[Sinopsis J-Drama] Nobunaga no Chef Episode 8

Aku, yang masuk ke zaman periode negara-negara menjadi koki Nobunaga sebelum aku tahu. Aku tahu bahwa wanita yang ada dalam ingatanku dari zaman Heisei, Youko juga berada di periode ini. Pergerakan yang menginginkan Nobunaga berhenti dari usahanya mempersatukan negara semakin intens. Pada akhirnya, musuh terburuk, Kennyo dari Ishiyama Hongan-ji memberontak. Karena hal itu, aku segera menuju ke puri Omi Usayama untuk menghentikan Mori Yoshinari yang siap mati.
~ Sinopsis Nobunaga no Chef episode 8 ~

Ken dan Natsu bersiap berangkat menuju Omi. Tiba-tiba mereka mendengar bunyi gemerisik. Saat menoleh, mereka dikejutkan oleh munculnya seorang perempuan yang memandang Ken, Youko.
Youko yang memang mencari-cari Ken segera berlari menyongsong Ken dengan penuh kerinduan. Youko segera memeluk Ken sembari memanggil nama lengkap Ken, Kenichirou. Ken yang blank hanya bisa membalas ucapan Youko dengan bergumam,”Youko.” Natsu memperhatikan keduanya, sedangkan Ken bingung apakah namanya yang sebenarnya adalah Kenichirou? Youko mendengar apa yang dikatakan Ken. Ia segera melepaskan pelukannya.
Ken berkata ini sama seperti ingatannya, Youko mengenakan anting berlian yang sama seperti yang ia ingat. Giliran Youko yang bingung dengan apa yang dikatakan Ken. Ken meminta Youko untuk mengatakan padanya siapa dirinya, mengapa ia bisa datang ke periode Sengoku? Youko heran dengan pertanyaan Ken. Ia cemas dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada Ken? Ken tidak bisa menjelaskannya. Natsu yang melihat itu segera mendekati mereka dan mengatakan kebenarannya.
“Ken tidak bisa mengingat banyak hal tentang periode yang disebut Heisei. Anda datang dari Heisei juga, kan?” ucap Natsu. Youko kaget mendengar penjelasan Natsu. Ia minta penjelasan pada Ken mengenai apa yang disampaikan Natsu tadi.
“Apakah itu benar Kenichirou? Apakah itu berarti kau juga lupa tentang aku juga?”
“Satu-satunya hal yang ada dalam pikiranku sejak datang ke sini adalah dirimu. Namun itu semua sangat kabur dan aku sama sekali tidak ingat sesuatu yang konkret. Itulah sebabnya aku ingin kau mengatakan padaku, Youko-san. Apa yang kau tahu tentangku?” tanya Ken bersungguh-sungguh. Youko terdiam dan teringat dengan ancaman Kennyo padanya.
Belum sempat Youko berkata, mereka kembali dikejutkan munculnya orang yang mengacungkan senjata mengancam, “Siapa kau?! Tidak ada seorangpun yang melewati gunung ini berhasil keluar hidup-hidup!” Si pengancam itu berjalan mendekati mereka, namun salah satu kakinya masuk ke lumpur menyebabkan ia agak sulit bergerak. Ia mengenali Youko yang tinggal di kuil Ishiyama Hongan-ji. Youko segera menarik tangan Ken dan mengajaknya berlari. 
1570. Pertempuran di kastil Noda Fukushima dengan faksi Miyoshi. Karena pemberontakan Ishiyama Hongan-ji yang dipimpin Kennyo mengubah keunggulan tentara Nobunaga. Puri Usayama tempat di mana Mori Yoshinari berada dikelilingi oleh para biksu dari Mt. Hiei, Enryaku-ji atas perintah Kennyo.
 
Mori Yoshinari menerima laporan dari salah satu prajuritnya bahwa prajurit biarawan dari Enryoku-ji telah mengepung benteng Omi. Prajuritnya berfikir mungkin utusan yang menyampaikan pesan tidak mampu mencapai tempat Oyakata-sama. Yoshinari tidak percaya dengan ucapan prajurit tersebut. Ia bergegas masuk dan memandang peta lokasi benteng di mana ia berada.
“Apa yang kau katakan?! Tidak bisakah mengatakan tentang barisan prajurit Azai-Asakura?! Dengan cara ini Oyakata-sama akan berada di bawah serangan kedua faksi Miyoshi dan Ishiyama Hongan-ji serta tentara sekutu Azai-Asakura.”
Sementara itu, di tenda milik Nobunaga, salah seorang prajuritnya memberitahu jika para tentara Ishiyama Hongan-ji meninggalkan Ishiyama dan berbaris menuju Yodogawa (sungai). Nobunaga segera memerintahkan mereka untuk menyambut para prajurit Ishiyama dengan serangan.
