hee yang tahu kalau laki2 itu hanya tak terima dengan perlakuan Taesan padanya menyarankan agar dengan bukti2 itu ia membuat perjanjian dengan Taesan saja, meminta ganti rugi atas pengabdian bertahun-tahun laki2 itu dengan ancaman dokumen tersebut. Laki-laki itu pun menahan Jae Hee yang beranjak pergi, menyadari kalau Jae Hee mengenal Presdir Seo. Laki2 itu ingat kalau Jae Hee reporter HBS yang disukai Presdir Seo. Laki2 itu akan berbuat yang tak senonoh pada Jae Hee, Jae Hee pun memukulnya dengan botol bekas minuman lalu mendorongnya hingga laki2 itu kepentok meja. Laki2 itu pingsan lalu sudah pasti mati. Flashback End.
Eun Gi sampai di pantai yang ada di foto. Wow pemandangannya indah sekaleee. Lalu Eun Gi memfoto pemandangan yang ada dihadapannya dan mengirimnya ke Ma Roo. Ma Roo yang menerima foto itu pun menyadari kalau Eun Gi pergi ke sana. Ma Roo bergegas menyusul Eun Gi ke sana.
Sementara itu Jae Hee sampai rumah, ia memegang erat berkas dokumen yang diambilnya. Di kantornya pengacara Park mulai menyiapkan berkas2 pendukung untuk menjerat Jae Hee dan pengacara Ahn. Di lain ruangan pengacara Ahn mulai membereskan barang2nya.
Eun Gi duduk di pasir menikmati suara deburan ombak pantai. Ma Roo yang sudah sampai segera menghampirinya. “Kenapa kau ke sini sendirian?”tanyanya. Eun Gi menjawab kalau ia tiba2 ingin melihat laut. Ia pun mengucapkan terima kasih atas baju dan sepatunya. “Bagaimana kau tahu ukuranku? Kau pasti sering ganti pacar kan?”tebak Eun Gi.
“Begitulah.”jawab Ma Roo cuek, sembari duduk di samping Eun Gi.
“Ini lebih bagus daripada yang di foto kan? Aku tidak tahu ada tempat seindah ini di Korea.”kata Eun Gi. “Ini bukan pertama kalinya kau ke sini ya?”sindirnya.
“Ini pertama kalinya untukku.”jawab Ma Roo santai. “Sebelumnya aku ingin mengajak seseorang ke sini…Tapi tidak jadi.” Eun Gi nampak meragukan jawaban Ma Roo. “Siapa dia?”tanyanya.
“Dia orang yang pernah aku cintai.”jawab Ma Roo. Eun Gi pun kembali bertanya siapa orang itu. Setelah terdiam sebentar, Ma Roo pun menjawab kalau itu Han Jae Hee. Ma Roo menatap Eun Gi, Eun Gi hanya diam menahan kekecawaan.
Alamak salah paham ni, Ma Roo nampaknya sudah mulai menyukai Eun Gi tapi Eun Gi salah paham dengan kata2 Ma Roo yang seharusnya tak ia dengar. Ditambah Ma Roo suka mengatakan kata2 yang ambigu bisa membuat Eun Gi salah paham namun sebenarnya secara tak langsung ia berkata jujur.
Apa yang akan dilakukan Jae Hee dengan berkas itu?. Jangan lewatkan episode selanjutnya hehehe.
Posted only on PelangiDrama
DO NOT REPOST TO OTHER SITE/FP !!!
Please be patient!!! don’t ask next episode! OK!
Pelangi Drama 
tulisan di balik foto jaehee ❤ maroo
SukaSuka
@54m= eh Jae Hee love Ma Roo ya tulisan di belakang foto pantai itu kirain Ma Roo love Eun Gi wkwkwkwkwk, gomawo yo infonya 🙂
SukaSuka