Di kuil Ishiyama, Kennyo berkata pada salah satu pengikutnya bahwa peperangan melawan Nobunaga akan menjadi perang yang panjang. Tiba-tiba, Kennyo mencari Youko. Orang yang sedang berbicara dengan Kennyo berkata mereka belum mengetahui di mana Youko berada saat ini.
Youko, Ken dan Natsu masih bersembunyi dari orang yang mengejar mereka. Youko menduga orang tersebut adalah seorang prajurit biarawan dari Mt. Hiei Enryaku-ji. Natsu heran mendengarnya. Youko merasa Ishiyama Hongan-ji telah bergabung dengan perang ini. Tiba-tiba dari arah bawah terdengar teriakan beberapa orang. Ken menduga mereka tertangkap, namun Youko mencegah Ken bergerak. Ternyata bukan mereka yang dimaksud. Ada seorang pembawa pesan dari Yoshinari yang tertangkap para prajurit biarawan tersebut dan mereka segera membunuhnya. Para prajurit itu merasa senang karena mereka berhasil mencegah pembawa pesan untuk Nobunaga sampai ke tujuannya, setidaknya hingga pasukan sekutu dari Azai-Asakura tiba. Salah seorang dari mereka masih curiga dengan “orang yang mencurigakan” yang ia lihat beberapa waktu lalu. Ia menduga wanita yang bersama dengan orang tersebut berasal dari tempat Kennyo-sama. Rekannya memerintahkan agar mereka segera menemukan orang yang dimaksud (a.k.a Ken). Natsu takut, cepat atau lambat mereka pasti akan segera ditemukan. Ken memutuskan mereka harus segera menemui Yoshinari.
Mendengar percakapan Ken dan Natsu, Youko berkata ia akan pergi. Ia akan mengalihkan perhatian para prajurit itu agar Ken dan Natsu bisa melarikan diri dari kejaran mereka. Ken merasa itu bukan ide yang baik, lagipula Youko belum menjawab pertanyaannya. Youko berjanji akan memberitahu Ken saat mereka bertemu kembali. Natsu tidak percaya mereka akan bisa bertemu dengan Youko lagi. Ia mendesak Youko agar menjawab pertanyaan Ken. Youko memandang Natsu dan bertanya padanya,”Apakah anda ingin tahu? Hubungan saya dengan Kenichirou di Heisei?” Youko berkata ia akan meninggalkan Ken dan ia akan baik-baik saja. Ken berusaha mengejar Youko, namun Natsu menghalanginya.
Youko segera turun. Para prajurit melihat Youko dan segera menghampirinya. Mereka mengenali Youko berasal dari tempat Kennyo-sama dan mengantar Youko ke sana. Ken hanya bisa memandang Youko dari tempatnya bersembunyi. Sebelum benar-benar meninggalkan Ken, Youko menoleh ke belakang untuk memandang Ken terakhir kalinya.
Natsu dan Ken akhirnya melanjutkan perjalanan mereka. Ken terlihat tidak bersemangat, berkali-kali ia menoleh ke arah belakang. Natsu mengetahuinya. Ia menegur Ken yang masih memikirkan Youko sementara Nobunaga dan Yoshinari berada dalam bahaya. Ken mengatakan pada Natsu menurut sejarah yang ia ketahui Nobunaga belum akan meninggal, sedangkan Yoshinari ia tidak tahu. Ia merasa hingga insiden Honno-ji, orang yang berharga baginya tidak akan meninggal. Ia tidak tahu sejarah bagaimana dan kapan Mori Yoshinari akan meninggal. Natsu heran mendengar Ken berbicara seperti itu.
Yoshinari memerintahkan anak buahnya untuk kembali mengirim pesan pada Nobunaga setelah pembawa pesannya dibunuh oleh prajurit biarawan. Ia mendengar kabar itu dari Ken dan Natsu yang telah sampai ke puri Omi. Setelah memerintahkan hal itu, Yoshinari mencoba tombak buatan Natsu. Ia memuji tombak tersebut. Ken menyampaikan pesan Nobunaga pada Yoshinari. “Nobunaga-sama mengatakan pada kami untuk memberitahu Anda agar mempersiapkan jamuan untuk merayakan kemenangan perang.”
Yoshinari mengiyakan pesan yang disampaikan Nobunaga melalui Ken.
“Tapi, tombak panjang… “
“Apa?”
“Yoshinari-san, Anda tidak mempersiapkan diri untuk menyerahkan nyawa Anda, bukan? Bukankah tombak panjang itu merupakan sebuah bukti rencana Anda?”
Yoshinari belum menjawab pertanyaan Ken. Ia memandangi tombak panjang di tangannya. Tiba-tiba salah satu prajurit melaporkan sesuatu.
“Lapor! Musuh, selain Azai-Asakura dan para biksu dari Mt. Hiei telah ditambah dengan kekuatan kerusuhan sekte Ikko. Jumlahnya ada 30.000 tentara.”
Yoshinari berkata jumlah tentara mereka hanya 3.000, bagaimana melawan 30.000 tentara musuh? Para sekutu Yoshinari bertanya apa yang harus mereka lakukan sekarang?
“Karena pemberontakan Ishiyama Hongan-ji, Oyakata-sama akan tetap tinggal di Settsu. Jika kita membiarkan Azai-Asakura melangkah lebih jauh, maka tentara Oda akan sirna. Oleh karena itu, kita akan bergabung. Blokir jalan utama Sakamoto dan menahan pasukan Azai-Asakura. Kita harus mengirim seorang utusan untuk membawa pesan pada Oyakata-sama dan membayar harga! Kita akan menjadi perisai untuk melindungi Oyakata-sama!”
Ken dan Natsu kaget dengan keputusan Yoshinari. Ia menegur Yoshinari, jika mereka melakukan hal ini sama seperti bunuh diri. Natsu berusaha mengingatkan Ken, namun Yoshinari terlanjur mendengarnya. Ken berusaha meralat pernyataannya. Ia berusaha memberi usulan agar Yoshinari tidak perlu bertempur, mereka hanya mengepung sebuah puri. Yoshinari tidak setuju, jika mereka melakukan usulan Ken maka akan ada banyak tentara musuh meninggalkan puri dan menyerang Oyakata-sama dari belakang. Ken masih mencoba membujuk Yoshinari, ia menawarkan usulan agar mereka diam-diam melarikan diri dari para biksu prajurit lewat belakang dan membantu Nobunaga. Yoshinari masih membantah usulan Ken. Jika ia melakukan apa yan dikatakan Ken, maka tentara Azai-Asakura akan mendatangi Oyakata-sama. Ken berusaha menjelaskan namun Natsu memotong dan mengingatkan Ken agar tidak ikut campur.
“Nobunaga-sama tidak ingin Yoshinari meninggal!” ucap Ken. Yoshinari kesal dengan apa yang dikatakan Ken. Ia mengayunkan tombaknya ke arah Ken dan bertanya siapa sebenarnya Ken? Seorang koki seharusnya tidak membahas tentang perang. Mendengar hardikan Yoshinari, Ken meminta izin untuk memasak. Yoshinari mempersilahkan Ken melakukan apapun yang ia inginkan. Yoshinari berkata mereka tidak memiliki bahan apapun kecuali terong yang mereka peroleh dari para petani. Ken merasa itu sudah cukup.
Di dapur, Ken berkata pada Natsu meskipun tadi ia memakai nama Nobunaga, namun sebenarnya dirinyalah yang tidak menginginkan Yoshinari meninggal. Natsu paham dengan pemikiran Ken.
“Pemimpin klan Oda dan kokinya… Aku tahu perbedaan status antara keduanya.. Tapi kupikir Yoshinari adalah teman.”
Natsu merasakan hal yang sama dengan Ken. Ia mengiyakan apa yang Ken katakan padanya.
“Mari kita kirimkan perasan kita padanya dengan hidangan ini,” ucap Ken bersemangat.
Ken mulai memasak terong-terong yang ada. Ia meminta Natsu untuk menumbuk terong yang telah direndam. Sambil memasak, Ken mengingat apa yang pernah dikatakan Yoshinari. “Orang-orang lemah adalah yang paling menderita selama perang terjadi,” ucap Yoshinari kala itu. Ken teringat saat Yoshinari memuji teknik memasak yang dipakai Ken. Juga saat mereka mengadakan perjalanan ke Sakai.
Youko masuk ke kuil Ishiyama Hongan-ji. Ia teringat saat dirinya ditolong Kennyo ketika pertama kali masuk ke era Sengoko dan juga intimidasi yang ia terima dari Kennyo. Tiba-tiba Kennyo keluar dari ruangannya dan mulai menyindirnya dengan “wanita tak dikenal muncul….”, pasti berhubungan dengan laporan prajurit yang menemukan dirinya dan Ken serta Natsu tadi. Youko buru-buru berlutut dan berkata ia tidak tahu apapun. Namun Kennyo yang sudah diliputi cemburu tidak terima dengan alasan Youko. Ia minta Youko mengatakan padanya siapa pria yang bersamanya malam tadi. Youko tentu saja tidak mau mengaku ia bertemu Ken. Ia pura-pura tidak mengerti apa maksud perkataan Kennyo. Ia berkata dirinya merupakan milik Kennyo. Kennyo benar-benar marah. Ia memukul bahu Youko dengan kipasnya. Untuk menyalurkan emosinya, ia menarik tasbihnya hingga putus dan bijinya berjatuhan.
“Betapapun cemasnya dirimu, selama dia bersama dengan Nobunaga hidupnya tidak akan bertahan lama. Kekuatan Nobunaga berkembang terlalu cepat membuat banyak orang tidak suka. Itulah sebabnya aku memanggil mereka. ‘Mengelilingi mereka. Tujuan kami hanyalah kepala Nobunaga. Langkah pertama mengambil tangan kanan Nobunaga (Puri Usayama)’.”
Ken menjelaskan hidangan yang telah dibuatnya. Terong kaviar style dengan telur rebus lembut, sup terong dingin dan plum kering, terong pasta dengan rasa poppy saus daging. Yoshinari memuji Ken karena semua hidangannya menggunakan bahan dari terong adalah keterampilan Ken yang luar biasa. Ken berterimakasih mendengar pujian dari Yoshinari.
Yoshinari segera mencoba hidangan yang ada di depannya. “Betapa menyegarkan.. Entah kenapa aku tidak memiliki nafsu makan tapi rasa asam dari buah plum kering dan manisnya terong membangkitkan nafsu makanku,” ucap Yoshinari saat mencicipi supnya. “Makanan ini memiliki tekstur seperti pasta lemak ikan yang sebenarnya. Aku tidak akan berfikir jika ini adalah terong,” komentar Yoshinari saat mencoba kaviar terong. Demikian juga saat ia mencoba terong pasta, “jadi ini adalah kulit terong?”
“Kulit terong memiliki rasa seperti daging,” jelas Ken. Yoshinari memuji Ken yang menggunakan semua bagian terong tanpa kecuali. Natsu berkata mereka masih memiliki satu hidangan lagi. “Batang terong yang telah dibakar, efektif sebagai obat untuk gigi berlubang dan sariawan,” ungkap Ken. Yoshinari kagum melihat Ken menggunakan semua bagian terong.
“Terong memiliki kehidupan sendiri. Jadi tidak ada yang sia-sia,” kata Yoshinari.
“Tentu saja, itu sama seperti kehidupan manusia,” ucap Ken. Yoshinari meminta agar Ken memasak masakan yang sama seperti yang ia hidangkan padanya hari ini pada semua orang besok. Ken tersenyum mendengar permintaan Yoshinari dan mengiyakan permintaannya.
Esoknya, semua prajurit menikmati hidangan yang sama seperti yang dimakan Yoshinari kemarin. Mereka sangat menikmati masakan yang lezat yang dibuat Ken. Yoshinari terlihat gembira mendengar dan melihat para prajurit menikmati makanan. Ia mengatakan bahwa orang yang memasak makanan mereka hari itu adalah kepala koki Nobunaga.
“Ini adalah makanan yang dibuat oleh kepala koki Oyakata-sama. Singkatnya makanan ini mengandung pesan dari Oyakata-sama. Ia hendak mengatakan bahwa tentara terkecil memiliki kehidupan yang berguna. Terong ini, seperti darah dan daging kita.. hidup kita… akah hidup dalam Oyakata-sama! Berikan hidup Anda untuk menahan Azai-Asakura!”
Ken dan Natsu terkejut dengan apa yang baru saja dikatakan Yoshinari. Ken berusaha menegur Yoshinari. Yoshinari mengerti apa yang hendak dikatakan Ken. Ia minta maaf atas apa yang ia baru saja katakan namun tekadnya telah bulat dan tidak bisa digoyahkan lagi. “Meskipun aku menyesal membuat semua orang ikut bagian dari rencana Yoshinari namun aku masih sulit mengatakan jika aku tidak ingin kau mati,” ucap Ken.
Kaede melapor pada Nobunaga bahwa pertempuran di Yodogawa telah berakhir dengan kemenangan berada di pihak mereka. Ishiyama Hongan-ji mungkin berencana untuk mengepung. Nobunaga memikirkan strategi yang akan dilakukan Kennyo berkaitan dengan kondisi ini, mereka tidak akan menarik pasukannya dengan cepat. Di sisi Nobunaga, Shogun Ashikaga diam-diam mengutuki Kenyo. Mengapa Kennyo tidak segera menyerang Nobunaga.
Nobunaga bertanya pada Kaede, apakah ada utusan dari Yoshinari di puri Usayama? Kaede menjawab belum. Nobunaga merasa janggal dan segera memerintahkan Kaede untuk pergi ke tempat Yoshinari. Mori Ranmaru mulai khawatir dengan keadaan ayahnya.
Di puri Usayama, Yoshinari sedang memegang kantung berisi kacang. Ia teringat saat Nobunaga memberikan kacang tersebut padanya.
=Flashback=
“Yoshinari, aku memberimu kacang ini. Mereka memiliki nilai seharga satu perahu besar.”
“Sebuah perahu besar? Apakah salah satu perahu ini?”
“Mereka hanyalah kacang di dunia yang bodoh ini. Tetapi meski bodoh namun merupakan dunia yang menarik.”
“Benar.”
“Sekarang mereka hanyalah kacang di mana kita tidak tahu bagaimana cara memakannya. Tapi suatu hari kita akan menyebrangi lautan, pergi ke daerah penghasil kacang dan mencari tahu. Saat waktu itu tiba Yoshinari, mari kita makan untuk isi hati kita untuk dunia.”
“Aku akan mengikuti Anda.”
=Flashback end=
Yoshinari bersiap untuk memimpin pasukannya. “Jangan biarkan seorang prajuritpun lolos.”
Mori Yoshinari, untuk mencegah musuh menyerang Nobunaga, berangkat dengan 3.000 tentara untuk memblokir jalan. Lawan mereka adalah pasukan besar yang terdiri dari 30.000 tentara dari Azai-Asakura, Ikko Ikki dan para biksu dari Mt. Hiei Enryaku-ji. Untuk Yoshinari ini adalah perang besar dan mempertaruhkan nyawanya.
 
Di puri Omi, Ken juga bersiap ikut berperang. Natsu mengingatkan Ken di antara pasukan musuh ada prajurit yang sangat muda dan juga orang tua, apakah Ken sanggup membunuh orang? Lagipula Ken tidak memiliki persiapan seperti Yoshinari (Ken bukan seorang prajurit atau terbiasa melakukan peperangan). Ken menyadari hal itu, namun dirinya juga tidak bisa hanya duduk diam di sana menunggu hasilnya. Melihat Ken yang tidak bisa dihalangi niatnya Natsu akhirnya menyerah. Ia berkata akan ikut bersama Ken, karena ia sama seperti Ken tidak bisa hanya menunggu dan tidak bisa berpisah dengan Ken, ow! Ken tersentuh dengan pengakuan Natsu.
Peperangan berlangsung sengit. Disela-sela melawan musuh, Yoshinari mengobarkan semangat juang prajuritnya. Di tempat lain, Ken dan Natsu berlari menuju medan perang. Sepanjang jalan, Ken bergumam agar Yoshinari tidak mengorbankan dirinya sendiri. Sementara itu, Kaede juga berlari menuju puri Omi.
Musuh mulai menggunakan panah api untuk mendesak lawan mereka. Salah satu anak buah Yoshinari hendak memberitahu pimpinannya, sayang ia lebih dulu ditusuk. Yoshinari yang mengetahuinya marah dan balas menusuk prajurit yang melukai anak buahnya. Tanpa ia sadari, prajurit pemanah bersiap menembaknya. Saat Yoshinari lengah, prajurit tersebut menembak dan mengenai dadanya.
Salah satu prajurit musuh mengetahui Yoshinari terkena panah. Ia berteriak mereka telah melumpuhkan pemimpin musuh. Mendengar teriakan lawan, salah satu anak buah Yoshinari menjadi makin bersemangat melawan musuh. Pihak musuh merasa di atas angin. Mereka mengelilingi Yoshinari yang terduduk menahan sakit. Di tengah kesakitannya, Yoshinari teringat Nobunaga. Demi ingatannya akan Oyakata-sama, semangat Yoshinari kembali muncul. Ia tak menghiraukan sakitnya dan melawan musuh kembali. Sayangnya musuhnya tidak seimbang. Pihak musuh mengelilinginya dan salah satu yang berada di belakangnya segera menusuk Yoshinari dengan tombak. Di sisa tenaganya, Yoshinari teringat dengan Nobunaga yang menjadi sumber kekuatannya.
“Bagaimana jika aku mati sia-sia di sini? Kau mimpiku. Terus maju untuk negara yang Anda impikan. Tanpa melihat ke belakang, seperti yang Anda inginkan….”
Yoshinari mengangkat tombaknya, namun ia sudah tidak kuat. Ia jatuh berlutut. Di saat yang sama, Ken dan Natsu tiba di lokasi peperangan. Mereka melihat Yoshinari yang tidak berdaya dan tertikam katana. Di tempat lain, Mori Ranmaru yang tengah mengikuti Nobunaga terpeleset dan membuat sandal jeraminya putus. Ia meminta maaf pada Nobunaga atas kecerobohannya tanpa tahu yang sebenarnya terjadi pada ayahnya. Namun sepertinya Nobunaga menduga ada sesuatu yang terjadi pada Yoshinari.
Ken dan Natsu segera membawa Yoshinari ke tempat yang aman. Prajurit musuh tanpa sengaja melihat mereka. Ia berteriak dan menginginkan kepala Yoshinari. Ken dan Natsu takut, sebab mereka tidak bisa melawan musuh. Untungnya Kaede datang tepat waktu. Ia berhasil menghalau musuh. Kaede segera meminta Ken dan Natsu membawa Yoshinari ke puri.
Natsu dan Ken membawa Yoshinari ke puri. Sepanjang jalan, Ken berdoa agar Yoshinari selamat, meskipun hal itu akan melawan sejarah. Mereka sampai di gerbang puri. Yoshinari berusaha berbicara. Ia mengatakan ada sesuatu dalam baju perangnya. Ken mencari benda yang dimaksud Yoshinari dan ketemu. Ia segera membuka kantong tersebut. Ken menduga isinya adalah biji kopi, namun ternyata biji kakao.
“Aku mendapatkannya dari Oyakata-sama. Aku berfikir untuk memakannya suatu hari nanti. Ken, bisakah kau memasaknya?” ucap Yoshinari.
“Ya, aku akan membuat sesuatu. Jadi mohon tunggu!” jawab Ken.

Natsu merawat Yoshinari. Di sana juga ada Ken yang sedang menghancurkan biji kakao. Natsu bertanya pada Ken apa yang akan ia buat? Namun Ken menjawab ia belum tahu. Biji kakao kering bukan bahan yang buruk. Tetapi rasanya sangat pahit dan tidak enak dimakan.
Tiba-tiba Yoshinari berbicara. “Aromanya. Jadi ini adalah bau dunia.” Yoshinari teringat saat Nobunaga berbicara padanya setelah menyerahkan biji kakao tersebut. Ken dan Natsu berusaha mencari tahu apa maksud perkataan Yoshinari, namun sepertinya sia-sia. Ken kemudian teringat jika Nobunaga memiliki persediaan gula. Ia bisa membuat coklat menambahkan gula yang dimiliki Nobunaga. “Yoshinari, coklat adalah makanan yang manis dan lezat juga memiliki efek menghilangkan kelelahan. Jika Anda memakannya, Anda akan merasa lebih baik.”
Natsu terharu dengan apa yang dikatakan Ken. Sambil menangis ia mengatakan pada Yoshinari, “Jika Ken berkata demikian maka hal itu benar. Yoshinari-san, saat kita kembali ke Gifu, mari kita makan bersama-sama.” Yoshinari mendengar semua pembicaraan mereka. Ia menasihati Natsu agar tidak menangis. “Natsu-dono, Anda baik hati, seorang wanita yang kuat. Aku yakin… Anda akan hidup bersama-sama.” Natsu justru tambah sedih dan menangis lagi mendengar perkataan Yoshinari. Ken meminta agar Yoshinari tidak berbicara banyak dulu. Yoshinari tidak menghiraukan permintaan Natsu dan Ken. Ia justru “menitipkan” Nobunaga pada Ken. Ken tidak percaya dengan permintaan Yoshinari. Ia berjanji akan membuatkannya coklat sesampainya mereka di Gifu. Namun janji Ken belum sempat terealisasi, karena setelah ia memberikan pesannya yang terakhir pada Ken, Yoshinari meninggal dunia.
19 September 1570 – Mori Yoshinari meninggal dalam pertempuran pada usia 48 tahun
 
Kaede melaporkan pada Nobunaga bahwa pasukan Azai-Asakura melakukan iring-iringan untuk menyongsong pasukan Nobunaga. Namun Yoshinari dan pasukannya menghadang mereka. Sayangnya mereka terdesak dan kalah. Nobunaga menanyakan kondisi Yoshinari. Kaede melaporkan Yoshinari tewas dalam pertempuran. Semuanya kaget mendengar berita tersebut, terutama Ranmaru. Kaede melanjutkan laporannya. Pasukan Azai-Asakura sekarang menuju ke ibukota. Nobunaga marah mendengar kabar tersebut. Ia segera memerintahkan untuk membubarkan benteng dan bersiap menuju ke ibukota. Untuk Ranmaru, Nobunaga memerintahkannya untuk menuju ke Usayama. Shogun Ashikaga merasa ini bukan situasi yang baik, ia segera melaporkan keadaan Nobunaga pada Azai-Asakura. Ranmaru bergegas lari menuju Usayama.
“Dengan kematian Mori Yoshinari, Oda Nobunaga kini dikepung dari semua sisi. Karena kau berkata bahwa kau sama-sama berasal dari era Heisei, kau tidak bisa melihat hidup Ken, bukan? Sama seperti kehidupan Nobunaga, hidupnya tidak akan lama. Apa yang akan kau lakukan sekarang, Nobunaga!” ucap Kennyo-dono di hadapan Youko.
Nobunaga meninggalkan ibukota. Karena informasi rahasia dari shogun Ashikaga Yoshiaki, tentara Azai-Asakura pergi ke Mt. Hiei. Oleh karena itu, Nobunaga dikelilingi oleh Azai-Asakura, Ishiyama Hongan-ji, Faksi Miyoshi dan Mt. Hiei Enryaku-ji. Keadaan perang kembali menemui jalan buntu.
 
Ranmaru telah sampai Usayama. Ia melampiaskan kesedihannya dengan menyalahkan Ken. Ken yang memang merasa bersalah karena terlambat mencegah Yoshinari bertempur hanya bisa meminta maaf. Ia berkata seandainya ia lebih kuat… Ranmaru menyalahkan permintaan maaf Ken. Ia merasa ayahnya melakukan hal ini atas kehendaknya sendiri. Mendengar perkataan Ranmaru, Ken memuji sikap dewasa Ranmaru meskipun ia masih sangat muda. Dibandingkan dengan dirinya sendiri, ia merasa tidak memiliki semangat dan kekuatan seperti Ranmaru. Natsu yang mendengar penyesalan dan perasaan bersalah Ken menghiburnya. 
Nobunaga memasuki Omi setelah meninggalkan ibukota menuju Usayama.
Di dalam puri, Nobunaga memerintahkan untuk membawa Yoshinari ke hadapannya. Anak buahnya kemudian membawakan pakaian perang milik Yoshinari beserta tombaknya. Nobunaga memandangi pakaian tersebut dengan sedih. Ken menghadap Nobunaga sambil membawa baki berisi makanan.
Nobunaga sedikit tersenyum melihat Ken. Ia sedikit terhibur karena Ken aman. Ken menjawab dengan sedih. Nobunaga bertanya hidangan apa yang dibawa Ken. Saat mengangkat wajahnya, terlihat air mata Ken mengalir di pipinya. “Royal style thrush. Hidangan yang Yoshinari-san inginkan sebelum kematiannya,” ucap Ken. Nobunaga terkejut mendengar perkataan Ken. Ia bertanya apakah Yoshinari memakannya? Ken menjawab Yoshinari tidak memiliki waktu untuk mencobanya. “Saus ini, bukan sup ini dibuat dengan kacang ini,” ucap Ken sambil menunjukkan beberapa biji kakao yang masih mentah pada Nobunaga.
Nobunaga terkejut melihat biji kakao tersebut. Ia teringat saat dirinya memberikan biji itu pada Yoshinari dan percakapan mereka saat itu. “Apakah dia berharap menggunakan kacang tersebut sebagai bahan masakan?” tanya Nobunaga. Ken menjawab iya dengan mantap. Nobunaga memerintahkan Ken untuk membagi makanan tersebut menjadi dua bagian, satu untuknya dan satu untuk Yoshinari. Ken mengerti perintah Nobunaga.
Nobunaga mencoba hidangan yang sudah disiapkan Ken di hadapannya. Ia berkata rasanya aneh.
“Gaya kerajaan, di negara yang disebut Perancis adalah hidangan klasik untuk Raja. Kerajaan berarti Raja dan keluarga Raja. Bukankah Yoshinari berharap agar kacang ini rasa akhir dunia karena ia berharap pemimpin akan menuntun mereka?” jelas Ken. Nobunaga memandang lurus ke meja yang dipersiapkan untuk Yoshinari. Ia membayangkan Yoshinari duduk dan makan hidangan tersebut bersama-sama dengannya. “Kau bodoh Yoshinari. Jika kau akan mati, maka kau seharusnya meninggal setelah mengetahui rasa hidangan ini,” ucap Nobunaga. Ia kemudian berdiri, mengambil piring yang diberikan untuk Yoshinari dan dibawanya keluar. Setelah di luar, piring tersebut dilemparkannya sambil berkata,” Masih ada lagi. Ada banyak lagi! Yoshinari!” ucap Nobunaga yang sudah tidak bisa menyembunyikan kepedihannya. Iapun meneteskan air matanya untuk Yoshinari. Setelah berhasil menguasai emosinya, Nobunaga segera memerintahkan semua pasukannya untuk mengepung Mt. Hiei dan memusnahkan Azai-Asakura.
Tentara Nobunaga dan Azai-Asakura kembali terlibat perang yang berlarut-larut di sekitar Mt. Hiei. Sementara itu, Ishiyama Hongan-ji menyebabkan kerusuhan di antara para pengikutnya.
 
Di kuil Ishiyama Hongan-ji, Youko tengah mempersiapkan sebuah kudapan bagi Kennyo. Ia membuat Pates de Fruits. Kennyo yang melihat kesibukan Youko mendekatinya dan ingin mencoba makanan tersebut. Setelah mencicipinya, Kennyo memuji makanannya enak. Youko berterimakasih mendengar pujian dari Kennyo, namun wajahnya tampak tidak bergembira.
Hideyoshi melaporkan pada Nobunaga bahwa pasukan mereka telah datang memberikan bantuan untuk mengalahkan musuh. Ia kemudian menyampaikan gagasannya untuk melawan pasukan Azai-Asakura.
“Bagaimana jika menggunakan taktik kelaparan untuk Azai-Asakura di Mt. Hiei? Atau menangkap Ishiyama Hongan-ji yang tengah lengah melawan faksi Miyoshi? Atau….”
Nobunaga diam saja mendengar usul Hideyoshi. Ia menjawab akan memikirkan strategi yang akan ia lakukan, namun saat ini Nobunaga merasa Hideyoshi belum pantas untuk mengusulkan strategi. Ia malah meminta agar Hideyoshi menyapu daun-daun kering di kebun. Meskipun kecewa dengan respon Nobunaga, Saru mengiyakan perintah Nobunaga dan meninggalkannya sendiri.
Nobunaga duduk menghadapi irori (perapian yang digunakan sebagai pemanas ruangan) sambil menuliskan pemikirannya menggunakan abu bekas kayu bakar yang ada di dalamnya. Setelah menulis, ia mendapatkan sebuah ide.
Untuk menemukan jalan keluar dari kesulitan… untuk menyerang pada usaha sendiri.
Nobunaga berjalan bersama para pengikutnya. Tiba-tiba Ken berlari menyongsong Nobunaga dan bertanya apakah ia dipanggil Nobunaga. Nobunaga memerintahkan Ken agar menunggu di situ sebab shogun akan segera datang.
Shogun Ashikaga datang marah-marah karena ia dipanggil untuk datang ke tempat Nobunaga. Semua anak buah Nobunaga menghormat pada shogun. Tiba-tiba Nobunaga berdiri dan mendekati shogun Ashikaga. Shogun Ashikaga ketakutan melihat Nobunaga yang berjalan mendekatinya. Ia takut jika Nobunaga menyerangnya. Yang terjadi justru sebaliknya. Nobunaga berlutut di hadapan Shogun dan membuat semua orang terkejut. Shogun Ashikaga merasa ini bukan hal baik karena tidak biasanya Nobunaga melakukan hal ini. “Dengan kekuatan Anda, saya ingin mendapatkan perintah kekaisaran dari Kaisar di pengadilan kekaisaran,” ucap Nobunaga menjelaskan sikapnya yang tiba-tiba menghormat shogun Ashikaga.
“Kau ingin aku mengatur perundingan perdamaian dengan Ishiyama Hongan-ji?” tanya shogun Ashikaga.
Nobunaga membenarkan. “Dalam situasi ini kau akhirnya mengetahui posisimu. Benar bukan, Nobunaga? Aku tidak akan mengesampingkan urusan ini. Tentu saja jika kau mempercayakan padaku dengan membandingkan posisimu,” kata shogun Ashikaga bangga sambil merendahkan Nobunaga.
“Bukan. Aku ingin menyelesaikannya dengan sebuah lomba,” kata Nobunaga.
“Lomba?”
“Benar. Biarkan kaisar menentukan hasilnya dan yang kalah menerima kemenangan pihak pemenang. Itulah yang saya pikirkan.”
Hideyoshi kagum dengan hasil pemikiran Nobunaga yang selalu out of the box.
Shogun Ashikaga tertarik dengan ide Nobunaga. Ia bertanya lomba seperti apa yang ingin dilakukan Nobunaga? Menggunakan busur, pedang atau sumo?
“Memasak,” jawab Nobunaga mantap.
Ken yang juga mengikuti pembicaraan mereka kaget dengan ide yang diusulkan Nobunaga. Ia akan melakukan kompetisi masak di depan kaisar dan melawan koki dari Ishiyama Hongan-ji, yang berarti adalah Youko.
Bersambung..
Farewell Mori Yoshinari. Ia mendedikasikan hidupnya untuk membuat mimpi Nobunaga tercapai. Sekalipun Ken berusaha menghalanginya, ia tidak merubah keputusannya. Nobunaga benar-benar terpukul kehilangan salah satu tangan kanan sekaligus sahabatnya tersebut. Pertemuan Ken dengan Youko belum menjawab misteri mengapa Ken bisa berada di periode Sengoko. Akankah Youko benar-benar menepati janjinya saat mereka bertemu kembali nanti, dalam perlombaan memasak? Yosh, tinggal satu episode tersisa. 
Thanks to : D-Addict & doramax264
Written by Yohana [FB | Twitter]
Captured Image by  +ari airi [Twitter]
Only posted on pelangidrama.net
DON’T REPOST TO OTHER SITE!!!
Don’t ask next episode, ok!

2 pemikiran pada “[Sinopsis J-Drama] Nobunaga no Chef Episode 8

Tinggalkan komentar